Metode Pelaksanaan Spesifikasi Teknis Iplt
Metode Pelaksanaan Spesifikasi Teknis Iplt
1. UMUM
1.2.2. Bila gambar tidak sesuai dengan Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS), maka yang
mengikat/berlaku adalah RKS.
1.3.2. Kehadiran Direksi selaku wakil Pemberi Tugas untuk melihat, mengawasi, menegur,
atau memberik nasehat tidak mengurangi tanggung jawab penuh tersebut di atas.
1.3.4. Bilamana terjadi gangguan yang dapat mempengaruhi pelaksanaan pekerjaan, maka
Kontraktor berkewajiban memberikan saran-saran perbaikan kepada Pemberi Tugas
melalui Direksi, apabila hal ini tidak dilakukan, Kontraktor bertanggung-jawab atas
kerusakan yang timbul.
1.3.5. Kontraktor bertanggung-jawab atas keselamatan tenaga kerja yang dikerahkan dalam
pelaksanaan pekerjaan.
1.3.6. Segala biaya yang timbul akibat kelalaian Kontraktor dalam melaksanakan pekerjaan
menjadi tanggung-jawab Kontraktor.
1.4.3. Kontraktor wajib memberi tahu secara tertulis kepada Pemimpin Proyek dan Direksi,
nama dan jabatan Pelaksana untuk mendapatkan persetujuan.
1.4.4. Bila kemudian hari, menurut pendapat Pemimpin Proyek dan Direksi, Pelaksana
kurang mampu atau tidak cukup cakap memimpin pekerjaan, maka akan dibertahukan
kepada Kontraktor secara tertulis untuk mengganti Pelaksana.
1.4.5. Dalam waktu 7 (tujuh) hari setelah dikeluarkan Surat Pemberitahuan, Kontraktor
harus sudah menunjuuk Pelaksana baru atau Kontraktor sendiri (penanggung
jawab/Direktur Perusahaan) yang akan memimpin pelaksanaan.
1.5.3. Semua bahan sebelum dipasang harus disetujui secara tertulis oleh Pemberi tugas,
selanjutnya contoh tersebut harus diserahkan kepada Direksi sebanyak 4 (empat) buah
dari satu bahan yang ditentukan untuk menetapkan “standar of appearance” paling
lambat waktu penyerahan contoh bahan adalah dua (2) minggu sebelum jadwal
pelaksanaan.
1.5.4. Keputusan bahan, jenis, warna, tekstur dan produk yang dipilih, akan diinformasikan
kepada kontraktor selama tidak lebih dari 7 (tujuh) hari kalender setelah penyerahan
contoh bahan tersebut.
1.5.5. Penyimpanan dan pemeliharaan bahan harus sesuai persyaratan pabrik yang
bersangkutan, dan atau sesuai dengan spesifikasi bahan tersebut di atas.
1.6.2. Bahan-bahan yang tidak memenuhi syarat-syarat atau kwalitas jelek yang dinyatakan
afkir/ditolak oleh Direksi, harus segera dikeluarkan dari lapangan bangunan selambat-
lambatnya dalam tempo 3x24 jam dan tidak boleh dipergunakan.
1.6.3. Apabila sesudah bahan-bahan tersebut dinyatakan ditolak oleh Direksi dan ternyata
masih dipergunakan oleh pelaksana, maka Direksi berhak memerintahkan
pembongkaran kembali kepada kontraktor yang mana segala kerugian yang
diakibatkan oleh pembongkaran tersebut menjadi tanggungan kontraktor sepenuhnya
disamping pihak kontraktor tetap dikenakan denda sebesar 1/1000 ( satu permil ) dari
harga borongan.
1.6.4. Jika terdapat perselisihan dalam pelaksanaan tentang pemeriksaan kualitas dari bahan-
bahan tersebut, maka kontraktor harus dan memeriksakannya ke laboratorium Balai
Penelitian Bahan-bahan Pemerintah untuk diuji dan hasil pengujian tersebut
disampaikan kepada direksi secara tertulis dengan mwlampirkan hasil pengujiannya.
Segala biaya pemeriksaan ditanggung oleh Kontraktor.
1.6.5. Sebelum ada kepastian dari laboratorium tersebut diatas tentang baik atau tidaknya
kualitas dari bahan-bahan tersebut, Pelaksana tidak diperkenankan melanjutkan
Pekerjaan-pekerjaan yang mengunakan bahan-bahan tersebut diatas.
Pasal 1
PERSIAPAN DAN PENGUKURAN
1.1.4. Pembuatan direksi keet dilengkapi meja rapat, meja,, papan tulis, dan alat-alat tulis,
serta bangsal kerja yang dilengkapi dengan peralatan-peralatan yang diperlukan,
seperti perancah-perancah, steger-steger, persiapan tempat/bahan/air dan
sebagainya.
1.2.2. Standar/rujukan
Tidak ada.
Pasal 2
PEKERJAAN GALIAN DAN URUGAN KEMBALI
2.2. STANDAR/RUJUKAN
American Society for Testing and Materials (ASTM).
Semua peraturan dan standar lokal yang berlaku.
2.3.3. Pemadatan
Kontraktor harus menyediakan peralatan pemadatan yang memadai untuk
memadatkan urugan maupun daerah galian.. Pemadatan dengan menyiram dan
menyemprot tidak diijinkan.
Bila tingkat pemadatan tidak memenuhi, perbaikan harus dilakukan sampai
tercapai nilai pemadatan yang disyaratkan. Bahan yang ditempatkan di atas lapisan
yang tidak dipadatkan dengan baik harus disingkirkan dan harus dipadatkan
kembali sesuai petunjuk Konsultan pengawas.
2.4. BAHAN-BAHAN
Lihat butir 2.5. Pelaksanaan Pekerjaan dari Spesifikasi Teknis ini.
2.5.3. Pemadatan
2.5.3.1. Umum
Jika diperlukan, setiap lapisan sebelum dipadatkan harus memiliki
kadar air yang sesuai dengan ketentuan agar dihasilkan pemadatan
dengan nilai kepadatan yang sesuai.
Bahan harus memiliki kadar air yang seragam pada seluruh lapisan
bahan yang akan dipadatkan. Setiap lapisan harus dipadatkan dengan
merata menggunakan stemper.
Pemadatan dilakukan pada arah memanjang sepanjang timbunan dan
biasanya dimulai dari sisi terluar dan menuju ke arah tengah dengan
cara sedemikian rupa agar setiap bagian menerima tingkat pemadatan
yang sama.
Pasal 4
PEKERJAAN BATU BELAH
4.5 Pemeliharaan
Selama pasangan batu belah belum di-finish, kontraktor wajib untuk memelihara dan
menjaga atas kerusakan atau pengotoran oleh bahan lain.
Apabila pada saat di-finish terdapat keruksakan, berlubang dan lain sebagainya.
Kontraktor harus memperbaiki sampai dinyatakan dapat diterima oleh direksi/konsultan
pengawas.
Biaya ini ditanggung oleh kontraktor dan tidak dapat di-klim sebagai pekerjaan tambah.
Pasal 5
PEKERJAAN STRUKTUR BETON
5.2 Material
5.2.1 Besi Beton
Baja tulangan yang dipakai harus dari baja mutu U 24 polos (BJTP) untuk
sengkang, U 39, U 32 ulir (BJTD) untuk tulangan pokok, kecuali bila
disebutkan lain dalam gambar rencana/kerja.
Ukuran baja harus sesuai dengan gambar, dan penggantian dengan diameter
lain hanya berdasarkan ijin tertulis dari Tim Teknis. Bila penggantian
disetujui, maka luas penampang yang diperlukan tidak boleh kurang dari
perhitungan atau gambar.
Besi beton yang digunakan harus diterima dalam keadaan baru, tidak boleh
cacat atau terdapat serpihan, gelembung, lipatan, dan atau tanda-tanda yang
menunjukan kelemahan dari material tersebut, sehingga pada percobaan
lengkung 180 derajat tidak terlihat adanya tanda-tanda seperti getas.
Besi beton juga harus bebas dari kotoran, lemak, karat lepas atau hal lain yang
dapat mempengaruhi perletakan beton dengan besinya.
Kawat beton/ikat harus berkwalitas besi lunak yang telah dipijarkan
berdiemater 1 mm.
Toleransi besi
5.2.3 Agregat
Agregat kasar harus berupa kerikil atau batu pecah yang mempunyai
susunan gradasi yang baik, cukup syarat kekerasannya dan padat atau
tidak porous, serta kadar lumpur dari pasir beton tidak boleh melebih
4% berat.
Dimensi maksium dari agregat kasar tidak lebih dari seperempat
dimensi beton yang terkecil dari bagian konstruksi bersangkutan.
Pasir harus terdiri dari butir-butir yang bersih, kasar, tajam, dan bebas
dari bahan-bahan organis, lumpur, tanah lempung, dan sebagainya.
Pasir dan kerikil yang digunakan harus memenuhi syarat-syarat warna,
kekerasan, dan tekanan hancurnya tidak boleh kurang dari tekanan
hancur yang telah mengeras.
Kontraktor harus hanya menggunakan satu sumber untuk setiap
agregat yang telah disetujui Tim Teknis, untuk menjamin kesamaan
kualitas dan grading semalam masa pelaksanaan.
5.2.4 Air
Air yang digunakan harus air tawar yang bersih dan tidak mengadung
minyak, asam, garam, alkalis, atau satu dan lain hal sesuai dengan yang
disyaratkan PBI 1971.
5.3 Persyaratan umum pelaksanaan pekerjaan struktur beton
5.3.1 Sebelum melaksanakan pekerjaan beton, pemborong diwajibkan membuat
Shop Drawing untuk mendapat persetujuan dan keputusan dari Direksi.
Sekurang-kurangnya 3 hari sebelum pengecoran pertama pemborong
sudah menyerahkan Mix Design untuk mutu beton K. 225.
5.3.2 Pemborong harus bertanggung jawab terhadap seluruh pekerjaan sesuai
dengan ketentuan-ketentuan yang disyaratkan , termasuk kekuatan;
toleransi dan penyelesaiannya. Khusus untuk pekerjaan beton bertulang
yang terletak langsung di atas tanah, harus dibuatkan lantai kerja beton
ringan dengan campuran semen : pasir : koral = 1:3:5. Semua pekerjaan
yang dihasilkan harus mempunyai mutu yang sebanding dengan standar
yang umum berlaku.
Apabila Konsultan Pengawas/Tim Teknis memandang perlu, pemborong
dapat meminta nasihat-nasihat dari tenaga ahli yang ditunjuk Konsultan
Pengawas atas beban pemborong.
5.3.1 Semua pekerjaan tersebut baik untuk pekerjaan awal, kelengkapan yang
diperlukan dan penyelesaiannya, harus dilaksanakan oleh tenaga ahli
berpengalaman yang mengerti benar akan pekerjaan.
5.3.2 Sebelum dimulai pengecoran beton, seluruh cetakan harus dibersihkan
dari kotoran-kotoran serbuk gergaji, potongan kayu, tanah, potongan
kawat ikat, dan lain-lain yang dapat mempengaruhi mutu beton.
Disamping itu, seluruh bidang cetakan harus dibasahi secukupnya serta
perlu diadakan tindakan-tindakan untuk menghindarkan pengumpulan air
pembasahan tersebut pada sisi bawah cetakan.
5.3.3 Keseluruhan pekerjaan terikat kokoh pada tempatnya/dudukannya
maupun bentuknya, sehingga tidak mudah berubah selama pengecoran
berlangsung. Penggetaran dan pengrojokan harus menampilkan hasil
yang sesuai dengan gambar baik bentuk, jumlah, jarak, dan ukurannya.
5.3.4 Adukan dalam keadaan matang baik menurut waktu, jumlah putaran,
bentuk maupun warna.
5.3.5 Beton-beton yang mengeras, kotoran-kotoran pada alat-alat pengaduk
(beton mollen) dan alat-alat pembawa (dolak, ember, roda) harus bersih
dari bahan-bahan yang tidak diinginkan.
5.3.6 Semua pekerjaan pengecoran (struktur, kolom, balok, dinding, plat) harus
diselesaikan sekaligus dalam satu kali pengecoran.
5.3.7 Setiap permukaan beton khusus yang tampak/akan tampak harus dalam
keadaan tanpa cacat berat.
5.3.8 Beton harus dilindungi dari pengaruh panas, hingga tidak terjadi
penguapan cepat.
5.3.9 Persiapan perlindungan atas kemungkinan datangnya hujan harus
diperhatikan.
5.3.10 Beton harus dibasahi paling sedikit selama 7 hari berturut-turt setelah
pengecoran.
5.10 Pengecoran
5.10.1 Beton tidak boleh dicor sebelum semua pekerjaan cetakan, ukuran dan
letak baja tulangan beton sesuai dengan gambar pelaksanaan,
pemasangan sparing-sparing instalasi, penyokong, pengikat dan lain-
lainnya selesai dikerjakan. Sebelum pengecoran dimulai permukaan-
permukaan yang berhubungandengan pengecoran harus sudah disetujui
oleh Konsultan Pengawas/Tim Teknis.
5.10.2 Segera sebelum pengecoran beton, semua permukaan pada tempat
pengecoran beton (cetakan) harus bersih dari air yang tergenang,
reruntuhan atau bahan lapas. Permukaan bekisting dengan bahan-bahan
yang menyerap pada tempat-tempat yang akan dicor, harus dibasahi
dengan merta sehingga kelembaban/air dari beton yang baru dicor tidak
akan diserap.
5.10.3 Permukaan-permukaan beton yang telah dicor lebih dahulu, dimana akan
dicor beton baru, harus bersih dan lembab ketika dicor dengan beton
baru. Pada sambungan pengecoran ini harus dipakai perekat beton yang
disetujui oleh Konsultan Pengawas. Pembersihan harus berupa
pembuangan semua kotoran, pembuangan beton-beton yang mengelupas
atau rusak, atau bahan-bahan asing yang menutupinya. Semua genangan
air harus dibuang dari permukaan beton lama tersebut sebelum beton baru
dicor.
5.10.4 Perlu diperhatikan letak/jarak/sudut untuk setiap penghentian pengecoran
yang akan masih berlanjut, terhadap sistem struktur/ penulangan yang
ada.
5.10.5 Beton boleh dicor hanya waktu Konsultan Pengawas atau Tim Teknis
yang ditunjuk serta staf Kontraktor yang setara ada di tempat kerja, dan
persiapan betul-betul telah memadai.
5.10.6 Dalam semua hal, beton yang akan dicor harus diusahkan agar dalam
pengangkutan ke tempat posisi terakhir sependek mungkin, sehingga
pada waktu pengecoran tidak mengakibatkan pemisahan antara kerikil
dan spesinya. Pemisahan yang berlebihan dari agregat kasar dalam beton
yang disebabkan jatuh bebas dari tempat yang cukup tinggi, atau sudut
yang terlalu besar atau bertumpuk dengan baja-baja tulangan tidak
diijinkan. Kalau diperkirakan pemisahan yang demikian itu mungkin
akan terjadi Kontraktor harus mempersiapkan tremie atau alat lain yang
cocok untuk mengontrol jatuhnya beton.
5.10.7 Pengecoran beton tidak boleh dijatuhkan lebih tinggi dari 2 meter, semua
penuangan beton harus selalu lapis-perlapis horizontal dan tebalnya tidak
lebih dari 50 cm. Konsultan Pengawas mempunyai hak untuk mengurangi
tebal tersebut apabila pengecoran dengan tebal lapisan 50 cm tidak dapat
memenuhi spesifikasi ini.
5.10.8 Pengecoran beton tidak diperkenankan selama hujan deras atau lama
sedemikian rupa sehingga spesi/mortar terpisah dari agregat kasar.
Selama hujan, air semen atau spesi tidak boleh dihamparkan pada
construksion joint dan air semen atau spesi yang hanyut terhampar harus
dituang sebelum pekerjaan dilanjutkan.
5.10.9 Ember-ember/gerobak dorong beton yang dipakai harus sanggup
menuang dengan tepat dalam slump yang rendah dan memenuhi syarat-
syarat campuran. Mekanisme penuangan harus dibuat dengan kapasitas
minimal 50 liter. Juga harus tersedia peralatan lainnya untuk mendukung
lancarnya pengecoran dimana diperlukan terutama bagi lokasi-lokasi
yang terbatas.
5.10.10 Setiap lapisan beton harus dipadatkan sampai sepadat mungkin, sehingga
bebas dari kantong-kantong kerikil dan menutup rapat-rapat semua
permukaan dari cetakan dan material yang diletakan.
5.11 Waktu dan Cara-cara Pembukaan Cetakan
5.11.1 Waktu dan cara pembukaan dan pemindahan cetakan harus mengikuti
petunjuk Konsultan Pengawas. Pekerjaan ini harus dikerjakan dengan
hati-hati untuk meghindarkan kerusakan pada beton. Beton yang masih
muda/lunak tidak dijinkan untuk dibebani.
5.11.2 Segera sesudah cetakan-cetakan dibuka, permukaan beton harus diperiksa
dengan teliti dan permukaan-permukaan yang tidak beraturan harus
segera diperbaiki sampai disetujui Konsultan Pengawas.
5.11.3 Umumnya diperlukan waktu minimum dua hari sebelum cetakan-cetakan
dibuka untuk dinding-dinding yang tidak bermuatan dan cetakan-cetakan
samping lainnya, tujuh hari untuk dinding-dinding pemikul dan saluran-
saluran, 21 hari untuk balok-balok, plat lantai, pat atap, tangga dan
kolom.
5.12 Perawatan (Curing)
5.12.1 Semua beton harus dirawat (cured) dengan air seperti ditentukan di
bawah ini atau disemprot. Konsultan Pengawas berhak menentukan cara
perawatan bagaimana yang harus digunakan bada bagian-bagian
pekerjaan.
5.12.2 Permukaan beton yang terbuka harus dilindungi terhadap sinar matahari
yang langsung minimal selama 3 hari sesudah pengecoran. Perlindungan
semacam itu dilakukan dengan menutupi permukaan beton dengan deklit
atau karung bekas yang dibasahi dan harus dilaksanakan segera setelah
pengecoran dilaksanakan.
5.12.3 Perawatan beton setelah tiga hari. Yaitu dengan melakukan
penggenangan dengan air pada permukaan beton paling sedikit selama 14
hari terus menerus. Perawatan semacam ini bisa dilakukan dengan
penyiraman secara mekanis arau dengan pipa yang berlubang-lubang atau
dengan cara lain yang disetujui Konsultan Pengawas, sehingga selama
masa tersebut permukaan beton selalu daklam keadaan basah. Air yang
digunakan dalam perawatan harus memenuhi persyaratan spesifikasi air
untuk campuran beton.
5.17.6 Seluruh pekerjaan beton, baik dalam pembuatanmix design maupun pada
pekerjaan fisiknya, campuran beton harus berdasarkan perbandingan
berat, satu dan lain hal harus memenuhi prosedur dalam P.B.i 1971.
5.17.7 Perawatan kubus percobaan tersebut adalah dalam pasir basah tapi tidak
tergenang air , selama 7 (tujuh) hari berturut-turut dan selanjutnya dalam
udara terbuka. Satu dan lain hal harus memenuhi prosedur perawatan
khusus berdasarkan PBI 71 pasal 4.9 seluruh ayat.
5.17.8 Jika dianggap perlu, maka digunakan juga pembuatan kubus percobaan
untuk umur 7 (tujuh) hari dengan ketentuan bahwa hasilnya tidak boleh
kurang dari 65% kekuatan yang diminta pada 28 hari. Jika hasil kuat
tekan benda-benda uji tidak memebrikan angka kekuatan yang diminta,
maka harus dilakukan pengujian beton setempat dengan cara-cara seperti
halnya ditetapkan dalam PBI 71 dengan tidak menambah biaya bagi
pemberi tugas.
5.18 Finishing Beton
5.18.1 Permukaan beton semi expose
Acuan yang dipakai harus cukup tebal dan kaku, dapat berupa plywood
berlapis film, baja atau bahan-bahan lain yang harus mendapat
persetujuan dari Konsultan Pengawas.
5.22 Suhu
5.22.1 Suhu beton sewaktu dituang tidak boleh lebih dari 32 oC dan tidak kurang
dari 45 oC.
5.22.2 Bila suhu dari beton yang dituang berada diantara 27 oC dan 32 oC, beton
harus diaduk ditempat pekerjaan untuk kemudian langsung dicor.
5.22.3 Bila beton dicor pada waktu iklim sedemikian rupa sehingga suhu dari
beton melebihi 32 oC, sebagai yang ditetapkan oleh Konsultan Pengawas,
Kontraktor harus mengambil langkah-langkah efektif, umpanya
mendinginkan agregat, menyampur dengan es dan mengecor pada waktu
malam hari bila perlu, untuk mempertahankan suhu beton, waktu dicor
pada suhu di bawah 32 oC.
Pasal 6
6.2 Pemasangan
6.2.1 Bekisting/cetakan harus dipasang dengan kuat dan pada posisi sesuai
dengan gambar pelaksanaan untuk pondasi.
6.2.2 Bawah sloof yang tidak terletak pada tiang/strauss pile harus dibuat
terlebih dahulu lapisan lantai kerja dari rabat beton setebal 5 cm, dan
pasir urug padat setebal 10 cm sesuai gambar pelaksanaan.
6.2.3 Pada balok sloof harus dipasang stek-stek untuk kolom-kolom praktis
yang letaknya sesuai dengan gambar pelaksanaan.
6.2.4 Pelaksanaan pekerjaan beton selengkapnya harus mengikuti uraian bab
terdahulu (persyaratan pekerjaan beton).
6.2.5 Pola dan lokasi harus sesuai dengan gambar pelaksanaan dan detail
yang ada.
6.2.6 Sebelum pengecoran dimulai, tempat-tempat yang akan dicor harus
dibersihkan dulu dari kotoran-kotoran dan material-material yang bisa
mengakibatkan berkurangnya kekuatan beton.
Pasal 7
PEKERJAAN PERLINDUNGAN
PERSYARATAN PELAKSANAAN
Sebelum pelaksanaan, permukaan dari semua bahan/material yang termasuk dalam
pekerjaan harus bersih dan bebas dari debu, minyak, air dan noda maupun kotoran
lainya, peil atau elevasi permukaan tersebut sudah disetujui konsultan pengawas.
Apabila dari bahan/material yang dipakai ada yang mengandung bahan dasar yang
beracun atau membahayakan kesehatan keselamatan manusia, maka kontraktor harus
menyediakan peralatan pelindung misalnya : masker, sarung tangan dan lain
sebagainya yang harus dipakai pada waktu pelaksanaan pekerjaan.
Selama pelaksanaan pekerjaan, kontraktor harus diawasi oleh Tenaga Ahli/Supervisi
dari pabrik. Biaya untuk hal ini ditanggung oleh kontraktor, tidak daapat di-klim
sebagai pekerjaan tambah. Prosedur pelaksanaan harus sesuai dengan spesifikasi
pabrik.
Pasal 8
PEKERJAAN LAIN-LAIN
Pasal 9
Pasal 10
PEKERJAAN PERPIPAAN
10.3.4 Ketidaksesuaian
10.3.4.1 Kontraktor wajib memeriksa gambar kerja yang ada terhadap kemungkinan
kesalahan/ketidaksesuaian, baik dari segi dimensi, kapasitas, jumlah
maupun pemasangan dan lain-lain.
10.3.4.2 Semua perlengkapan pipa, plumbing dan sambungan yang didatangkan
atau dipasang tanpa tanda/merk harus disingkirkan dan diganti dengan
yang sesuai tanpa tambahan biaya .
10.3.5 Jaminan
Kontraktor harus memberikan kepada pemilik proyek surat jaminan yang
menyatakan bahwa sistem pemipaan telah bekerja dengan baik untuk jangka waktu 1
(satu) tahun sejak tanggal penyerahan terakhir. Selama periode tersebut kontraktor
harus memperbaiki atau mengganti kerusakan dan membayar biaya setiap perbaikan
atau penggantian.
10.4 BAHAN-BAHAN
10.4.1 Umum
Semua bahan, peralatan utama dan peralatan tambahan yang akan dipasang harus
dalam keadaan baru, tidak rusak/cacat dan berkualitas.
10.5.2 Pemasangan
10.5.2.1 Semua sistem pemipaan yang dipasang harus tetap bersih, dan bekerja
dengan baik melalui pengujian berkala yang dilakukan Kontraktor sampai
pekerjaan disertakan dan diterima Pemilik Proyek.
10.5.2.2 Semua pipa harus dipasang sesuai koordinat yang ditentukan.
10.5.2.3 Kontraktor bertanggung jawab mengadakan bagian sambungan yang
diperlukan sehingga membentuk pemasangan yang lengkap. Semua
sambungan harus diperiksa dengan teliti untuk mematikan semua bagian
yang harus bagian yang harus disediakan tersebut sudah lengkap.
10.5.2.4 Semua pemipaan yang disambung dan yang akan dihubungkan dengan
peralatan, harus dilengkapi dengan sambungan pipa atau flens yang sesuai
seperti disebutkan dalam Spesifikasi ini.
10.5.2.5 Pipa harus digunakan dalam panjang penuh jika memungkinkan.
10.5.2.6 Perubahan ukuran pipa harus dilengkapi dengan alat sambung reducer atau
increaser.
10.5.2.7 Katup yang disediakan untuk kesempurnaan sistem kontrol harus
ditempatkan pada lokasi yang mudah dicapai dengan ruang gerak yang
cukup untuk bukaan penuh, pembongkaran, penggantian dengan batang
pengoperasian ke arah horizontal atau vertikal.
10.5.2.8 Pipa pembuangan air kotor harus dipasang menurun minimal 1 cm setiap
100 cm panjang pipa, kecuali bila ditentukan lain dalam Gambar Kerja.
Sebelum pipa pembuangan air kotor dipasang, Kontraktor harus memeriksa
dilapangan semua pipa yang akan dipasang untuk memeriksa benar-
tidaknya sistem pemipaan sehingga pipa-pipa tersebut dapat dipasang
sesuai persyaratan.
10.5.2.9 Setiap peralatan harus dilengkapi dengan katup penutup air yang
ditempatkan sesuai Gambar Kerja, sehingga setiap peralatan dapat
diperiksa secara terpisah tanpa mengganggu peralatan lainnya.
10.5.2.10 Pekerjaan pemipaan yang dibutuhkan penggalian dan pengurugan harus
dilaksanakan sesuai ketentuan dalam Spesifikasi Teknis Pekerjaan Galian
dan Urugan .
10.5.2.11
10.5.4 Roughing-In
10.5.4.1 Roughing-in untuk pipa dan sambungan harus dilakukan sepanjang
konstruksi, dan harus dikoordinasikan antara Konsultan pengawas dan
Kontraktor.
10.5.4.2 Lokasi bukaan dengan ukuran yang tepat untuk lewatnya pipa harus
disediakan bila diperlukan. Lokasi sesuai ketentuan Gambar Jerja, dan
koordinasi posisi terakhir harus dibicarakan dengan Konsultan pengawas.
10.5.4.3 Semua bahan seperti pengikat saluran dan perlengkapan lainnya yang
ditanam dalam beton harus bersih dari segala jenis karat, kerak dan cat.
Pasal 11
PEKERJAAN SANITASI (INSTALASI AIR BERSIH)
Pembersihan pipa (flushing) dengan menggunakan aliran air yang bertekanan oleh
pompa yang disediakan oleh kontraktor.
Pengujian terhadap kebocoran pipa-pipa dengan tekanan hidrolis secara parsial dan
untuk seluruh sistem pemipaan serta mengadakan pengamatan sampai sistem bekerja
dengan baik dan aman.
Asesories
Fitting dari pipa PVC harus dari bahan yang sama dibuat dengan cara
injection moulding.
Floor drain dan clean out dari stanless steel.
Saringan air hujan / roof drain terbuat dari besi tuang atau fiber glass,
yang mempunyai bentuk badan cembung yang berfungsi sebagai
sediment bowl.
3. PEKERJAAN ARSITEKTUR
Pasal 1
PEKERJAAN ADUKAN DAN CAMPURAN
1.1.3.1 Semen
Sesuai dengan persyaratan yang tercantum dalam pasal pekerjaan
Pembetonna.
1.1.3.2 Pasir.
Pasir yang digunakan adalah jenis pasir pasang dengan butir-butir yang tajam,
keras, bersih dari tanah dan lumpur dan tidak mengandung bahan organis.
1.1.3.2 Air.
Air yang dipakai harus bebas dari lumpur, minyak, asam, bahan organik, basa,
garam dan kotoran lainnya dalam jumlah yang dapat merusak.
Pasal 2
PEKERJAAN PASANGAN BATU BATA
2.2.2 Semen
Sesuai dengan persyaratan yang tercantum dalam pasal pekerjaan Pembetonna.
2.2.3 Pasir.
Pasir yang digunakan adalah jenis pasir pasang dengan butir-butir yang tajam, keras,
bersih dari tanah dan lumpur dan tidak mengandung bahan organis.
2.2.4 Air.
Air yang dipakai harus bebas dari lumpur, minyak, asam, bahan organik, basa,
garam dan kotoran lainnya dalam jumlah yang dapat merusak.
2.3.2 Sebelum pemasukan, batu bata harus direndam dalam air bersih dalu sehingga jenuh.
Pada saat diletakkan, tidak boleh ada genangan air di atas permukaan batu bata
tersebut.
2.3.4 Untuk pemasangan dinding bata, dilakukan bertahap setiap tahap terdiri maksimum
24 lapis setiap harinya, diikuti dengan cor kolom dan balok praktis. Persyaratan
pelaksanaan kolom dan balok praktis mengacu pada persyaratn pekerjaan struktur
beton.
2.3.5 Pekerjaan pemasangan bata harus benar benar vertikal dan horizontal. Pengukuran
dilakukan dengan tiang lot dan harus diukur tepat. Untuk permukaan yang datar,
batas toleransi pe-lengkungan atau pencembungan bidang tidak boleh melebihi 5mm
untuk setiap jarak 200Cm vertikal dan horizontal. Jika melebihi, kontraktor harus
membongkar/memperbaiki dan biaya untuk pekerjaan ini ditanggung oleh
kontraktor, tidak dapat diklaim sebagai pekerjaan tambah.
2.3.6 Pesanganan harus sedemikian rupa sehingga ketebalan aduk perekat/spesi harus
setebal 1 cm. Semua pertemuan horizontal dan vertikal harus terisi dengan baik dan
penuh.
2.3.7 Pelaksanaan pemasangan batu bata harus rapi, sama tebal, lurus, tegak dan pola
ikatan harus terjaga baik diseluruh pekerjaan. Pertemuan sudut antara dua dinding
harus rapi dan siku seperti tercantum dalam gambar kerja.
2.3.8 Semua pasangn bata yang tertanam dalam tanah harus dilapis aduk kasar sampai
setinggi permukaan tanah.
2.3.9 Setelah bata terpasang dengan adukan, siar-siar harus dikerok dengan kedalaman 1
cm dengan rapi dan dibersihkan dengan sapu lidi, kemudian disiram air dan siap
menerima plesteran.
2.3.10 Sebelum diplester, permukaan pasangan bata harus dibasahi dengan air terlebih
dahulu dan siar-siar telah dikerok dan dibersihkan.
2.3.11 Pembuatan lubang pada dinding pasangan bata untuk perancah sama sekali tidak
diperkenankan.
2.3.12 Tidak diperkenankan memasang bata merah yang patah dua melebihi dari 5%. Bata
yang patah lebih dari 2 (dua) bagian tidak boleh digunakan.
2.4 Pemeliharaan
Selama pasangan dinding belum di-finish, kontraktor wajib untuk memelihara dan menjaga
atas keruksakan atau pengotoran oleh bahan lain.
Apabila pada saat di-finish terdapat keruksakan, berlubang dan lain sebagainya. Kontraktor
harus memperbaiki sampai dinyatakan dapat diterima oleh direksi/konsultan pengawas.
Biaya ini ditanggung oleh kontraktor dan tidak dapat di-klim sebagai pekerjaan tambah.
Pasal 3
PEKERJAAN PLESTERAN
3 PEKERJAAN PLESTERAN
3.2 Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan yang dimaksud meliputi :
Plesteran aci halus untuk dinding pasangan bata dan permukaan beton.
Plesteran kedap air.
Plesteran biasa.
Plesteran kasar untuk dinding passangan bata yang tertanam dalam tanah.
Pekerjaan plesteran lainnya seperti terurai dalam gambar kerja.
3.4.2.3 Plesteran halus/aci halus adalah campuran PC dengan air yang dibuat
sedemikian rupa sehingga mendapatkan campuran yang homogen.
Plesteran halus ini merupakan pekerjaan penyelesaian akhir dari dinding
pasangan. Pekerjaan plesteran halus ini dilaksanakan sesudah aduk
plesteran sebagai lapisan dasar berumur 8 (delapan) hari, atau sudah
kering.
3.4.2.7 Untuk setiap pertemuan bahan/material yang berbeda jenisnya pada satu
bidang datar, harus diberi naat/celah dengan ukuran lebar 0,7 cm dalam 0,5
cm.
3.5 Pemelihaan
3.5.1 Kelembaban plesteran harus dijaga sehingga pengeringan berlangsung dengan
wajar. Hal ini dilaksanakan dengan membasahi permukaan plesteran setiap terlihat
kering dan melindunginya dari terik panas matahari langsung dengan bahan
penutup yang dapat mencegah penguapan air secara cepat. Pembasahan tersebut
adalah selama 7 (tujuh) hari setelah pengacian selesai. Kontraktor harus selalu
menyiram dengan air sekurang-kurangnya 2 (dua) kali sehari sampai jenuh.
3.5.2 Selama permukaan plesteran belum dilapisi dengan bahan/material akhir.
Kontraktor wajib memelihara dan menjaganya terhadap keruksakan-keruksakan
dan pengotoran dengan biaya ditanggung oleh kontraktor, dan tidaak dapat di-klim
sebagai pekerjaan tambah.
3.5.3 Tidak dibenarkan pekerjaan penyelesaian dengan bahan/material akhir diatas
permukaan plesteran dilakukan sebelum plesteran berumur lebih dari 2 (dua)
minggu cukup kering, bersih dari retak, noda dan cacat lain seperti yang
diisyaratkan tersebut diatas.
3.5.4 Apabila hasil pekerjaan tidak memenuhi semua yang disyaratkan oleh
direksi/konsultan pengawas, maka kontraktor harus membongkar dan memperbaiki
sampai disetujui oleh direksi/konsultan pengawas. Biaya untuk perbaikan tersebut
ditanggung oleh kontraktor dan tidak dapat dijadikan sebagai pekerjaan tambah.
Pasal 4
PEKERJAAN ATAP
4.1.2 Material
4.1.2.1 Pekerjaan rangka atap untuk Kuda–kuda menggunakan baja ringan, sesuai dengan
standar yang dipersyaratkan.
4.1.2.2 Penutup atap menggunakan genteng metal polos dengan kualitas yang baik.
4.1 Umum
Syarat-syarat Khusus Teknis yang diuraikan disini adalah persyaratan yang harus
dilaksanakan oleh Kontraktor adalah hal pengerjaan instalasi maupun pengadaan
material dan peralatan untuk seluruh pekerjaan listrik di dalam bangunan yang akan
dikerjakan.
4.2 Gambar-gambar
4.2.1 Gambar-gambar elektrikal menunjukan secara khusus teknik pekerkaan
listrik yang di dalamnya dircantumkan besaran-besaran listrik dan mekanis
serta spesifikasi tertentu lainnya.
4.2.2 Pengerjaan dan pemasangan peralatan-peralatan harus disesuaikan dengan
kondisi lapangan.
4.2.3 Gambar-gambar arsitektur, struktur, mekanikal elektrikal dan kontrak
lainnya haruslah menjadi referensi untuk koordinasi dalam pekerjaan secara
keseluruhan.
4.2.4 Kontraktor harus menyesuaikan peralatan terhadap perencanaan dan
memeriksanya kembali. Setiap kekurangan/kesalahan perencanaan harus
disampaikan kepada ahli, Konsultan Pengawas atau pihak lain yang
ditunjuk untuk itu.
Lingkup Pekerjaan
Pembuatan Sumur Bor dan Pembuatan Bak Penampungan air beserta Asesoris.
Ketentuan Umum
a. Ketentuan umum yang berlaku didalam pelaksanaan pekerjaan ini adalah :
- P.B.I 1971 (Peraturan Beton Bertulang Indonesia)
- Pedoman Plumbing Indonesia 1979
- Peraturan Perencanaan Bangunan Baja Indonesia (PPBI-1984)
- Peraturan Setempat yang berlaku
- Peraturan Tenaga Kerja / Hukum Peraturan yang berlaku
Dan Peraturan Lain yang berhubungan dengan pembangunan yang diakui diindonesia
maupun ketentuan Khusus lain yang mempunyai nilai dan arti teknis yang sudah
dikenal serta standart pelaksanaan yang dikeluarkan oleh industri – industri bahan
bangunan yang dipakai di pekerjaan ini.
b. Uraian dan ketentuan diatas serta gambar-gambarnya digunakan sebagai pedoman dasar
dalam melaksanakan pekerjaan ini.
c. Perusahaan Jasa Kontruksi bersertifikat bidang pemboran air tanah yang ditandai oleh
Surat Izin Usaha Perusahaan Pemboran Air Tanah (SIPPAT).
Langkah Kerja
Secara umum langkah-langkah yang harus dilakukan pada saat pelaksanaan pemboran air tanah
adalah sebagai berikut :
A. Persiapan
Pekerjaan persiapan meliputi persiapan Lokasi, pembuatan Barak kerja / direksi keet,
mobilisasi peralatan / material. Pembersihan lokasi pembuatan bak lumpur / bentonit dan bak
penampungan serta penentuan Lay Out. Pemasangan peralatan Bor serta pemeriksaan –
pemeriksaan yang sifatnya rutin terhadap mesin, dan pembuatan pondasi mesin Bor agar kuat
menahan amblesan serta bergeraknya mesin bor.
B. Fluida Bor
Fluida Bor berupa Lumpur digunakan untuk terjadinya direct circulation mud flash yaitu
sirkulasi langsung lumpur bor dalam lubang anuius lumpur pemboran yang terdiri dari
campuran air dan tanah lempung, atau sering juga ditambah dengan bahan-bahan kimia /
polimer dengan tujuan untuk memperbesar berat jenis lumpur dan menambah barat adhesi.
Untuk itu kecepatan aliran keatas lumpur bor didalam rongga anulus untuk dapat mengangkat
cutting adalah berkisar 1.8 – 47.5 Meter/menit.
C. Pilot Hole
Untuk Mengetahui Litologi secara lebih detail dan untuk penentuan lapisan yang berpotensi
sebagai akuifer serta bahan perencanaan kontruksi sumur, perlu pembuatan pilot hole dengan
ukuran pipa / rod ”HQ dan NQ”. Pada pelaksanaan pilot hole dilaksanakan pengambilan
sample serbuk bor (Cutting) pada tiap meter kedalaman pemboran untuk deskripsi jenis
mineral penyusunan lapisan Itologi.
B. Kontruksi Sumur
Dari evakuasi kondisi dapat ditentukan rencana kontruksi sumur yang secara teknis mutunya
dapatr dipertanggungjawabkan, perlu dilaksanakan hal-hal sebagai berikut :
1. Pengujian Geofisika Lubang Bor
Maksud utama diadakannya pengujian geofisika lubang bor adalah untuk menentukan
kedalaman serta ketebalan akifer dan susunan lapisan yang akan ditembus saat pemboran.
Sasaran pengujian ini adalah untuk menentukan posisi saringan (Screen) pada kontruksi sumur
yang akan dibuat.
Pengujian Geofisika yang wajib dilakukan meliputi : resiftifity logging dengan Shot dan long
Normal, self potensial atau spontanius potensial logging.
2. Penentuan Jenis, Diameter, panjang serta posisi pipa jambang dan pipa naik
Penentuan jenis pipa kedalaman pemasangan pipa jambang didasarkan pada kondisi lokasi,
namun tetap memperhatikan aspek-aspek lain yaitu :
a. Pengaruh terhadap sumur gali penduduk disekitar sumur
b. Kemungkinan penurunan muka air tanah pada waktu pemompaan
c. Lokasi keterdapatan lapisan yang impermeable untuk penempatan ujung pipa
jambang.
Dimensi ukuran, jenis dan panjang pipa baik jambang maupun naik untuk masing-masing
lokasi sumur bor dapat dilihat pada tabel terlampir, dan teknis pemasangan kontruksi mengacu
pada rencana Gambar Kontruksi di tiap-tiap lokasi.
3. Penentuan jenis, Diameter serta Panjang Saringan (Screen)
Penentuan Panjang dan dimensi saringan (Screen) harus dilakukan untuk mengefisienkan
sumur, yaitu dimana kapasitas jenis dan kemungkinan penurunan maka air tanah selama
pemompaan dapat dicapai bersamaan secara optimal. Pada Akifer bebas (Unconfined)
makimum akan dapat dicapai dengan saringan harus dipasang pada bagian bawah akifer
dengan panjang +/- 1/3 panjang akifer. Sedangkan pada akifer terkekang (Konfined) untuk
mencapai efisiensi kapasitas jenis saringan 90 – 95% saringan harus dipasang sesuai dengan
ketebalan akifer yang ditembus.
Baja profil yang dipakai harus dari baja mutu baik sesui gambar rencana/kerja.
Ukuran baja harus sesuai dengan gambar.
Baja yang digunakan harus diterima dalam keadaan baru, tidak boleh cacat
atau terdapat serpihan, gelembung, lipatan, dan atau tanda-tanda yang
menunjukan kelemahan dari material tersebut, sehingga pada percobaan
derajat tidak terlihat adanya tanda-tanda seperti getas.
Besi baja juga harus bebas dari kotoran, lemak, karat lepas atau hal lain yang
dapat mempengaruhi perletakan.
6. PAVING BLOK
Pekerjaan paving blok dalam lingkup pekerjaan ini adalah pekerjaan pembuatan perkerasan
halaman dan jalan pada lingkungan bak IPLT dengan ketebalan 6 cm.
II. UMUM
Semua yang dibutuhkan dalam persyaratan ini dan untuk keperluan yang berhubungan
dengannya, dan yang mungkin ditentukan oleh Direksi, terdiri dari bahan yang
dipersyaratkan dengan komposisi adukan dan ketebalan yang dianjurkan oleh direksi dan
harus dipasang dengan ketentuan dan persyaratan yang dinyatakan sesuai pada RAB dan
Gambar kerja.
III. BAHAN
Bahan dari paving blok yang dibutuhkan dalam persyaratan teknik ini meliputi jenis paving
blok yang baik dan kuat sehingga tidak hancur bila dilewati kendaraan roda empat dan
mendapat persetujuan dari Direksi lapangan.
Paving blok sebelum dipasang harus mendapat persetujuan dari Direksi, bermutu baik.
Pekerjaan paving blok disini sudah termasuk urugan pasir dibawah pasangan paving blok,
untuk kanstin sebagai penjepit/pengonci dari paving blok dihitung tersendiri sesuai dengan
RAB dan Gambar kerja atas persetujuan Direksi.
IV. PEMASANGAN
Pekerjaan Bak Tempat Dumping dalam lingkup pekerjaan ini adalah pekerjaan
pembuatan perkerasan halaman dan jalan pada lingkungan bak IPLT dengan ketebalan 6 cm.
IV. UMUM
Semua yang dibutuhkan dalam persyaratan ini dan untuk keperluan yang berhubungan
dengannya, dan yang mungkin ditentukan oleh Direksi, terdiri dari bahan yang
dipersyaratkan dengan komposisi adukan dan ketebalan yang dianjurkan oleh direksi dan
harus dipasang dengan ketentuan dan persyaratan yang dinyatakan sesuai pada RAB dan
Gambar kerja.
III. BAHAN
Bahan dari paving blok yang dibutuhkan dalam persyaratan teknik ini meliputi jenis paving
blok yang baik dan kuat sehingga tidak hancur bila dilewati kendaraan roda empat dan
mendapat persetujuan dari Direksi lapangan.
Paving blok sebelum dipasang harus mendapat persetujuan dari Direksi, bermutu baik.
Pekerjaan paving blok disini sudah termasuk urugan pasir dibawah pasangan paving blok,
untuk kanstin sebagai penjepit/pengonci dari paving blok dihitung tersendiri sesuai dengan
RAB dan Gambar kerja atas persetujuan Direksi.
IV. PEMASANGAN
5. Sebelum pemasangan paving blok, permukaan dasar harus diratakan.
6. Setelah pekerjaan tersebut diatas selesai dan mendapat persetujuan Direksi, maka pasir
urug untuk pasangan paving blok dihampar rata, tidak bergelombang.
7. Kemudian paving blok dipasang sedemikian rupa dan kanstin penjepit dipasang sesuai
ketentuan dan mendapat persetujuan Direksi.
8. Akhir pemasangan paving blok harus rapi dari semua kotoran baik sampah,
tanah/lumpurdan kotoran-kotoran lainnya.
7. PERUBAHAN-PERUBAHAN
Apabila ada perubahan dari ketentuan-ketentuan tersebut diatas karena sesuatu hal harus seijin
Direksi
8. PENUTUP