Anda di halaman 1dari 3

Judul Penelitian : HUBUNGAN ANTARA SELF EFFICACY DENGAN KECENDERUNGN RELAPSE PADA PENGGUNA NARKOBA YANG

MENJALANI REHABILITASI
No Outline Utama Item Penjelasan Gambaran Data

1 Latar Belakang:

a Fenomena Prevalensi Dalam kamus Badan Narkotika Nasional (2007) dijelaskan bahwa relapse adalah masa
Autoimun dimana pengguna Kembali memakai narkobayang merupakan kejadian paling akhir dalam
saturangkaian panjang, yakni berupa respons kegagalan beradaptasi. Dejong (1994)
menjelaskan bahwa untuk mendefinisikan relapseperlu adanya pemahaman terkait dengan
lapse. Lapse merupakan suatukejadian penggunaan kembali untuk pertama kalinya setelah
masaberhenti dari penggunaan narkoba (abstinence

Urgensi (kerentanan Pada tahap ini, individu sudah mengalami relapse secara fisik,seperti pergi mencari “barang”,
fisik) menemui bandar, dan mengkonsumsi zat narkoba lagi.Jika telah sampai tahap ini makasulit
bagi seseorang untuk menghentikan proses relapse. Hal itubukan lagi menyangkut dimana
harus fokus dalam usahapemulihan, namun menyangkut usaha yang sangat keras
untukmencapai kondisi yang bersih (abstinence), dan itu bukan bagiandari recovery

Urgensi (kerentanan Berdasarkan definisi yang dijelaskan oleh beberapa ahli, dapat disimpulkan bahwa penelitian
psikologis) ini mengacu pada definisi relapse Gorski dan Miller (1986) yang menjelaskan bahwa
relapsemerupakansuatu proses kompleks yang melibatkan faktor biologis, psikologis,dan
hubungan sosial

b Fenomena Prevalensi/Fenomena di (Chong & Lopez, 2005). Institute on Drug Abuse (NIDA)
Flourishing Pasien dunia (global) mengungkapkan bahwa individu yang pernah menjalani rehabilitasi dapat
Autoimun mengalami relapse dengan persentase mencapai 40-60%, dan Deputi Bidang
Rehabilitasi BNN RI melaporkan bahwa 70% pecandu narkoba memiliki
kecenderungan untuk kembali menggunakan narkoba meski telah direhab

Prevalensi/Fenomena di Departemen Sosial (Media Indonesia, 2008), setiap tahun terdapat 20% hingga
Indonesia 50% mantan pengguna NAPZA yang mengalami relapse. Salah satu faktor
penyebabnya ialah para pengguna narkoba hanya ditangani secara medis, tanpa
dibina secara sosial di panti rehabilitasi. Setelah terlepas dari ketergantungan obat,
jika mantan pengguna tidak memiliki kemampuan untuk berbaur di masyarakat
maupun keluarga, maka dalam jangka waktu satu sampai dua bulan mantan
pengguna ini bisa kembali lagi menggunakan napza.

c Anteseden Faktor Internal / Faktor internal, merupakan pemicu yang berasal dari dalam diri individu. Yaitu perasaan
Flourishing / Well- Eksternal negatif yang dapat berupa sedih, marah, kecewa, bosan, stress, cemburu, perasaan
being Pasien kesepian, bahkan perasaan senang, bahagia dan lain-lain. Perasaan tersebut berkaitan
Autoimun dengan situasi tertentu sehingga menjadi dorongan untuk menggunakan narkoba kembali.
Pemicu eksternal merupakan pemicu yang berasal dari luar individu. Contoh pemicu
eksternal ini dapat berupa orang-orang tertentu, seperti teman sesama pemakai, pengedar
atau kurir saat masih menggunakan narkoba. Selain itu dapat berupa benda-benda tertentu,
seperti suntikan, botol, pipet dan lain-lain yang berkaitan dengan momen pemakaian. Suatu
tempat atau jalan menuju suatu tempat juga dapat mejadi pemicu, seperti diskotek, rumah
pengedar atau lokasi yang dulu sering digunakan untuk memakai narkoba. Situasi dan
tekanan dari lingkungan sekitar dapat memicu terjadinya perasaan-perasaan tertentu
sehingga mendorong terjadinya relapse.

2 Identifikasi Masalah:

Prediktor flourishing Mediator (Z)


pada pasien autoimun
Faktor Internal

Faktor Eksternal

Putri, I. A. (2018). Hubungan Antara Self Ef f icacy dan Kecenderungan Relapse pada Pecandu Narkoba yang Menjalani Rehabilitasi .

http://scholar.unand.ac.id/212914/2/BAB%20I-Pendahuluan.pdf

https://eprints.mercubuana-yogya.ac.id/id/eprint/14300/2/BAB%20I.pdf

https://scholar.googleusercontent.com/scholar?q=cache:Bw8Yp3MI7iYJ:scholar.google.com/+kecenderungan+relapse+narkoba&hl=id&as _sdt=0,5
Pertama, Indah Ayu, Suwarni, Linda, & Abrori, Abrori. (2019). Gambaran FaktorInternal Dan Eksternal Yang Mempengaruhi Kejadian Relapse Pecandu
NarkobaDi Kota Pontianak. Jurnal Kesmas (Kesehatan Masyarakat) Khatulistiwa, 6(3),79–89

Anda mungkin juga menyukai