Anda di halaman 1dari 4

Mosi : mengingat pengaruh budaya barat terhadap identitas kultural lokal

Pembicara 1 : assalamualikum wr wb, shallom, omswastiyastu, namo buddhaya, salam kebajikan dan
salam sejahtera bagi kita semua. Dewan juri yang terhormat,, moderator dan timing kita yang kami
hormati, tim lawan yang kami banggakan serta hadirin yang kami cintai. Sebelum kita memulai mosi
perdebatan kali ini.. izinkan kami dari tim kontra untuk memperkenalkan diri. Perkenalkan saya istitah
dwi aulia selaku pembicara pertama, (ishma-azharel”sekian terimakasi”)

Pembicara 1 : baik, terima kasih untuk waktu dan tempat yang telah diberikan kepada saya. Saya
sebagai pembicara 1 menyatakan bahwa kami sangat sangat setuju dengan mosi perdebatan kali ini,
yaitu... mengingat pengaruh budaya barat terhadap identitas kultural lokal.

Menurut kamus besar bahasa Indonesia ”budaya barat” adalah keseluruhan cara hidup, cara berpikir,
dan pandangan hidup bangsa-bangsa di belahan bumi bagian Barat (Eropa dan Amerika).

Menurut kamus besar bahasa Indonesia kata “kultural” merujuk pada sesuatu yang berhubungan
dengan kebudayaan. Berarti identitas kultural lokal adalah ciri khas budaya asli suatu wilayah atau
kelompok masyarakat itu sendiri.

Menurut undang – undang no 5 tahun 2017 pasal 1 ayat 4 tentang pemajuan kebudayaan, menunjukkan
bahwa kita harus memelihara kebudayaan indonesia dengan cara melestarikannya dan tidak
terpengaruh budaya asing. Namun Indonesia sangat bertolak belakang dengan pasal tersebut, banyak
artikel – artikel dan berita – berita yang menunjukkan bahwa kebudayaan Indonesia terancam hilang.

Menurut artikel indonesia.id pada senin 20 mei 2019 ”Saat ini kesenian dan kebudayaan barat terus
mendominasi kebudayaan di dalam negeri, seakan-akan telah menjadi konsumsi sehari hari bagi
generasi muda. Generasi muda yang dulunya bersemangat dalam mempelajari seni dan budaya
tradisional sekarang musnah ditelan zaman.”

Dilansir dari kompasiana.com pada 15 maret 2023 ”Banyak budaya lokal terancam karena hilangnya
perhatian publik dan kurangnya dukungan pemerintah. Selain itu pengaruh budaya barat juga dapat
menyebabkan hilangnya identitas budaya lokal Indonesia dan membingungkan masyarakat ketika
memilih antara budaya tradisional dan budaya barat.”

Dewan juri yang terhormat, dari artikel dan berita yang tadi saya sampaikan, kita bisa lihat sendiri bahwa
kebudayaan barat semakin hari semakin mendominasi dan kebudayaan kita sendiri justru semakin hari
semakin luntur. Padahal, masuknya kebudayaan barat ini banyak sekali menimbulkan dampak – dampak
negatif bagi identitas kebudayaan Indonesia diantaranya :

1. Berkurangnya remaja yang mengetahui musik, tarian, pakaian dan makanan tradisional khas
negaranya sendiri,
2. Dapat menimbulkan kurangnya sopan santun dan tata krama,
3. Cara berpakaian ala barat yang tidak sesuai dengan norma norma yang berlaku di indonesia,
4. Meningkatnya penyebaran budaya LGBT dan seks bebas yang jelas jelas Indonesia sangat
sangat menolak kebudayaan tersebut,
5. Dapat menghilangkan jati diri seseorang,
6. Rentan terhadap kriminalitas dan konflik seperti contohnya penyalahgunaan narkoba, dan
sikap individualisme.
Pembicara ke 2 : Baik Terimakasih atas waktu dan kesempatan yang telah diberikan, Dewan Juri yang
terhormat. Disini saya akan menyampaikan argumentasi saya serta memperkokoh argumentasi dari
pembicara pertama tim kami. Tetapi sebelumnya izinkan saya untuk menyanggah argumentasi dari tim
lawan:..

Baik, selanjutnya masuk ke ranah argumentasi saya :

1. Berkurangnya remaja yang mengetahui musik, tarian, pakaian, dan makanan tradisional khas
negaranya sendiri.

Mereka cenderung lebih mengenal dan mengadopsi tren musik, tarian, pakaian, dan makanan dari
budaya luar negeri, sering kali tanpa memahami atau menghargai kekayaan budaya lokal. Hal ini
dapat mengancam keberlanjutan dan kelestarian budaya bangsa, karena generasi muda kehilangan
identitas budaya mereka sendiri.

2. dapat menimbulkan kurangnya sopan santun dan tata krama.

Dalam interaksi sehari-hari, pengaruh budaya asing kadang-kadang merusak nilai-nilai tradisional
yang menekankan rasa hormat dan sopan santun terhadap orang lain. Dalam beberapa kasus,
remaja yang terpengaruh oleh budaya asing dapat mengadopsi gaya hidup yang lebih individualistik
dan kurang memperhatikan norma-norma sosial yang berlaku di Indonesia.

3. Cara berpkaian ala barat yang tidak sesuai dengan norma yang berlaku di Indonesia

Para remaja tidak ingin dikatakan kuno, kampungan kalau tidak mengikuti cara berpakaian ala barat
karena dinilai modern, tren dan mengikuti perkembangan zaman. Para remaja juga merasa bahwa
kebudayaan di negerinya sendiri terkesan jauh dari MODERENISASI. Sehingga para remaja merasa
gengsi kalua tidak mengikuti perkembangan zaman meskipun bertentangan dengan nilai nilai ajaran
agama dan budayanya. Sehingga pada akhirnya para remaja lebih menyukai kebudayaan barat
dibandingkan dengan kebudayaan kita sendiri.

4. Meningkatnya Penyebaran LGBT dan seks bebas yang jelas jelas Indonesia sangat menolak
kebudayaan tersebut karena itu sangat melanggar norma.

Perilaku tersebut merupakan budaya barat yang bertentangan dengan nilai dan norma ketimuran
yang dianut bangsa Indonesia. Seperti negara Jerman yang melegalkan atau mengsahkan pernikahan
sesama jenis atau LGBT. Dan negara Denmark yang melegalkan seks bebas. Perilaku seks bebas
bukanlah budaya Indonesia dan sangat bertentangan sekali dengan dengan nilai dan norma Susila
bangsa Indonesia. Ketika dua hal ini masuk ke Indonesia. Maka dari itu akan merusak generasi
generasi muda Indonesia Karna hal itu bisa menyebabkan gangguan mental dan psikologi.

5. Dapat menghilangkan jati diri seseorang.

Ketika individu terlalu terpengaruh oleh tren dan gaya hidup global, mereka mungkin kehilangan
identitas kultural mereka sendiri. Ini dapat menyebabkan perasaan kebingungan dan kehilangan akar
budaya, yang pada gilirannya dapat merugikan kesejahteraan mental dan emosional seseorang.
6. Rentan terhadap kriminalitas dan konflik seperti contohnya penyalahgunaan narkoba, dan
sikap individualisme.

Terdapat risiko bahwa eksposur yang berlebihan terhadap budaya global dapat membuat
masyarakat lebih rentan terhadap kriminalitas dan konflik. Misalnya, penyalahgunaan narkoba sering
kali terkait erat dengan gaya hidup individualistik dan eksperimental yang seringkali dibawa oleh
globalisasi. Sikap individualisme juga dapat menyebabkan konflik sosial karena masyarakat menjadi
kurang peduli terhadap kebutuhan dan perspektif orang lain.

Pembicara ketiga : Terima kasih atas waktu yang diberikan, dan saya akan melanjutkan argumen
untuk mendukung mosi "Mengingat Pengaruh Budaya Barat Terhadap Identitas Kultural Lokal." Pada
bagian ini, saya akan mengulas aspek-aspek lain yang menunjukkan bahwa integrasi budaya Barat
dapat memberikan kontribusi positif terhadap keberagaman dan perkembangan identitas kultural
lokal.

1. Membuka Pintu bagi Perubahan Positif dan Meningkatkan Pembangunan Masyarakat:

Tim kontra mungkin berpendapat bahwa sementara globalisasi dapat membuka pintu bagi
perubahan, tidak semua perubahan itu positif. Terlalu cepatnya asimilasi dengan budaya global
dapat menyebabkan hilangnya nilai-nilai tradisional yang selama ini membangun identitas
masyarakat. Misalnya, fokus pada pertumbuhan ekonomi dapat membawa dampak negatif terhadap
lingkungan dan kesejahteraan sosial, menciptakan kesenjangan yang lebih besar di dalam
masyarakat.

Penting untuk mempertimbangkan bahwa perubahan tidak selalu menghasilkan pembangunan yang
berkelanjutan, dan terkadang dapat meninggalkan sebagian masyarakat tertinggal. Pengembangan
infrastruktur dan teknologi mungkin tidak merata di seluruh wilayah, dan ini bisa meninggalkan
kesenjangan pembangunan antara daerah perkotaan dan pedesaan.

2. Pola Pikir Menjadi Lebih Modern:

Tim kontra mungkin mencatat bahwa, meskipun pola pikir yang lebih modern dapat membawa
inovasi dan kemajuan, namun tidak semua aspek dari modernisasi sesuai dengan nilai-nilai lokal.
Nilai-nilai tradisional seperti kebersamaan dan kearifan lokal mungkin diabaikan atau digantikan oleh
individualisme yang sering diasosiasikan dengan modernisasi. Pola pikir modern juga dapat
membawa dampak negatif seperti konsumerisme berlebihan dan hilangnya nilai-nilai spiritual yang
memiliki peran penting dalam masyarakat Indonesia.

3. Memperkaya Keberagaman Budaya Lokal:

Tim kontra mungkin menekankan bahwa sementara globalisasi dapat membawa unsur-unsur baru ke
dalam kebudayaan lokal, tetapi juga membawa risiko homogenisasi budaya. Budaya global yang
dominan dapat menggusur atau menggantikan keunikan budaya lokal. Terlebih lagi, eksposur yang
berlebihan terhadap budaya asing dapat menyebabkan kehilangan identitas dan membuat generasi
muda kehilangan akar budaya mereka.
Penting untuk mempertimbangkan bahwa pengaruh budaya global dapat menyebabkan peniruan
dan adopsi tanpa pemahaman yang cukup tentang nilai-nilai budaya tersebut. Ini dapat menciptakan
distorsi dan interpretasi yang tidak tepat terhadap budaya asing, yang pada gilirannya dapat merusak
esensi dan makna budaya tersebut.

4. Memajukan Kualitas Pendidikan:

Tim kontra mungkin menyoroti bahwa, sementara globalisasi dapat membawa teknologi dan akses
terhadap sumber daya pendidikan global, namun tidak selalu menjamin peningkatan kualitas
pendidikan. Misalnya, pengaruh globalisasi dalam bentuk kurikulum internasional dapat
mengabaikan kebutuhan dan realitas lokal, yang dapat mengakibatkan ketidakrelevanan dan
kurangnya kontekstualisasi.

Penting untuk mengakui bahwa dalam beberapa kasus, fokus pada standar pendidikan global dapat
menciptakan tekanan tambahan pada siswa dan guru, meningkatkan tingkat stres dan kelelahan
mental. Terlebih lagi, pengaruh globalisasi dalam pendidikan juga dapat menciptakan kesenjangan
pengetahuan dan keterampilan antara mereka yang mampu mengakses pendidikan global dan
mereka yang tidak mampu.

5. Memperkenalkan Budaya Lokal ke Internasional:

Tim kontra mungkin mempertanyakan apakah memperkenalkan budaya lokal ke tingkat internasional
selalu menghasilkan hasil positif. Terkadang, upaya tersebut dapat menyebabkan komodifikasi dan
komersialisasi budaya, di mana unsur-unsur budaya menjadi semata-mata alat pemasaran tanpa
mempertimbangkan konteks aslinya. Selain itu, terlalu banyak eksposur internasional juga dapat
menyebabkan degradasi dan distorsi dari makna asli suatu budaya.

Penting untuk memastikan bahwa ketika memperkenalkan budaya lokal ke tingkat internasional, itu
dilakukan dengan penuh rasa hormat dan kesadaran terhadap konteks budaya aslinya. Hal ini dapat
melibatkan penghargaan terhadap norma-norma, nilai-nilai, dan tradisi yang ada, tanpa
mengeksploitasi atau merendahkan makna budaya tersebut.

Dalam menyimpulkan, tim kontra menyajikan argumen yang penting untuk dipertimbangkan.
Mereka menyoroti bahwa, meskipun globalisasi membawa potensi positif, hal itu juga dapat
membawa risiko dan tantangan yang harus diatasi secara bijak untuk memastikan bahwa dampaknya
pada masyarakat Indonesia lebih merata dan berkelanjutan. Dalam menghadapi dinamika
globalisasi, masyarakat perlu mempertimbangkan keseimbangan yang tepat antara pembukaan
terhadap perubahan dan pelestarian nilai-nilai lokal yang penting.

Anda mungkin juga menyukai