Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH BIOMEDIK 2

”REGIO COLLI”
KELAS A
KELOMPOK 3

DISUSUN OLEH:

ADINDA RAHMADIRNA DWI APRILLI 201811002

ADINDA SEKARSARI 201811003

AGIE ARISYI NAIRADYA 201811004

ALIFIA SALSABILA 201811011

ALMAS THIRAFI 201811013

ANDRY 201811019

ANISA WIDIYA SURYANI 201811020

ARDELIA PUTRI WIDYADHARI 201811024

ARDHYANTI ARUMDYAH 201811025

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI UNIVERSITAS PROF. DR. MOESTOPO (BERAGAMA)

Jalan Bintaro Permai Raya III, Bintaro, Pesanggrahan, RT.6/RW.1, Bintaro, Pesanggrahan, Kota Jakarta Selatan,
Daerah Khusus Ibukota Jakarta 12330

Tahun Akademik 2018


BAB II

PEMBAHASAN
2.1 CARA PEMBUATAN WAX
Wax adalah bahan cetak pertama yang digunakan dalam kedokteran gigi. Wax digunakan karena
murah, bersih, dan mudah digunakan. Wax digunakan untuk mengambil cetakan padat dengan
temperatur yang toleran terhadap mulut. Bahan wax bersifat termoplastik dan dapat dianggap sebagai
polimer dengan berat molekul rendah. Wax dipergunakan pertama kali di dunia Kedokteran Gigi sekitar
abad 18, untuk tujuan pencatatan cetakan rahang yang tidak bergigi, pembuatan mahkota, jembatan,
dan restorasi lainnya. Meskipun telah ditemukan bahan baru yang lainnya, malam masih digunakan
dalam jumlah yang besar untuk keperluan klinik dan pekerjaan laboratorium. Untuk memenuhi
kebutuhan tersebut wax gigi biasanya dicampur dari bahan alami dan sintetis. 1

Beberapa karakteristik dari dental wax, yaitu:

1. Wax mengalami ekspansi ketika temperatur meningkat dan kontraksi ketika temperatur
menurun. Umumnya dental wax memiliki koefisien thermal expansion terbesar dari berbagai
bahan yang digunakan pada restoratif.1
2. Elastic Modulus, Proporsional Limit, dan Compresive strength dari wax rendah dibandingkan
dengan bahan lain dan sifat-sifatnya sangat tergantung pada temperatur. 1
3. Flow sangat tergantung pada temperatur dan waktu. Pada temperatur yang rendah, wax sama
sekali tidak mengalir, tetapi temperatur yang mendekati melting range wax, flow meningkat
secara dramatis.1
4. Bila wax di carving atau di polis dibawah temperatur melting range wax maka akan terbentuk
residual stress. Residual stress adalah stress yang tersisa di wax sebagai hasil manipulasi selama
heating, cooling, bending, carving dan manipulasi lainnya. 1
5. Wax dengan temperatur yang meningkat menyebabkan ductility juga meningkat. 1

Distorsi barangkali merupakan masalah yang paling serius yang dapat terjadi sewaktu
membentuk dan melepaskan model dari mulut atau die. Keadaan ini terjadi karena perubahan panas
dan dilepaskannya stress yang ditimbulkan sewaktu terjadi kontraksi saat pendinginan; udara yang
terjebak; perubahan bentuk selama molding, pengukiran, pelepasan; waktu serta temperatur selama
penyinaran. Pada temperatur kamar dapat juga terjadi distorsi oleh karena pergerakan molekul apabila
diberikan stress padanya. 2 Misalnya:

1. Memasukkan wax kedalam kavitas dengan penekanan dan dibentuk (carving) dengan tidak
sengaja terjadi stress maka pattern akan mengalami distorsi. 2
2. Memasukkan wax yang tidak sama temperaturnya ke dalam kavitas sehingga oleh karena
adanya thermal expansion yang berbeda akan terjadi stress. 2
3. Pressure yang tidak merata selama pendinginan sehingga ada molekul yang tertekan lebih dekat
satu sama lain daripada molekul-molekul yang lain sehingga terjadi stress. 2
4. Penambahan wax yang dicairkan pada bagian wax yang telah ada untuk memperbaiki beberapa
bagian wax pattern, yang rusak atau kurang akan menyebabkan stress selama pendinginan. 2
5. Selama carving sebagian molekul mengalami gangguan sehingga terjadi stress. 2
Untuk mengurangi hal ini dipakai temperatur-instrumen yang tajam dan agak dipanasi. Juga
diusahakan agar secepatnya ditanam (invest) kedalam investment massa segera sesudah selesai
pembuatan wax pattern.2

WAX ALAMI WAX SINTETIS WAX TAMBAHAN


Mineral: Acrawax C Asam stearat
 Parafin Aerosol OT Gliseril tristearat
 Mikrokristalin Castorwax Minyak
 Barnsdahl Durawax 1032 Terpentin
 Ozokerite
 Ceresin Montan
Tumbuhan: Resin Alami:
 Camauba  Rosin
 Ouricury  Copal
 Candelilla  Damar
 Japan wax  Shellac
 Cocoa butter
Insekta:
 Beeswax
Hewan: Resin Sintetis:
 Spermaceti  Polietilena
 Polistirena

Klasifikasi dental wax menurut kegunaan dan pemakaiannya, yaitu:

1. Inlay Wax
Inlay wax digunakan untuk pembuatan inlay, crown, dan brigde.
Variasi, kombinasi dan proporsi yang dipergunakan sebagai bahan dasar inlay wax seperti:
 Parafin (60 %)
Parafin pada umumnya merupakan bahan utama, biasanya dalam konsentrasi 40-60%
berat. Parafin didapat dari petroleum yang mengalami pemanasan tinggi. Parafin
cenderung mengelupas bila dirapikan dan tidak mempunyai permukaan yang halus,
mengkilap, yang diperlukan untuk malam inlay. Akibatnya malam lain, dan resin alami
ditambahkan sebagai bahan pemodifikasi.
 Bees Wax (5 %)
 Ceresin (10 %)
Ceresin dapat menggantikan sebagian dari parafin untuk memodifikasi kekuatan dan
karakteristik pengukiran dari malam.
 Carnauba (25 %)
Cukup keras dan mempunyai titik cair yang relatif tinggi. Dikombinasikan dengan parafin
untuk mengurangi aliran pada temperatur mulut. Carnauba mempunyai bau yang tidak
ditolerir dan juga menambah kekilapan permukaan inlay.
 Candelilla wax
Ditambahkan untuk menggantikan sebagian atau seluruh carnauba. Memberi kualitas
yang secara umum sama dengan carnauba, tetapi titik cairnya lebih rendah dan tidak
sekeras carnauba.
 Mikrocrystaline
Pendinginan dan pengerasan wax dimulai dengan kehilangan panas yang cepat di udara.
Kemudian terlihat sedikit tahanan pada temperatur 40°C-42°C dengan penurunan
kecepatan pendinginan sehubungan dengan keluarnya energi oleh karena menyusun
kembalinya molekul-molekul didalam wax. Kemudian disebabkan kembalinya struktur-
struktur kristal-kristal oleh karena perubahan temperatur. Bila penyusunan molekul
selesai seluruhnya, wax mendingin dengan cepat kembali. Dan setelah penyusunan ini
sempurna, bentuk pattern tidak mudah berubah kembali. Akhir dari penahanan tersebut
diatas adalah batas wax masih dapat dimasukkan kedalam kavitas yang disebut
Transition Poin.

Sifat yang diinginkan pada inlay wax:

 Jika lunak harus merata atau homogen. Dengan kata lain, bahan-bahan dasarnya harus
tercampur dengan baik satu sama lain sehingga tidak ada butiran atau titik yang keras.
 Warnanya harus sedemikian rupa sehingga kontras dengan bahan die atau gigi yang
dipreparasi.
 Tidak mudah pecah atau mempunyai permukaan yang kasar sewaktu memanipulasinya.
 Harus dapat dicarving menjadi satu lapisan yang tipis sekali.
 Tidak meninggalkan residu di dalam mold. Sesudah mold dibuat, wax harus dibersihkan
dari mold.
 Harus kaku atau rigid, dan mempunyai kestabilan dimensi yang baik sepanjang waktu
sampai nantinya dihilangkan.
2. Casting Wax
Digunakan dalam pembuatan pattern metal frame prothesa.
Memiliki komposisi bahan-bahan yang serupa seperti yang terkandung dalam inlay wax seperti
mengandung kombinasi dan proporsi:
 Parafin (70%-80%)
 Ceresin (80%)
 Beeswax (12%)
 Resin, dan lain-lain (8%)

Sifat pada casting wax antara lain:

 Wax ini mempunyai sedikit sifat teckiness yang menolong mempertahankan posisinya
didalam pembuatan pattern dan didalam bahan tanam.
 Wax akan lentur dan beradaptasi pada suhu 40°C-45°C.
 Duktilitas tinggi, dapat dibengkokan tanpa patah pada suhu 23°C.
 Dapat menguap pada suhu 500°C tanpa meninggalkan residu lain selain karbon.
3. Base Plate Wax/Modelling Wax
Digunakan untuk:
 Menghasilkan kontur gigi tiruan yang diinginkan setelah penyusunan gigi
 Sebagai pattern untuk pembuatan prothesa dan pesawat ortodontik
 Checking artikulasi
 Pemindahan artikulasi ke artikulator
 Dalam mendapatkan vertical dimensional, dataran/bidang oklusi dan bentuk rahang
dalam pembuatan full denture.
Komposisi:
 Ceresin (80 %)
 Bees wax (12 %)
 Carnauba (2,5 %)
 Synthetic resin (3 %)
 Microcrystalline (2,5 %)
4. Sticky Wax
Digunakan untuk bahan perekat pada logam atau potongan resin dalam memperbaiki posisi
sementara yang tetap terutama sebenarnya digunakan pada dental stone atau plaster.
Komposisi:
 Resin
 Rosin
 Yellow bees wax
 Bahan warna
 Natural resin
Sifat pada sticky wax:
 Pada suhu ruangan bersifat keras, bebas lengket, dan rapuh
 Bersifat lengket saat meleleh dan melekat pada permukaan saat diaplikasikan
5. Boxing Wax
Digunakan terutama dalam pengambilan dan penuangan cetakan, karena boxing wax
merupakan wax yang lunak. Wax ini biasanya memiliki warna yang gelap dan sedikit lengket
yang mana dapat melekat satu sama lain atau untuk dental stone atau sendok cetak.
Sifat pada boxing wax antara lain:
 Sedikit lengket dan mempunyai strength dan toughness yang memadai
 Dapat beradaptasi dengan cepat pada cetakan
6. Utility Wax
Berguna untuk membantu pembuatan model, cetak, dan selama solder, selain itu menghasilkan
permukaan yang lebih baik dan mencegah perubahan bentuk dan lengkungan dari cetakan.
Biasanya tersedia dalam bentuk stick dan lembaran yang berwarna merah tua atau orange.
Komposisi:
 Beeswax
 Petrolatum
 Softener

Sifat pada utility wax:

 Lunak pada suhu kamar


 Bersifat lekat
 Flow tidak boleh kurang dari 65% atau lebih dari 80% pada 37,5°C
7. Impression Wax
Terdiri atas 2 macam, yaitu:
 Corrective Wax
Berguna untuk pelapis cetakan original untuk membentuk jaringan lunak dan fungsinya.
Diformasikan dari hydrocarbon wax. Komposisi terdiri dari lilin hidrokarbon seperti
parafin, ceresin, dan beeswax.
 Bite Wax
Berguna untuk membuat hasil yang tepat pada artikulasi model yang melintang atau
bertentangan. Diformulasikan oleh bees wax atau hydrocarbon wax. Komposisi sering
dibuat dari 28-gauge casting wax sheet atau hard basplate wax dan mengandung
partikel aluminium atau tembaga.

Cara manipulasi:
1. Sifat wax sebelum dipanaskan ia sangat mudah patah/robek (brittle) karena struktur dari bentuk
kristalicnya
2. Supaya wax mudah untuk dimanipulasi pada model/kerangka kerja, wax harus dipanaskan
secara merata dipermukannya
3. Karena wax bersifat isolator, jika wax dipanaskan sebagian, panasnya tidak akan menyebar
keseluruh permukaan dan mengakibatkan bagian tersebut saja yang panas dan tidak terbentuk.
4. Jika pemanasan dilakukan secara merata dan menyeluruh, tegangan dalam wax akan berkurang
5. Setelah dipanaskan, diputar putar dan dijauhkan dari api dan didinginkan, wax dibentuk sesuai
pola yang diinginkan sesuai dengan kebutuhan dental klinik misalnya untuk crown, bridge, dll
6. Tunggu wax dingin dan siap di aplikasikan.

Anda mungkin juga menyukai