Anda di halaman 1dari 12

EDAJ 2 (3) (2013)

Economics Development Analysis Journal

http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/edaj

ANALISIS PENGARUH PDB, INFLASI, TINGKAT BUNGA,


DAN NILAI TUKAR TERHADAP DANA PIHAK KETIGA
PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA 2008-2012

Abida Muttaqiena

Jurusan Ekonomi Pembangunan, Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Semarang, Indonesia

Info Artikel Abstrak


________________ ___________________________________________________________________
Sejarah Artikel: Seiring dengan perkembangan pesat Perbankan Syariah di Indonesia, jumlah Bank Syariah
Diterima Juli 2013 meningkat dan pertambahan jaringan kantor cukup tinggi. Akan tetapi, pertumbuhan Dana Pihak
Disetujui Juli 2013 Ketiga (DPK) Perbankan Syariah beberapa kali mengalami pelambatan, yaitu pada tahun 2008
Dipublikasikan Agustus dan 2012. Padahal perkembangan suatu bank sangat dipengaruhi oleh kemampuannya
2013 menghimpun dana dari masyarakat. Dari data pertumbuhan Perbankan Syariah dan penelitian
________________ terdahulu terlihat perlambatan pertumbuhan DPK identik dengan memburuknya indikator
Keywords: ekonomi makro. Oleh karena itu penelitian ini bermaksud menganalisis pengaruh Pendapatan
Dana Pihak Ketiga Domestik Bruto (PDB), Inflasi IHK, Suku Bunga Deposito Bank Umum konvensional, dan Nilai
Perbankan Syariah, Inflasi, Tukar Rupiah terhadap Dollar AS, terhadap Dana Pihak Ketiga Perbankan Syariah di Indonesia
Nilai Tukar, PDB, Tingkat 2008-2012. Analisis dilakukan dengan menggunakan analisis regresi linier berganda dengan
Bunga bantuan Eviews 6. Hasil penelitian menunjukkan bahwa PDB, Inflasi IHK, Suku Bunga Deposito
____________________ 1 Bulan Bank Umum, dan nilai tukar Rupiah secara simultan (Uji F) maupun parsial (Uji t)
berpengaruh signifikan terhadap DPK Perbankan Syariah di Indonesia Tahun 2008-2012.

Abstract
___________________________________________________________________
Along with the vast expansion of Islamic Banking in Indonesia, the number of full-fledged Islamic Bank offices
increased and the addition of office networks was quite high. However, the growth of Depositor Funds in
Islamic Banking has slowed several times, that is in 2008 and 2012. Whereas the growth of a bank is
influenced by the bank’s ability to raise its Depositor Funds from the public. From data of Islamic Banking’s
Growth and previous researches, we could see that Islamic Banking’s Depositor Funds’ slow growth is identical
with worsened macroeconomic indicators. Therefore, this study intended to analyze the influence of GDP, CPI
inflation, Conventional Bank time deposit’s interest rate, and USD to IDR exchange rate toward Islamic
Banking’s Depositor Funds in Indonesia 2008-2012. Analysis was done with multiple linear regression
analysis using Eviews 6. The result showed that GDP, CPI Inflation, Conventional Bank 1 Month time
deposit’s interest rate, and USD to IDR exchange rate simultaneously (F-test) and partially (t-test) influenced
Indonesian Islamic Banking’s Depositor Funds in 2008-2012 significantly.

© 2013 Universitas Negeri Semarang


Alamat korespondensi: ISSN 2252-6889
Kampus Gedung C-6, Kampus Sekaran Gunungpati, Semarang
Telp/Fax: (024) 8508015, email: MademoiselleAbby@gmail.com

175
Abida Muttaqiena / Economics Development Analysis Journal 2 (3) (2013)

PENDAHULUAN

Saat ini, perbankan Islam telah dalam UU No.7 Tahun 1992, dimana
berkembang pesat dan tumbuh tersebar di pembahasan perbankan dengan sistem bagi hasil
seluruh dunia, baik di negara Muslim maupun belum diuraikan secara jelas. Baru kemudian
non-Muslim. Pemerintah Sudan bahkan pada 18 Juni 2008, DPR mengesahkan Undang-
mewajibkan semua bank konvensional Undang No.21 Tahun 2008 Tentang Perbankan
melakukan konversi menjadi bank Islam, dan Syariah.
kemudian secara bertahap melakukan Islamisasi Pengesahan Undang-Undang tersebut
perbankan. Sedangkan di beberapa Negara lain menandai periode baru dalam Industri
seperti Malaysia, Inggris, Brunai Darussalam, Keuangan Syariah di Indonesia, diantaranya
Iran, Singapura, Indonesia, dan lain-lain, bank adalah terbukanya peluang penerbitan Surat
nir-bunga beroperasi berdampingan dengan Berharga Syariah Negara (SBSN) pada akhir
bank konvensional (dual banking system). tahun yang sama. Selain itu, Undang-Undang
Perkembangan ini disertai juga dengan tersebut juga mendorong munculnya Bank-Bank
munculnya instrumen-instrumen keuangan Syariah baru, baik yang merupakan spin off Unit
berbasis syariah lain. Usaha Syariah maupun Bank Konvensional.
Perkembangan yang pesat ini dipicu oleh Perkembangan Bank Syariah kian pesat
aliran dana dari Timur Tengah dan pasca pengesahan Undang-Undang No.21
meningkatnya pemahaman akan keunggulan Tahun 2008 (Tabel 1.1). Namun demikian,
lembaga keuangan berbasis syariah pertumbuhan Perbankan Syariah Indonesia
dibandingkan lembaga keuangan konvensional. masih relatif tertinggal dibandingkan Perbankan
Sebagaimana terungkap dalam sebuah studi Islam di negara-negara lain, dan
yang dilakukan oleh Cihak dan Hesse (2008) pertumbuhannya kurang stabil. Ketertinggalan
atas bank-bank di 20 negara termasuk Indonesia, ini terlihat dari pangsa Perbankan Syariah
yaitu bahwa bank Islam hingga skala tertentu Indonesia terhadap Perbankan Nasional yang
lebih kuat secara finansial daripada bank relatif rendah dibandingkan pangsa pasar
komersial umum, walaupun resiko finansial Perbankan Syariah di negara-negara tetangga
akan meningkat lebih tinggi pada bank Islam yang juga menggunakan dual banking system,
dengan skala yang lebih luas. Pertumbuhan ini terutama Malaysia. Pada 2011, pangsa pasar
dalam periode selanjutnya didukung juga oleh Perbankan Syariah di Indonesia masih berada di
perkembangan pesat sukuk, takaful, dan produk- kisaran 5%, sedangkan di Malaysia sudah
produk Industri Keuangan Syariah lain, mendekati kisaran 25% (Ernst & Young, 2012).
terutama di Timur Tengah, Asia Pasifik, dan Kurang stabilnya pertumbuhan
Eropa, karena regulator di seluruh Dunia Perbankan Syariah Indonesia nampak dalam
berlomba-lomba mengubah regulasi sistem data pertumbuhan pada Tabel 1.1. Pertumbuhan
perbankan dan keuangannya agar mampu Dana Pihak Ketiga (DPK) Perbankan Syariah
mengakomodasi sistem perbankan Islam. mengalami perlambatan pada semester kedua
Di Indonesia, bank syariah pertama tahun 2008, walaupun jaringan kantor
didirikan pada tahun 1992. Pada awal meningkat cukup tinggi. Bank Indonesia
pendiriannya, keberadaan bank syariah ini (2009:45-48) menyimpulkan bahwa perlambatan
belum mendapat perhatian dalam tatanan tersebut erat kaitannya dengan kondisi
industri perbankan nasional. Landasan perekonomian nasional yang mulai terimbas
hukumnya hanya dikategorikan sebagai “bank oleh situasi krisis keuangan global. Akan tetapi,
dengan sistem bagi hasil”, dan belum ada perlambatan yang cukup tajam terjadi lagi pada
rincian landasan hukum syariah serta jenis-jenis Tahun 2012.
usaha yang diperbolehkan. Hal ini tercermin

176
Abida Muttaqiena / Economics Development Analysis Journal 2 (3) (2013)

Tabel 1.1 Perkembangan dan Pertumbuhan Perbankan Syariah di Indonesia


2005-2012

Sumber: Bank Indonesia (2009, 2010, 2011, 2012 dan 2013a), diolah
dari kurangnya regulasi dari Pemerintah dan
DPK Perbankan Syariah merupakan pool promosi dari pihak Perbankan Syariah. Namun,
dana yang dihimpun dari masyarakat melalui apabila dilihat dari data pertumbuhan
produk-produk penghimpunan dana Bank Perbankan Syariah, perlambatan pertumbuhan
Syariah, yaitu Giro Wadi’ah, Tabungan DPK identik dengan instabilitas ekonomi.
Wadi’ah, Tabungan Mudharabah, dan Deposito Beberapa elemen kondisi makroekonomi yang
Mudharabah. DPK yang telah dihimpun oleh dapat mempengaruhi penghimpunan DPK di
bank akan dialokasikan untuk kegiatan yang Perbankan Syariah adalah pertumbuhan
diperbolehkan menurut syari’ah, untuk ekonomi yang tercermin dalam Produk
menghasilkan pendapatan. Selain itu, Domestik Bruto (PDB), inflasi, tingkat bunga
pengalokasian DPK mempunyai beberapa deposito bank konvensional, dan nilai tukar
tujuan di antaranya adalah mencapai tingkat Rupiah terhadap Dollar AS (Bank Indonesia,
profitabilitas yang diharapkan, tingkat resiko 2009, 2010, 2011, 2012, dan 2013a).
yang rendah, dan mempertahankan kepercayaan Dinamika pendapatan nasional dalam
masyarakat dengan menjaga agar posisi suatu negara merupakan bagian dalam
likuiditas bank tetap aman. Penurunan DPK pertumbuhan ekonomi negara tersebut. Sukirno
juga sedikit banyak akan mempengaruhi (2006:9-10) menyebutkan “pertumbuhan
Pembiayaan yang Disalurkan (PYD). Dengan ekonomi sebagai suatu ukuran kuantitatif yang
demikian, perkembangan suatu bank sangat menggambarkan perkembangan suatu
dipengaruhi oleh kemampuannya menghimpun perekonomian dalam suatu tahun tertentu
dana dari masyarakat. Sedangkan kemampuan apabila dibandingkan dengan tahun
Perbankan Syariah dalam menghimpun DPK sebelumnya” yang mana “perkembangan
dan bersaing dengan Perbankan Umum tersebut selalu dinyatakan dalam bentuk
konvensional di tengah perubahan-perubahan persentase perubahan pendapatan nasional pada
kondisi makroekonomi Indonesia akan ikut suatu tahun tertentu dibandingkan dengan tahun
menentukan besar-kecilnya peran Perbankan sebelumnya”. Sedangkan “pendapatan nasional
Syariah nasional dalam perekonomian negeri ini adalah nilai barang dan jasa yang diproduksikan
dan andilnya dalam Industri Keuangan Syariah dalam suatu negara pada suatu tahun tertentu
Dunia yang kian membesar. dan secara konseptual nilai tersebut dinamakan
Sebelum pengesahan Undang-Undang Produk Domestik Bruto (PDB)”. PDB secara
No.21 Tahun 2008, lambatnya pertumbuhan statistik menunjukkan pendapatan nasional dari
Perbankan Syariah sering disebut sebagai akibat sembilan sektor. Perubahan pendapatan sektor-

177
Abida Muttaqiena / Economics Development Analysis Journal 2 (3) (2013)

sektor tersebut mempengaruhi masyarakat, baik memiliki pangsa yang kecil, Bank Syariah
perseorangan maupun korporasi, sehingga seringkali masih dipengaruhi oleh Bank Umum
selanjutnya akan mempengaruhi besaran konvensional (Lewis dan Algaoud, 2001:174;
investasi dan tabungan masyarakat. Pengaruh Ayub, 2009:678-680). Salah satu faktor
ini secara teoritis seharusnya merupakan pengaruh tersebut ialah faktor suku bunga
pengaruh positif, tetapi penelitian yang deposito di Bank Umum konvensional.
dilakukan oleh Rachmawati (2004) Berdasarkan efek substitusi, kenaikan suku
menunjukkan bahwa PDB berpengaruh negatif bunga deposito Bank Umum konvensional
dalam jangka pendek terhadap DPK Perbankan dapat mengakibatkan perpindahan dana dari
Syariah. Perbankan Syariah ke Bank Umum
Insukindro (1995:136) memberikan konvensional, dikarenakan nasabah yang profit-
definisi mengenai inflasi, yaitu kecenderungan oriented akan memilih mendepositokan
kenaikan harga-harga secara umum dan terus dananya pada produk yang memberikan
menerus. Sedangkan indikator harga yang keuntungan lebih tinggi. Sebagaimana
paling sering digunakan sebagai acuan oleh diperlihatkan oleh penelitian Haron dan Ahmad
pelaku ekonomi dalam melakukan keputusan (1999) di Malaysia, Mangkuto (2005),
ekonominya adalah Indeks Harga Konsumen Mubasyiroh (2008), serta Rahayu dan Pranowo
(Pohan, 2008:159). Inflasi dapat mengurangi (2012) di Indonesia, yaitu bahwa suku bunga
hasrat masyarakat untuk menabung atau deposito Bank Umum konvensional secara
menyimpan uangnya dalam bentuk deposito, signifikan berpengaruh negatif terhadap
jika muncul ekspektasi tingkat return yang lebih pertumbuhan Deposito Mudharabah. Di sisi
rendah dibanding tingkat inflasi. Teori ini lain, menurut hasil penelitian Rachmawati
dibuktikan oleh hasil penelitian Tuti (2008) yang (2004), tingkat suku bunga menunjukkan
menyebutkan bahwa inflasi berpengaruh negatif hubungan positif, namun tidak berpengaruh
dan signifikan terhadap permintaan deposito secara signifikan terhadap DPK Perbankan
dalam negeri di bank umum Indonesia, dan juga Syariah di Indonesia.
penelitian Mubasyiroh (2008) yang Depresiasi Rupiah terhadap hard
menyimpulkan bahwa inflasi signifikan currencies seperti Dollar Amerika Serikat
berpengaruh negatif terhadap total simpanan (Dollar AS), dapat menyebabkan capital outflow
mudharabah di Perbankan Syariah Indonesia. atau pelarian modal masyarakat keluar negeri
Akan tetapi, teori tersebut didasarkan pada karena jika dibandingkan dengan mata uang
asumsi bahwa penetapan imbalan adalah berupa negara lain maka ekspektasi return investasi di
bunga, bukan bonus Wadi’ah maupun bagi hasil Indonesia lebih rendah. Sedangkan dari sudut
Mudharabah, sehingga pengaruh inflasi pandang golongan nasabah korporasi, depresiasi
terhadap DPK Perbankan Syariah idealnya tidak Rupiah terhadap mata uang hard currencies
sama dengan pengaruh inflasi terhadap DPK akan meningkatkan biaya produksi akibat
Perbankan Konvensional. Karena berdasarkan kenaikan harga bahan mentah dan barang
prinsip Syariah, besaran bonus Wadi’ah dan modal yang berasal dari impor. Akibatnya,
bagi hasil Mudharabah tidak bergantung pada perusahaan akan cenderung menarik dana likuid
tinggi rendah bunga, dan seharusnya justru dengan return rendah untuk mengatasi masalah
bergerak seiring tinggi rendahnya inflasi. permodalannya. Semakin meningkat nilai tukar
Akibatnya, tak akan ada perbedaan nilai uang Dollar AS akan menaikkan permintaan Dollar,
walau seseorang telah meminjamkannya atau sebaliknya permintaan uang domestik akan
menyimpannya untuk diri sendiri, sebab peran turun. Berdasarkan hal ini, perubahan nilai tukar
uang sebagai medium pertukaran dan unit nilai rupiah terhadap hard currencies, diantaranya
tidak berubah (Ayub, 2009:664-665). Dollar AS, dapat mempengaruhi pertumbuhan
Dalam pelaksanaan sistem dual jumlah rekening maupun DPK di perbankan
banking di mana Perbankan Syariah masih syariah.
178
Abida Muttaqiena / Economics Development Analysis Journal 2 (3) (2013)

Berdasarkan uraian tersebut, maka perlu iii. Suku Bunga Deposito Bank
diteliti bagaimana pengaruh variabel-variabel Umum
makroekonomi, khususnya PDB, Inflasi IHK, Tingkat suku bunga deposito bank umum
Suku Bunga Deposito Bank Umum, dan Nilai merupakan tingkat suku bunga yang diberikan
Tukar Rupiah, terhadap penghimpunan DPK oleh bank bagi nasabah yang menyimpan
Perbankan Syariah, agar diketahui kemampuan uangnya dalam deposito di bank umum
pertumbuhan Perbankan Syariah di tengah konvensional. Dalam penelitian ini, tingkat suku
perubahan-perubahan makroekonomi di bunga merupakan Suku Bunga Simpanan
Indonesia. Sehingga permasalahan yang akan Berjangka (Deposito) 1 Bulanan Bank Umum.
dijawab dalam penelitian ini adalah bagaimana Variabel X3 : SBD dalam Persen
pengaruh PDB, Inflasi IHK, Suku Bunga iv. Nilai Tukar Rupiah Terhadap
Deposito Bank Umum, dan Nilai Tukar Rupiah, Dollar AS
terhadap Dana Pihak Ketiga Perbankan Syariah Nilai tukar Rupiah terhadap Dollar AS
di Indonesia 2008-2012 ? dalam penelitian ini menggunakan data bulanan
Kurs Tengah Dollar AS terhadap Rupiah yang
2. Metodologi diterbitkan oleh Bank Indonesia (2013d).
Jenis penelitian ini merupakan penelitian Variabel X4 : KURS dalam Rupiah
kuantitatif dengan desain uji hipotesis atas data
sekunder berbentuk time series yang diperoleh Metode yang digunakan dalam penelitian
dari publikasi Bank Indonesia. ini adalah analisis regresi linier berganda dengan
Operasionalisasi variabel dalam bantuan software EViews 6. Metode tersebut
penelitian ini terdiri atas : akan digunakan untuk menguji hipotesis berikut:
a. Variabel dependen (variabel Y) H0: PDB, Inflasi IHK, Suku Bunga
dalam penelitian ini adalah total Dana Pihak Deposito Bank Umum, dan Nilai Tukar Rupiah
Ketiga Perbankan Syariah Indonesia yang terdiri Terhadap Dollar AS tidak berpengaruh
atas Dana Pihak Ketiga Bank Umum Syariah signifikan terhadap Dana Pihak Ketiga
dan Unit Usaha Syariah. Perbankan Syariah 2008-2012.
Variabel Y : DPK dalam Miliar Rupiah H1: PDB, Inflasi IHK, Suku Bunga
b. Variabel independen (variabel Deposito Bank Umum, dan Nilai Tukar Rupiah
X) dalam penelitian ini adalah : Terhadap Dollar AS berpengaruh signifikan
i. PDB terhadap Dana Pihak Ketiga Perbankan Syariah
PDB dalam penelitian ini diperoleh dari 2008-2012.
data sekunder triwulanan PDB atas dasar harga 3. Hasil Penelitian
konstan tahun 2000 yang kemudian diinterpolasi Untuk memastikan bahwa model yang
dengan metode Qudratic: Match Sum di EViews diperoleh merupakan model yang tepat, maka
6, sehingga diperoleh angka PDB bulanan. sebelumnya akan dilakukan uji asumsi klasik
Interpolasi data triwulan menjadi bulanan yang terdiri atas Uji Multikolineritas, Uji
diperlukan karena tidak tersedianya data PDB Heterokedastisitas, dan Uji Autokorelasi.
bulanan dalam Statistik Ekonomi dan Keuangan a. Uji Multikolinieritas
Indonesia (Bank Indonesia, 2013c). Uji Multikolinieritas dilakukan dengan
Variabel X1 : PDB dalam Miliar Regresi Auxiliary, yaitu dengan menjalankan
Rupiah regresi dimana secara bergantian semua
ii. Inflasi IHK variabelnya dijadikan variabel dependen. Ketika
Inflasi dalam penelitian ini diperoleh dari R2 persamaan 1 (hipotesis yang diuji) lebih
data sekunder bulanan Inflasi IHK Indonesia besar daripada R2 persamaan 2, R2 persamaan
Tahun ke Tahun 3, R2 persamaan 4, R2 persamaan 5, maka
Variabel X2 : INF dalam Persen dapat disimpulkan bahwa model tidak terkena
multikolinieritas.
179
Abida Muttaqiena / Economics Development Analysis Journal 2 (3) (2013)

R2 hipotesis yang diuji adalah 0,893. b. Koefisien regresi variabel PDB


Sedangkan hasil dari regresi auxiliary adalah diperoleh sebesar 0,683 dengan arah koefisien
0,403 (INF sebagai variabel dependen), 0,641 negatif. Hal ini berarti bahwa jika variabel PDB
(KURS sebagai variabel dependen), 0,890 (PDB meningkat sebesar 10 miliar Rupiah maka DPK
sebagai variabel dependen), dan 0,814 (SBD Perbankan Syariah akan turun sebesar 6,83
sebagai variabel dependen). Dari hasil tersebut miliar Rupiah dengan asumsi variabel lain
dapat dilihat bahwa R2 persamaan 1 lebih besar konstan.
daripada R2 persamaan 2, R2 persamaan 3, R2 c. Koefisien regresi variabel Inflasi IHK
persamaan 4, R2 persamaan 5, sehingga dapat diperoleh sebesar 1.144,240 dengan arah
disimpulkan model tidak terkena koefisien negatif. Hal ini berarti bahwa jika
multikolinieritas. variabel Inflasi IHK meningkat sebesar 1 persen,
b. Uji Heterokedastisitas maka DPK Perbankan Syariah akan turun
Uji Heterokedastisitas dilakukan dengan sebesar 1.144,240 miliar Rupiah dengan asumsi
melakukan uji White. Misal asumsi α = 5% variabel lain konstan.
(0,05). Jika nilai probabilitas Obs*R-squared < α d. Koefisien regresi variabel Suku
= 0,05, maka model terkena heterokedastisitas. Bunga Deposito 1 Bulan Bank Umum diperoleh
Sebaliknya jika Obs*R-squared > α = 0,05, sebesar 5.426,936 dengan arah koefisien positif.
maka model terbebas dari heterokedastisitas. Hal ini berarti bahwa jika variabel Suku Bunga
Dari hasil uji White tanpa memasukkan naik sebesar 1 persen, maka DPK Perbankan
cross terms, nilai probabilitas Obs*R-squared Syariah juga akan naik sebesar 5.426,936 miliar
adalah 0,134, atau dengan kata lain lebih besar Rupiah dengan asumsi variabel lain konstan.
dari 0,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa e. Koefisien regresi variabel Kurs Tengah
model terbebas dari Heterokedastisitas. Dollar AS terhadap Rupiah diperoleh sebesar
c. Uji Autokorelasi 5,698 dengan arah koefisien negatif. Hal ini
Uji Autokorelasi dilakukan dengan berarti bahwa jika variabel Nilai Tukar naik
menggunakan uji Lagrange Multiplier (LM sebesar 1 rupiah, atau dengan kata lain mata
Test). Misal asumsi α = 5% (0,05). Jika nilai uang Rupiah melemah, maka DPK Perbankan
probabilitas Obs*R-squared<α = 0,05, maka Syariah akan turun sebesar 5,698 miliar Rupiah
model terkena autokorelasi. Sebaliknya jika dengan asumsi variabel lain konstan.
Obs*R-squared >α = 0,05, maka model terbebas Selanjutnya pengujian hipotesis dilakukan
dari autokorelasi. baik secara parsial maupun secara simultan.
Berdasarkan hasil LM Test dengan Lags Dari uji t dapat dilihat bahwa:
to Include 45, nilai probabilitas Obs*R-squared a. Pengaruh PDB Terhadap DPK
adalah 0,084, atau dengan kata lain lebih besar Perbankan Syariah
dari 0,05, sehingga dapat disimpulkan model Dari hasil pengujian diperoleh nilai t
terbebas dari Autokorelasi. sebesar -5,320 dengan probabilitas 0,0003.
Model regresi yang diperoleh dari hasil Karena nilai probabilitas (0,0003) lebih kecil dari
penelitian dapat ditulis dalam bentuk 0,05 (α), maka H1 diterima, atau dengan kata
persamaan: lain, PDB Harga Konstan secara parsial
berpengaruh signifikan terhadap DPK
Persamaan model regresi tersebut dapat Perbankan Syariah.
dijelaskan sebagai berikut: b. Pengaruh Inflasi IHK
a. Konstanta diperoleh sebesar Terhadap DPK Perbankan Syariah
147.144,2 yang berarti bahwa jika variabel Dari hasil pengujian diperoleh nilai t
independen sama dengan nol (0), maka DPK sebesar -3,084 dengan probabilitas 0,0116.
tetap akan bernilai positif, yaitu sebesar Karena nilai probabilitas (0,0116) lebih kecil dari
147.144,2 miliar Rupiah. 0,05 (α), maka H1 diterima, atau dengan kata

180
Abida Muttaqiena / Economics Development Analysis Journal 2 (3) (2013)

lain, Inflasi IHK secara parsial berpengaruh bahwa ketika pendapatan masyarakat
signifikan terhadap DPK Perbankan Syariah. meningkat, mereka memilih untuk tidak
c. Pengaruh Suku Bunga Deposito 1 menyimpan dananya di Perbankan Syariah,
Bulan Bank Umum Terhadap DPK Perbankan melainkan bisa jadi menambah konsumsinya,
Syariah berinvestasi di sektor riil, berinvestasi di Pasar
Dari hasil pengujian diperoleh nilai t Modal, atau justru menyimpan dananya di Bank
sebesar 4,101 dengan probabilitas 0,002. Karena Konvensional. Ini juga mengindikasikan bahwa
nilai probabilitas (0,002) lebih kecil dari 0,05 (α), nasabah cenderung menggunakan Perbankan
maka H1 diterima, atau dengan kata lain, Suku Syariah untuk menyimpan dana jangka pendek,
Bunga Deposito 1 Bulan Bank Umum secara atau sebagai tempat transit dana-dana yang bisa
parsial berpengaruh signifikan terhadap DPK ditarik setiap saat.
Perbankan Syariah Berdasarkan hasil penelitian, Inflasi IHK
d. Pengaruh Nilai Tukar Rupiah secara parsial berpengaruh signifikan terhadap
Terhadap DPK Perbankan Syariah DPK Perbankan Syariah dengan arah koefisien
Dari hasil pengujian diperoleh nilai t negatif. Ini sesuai dengan teori dimana inflasi
sebesar -2,672 dengan probabilitas 0,023. “akan mengurangi hasrat masyarakat untuk
Karena nilai probabilitas (0,023) lebih kecil dari menabung sehingga pertumbuhan dana
0,05 (α), maka H1 diterima, atau dengan kata perbankan yang bersumber dari masyarakat
lain, Nilai Tukar Rupiah secara parsial akan menurun” (Pohan, 2008b:52). Di sisi lain,
berpengaruh signifikan terhadap DPK ini berarti bahwa masyarakat membuat
Perbankan Syariah. keputusan dengan anggapan tidak ada
Sedangkan dari uji F diperoleh perbedaan antara bonus Wadi’ah dan bagi hasil
probabilitas (signifikansi) nilai F 0,0005. Karena Mudharabah dengan imbalan bunga dari Bank
nilai probabilitas lebih kecil dari 0,05 maka H1 Konvensional. Pada masa inflasi, masyarakat
diterima, atau dengan kata lain, PDB Harga akan menarik dana lebih banyak dari
Konstan, Inflasi IHK, Suku Bunga Deposito 1 simpanannya untuk memenuhi kebutuhan
Bulan Bank Umum, dan Nilai Tukar Rupiah mereka, termasuk simpanan mereka di
secara bersama-sama berpengaruh signifikan Perbankan Syariah. Selain itu, Inflasi
terhadap DPK Perbankan Syariah. mengakibatkan ketidakpastian bagi masyarakat,
R2 (koefisien determinasi berganda) sehingga mereka akan mengambil keputusan
didapat sebesar 0,976. Ini berarti 97,6% DPK untuk memindahkan dana-dananya ke aset riil
Perbankan Syariah mampu dijelaskan oleh agar nilai kekayaan mereka tidak merosot.
variabel PDB Harga Konstan, Inflasi IHK, Suku Berdasarkan hasil penelitian, Suku Bunga
Bunga Deposito 1 Bulan Bank Umum, dan Nilai Deposito 1 Bulan Bank Umum berpengaruh
Tukar Rupiah, sedangkan 2,4% lainnya positif signifikan terhadap DPK Perbankan
dijelaskan oleh variabel lain yang tidak diteliti Syariah. Sepintas, ini nampaknya berlawanan
dalam penelitian ini. dengan beberapa penelitian terdahulu yang telah
dibahas dalam Bab 2. Namun, jika dicermati
4. Pembahasan lebih lanjut, penelitian-penelitian yang
Berdasarkan hasil penelitian yang telah menyatakan bahwa Tingkat Bunga Bank Umum
dilakukan, PDB secara parsial berpengaruh Konvensional akan berpengaruh negatif
signifikan terhadap DPK Perbankan Syariah signifikan terhadap DPK Perbankan Syariah (
dengan arah koefisien negatif. Ini sesuai dengan Haron dan Ahmad, 1999; Mangkuto, 2005;
teori dimana perubahan pendapatan masyarakat Mubasyiroh, 2008; Rahayu dan Pranowo, 2012)
yang tercermin dalam PDB akan mempengaruhi hanya meneliti salah satu unsur dari DPK, yaitu
DPK Perbankan Syariah. Temuan bahwa arah deposito Mudharabah, bukan keseluruhan DPK
koefisiennya negatif juga selaras dengan temuan yang terdiri atas Giro Wadi’ah, Tabungan
Rachmawati (2004). Hal ini menunjukkan
181
Abida Muttaqiena / Economics Development Analysis Journal 2 (3) (2013)

Wadi’ah, Tabungan Mudharabah, dan Deposito Deposito Mudharabah. Namun fenomena yang
Mudharabah. sama bisa jadi tidak dialami oleh Giro Wadi’ah,
Ketimpangan ini mengindikasikan bahwa Tabungan Wadi’ah, dan Tabungan
DPK non-Deposito Mudharabah sebenarnya Mudharabah.
cenderung tidak terpengaruh negatif oleh Realitanya adalah bahwa Lembaga
Tingkat Bunga Deposito Bank Umum, dan Keuangan Islam umumnya masih menggunakan
dominasi Deposito Mudharabah dalam struktur tingkat suku bunga sebagai tolok ukur (Ayub,
DPK menurun dari periode ke periode. Hal ini 2009:678-680). Tingkat suku bunga masih
konsisten dengan temuan Bank Indonesia dijadikan rujukan untuk penentuan tingkat
(2013a:5) bahwa pada tahun 2012 kontribusi imbalan maupun bagi hasil yang diberikan Bank
Tabungan dan Giro meningkat, walaupun Syariah. Sehingga dapat diperkirakan hanya
pertumbuhan Deposito Mudharabah melambat. akan ada sedikit perbedaan antara keuntungan
Bank Syariah mempunyai 4 fungsi yang yang akan diperoleh nasabah rasional dari
berbeda dengan Bank Umum Konvensional. Bunga Bank Umum dengan keuntungan dari
Keempat fungsi ini adalah sebagai manajer produk simpanan di Perbankan Syariah bagi
investasi, sebagai investor yang berhubungan produk simpanan jangka pendek seperti Giro
dengan pembagian hasil usaha (profit dan Tabungan. Apalagi penetapan imbalan
distribution) yang dilakukan Bank Syariah, produk Giro Wadi’ah dan Tabungan Wadi’ah
fungsi sosial, dan jasa keuangan. Hal ini berupa bonus, bukan bagi hasil.
membuat posisi Bank Syariah dalam sistem Temuan koefisien variabel Suku Bunga
keuangan di Indonesia menjadi unik. Di satu Deposito yang positif, menunjukkan bahwa
sisi, ia menjalankan penghimpunan dana basis nasabah Perbankan Syariah adalah
selayaknya Bank Umum dalam bentuk Giro, nasabah emosional/spiritual, walaupun
Tabungan, dan Deposito. Namun di sisi lain, keputusan-keputusan rasional masih akan
imbalan yang bisa ia berikan kepada para mempengaruhi DPK Perbankan Syariah. Bagi
nasabahnya sangat tergantung pada pendapatan nasabah emosional, kenaikan bunga di Bank
yang diperoleh atas pengelolaan dananya. Umum tidak membuat mereka tergoda untuk
Sehingga idealnya, nasabah tidak bisa memindahkan dananya. Sebaliknya, dengan
mengharapkan pendapatan yang pasti keyakinan bahwa bank pilihannya lebih baik,
sebagaimana jika mereka menyimpan dananya maka mereka bisa jadi menambah simpanan
di Bank Umum. Mereka yang menyimpan dana dengan mengharapkan imbalan yang sama
di Bank Syariah selain siap menerima dengan atau lebih tinggi daripada imbalan yang
keuntungan juga harus bersedia menanggung diberikan Bank Konvensional.
resiko. Fenomena ini menimbulkan adanya Selanjutnya, Kurs Tengah Dollar AS
istilah nasabah emosional (spiritual) dan Terhadap Rupiah secara parsial berpengaruh
nasabah rasional, dimana nasabah emosional signifikan terhadap DPK Perbankan Syariah
dianggap memiliki loyalitas kepada Bank dengan arah koefisien negatif. Ini berarti bahwa
Syariah yang lebih tinggi daripada nasabah Perbankan Syariah rentan terhadap perubahan
rasional yang profit oriented. nilai tukar Rupiah. Jika nilai Rupiah melemah,
Dengan ekspektasi tersebut, maka para DPK Perbankan Syariah juga akan menurun. Ini
nasabah rasional yang menyimpan dana di sesuai dengan teori, dimana baik nasabah
Deposito Mudharabah dan mengharapkan individu maupun nasabah korporasi akan
return yang tinggi bisa jadi cenderung untuk cenderung menarik dana-dananya dari
memindahkan dananya ke Bank Umum jika Perbankan Syariah jika nilai Rupiah melemah.
tingkat bunga naik (Mangkuto, 2005; Nasabah korporasi akan cenderung
Mubasyiroh, 2008; Rahayu dan Pranowo, menarik dana likuid dengan return rendah untuk
2012). Keputusan nasabah rasional ini akan mengatasi masalah permodalan yang timbul
secara langsung berpengaruh negatif terhadap akibat meningkatnya biaya produksi karena
182
Abida Muttaqiena / Economics Development Analysis Journal 2 (3) (2013)

kenaikan harga bahan mentah dan barang produk penghimpunan dana Bank Umum
modal yang berasal dari impor. Sedangkan konvensional. Sebagai akibatnya, Perbankan
sesuai dengan nature-nya, produk-produk Syariah terkena imbas negatif dari perubahan-
simpanan di Perbankan Syariah memiliki return perubahan ekonomi makro yang seharusnya
yang relatif kurang pasti dibandingkan dengan secara teori tidak berpengaruh negatif. Ini
Bank Konvensional, sehingga pelemahan terutama dapat dilihat dari pengaruh PDB dan
Rupiah akan berdampak signifikan negatif Inflasi.
terhadap DPK. Ketiga poin tersebut diatas dapat
Hasil uji F yang signifikan menunjukkan diperkirakan merupakan sebab-sebab kurang
bahwa DPK Perbankan Syariah sangat stabilnya pertumbuhan Perbankan Syariah di
dipengaruhi oleh perubahan-perubahan yang Indonesia.
terjadi pada indikator-indikator makroekonomi.
Pengaruh-pengaruh tersebut mengindikasikan 5. Simpulan
eksistensi Perbankan Syariah tidak sepenuhnya PDB Harga Konstan, Inflasi IHK, Suku
kebal terhadap krisis ataupun perubahan- Bunga Deposito 1 Bulan Bank Umum, dan Kurs
perubahan drastis lain yang mungkin terjadi Tengah Dollar AS terhadap Rupiah secara
dalam perekonomian Indonesia, terutama bersama-sama maupun sendiri-sendiri (parsial)
perubahan nilai tukar Rupiah. Sebagaimana berpengaruh signifikan terhadap DPK
yang terjadi pada Tahun 2008 dan Tahun 2012, Perbankan Syariah di Indonesia Tahun 2008-
ketika pelemahan Rupiah diikuti oleh 2012. Dari hasil penelitian ditemukan bahwa
penurunan DPK (Bank Indonesia, 2009; Bank PDB Harga Konstan berpengaruh signifikan
Indonesia, 2013a). Lebih lanjut, hasil penelitian negatif terhadap DPK Perbankan Syariah;
ini memberikan indikasi bahwa dalam Inflasi IHK berpengaruh signifikan negatif
Perbankan Syariah di Indonesia: terhadap DPK Perbankan Syariah; Suku Bunga
a. DPK Perbankan Syariah Deposito 1 Bulan Bank Umum berpengaruh
semakin mudah dipengaruhi oleh perubahan- signifikan positif terhadap DPK Perbankan
perubahan terhadap simpanan jangka pendek. Syariah, sedangkan Kurs Tengah Dollar AS
Secara nominal, sebagian DPK Perbankan terhadap Rupiah berpengaruh signifikan negatif
Syariah memang berupa Deposito Mudharabah terhadap DPK Perbankan Syariah.
(Bank Indonesia, 2009; 2010; 2011; 2012; dan
2013a), namun tidak bisa dilupakan bahwa Daftar Pustaka
sebagian lainnya terdiri dari Giro dan Arissanti, Novi. 2006. Analisis faktor-
Tabungan. Menurunnya simpanan dalam faktor yang mempengaruhi penghimpunan dana
bentuk Deposito memang akan mengurangi pihak ketiga perbankan syariah di Indonesia
ketergantungan DPK pada pemilik dana yang periode Desember 2000-Desember 2004. Skripsi.
memiliki target return tinggi, tetapi peningkatan Surabaya: Universitas Airlangga.
Giro dan Tabungan yang lebih dari Deposito Ayub, Muhammad. 2009. Understanding
dapat berdampak buruk bagi likuiditas dan islamic finance: a-z keuangan syariah.
stabilitas pertumbuhan Perbankan Syariah. Terjemahan Aditya Wisnu Pribadi. Jakarta: PT
b. Dominasi nasabah Gramedia Pustaka Utama.
korporasi/institusi dalam DPK Perbankan Bank Indonesia. 2009. Laporan
Syariah cukup besar. Hal ini membuat DPK perkembangan perbankan syariah tahun 2008.
Perbankan Syariah mudah terpengaruh Diunduh di
perubahan-perubahan makroekonomi, terutama http://www.bi.go.id/web/id/Publikasi/Perban
perubahan Nilai Tukar Rupiah. kan+dan+Stabilitas+Keuangan/Laporan+Perba
c. Dalam pandangan nasabah, produk nkan+Syariah/lpps_08.htm tanggal 18 Juli 2013
simpanan, giro, dan tabungan yang ditawarkan -----. 2010. Laporan perkembangan
Perbankan Syariah tidak jauh berbeda dengan perbankan syariah tahun 2009. Diunduh di
183
Abida Muttaqiena / Economics Development Analysis Journal 2 (3) (2013)

http://www.bi.go.id/web/id/Publikasi/Perban Ernst & Young. 2012. World islamic


kan+dan+Stabilitas+Keuangan/Laporan+Perba banking competitiveness report 2013. Diunduh
nkan+Syariah/lpps_09.htm tanggal 18 Juli 2013 di
-----. 2011. Laporan perkembangan http://www.mifc.com/index.php?rp=ey_world
perbankan syariah 2010. Diunduh di _islamic_banking_competi tanggal 17 Juli 2013
http://www.bi.go.id/web/id/Publikasi/Perban Haron, Sudin, dan Norafifah Ahmad.
kan+dan+Stabilitas+Keuangan/Laporan+Perba 1999. The effect of conventional interest rates
nkan+Syariah/lpps_2010.htm tanggal 18 Juli and rate of profit on funds deposited with
2013 islamic banking system in Malaysia”.
-----. 2012. Laporan perkembangan International Journal of Islamic Financial
perbankan syariah 2011. Diunduh di Services. 1 (4)
http://www.bi.go.id/web/id/Publikasi/Perban Insukindro. 1995. Ekonomi uang dan
kan+dan+Stabilitas+Keuangan/Laporan+Perba bank: teori dan pengalaman di Indonesia.
nkan+Syariah/LPPS_2011.htm tanggal 18 Juli Yogyakarta: BPFE.
2013 Karim, Adiwarman A. 2005. Islamic
-----. 2013a. Laporan perkembangan banking: fiqh and financial analysis. Jakarta: PT
perbankan syariah 2012. Diunduh di Raja Grafindo Persada.
http://www.bi.go.id/web/id/Publikasi/Perban Lewis, Mervyn K. dan Latifa M.
kan+dan+Stabilitas+Keuangan/Laporan+Perba Algaoud. 2001. Perbankan syariah: prinsip,
nkan+Syariah/lps_2012.htm tanggal 18 Juli praktik, dan prospek. Terjemahan Burhan
2013 Subrata. Jakarta: Serambi.
-----. 2013b. Statistik ekonomi dan Mangkuto, Imbang J. 2005. Pengaruh
keuangan Indonesia sektor moneter. Diunduh di bunga deposito konvensional dan return
http://www.bi.go.id/web/id/Statistik/Statistik deposito mudharabah terhadap pertumbuhan
+Ekonomi+dan+Keuangan+Indonesia/Versi+ deposito di BMI. Jurnal Ekonomi Keuangan
HTML/Sektor+Moneter/ tanggal 18 Juli 2013 dan Bisnis Islami. 1(2): 53-76
-----. 2013c. Statistik ekonomi dan Mubasyiroh. 2008. Pengaruh tingkat suku
keuangan Indonesia sektor riil. Diunduh di bunga dan inflasi terhadap total simpanan
http://www.bi.go.id/web/id/Statistik/Statistik mudarabah (studi pada Bank Muamalat
+Ekonomi+dan+Keuangan+Indonesia/Versi+ Indonesia). Skripsi. Yogyakarta: Universitas
HTML/Sektor+Riil/ tanggal 18 Juli 2013 Islam Negeri Sunan Kalijaga.
-----. 2013d. Statistik ekonomi dan Pohan, Aulia. 2008. Kerangka kebijakan
keuangan Indonesia sektor eksternal. Diunduh moneter dan implikasinya di Indonesia. Jakarta:
di PT Raja Grafindo Persada.
http://www.bi.go.id/web/id/Statistik/Statistik Rachmawati, Erna. 2004. Analisis faktor-
+Ekonomi+dan+Keuangan+Indonesia/Versi+ faktor yang mempengaruhi besarnya simpanan
HTML/Sektor+Eksternal/ tanggal 18 Juli 2013 mudharabah perbankan syariah di Indonesia
-----. 2013e. Statistik perbankan syariah. periode 1993.I – 2003.IV dalam jangka pendek
Diunduh di dan jangka panjang. Skripsi. Bandung:
http://www.bi.go.id/web/id/Statistik/Statistik Universitas Padjajaran.
+Perbankan/Statistik+Perbankan+Syariah/ Rahayu, Aprilia Tri, dan Bambang
tanggal 18 Juli 2013 Pranowo. 2012. Analisis pengaruh tingkat suku
Cihak, Martin, dan Heiko Hesse. 2008. bunga deposito bank konvensional terhadap
Islamic banks and financial stability: an deposito mudharabah pada bank syariah di
empirical study. Diunduh di Indonesia. Jurnal Ekonomi & Studi
http://www.imf.org/external/pubs/ft/wp/2008 Pembangunan. 4 (1):93-104
/wp0816.pdf tanggal 22 Juni 2009 Sukirno, Sadono. 2006. Ekonomi
pembangunan: proses, masalah, dan dasar
184
Abida Muttaqiena / Economics Development Analysis Journal 2 (3) (2013)

kebijakan. Jakarta: Kencana Prenada Media


Group.
Tuti. 2008. Analisis permintaan deposito
berjangka dalam negeri pada bank umum di
Indonesia”. Skripsi. Yogyakarta: Universitas
Islam Indonesia.
Undang-Undang Republik Indonesia
Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perubahan Atas
Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang
Perbankan. Diunduh pada
http://www.komisiinformasi.go.id/assets/data
/arsip/uu-bank-10-1998.pdf tanggal 23 Juli 2013
Undang-Undang Republik Indonesia
Nomor 3 Tahun 2004 tentang Perubahan Atas
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23
Tahun 1999 tentang Bank Indonesia. Diunduh
pada
http://www.bi.go.id/NR/rdonlyres/C7402D01
-A030-454A-BC75-
9858774DF852/13447/uu_bi_no0304.pdf
tanggal 23 Juli 2013
Undang-Undang Republik Indonesia
Nomor 21 Tahun 2008 Tentang Perbankan
Syariah. Diunduh pada
http://www.bi.go.id/NR/rdonlyres/C7402D01
-A030-454A-BC75-
9858774DF852/14396/UU_21_08_Syariah.pdf
tanggal 23 Juli 2013

185
Abida Muttaqiena / Economics Development Analysis Journal 2 (3) (2013)

186

Anda mungkin juga menyukai