Anda di halaman 1dari 7

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG KANKER

PAYUDARA DAN PERIKSA PAYUDARA SENDIRI TERHADAP


PENGETAHUAN, PERSEPSI, DAN KETRAMPILAN IBU KANKER
PAYUDARA DAN PERIKSA PAYUDARA SENDIRI

Arlyana Hikmanti1), Dina Febrina2)


1
Program Studi Kebidanan D3 STIKes Harapan Bangsa Purwokerto
email : arlyanahikmanti@shb.ac.id
2
Program Studi S1 Farmasi STIKes Harapan Bangsa Purwokerto
emai : dinafebrina@shb.ac.id

Abstrak
Kanker payudara adalah penyakit yang menyerang banyak wanita. Sekitar 60-70% pasien hadir pada stadium
lanjut, III atau IV, dan lebih dari 50% kejadian kanker payudara berakhir dengan kematian. Jumlah ini terus
meningkat, meskipun pemeriksaan pencegah kanker payudara dapat dilakukan dengan mamografi payudara /
ultrasound. Kurangnya pengetahuan tentang faktor risiko, dan kanker payudara yang terkait dengan
keterlambatan pada pasien dengan kanker payudara berdampak pada persepsi yang salah, keterlambatan
dalam mendeteksi kanker payudara, dan keterlambatan dalam diagnosis kanker payudara. Penyediaan
pendidikan kesehatan dapat meningkatkan perilaku pasien dalam manajemen melalui peningkatan
pengetahuan diri, persepsi, dan praktik pemeriksaan diri payudara.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penyuluhan kesehatan pada kanker payudara dan
SADARI terhadap pengetahuan, persepsi dan keterampilan ibu di wilayah Puskesmas Padamara. Penelitian
ini merupakan penelitian Quasi Experimental Design dengan pendekatan One-Group Pretest-Posttest Design.
Teknik pengambilan sampel menggunakan quota sampling, total 30 ibu. Analisis data dalam bentuk analisis
univariabel, analisis bivariabel menggunakan uji t berpasangan, data terdistribusi normal. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa ada pengaruh penyuluhan kesehatan pada tingkat pengetahuan (p = 0,002), persepsi (p =
0,006), dan keterampilan ibu (p = 0,000).

Kata kunci: pendidikan kesehatan, pengetahuan, persepsi, keterampilan, kanker payudara

Abstract
Breast cancer is a disease that attacks many women. About 60-70% of patients present at an advanced stage,
III or IV, and more than 50% of the incidence of breast cancer ends in death. This number continues to
increase, although breast cancer prevention screening can be done with breast mammography / ultrasound.
Lack of knowledge about risk factors, and breast cancer associated with delays in patients with breast cancer
have an impact on the wrong perception, delay in detection of breast cancer, 5 and delay in the diagnosis of
breast cancer. The provision of health education can improve the patient's behavior in management through
increased self-knowledge, perception, and breast self-examination practices.
The purpose of this study was to determine the effect of health education on breast cancer and BSE on the
knowledge, perceptions and skills of mothers in the Padamara Health Center area. This research is a Quasi
Experimental Design research with One-Group Pretest-Posttest Design approach. The sampling technique
uses quota sampling, a total of 30 mothers. Data analysis is in the form of univariable analysis, bivariable
analysis using paired t test, data is normally distributed. The results showed that there was an effect of health
education on the level of knowledge (p = 0.002), perception (p = 0.006), and maternal skills (p = 0.000).

Keywords: health education, knowledge, perception, skills, breast cancer

Viva Medika | VOLUME 11/NOMOR 01/SEPTEMBER/2018


1
PENDAHULUAN Skrining pencegahan kanker payudara
Kanker merupakan salah satu penyakit yang dapat dilakukan dengan mammografi/ USG
termasuk dalam kelompok penyakit tidak payudara, pemeriksaan klinik payudara dan
menular (Non-communicable diseases atau pemeriksaan payudara sendiri. Kurangnya
NCD). NCD merupakan penyebab kematian pengetahuan tentang faktor risiko, risiko
terbesar di dunia. Berdasarkan data dari individu sendiri, dan gelaja kanker
International Agency For Research on payudara, berhubungan dengan
Cancer (IARC) tahun 2008, insiden kanker keterlambatan pasien dengan kanker
payudara merupakan terbanyak kedua payudara. Faktor yang penyebabkan
setelah kanker paru di dunia, paling banyak tingginya kejadian kanker payudara adalah
menyerang wanita, yaitu diperkirakan kurangnya pengetahuan, sikap, dan diteksi
715.000 kasus baru dinegara maju dan dini kanker payudara, serta keterlambatan
577.000 kasus dinegara kurang-sedang diagnosis kanker payudara yang
berkembang. Di wilayah Asia Tenggara, dihubungkan dengan faktor-faktor yang
insiden kanker payudara nomer dua terbesar kompleks. (Bachok, 2011) Hal ini penting
setelah kanker servik untuk segera ditangani agar tidak terjadi
Data Sistem Informasi Rumah Sakit keparahan dan berakibat kematian.
(SIRS) tahun 2007 menunjukkan bahwa Kanker payudara sangat berbahaya dan
kejadian kanker payudara lebih tinggi harus diwaspadai sejak dini. Meskipun
angka kejadiannya dibanding dengan demikian, kanker payudara dapat dicegah
kanker leher rahim, yaitu sebanyak 8.227 dengan perilaku hidup sehat, rutin
kasus atau 16.85% dan kanker leher rahim kesehatan terlatih. Riset Penyakit Tidak
5.786 kasus atau 11.78%, sekitar 60–70% Menular (PTM) 2016 menyatakan perilaku
pasien datang pada stadium lanjut, III atau masyarakat dalam deteksi dini kanker
IV sehingga hampir setengah dari angka payudara masih rendah. Payudara Klinis
kejadian kanker payudara berakhir dengan (SADANIS) oleh tenaga Tercatat 53,7%
kematian. Jumlah angka kesakitan dan masyarakat tidak pernah melakukan
kematian akibat kanker payudara terus SADARI, sementara 46,3%
meningkat.

Viva Medika | VOLUME 11/NOMOR 01/SEPTEMBER/2018


2
melakukan Pemeriksaan Payudara Sendiri METODE
(SADARI) yang dilakukan oleh setiap Penelitian ini dilakukan di Desa Dawuhan
perempuan dan Pemeriksaan pernah Kecamatan Padamara Kabaupaten
melakukan SADARI; dan 95,6% Purbalingga pada tanggal 9 Juni dan 9 Juli
masyarakat tidak pernah melakukan 2018. Jenis penelitian kuantitatif dengan
SADANIS, sementara 4,4% pernah desain metode Quasi Experimental Design
melakukan SADANIS. dengan pendekatan One-Group Pretest-
Pemberian edukasi berupa pendidikan Posttest Design yaitu dilakukan dengan
kesehatan dapat memperbaiki perilaku menilai sebelum dan setelah perlakukan.
pasien dalam tatalaksana diabetes mellitus Sampel dalam penelitian ini menggunakan
melalui peningkatan pengetahuan, sikap, teknik quota sampling. Besar sampel
persepsi, kesadaran, praktik/ketrampilan, menggunakan sampel minimal sejumlah 30
dan lebih sedikit hambatan terhadap orang ibu. Ibu diberi pendidikan kesehatan
perilaku pencegahan adalah parameter yang sebanyak 1 kali, sebelum penkes ibu diberi
paling penting yang mungkin mendorong kuesioner untuk mengetahui pengetahuan,
perempuan untuk berlatih payudara persepsi, dan ketrampilan ibu tentang
perilakupencegahan kanker. 8,9,10 kanker payudara dan SADARI. Satu bulan
Berdasarkan hal tersebut, tertarik untuk kemudian ibu diberi dengan kuesioner yang
melakukan penelitian tentang pengaruh sama dengan sebelum penkes.Penelitian ini
pendidikan kesehatan tentang kanker menggunakan analisa data univariabel
payudara dan periksa payudara sendiri untuk mencari distribusi frekuensi, analisa
terhadap pengetahuan, persepsi dan bivariabel menggunakan uji paired t-test
ketrampilan ibu di wilayah Puskesmas apabila data berdistribusi normal. Untuk
Padamara Kabupaten Purbalingga”. menganalisis normalitas data digunakan uji
shapiro-wilk.

Viva Medika | VOLUME 11/NOMOR 01/SEPTEMBER/2018


3
HASIL DAN PEMBAHASAN
Tabel 1. Analisis Perbedaan Pengetahuan Sebelum dan Sesudah diberikan
Pendidikan Kesehatan

Kelompok
Variabel nilai p
Pre Post
Pengetahuan
X (SD) 64,23 (20,3) 81,1(12,4) 0,002*
Selisih (Δ) = post-pre
X (SD) 17 (26,8)
Median 13
Rentang (-31) - 65
% Peningkatan rerata 18,00%
Ket : *) Uji T Paired

Pada Tabel 1 menunjukkan bahwa statistik terdapat perbedaan


rata-rata nilai pengetahuan sebelum pengetahuan sebelum dan sesudah
diberikan perlakuan pendidikan diberikan pendidikan kesehatan
kesehatan sejumlah 64,23, setelah (p=0,002). Peningkatan rata-rata
dilakukan pemberian pendidikan selisih nilai pengetahuan dengan
kesehatan rata-rata nilai pengetahuan peningkatan rata-rata 18%.
responden sebesar 81,1. Secara

Tabel 2. Analisis Perbedaan Persepsi Sebelum dan Sesudah diberikan


Pendidikan Kesehatan
Kelompok
Variabel nilai p
Pre Post
Persepsi
X (SD) 63,3 (33,7) 82,9(19,2) 0,006*
Selisih (Δ) = post-pre
X (SD) 19,6 (36)
Median 10
Rentang (-50) - 100

% Peningkatan rerata 19,00%


Ket : *) Uji T Paired

Viva Medika | VOLUME 11/NOMOR 01/SEPTEMBER/2018


4
Pada Tabel 2 menunjukkan bahwa statistik terdapat perbedaan
rata-rata nilai persepsi sebelum pengetahuan sebelum dan sesudah
diberikan perlakuan pendidikan diberikan pendidikan kesehatan
kesehatan sejumlah 63,3, setelah (p=0,006). Hasil perhitungan
dilakukan pemberian pendidikan peningkatan rata-rata selisih nilai
kesehatan rata-rata nilai pengetahuan persepsi ibu dengan peningkatan rata-
responden sebesar 82,9. Secara rata 19%.

Tabel 3. Analisis Perbedaan Keterampilan Sebelum dan Sesudah


diberikan Pendidikan Kesehatan
Kelompok
Variabel nilai p
Pre Post
Keterampilan
X (SD) 65,6 (13,8) 84 (11,3) 0,000*
Selisih (Δ) = post-pre
X (SD) 18,3 (15,3)
Median 14
Rentang 0 - 57
% Peningkatan rerata 21%
Ket : *) Uji T Paired

Pada Tabel 3. menunjukkan bahwa Hasil penelitian ini sesuai dengan teori
rata-rata nilai ketrampilan ibu sebelum yang menyatakan bahwa pendidikan
diberikan perlakuan pendidikan kesehatan adalah suatu kegiatan usaha
kesehatan sejumlah 65,6, setelah penyampaian pesan kesehatan kepada
dilakukan pemberian pendidikan masyarakat, kelompok atau individu.
kesehatan rata-rata nilai pengetahuan Dengan adanya pesan tersebut
responden sebesar 84,0. Secara diharapkan kelompok atau individu
statistik terdapat perbedaan memperoleh pengetahuan tentang
pengetahuan sebelum dan sesudah kesehatan yang lebih baik. Faktor
diberikan pendidikan kesehatan metode, media, dan materi juga
(p=0,000). Hasil perhitungan mememngaruhi pengetahuan
peningkatan rata-rata selisih nilai seseorang, dimana penggunaan metode
persepsi ibu dengan peningkatan rata- yang tepat dapat membantu penyerapan
rata 21%. materi. Semakin materi itu sesuai

Viva Medika | VOLUME 11/NOMOR 01/SEPTEMBER/2018


5
dengan usia dan budayanya, maka teknik praktik belajar atau instruksi
seseorang akan semakin tertarik untuk meningkatkan kesadaran mau
mengikuti proses pemberian materi merubah perilakunya menjadi perilaku
tersebut. (Notoatmodjo, 2012) sehat. (Notoatmodjo, 2010)
Penelitian ini menggunakan berbagai
metode pendidikan kesehatan, sehingga SIMPULAN DAN SARAN
menimbulkan peningkatan pengetahuan simpulan
yang mungkin meningkatkan persepsi Pendidikan Kesehatan
seseorang terhadap suatu objek. meningkatkan pengetahuan, persepsi,
(Waidi, 2003) Faktor lain yang dan ketrampilan ibu tentang kanker
mungkin memengaruhi adalah usia, payudara dan sadariDi Wilayah
dimana semakin bertambahnya usia Puskesmas Padamara Kabupaten
akan memiliki pengalaman hidup yang Purbalingga.
dimilikinya. (Walgito, 2003) Pada Saran
penelitian ini sebagian besar usia ibu 1. Bagi Puskesmas
pada usia 40-49 tahun. Sebaiknya dilakukan pendidikan
Hasil penelitian ini juga kesehatan secara terus menerus untuk
menunjukkan bahwa ketrampilan ibu peningkatan pengetahuan, persepsi, dan
dalam memiliki ketrampilan yang ketrampilan tentang sadari yang lebih
cukup, setelah dilakukan pendidikan baik agar kesadaran untuk SADARI
kesehatan ibu memiliki ketrampilan dapat meningkat, diharapkan ibu-ibu
yang baik tentang SADAR, dengan melalukan SADARI rutin sesuai
rata-rata peningkatannya 21%. jadwalnya agar dapat menditeksi
Penelitian ini menunjukkan bahwa kelainan pada payudara. Bagi
terdapat pengaruh pendidikan 2. Peneliti Selanjutnya
kesehatan terhadap ketrampilan ibu Diharapkan dapat melakukan
tentang sadari. Hal ini sesuai dengan penelitian lebih lanjut untuk melihat
teori yang menyatakan bahwa output dari pendidikan kesehatan yang
pendidikan kesehatan merupakan telah diberikan
kemampuan penambahan pengetahuan
dan kemampuan seseorang melalui

Viva Medika | VOLUME 11/NOMOR 01/SEPTEMBER/2018


6
DAFTAR PUSTAKA JOURNAL OF WOMEN’S
HEALTH. Volume 21, Number
Bachok Norsa’adah , Krishna G
1, 2012 ªMary Ann Liebert, Inc.
Rampal, Mohd A Rahmah, Nyi N
DOI: 10.1089/jwh.2010.2638
Naing and Biswa M Biswa.
Maryam Khazaee-Pool, Ali Montazeri,
Diagnosis delay of breast cancer
Fereshteh Majlessi, Abbas
and its associated factors in
Rahimi Foroushani, Saharnaz
Malaysian women. Norsa’adahet
Nedjat and Davoud
al. BMC Cancer 2011,11:141
Shojaeizadeh. Breast cancer-
http://www.biomedcentral.com/1
preventive behaviors: exploring
471-2407/11/141
Iranian women’sexperiences.
Grufeld EA, Ramirez AJ, American
Khazaee-Poolet al. BMC
Cancer society (ACS): Breast
Women's Health2014,14:41
cancer fact and figures 2007-
http://www.biomedcentral.com/1
2008. Atlanta: ACS,2007WHO.
472-6874/14/41
World Cancer Factsheet.
Maryam Amin, Pawan Nyachhyon,
International Agency for
Maryam Elyasi, and Muhammed
Research on Cancer. Agustus
Al-Nuaimi. Impact of an Oral
2012
Health Education Workshop on
Hikmanti, Arlyana, Fauziah Hanum
Parents’ Oral Health Knowledge,
NA. Analisis faktor-faktor yang
Attitude, and Perceived
mempengaruhi keterlambatan
Behavioral Control among
pengobatan kanker payduara di
African Immigrants. Hindawi
RSUD Margono Soekardjo
Publishing Corporation Journal
Purwokerto Jawa Tengan. 2014.
of Oral Diseases. Volume 2014,
ISSN
Article ID 86745,7 pages
Sistem Informasi Rumah Sakit (SIRS).
http://dx.doi.org/10.1155/2014/9
2007. Kejadian Kanker
86745
Payudara. http ://www.antara
Nur Aini, Widati Fatmaningrum, Ah.
news.com/berita/1265254914/Kej
Yusuf. Changing the Patient’s
adian-Kanker-Payudara-Masih
Behavior in Diabetes Mellitus
tinggi. (Diakses tanggal 15
Management by Application
Februari 2013).
Dorothy E. Johnson’s Behavioral
Matthew P. Banegas, Yelena Bird,,
System Model). Jurnal Ners Vol.
John Moraros,Sasha King,
6 No. 1 April 2011 : 1-10
Surasri Prapsiri, and Beti
Notoatmodjo, S. 2010. Pendidikan dan
Thompson. Breast Cancer Knowledge,
Perilaku Kesehatan. Rineka
Attitudes, and Early Detection
Cipta: Jakarta.
Practices in United States-
Mexico Border Latinas.

Viva Medika | VOLUME 11/NOMOR 01/SEPTEMBER/2018


7

Anda mungkin juga menyukai