Email: gary.akbar@ubpkarawang.ac.id
zarisnov@ubpkarawang.ac.id
Abstrak
Perjanjian merupakan perbuatan hukum yang paling sering kita lihat dalam kehidupan sehari-hari,
khususnya perjanjian utang piutang. Dari masyarakat kelas atas sampai kelas bawah pernah melakukan
perjanjian utang piutang untuk menutupi kebutuhan hidupnya. Dalam pelaksanaan perjanjian utang
piutang mengandung resiko bahwa adanya kemungkinan terjadinya wanprestasi. Kasus wanprestasi yang
dilakukan debitor dalam perjanjian utang piutang membawa masalah baru manakala kreditor yang merasa
dirugikan melaporkan debitor kepada pihak kepolisian karena ketidakmampuannya membayar utang.
Debitor harus mendapatkan perlindungan hukum dari ancaman pidana karena masalah perjanjian
merupakan masalah hukum perdata yang jika terjadi permasalahan harus diselesaikan dengan jalur
perdata pula. Lokasi dilakukannya penelitian ini yakni di beberapa wilayah Kabupaten Karawang dan
Polres Karawang sebagai tempat dalam memperoleh data-data terkait kasus wanprestasi utang piutang.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian lapangan (field research) dengan cara
melakukan observasi, catatan lapangan, dan wawancara terhadap pihak terkait di lokasi penelitian
tersebut. Hasil penelitian ini menjelaskan mengenai perlindungan hukum terhadap debitor wanprestasi
apabila debitor pada saat melakukan negosiasi sebelum tercapainya kesepakatan melakukan tipu daya
seperti nama palsu ataupun martabat palsu sebagaimana yang tercantum dalam Pasal 378 KUHP.
Kemudian pola penyelesaian sengketa yang ideal dalam sengketa utang piutang adalah melalui negosiasi
agar tercapainya win-win solution.
Abstract
The agreement is a legal act that we see most often in everyday life, especially the debt agreement. From
the upper class to the lower classes, they have made debt agreement to cover their life needs. In the
implementation of the loan agreement, there is a risk that there is a possibility of default. Cases of breach of
agreement carried out by debtors in the loan agreement bring new problems when creditors who feel
disadvantaged report debtors to the police because of their inability to pay debts. Debtors must get legal
protection from criminal threats because the issue of agreement is a matter of civil law which if a problem
occurs must also be solved by civil lines. The location of this research is in several areas of Karawang
Regency and Karawang Police Station as a place to obtain data regarding cases of breach of agreement on
accounts payable. The method used in this study is field research by conducting observations, field
research, and interviews with related parties at the location of the research. The results of this study
explain legal protection against debtors of breach of agreement if the debtor at the time of negotiation
before reaching an agreement commits deception such as false names or false dignity as stated in Article
378 of the Criminal Code. Then the ideal dispute resolution pattern in debt debt disputes is through
negotiations to achieve a win-win solution.
Inggris, yaitu contracts. Sedangkan dalam lain suatu jumlah tertentu barang-barang
bahasa Belanda, disebut overeenkomst yang habis karena pemakaian, dengan syarat
(perjanjian).1 Pada prinsipnya kontrak terdiri bahwa pihak yang terakhir ini akan
dari satu atau serangkaian janji yang dibuat mengembalikan sejumlah uang yang sama
para pihak dalam kontrak. Esensi dari kontrak dengan jenis dan mutu yang sama pula.
Atas dasar itu, Subekti mendefinisikan kontrak bukanlah hal yang asing di telinga semua
sebagai peristiwa dimana seseorang berjanji orang, karena setiap hari selalu ada saja
kepada orang lain di mana dua orang saling masalah yang satu ini. Utang piutang
berjanji untuk melaksanakan sesuatu. 2 Pasal merupakan perjanjian antara pihak yang satu
1313 KUHPerdata menyatakan bahwa suatu dengan pihak yang lainnya dan objek yang
perjanjian adalah suatu perbuatan yang terjadi diperjanjikan pada umumnya adalah uang.
antara satu orang atau lebih mengikatkan Kedudukan pihak yang satu sebagai pihak
dirinya kepada satu orang atau lebih lainnya yang memberikan pinjaman (kreditor), sedang
Perjanjian utang-piutang merupakan hal pihak yang lain adalah pihak yang menerima
yang biasa terjadi di dalam pergaulan pinjaman uang tersebut (debitor). Dimana
masyarakat. Struktur masyarakat yang berbeda uang yang dipinjam itu akan dikembalikan
satu sama lain membuat praktik utang-piutang dalam jangka waktu tertentu sesuai dengan
biasanya dibuat suatu perjanjian. Namun ada masyarakat yang memilih menyelesaikan
beberapa praktik ada juga yang hanya kasus ini melalui jalan pidana.
dibuatkan suatu kuitansi yang isinya berupa
METODE PENELITIAN
jumlah uang yang dipinjam dan tanda tangan
Penelitian ini menggunakan metode
penerima uang dan pihak yang
pendekatan yuridis sosiologis yaitu untuk
memberikan pinjaman.
mengevaluasi keterkaitan aspek-aspek
Di dalam suatu pelaksanaan perjanjian
empiris. Metode penelitian yang dilakukan
tentu saja tidak selamanya sesuai dengan hal-
dalam program ini diawali dengan
hal yang telah disepakati dalam perjanjian.
pengumpulan data awal metode deskriptif.
Seringkali para pihak tidak dapat
Informasi awal yang sudah didapatkan
melaksanakan kewajibannya sebagaimana
selanjutnya akan dicari akar permasalahannya
yang telah diperjanjikan. Kegagalan dalam
lalu dijabarkan dalam bentuk teori dengan
melaksanakan kewajiban dalam perjanjian
mendapatkan dukungan bahan dari informasi
disebut wanprestasi. Wanprestasi dalam
kepustakaan terkait yang bersifat relevan.
perjanjian utang piutang dapat dikatakan
Program penelitian ini akan melakukan
debitor tidak dapat mengembalikan uang yang
penelitian langsung terhadap lembaga atau
telah dipinjam dalam jangka waktu yang telah
obyek penelitiannya (penelitian lapangan).
ditetapkan.
Sumber data merupakan asal dari mana
Ketika debitor tidak dapat
data penelitian dapat diperoleh. Sumber data
mengembalikan uang atau menepati janjinya,
yang dipergunakan dalam penelitian ini
maka kreditor akan menagih kepada debitor.
meliputi:
Faktor ekonomi yang debitor yang memang
a) Data Primer, merupakan data pokok
sedang tidak stabil menjadi salah satu sebab
yang diperlukan dalam penelitian yang
alasan debitor tidak dapat memenuhi
berasal dari responden dan informan
kewajibannya. Dalam beberapa kasus yang
dan merupakan sumber data utama
terjadi di Kabupaten Karawang, pihak kreditor
yang diperoleh peneliti dari :
yang merasa kecewa terhadap debitor serta
- Responden ialah merupakan sumber
kesulitan untuk mendapatkan pengembalian
data yang berupa orang dalam
uang dari debitor, ada beberapa yang sampai
penelitian ini yang dijadikan
melaporkan debitor kepada pihak kepolisian.
responden kreditor dan debitor atau
Hal ini menarik untuk diteliti karena pada
orang yang melakukan perjanjian
dasarnya permasalahan utang piutang adalah
utang piutang dan Polres Karawang.
masalah perdata tapi di dalam praktik masih
dan pengambilan tindakan. Data yang Perjanjian utang piutang memang tidak
diperoleh dari obyek penelitian dari data kita temukan di dalam KUHPerdata. Namun
primer maupun sekunder akan disusun istilah tersebut dapat disamakan dengan
secara sistematis dan disajikan dalam bentuk perjanjian pinjam meminjam. Ketentuan
laporan penelitian secara kualitatif yaitu pinjam meminjam terdapat di dalam Pasal
berdasarkan konsep teori, peraturan 1754 KUHPerdata. Pinjam meminjam adalah
perundang-undangan tentang perlindungan suatu perjanjian dengan mana pihak yang satu
hukum terhadap debitor wanprestasi dari memberikan kepada pihak yang lain suatu
ancaman hukum pidana. jumlah tertentu barang-barang yang habis
c) Menarik Kesimpulan karena pemakaian, dengan syarat bahwa pihak
Kesimpulan ialah suatu tinjauan ulang yang terakhir ini akan mengembalikan
pada catatan lapangan atau kesimpulan dapat sejumlah uang yang sama dengan jenis dan
ditinjau sebagaimana yang muncul dari data mutu yang sama pula. 4
yang harus diuji kebenarannya, kekokohan Pada dasarnya suatu perjanjian atau
dan kecocokannya yaitu mencapai kontrak merupakan suatu hal yang wajib
validitasnya. Pengumpulan data, reduksi dipenuhi oleh para pihak. hal ini ditegaskan
data, penyajian data dan menarik simpulan dengan salah satu asas hukum yang ada di
sebagai suatu yang berkaitan pada saat dalam hukum kontrak, yaitu asas pascta sunt
sebelum, selama dan sesudah pengumpulan servanda. Asas pacta sunt servanda
data berlangsung. Dalam hal ini peneliti menyatakan bahwa kesepakatan para pihak
mengoreksi kembali hasil penelitian dengan itu mengikat sebagaimana layaknya undang-
catatan yang terdapat di lapangan selama undang bagi para pihak yang membuatnya.
penelitian. Setelah data tersebut sesuai, Selain itu di dalam hukum kontrak juga
maka dapat ditarik kesimpulan dari setiap terdapat asas iktikad baik. asas iktikad baik
item yang ada. tahapan analisis data menekankan bahwa dalam pelaksanaan
kualitatif diatas melibatkan beberapa kontrak para pihak harus benar-benar
komponen data interaksi yang merupakan melaksanakan prestasinya sesuai dengan
suatu proses siklus dalam melakukan kesepakatan.
analisis data. Namun di dalam praktik seringkali
debitor melanggar isi perjanjian yang telah
PEMBAHASAN
disepakati (wanprestasi). unsur-unsur
A. Perlindungan Hukum Terhadap Debitor wanprestasi antara lain debitor sama sekali
tidak berprestasi, debitor keliru berprestasi, akan dipenjara akibat tidak dapat membayar
atau debitor terlambat berprestasi. utang.
Permasalahan terkait dengan utang piutang Kemudian data yang ada di Polres
memang sangat sering terjadi di masyarakat. Karawang terkait dengan pelaporan terhadap
Masyarakat yang ada di Kabupaten Karawang debitor yang tidak dapat membayar utang
khususnya ternyata sangat sering melakukan memang benar adanya walaupun jumlahnya
perjanjian utang piutang, baik secara lisan hanya berkisar kurang lebih 10 laporan untuk
maupun secara tertulis. Untuk jumlah yang tahun 2017 ini hingga bulan Oktober. Ada
kecil biasanya hanya melalui perjanjian secara kreditor yang membuat laporan kepada pihak
lisan. Di dalam perjanjian utang piutang akan kepolisian karena uangnya Rp. 400.000.000,-
menjadi kompleks jika debitor tidak menepati (empat ratus juta rupiah) tidak dikembalikan
perjanjian yang telah disepakati bersama. oleh kreditor. Kemudian ada juga yang
Debitor melakukan wanprestasi dari hasil membuat laporan karena uangnya puluhan
wawancara dengan beberapa masyarakat, juta rupiah belum dikembalikan oleh kreditor.
mengatakan bahwa memang kondisi ekonomi Ketika pihak kepolisian mendapat laporan
mereka yang mengakibatkan tidak dapat dari kreditor tentu saja tidak akan langsung
mengembalikan uang yang dipinjam sesuai diproses, tetapi pihak kepolisian akan
dengan jangka waktu yang telah ditentukan. melakukan penyelidikan terlebih dahulu
Awalnya mereka meminjam uang karena apakah kasus tersebut termasuk kasus perdata
terdesak kebutuhan sehingga terpaksa atau kasus pidana. Apabila kasus tersebut
meminjam uang kepada orang lain. Namun murni utang-piutang maka kasus tersebut
sebagian lagi meminjam uang untuk tidak akan dilanjutkan oleh pihak kepolisian.
menjalankan usaha atau berbisnis. Pelaporan yang dilakukan oleh beberapa
Ketika masyarakat melakukan kreditor kepada pihak kepolisian terhadap
wanprestasi, biasanya mereka akan meminta debitor tentu saja menyebabkan kegaduhan di
perpanjangan waktu agar dapat melunasi atau lingkungan masyarakat. Masyarakat tentunya
mengembalikan uang tersebut. Fakta di takut jika harus berurusan dengan polisi
lapangan tidak semua kreditor dapat karena tidak dapat membayar utang. Dari data
menerima alasan yang diajukan oleh debitor. yang telah didapatkan, maka pertanyaan yang
Bahkan kreditor ketika menuntut muncul dari kalangan masyarakat apakah
pengembalian uang kepada debitor tidak debitor yang wanprestasi dapat dikenakan
jarang mengancam akan melaporkan hal ini tindak pidana?
kepada pihak kepolisian. Sehingga
masyarakat menjadi takut dan khawatir jika
Di dalam suatu perjanjian, ada 4 (empat) disini maksudnya adalah kausa hukum
syarat yang harus dipenuhi seperti yang yang ada tidak bertentangan dengan
terdapat pada Pasal 1320 KUHPerdata, yaitu: peraturan perundang-undangan atau
1. Kata sepakat dari para pihak; ketertiban umum atau kesusilaan.
Suatu kontrak akan sah apabila para pihak
Syarat pertama dan kedua dikatakan sebagai
sepakat dengan segala hal yang terdapat
syarat subjektif, artinya apabila tidak
dalam suatu perjanjian. Pada dasarnya kata
terpenuhi maka perjanjian dapat dibatalkan.
sepakat adalah pertemuan atau persesuaian
Kemudian syarat ketiga dan keempat
kehendak antara para pihak. Dalam
dikatakan syarat objektif, artinya perjanjian
pembentukan kata sepakat tersebut tidak
tersebut batal demi hukum jika syaratnya
boleh mengandung unsur penipuan,
tidak terpenuhi.
penyalahgunaan keadaan, paksaan, dan
Terkait dengan pertanyaan yang muncul
kekeliruan.
dari masyarakat apakah seseorang (kreditor)
2. Kecakapan untuk membuat suatu
dapat melaporkan orang lain (debitor) kepada
perikatan;
pihak kepolisian atas dasar tidak dapat
Kecakapan para pihak dalam membuat
membayar utang, pada dasarnya tidak ada
suatu perikatan berkaitan dengan
ketentuan yang melarang hal tersebut. Namun,
kedewasaan seseorang dan cakap atau
di dalam Pasal 19 ayat (2) UU No. 39 Tahun
tidak para pihak tersebut. Seseorang yang
1999 tentang Hak Asasi Manusia dapat
telah dewasa tetapi dianggap tidak cakap
menjadi rujukan. UU HAM menyatakan
melakukan perikatan apabila gila, dungu,
bahwa tidak seorang pun atas putusan
mata gelap, dan lemah akal. Mereka yang
pengadilan boleh dipidana penjara atau
masuk kategori seperti itu akan berada di
kurungan berdasarkan atas alasan
bawah pengampuan.
ketidakmampuan untuk memenuhi suatu
3. Suatu hal tertentu;
kewajiban dalam perjanjian utang piutang. Ini
Suatu hal tertentu adalah berkaitan dengan
artinya walaupun ada laporan, pengadilan
kewajiban debitor dan hak kreditor. Ini
tidak boleh mempidanakan seseorang karena
berarti bahwa hal tertentu adalah apa yang
tidak mampu membayar utang.
diperjanjian, yakni hak dan kewajiban para
Di dalam praktik sebagaimana yang telah
pihak.
dijelaskan di atas, bahwa permasalahan utang
4. Suatu sebab yang halal;
piutang yang tidak dapat diselesaikan secara
Suatu sebab yang halal sering juga disebut
musyawarah, maka akan dilaporkan kepada
dengan kausa hukum yang halal yang
pihak kepolisian dengan dasar Pasal 372
berarti alasan yang diperbolehkan. Halal
KUHP tentang Penggelapan, dan Pasal 378 martabat palsu, dengan tipu muslihat, ataupun
KUHP tentang Penipuan. Padahal substansi rangkaian kebohongan, menggerakan orang
dari kedua Pasal tersebut adalah jelas berbeda lain untuk menyerahkan barang sesuatu
dari suatu perjanjian yang merupakan kepadanya, atau supaya memberi utang
perbuatan hukum perdata. Untuk dapat maupun menghapuskan piutang, diancam
diproses secara pidana, maka harus ada karena penipuan dengan pidana penjara paling
perbuatan (actus reus) dan niat jahat (mens lama empat tahun”. Berdasarkan bunyi pasal
rea) dalam terpenuhinya unsur-unsur pasal tersebut di atas, maka unsur-unsur penipuan
pidana tersebut. adalah:
Di dalam KUHPerdata juga diatur a. Dengan maksud untuk
mengenai penipuan, tepatnya terdapat di menguntungkan diri sendiri dengan
dalam Pasal 1328 KUHPerdata. Pasal tersebut melawan hukum;
menyatkan bahwa penipuan merupakan salah b. Menggerakan orang untuk
satu alsan untuk membatalkan kontrak atau menyerahkan barang sesuatu atau
perjanjian. Penipuan menurut pasal 1328 supaya memberi utang maupun
KUHPerdata dapat dijadikan alasan menghapuskan piutang;
pembatalan perjanjian apabila penipuan yang c. Dengan menggunakan salah satu
dipakai oleh salah satu pihak sedemikian rupa upaya atau cara penipuan (memakai
sehingga secara nyata bahwa pihak lainnya nama palsu, martabat palsu, tipu
tidak akan mengadakan perjanjian tanpa muslihat, rangkaian kebohongan).
adanya tipu muslihat (niet zoude aangegaan).5 Tipu Muslihat: Satochid Kartanegara
Untuk memahami tentang penipuan, maka mengemukakan, tipu muslihat ialah
Pasal 378 KUHP senantiasa menjadi rujukan. tindakan-tindakan yang sedemikian
Pasal 378 KUHP tentang Penipuan rupa, sehingga dapat menimbulkan
merupakan pasal yang paling sering kepercayaan orang atau memberi
digunakan oleh seseorang untuk melaporkan kesan pada orang yang digerakkan,
orang lain (debitor) kepada pihak kepolisian seolah-olah keadaannya sesuai dengan
karena ketidakmampuannya membayar utang. kebenaran.6
Pasal 378 KUHP menyatakan bahwa “Barang Unsur yang ketiga atau poin c di atas yaitu
siapa dengan maksud untuk menguntungkan mengenai cara adalah unsur pokok delik yang
diri sendiri atau orang lain secara melawan harus dipenuhi untuk mrngklasifikasikan
hukum, dengan memakai nama palsu atau
6
P.A.F. Lamintang dan Theo Lamintang, Delik-
Delik Khusus Kejahatan Terhadap Harta
5
Ridwan Khairandy, op.cit, hlm.223 Kekayaan, Sinar Grafika, Jakarta, 2009, hlm. 167
suatu perbuatan dikatakan sebagai penipuan. prestasi, sedangkan apabila salah satu pihak
Kemudian hal tersebut dipertegas lagi dengan atau kedua pihak tidak melaksanakan
Yurisprudensi Mahkamah Agung kewajibannya sesuai dengan apa yang telah
No.1601.K/Pid/1990 tanggal 26 Juli 1990 disepakati, maka itulah yang disebut
yang intinya menyatakan bahwa unsur pokok wanprestasi.7 Pihak yang melakukan
delik penipuan yang terdapat di dalam Pasal wanprestasi dalam suatu perjanjian dapat
378 KUHP adalah terletak pada cara atau dituntut oleh pihak lain yang merasa
upaya yang telah digunakan oleh si pelaku dirugikan, namun pihak yang dituduh
delik untuk menggerakan orang lain agar melakukan wanprestasi tersebut masih dapat
menyerahkan sesuatu barang. melakukan pembelaan-pembelaan tertentu
Berdasarkan penjelasan di atas, maka agar dia dapat terbebas dari pembayaran ganti
debitor baru dapat diproses secara pidana rugi.8
apabila dalam pembentukkan kata sepakat Di dalam suatu perjanjian utang piutang,
memenuhi unsur-unsur tentang penipuan. maka prestasi debitor adalah mengembalikan
Apabila debitor tidak melakukan rangkaian uang yang telah dipinjam kepada kreditor
kebohongan demi mendapatkan pinjaman sesuai dengan jangka waktu yang telah
utang kepada debitor atau benar-benar melalui disepakati atau diperjanjikan. Perjanjian utang
proses yang wajar, maka debitor tidak dapat piutang dalam kehidupan bermasyarakat
dituntut dengan ancaman pidana khususnya hampir dapat dikatakan merupakan suatu hal
Pasal 378 KUHP tentang penipuan. Debitor yang lazim dilakukan. Hal ini dikarenakan
akan terbebas dari ancaman hukuman pidana kebutuhan yang meningkat sedangkan kondisi
karena ketidakmampuannya dalam keuangan masyarakat tidak stabil yang
melaksanakan isi perjanjian. Secara hukum mengakibatkan terjadinya perjanjian utang
kreditor hanya dapat menyelesaikan persoalan piutang. Data yang diperoleh dari lapangan
ini melalui proses penyelesaian hukum yaitu dari beberapa daerah diKabupaten
perdata. Karawang mengindentifikasi bahwa
perjanjian utang piutang dilakukan secara
A. Penyelesaian Kasus Wanprestasi
tradisional atau sederhana. Sederhana disini
Pada tahap pelaksanaan perjanjian, para
memiliki makna bahwa perjanjian tersebut
pihak harus melaksanakan apa yang telah
hanya dilakukan secara lisan atau setidaknya
diperjanjikan atau apa yang telah menjadi
menggunakan kwitansi yang di dalamnya
kewajibannya dalam perjanjian tersebut.
Kewajiban dalam memenuhi apa yang telah 7
Ahmadi Miru, Hukum Kontrak dan Perancangan
diperjanjikan itulah yang disebut dengan Kontrak, Rajawali Pers, Jakarta, 2016, hlm. 67
8
Ibid.
DAFTAR PUSTAKA
Peraturan Perundang-undangan