Anda di halaman 1dari 12

PENYELESAIAN TERHADAP EKSEKUSI TANAH YANG DIJADIKAN

JAMINAN KREDIT DI PERSEROAN TERBATAS PERMODALAN


NASIONAL MADANI UNIT LAYANAN MODAL MIKRO (PT PNM
ULaMM) SAMARINDA AKIBAT KREDIT MACET

Wahyuni Puspita Sari


Fakultas Hukum
Universitas 17 Agustus 1945 Samarinda, Indonesia
Wahyunip18@gmail.com

ABSTRACT Bank adalah lembaga keuangan


masyarakat yang diperlukan untuk
Land is a guarantee that is often used mendapatkan pinjaman melalui kredit.
in credit agreements. For the debtors, using Masyarakat biasanya menggunakan dana
the land as collateral will provide an ease in dari kredit tersebut untuk mendapatkan
getting credit at the Bank. As for creditors, modal usaha atau mengembangkan
land as collateral also benefits them, usaha mereka.
because if the debtor does not make his Munir Fuady dalam buku Hukum
achievements, the creditor can execute the Jaminan Hutang mengatakan:
land. But it’s worth looking how the
procedures in the excution of the land are. “Penyaluran kredit merupakan
Are those procedures consistent with the salah satu core bisnis perbankan,
existing laws. namun di sisi lain juga dapat
In this study the writer used a mengundang hal- hal yang berisiko
normative research method with a literature tinggi, terutama monster
study. And to complete this study the author perbankan yang bernama “kredit
also had a few interviews. The approach to macet”. Akibatnya, perhatian dan
laws and regulations associated with it. tenaga para bankir lebih
The result of this study shows that dicurahkan kepada
there are some factors causing the crash of ketidakterlaksananya suatu
credit. One of the factors leading to the perjanjian kredit daripada
crash of credit isi the absence of good faith keterlaksanaannya.”
from debtors. Completion of land execution
at PT PNM ULaMM Segiri Samarinda Unit Kredit yang diberikan oleh bank
is carried out by selling collateral land perlu diberikan keamanan untuk
under the hand and selling collateral land menghindari kerugian akibat kredit
through auction. And the process of macet atau tidak di penuhinya prestasi
completing land execution at PT PNM oleh debitur. Untuk itulah bank meminta
UlaMM is in accordance with the applicable kepada calon debitur untuk memberikan
legislation. suatu jaminan dalam perjanjian
Keywords: Land Execution, Credit kreditnya. Tapi walaupun tanpa jaminan
Guarantee, and Crash Credit. seharusnya kreditur mempunyai
keyakinan sendiri dalam memberikan
1. PENDAHULUAN kredit kepada debiturnya.
“Perjanjan kredit merupakan perjanjian jaminan. Sedangkan pihak debitur
konsensuil antara debitur dengan menjadikan pemberian kredit dari Bank
kreditur yang melahirkan hubungan adalah hal yang utama bagi mereka
hutang piutang, dimana debitur apalagi disaat mereka membutuhkan
berkewajiban membayar kembali uang. Terkadang para debitur meminta
pinjaman yang diberikan oleh kreditur, pemberian kredit tanpa memikirkan
berdasarkan syarat dan kondisi yang kapasitas atau kemampuan mereka untuk
telah disepakati.” membayar. Tampa berpikir panjang dan
Tanah adalah jaminan yang memahami isi perjanjian tersebut mereka
sering digunakan oleh debitur, dan bagi menyetujui perjanjian kredit dengan
kreditur jaminan tanah adalah jaminan pihak kreditur.
yang dinilai lebih menguntungkan Pada kenyataannya, ada beberapa
karena memiliki daya jual yang terus debitur yang tidak bisa memenuhi
meningkat setiap tahunnya. Dalam prestasinya dalam perjanjian kredit.
Kamus Besar Bahasa Indonesia Faktor penyebabnya antara lain karena
disebutkan pengertian mengenai tanah, usaha yang mengalami penurunan
yaitu permukan bumi atau lapisan bumi keuntungan, dan juga debitur yang tidak
yang diatas sekali. Sedangkan pengertian menyesuaikan pinjaman dengan
tanah diatur dalam pasal 4 ayat 1 kemampuan untuk membayar. Hal ini
Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 kemudian memicu debitur untuk tidak
Tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok melakukan prestasinya. Pihak kreditur
Agraria dinyatakan sebagai berikut. juga biasanya memberikan surat teguran
“Atas dasar hak menguasai dari kepada debitur agar mau melakukan
Negara sebagai yang dimaksud pembayaran. Dan apabila debitur tetap
dalam pasal 2 ditentukan adanya tidak melakukan pembayaran maka
macam-macam hak atas debitur dianggap wanprestasi.
permukaan bumi, yang disebut Menurut Undang-Undang Nomor
tanah, yang dapat diberikan 4 tahun 1996 Tentang Hak Tanggungan
kepada dan dipunyai oleh orang- dijelaskan bahwa hak atas tanah adalah
orang, baik sendiri maupun salah satu objek dari hak tanggungan.
bersama-sama dengan orang lain Dan dokumen wajib dalam pemberian
serta badan- badan hukum.” hak tanggungan adalah Akta Pemberian
Hak Tanggungan (APHT) yang dibuat
Jaminan hak atas tanah tersebut oleh Pejabat Pembuat Akta Tanah
bisa memperkuat keinginan kreditur (PPAT). Akta Hak Tanggungan biasanya
untuk memberikan kredit. Pada dapat diisi dengan janji-janji salah
kenyataannya baik kreditur maupun satunya “Janji pemegang hak
debitur sering salah mengartikan fungsi tanggungan pertama akan mempunyai
dari jaminan ini. Pihak kreditur hak untuk menjual atas kekuasaanya
menjadikan jaminan sebagai faktor sendiri terhadap tanah objek hak
utama dalam perjanjian kredit. tanggungan apabila debitur melakukan
Merupakan kesalahan besar jika kreditur wanprestasi.”
menjadikan jaminan sebagai hal yang Salah satu cara dalam
utama dalam perjanjian kredit karena penyelesaian kredit macet adalah dengan
kreditur harus mempunyai kepercayaan menjual jaminan kredit. Hal ini tentu
kepada debitur walaupun tampa adanya saja sudah diatur dalam Undang-
Undang. Kreditur tidak bisa begitu saja Yuridis Normatif. “Penelitian hukum
melakukan eksekusi tanah. Ada beberapa Normatif (Yuridis Normatif) adalah
prosedur yang harus dilakukan kreditur metode penelitian hukum yang
untuk menyelamatkan kredit macet, dilakukan dengan meneliti bahan
sebelum kreditur melakukan penjualan pustaka atau data sekunder belaka.”
atau mengeksekusi tanah jaminan Penelitian yang dilakukan adalah
tersebut. Namun masyarakat belum dengan cara mengumpulkan ketentuan-
mengetahui dan memahami bahwa ketentuan perundang-undangan dan
eksekusi tanah jaminan ini sudah diatur bahan-bahan hukum, kemudian
dalam Perundang-Undangan. mengkaji penerapan hukum tersebut
Berdasarkan penjelasan diatas pada PT PNM ULaMM Samarinda.
maka penulis merasa tertarik untuk Peneliti juga melakukan sedikit
melakukan penelitian lebih mendalam. wawancara untuk melengkapi data-data
Penelitian tersebut tertuang dalam dan bahan-bahan penelitian yang
karya tulis yang berjudul diperlukan.
“PENYELESAIAN TERHADAP
EKSEKUSI TANAH YANG Adapun Pendekatan yang
DIJADIKAN JAMINAN KREDIT digunakan dalam Penelitian ini adalah
DI PERSEROAN TERBATAS Pendekatan Undang-Undang (Statute
PERMODALAN NASIONAL Approach). “Pendekatan Undang-
MADANI UNIT LAYANAAN Undang (Statute Approach) dilakukan
MODAL MIKRO (PT PNM dengan menelaah semua Undang-
ULAMM) SAMARINDA AKIBAT Undang dan regulasi yang bersangkut
KREDIT MACET”. paut dengan isu hukum yang sedang
Berdasarkan alasan pemilihan ditangani.”
judul diatas, maka rumusan masalah
Dalam penelitian ini bahan hukum
dalam skripsi ini adalah , Bagaimanakah
yang digunakan adalah bahan hukum
prosedur eksekusi tanah yang dijadikan
primer, bahan hukum sekunder, bahan
jaminan dalam perjanjian kredit di PT
hukum tersier dan bahan non hukum
PNM ULaMM (Perseron Terbatas
yang diuraikan sebagai berikut:
Permodalan Nasional Madani Unit
Layanan Modal Mikro) Samarinda?. Dan • Bahan Hukum Primer dalam
Apa akibat hukumnya jika debitur penelitian ini meliputi:
menolak eksekusi tanah akibat kredit
macet? • Kitab Undang-Undang Hukum
Perdata (KUHPer)
Adapun tujuan penulisan ini adalah
sebagai berikut : Mengetahui prosedur • Undang-Undang Nomor 5
eksekusi tanah yang dijadikan jaminan Tahun 1960 Tentang
dalam perjanjian kredit di PT PNM Peraturan Dasar Pokok-Pokok
ULaMM (Perseron Terbatas Permodalan Agraria
Nasional Madani Unit Layanan Modal
Mikro) Samarinda. Dan mengetahui • Undang-Undang Nomor 10
akibat hukumnya jika debitur menolak Tahun 1998 Tentang
eksekusi tanah akibat kredit macet. Perubahan Atas Undang-
Jenis penelitian ini termasuk dalam Undang Nomor 7 Tahun 1992
jenis penelitian menggunakan metode Tentang Perbankan.
• Undang-Undang Nomor 4 wawancara terhapa karyawan yang
Tahun 1996 Tentang Hak bekerja di Permodalan Nasional
Tanggungan atas Tanah Madani Unit Layanan Modal Mikro
Beserta Benda-benda yang (PT PNM ULaMM) Unit Segiri
Berkaitan dengan Tanah Samarinda. Peneliti membaca,
mempelajari menelaah dan mengutip
• Undang-Undang Nomor 42 bahan-bahan kepustakaan, perundang-
Tahun 1999 Tentang Jaminan undangan maupun literatur yang
Fidusia berhubungan dengan penelitian.
• Bahan Hukum Sekunder dalam Setelah semua data yang
penelitian ini meliputi bahan- diperlukan terkumpul, selanjutnya
bahan yang dapat melengkapi dilakukan pengolahan data yaitu
semua penjelasan mengenai bahan dengan cara memeriksa atau meneliti
hukum primer. Bahan-bahan data-data yang ada. Peneliti
tersebut didapat dari wawancara menambah serta melengkapi data-data
terhadap karyawan PT PNM yang kurang lengkap. Kemudian data
ULaMM Unit Segiri Samarinda. di klasifikasikan dan disusun secara
sistematis sesuai dengan pokok
• Bahan Hukum Tersier, yaitu
bahasan yang telah ditentukan.
bahan-bahan hukum yang
memberikan petunjuk maupun Analisis data yang dipergunakan
penjelasan terhadap bahan hukum dalam penelitian normatif adalah
primer dan sekunder, misalnya analisis data kualitatif, yakni analisis
Kamus Besar Bahasa Indonesia, data dengan cara menguraikan data
Kamus Bahasa Inggris, Kamus- secara bermutu dalam bentuk kalimat
kamus Hukum, ensiklopedia, yang teratur, runtun, logis, tidak
media cetak dan media elektronik. tumpang tindih, dan efektif, sehingga
memudahkan interpretasi data dan
• Selain bahan-bahan hukum yang
pemahaman hasil analisis.
diuraikan diatas, peneliti juga
menggunakan bahan non hukum Dengan kata lain bahwa “analisis
yang diperlukan. Bahan non kualitatif adalah cara menganalisis
hukum tersebut meliputi ilmu data yang bersumber dari bahan
ekonomi, sosiologi dan disiplin hukum berdasarkan kepada konsep,
ilmu lainnya yang dirasa berkaitan teori, peraturan perundang-undangan,
dengan penelitian. doktrin, prinsip hukum, pendapat
pakar atau pandangan peneliti
Teknik pengumpulan data dalam
sendiri.”
penelitian ini menggunakan teknik
pengumpilan data primer dan teknik
pengumpulan data sekunder. Teknik
pengumpulan data primer dilakukan KERANGKA TEORITIS
dengan cara studi kepustakaan dan
mencari literatur-literatur yang • Perjanjian Kredit
berkaitan dengan penelitian,
• Pengertian perjanjian
Sedangkan teknik pengumpulan data
sekunder dilakukan dengan
Kitab Undang-Undang Hukum • Sepakat mereka yang
Perdata (KUHPer) Pasal 1313 mengikat dirinya
menyebutkan bahwa:
• Kecakapan untuk
”Perjanjian adalah perbuatan dengan membuat suatu perikatan
mana satu orang atau lebih
mengikatkan dirinya terhadap satu • Suatu hal tertentu
orang atau lebih.” • Suatu sebab yang halal”
• Unsur-unsur perjanjian
B. Jaminan Kredit
Dalam perkembangan ilmu
hukum dikenal adanya tiga unsur • Jaminan Kredit
dalam perjanjian yaitu:
• Unsur esensialia Menurut ketentuan Pasal 2 ayat
1 Surat Keputusan Direksi Bank
• Unsur naturalia Indonesia No.23/69/KEP/DIR
• Unsur aksidentalia tanggal 28 februari 1991 Tentang
3. Macam-macam Perjanjian Jaminan Pemberian Kredit bahwa:
Pasal 1314 Kitab Undang-
Undang Hukum Perdata (KUHPer) “Jaminan adalah suatu
menerangkan adanya dua macam keyakinan bank atas kesanggupan
perjanjian jika dilihat dari beban dan debitor untuk melunasi kredit sesuai
kemanfaatan yang diperolah para dengan yang diperjanjikan.”
pihak yaitu: C. Kredit Macet
• Perjanjian cuma-cuma
Perjanjian atas beban Kredit macet adalah resiko
Menurut Sutarno, perjanjian yang selalu ada dalam pemberian
dapat di bedakan menjadi kredit. Debitur yang mempunyai
beberapa jenis yaitu: utang pada kreditur tidak memenuhi
• Perjanjian Timbal Balik kewajibannya membayar utang
• Perjanjian sepihak sesuai dengan yang dijanjikan dalam
perjanjian kredit. Ada beberapa
• Perjanjian dengan percuma faktor yang menyebabkan terjadinya
• Perjanjian konsensuil, riil dan kredit macet yaitu:
formil • Adanya kesalahan atau
• Perjanjian bernama atau keteledoran dari pihak kreditur
khusus dan perjanjian tak dalam menganalisa persyaratan
bernama kelayakan untuk mengajukan
kredit.
4. Syarat sah perjanjian
• Adanya unsur kesengajaan dari
Pasal 1320 Kitab Undang-Undang debitur untuk tidak melakukan
Hukum Perdata (KUHPer) pembayaran kredit walaupun
disebutkan: pihak debitur mampu untuk
melakukan pembayaran.
“syarat sah nya perjanjian
yaitu :
• Adanya musibah yang dialami melakukan perubahan syarat-
oleh pihak debitur misalnya syarat perjanjian kredit berupa
kebakaran dan usaha gagal atau pemberian tambahan kredit, atau
mengalami penurunan melakukan konversi atas seluruh
keuntungan. atau sebagian kredit menjadi
perusahaan, yang dilakukan
Mengenai penyelamatan kredit macet dengan atau tanpa rescheduling
biasanya pihak kreditur atau bank dan/atau reconditioning.
berpedoman kepada Surat Edaran
Bank Indonesia No.26/4/BPPP D. Tentang PT PNM ULAMM
tanggal 29 mei 1993 yang pada Samarinda
prinsipnya mengatur penyelamatan
kredit bermasalah sebelum PT Permodalan Nasional
diselesaikan melalui lembaga Madani (Persero) atau PNM,
hukum. didirikan sebagai bagian dari solusi
strategis pemerintah untuk
“Penyelamatan kredit bermasalah meningkatkan kesejahteraan dan
tersebut adalah sebagai berikut: pemerataan ekonomi masyarakat
melalui pengembangan akses
• Rescheduling (penjadwalan permodalan dan program
kembali), yaitu suatu upaya peningkatan kapasitas bagi para
hukum untuk melakukan pelaku Usaha Mikro, Kecil,
perubahan terhadap beberapa Menengah, dan Koperasi
syarat perjanjian kredit yang (UMKMK).
berkenaan dengan jadwal
pembayaran kembali/jangka Di Samarinda sendiri PT PNM
waktu kredit termasuk tenggang memiliki kantor cabang yang
(grace period), termasuk beralamatkan Jalan Siradj Salman,
perubahan jumlah angsuran. Bila Air Hitam, Samarinda Ulu. Dan PT.
perlu dengan penambahan PNM ULaMM di Samarinda juga
kredit. terbagi empat unit yaitu Unit Segiri,
Unit Samarinda Sebrang, Unit
• Reconditioning (persyaratan Lempake dan Unit Sungai Kunjang.
kembali), yaitu melakukan Maksimal pembiayan yang ada di PT
perubahan atas sebagian atau PNM ULaMM Samarinda adalah Rp
seluruh persyaratan perjanjian, 200 juta dengan jangka waktu
yang tidak terbatas hanya kepada maksimal 4 tahun (tergantung plafon
perubahan jadwal angsuran, pembiayaan).
dan/atau jangka waktu kredit
saja. Tetapi perubahan kredit HASIL PENELITIAN DAN
tersebut tampa memberikan PEMBAHASAN
tambahan kredit atau tanpa
melakukan konversi atas selutuh • Prosedur Eksekusi Tanah yang
atau sebagian dari kredit menjadi Dijadikan Jaminan Dalam
equity perusahaan. Perjanjian Kredit di PT PNM
ULaMM Samarinda.
• Restructuring (penataan Proses awal pemberian
kembali), yaitu upaya berupa kredit kepada calon debitur di PT
PNM ULaMM Unit Segiri Perdata) serta beberapa peraturan
Samarinda diawali dengan survey perundang-undangan berikut ini:
tehadap kelayakan jaminan dan
kemampuan calon debitur untuk • Pasal 1155 Kitab Undang-
melakukan pembayaran. Seperti Undang Hukum Perdata (KUH
yang telah dijelaskan dalam Perdata) menyebutkan bahwa:
kerangka teoritis tentang prinsip-
“Bila oleh pihak-pihak yang
prinsip kredit bank, di PT PNM
berjanji tidak disepakati lain,
ULaMM juga melakukan hal
maka jika debitur atau pemberi
yang sama sebelum memberikan
gadai tidak memenuhi
kredit kepada calon debiturnya,
kewajibannya, setelah
salah satunya adalah prinsip 5C.
lampaunya jangka waktu yang
Setelah calon debitur di rasa
ditentukan, atau setelah
memenuhi semua persyaratan,
dilakukan peringatan untuk
maka dibuatkanlah perjanjian
pemenuhan perjanjian dalam hal
kredit (perjanjian pokok).
tidak ada ketentuan tentang
Perjanjian kredit ini dilakukan
jangka waktu yang pasti,
dengan dua cara yaitu dengan
kreditur berhak untuk menjual
dibawah tangan atau hanya antara
barang gadainya dihadapan
debitur dan PT PNM ULaMM
umum menurut kebiasaan-
saja, dan juga perjanjian kredit
kebiasaan setempat dan dengan
yang dibuat di hadapan notaril
persayaratan yang lazim berlaku,
(jika jumlah pinjaman yang
dengan tujuan agar jumlah utang
diberikan diatas 30 juta).
itu dengan bunga dan biaya
Menurut Pasal 1234 KUH dapat dilunasi dengan hasil
Perdata ada tiga macam jenis penjualan itu”
prestasi yaitu memberikan
• Pasal 15 ayat 3 Undang-Undang
sesuatu, berbuat sesuatu dan tidak
HYPERLINK
berbuat sesuatu. Sedangkan "https://www.hukumonline.com/
wanprestasi adalah tidak
pusatdata/detail/17484/node/30/
dipenuhinya prestasi oleh salah uu-no-42-tahun-1999-jaminan-
satu pihak yang terikat perjanjian.
fidusia"Republik Indonesia No.
Pada dasarnya, kreditur pemegang 42 Tahun 1999 T HYPERLINK
jaminan kebendaan memiliki hak
"https://www.hukumonline.com/
untuk mengeksekusi barang pusatdata/detail/17484/node/30/
jaminan untuk dijual guna
uu-no-42-tahun-1999-jaminan-
pembayaran utang debitur jika
fidusia"entang Jaminan Fidusia
debitur lalai melaksanakan
menyebutkan bahwa:
kewajibannya berdasarkan
perjanjian kredit. Pemberian hak “Apabila debitor cidera janji,
kepada kreditur untuk Penerima Fidusia mempunyai
mengeksekusi jaminan kebendaan hak untuk menjual Benda yang
yang diberikan oleh debitur dapat menjadi objek Jaminan Fidusia
kita lihat dalam Kitab Undang- atas kekuasaannya sendiri.”
Undang Hukum Perdata (KUH
• Pasal 6 Undang-Undang N pihak PT PNM ULaMM unit
HYPERLINK segiri terlebih dahulu melakukan
"https://www.hukumonline.com/ penyelamatan kredit macet,
pusatdata/detail/11822/node/39/ sesuai dengan Surat Keputusan
uu-no-4-tahun-1996-hak- Direktur Bank Indonesia
tanggungan-atas-tanah-beserta- No.26/22.KEP./DIR tanggal 29
benda-benda-yang-berkaitan- mei 1993. Penyelamatan kredit
dengan-tanah"o. 4 Tahun 1996 T macet tersebut berupa
HYPERLINK rescheduling (penjadwalan
"https://www.hukumonline.com/ kembali), reconditioning
pusatdata/detail/11822/node/39/ (persyaratan kembali), dan
uu-no-4-tahun-1996-hak- restructuring (penataan kembali)
tanggungan-atas-tanah-beserta- atau disebut juga 3R.
benda-benda-yang-berkaitan-
dengan-tanah"entang Hak Pihak PT PNM ULaMM
Tanggungan Atas Tanah Beserta Unit Segiri Samarinda terlebih
Benda-Benda Yang Berkaitan dahulu melakukan perundingan
Dengan Tanah menyebutkan dengan debitur apakah ingin
bahwa: dilakukan penyelamatan kredit
macet tersebut. Hal ini dilakukan
“Apabila debitor cidera janji, apabila debitur masih
pemegang Hak Tanggungan mempunyai itikad baik untuk
pertama mempunyai hak untuk melakukan pembayaran. Jika
menjual obyek Hak Tanggungan pihak debitur menyetujui, maka
atas kekuasaan sendiri melalui debitur akan mengajukan surat
pelelangan umum serta permohonan untuk dilakukan
mengambil pelunasan penyelamatan kredit macet. Jika
piutangnya dari hasil penjualan penyelamatan kredit macet ini
tersebut.” gagal, dan pihak debitur tetap
tidak bisa melakukan
Menurut ketentuan pasal pembayaran, maka pihak PT
12 ayat 3 Peraturan Bank PNM ULaMM akan
Indonesia No.7/2/PBI/2005 memberikan teguran atau
Tentang Penilaian Kualitas peringatan kepada debitur untuk
Aktiva Bank Umum, kualitas melunasi utangnya.
kredit dibagi menjadi 5 (lima)
kolektibilitas, yaitu kredit lancar, Pihak PT PNM ULaMM
kredit dalam perhatian khusus, akan memberikan surat peringan
kredit kurang lancar, kredit yang 1 (SP 1) dengan jangka waktu 7
diragukan, dan kredit macet. Jika hari, surat peringatan 2 (SP 2)
kualitas kredit sudah termasuk dengan jangka waktu 15 hari,
dalam koletibilitas kredit kurang dan surat peringatan 3 (SP 3)
lancar, kredit yang diragukan dengan jangka waktu 30 hari.
atau kredit macet maka pihak PT Setelah diberikan surat
PNM ULaMM akan melakukan peringatan tetapi debitur tetap
proses eksekusi tanah. Sebelum tidak melakukan pelunasan atau
mengeksekusi tanah jaminan, pembayaran jaminan, maka
pihak PT PNM Ulamm akan undangan untuk pelunasan
melakukan pendaftaran lelang piutang pemegang Hak
atas tanah jaminan tersebut ke Tanggungan dengan hak
Kantor Pelayanan Negara dan mendahulu dari pada
Lelang (KPKNL) Samarinda. kreditor-kreditor lainnya.”
Menurut Pasal 1 ayat 11 Pasal tersebut diatas
Peraturan Menteri Keuangan menjelaskan bahwa apabila
Nomor 27/PMK.06/2016 debitur cidera janji, kreditur
Tentang Petujuk Pelaksanaan pemegang hak tanggungan
Lelang: mempunyai hak untuk menjual
objek Hak Tanggungan atas
“Kantor Pelayanan Kekayaan kekuasaan sendiri serta
Negara dan Lelang, yang mengambil pelunasan
selanjutnya disebut KPKNL, piutangnya dari hasil penjualan
adalah instansi vertikal tersebut. Penjualan objek Hak
Direktorat Jenderal Kekayaan Tanggungan wajib dilakukan
Negara yang berada di bawah Melalui pelelangan umum yang
dan bertanggungjawab langsung dilaksanakan oleh kantor lelang.
kepada Kepala Kantor Wilayah.”
Selanjutnya pasal 20 ayat
Pasal 20 ayat 1 Undang- 2 Undang-Undang Nomor 4
Undang Nomor 4 Tahun 1996 Tahun 1996 Tentang Hak
Tentang Hak Tanggungan Atas Tanggungan Atas Tanah Beserat
Tanah Beserat Benda-Benda Benda-Benda Yang Berkaitan
Yang Berkaitan Dengan Tanah Dengan Tanah disebutkan
disebutkan Bahwa: bahwa:
“Apabila debitor cidera janji, “Atas kesepakatan pemberi dan
maka berdasarkan: pemegang Hak Tanggungan,
penjualan obyek Hak
• Hak pemegang Hak
Tanggungan dapat dilaksanakan
Tanggungan pertama untuk
di bawah tangan jika dengan
menjual obyek
demikian itu akan dapat
HakTanggungan
diperoleh harga tertinggi yang
sebagaimana dimaksud
menguntungkan semua pihak.”
dalam Pasal 6, atau
Dan ayat 3 yang berbunyi:
• Titel eksekutorial yang
terdapat dalam sertipikat “Pelaksanaan penjualan
Hak Tanggungan sebagaimana dimaksud pada
sebagaimana dimaksud ayat (2) hanya dapat dilakukan
dalam Pasal 14 ayat (2), setelah lewat waktu 1 (satu)
obyek Hak Tanggungan bulan sejak diberitahukan secara
dijual melalui pelelangan tertulis oleh pemberi dan/atau
umum menurut tata cara pemegang Hak Tanggungan
yang ditentukan dalam kepada pihak-pihak yang
peraturan perundang- berkepentingan dan diumumkan
sedikit-dikitnya dalam 2 (dua) Tentang Petunjuk Pelaksanaan
surat kabar yang beredar di Lelang pasal 1 ayat 35:
daerah yang bersangkutan “Risalah lelang adalah berita acara
dan/atau media massa setempat, pelaksanaan lelang yang dibuat oleh
serta tidak ada pihak yang Pejabat Lelang yang merupakan akta
menyatakan keberatan.” otentik dan mempunyai kekuatan
pembuktian sempurna.”
Setelah dikeluarkannya
Pasal 20 ayat 2 menyebutkan risalah lelang, maka tanah jaminan
bahwa penjualan obyek Hak tersebut akan menjadi milik
Tanggungan bisa dilakukan di pemenang lelang. Pemenang lelang
bawah tangan asalkan sesuai mendapat Kutipan Risalah Lelang
dengan syarat-syarat yang sebagai akta jual beli untuk
disebutkan dalam ayat 3 kepentingan balik nama atau Grosse
Undang-Undang Hak Risalah Lelang sesuai kebutuhan
Tanggungan. sesuai dengan Pasal 94 Ayat 2a
Peraturan Menteri Keuangan
Apabila debitur menolak
No.27/PMK.06/2016.
eksekusi tanah jaminan dengan cara
penjualan di bawah tangan maka • Akibat Hukum Jika Debitur
pihak PT PNM ULaMM Samarinda Menolak Eksekusi Tanah Akibat
Unit Segiri akan melakukan Kredit Macet.
eksekusi tanah jaminan dengan cara Seperti yang telah dijelaskan
penjualan melalui pelelangan. Cara sebelumnya bahwa tanah adalah
eksekusi tanah ini biasa disebut salah satu obyek Hak Tanggungan.
dengan parate eksekusi Setelah perjanjian pokok dibuat,
sebagaimana yang didasarkan pada barulah dibuatkan perjanjian
Pasal 6 Undang-Undang Hak ikutannya atau Perjanjian
Tanggungan. “Secara fakta sejarah Pemberian Hak Tanggungan. Hal
perbankan di Indonesia telah tersebut sebagaimana ketentuan
diwariskan senjata yang paling Pasal 10 Ayat 1 Undang-Undang
ampuh dan cepat dalam Hak Tanggungan.
memberantas kredit macet yaitu Pasal 6 Undang-Undang
melalui parate eksekusi atau Nomor 4 Tahun 1996 Tentang Hak
mengeksekusi sendiri/ langsung Tanggungan Atas Tanah Beserta
(melelang) agunan tanpa campur Benda-Benda Yang Berkaitan
tangan pengadilan” Dengan Tanah, telah dijelaskan
Setelah semua syarat-syarat secara tegas bahwa obyek Hak
pendaftaran lelang dipenuhi dan Tanggungan bisa dijual di pelelangan
prosedur pelaksanan lelang telah umum jika debitur ingkar janji.
dilakukan serta mendapatkan Selanjutnya pasal 20 Undang-
pemenang lelang. Maka pejabat Undang Nomor 4 Tahun 1996
lelang akan mengeluarkan Risalah Tentang Hak Tanggungan Atas
Lelang. Tanah Beserta Benda-Benda Yang
Menurut Peraturan Menteri Berkaitan Dengan Tanah, eksekusi
Keuangan Nomor 27/PMK.06/2016 Hak Tanggungan dapat dilakukan
dengan cara menjual objek hak hukum dalam perjanjian pokok
tanggungan secara dibawah tangan sebelum dilakukannya
berdasarkan kesepakatan pemberi pembebanan hak tanggungan,
dan penerima Hak Tanggungan. Lalu atau hanyalah merupakan
bagaimana jika debitur menolak gugatan yang sifatnya untuk
untuk eksekusi jaminan. menunda atau mengganggu
Walaupun telah dijelaskan dilaksankannya pelelangan
dengan tegas dalam Undang-Undang jaminan tersebut.”
Hak Tanggungan bahwa kreditur
selaku pemegang Hak Tanggungan
berhak menjual objek hak PENUTUP
tanggungan jika debitur cidera janji, A. Kesimpulan
namun pada kenyataanya ada saja
hambatan yang terjadi saat akan Dari hasil penelitian dan
dilakukan eksekusi tanah jaminan pembahasan diatas dapat penulis
contohnya adanya penolakkan dari simpulkan bahwa:
debitur untuk dilakukannya eksekusi
tanah jaminan. Dalam hal 1. Prosedur eksekusi tanah akibat
nasabah/debitor menolak eksekusi kredit maacet di PT PNM ULaMM
tersebut, kreditur dapat memohon samarinda dimulai dengan
fiat eksekusi dari Pengadilan Negeri pemberian surat peringatan. Jika
dan kemudian melakukan eksekusi setelah diberikan surat peringatan
dengan bantuan jurusita Pengadilan tetapi debitur tetap tidak
Negeri beserta aparat Kepolisian melakukan pelunasan, maka pihak
sesuai dengan Pasal 20 ayat 1 PT PNM ULaMM akan melakukan
Undang-Undang Hak Tanggungan. melakukan eksekusi tanah dengan
Kreditur juga bisa mengajukan cara penjualan dibawah tangan
gugatan perdata, berupa wanprestasi atau melalui pelelangan umum.
terhadap perjanjian kredit antara
2. Akibat Hukum Jika debitur
Bank dan nasabah. Putusan atas
menolak eksekusi tanah jaminan
perkara wanprestasi tersebut akan
adalah kreditur akan mengajukan
menjadi dasar untuk melaksanakan
gugatan perdata, berupa
Sita Eksekusi atas objek jaminan
wanprestasi terhadap perjanjian
tersebut.
kredit antara kreditur dan debitur.
Debitur bisa saja melakukan Putusan atas perkara wanprestasi
penolakan eksekusi tanah jaminan tersebut akan menjadi dasar untuk
tersebut dengan cara mengajukan melaksanakan Sita Eksekusi atas
gugatan ke pengadilan. objek jaminan tersebut.
“Namun demikian, perlu B. Saran
ditelaah lebih lanjut mengenai 1. Untuk mengurangi terjadinya
dalil apa yang menjadi dasar kredit macet pihak PT PNM
pengajuan gugatan tersebut ULaMM sebaiknya lebih berhati-
oleh debitur, yaitu misalnya hati dalam melakukan survey
apakah utangnya ternyata tehadap kelayakan dan
belum jatuh tempo, atau kemampuan calon debitur yang
apakah ada perbuatan melawan mengajukan kredit.
2. Untuk mencegah adanya penolakan Neni Sri Imaniyati, 2010, Pengantar
eksekusi tanah jaminan dari debitur, Hukum Perbankan Indonesia,
pihak PT PNM ULaMM sebaiknya Refika Editama, Bandung.
lebih transparan dalam menjelaskan
akibat-akibat yang akan diterima Supriadi, 2016, Hukum Agraria,
oleh calon debitur jika debitur Sinar Grafika, Jakarta.
cidera janji. Dan juga menjelaskan
bahwa semua ketentuan-ketentuan Sutarno, 2008, Aspek-Aspek Hukum
dalam eksekusi tanah jaminan telah Perkreditan Pada Bank,
diatur dalam Undang-Undang. Alfabeta, Bandung.

Soerjono Soekanto & Sri Mamudji,


DAFTAR PUSTAKA 2001, Penelitian Hukum
Normatif (Suatu Tinjauan
• BUKU BACAAN Singkat), Rajawali, Pers,
Frengky Bardianto, 2007, Jakarta.
Perlindungan Hukum
Terhadap Kreditur Pemegang http://legalbanking.wordpress.com/m
Sertifikat Objek Jaminan Hak ateri-hukum/perjanjian-kredit-
Tanggungan, Pustaka Ilmu, dan-pengakuan-hutang/.
Jakarta. https://www.hukumonline.com/klini
k/detail/ulasan/lt58e860b29105
Ishaq, 2017, Metode Penelitian 1/bisakah-debitur-menggugat-
Hukum, Penerbit Alfabeta, Bandung objek-jaminan-yang-sudah-
Munir Fuady, 1996, Hukum dilelang.
Perkreditan Kontemporer,
Citra Aditya Bhakti, Bandung

Anda mungkin juga menyukai