Anda di halaman 1dari 39

BAB l

PENDAHULUAN

A.Latar belakang

Musik adalah sebuah rangkaian nada atau suara yang disusun


menjadi satu kesatuan sehingga menghasilkan irama, lagu, dan suatu
keharmonisan. Musik telah lama ada dan menjadi bagian hidup manusia.
Musik berperan pula sebagai pemersatu bangsa karena musik merupakan
bahasa yang universal yang dapat dinikmati oleh semua orang.
Perkembangan musik di Indonesia mulai menunjukan kemajuan
yang cukup pesat dengan ditunjang oleh teknologi informasi yang baik
sehingga memudahkan penyebaran informasi tentang musik di seluruh
dunia, mulai dari jenis, sejarah, musisi. Hal ini tentunya sangat
berpengaruh terhadap perkembangan musik di Indonesia khususnya
Bandung.
Kebanyakan masyarakat yang mengartikan kebudayaan sebagai
kesenian, meskipun sebenarnya kesenian hanyalah sebagian dari
kebudayaan. Hal ini tentu saja karena kesenian memiliki bobot besar
dalam kebudayaan, kesenian berhubungan dengan kandungan nilai-nilai
budaya, bahkan menjadi wujud dan ekspresi yang menonjol dari nilai-
nilai budaya.
Keanekaragaman budaya di Indonesia sangatlah banyak jenisnya,
serta memiliki berbagai macam keunikan dan keindahan. Jika dilihat dari
sudut pandang kesenian, Indonesia memiliki berbagai kesenian yang
tersebar di berbagai penjuru kota sampai daerah, mulai dari tarian, lagu

1
daerah, alat musik, batik, dan wayang. Namun masih kurang kaderisasi
yang dilakukan oleh para seniman guna memberi kesempatan pada
generasi muda untuk terlibat langsung di dalamnya.
Kota atau kabupaten memiliki keunikan ragam budaya masing-
masing, justru tingkat inilah yang merupakan cikal bakal dari
kebudayaan nusantara. Daerah Jawa Barat mencangkup wilayah kota dan
kabupaten yang kaya akan budaya. Contohnya seperti di kota Bandung
yang memiliki alat-alat musik tradisional yang banyak jenisnya.
Berbagai bahan baku pembuatan alat musik biasanya didapatkan
dari alam. Salah satunya bambu, karena di Bandung banyak terdapat
bambu. Seniman Bandung secara tradisi atau turun-temurun
mengembangkan musik dengan iringan alat musik yang dibuat dari
bambu.
Suling bambu dikenal oleh Joseph Kam, penginjil asal Belanda,
yang datang ke Ambon awal abad ke-16. suling bambu kerap dipakai
masyarakat untuk mengiringi liturgi di gereja. Alat musik tiup ini terbuat
dari bambu dengan ciri-ciri berbentuk ramping yang panjang kurang
lebih 15-30 cm dengan diameter berkisar 3-4 cm.
Musik Suling Bambu selanjutnya berkembang menjadi hiburan
pesta ketika usai panen. Dalam pesta panen suling bambu tidak
dimainkansecara tunggal, melainkan sudah berubah sesuai tuntutan
keramaian yang sedangberkembang. Musik Suling Bambu tidak
dimainkan secara individu tetapi musik Suling Bambu mulai dimankan
secara bersama-bersama.

2
Pertunjukan Musik Suling Bambu pertama kali di ketahui hanya
berbentuk pertunjukan individu. Bentuk pertunjukan Musik Suling
Bambu pertama kali diketahui adalah hanya berbentuk pertunjukan
individu untuk menghilangkan kebosanan dan hanya dipertontonkan
untuk masyarakat yang ada disekitar sawah dan perkebunan ketika
beristirahat.
Pertunjukan musik Suling Bambu hanyalah sebuah bentuk
kesenian yang berkembang turun tenurun menjadi sebuah ruang
kreativitas bagi masyarakat pendukungnya. Pada umumnya masyarakat
membuat sendiri Suling Bambu untuk dimainkan diwaktu istirahat
bekerja di sawah maupun di kebun mereka.
Banyak negara yang memakai alat musik yang dibunyikan dengan
cara ditiup ini.
Suling banyak dimainkan hingga kini. Alat elat ini banyak
dimainkan karena elative mudah untuk memainkannya. Selain itu suling
juga gampang dibuat karena bahan baku utamanya yaitu bambu cukup
mudah ditemukan. Pembuatannya juga cukup mudah. Karena bahan
bakunya gampang ditemukan, suling cukup terjangkau semua kalangan.
Sejarah tentang suling bambu sudah sedemikan lama dan eratnya
dengan peradaban manusia. Suling bambu menghasilkan bunyi siulan
yan kasar dan melengking.

3
B. Pembahasan masalah
Musik tradisional suling bambu sebenarnya merupakan salah satu
alat musik tradisional yang sudah dikenal luas masyarakat Maluku sejak
dahulu, sebelum berbagai alat musik modern bermunculan. Hingga era
1970-an musik suling bambu masih terkenal di Maluku. Alat musik ini
pun mengilhami masyarakat setempat untuk belajar mengenal dan
meniupnya. Bahkan alat musik tiup ini terkenal sebagai musik pengiring
berbagai acara resmi saat penyambutan para tamu maupun dalam
berbagai pesta rakyat Maluku, termasuk mengiringi ibadah di gereja-
gereja. Namun, seiring dengan perkembangan zaman dan hadirnya alat
musik modern, alat musik tradisional ini mulai ditinggalkan dan secara
perlahan semakin menghilang. Seakan ditinggalkan oleh pemiliknya, alat
musik tradisional itu tergantikan oleh temannya yang lebih modern dan
umum digunakan di Eropa. Alat musik tiup semacam brass, terompet,
trombone, horn, tuba dan lainnya.
Sesungguhnya musik tradisional di Tanah Air, termasuk suling
bambu yang khas di Maluku, sudah terkikis sedikit demi sedikit ketika
demam Elvis Presley, The Beatles, Rolling Stones melanda dunia. Di
Indonesia, pada 1960-an dan 1970-an musik Barat mengalir deras dan
tidak terbendung, bahkan ketika Bung Karno melancarkan agitasi ´Go To
Hell with Your Aids kepada Amerika Serikat dan melarang musik ngak

4
ngik ngok´, yang tak kurang membuat personil band terkenal Koes Plus
harus rela tidur di penjara.

Menurut pengamat musik Maluku, Maynard R. N. Alfons, alat


musik suling bambu mulai dikenal orang Maluku dan menjadi musik
tradisional sejak tahun 1815. Kala itu alat musik suling bambu dibawa
dan diperkenalkan oleh seorang penginjil dari Belanda, yakni Joseph
Kam. Musik suling bambu yang dikembangkan Joseph Kam yang
dijuluki Rasul Maluku itu mulai menghilang kira-kira tahun 1990-an,
kata Maynard yang akrab disapa Rence. Menurut dia, musik suling
bambu masih tetap eksis dan dimainkan masyarakat hingga awal 1990-
an. Paling tidak masih bersenandung di gereja-gereja ketika perayaan
Natal. Awal 1990-an suling bambu yang mulanya eksis di gereja pun
mulai termajinalisasi. Gereja Protestan Maluku (GPM) yang dulunya
menjadi wadah pengembangan musik suling bambu pun tidak dapat
berbuat banyak. Paduan suling bambu di gereja kian memudar seiring
dengan masuknya alat musik modern, serta para penginjil gerakan baru
seperti Gereja Bethel Indonesia (GBI) mulai merambah dan memasukkan
unsur band ke dalam ibadah. Semakin meluasnya gerakan yang juga
disebut aliran kharismatik itu tak pelak membuat musik suling bambu
terus terbenam sampai sekarang, dan hanya dimainkan segelintir orang di
kampung atau desa tertentu saja. Pertanyaannya, apakah musik khas
Maluku ini harus hilang ditelan waktu dan modernisasi zaman?

5
BAB ll
PEMBAHASAN
A. Sejarah masuknya musik bambu
Suling diperkirakan telah ada semenjak zaman purba. Hal itu
didukung oleh temuan berupa beberapa suling sebagai peninggalan
manusia purba Neanderthal. Peninggalan tersebut diperkirakan telah
berumur sekitar 40.000 tahun. Beda halnya dengan suling zaman
sekarang yang terbuat dari bambu, pada zaman purba suling dibuat
dengan menggunakan tulang hewan sebagai bahan utamanya.
Manusia purba Neanderthal memiliki pemikiran yang sudah maju
dan tidak sama dengan manusia purba yang hanya bisa makan dan
bertahan hidup. Dengan ditemukannya suling berbahan tulang hewan
tersebut pun menandakan bahwa manusia purba telah memiliki
kebudayaan yang tinggi.
Di Indonesia alat musik yang dimainkan dengan cara ditiup sangat
terkenal. Biasanya alat musik berukuran kecil ini terbuat dari bambu
yang nantinya akan dilubangi sehingga menghasilkan bunyi yang
diinginkan.
Suling bambu dikenal oleh Joseph Kam, penginjil asal Belanda,
yang datang ke Ambon awal abad ke-16. suling bambu kerap dipakai
masyarakat untuk mengiringi liturgi di gereja. Alat musik tiup ini terbuat

6
dari bambu dengan ciri-ciri berbentuk ramping yang panjang kurang
lebih 15-30 cm dengan diameter berkisar 3-4 cm.
Musik Suling Bambu selanjutnya berkembang menjadi hiburan
pesta ketika usai panen. Dalam pesta panen suling bambu tidak
dimainkansecara tunggal, melainkan sudah berubah sesuai tuntutan
keramaian yang sedangberkembang. Musik Suling Bambu tidak
dimainkan secara individu tetapi musik Suling Bambu mulai dimankan
secara bersama-bersama.
Pertunjukan Musik Suling Bambu pertama kali di ketahui hanya
berbentuk pertunjukan individu. Bentuk pertunjukan Musik Suling
Bambu pertama kali diketahui adalah hanya berbentuk pertunjukan
individu untuk menghilangkan kebosanan dan hanya dipertontonkan
untuk masyarakat yang ada disekitar sawah dan perkebunan ketika
beristirahat.
Pertunjukan musik Suling Bambu hanyalah sebuah bentuk
kesenian yang berkembang turun tenurun menjadi sebuah ruang
kreativitas bagi masyarakat pendukungnya. Pada umumnya masyarakat
membuat sendiri Suling Bambu untuk dimainkan diwaktu istirahat
bekerja di sawah maupun di kebun mereka.
Suling bambu merupakan sejarah salah satu alat musik tradisional
yang terdapat di banyak negara. Banyak negara yang memakai alat musik
yang dibunyikan dengan cara ditiup ini. Suling banyak dimainkan hingga
kini. Alat musik ini banyak dimainkan karena relatif mudah untuk
memainkannya cukup mudah.

7
Sejarah tentang suling bambu sudah sedemikan lama dan eratnya
dengan peradaban manusia. Suling bambu menghasilkan bunyi siulan
yan kasar dan melengking. Udara yang kita tiupkan ke dalam lubang
akan mengalir lalu membentur sepanjang dinding tabung yang memiliki
fungsi sebagai resonator. Frekuensi nada akan sangat dipengaruhi dengan
keras dan lembutnya tiupan. Sedangkan perbedaan nada bisa dihasilkan
dari terbuka tutupnya lubang pengatur sepanjang suling bambu. Nada-
nada dalam suling biasanya terdiri dari do, re, mi, fa, sol, la, si, dan do.

a. Fungsi dan perkembangan musik bambu


Suling adalah alat musik tiup kayu. Suara suling berciri lembut dan
dapat dipadukan dengan alat musik lainnya dengan baik. Di dalam
masyarakat Maluku, musik suling bambu memiliki fungsi dan beberapa
peranan penting dalam masyarakat seperti :

1. Sebagai Sarana Rekreasi atau Hiburan


Kehadiran musik ditengah-tengah masyarakat tidak dapat
dipungkiri semakin kuat. Sama halnya dengan musik suling bambu, yang
pada awalnya merupakan sarana hiburan bagi masyarakat zaman dahulu.
Mungkin karena musik tradisional seperti musik suling bambu
merupakan satu-satunya sarana hiburan pada saat itu. Dalam konteks ini,
musik suling bambu berfungsi untuk memenuhi kebutuhan emosional
dan kebutuhan akan hiburan atau rekreasi bagi masyarakat.
Musik suling bambu sendiri juga memegang peranan penting
dalam dunia hiburan pada saat itu, Misalnya pengiring tarian. Pada

8
umumnya musik-musik daerah seperti musik suling bambu ini dipakai
dalam kesenian daerah yang bersifat menghibur masyarakat banyak.
Karena pada hakekatnya, musik sebagai sarana rekreasi bertujuan
untuk memberikan kesegaran kembali dalam diri manusia, setelah
bekerja keras (memeras otak), oleh karena itu orang memerlukan sesuatu
untuk menciptakan kembali kesegaran dalam dirinya.

2. Sebagai Sarana Keagamaan


Dalam pengalaman religious, manusia yang terbatas berjumpa
dengan Tuhan tidak terbatas. Dalam pengalaman itu terjadi komunikasi
antara Sang Pencipta dan yang diciptakan. Manusia mengalami sesuatu
yang dasyat (tremendum), tetapi sekaligus sesuatu yang mempesona
(fascinosum).
Manusia mengungkapkan pengalamaan religiusnya salah satunya
melalui musik. Musik yang dimaksudkan adalah musik-musik yang
bersifat keagamaan. Musik keagamaan adalah musik yang dipakai dalam
kegiatan-kegiatan peribadatan dan musik yang bersifat pemujaan ataupun
ratapan manusia pada penciptaNya.
Salah satunya adalah musik suling bambu. Pada awalnya, musik suling
bambu dipakai sebagai pengiring puji-pujian di gereja-gereja khusnya
Gereja Protestan Maluku (GPM).

b. . Penggunaan serta fungsi musik bambu

9
Musik suling bambu terdapat dalam setiap kebudayaan. Musik
suling bambu pada awalnya juga dipergunakan untuk kegiatan-kegiatan
sakral dan upacara-upacara yang berhubungan dengan kepercayaan dan
adat. Musik suling bambu sendiri dipergunakan sebagai sarana untuk
membangkitkan semangat, menyemarakkan suasana, mengiringi gerak
tari. Di daerah Maluku pada khususnya serta beberapa daerah lainnya
musik suling bambu dipergunakan untuk penobatan raja, menyambut
tamu kehormatan, pemberangkatan perang, perayaan kemenangan,
hiburan, dan lain lain. Selain itu, musik suling bambu memegang peran
penting dalam
Sarana Hiburan
Dalam hal ini, musik suling bambu merupakan salah satu cara
untuk menghilangkan kejenuhan akibat rutinitas harian, serta sebagai
sarana rekreasi dan ajang pertemuan dengan warga lainnya. Umumnya
masyarakat Indonesia pada umumnya serta masyarakat Maluku pada
khususnya sangat antusias dalam menonton pagelaran musik. Jika ada
perunjukan musik di daerah mereka, mereka akan berbondong - bondong
mendatangi tempat pertunjukan untuk menonton.
Sarana Ekspresi Diri
Bagi para seniman (pencipta lagu maupun pemain musik), musik
adalah media untuk mengekspresikan diri mereka. Melalui musik,
mereka mengaktualisasikan potensi dirinya.
Sarana Komunikasi

10
Di beberapa tempat di Indonesia, bunyi- bunyi tertentu yang
memiliki arti tertentu bagi anggota kelompok masyarakatnya. Umumnya,
bunyi- bunyian itu memiliki pola ritme tertentu, dan menjadi tanda bagi
anggota masyarakatnya atas suatu peristiwa atau kegiatan. Alat yang
umum digunakan dalam masyarakat Indonesia adalah kentongan, bedug
di masjid, dan lonceng di gereja.

Sarana upacara budaya (ritual)


Musik di Maluku, biasanya berkaitan erat dengan upacara- upacara
kematian, perkawinan, kelahiran, serta upacara keagamaan dan
kenegaraan. Di beberapa daerah, bunyi yang dihasilkan oleh instrumen
atau alat tertentu diyakini memiliki kekuatan magis. Oleh karena itu,
instrument musik suling bambupun dipakai sebagai sarana kegiatan adat
masyarakat.
Pengiring Tarian
Di berbagai daerah di Indonesia, bunyi- bunyian atau musik
diciptakan oleh masyarakat untuk mengiringi tarian- tarian daerah. Oleh
sebab itu, kebanyakan tarian daerah di Indonesia hanya bisa diiringi oleh
musik daerahnya sendiri.
Selain musik daerah, musik- musik pop dan dangdut juga dipakai
untuk mengiringi tarian- tarian modern, seperti dansa, poco- poco, dan
sebagainya. Musik suling bambu sendiri biasanya dipakai dalam
mengiringi tarian khas Maluku seperti Orlapei.

11
Dalam setiap pertunjukan musik bambu nampak bahwa banyaknya
orang yang datang menonton. Hal ini menunjukkan bahwa musik bambu
memberikan hiburan bagi masyarakat yang datang menonton.

c. Pandangan masyarakat terhadap musik bambu


Seiring dengan perkembangan zaman dan hadirnya alat musik
modern, alat musik tradisional ini mulai ditinggalkan dan secara perlahan
semakin menghilang. Banyak orang menganggap musik ini sudah kuno,
orang cenderung lebih suka ke arah musik yang lebih modern, yang tentu
lebih keren.
Menurut pengamat musik Maluku, Maynard R. N. Alfons, alat
musik suling bambu mulai dikenal orang Maluku dan menjadi musik
tradisional sejak tahun 1815.
Kala itu alat musik suling bambu dibawa dan diperkenalkan oleh seorang
penginjil dari Belanda, yakni Joseph Kam. ³Musik suling bambu yang
dikembangkan Joseph Kam yang dijuluki Rasul Maluku itu mulai
menghilang kira-kira tahun 1990-an,´ kata Maynard yang akrab disapa
Rence. Menurut dia, musik suling bambu masih tetap eksis dan
dimainkan masyarakat hingga awal 1990-an. Paling tidak masih
bersenandung di gereja-gereja ketika perayaan Natal tiba.
Awal 1990-an suling bambu yang mulanya eksis di gereja pun
mulai termarjinalisasi. Gereja Protestan Maluku (GPM) yang dulunya

12
menjadi wadah pengembangan musik suling bambu pun tidak dapat
berbuat banyak.
Paduan suling bambu di gereja kian memudar seiring dengan
masuknya alat musik modern, serta para penginjil gerakan baru seperti
Gereja Bethel Indonesia (GBI) mulai merambah dan memasukkan unsur
band ke dalam ibadah.
Semakin meluasnya gerakan yang juga disebut aliran kharismatik
itu tak pelak membuat musik suling bambu terus terbenam sampai
sekarang, dan hanya dimainkan segelintir orang di kampung atau desa
tertentu saja

B. Masuknya musik barat


a. .Sejarah masuknya musik barat
Masuknya musik barat di negara Indonesia berawal dari daerah
Indonesia bagian timur yang di bawah oleh para pelaut Spanyol dan juga
Portugis dalam konteks imperialisme yang terjadi pada abad ke-16. Para
pelaut datang ke Indonesia tanpa mengenalkan musik seni Eropa, akan
tetapi musik rakyat dengan iringan akat musik Cavaqinho atau yang
dikenal dengan nama ukulele, gitar dan juga biola sebagai sebuah cara
untuk menghibur para pelaut dan warga di permukiman sekitar.
Musik barat juga merupakan musik yang populer di seluruh dunia.
Musik barat merupakan musik yang muncul pertama kali dan

13
berkembang di negara-negara seperti Inggris, Amerika Serikat, Amerika
Latin, Kanada dan lain-lain. Awal mula musik barat berawal dari zaman
kuno. Para ahli memperkirakan jika peradaban musik barat sudah ada
sejak zaman penduduk Mesopotami sejak 3500 hingga 5000 Sebelum
Masehi (MS). Hal ini semakin diperkuat dengan temuan berbagai alat
musik. Contohnya alat musik yang dipukul, ditiup, dan dipetik.
Musik Indonesia atau yang disebut musik Nusantara merupakan
semua musik yang berkembang di Nusantara ini, yang mencerminkan
atau menonjolkan ciri keindonesiaan, baik dalam segi bahasa maupun
gaya melodinya. Musik Nusantara sendiri terdiri dari musik tradisi
daerah, musik keroncong, musik dangdut, musik langgam, musik
gambus, musik perjuangan, dan musik pop.

Terdapat tahapan tahapan dalam perkembangan musik Indonesia


(nusantara), yaitu :
Masa sebelum masuknya pengaruh Hindu- Buddha
Pada masa ini, musik digunakan sebagai bagian dari kegiatan ritual
masyarakat. Dalam beberapa kelompok, bunyi-bunyian yang dihasilkan
dari anggota badan atau alat tertentu diyakini memiliki kekuatan magis.
Instrumen atau alat musik yang digunakan umumnya berasal dari alam
sekitarnya.
Masa setelah masuknya pengaruh Hindu- Buddha
Pada masa ini, berkembang musik- musik istana khususnya di
daerah Jawa. Pada saat itu, musik tidak hanya digunakan sebagai bagian
dari sebuah ritual saja, namun juga dalam kegiatan-kegiatan keistanaan

14
sebagai sarana hiburan para tamu raja. Musik istana yang berkembang
adalah musik gamelan. Musik gamelan terdiri dari 5 kelompok, yaitu
kelompok balungan, kelompok blimbingan, kelompok pencon, kelompok
kendang,dan kelompok pelengkap.
Masa setelah masuknya pengaruh Islam
Musik pada masa ini diperkenalkan olah para pedagang Arab. Alat
musik yang mereka pergunakan berupa gambus dan rebana.
Masa Kolonialisme
Masuknya bangsa Barat ke Indonesia juga membawa pengaruh
besar dalam perkembangan musik Indonesia. Para pendatang ini juga
memperkenalkan berbagai alat musik dari negeri mereka. Seperti biola,
cello (selo), gitar, seruling (flute), dan ukulele. Mereka pun membawa
sistem solmisasi dalam berbagai karya lagu. Pada masa inilah Indonesia
mengalami perkembangan musik modern. Pada masa ini para musisi
Indonesia menciptakan sajian musik berupa perpaduan musik barat
dengan musik Indonesia. Sajian musik itu kemudian dikenal sebagai
musik keroncong.
Masa Kini
Seiring dengan masuknya media elektronik ke Indonesia, masuk
pula berbagai jenis musik barat, seperti pop, jazz, blues, rock, R&B dan
musik- musik negeri India yang banyak diperkenalakan melalui film-
filmnya. Dari perkembangan ini, terjadilah perpaduan musik asing
dengan musik Indonesia. Musik India juga berpadu dengan musik
melayu yang kemudian menghasilkan jenis musik dangdut. Maka,

15
muncullah berbagai musisi Indonesia yang beraliran pop, jazz, blues,
rock, dan R&B. Berkembang pula jenis musik yang memadukan unsur
kedaerahan Indonesia dengan unsur musik barat, terutama alat- alat
musiknya. Jenis musik ini sering disebut musik etnis.

b. Perkembangan musik barat di masyarakat


Seperti yang sudah dijelaskan pada uraian sebelumnya, bahwa
musik barat sangat diterima dengan baik dalam masyarakat di Indonesia
dan Maluku pada khusnya. Tergambar jelas pada uraian sebelumnya
bahwa masyarakat menerima dengan baik, bahkan pada masa
kolonialisme, musisi Indonesia dengan bangganya memadukan musik
tradisi Indonesia dengan musik barat sehingga menjadi aliran musik baru
yaitu Keroncong. Tidak hanya pada aliran musiknya saja, instrument
pengiring musik baratpun diterima dengan baik di Indonesia. Sebut saja,
biola, cello (selo), gitar, seruling (flute), dan ukulele.
Para pendatangpun membawa system solmisasi yang memudahkan
dalam penciptaan karya musik, sehingga sampai sekarang diterima dan
digunakan di dalam masyarakat di Indonesia. Seiring berkembangnya
zaman, musik barat sangat diterima di telinga penikmat musik tanah air.
Beberapa aliran musik barat seperti Electro, Pop, Jazz, Rock dan RnB
merupakan aliran-aliran musik yang sangat di minati masyarakat
Indonesia.
Tidak heran muncul banyak sekali group band dan penyanyi yang
memiliki background musik barat, seperti Yovie µn Nuno dan Kahitna

16
yang mengusung aliran Pop dan Jazz, lain lagi dengan Netral yang
menggabungkan aliran Pop dan Rock, penyanyi muda dan berbakat
seperti Agnes Monica-pun mengusung 2 genre musik barat yaitu Pop dan
RnB. Tidak sampai disitu saja, group band pendatang baru seperti Pee
Wee Gaskins juga mengusung aliran musik barat Electro dan Pop. Ini
menandakan masyarakat Indonesia bisa menerima dengan baik musik-
musik barat yang masuk.

c. Pengaruh musik barat terhadap masyarakat


Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya bahwa musik barat
memang diterima dengan sangat baik di kalangan masyarakat Indonesia
dan Maluku pada umumnya. Tetapi dengan diterimanya musik barat di
Indonesia dan di Maluku pada khusnya tidak hanya membawa dampak
yang baik, tetapi juga membawa dampak yang buruk.
Dapat kita rasakan sendiri, pada masyarakat perkotaan yang sudah
maju, mereka seakan sudah melupakan musik-musik tradisi. Bahkan, ada
juga segelintir masyarakat perkotaan yang menganggap bahwa musik
tradisional sudah tidak lagi layak dipelajari di zaman sekarang karena
sudah ketinggalan mode atau dalam kata lain sudah ketinggalan zaman.
ironis memang mendengar hal-hal seperti itu, karena bukankah musik
tradisional adalah peninggalan nenek moyak kita yang patut dilestarikan?
Tetapi, tidak semua masyarakat Indonesia beranggapan seperti itu.
Masih ada segelintir orang yang memiliki rasa terima kasih kepada
peninggalan-peninggalan budaya bangsa dan masih mau mempelajari,

17
mengembangkan dan bahkan melestarikan budaya bangsa seperti musik
tradisional. Contahnya saja, musisi besar sekaliber Dik Doang´ yang
membuka sekolah alam dan memasukan pelajaran tentang musik-musik
tradisional dalam kurikulum belajarnya. Selain itu, di dalam masyarakat
Maluku-pun, terjadi penggabungan kebudayaan antar budaya barat dan
budaya asli Maluku. Dapat dilihat dari salah satu musik khas Maluku
yaitu Musik Hawaian.
Musik ini dapat masuk di wilayah Maluku berkat terjadinya
penjajahan oleh bangsa Eropa dan Amerika. Dan dapat diterima dengan
baik, dikarenakan kebutuhan umat manusia akan hiburan.
Terlepas dari semua dampak positif dan dampak negatif yang
diberikan oleh budaya barat, kita sebagai masyarakat dunia harus dapat
memilih mana budaya yang baik dan tidak bagi kita. Sama halnya dengan
musik, kita tidak dapat menutup mata terhadap perkembangan musik
barat yang sudah terlanjur masuk ke dalam kehidupan kita tetapi ada
baiknya jika kita tetap mencintai, mempelajari dan melestarikan budaya
dari wilayah kita sendiri, salah satunya adalah musik tradisional.
C. Perkembangan yang terjadi
a. Perkembangan musik bambu di masyarakat
Musik bambu di kenal oleh masyarakat di Sulawesi Utara sekitar
abad ke-18 melalui adanya sekolah-sekolah zending yang didirikan oleh
bangsa barat. Di sekolah zending diajarkan seni suara yang kemudian
diiringi dengan musik terutama suling dan musik tiup lainnya. Kesenian
musik bambu dapat berkembang di Minahasa karena tersedianya bahan

18
baku bambu, juga minat dan bakat serta perhatian warga masyarakat.
hajatan masyarakat seperti penjemputan tamu (para pejabat pemerintah
dan lainnya) dan peringatan hari-hari raya nasional.
Kebanggaan masyarakat pendukung kesenian tradisional musik
bambu dilihat melalui keterlibatan masyarakat dan dukungan generasi
muda dalam ikut memainkan musik bambu. Antisipasi para pelaku seni
dalam mempertahankan kesedian khas musik bambu adalah berupaya
untuk meningkatkan mutu/kualitas bunyi irama yang harmonis melalui
penyajian lagu-lagu yang tidak terbatas pada lagu daerah saja melainkan
dapat tampil dengan lagu yang digemari masyarakat. Juga melakukan
regenerasi pelaku seni oleh para seni senior agar dapat dilestarikan oleh
generasi selanjutnya. Melalui pertunjukan musik bambu pada kegiatan
acara-acara di masyarakat, membuat masyarakat dapat lebih mudah
berinteraksi satu dengan yang lain, serta menciptakan hubungan sosial
yang lebih dekat.
Bagi masyarakat keberadaan kelopok musik bambu dalam acara-
acara keluarga, dapat memberikan hiburan, serta memberikan rasa
kebanggaan dan kehormatan dalam penyambutan tamu, begitu pulah
tamu yang hadir dalam acara tersebut akan merasa terhormat dan
tersanjung serta keberadaan musik bambu pada acara itu akan menaikan
status sosial (prestice) pada keluarga yang menghadirkan musik bambu.
Lingkungan sosial di dalam kelompok musik bambu, terjadi interaksi
antara individu dengan individu dan keluarga anggota kelompok.

19
maka di berikan bantuan baik anggota yang sakit maupun yang berduka
atau terkena musibah serta hal-hal suka lainya. Interaksi sosial juga
terjalin antara sesama anggota kelompok musik, ketika mereka
mengadakan latihan dan pertunjukan.

b.Pengaruh musik barat terhadap musik bambu


Provinsi Maluku sebagaimana provinsi lainnya di Indonesia
merupakan salah daerah yang kaya akan kebudayaan. Sejarah telah
membuktikan semenjak adanya kerajaan-kerajaan kecil di masa silam
sampai Indonesia memproklamirkan kemerdekaanya hingga dewasa ini
Maluku pada khusunya tetap menjunjung tinggi nilai-nilai
kebudayaannya bahkan nilai-nilai budaya ini menjadi bagian dari
kehidupan masyarakat Maluku.
Walaupun musik tradisional seperti musik suling bambu masih
tetap dipelihara, dikembangkan dan dipegelarkan oleh pencinta dan
pendukung-pendukungnya sampai dewasa ini namun tidak mungkin
akibat penetrasi unsur-unsur luar/kebudayaan luar, nilai-nilai budaya
Maluku akan menjadi suram ataupun mungkin menjauh/menghilang
dalam masyarakat.
Suling sendiri adalah alat musik dari keluarga alat musik tiup
kayu. Suara suling berciri lembut dan dapat dipadukan dengan alat musik

20
lainnya dengan baik. Setelah masuknya pengaruh musik barat di
Indonesia dan Maluku pada khusnya, suling yang merupakan sarana
untuk memainkan musik suling bambu mulai berevolusi.
Suling modern untuk para ahli umumnya terbuat dari perak, emas
atau campuran keduanya. Sedangkan suling untuk pelajar umumnya
terbuat dari nikel-perak, atau logam yang dilapisi perak.
Suling konser standar ditalakan di C dan mempunyai jangkauan
nada 3 oktaf dimulai dari middle C. Akan tetapi, pada beberapa suling
untuk para ahli ada kunci tambahan untuk mencapai nada B di bawah
middle C. Ini berarti suling merupakan salah satu alat musik orkes yang
tinggi, hanya piccolo yang lebih tinggi lagi dari suling. Piccolo adalah
suling kecil yang ditalakan satu oktaf lebih tinggi dari suling konser
standar. Piccolo juga umumnya digunakan dalam orkes.
Suling konser modern memiliki banyak pilihan. Thumb key B-flat
(diciptakan dan dirintis oleh Briccialdi) standar. B foot joint, akan tetapi,
adalah pilihan ekstra untuk model menengah ke atas dan profesional.
Suling open-holed, juga biasa disebut French Flute (di mana
beberapa kunci memiliki lubang di tengahnya sehingga pemain harus
menutupnya dengan jarinya) umum pada pemain tingkat konser. Namun
beberapa pemain suling (terutama para pelajar, dan bahkan beberapa para
ahli) memilih closedhole plateau key. Para pelajar umumnya
menggunakan penutup sementara untuk menutup lubang tersebut sampai
mereka berhasil menguasai penempatan jari yang sangat tepat.

21
Beberapa orang mempercayai bahwa kunci open-hole mampu
menghasilkan suara yang lebih keras dan lebih jelas pada nada-nada
rendah.
Suling konser pada sebelum Era Klasik (1750) memakai Suling Blok
(seperti gambar atas), sedangkan pada sebelum Era Romantis (Era Klasik
1750-1820) pakai Suling Albert (kayu hitam berlubang dan dilengkapi
klep), dan sejak Era Romantis (1820) memakai suling Boehm (kayu
hitam atau metal dilengkapi klep semua yang disebut juga suling Boehm,
sistem Carl Boehm), atau suling saja.
Khusus musik keroncong di Indonesia pada Era Stambul (1880-
1920) memakai suling Albert, dan pada Era Keroncong Abadi (1920-
1960) telah memakai suling Bohm.

D. Posisi musik bambu bagi anak muda


a. Pandangan anak muda terhadap musik bambu
Pada uraian sebelumnya, mungkin sudah dibahas secara sepintas
bagaimana pandangan masyarakat terhadap musik-musik tradisional
seperti musik suling bambu. Tetapi, pada bagian ini akan dibahas secara
lebih spesifik bagaimana pandangan penikmat musik terbesar yaitu anak
muda terhadap musik suling bambu.
Dari hasil survei yang diadakan oleh penulis terhadap 10 anak
muda dengan range usia antara 15- 17 tahun, 7 dari 10 anak muda
mengatakan bahwa musik suling bambu adalah musik yang sudah

22
ketinggalan zaman. Tetapi masih ada 3 anak muda yang mengatakan
musik suling bambu masih bisa diterima oleh anak muda dengan baik.
Dari hasil survei yang telah dibuat, dapat disimpulkan bahwa
masih banyak anak muda yang tidak menghargai budaya bangsa seperti
musik suling bambu ini. Mereka masih beranggapan bahwa musik suling
bambu adalah musik yang ketinggalan zaman, untuk pipelajari pada era
globalisasi seperti ini. Sebenarnya pandangan seperti inilah yang perlu
dirubah, karena kalau kita sendiri sebagai anak muda yang merupakan
penerus perjuangan bangsa tidak mencintai budaya bangsa kita sendiri,
siapa lagi yang akan mencintai budaya kita?
Sudah ada contoh nyata seperti lagu asal daerah Maluku, Rasa
Sayange´. Lagu yang sudah kita dengar sejak kita kecil ini sudah diklaim
oleh negera tetangga kita Malaysia,Ironis memang.
Tetapi, kita tidak dapat sepenuhnya menyalahkan mereka, bangs’
kita sendiri memang belum memiliki kesadaran yang tinggi untuk
melindungi dan melestarikan budaya bangsa. Buktinya, tidak ada
perlawanan yang berarti yang di berikan oleh bangsa kita saat apa yang
menjadi warisan budaya kita di klaim sebagai milik orang lain.
Belakangan, Malaysia mulai lagi mengklaim beberapa budaya bangsa,
untunglah Indonesia tidak sebodoh dulu lagi.
Indonesia sudah Indonesia sudah mendaftarkan warisan-warisan
budaya bangsa tersebut pada pihak UNESCO dan mematenkannya
sebagai The World Heritage.

23
Pendapat 3 koresponden anak muda menurut hasil survei yang
telah dibuat ini perlu kita contoh. Semua harus dimulai dari diri kita
sendiri, bagaimana kita mulai mencintai budaya yang sudah di tinggalkan
oleh nenek moyang kita dan kita mulai melestarikannya. Kita harus
membuktikan pada dunia luar, bahwa Indonesia adalah Negara yang kaya
akan budaya. Dan di dalam konteks yang lebih kecil lagi, kita sebagai
orang Maluku harus mulai mencintai budaya kita sendiri seperti salah
satunya musik suling bambu ini. Kita harus bangga, karena nenek
moyang kita dapat menciptakan alat musik yang menjadi cikal bakal alat
musik modern seperti terompet dan saxophone, padahal hanya terbuat
dari sebuah bambu yang bagi sebagian orang tidak berguna.
Untuk itu, kita harus mulai mempelajari musi tradisional seperti
musik suling bambu ini. Tidak perlu kita pedulikan pendapat orang lain,
bahwa musik suling bambu adalah musik yang sudah ketinggalan zaman.
Tetapi, malah harus kita buktikan kepada semua orang dan bahkan pada
dunia internasional, musik suling bambu adalah salah satu musik
tradisional yang dapat bertahan ditengah perkembangan musik barat
dalam ere globalisasi ini.
Perkembangnya musik pada era sekarang membuat musik
tradisional tergusur padahal musik tradisional sangat penting untuk di
lestarikan, di dalam syair musik tradisional banyak pesan dan makna
yang berharga dan penting.
Namun peminat musik tradisional semakin lama semakin
berkurang. Hal ini seharusnya menjadi perhatian karena musik tradisonal

24
bisa menjadi punah seiring berjalannya waktu. Berbagai unsur di
kehidupan ini yang mempengaruhi kehidupan manusia.
Selain sejarah, manusia pada jaman sekarang dari yang muda
hingga yang tua semua menggemari seni musik. Perkembangan musik di
era sekarang mengalami perkembangan yang cukup pesat. Hal ini
disebabkan teknologi yang semakin maju dan semakin praktis,
masyarakat mampu mengetahui segala hal baru hanya dengan mengakses
internet melalui Handphone. Masyarakat bisa langsung mengunduh lagu-
lagu yang mereka inginkan. Hal ini membuat musik tradisional semakin
lama semakin hilang karena perkembangan genre musik lain yang lebih
diminati masyarakat.
Jadi kita sebagai anak muda harus mengembangkan terus menerus
Seni Musik Tradisional kita , agar mampu bertahan sampai selamanya,
jangan dikarenakaan kita dilanda oleh perkembangan zaman sekarang,
sehingga Seni Musik Tradisional kita tidak bisa bertahan.
Dengan ini dapat terlihat bahwa grup musik bambu mulai
terpinggirkan oleh moderenitas zaman dan mulai ditinggalkan oleh
masyarakat kususnya pada kalangan anak muda. Meskipun demikian,
musik ini dapat bertahan dalam kehidupan bermasyarakat walaupun tidak
setenar dijaman keemasanya. Dikarenakan adanya persaingan pada alat
musik moderen yang membuat pengguna alat musik moderen ini mejadi
lebih mudah digunakan, terutama pada kalangan anak muda saat ini lebih
memilih alat musik moderen ketimbang musik bambu, meskipun

25
demikian banyak juga masyarak yang masih menggemari musik ini
terutama di kalangan orang tua atau di atas umur 30 tahun ke atas.

b.Fungsi musik bambu bagi anak muda


Bagi anak muda zaman sekarang musik tradisional seperti musik
suling bambu ini sudah tidak memegang peran penting lagi dalam
kehidupan sehari-hari. Mungkin hanya pada beberapa kegiatan atau acara
adat saja, musik suling bambu ini dipergunakan, seperti :
Pengiring Tarian
Di berbagai daerah di Indonesia, bunyi - bunyian atau musik
diciptakan oleh masyarakat untuk mengiringi tarian- tarian daerah. Oleh
sebab itu, kebanyakan tarian daerah di Indonesia hanya bisa diiringi oleh
musik daerahnya sendiri. Selain musik daerah, musik- musik pop dan
dangdut juga dipakai untuk mengiringi tarian- tarian modern, seperti
dansa, poco- poco, dan sebagainya. Musik suling bambu contohnya.
Musik tradisional asli Maluku ini sering digunakan sebagai pengiring
tarian khas Maluku seperti Orlapei. Dengan alunan musik suling bambu
yang riang, ditambah hentakan tifa dan bunyi toto buang yang saling
bersahut-sahutan, tarian ini terasa semakin semarak.

Sarana upacara budaya (ritual)


Musik di Indonesia, biasanya berkaitan erat dengan upacara-
upacara kematian, perkawinan, kelahiran, serta upacara keagamaan dan

26
kenegaraan. Di beberapa daerah, bunyi yang dihasilkan oleh instrumen
atau alat tertentu diyakini memiliki kekuatan magis.
Oleh karena itu, instrumen seperti itu dipakai sebagai sarana
kegiatan adat masyarakat. Musik suling bambu sendiri biasanya dipakai
sebagai sarana untuk penyambutan tamu dan pelantikan raja di daerah-
daerah yang tersebar di provinsi Maluku.
Musik bambu dan modern menyatu manis di panggung Festival
Musik Bambu Nusantara VII di Jakarta Convention Center (JCC),
Selasa-Rabu, 27-28 Agustus 2013. Festival juga menghadirkan berbagai
musik dan suvenir dari bamboo serta kuliner yang penyajiannya
menggunakan bambu.
Jemari Dwiki Dharmawan lincah menyentuh dan menggoyang-
goyangkan susunan bambu dari alat musik arumba. Suaranya sangat
melodis dan ritmis. Dalam satu panggung, gitaris Balawan pun asyik
memainkan senar gitarnya, sementara seorang drummer menggebuk
drum. Kolaborasi para musisi di panggung Festival Musik Bambu
Nusantara VII itu menghasilkan musik jazz yang menghentak.
elang malam, pentas musik bambu kian meriah. Penyanyi Andien
dan Maudy Ayunda ikut mewarnai festival ini. Dua penyanyi muda itu
berkolaborasi dengan permainan arumba dari Dwiki dan petikan gitar
Balawan. Lantunan lagu Gemilang oleh Andien terdengar manis dalam
paduan arumba, gitar, drum, serta perkusi dari bambu. Penampilan
mereka tentu saja mendapat aplaus dari penonton yang kebanyakan

27
adalah anak muda. Bagi masyarakat umum, jarang sekali, mereka melihat
pentas musik yang mengolaborasikan musik bamboo dan musik modern.
Umumnya, masyarakat hanya tahu alat musik angklung yang biasa
dimainkan. Itu pun berdiri sendiri, atau tidak dipadukan dengan
permainan gitar atau drum. ‘‘Memang, tujuan festival ini adalah untuk
mengenalkan musik bambu kepada anak muda, selain angklung dan
kulintang. Musik bambu juga bisa dimainkan bersama alat musik
modern, seperti gitar dan drum, dan menghasilkan beragam jenis musik
seperti bamboo jazz, bamboo rap, hingga bamboo rock,” kata Ketua
Penyelenggara Festival Musik Bambu Nusantara (FMBN) 2013 Dadang
Johari kepada Investor Daily di JCC.

c. Penguasaan musik bambu bagi anak muda


Pada era globalisasi seperti sekarang ini, musik suling bambu
sudah tidak terlalu digunakan lagi. Tetapi masih ada beberapa acara atau
kegiatan yang memerlukan adanya musik suling bambu, seperti :

Sarana upacara budaya (ritual)


Musik di Maluku, biasanya berkaitan erat dengan upacara- upacara
kematian, perkawinan, kelahiran, serta upacara keagamaan dan
kenegaraan. Di Maluku sendiri, musik suling bambu sering digunakan
dalam penyambutan tamu-tamu penting dari luar daerah bahkan luar
negeri dan juga dalam upacaya pengangkatan raja di kampung-kampung
di Maluku.

28
Sarana Hiburan
Musik suling bambu sebagai sarana hiburan mungkin tidak
dirasakan oleh anak muda di daerah perkotaan, tetapi untuk di daerah
pedesaan yang sebagian besar penduduknya memiliki tingkat ekonomi
menengah kebawah. Musik suling bambu, murupakan sarana hiburan
yang murah meriah dan gampang didapatkan.
Sarana Komunikasi
Di beberapa tempat di Indonesia, bunyi- bunyi tertentu yang
memiliki arti tertentu bagi anggota kelompok masyarakatnya.

Umumnya, bunyi- bunyian itu memiliki pola ritme tertentu, dan


menjadi tanda bagi anggota masyarakatnya atas suatu peristiwa atau
kegiatan.
umum digunakan dalam masyarakat Indonesia adalah kentongan,
bedug di masjid, dan lonceng di gereja. Musik suling bambu-pun di
beberapa tempat tertentu di daerah Maluku masih sering digunakan
dalam acara-acara peribadatan di gereja.
Pengiring Tarian
Di berbagai daerah di Indonesia, bunyi- bunyian atau musik
diciptakan oleh masyarakat untuk mengiringi tarian- tarian daerah. Oleh
sebab itu, kebanyakan tarian daerah di Indonesia hanya bisa diiringi oleh
musik daerahnya sendiri. Selain musik daerah, musik- musik pop dan

29
dangdut juga dipakai untuk mengiringi tarian- tarian modern, seperti
dansa, poco- poco, dan sebagainya. Musik suling bambu sendiri biasanya
dipakai dalam mengiringi tarian khas Maluku seperti Orlapei.

BAB lll `
PENUTUP

A.Kesimpulan
Musik adalah rangkaian nada atau suara yang disusun menjadi satu
kesatuan sehingga menghasilkan irama, lagu, dan keharmonisan. Musik
telah lama ada dan menjadi bagian hidup manusia. Musik berperan pula
sebagai pemersatu bangsa karena musik merupakan bahasa yang
universal yang dapat dinikmati oleh semua orang.

Suling diperkirakan telah ada semenjang zaman purba. Hal itu


didukung oleh temuan berupa beberapa suling sebagai peninggalan
manusia purba Neanderthal. Peninggalan tersebut diperkirakan telah
berumur sekitar 40.000 tahun. Beda halnya dengan suling zaman
sekarang yang terbuat dari bambu, pada zaman purba suling dibuat
dengan menggunakan tulang hewan sebagai bahan utamanya. Di

30
Indonesia alat musik yang dimainkan dengan cara ditiup sangat terkenal.
Biasanya alat musik berukuran kecil ini terbuat dari bambu yang
nantinya akan dilubangi sehingga menghasilkan bunyi yang diinginkan.

Musik suling bambu memiliki fungsi dan beberapa peranan


penting dalam masyarakat seperti sebagai sarana rekreasi atau hiburan,
sebagai sarana keagamaan, musik suling bambu memegang peran
penting dalam Sarana hiburan, sarana ekspresi, sarana komunikasi,
sarana upacara budaya, pengiring tarian.

Menurut pengamat musik Maluku, Maynard R. N. Alfons, alat


musik suling bambu mulai dikenal orang Maluku dan menjadi musik
tradisional sejak tahun 1815.
Kala itu alat musik suling bambu dibawa dan diperkenalkan oleh seorang
penginjil dari Belanda, yakni Joseph Kam. ³Musik suling bambu yang
dikembangkan Joseph Kam yang dijuluki Rasul Maluku itu mulai
menghilang kira-kira tahun 1990-an,´ kata Maynard yang akrab disapa
Rence. Menurut dia, musik suling bambu masih tetap eksis dan
dimainkan masyarakat hingga awal 1990-an.

Masuknya musik barat di negara Indonesia berawal dari daerah


Indonesia bagian timur yang di bawah oleh para pelaut Spanyol dan juga
Portugis dalam konteks imperialisme yang terjadi pada abad ke-16. Awal
mula musik barat berawal dari zaman kuno. Para ahli memperkirakan

31
jika peradaban musik barat sudah ada sejak zaman penduduk
Mesopotami sejak 3500 hingga 5000 Sebelum Masehi (MS). Hal ini
semakin diperkuat dengan temuan berbagai alat musik. Tidak hanya pada
aliran musiknya saja, instrument pengiring musik baratpun diterima
dengan baik di Indonesia. Sebut saja, biola, cello (selo), gitar, seruling
(flute), dan ukulele. Tetapi dengan diterimanya musik barat di Indonesia
dan di Maluku pada khusnya tidak hanya membawa dampak yang baik,

Musik bambu di kenal oleh masyarakat di Sulawesi Utara sekitar


abad ke-18 melalui adanya sekolah-sekolah zending yang didirikan oleh
bangsa barat. Di sekolah zending diajarkan seni suara yang kemudian
diiringi dengan musik terutama suling dan musik tiup lainnya. Walaupun
musik tradisional seperti musik suling bambu masih tetap dipelihara,
dikembangkan dan dipegelarkan oleh pencinta dan pendukung-
pendukungnya sampai dewasa ini namun tidak mungkin akibat penetrasi
unsur-unsur luar/kebudayaan luar, nilai-nilai budaya Maluku akan
menjadi suram ataupun mungkin menjauh/menghilang dalam
masyarakat.

Setelah masuknya pengaruh musik barat di Indonesia dan Maluku


pada khusnya, suling yang merupakan sarana untuk memainkan musik
suling bambu mulai berevolusi. Masih banyak anak muda yang tidak
menghargai budaya bangsa seperti musik suling bambu ini. Mereka

32
masih beranggapan bahwa musik suling bambu adalah musik yang
ketinggalan zaman, untuk pipelajari pada era globalisasi seperti ini.

Bagi anak muda zaman sekarang musik tradisional seperti musik


suling bambu ini sudah tidak memegang peran penting lagi dalam
kehidupan sehari-hari. Mungkin hanya pada beberapa kegiatan atau acara
adat saja.

B. Saran
Ditengah kondisi dan era globalisasi seperti ini, musik barat sangat
cepat masuk di Indonesia bahkan di Maluku karena adanya media
elektronik seperti TV dan internet. memang kita tidak dapat mencegah
masuknya musik barat dan budaya barat lainya, tetapi bukan berarti kita
tidak dapat melakukan apa-apa untuk mempertahankan budaya termasuk
musik yang kita miliki.

Kita sebagai anak muda, harus mulai mencintai budaya dan musik
yang menjadi khas dari wilayah kita sendiri. Dan kemudian kita bisa
memadukan budaya yang kita miliki dengan budaya bangsa lain. Jika
dibuat dengan baik, usaha ini dapat membawa keuntungan yang besar
bagi daerah kita masing-masing.

33
Selain itu, pemerintahpun sebaiknya mulai peduli dengan budaya
milik Indonesia, agar tidak terjadi pengklaiman seperti yang sudah terjadi
sebelumnya.

Lampiran gambar

Musik Suling Bambu

34
Suling tulang Hewan

35
Musik Barat

36
37
Daftar pustaka

https://haryantocsblogandres.blogspot.com/2017/06/makalah-alat-
music-seruling.html

https://emanuelputra9.blogspot.com/2017/#

http://papelderascunho.net/sejarah-suling-bambu/

https://museumnusantara.com/suling/

https://kumparan.com/kabar-harian/sejarah-musik-barat-dan-
perkembangannya-1x3ZVSbEmO3

https://www.kompasiana.com/
putinramdhaniar9253/5e34f283097f3603642ea672/pengaruh-musik-
barat.

38
https://ambon.antaranews.com/artikel/menakar-eksistensi-musik-
suling-bambu-maluku

http://yuhuuami.blogspot.com/

39

Anda mungkin juga menyukai