Anda di halaman 1dari 8

PENGARUH PENGGANTIAN PARAFFIN DENGAN GULA PASIR PADA

PEMBUATAN PRODUK PERAWATAN KULIT WAXING TERHADAP TINGKAT


KESUKAAN WAXING

Disusun oleh:

Himawan
041150937/UPBJJ BOGOR

TEKNOLOGI PANGAN
UNIVERSITAS TERBUKA
2023
Pengaruh Penggantian Paraffin Dengan Gula Pasir Pada Pembuatan Produk Perawatan Kulit Waxing Terhadap
Tingkat Kesukaan Waxing
2023

PENGARUH PENGGANTIAN PARAFFIN DENGAN GULA PASIR PADA


PEMBUATAN PRODUK PERAWATAN KULIT WAXING TERHADAP TINGKAT
KESUKAAN WAXING

Himawan, Iffana Dani Maulida


Dibawah bimbingan Iffana Dani Maulida, S.Si., M.Sc.

Email: hmwn000@gmail.com
Program Studi Teknologi Pangan FST Universitas Terbuka
Jl. Pd Cabe Raya Ciputat, Tangerang Selatan, 15418

ABSTRAK
Waxing ialah semacam teknik pencabutan rambut dengan menggunakan bahan seperti lem atau lilin.
Bahan baku yang biasanya dipakai waxing adalah paraffin. Yang berasal dari pengolahan minyak
bumi. Hasil yang bagus semacam wax atau destilat ini dikarenakan berasal dari paraffin
hidrokarbon. Seiring dengan terpaparnya wax pada kulit maka akan terasa seperti plastik yang
menempel. Efek ini menyebabkan kemampuan alami kulit untuk menghilangkan racun, memundurkan
fungsi sel, kontrol penuaan dini karena sulitnya peresapan dan tertutupnya pori-pori kulit. Untuk
menghindari masalah kesehatan ini maka bahan baku paraffin dapat digantikan dengan bahan alami
atau dari tumbuhan yaitu gula pasir. Atas masalah ini maka penggunaan alternatif dari bahan alami
untuk menggantikan paraffin dapat dijadikan solusi yaitu menggunakan gula pasir. Gula pasir
/sukrosa adalah salah satu karbohidrat (gula). Bubuk kristal berwarna putih, tidak berbau, dengan
rasa manis. Sumber dari hasil pengolahan gula pasir umumnya dari pengolahan tebu murni. Gula
dijadikan produk waxing dengan cara dipanaskan sehingga menjadi bentuk karamel yang lengket dan
dapat mengangkat bagian kulit yang ingin dihilangkan. Tujuan penelitian ini adalah untuk
mengetahui pengaruh perbandingan paraffin dengan gula pasir terhadap hasil jadi produk
perawatan kulit waxing yang meliputi aroma, tekstur, kekentalan, dan intensitas rasa sakit pada kulit.
Jenis penelitian ini adalah eksperimen dengan perbandingan paraffin dengan gula pasir sebanyak
(50%:50%), (40%:60%), dan (30%:70%) dan (0%:100%).

Kata kunci: Waxing, paraffin, gula pasir, penggantian, perawatan kulit

PENDAHULUAN
Rambut adalah helaian seperti benang tipis yang tumbuh hampir di seluruh permukaan
kulit, kecuali telapak tangan dan telapak kaki. Salah satu fungsi besar rambut adalah untuk
meningkatkan kepekaan kulit terhadap rangsangan sentuhan. Contohnya adalah refleksnya
menutup kelopak mata saat ada benda asing yang menyentuh bulu mata
Rambut digolongkan menjadi tiga macam yaitu rambut lanugo, bulu roma (vellus),
dan rambut terminal. Rambut lanugo atau istilah lain rambut janin yaitu rambut khusus bayi
dalam kandungan, mulai tumbuh di permukaan kulit bayi. Bulu roma adalah bulu yang

2
Pengaruh Penggantian Paraffin Dengan Gula Pasir Pada Pembuatan Produk Perawatan Kulit Waxing Terhadap
Tingkat Kesukaan Waxing
2023

memiliki ciri pendek, tipis, halus, dan hampir tidak berwarna. Selain itu, tertanam secara
dangkal di dalam dermis, dan tidak memiliki sumsum (medulla). Sedangkan rambut terminal
adalah rambut yang memiliki ciri tebal, panjang, warnanya lebih gelap atau pigmen jelas,
tertanam jauh di dalam dermis, dan terdapat di kepala, alis, bulu mata, sekitar kemaluan,
hidung, kumis, lubang telinga, dan janggut. Rambut pada bagian kaki termasuk dalam rambut
terminal karena berwarna lebih gelap, agak tebal, dan tertanam di dalam dermis. Rambut di
kepala, alis, dan mata biasanya diharapkan tumbuh lebat dan panjang sehingga dapat
menunjang penampilan dan meningkatkan kepercayaan diri. Hal tersebut berbeda dengan
rambut kaki, yang dianggap mengganggu karena membuat kaki menjadi tidak mulus dan
membuat tidak percaya diri (Sari, dkk., 2020).
Menurut riset yang dilakukan ke 100 wanita, sebanyak 62,6 % wanita memilih tidak
menyukai rambut kaki. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya, 56,3% kaki
menjadi tidak mulus atau bersih, 23,1 % membuat tidak percaya diri, dan 20,7% bulu rambut
kaki tumbuh lebat. Salah satu cara dalam menghilangkan rambut kaki ialah waxing dan
menurut riset tentang minat untuk melakukan waxing, berdasarkan hasil yang didapat, 64,3%
wanita memilih tertarik untuk melakukan waxing dan 83,6% diantaranya menganggap waxing
merupakan cara praktis untuk menghilangkan bulu kaki (Sari, dkk., 2020).
Metode-metode yang umumnya digunakan dalam pencabutan rambut dengan
menggunakan produk waxing atau pinset. Suatu cara untuk menghilangkan rambut dengan
menggunakan lilin ialah waxing. Hasil pencabutan rambut dengan waxing membutuhkan
waktu lebih lama untuk tumbuh kembali. Selain itu, rambut yang tumbuh mengalami
penurunan baik secara jumlah maupun ketebalannya. Hal ini dikarenakan folikel rambut yang
lebih baru yang memproduksi rambut – rambut tersebut. Waxing lebih efektif dan efisien,
untuk menghilangkan rambut kaki karena tidak membutuhkan banyak waktu dan rambut yang
tumbuh kembali lebih lama (Mehmet, dkk., 2015).
Jenis waxing yang umum dikenal ialah waxing terdiri dari soft wax (wax lembut) dan
hard wax (wax kasar). Kosmetik untuk waxing yang terbuat dari sirup glukosa dan paraffin
atau lilin disebut dengan soft wax. Ketika hendak dioleskan soft wax dipanaskan terlebih
dahulu sebelum digunakan. Hard wax ialah kosmetik untuk waxing yang terbuat dari bahan
lilin lebah dan olahan getah pinus. Maka, soft wax dan hard wax memiliki kesamaan pada
bahan yang digunakan yaitu menggunakan bahan jenis lilin. Penggunaan bahan lilin, ketika
waxing dioleskan pada rambut, lilin tersebut juga akan menempel pada kulit sehingga, ketika
proses penghilangan rambut akan ikut menarik bagian kulit dan terasa sakit (Mehmet, dkk.,
2015).
3
Pengaruh Penggantian Paraffin Dengan Gula Pasir Pada Pembuatan Produk Perawatan Kulit Waxing Terhadap
Tingkat Kesukaan Waxing
2023

Waxing pada umumnya menggunakan bahan lilin sebagai bahan utama namun, pada l l l l l l l

penelitian ini produk waxing yang akan dibuat menggunakan penggantian bahan baku dengan
l l l l l l l l l

bahan alami yaitu gula pasir. Gula pasir atau sukrosa adalah salah satu jenis karbohidrat l l l l l l l

(gula). Ciri ciri fisik gula pasir pada umumnya berbentuk bubuk kristal putih, tidak berbau,
l l l l l l l l l l l l

dan cita rasanya yang manis. Pengolahan dari tebu murni menghasilkan produk utama yaitu l l l l l l l l

gula pasir. Gula selain digunakan sebagai bahan masakan, campuran minuman, bahan kue,
l l l l l l l l l

juga dapat bermanfaat untuk mempercantik diri. Kandungan pada gula bermanfaat untuk
l l l l l l l l l l l

membersihkan kulit usai waxing, serta antibakteri gula dapat mencegah iritasi pada kulit yang
l l l l l l l l l l

sensitif maupun normal. Gula pun dapat menghidrasi kulit sehingga membuat kulit tetap
l l l l l l l l l l l l

lembab (Rahmi, dkk., 2020).


l

METODE
Alat dan Bahan
Alat yang digunakan adalah mangkuk plastik, timbangan digital, panci stainless, l l l

wadah toples kaca, kompor, strip wax, dan spatula kayu. l l l

Bahan yang digunakan adalah paraffin murni dan gula pasir. l l l

Analisis Data
Dalam penelitian ini analisis data menggunakan bantuan aplikasi SPSS 26. Dengan
l l l l l l

menganalisis nilai berdasarkan rasio berat paraffin dengan rasio gula pasir. Faktor yang
l l l l l

diteliti adalah persentase proporsi paraffin dengan gula pasir yang terdiri dari empat variabel
l l l l l l l l l

bebas yaitu X1 50:50, X2 40:60, X3 30:70, dan X4 0:100. Indikator yang dinilai yaitu aroma,
l l l

tekstur, kekentalan, dan intensitas rasa sakit pada kulit. Variabel yang diterapkan dapat
l l l l l l l l

dilihat pada tabel berikut: l l l

Tabel. 1. Variabel yang Diterapkan


l l l

Perlakuan yang
Paraffin Gula Pasir
l l

Diterapkan Perlakuan
l l l

X1 50 % 50 %
X2 40 % 60 %
X3 30 % 70 %
X4 0% 100 %

4
Pengaruh Penggantian Paraffin Dengan Gula Pasir Pada Pembuatan Produk Perawatan Kulit Waxing Terhadap
Tingkat Kesukaan Waxing
2023

Tabel. 2. Komposisi Bahan Pembuatan Produk Perawatan Kulit Waxing


l l l l l l

Variabel (gram) l

Bahan
X1 X2 X3 X4
Paraffin 50 40 30 0
Gula Pasir
l 50 60 70 100

Hipotesis yang diuji pada penelitian ini adalah pengaruh penggantian paraffin dengan
l l l l l l l l

gula pasir pada pembuatan produk perawatan kulit waxing terhadap tingkat kesukaan
l l l l l l l l l

waxing. Data yang diperoleh dianalisis dengan Uji Statistik pada alpha 5%. l l l l

Tahap Penelitian
Proses Pembuatan Waxing
Disiapkan perbandingan paraffin dan gula pasir yang akan dibuat. Disiapkan panci
l l l

stainless dengan api sedang. Dimasukkan paraffin dan gula pasir yang telah diukur sesuai
l l l l l l l l l l

dengan perbandingan. Diaduk hingga merata dan tunggu hingga warna berubah menjadi
l l l l l l l l l

sedikit kecoklatan. Setelah warna berubah kecoklatan kurang lebih 1 sampai 2 menit, lalu
l l l l l l l l l l l

diangkat panci. Diteteskan campuran bahan tersebut ke air, lalu disentuh. Apabila tekstur l l l l l l l l l l l l

masih cair atau bercampur dengan air dan belum mengental maka diletakkan kembali pada
l l l l l l l l l l

kompor dengan api sedang. Setelah teksturnya mulai mengental, dimatikan kompor dan tetap
l l l l l l l l l l

diaduk hingga busanya berkurang.


l l l l

Pengambilan Data uji


Pengambilan data uji yang dilakukan meliputi pengujian terhadap aroma, tekstur,
l l l l l l l l l l

kekentalan, dan intensitas rasa sakit pada kulit. Pengujian terhadap aroma, tekstur,
l l l l l l l l l

kekentalan, dan intensitas rasa sakit pada kulit dilakukan menggunakan kuesioner dengan
l l l l l l l l l l l

metode skoring dan range nilai dari 1-5. Sampel diujikan kepada 30 orang panelis. Data yang
l l l l l l l

diperoleh dari hasil pengujian, lalu dianalisa menggunakan uji data statistik untuk
l l l l l l l l l l

mendapatkan presentase bahan baku yang terbaik.


l l l l l l

5
Pengaruh Penggantian Paraffin Dengan Gula Pasir Pada Pembuatan Produk Perawatan Kulit Waxing Terhadap
Tingkat Kesukaan Waxing
2023

HASIL DAN PEMBAHASAN


Hasil data statistik analisis uji produk ditampilkan pada tabel berikut: l l l l l

Tabel. 3. Data Statistik Hasil Uji Produk


l l l

ANOVAa
Sum of l Mean l

Model l Squares l l df Square l l F Sig.


1 Regressio
l l 332,548 4 83,137 5,898 .002b
n
Residual
l l 352,419 25 14,097
Total 684,967 29

Berdasarkan data statistik hasil uji proporsi paraffin dengan gula pasir, presentase yang terdiri
l l l l l l l l

dari empat variabel bebas yaitu X1 50:50, X2 40:60, X3 30:70, dan X4 0:100 berpengaruh
l l l l l l l

secara simultan dengan nilai f hitung sebesar 5,898 dengan nilai signifikan sebesar 0,002
l l l l l l l l l

(kurang dari α sebesar 0,05). Sehingga penggantian bahan baku paraffin dengan gula pasir
l l l l l l l l

berpengaruh terhadap tingkat kesukaan produk waxing meliputi aroma, tekstur, kekentalan,
l l l l l l l l l l l l l

dan intensitas rasa sakit pada kulit.


l l

Tabel. 4. Rangkuman Hasil Uji Kesukaan Pada Produk Waxing


l l l l l l

Intensitas l

Rasio Gula Pasir (%) l Aroma Tekstur


l l Kekentalan
l l

Rasa Sakit
50 2,00 2.50 2,57 2,43
60 2,97 1,57 3,03 2,30
70 3,03 2,97 3,87 2,23
100 4,30 4,40 1,8 4,40

Keterangan: l l

1. Sangat Suka l 5
2. Suka l 4
3. Netral l 3
4. Tidak Suka l 2
5. Sangat Tidak Suka l 1

6
Pengaruh Penggantian Paraffin Dengan Gula Pasir Pada Pembuatan Produk Perawatan Kulit Waxing Terhadap
Tingkat Kesukaan Waxing
2023

Berdasarkan datahasil uji kesukaan pada produk waxing, kualitas aroma yang paling
l l l l l l

tinggi ialah X4 atau dengan proporsi paraffin dengan gula pasir (0%:100%). Hal ini l l l l

disebabkan wangi aroma gula pasir dalam bentuk karamel berbeda dengan paraffin dengan
l l l l l l l l l

wangi yang menyengat karena berasal dari hasil olah minyak bumi. Dari segi kualitas tekstur
l l l l l l l l l

yang paling tinggi ialah X4 atau dengan proporsi paraffin dengan gula pasir (0%:100%). Hal l l l l

ini disebabkan tekstur karamel berupa semipadat yang jika terkena kulit lebih nyaman
l l l l l l l l l l l

dibanding dengan parafin yang lebih bertekstur oily. Untuk kualitas kekentalan yang paling
l l l l l l l l l l

tinggi ialah X3 atau dengan proporsi paraffin dengan gula pasir (30%:70%). Hal ini l l l l

disebabkan jika keseluruhan produk menggunakan bahan baku gula pasir menyebabkan
l l l l l l l l l l l l

kekentalan yang rendah. Dengan masih adanya bahan baku paraffin, kekentalan justru lebih
l l l l l l l l l l

baik jika ada penambahan sebanyak 30% dari keseluruhan. Untuk tingkat intensitas rasa sakit l l l l l l l l l

pada kulit yang paling rendah ialah X4 atau dengan proporsi paraffin dengan gula pasir
l l l l l l

(0%:100%). Karakteristik karamel dari gula pasir setelah mengenai kulit dan mencabut kulit l l l l l l l l l l l

pada bagian tubuh, lebih ringan dibandingkan paraffin yang melekat dan menempel keras l l l l l l l l l

pada kulit sehingga lebih sakit jika terkena kulit.


l l l l l l

KESIMPULAN DAN SARAN


Penggantian paraffin dengan gula pasir pada produk kesehatan kulit waxing dengan
l l l l l l l l

presentase 100% gula pasir dapat diterima oleh responden secara aroma, tekstur, serta
l l l l l l l l l l l l

intensitas rasa sakit pada kulit. Hanya saja kekentalannya tidak disukai, sehingga pada
l l l l l l

penelitian selanjutnya diperlukan pengujian penambahan bahan baku alami yang dapat
l l l l l l l l l l

meningkatkan kekentalan produk waxing.


l l l l

DAFTAR PUSTAKA

Brewer, E. A. (2017). Patient safety: Paraffin-based products. British Dental Journal, 223(9),
l l l l l l l l l

620.
Carvalho, M. J. (2021). Potential of sugarcane extracts as cosmetic and skincare ingredients. l l l l l l l l

DuPriest, L. (2015). Natural Beauty: Pamper Yourself with Salon Secrets at Home. New
l l l l l l l l l l l l

York : Three Rivers Press l l l l

Faputri, A. F., & Setiorini, I. A. (2022). Analysis of Testing Results of Liquid Samples From
l l l l l l l

Drilling. Jurnal Ilmiah Hospitality, 11(2), 1305–1314. l

7
Pengaruh Penggantian Paraffin Dengan Gula Pasir Pada Pembuatan Produk Perawatan Kulit Waxing Terhadap
Tingkat Kesukaan Waxing
2023

Kang, S., & Lee, J. (2022). A Study on the Waxing Effectiveness of Sugaring. J-Institute,
l l l l l l l l l l l

7(2), 98–108.
Kimemia, D., van Niekerk, A., & Seedat, M. (2020). Paraffin dangers and health and
l l l l l l l

socioeconomic consequences: Urgent need for policy action. South African Medical
l l l l l l l l l l l

Journal, 111(1), 17–19.


l

Mehmet, D., & Roizen, M. F. (2015). Being beautiful: sehat dan cantik luar dalam ala Dr.
l l l l l l l l l

Oz. Bandung : Mizan Media Utama. l l l

Rahmi, Y., & Kusuma, T. S. (2020). Ilmu Bahan Makanan. Malang: UB Press.
l l l l l

Sari, W., Indrawati, L., & Harjanto, B. D. (2020). Panduan Lengkap Kesehatan Wanita. l l l l

Depok :Penebar Swadaya Group.


l l l l

Schwabe, D. (2023). Skin Care Student: Easy to Understand Q & A Book for Esthetician
l l l l l l l l l

Students. New York : Deborah Schwabe Book.


l l l l l

Anda mungkin juga menyukai