[EL2004] MEDAN ELEKTROMAGNETIK

PERSAMAAN MAXWELL DALAM

BENTUK DIFFERENSIAL
(BAGIAN-1)

Kisna Pertiwi

Program Studi Teknik Elektro

Institut Teknologi Sumatera
OUTLINE:

1. Pendahuluan 2. Diferensiasi Vektor

3. Gradien dari Fungsi 4. Divergensi dari Medan

Skalar Vektor

5. Teorema Divergensi

2
 PENDAHULUAN (1)

Hukum Faraday
Hukum Gauss untuk medan listrik
𝒅
ර 𝜺𝟎 𝑬. 𝒅𝑺 = 𝑸 ර 𝑬. 𝒅𝒍 = − ර 𝑩. 𝒅𝒔
𝒅𝒕
𝒄 𝒔

Hukum Gauss untuk medan magnet Hukum Ampere

ර 𝑩. 𝒅𝑺 = 𝟎 𝑩 𝒅
ර . 𝒅𝒍 = න 𝑱Ԧ. 𝒅𝑺 + ර 𝜺𝟎 . 𝑬. 𝒅𝑺
𝝁𝟎 𝒅𝒕
𝑐 𝒔

HUKUM MAXWELL
3
 PENDAHULUAN (2)

HUKUM MAXWELL

Integral Differensial

▪ Batas-batas integrasi harus jelas ▪ Digunakan pada benda yg tidak

▪ Benda-benda yg terlibat
berbentuk sederhana
▪ Contoh: kubus, silinder, bola
beraturan
▪ Volume, luas, dan panjang diambil
dalam bentuk terkecilnya (elemen
differensial)
▪ Persamaan Maxwell bentuk titik

4
PENDAHULUAN (3)

H. Maxwell bentuk ▪ ‫𝑨 𝒍׬‬. 𝒅𝒍

integral ▪ ‫𝑨 𝒔׬‬. 𝒅𝒔

Alat Bantu
Matematis

▪ Differensiasi vector
▪ Gradient dari fungsi skalar
H. Maxwell bentuk ▪ Divergensi vektor dan
differensial teorema divergensi
▪ Curl vektor dan teorema
stoke

5
PENDAHULUAN (4)
• Persamaan Maxwell dalam bentuk integral hanya dapat diterapkan dengan
mudah pada benda dengan bentuk yang sederhana dan simetris.
• Agar Persamaan Maxwell dapat berlaku secara umum maka dilakukan
perubahan ke bentuk titik.
• Persamaan bentuk titik tersebut merupakan penurunan dari bentuk integral
dimana garis, permukaan, dan volume yang terlibat di dalamnya diambil
dalam bentuk elemen yang sangat kecil yang disebut dengan Persamaan
Maxwell dalam bentuk Differensial.
• Bentuk differensial dari Persamaan Maxwell dilakukan dengan
menggunakan operasi diferensial vektor, termasuk vektor gradien,
divergensi, dan curl.
6
DIFERENSIASI VEKTOR (1)
• Vektor diferensiasi dari 𝑨 adalah laju perubahan
𝑨 terhadap suatu besaran scalar
Definisi • Vektor diturunkan terhadap besaran scalar
menghasilkan vektor

𝑨(𝒕) 𝑨(𝒕 + ∆𝒕) ∆𝑨 = 𝑨 𝒕 + ∆𝒕 − 𝑨(𝒕)

𝒕 = 𝒕 + ∆𝒕 ∆𝑨 = ⋯?
Vektor diferensiasi?

𝑨(𝒕 + ∆𝒕)
∆𝑨
𝑨(𝒕 + ∆𝒕) ∆𝑨 ∆𝒕

𝑨(𝒕) 𝒅𝑨 ∆𝑨 𝑨 𝒕 + ∆𝒕 − 𝑨(𝒕)
𝑨(𝒕) = lim = lim
𝒅𝒕 ∆𝒕→𝟎 ∆𝒕 ∆𝒕→𝟎 ∆𝒕 7
 DIFERENSIASI VEKTOR (2)

𝒓 𝒕 = 𝒙 𝒕 𝒂𝒙 + 𝒚 𝒕 𝒂𝒚 + 𝒛(𝒕)𝒂𝒛 𝒓 𝒕 + ∆𝒕 = 𝒙 𝒕 + ∆𝒕 𝒂𝒙 + 𝒚 𝒕 + ∆𝒕 𝒂𝒚 + 𝒛(𝒕 + ∆𝒕)𝒂𝒛

𝒓 𝒕 = 𝒙 𝒕 𝒂𝒙 + 𝒚 𝒕 𝒂𝒚 + 𝒛(𝒕)𝒂𝒛
besarnya diferensiasi vektor
= (𝒙 𝒕 + ∆𝒕 − 𝒙 𝒕 )𝒂𝒙 + (𝒚 𝒕 + ∆𝒕 − 𝒚 𝒕 )𝒂𝒚
𝒅𝒓 𝒓 𝒕 + ∆𝒕 − 𝒓(𝒕) + (𝒛 𝒕 + ∆𝒕 − 𝒛 𝒕 )𝒂𝒛
= lim
𝒅𝒕 ∆𝒕→𝟎 ∆𝒕
𝒅𝒓 (𝒙 𝒕 + ∆𝒕 − 𝒙 𝒕 ) (𝒚 𝒕 + ∆𝒕 − 𝒚 𝒕 )
= 𝒂𝒙 + 𝒂𝒚
𝒅𝒕 ∆𝒕 ∆𝒕
𝒓 𝒕 + ∆𝒕 (𝒛 𝒕 + ∆𝒕 − 𝒛 𝒕 )
+ 𝒂𝒛
∆𝒕
𝒓 𝒕 + ∆𝒕 = 𝒙 𝒕 + ∆𝒕 𝒂𝒙 + 𝒚 𝒕 + ∆𝒕 𝒂𝒚 + 𝒛(𝒕 + ∆𝒕)𝒂𝒛
𝒅𝒓 𝒅𝒙 𝒅𝒚 𝒅𝒛
𝒓 𝒕 = 𝒂𝒙 + 𝒂𝒚 + 𝒂
𝒅𝒕 𝒅𝒕 𝒅𝒕 𝒅𝒕 𝒛
𝒓 𝒕 = 𝒙 𝒕 𝒂𝒙 + 𝒚 𝒕 𝒂𝒚 + 𝒛(𝒕)𝒂𝒛

8
 DIFERENSIASI VEKTOR (3)

Z Z
Arti fisik:
∆𝒓 ▪ Kurva C merupakan lintasan yg
∆𝒓
dibentuk oleh “partikel” pada
ujung 𝒓 𝒕
C C
𝒓 𝒕 ▪ Kecepatan gerak partikel dalam
selang waktu 𝒕 → 𝒕 + ∆𝒕
𝒓 𝒕 + ∆𝒕
𝒓 𝒕 + ∆𝒕 − 𝒓 𝒕 𝒅𝒓
𝒗 𝒕 = =
Y Y ∆𝒕 𝒅𝒕
definisi vektor diferensiasi

X X 𝒅𝒓
▪ tangential terhadap lintasan
𝒅𝒕

9
 DIFERENSIASI VEKTOR (4)
Perbedaan

Integral dari dot 𝒅𝒍 digunakan untuk mencari jumlah komponen

pada suatu lintasan yang hasilnya adalah
‫𝑨 ׬‬. 𝒅𝒍 besaran skalar

digunakan untuk mencari vector yang tangential

Diferensiasi vektor terhadap suatu lintasan

10
DIFERENSIASI VEKTOR (5)
CONTOH SOAL :
Tentukan vektor unit yang tangensial terhadap kurva pada saat 𝑡 = 2
𝒓 𝒕 = 𝟒𝒕 − 𝟏 𝒂𝒙 + 𝒕𝟐 + 𝟏 𝒂𝒚 + 𝒕𝟐 − 𝟔𝒕 𝒂𝒛
Penyelesaian :

Vektor yang tangensial terhadap kurva :

𝑑𝐫 𝑑
= 4𝑡 − 1 𝐚𝑥 + 𝑡2 + 1 𝐚𝑦 + 𝑡2 − 6𝑡 𝐚𝑧 = 4 𝐚𝑥 + 2𝑡 𝐚𝑦 + 2𝑡 − 6 𝐚𝑧
𝑑𝑡 𝑑𝑡
Vektor unit (n) :
4 𝐚𝑥 + 2𝑡 𝐚𝑦 + 2𝑡 − 6 𝐚𝑧 2 2 1
𝐧= ; 𝑡=2→𝐧= 𝐚𝑥 + 𝐚𝑦 − 𝐚𝑧
(4)2 +(2𝑡)2 +(2𝑡 − 6)2 3 3 3
11
GRADIEN FUNGSI SKALAR (1)

Medan

Vektor Skalar

▪ Medan listrik ▪ Kekentalan suatu cairan Temperatur

𝑷𝟏 (𝒙, 𝒚, 𝒛)
▪ Medan magnet ▪ temperatur
𝑷𝟐 (𝒙 +𝑷∆𝒙,
𝟏 𝒚 + ∆𝒚, 𝒛 + ∆𝒛)
𝑻𝟏
𝑻𝟐

16
 GRADIEN FUNGSI SKALAR (2)
Hubungan antara 𝑻𝟏 dan 𝑻𝟐 apabila distribusi temperatur dianggap kontinyu
dinyatakan pada persamaan berikut :
𝜕𝑇 𝜕𝑇 𝜕𝑇 1 𝜕2𝑇
𝑇2 = 𝑇1 + ቤ ∆𝑥 + ቤ ∆𝑦 + ቤ ∆𝑧 + 2
อ ∆𝑥2 + ⋯
𝜕𝑥 𝑃 𝜕𝑦 𝑃 𝜕𝑧 𝑃 2 𝜕𝑥
1 1 1 𝑃1

𝟔𝟎℃ + (−𝟐 ℃Τ𝒎 × 𝟑𝒎) = 𝟓𝟒℃ 𝟔𝟎℃ + (−𝟐 ℃Τ𝒎 × 𝟕𝒎) +

𝟔𝟎℃
𝟓𝟒℃ (−𝟑 ℃Τ𝒎 × 𝟒𝒎) = 𝟑𝟒℃

−𝟐℃/𝒎 𝟑𝟒℃
−𝟑℃/𝒎
4m

3m 7m 17
 GRADIEN FUNGSI SKALAR (3)
Perbedaan temperature (1) : ∆𝑻 = 𝑻𝟐 − 𝑻𝟏

𝜕𝑇 𝜕𝑇 𝜕𝑇 1 𝜕2𝑇
𝑇2 = 𝑇1 + ቤ ∆𝑥 + ቤ ∆𝑦 + ቤ ∆𝑧 + 2
อ ∆𝑥2 + ⋯
𝜕𝑥 𝑃 𝜕𝑦 𝑃 𝜕𝑧 𝑃 2 𝜕𝑥
1 1 1 𝑃1

𝜕𝑇 𝜕𝑇 𝜕𝑇 1 𝜕2𝑇
∆𝑇 = 𝑇2 − 𝑇1 = ቤ ∆𝑥 + ቤ ∆𝑦 + ቤ ∆𝑧 + 2
อ ∆𝑥2 + ⋯
𝜕𝑥 𝑃 𝜕𝑦 𝑃 𝜕𝑧 𝑃 2 𝜕𝑥
1 1 1 𝑃1

diabaikan karena apabila dikalikan

dengan ∆𝑥2, ∆𝑦2, ∆𝑥∆𝑦 menghasilkan
𝜕𝑇 𝜕𝑇 𝜕𝑇 nilai yang sangat kecil
lim ∆𝑇 = 𝑑𝑇 = 𝑑𝑥 + 𝑑𝑦 + 𝑑𝑧
∆𝑥,∆𝑦,∆𝑧→0 𝜕𝑥 𝜕𝑦 𝜕𝑧

18
 GRADIEN FUNGSI SKALAR (4)
Perbedaan temperature (2) : ∆𝑻 = 𝑻𝟐 − 𝑻𝟏
𝜕𝑇 𝜕𝑇 𝜕𝑇
𝑑𝑇 = 𝑑𝑥 + 𝑑𝑦 + 𝑑𝑧
𝜕𝑥 𝜕𝑦 𝜕𝑧

𝜕𝑇 𝜕𝑇 𝜕𝑇
𝑑𝑇 = 𝒂𝒙 + 𝒂𝒚 + 𝒂 ⋅ 𝑑𝑥 𝒂𝒙 + 𝑑𝑦 𝒂𝒚 + 𝑑𝑧 𝒂𝒛
𝜕𝑥 𝜕𝑦 𝜕𝑧 𝒛

𝑑𝑇 = 𝑔𝑟𝑎𝑑 𝑇. 𝑑𝑙 = 𝜵𝑻. 𝒅𝒍

Gradient dari fungsi skalar adalah:

𝝏 𝝏 𝝏
𝜵= 𝒂𝒙 + 𝒂𝒚 + 𝒂 untuk sistem koordinat kartesian
𝝏𝒙 𝝏𝒚 𝝏𝒛 𝒛 19
 GRADIEN FUNGSI SKALAR (5)
Arah Vektor
▪ Apabila titik P1 dan P2 terletak pada bidang yang memiliki temperatur konstan,
maka grad T adalah vektor yang tegak lurus terhadap permukaan tersebut.

𝜕𝑇 𝜕𝑇 𝜕𝑇
𝑑𝑇 = 𝒂𝒙 + 𝒂𝒚 + 𝒂 ⋅ 𝑑𝑥 𝒂𝒙 + 𝑑𝑦 𝒂𝒚 + 𝑑𝑧 𝒂𝒛
𝜕𝑥 𝜕𝑦 𝜕𝑧 𝒛
𝑑𝑇 = 𝛻𝑇. 𝑑𝑙

𝑇2 = 𝑇1 ∆𝑇 = 0

∆𝑇 = 𝛻𝑇. 𝑑𝑙 = 0

Gradient dari fungsi scalar menghasilkan vector

𝛁𝑻⏊𝒅𝒍 normal terhadap bidang scalar konstan 20
GRADIEN FUNGSI SKALAR (6)
𝑑𝑇
• Laju perubahan temperatur 𝑑ℓ

∆𝑇 𝑑𝑇 𝜕𝑇 𝑑𝑥 𝜕𝑇 𝑑𝑦 𝜕𝑇 𝑑𝑧
lim = = + +
∆ℓ→0 ∆ℓ 𝑑ℓ 𝜕𝑥 𝑑ℓ 𝜕𝑦 𝑑ℓ 𝜕𝑧 𝑑ℓ
𝜕𝑇 𝜕𝑇 𝜕𝑇 𝑑𝑥 𝑑𝑦 𝑑𝑧
= 𝐚𝑥 + 𝐚𝑦 + 𝐚𝑧 ∙ 𝐚𝑥 + 𝐚𝑦 + 𝐚𝑧
𝜕𝑥 𝜕𝑦 𝜕𝑧 𝑑ℓ 𝑑ℓ 𝑑ℓ
𝑑𝐫
= 𝛁𝑇 ∙ → komponen gradien 𝛁𝑇 pada arah 𝐧 (dari P1 ke P2)
𝑑ℓ
𝑑𝑇 𝑑𝐫
= 𝛁𝑇 ∙ = 𝛁𝑇 ∙ 𝐧 dimana 𝛁𝑇 ∙ 𝐧 = 𝛁𝑇 1 cos 𝛼
𝑑ℓ 𝑑ℓ

𝑑𝑇 𝑑𝑇
Pada saat 𝛼 = 0, maksimum → = 𝛁𝑇
𝑑ℓ 𝑑ℓ max
21
 GRADIEN FUNGSI SKALAR (7)
Gradient T untuk Berbagai Sistem Koordinat

𝜕𝑇 𝜕𝑇 𝜕𝑇
∆𝑇 = 𝑇2 − 𝑇1 = ∆𝑥 + ∆𝑦 + ∆𝑧
𝜕𝑥 𝜕𝑦 𝜕𝑧

𝜕𝑇 𝜕𝑇 𝜕𝑇
∆𝑇 = 𝑇2 − 𝑇1 = ∆𝑢1 + ∆𝑢2 + ∆𝑢
𝜕𝑢1 𝜕𝑢2 𝜕𝑢3 3

pada saat ∆𝑢1, ∆𝑢2, dan ∆𝑢3 menuju 0, maka :

𝜕𝑇 𝜕𝑇 𝜕𝑇
lim ∆𝑇 = 𝑑𝑇 = 𝜕𝑢1 + 𝜕𝑢2 + 𝜕𝑢
∆𝑢1 ,∆𝑢2 ,∆𝑢3 →0 𝜕𝑢1 𝜕𝑢2 𝜕𝑢3 3

22
 GRADIEN FUNGSI SKALAR (8)
lanjutan

𝜕𝑇 𝜕𝑇 𝜕𝑇
lim ∆𝑇 = 𝑑𝑇 = 𝜕𝑢1 + 𝜕𝑢2 + 𝜕𝑢
∆𝑢1 ,∆𝑢2 ,∆𝑢3 →0 𝜕𝑢1 𝜕𝑢2 𝜕𝑢3 3

1 𝜕𝑇 1 𝜕𝑇 1 𝜕𝑇
𝑑𝑇 = 𝜕(ℎ1 𝑢1 ) + 𝜕(ℎ2 𝑢2 ) + 𝜕(ℎ3 𝑢3 )
ℎ1 𝜕𝑢1 ℎ2 𝜕𝑢2 ℎ3 𝜕𝑢3

1 𝜕𝑇 1 𝜕𝑇 1 𝜕𝑇
𝑑𝑇 = 𝑎Ԧ1 + 𝑎Ԧ2 + 𝑎Ԧ ∙ 𝜕 ℎ1 𝑢1 𝑎Ԧ1 + 𝜕 ℎ2 𝑢2 𝑎Ԧ 2 + 𝜕(ℎ3 𝑢3 )𝑎Ԧ 3
ℎ1 𝜕𝑢1 ℎ2 𝜕𝑢2 ℎ3 𝜕𝑢3 3

𝑑𝑇 = 𝜵𝑻. 𝒅𝒍
23
 GRADIEN FUNGSI SKALAR (9)
1. Sistem Koordinat Kartesian Gradient
1 𝜕𝑇 1 𝜕𝑇 1 𝜕𝑇
𝛻𝑇 = 𝑎Ԧ1 + 𝑎Ԧ2 + 𝑎Ԧ
𝑑𝑙 = 𝑑𝑥 𝑎Ԧ𝑥 + 𝑑𝑦 𝑎Ԧ 𝑦 + 𝑑𝑧 𝑎Ԧ𝑧 ℎ1 𝜕𝑢1 ℎ2 𝜕𝑢2 ℎ3 𝜕𝑢3 3

ℎ1 = 1, ℎ2 = 1, ℎ3 = 1 𝑑𝑙 = 𝜕 ℎ1 𝑢1 𝑎Ԧ1 + 𝜕 ℎ2 𝑢2 𝑎Ԧ2 + 𝜕(ℎ3 𝑢3 )𝑎Ԧ3

1 𝜕𝑇 1 𝜕𝑇 1 𝜕𝑇
𝛻𝑇 = 𝑎Ԧ1 + 𝑎Ԧ2 + 𝑎Ԧ
ℎ1 𝜕𝑢1 ℎ2 𝜕𝑢2 ℎ3 𝜕𝑢3 3

1 𝜕𝑇 1 𝜕𝑇 1 𝜕𝑇
𝛻𝑇 = 𝑎Ԧ + 𝑎Ԧ + 𝑎Ԧ
1 𝜕𝑥 𝑥 1 𝜕𝑦 𝑦 1 𝜕𝑧 𝑧

𝝏𝑻 𝝏𝑻 𝝏𝑻
𝜵𝑻 = 𝒂𝒙 + 𝒂𝒚 + 𝒂
𝝏𝒙 𝝏𝒚 𝝏𝒛 𝒛
24
 GRADIEN FUNGSI SKALAR (10)
2. Sistem Koordinat Silinder Gradient
1 𝜕𝑇 1 𝜕𝑇 1 𝜕𝑇
𝛻𝑇 = 𝑎Ԧ1 + 𝑎Ԧ2 + 𝑎Ԧ
𝑑𝑙 = 𝑑𝜌 𝑎Ԧ𝜌 + 𝜌𝑑𝜙 𝑎Ԧ𝜙 + 𝑑𝑧 𝑎Ԧ𝑧 ℎ1 𝜕𝑢1 ℎ2 𝜕𝑢2 ℎ3 𝜕𝑢3 3

ℎ1 = 1, ℎ2 = 𝜌, ℎ3 = 1 𝑑𝑙 = 𝜕 ℎ1 𝑢1 𝑎Ԧ1 + 𝜕 ℎ2 𝑢2 𝑎Ԧ2 + 𝜕(ℎ3 𝑢3 )𝑎Ԧ3

1 𝜕𝑇 1 𝜕𝑇 1 𝜕𝑇
𝛻𝑇 = 𝑎Ԧ1 + 𝑎Ԧ2 + 𝑎Ԧ
ℎ1 𝜕𝑢1 ℎ2 𝜕𝑢2 ℎ3 𝜕𝑢3 3

1 𝜕𝑇 1 𝜕𝑇 1 𝜕𝑇
𝛻𝑇 = 𝑎Ԧ + 𝑎Ԧ + 𝑎Ԧ
1 𝜕𝜌 𝜌 𝜌 𝜕𝜙 𝜙 1 𝜕𝑧 𝑧

𝝏𝑻 𝟏 𝝏𝑻 𝝏𝑻
𝜵𝑻 = 𝒂𝝆 + 𝒂𝝓 + 𝒂
𝝏𝝆 𝝆 𝝏𝝓 𝝏𝒛 𝒛
25
 GRADIEN FUNGSI SKALAR (11)
3. Sistem Koordinat Bola Gradient
1 𝜕𝑇 1 𝜕𝑇 1 𝜕𝑇
𝛻𝑇 = 𝑎Ԧ1 + 𝑎Ԧ2 + 𝑎Ԧ
𝑑𝑙 = 𝑑𝑟 𝑎Ԧ𝑟 + 𝑟 𝑑𝜃 𝑎Ԧ 𝜃 + 𝑟 sin 𝜃 𝑑𝜙 𝑎Ԧ𝜙 ℎ1 𝜕𝑢1 ℎ2 𝜕𝑢2 ℎ3 𝜕𝑢3 3

ℎ1 = 1, ℎ2 = 𝑟, ℎ3 = 𝑟 sin 𝜃 𝑑𝑙 = 𝜕 ℎ1 𝑢1 𝑎Ԧ1 + 𝜕 ℎ2 𝑢2 𝑎Ԧ2 + 𝜕(ℎ3 𝑢3 )𝑎Ԧ3

1 𝜕𝑇 1 𝜕𝑇 1 𝜕𝑇
𝛻𝑇 = 𝑎Ԧ1 + 𝑎Ԧ2 + 𝑎Ԧ
ℎ1 𝜕𝑢1 ℎ2 𝜕𝑢2 ℎ3 𝜕𝑢3 3

1 𝜕𝑇 1 𝜕𝑇 1 𝜕𝑇
𝛻𝑇 = 𝑎Ԧ + 𝑎Ԧ + 𝑎Ԧ
1 𝜕𝑟 𝑟 𝑟 𝜕𝜃 𝜃 𝑟 sin 𝜃 𝜕𝜙 𝜙

𝝏𝑻 𝟏 𝝏𝑻 𝟏 𝝏𝑻
𝜵𝑻 = 𝒂𝒓 + 𝒂𝜽 + 𝒂
𝝏𝒓 𝒓 𝝏𝜽 𝒓 𝒔𝒊𝒏 𝜽 𝝏𝝓 𝝓
26
 GRADIEN FUNGSI SKALAR (12)
Contoh soal

Diketahui medan temperatur yang tidak bergantung terhadap waktu :

𝑇 = 3𝑥 + 2𝑥𝑦𝑧 − 𝑧2 − 2

(i) Tentukan vektor unit normal terhadap permukaan temperatur konstan pada
titik P(0,1,2)
(ii) Tentukan laju perubahan maksimum dari temperatur dititik yang sama

27
 GRADIEN FUNGSI SKALAR (13)
Solusi soal:

𝑇 = 3𝑥 + 2𝑥𝑦𝑧 − 𝑧2 − 2

Gradient dari fungsi skalar 𝑇

𝜕𝑇 𝜕𝑇 𝜕𝑇
𝛻𝑇 = 𝑎Ԧ𝑥 + 𝑎Ԧ𝑦 + 𝑎Ԧ
𝜕𝑥 𝜕𝑦 𝜕𝑧 𝑧

𝜕 3𝑥 + 2𝑥𝑦𝑧 − 𝑧2 − 2 𝜕 3𝑥 + 2𝑥𝑦𝑧 − 𝑧2 − 2 𝜕 3𝑥 + 2𝑥𝑦𝑧 − 𝑧2 − 2

𝛻𝑇 = 𝑎Ԧ 𝑥 + 𝑎Ԧ𝑦 + 𝑎Ԧ𝑧
𝜕𝑥 𝜕𝑦 𝜕𝑧

𝛻𝑇 = 3 + 2𝑦𝑧 𝑎Ԧ𝑥 + 2𝑥𝑧 𝑎Ԧ𝑦 + 2𝑥𝑦 − 2𝑧 𝑎Ԧ𝑧

28
 GRADIEN FUNGSI SKALAR (14)
Titik 𝑃(0,1,2) Vektor satuan di titik 𝑷(𝟎, 𝟏, 𝟐)

𝛻𝑇
𝛻𝑇 = 3 + 2𝑦𝑧 𝑎Ԧ𝑥 + 2𝑥𝑧 𝑎Ԧ𝑦 + 2𝑥𝑦 − 2𝑧 𝑎Ԧ𝑧 𝑛=
𝛻𝑇

𝛻𝑇ቚ = 3 + 2 1 (2) 𝑎Ԧ𝑥 + 2(0)(2) 𝑎Ԧ𝑦 + 2(0)(1) − 2(2) 𝑎Ԧ𝑧 7𝑎Ԧ𝑥 − 4𝑎Ԧ𝑧
(0,1,2) 𝑛=
72 + (−42 )

𝛻𝑇ቚ = 7𝑎Ԧ𝑥 + 0𝑎Ԧ𝑦 − 4𝑎Ԧ𝑧

(0,1,2) 7𝑎Ԧ𝑥 − 4𝑎Ԧ𝑧
(i) 𝑛=
65

(ii) Laju maksimum perubahan temperatur adalah sama dengan magnituda 𝛁𝑇.
Di titik P(0,1,2), laju maksimum perubahan temperatur = 65
29
 GRADIEN FUNGSI SKALAR (15)
Perbedaan

Integral dari dot 𝒅𝒔 digunakan untuk mencari jumlah komponen

suatu vector yang normal terhadap suatu bidang
‫𝑨 𝒔׬‬. 𝒅𝒔 dan hasilnya adalah besaran skalar

Gradient fungsi menghasilkan besaran vector yang arahnya

skalar normal terhadap suatu bidang

30
 DIVERGENSI MEDAN VEKTOR (1)
Definisi Divergensi

“Jumlah total fluks yang menembus keluar dari sebuah

benda yang permukaanya tertutup dibagi dengan volume
yang dilingkupi oleh permukaan tertutup tersebut jika
bidang dan volume yang dilingkupi sangat kecil”

‫𝑭 𝒔∆ׯ‬. 𝒅𝒔
𝑫𝒊𝒗𝒆𝒓𝒈𝒆𝒏𝒔𝒊 𝑭 = 𝒍𝒊𝒎
∆𝒔,∆𝒗→𝟎 ∆𝒗

31
 DIVERGENSI MEDAN VEKTOR (2)
Bagaimana cara untuk merumuskan
bentuk persamaan divergensi untuk
sistem koordinat kartesian? ර 𝑭. 𝒅𝒔 = න 𝑭. 𝒅𝒔 + න 𝑭. 𝒅𝒔
Z ∆𝒔 𝒆𝒇𝒈𝒉 𝒂𝒃𝒄𝒅

𝑑 𝑐 න 𝑭. 𝒅𝒔 + න 𝑭. 𝒅𝒔
ℎ 𝑔
𝒃𝒄𝒈𝒇 𝒂𝒅𝒉𝒆

𝑎 𝑏
Y
න 𝑭. 𝒅𝒔 + න 𝑭. 𝒅𝒔
𝑒 𝑓
𝒄𝒅𝒉𝒈 𝒂𝒃𝒇𝒆

X 32
 DIVERGENSI MEDAN VEKTOR (3)
Z 1. Bidang depan dan belakang

𝑑 𝑐 Ԧ 𝑑𝑠 = න 𝐹.
න 𝐹. Ԧ 𝑑𝑦 𝑑𝑧 𝑎Ԧ𝑥 Ԧ 𝑑𝑠 = න 𝐹.
න 𝐹. Ԧ − 𝑑𝑦 𝑑𝑧 𝑎Ԧ𝑥
𝑒𝑓𝑔ℎ 𝑎𝑏𝑐𝑑
ℎ 𝑔

𝑎 𝑏 Y Ԧ 𝑑𝑠 = න 𝐹Ԧ𝑥
න 𝐹. 𝑎Ԧ . 𝑑𝑦 𝑑𝑧 𝑎Ԧ𝑥
𝑒𝑓𝑔ℎ 𝑥
Ԧ 𝑑𝑠 = න 𝐹Ԧ𝑥
න 𝐹. 𝑎Ԧ . − 𝑑𝑦 𝑑𝑧 𝑎Ԧ𝑥
𝑎𝑏𝑐𝑑 𝑥
𝑒𝑓𝑔ℎ 𝑎𝑏𝑐𝑑
𝑒 𝑓

X dy dz : selisih yg sangat kecil Ԧ 𝑑𝑠 = න 𝐹Ԧ𝑥

න 𝐹. 𝑑𝑦 𝑑𝑧 Ԧ 𝑑𝑠 = න − 𝐹Ԧ𝑥
න 𝐹. 𝑑𝑦 𝑑𝑧
𝑒𝑓𝑔ℎ 𝑎𝑏𝑐𝑑
𝑒𝑓𝑔ℎ 𝑎𝑏𝑐𝑑

Ԧ 𝑑𝑠 = 𝐹Ԧ𝑥
න 𝐹. ∆𝑦∆𝑧 Ԧ 𝑑𝑠 = − 𝐹Ԧ𝑥
න 𝐹. ∆𝑦∆𝑧
𝑒𝑓𝑔ℎ 𝑎𝑏𝑐𝑑
𝑒𝑓𝑔ℎ 𝑎𝑏𝑐𝑑
33
DIVERGENSI MEDAN VEKTOR (4)

Jumlahkan ke dua bidang depan dan belakang

Ԧ 𝑑𝑠 = න 𝐹.
න 𝐹. Ԧ 𝑑𝑠 + න 𝐹.
Ԧ 𝑑𝑠
𝑒𝑓𝑔ℎ 𝑎𝑏𝑐𝑑

Ԧ 𝑑𝑠 = 𝐹Ԧ𝑥
න 𝐹. ∆𝑦∆𝑧 + − 𝐹Ԧ𝑥𝑎𝑏𝑐𝑑 ∆𝑦∆𝑧 𝐹Ԧ𝑥𝑒𝑓𝑔ℎ ≠ 𝐹Ԧ𝑥𝑎𝑏𝑐𝑑
𝑒𝑓𝑔ℎ

diketahui bahwa

𝜕𝐹𝑥
𝐹Ԧ𝑥𝑒𝑓𝑔ℎ = 𝐹Ԧ𝑥𝑎𝑏𝑐𝑑 + ∆𝑥
𝜕𝑥

34
 DIVERGENSI MEDAN VEKTOR (5)
𝜕𝐹
subsitusi persamaan : 𝐹Ԧ𝑥𝑒𝑓𝑔ℎ = 𝐹Ԧ𝑥𝑎𝑏𝑐𝑑 + 𝑥 ∆𝑥
Z 𝜕𝑥

Ԧ 𝑑𝑠 = 𝐹Ԧ𝑥
න 𝐹. ∆𝑦∆𝑧 + − 𝐹Ԧ𝑥𝑎𝑏𝑐𝑑 ∆𝑦∆𝑧
𝑑 𝑐 𝑒𝑓𝑔ℎ

ℎ 𝑔 𝜕𝐹𝑥
Ԧ 𝑑𝑠 = 𝐹Ԧ𝑥
න 𝐹. + ∆𝑥 ∆𝑦∆𝑧 + − 𝐹Ԧ𝑥𝑎𝑏𝑐𝑑 ∆𝑦∆𝑧
𝑎𝑏𝑐𝑑
𝜕𝑥
𝑎 𝑏 Y
𝑒 𝑓 𝜕𝐹𝑥
Ԧ 𝑑𝑠 = 𝐹Ԧ𝑥
න 𝐹. ∆𝑦∆𝑧 + ∆𝑥∆𝑦∆𝑧 + − 𝐹Ԧ𝑥𝑎𝑏𝑐𝑑 ∆𝑦∆𝑧
𝑎𝑏𝑐𝑑
𝜕𝑥
X 𝜕𝐹𝑥
Ԧ 𝑑𝑠 =
න 𝐹. ∆𝑥∆𝑦∆𝑧
𝜕𝑥

35
 DIVERGENSI MEDAN VEKTOR (6)
Z 2. Bidang kanan dan kiri

𝑑 𝑐 Ԧ 𝑑𝑠 = න 𝐹.
න 𝐹. Ԧ 𝑑𝑥 𝑑𝑧 𝑎Ԧ𝑦 Ԧ 𝑑𝑠 = න 𝐹.
න 𝐹. Ԧ −𝑑𝑥 𝑑𝑧 𝑎Ԧ𝑦
𝑏𝑐𝑔𝑓 𝑎𝑑ℎ𝑒
ℎ 𝑔

𝑎 𝑏 Y Ԧ 𝑑𝑠 = න 𝐹Ԧ𝑦
න 𝐹. 𝑎Ԧ . 𝑑𝑥 𝑑𝑧 𝑎Ԧ𝑦
𝑏𝑐𝑔𝑓 𝑦
Ԧ 𝑑𝑠 = න 𝐹Ԧ𝑦
න 𝐹. 𝑎Ԧ . 𝑑𝑥 𝑑𝑧 𝑎Ԧ𝑦
𝑎𝑑ℎ𝑒 𝑦
𝑏𝑐𝑔𝑓 𝑎𝑑ℎ𝑒
𝑒 𝑓

X dx dz : selisih yg sangat kecil Ԧ 𝑑𝑠 = න 𝐹Ԧ𝑦

න 𝐹. 𝑑𝑥 𝑑𝑧 Ԧ 𝑑𝑠 = න − 𝐹Ԧ𝑦
න 𝐹. 𝑑𝑥 𝑑𝑧
𝑏𝑐𝑔𝑓 𝑎𝑑ℎ𝑒
𝑏𝑐𝑔𝑓 𝑎𝑑ℎ𝑒

Ԧ 𝑑𝑠 = 𝐹Ԧ𝑦
න 𝐹. ∆𝑥∆𝑧 Ԧ 𝑑𝑠 = − 𝐹Ԧ𝑦
න 𝐹. ∆𝑥∆𝑧
𝑏𝑐𝑔𝑓 𝑎𝑑ℎ𝑒
𝑏𝑐𝑔𝑓 𝑎𝑑ℎ𝑒
36
DIVERGENSI MEDAN VEKTOR (7)

Jumlahkan ke dua bidang kanan dan kiri

Ԧ 𝑑𝑠 = න 𝐹.
න 𝐹. Ԧ 𝑑𝑠 + න 𝐹.
Ԧ 𝑑𝑠
𝑏𝑐𝑔𝑓 𝑎𝑑ℎ𝑒

Ԧ 𝑑𝑠 = 𝐹Ԧ𝑦
න 𝐹. ∆𝑥∆𝑧 + −𝐹Ԧ𝑦𝑎𝑑ℎ𝑒 ∆𝑥∆𝑧 𝐹Ԧ𝑦𝑏𝑐𝑔𝑓 ≠ 𝐹Ԧ𝑦𝑎𝑑ℎ𝑒
𝑏𝑐𝑔𝑓

diketahui bahwa
𝜕𝐹𝑦
𝐹Ԧ𝑦𝑏𝑐𝑔𝑓 = 𝐹Ԧ𝑦𝑎𝑑ℎ𝑒 + ∆𝑦
𝜕𝑦

37
 DIVERGENSI MEDAN VEKTOR (8)
𝜕𝐹𝑦
subsitusi persamaan : 𝐹Ԧ𝑦𝑏𝑐𝑔𝑓 = 𝐹Ԧ𝑦𝑎𝑑ℎ𝑒 + ∆𝑦
Z 𝜕𝑦

𝑑 𝑐
Ԧ 𝑑𝑠 = 𝐹Ԧ𝑦
න 𝐹. ∆𝑥∆𝑧 + −𝐹Ԧ𝑦𝑎𝑑ℎ𝑒 ∆𝑥∆𝑧
𝑏𝑐𝑔𝑓

ℎ 𝑔 𝜕𝐹𝑦
Ԧ 𝑑𝑠 = 𝐹Ԧ𝑦
න 𝐹. + ∆𝑦 ∆𝑥∆𝑧 + −𝐹Ԧ𝑦𝑎𝑑ℎ𝑒 ∆𝑥∆𝑧
𝑎𝑑ℎ𝑒
𝜕𝑦
𝑎 𝑏 Y
𝑒 𝑓 𝜕𝐹𝑦
Ԧ 𝑑𝑠 = 𝐹Ԧ𝑦
න 𝐹. ∆𝑥∆𝑧 + ∆𝑥∆𝑦∆𝑧 + −𝐹Ԧ𝑦𝑎𝑑ℎ𝑒 ∆𝑥∆𝑧
𝑎𝑑ℎ𝑒
𝜕𝑦
X 𝜕𝐹𝑦
Ԧ 𝑑𝑠 =
න 𝐹. ∆𝑥∆𝑦∆𝑧
𝜕𝑦

38
 DIVERGENSI MEDAN VEKTOR (9)
Z 3. Bidang atas dan bawah

𝑑 𝑐 Ԧ 𝑑𝑠 = න 𝐹.
න 𝐹. Ԧ 𝑑𝑥 𝑑𝑦 𝑎Ԧ𝑧 Ԧ 𝑑𝑠 = න 𝐹.
න 𝐹. Ԧ −𝑑𝑥 𝑑𝑦 𝑎Ԧ𝑧
𝑐𝑑ℎ𝑔 𝑎𝑏𝑓𝑒
ℎ 𝑔

𝑎 𝑏 Y Ԧ 𝑑𝑠 = න 𝐹Ԧ𝑧
න 𝐹. 𝑎Ԧ . 𝑑𝑥 𝑑𝑦 𝑎Ԧ𝑧
𝑐𝑑ℎ𝑔 𝑧
Ԧ 𝑑𝑠 = න 𝐹Ԧ𝑧
න 𝐹. 𝑎Ԧ . 𝑑𝑥 𝑑𝑦 𝑎Ԧ𝑧
𝑎𝑏𝑓𝑒 𝑧
𝑐𝑑ℎ𝑔 𝑎𝑏𝑓𝑒
𝑒 𝑓

X dx dy : selisih yg sangat kecil Ԧ 𝑑𝑠 = න 𝐹Ԧ𝑧

න 𝐹. 𝑑𝑥 𝑑𝑦 Ԧ 𝑑𝑠 = න − 𝐹Ԧ𝑧
න 𝐹. 𝑑𝑥 𝑑𝑦
𝑐𝑑ℎ𝑔 𝑎𝑏𝑓𝑒
𝑐𝑑ℎ𝑔 𝑎𝑏𝑓𝑒

Ԧ 𝑑𝑠 = 𝐹Ԧ𝑧
න 𝐹. ∆𝑥∆𝑦 Ԧ 𝑑𝑠 = − 𝐹Ԧ𝑧
න 𝐹. ∆𝑥∆𝑦
𝑐𝑑ℎ𝑔 𝑎𝑏𝑓𝑒
𝑐𝑑ℎ𝑔 𝑎𝑏𝑓𝑒
39
DIVERGENSI MEDAN VEKTOR (10)

Jumlahkan ke dua bidang atas dan bawah

Ԧ 𝑑𝑠 = න 𝐹.
න 𝐹. Ԧ 𝑑𝑠 + න 𝐹.
Ԧ 𝑑𝑠
𝑐𝑑ℎ𝑔 𝑎𝑏𝑓𝑒

Ԧ 𝑑𝑠 = 𝐹Ԧ𝑧
න 𝐹. ∆𝑥∆𝑦 + −𝐹Ԧ𝑧𝑎𝑏𝑓𝑒 ∆𝑥∆𝑦 𝐹Ԧ𝑧𝑐𝑑ℎ𝑔 ≠ 𝐹Ԧ𝑧𝑎𝑏𝑓𝑒
𝑐𝑑ℎ𝑔

diketahui bahwa

𝜕𝐹𝑧
𝐹Ԧ𝑧𝑐𝑑ℎ𝑔 = 𝐹Ԧ𝑧𝑎𝑏𝑓𝑒 + ∆𝑧
𝜕𝑧

40
 DIVERGENSI MEDAN VEKTOR (11)
𝜕𝐹
subsitusi persamaan : 𝐹Ԧ𝑧𝑐𝑑ℎ𝑔 = 𝐹Ԧ𝑧𝑎𝑏𝑓𝑒 + 𝑧 ∆𝑧
Z 𝜕𝑧

Ԧ 𝑑𝑠 = 𝐹Ԧ𝑧
න 𝐹. ∆𝑥∆𝑦 + −𝐹Ԧ𝑧𝑎𝑏𝑓𝑒 ∆𝑥∆𝑦
𝑑 𝑐𝑑ℎ𝑔
𝑐

ℎ 𝑔 𝜕𝐹𝑧
Ԧ 𝑑𝑠 = 𝐹Ԧ𝑧
න 𝐹. + ∆𝑧 ∆𝑥∆𝑦 + −𝐹Ԧ𝑧𝑎𝑏𝑓𝑒 ∆𝑥∆𝑦
𝑎𝑏𝑓𝑒
𝜕𝑧
𝑎 𝑏 Y
𝜕𝐹𝑧
𝑒 𝑓 Ԧ 𝑑𝑠 = 𝐹Ԧ𝑧
න 𝐹. ∆𝑥∆𝑦 + ∆𝑥∆𝑦∆𝑧 + −𝐹Ԧ𝑧𝑎𝑏𝑓𝑒 ∆𝑥∆𝑦
𝑎𝑏𝑓𝑒
𝜕𝑧

X Ԧ 𝑑𝑠 =
𝜕𝐹𝑧
න 𝐹. ∆𝑥∆𝑦∆𝑧
𝜕𝑧

41
 DIVERGENSI MEDAN VEKTOR (12)
maka, besarnya ‫𝑭 𝒔∆ׯ‬. 𝒅𝒔 untuk permukaan kubus total

Ԧ 𝑑𝑠 = 𝜕𝐹𝑥 ∆𝑥∆𝑦∆𝑧 + 𝜕𝐹𝑦 ∆𝑥∆𝑦∆𝑧 + 𝜕𝐹𝑧 ∆𝑥∆𝑦∆𝑧

‫𝐹 𝑠∆ׯ‬. 𝜕𝑥 𝜕𝑦 𝜕𝑧

definisi divergensi 𝐹Ԧ
Ԧ 𝑑𝑠
‫𝐹 𝑠∆ׯ‬.
𝐷𝑖𝑣𝑒𝑟𝑔𝑒𝑛𝑠𝑖 𝐹Ԧ = 𝑙𝑖𝑚
∆𝑠,∆𝑣→0 ∆𝑣
diperoleh
𝜕𝐹𝑥 𝜕𝐹𝑦 𝜕𝐹𝑧
∆𝑥∆𝑦∆𝑧 ∆𝑥∆𝑦∆𝑧 ∆𝑥∆𝑦∆𝑧
𝜕𝑦
𝐷𝑖𝑣𝑒𝑟𝑔𝑒𝑛𝑠𝑖 𝐹Ԧ = 𝑙𝑖𝑚 𝜕𝑥
+ + 𝜕𝑧
∆𝑠,∆𝑣→0 ∆𝑣 ∆𝑣 ∆𝑣

42
 DIVERGENSI MEDAN VEKTOR (13)
lanjutan
𝜕𝐹𝑥 𝜕𝐹𝑦 𝜕𝐹𝑧
∆𝑥∆𝑦∆𝑧 ∆𝑥∆𝑦∆𝑧 ∆𝑥∆𝑦∆𝑧
𝜕𝑦
𝐷𝑖𝑣𝑒𝑟𝑔𝑒𝑛𝑠𝑖 𝐹Ԧ = 𝑙𝑖𝑚 𝜕𝑥
+ + 𝜕𝑧
∆𝑠,∆𝑣→0 ∆𝑣 ∆𝑣 ∆𝑣

𝜕𝐹𝑥 𝜕𝐹𝑦 𝜕𝐹𝑧

𝐷𝑖𝑣𝑒𝑟𝑔𝑒𝑛𝑠𝑖 𝐹Ԧ = + +
𝜕𝑥 𝜕𝑦 𝜕𝑧

𝜕 𝜕 𝜕
𝐷𝑖𝑣𝑒𝑟𝑔𝑒𝑛𝑠𝑖 𝐹Ԧ = 𝑎Ԧ𝑥 + 𝑎Ԧ𝑦 + 𝑎Ԧ𝑧 . 𝐹𝑥 𝑎Ԧ𝑥 + 𝐹𝑦 𝑎Ԧ𝑦 + 𝐹𝑧 𝑎Ԧ𝑧
𝜕𝑥 𝜕𝑦 𝜕𝑧

𝑫𝒊𝒗𝒆𝒓𝒈𝒆𝒏𝒔𝒊 𝑭 = 𝜵. 𝑭

43
 DIVERGENSI MEDAN VEKTOR (14)
Divergensi untuk Berbagai Sistem Koordinat
Divergensi dari 𝐹Ԧ
1. Sistem Koordinat Kartesian 1 𝜕𝐹1 ℎ2 ℎ3 𝜕𝐹2 ℎ1 ℎ3 𝜕𝐹3 ℎ1 ℎ2
𝛻. 𝐹Ԧ = + +
ℎ1 ℎ2 ℎ3 𝜕𝑢1 𝜕𝑢2 𝜕𝑢3
𝑑𝑙 = 𝑑𝑥 𝑎Ԧ𝑥 + 𝑑𝑦 𝑎Ԧ 𝑦 + 𝑑𝑧 𝑎Ԧ𝑧
𝑑𝑙 = 𝜕 ℎ1 𝑢1 𝑎Ԧ1 + 𝜕 ℎ2 𝑢2 𝑎Ԧ2 + 𝜕(ℎ3 𝑢3 )𝑎Ԧ3
ℎ1 = 1, ℎ2 = 1, ℎ3 = 1

1 𝜕𝐹1 ℎ2 ℎ3 𝜕𝐹1 ℎ1 ℎ3 𝜕𝐹3 ℎ1 ℎ2

𝛻. 𝐹Ԧ = + +
ℎ1 ℎ2 ℎ3 𝜕𝑢1 𝜕𝑢2 𝜕𝑢3

1 𝜕𝐹𝑥 1.1 𝜕𝐹𝑦 1.1 𝜕𝐹𝑧 1.1

𝛻. 𝐹Ԧ = + +
1.1.1 𝜕𝑥 𝜕𝑦 𝜕𝑧

𝝏𝑭𝒙 𝝏𝑭𝒚 𝝏𝑭𝒛

𝜵. 𝑭 = + +
𝝏𝒙 𝝏𝒚 𝝏𝒛 44
 DIVERGENSI MEDAN VEKTOR (15)
2. Sistem Koordinat Silinder Divergensi dari 𝐹Ԧ
1 𝜕𝐹1 ℎ2 ℎ3 𝜕𝐹2 ℎ1 ℎ3 𝜕𝐹3 ℎ1 ℎ2
𝛻. 𝐹Ԧ = + +
𝑑𝑙 = 𝑑𝜌 𝑎Ԧ𝜌 + 𝜌𝑑𝜙 𝑎Ԧ𝜙 + 𝑑𝑧 𝑎Ԧ𝑧 ℎ1 ℎ2 ℎ3 𝜕𝑢1 𝜕𝑢2 𝜕𝑢3
ℎ1 = 1, ℎ2 = 𝜌, ℎ3 = 1
𝑑𝑙 = 𝜕 ℎ1 𝑢1 𝑎Ԧ1 + 𝜕 ℎ2 𝑢2 𝑎Ԧ2 + 𝜕(ℎ3 𝑢3 )𝑎Ԧ3

1 𝜕𝐹1 ℎ2 ℎ3 𝜕𝐹1 ℎ1 ℎ3 𝜕𝐹3 ℎ1 ℎ2

𝛻. 𝐹Ԧ = + +
ℎ1 ℎ2 ℎ3 𝜕𝑢1 𝜕𝑢2 𝜕𝑢3

1 𝜕𝐹𝜌 𝜌. 1 𝜕𝐹𝜙 1.1 𝜕𝐹𝑧 1. 𝜌

𝛻. 𝐹Ԧ = + +
1. 𝜌. 1 𝜕𝜌 𝜕𝜙 𝜕𝑧

𝟏 𝝏 𝝆𝑭𝝆 𝟏 𝝏𝑭𝝓 𝝏𝑭𝒛

𝜵. 𝑭 = + +
𝝆 𝝏𝝆 𝝆 𝝏𝝓 𝝏𝒛
45
 DIVERGENSI MEDAN VEKTOR (16)
3. Sistem Koordinat Bola Divergensi dari 𝐹Ԧ
1 𝜕𝐹1 ℎ2 ℎ3 𝜕𝐹2 ℎ1 ℎ3 𝜕𝐹3 ℎ1 ℎ2
𝛻. 𝐹Ԧ = + +
𝑑𝑙 = 𝑑𝑟 𝑎Ԧ𝑟 + 𝑟 𝑑𝜃 𝑎Ԧ 𝜃 + 𝑟 sin 𝜃 𝑑𝜙 𝑎Ԧ𝜙 ℎ1 ℎ2 ℎ3 𝜕𝑢1 𝜕𝑢2 𝜕𝑢3
ℎ1 = 1, ℎ2 = 𝑟, ℎ3 = 𝑟 sin 𝜃
𝑑𝑙 = 𝜕 ℎ1 𝑢1 𝑎Ԧ1 + 𝜕 ℎ2 𝑢2 𝑎Ԧ2 + 𝜕(ℎ3 𝑢3 )𝑎Ԧ3

1 𝜕𝐹1 ℎ2 ℎ3 𝜕𝐹1 ℎ1 ℎ3 𝜕𝐹3 ℎ1 ℎ2

𝛻. 𝐹Ԧ = + +
ℎ1 ℎ2 ℎ3 𝜕𝑢1 𝜕𝑢2 𝜕𝑢3

1 𝜕𝐹𝑟 𝑟. 𝑟 sin 𝜃 𝜕𝐹𝜃 1. 𝑟 sin 𝜃 𝜕𝐹𝜙 1. 𝑟

𝛻. 𝐹Ԧ = + +
1. 𝑟. 𝑟 sin 𝜃 𝜕𝑟 𝜕𝜃 𝜕𝜙

𝟏 𝝏 𝒓𝟐 𝑭𝒓 𝟏 𝝏 𝒔𝒊𝒏 𝜽 𝑭𝜽 𝟏 𝝏𝑭𝝓
𝜵. 𝑭 = 𝟐 + +
𝒓 𝝏𝒓 𝒓 𝒔𝒊𝒏 𝜽 𝝏𝜽 𝒓 𝒔𝒊𝒏 𝜽 𝝏𝝓
46
TEOREMA DIVERGENSI (1)

“Jumlah total fluks yang menembus keluar dari sebuah

benda yang permukaanya tertutup sama dengan jumlah
total divergensi fluks tersebut pada volume benda yang
dilingkupi permukaan tertutup tersebut”

digunakan untuk menurunkan Hukum Gauss untuk medan

ර 𝑭. 𝒅𝒔 = ර 𝜵 ∙ 𝑭 𝒅𝒗 listrik dan Hukum Gauss untuk medan magnet
∆𝒔 ∆𝒗

47
TEOREMA DIVERGENSI (2)
• Total fluks yang berasal dari elemen ke-i
yang sangat kecil sekali

ර 𝐅 ∙ 𝑑𝐬 = div 𝐅 𝑖 ∆𝑣𝑖
∆𝑠𝑖

• Total fluks yang berasal dari permukaan

tertutup secara keseluruhan
𝑁

෍ ර 𝐅 ∙ 𝑑𝐬
𝑖=1 ∆𝑠𝑖

2-elemen volume yang berdekatan

dengan permukaan so 48
TEOREMA DIVERGENSI (3)
• Total fluks yang keluar dari permukaan tertutup hanya dipengaruhi oleh permukaan
setiap elemen dibagian luar, sehingga :
𝑁

෍ ර 𝐅 ∙ 𝑑𝐬 = ර 𝐅 ∙ 𝑑𝐬
𝑖=1 ∆𝑠𝑖 𝒔

• Penjumlahan dari (div F)∆𝑣𝑖 untuk seluruh elemen volume pada bidang tersebut, yaitu :
𝑁

lim ෍(div 𝐅)∆𝑣𝑖 = න div 𝐅 𝑑𝑣

∆𝑣𝑖 𝑣
𝑖=1

• Dengan demikian, dari 2 persamaan diatas diperoleh Teorema Divergensi, yaitu

ර 𝐅 ∙ 𝑑𝐬 = න div 𝐅 𝑑𝐯
𝑠 𝒗 49