Abstrak
Narkoba merupakan zat atau obat-obatan terlarang yang memberikan dampak jika memasukan zat tersebut
kedalam tubuh manusia, dengan berbagai cara seperti ditelan, disutik maupun di hirup dapat menyebabkan
perubahan pola pikir, perilaku seseorang serta suasana hati atau perasaan. Narkoba dapat menimbulkan
adiksi atau ketergantungan secara fisik maupun psikologis. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan
informasi mengenai tingkat efektivitas penanganan adiksi narkoba dengan menggunakan terapi penerimaan
dan komitmen. Penelitian kualitatif digunakan dalam penelitian ini dengan metode studi kepustakaan. Data
dalam penelitian ini diperoleh menggunakan data sekunder berupa 20 artikel internasional yang berkaitan
dengan adiksi narkoba beserta artikel yang berkaitan dengan gejala-gejala yang timbul dalam pencandu
narkoba. Diperoleh hasil ruang lingkup yakni dapat diterapkan pada usia 16-60 tahun, dan perlu dilaksanakan
asesmen awal yang berkaitan dengan tingkat adiksi serta gejala-gejala yang dialami. Prosedur yang
digunakan secara umum menjurus pada langkah-langkah awal yang digunakan pada terapi penerimaan dan
komitmen, dan dalam kasus khusus perlu adanya kombinasi dengan intervensi lain dan penyesuaian prosedur
tergantung pada kondisi adiksi narkoba yang dialami. Terapi penerimaan dan komitmen dinilai efektif untuk
mengurangi adiksi narkoba serta gejala-gejala yang muncul dan daapt mendorong individu untuk dapat
menerima kodisinya dan menemukan nilai hidup yang lebih baik.
Kata Kunci: Adiksi, Terapi Penerimaan dan Komitmen
Abstract
Drugs are illicit substances or drugs that if put into the human body, in various ways such as
swallowed, inhaled or inhaled can cause changes in a person's mindset, mood or feelings, and
behavior. Drugs can cause addiction or dependence physically and psychologically. This study
aims to obtain information on the level of effectiveness of drug addiction management by using
acceptance and commitment therapy. The type of research used is qualitative research with
literature study methods. Data in this study were obtained using secondary data in the form of 20
international articles related to drug addiction along with articles related to symptoms that arise in
drug addicts. Obtained the results of the scope that can be applied at the age of 16-60 years, and it
is necessary to conduct an initial assessment related to the level of addiction and symptoms
experienced. The procedures used in general focus on the initial steps used in acceptance and
commitment therapy, and in special cases need to be combined with other interventions and
adjustments to the procedure depending on the condition of the drug addiction experienced.
Acceptance and commitment therapy is considered effective in reducing drug addiction and the
symptoms that arise and can encourage individuals to accept their codification and find a better
value in life.
Keywords: Addiction, Acceptance and Commitment Therapy
783
Studi Kepustakaan Terapi Penerimaan dan Komitmen untuk Menangani Adiksi Narkoba
PENDAHULUAN
Adiksi menjadi kasus serius yang tidak Pada tahun 2014, Badan Narkotika Nasional
bisa dipungkiri memberikan begitu banyak melaporkan bahwa jumlah pecandu narkoba di
dampak negatif dalam kehidupan baik bagi Indonesia adalah 38,41 juta atau sekitar 2,1%-
pengidap adiksi maupun lingkungan sosial. 2,25% dari total penduduk Indonesia (BNN,
Adiksi sendiri mengindikasikan suatu kondisi 2015).
individu yang ketergantungan akan sesuatu.
Terapi penerimaan dan komitmen
Hovart (Yee, 2002) menyebutkan bahwa adiksi
adalah terapi yang digunakan untuk
adalah suatu kegiatan yang dapat menimbulkan
mengarahkan aspek psikologis, kearah yang
efek negatif atau dampak yang mengikuti
lebih fleksibel, dan meningkatkan kemampuan
terhadap individu yang melakukaknnya, jika
individu untuk dapat mengatasi setiap
dilakukan berulang-ulang. Menurut (Yee,
perubahan yang terjadi saat ini menjadi lebih
2006) adiksi merupakan suatu kondisi individu
baik. Terapi penerimaan dan komitmen pertama
mengalami perilaku yang tidak sehat serta
kali dikenalkan oleh Steven Hayes, Kirk
dilakukan secara terus menerus dan sulit
Stroshal, dan Kelly Wilson pada tahun 1999.
dihentikan oleh individu tersebut. Dalam (Terry
Dalam konseling terapi penerimaan dan
et al., 2004) disebutkan bahwa adiksi tidak
komitmen, konselor membantu konseli untuk
hanya terjadi pada kasus penggunaan narkoba
menerima dan memvalidasi kejadian yang tidak
dan konsumsi alkohol, namun juga pada
diinginkan serta fokus langsung pada tindakan
aktifitas lain seperti olahraga, judi, seks,
sesuai dengan tujuan yang konseli inginkan.
bermain game online dan penggunaan media
Dalam proses konseling penerimaan dan
sosial. Dari beberapa pemaparan ahli tersebut,
komitmen, terdapat beberapa keterampilan
dapat disimpulkan bahwa adiksi merupakan
yang perlu dilatih, keterampilan tersebut adalah
kondisi individu yang berkaitan dengan
penerimaan diri, difusi kognitif, kekinian, diri
penggunaan atau perilaku berulang atau
sebagai kontek, nilai kehidupan, dan
dilakukan secara terus-menerus dan berdampak
melakukan komitmen.
negatif bagi individu tersebut.
Terapi penerimaan dan komitmen
Narkoba merupakan zat atau obat-
muncul sebagai salah satu terapi yang berfokus
obatan terlarang yang jika memasukan zat
pada kognitif dan tidak jauh berbeda dengan
tersebut kedalam tubuh manusia, dengan
cara kerja terapi lainnya yang berfokus kognitif
berbagai cara seperti ditelan, disutik maupun di
seperti CBT maupun REBT. Termasuk dapat
hirup dapat menhyebabkan perubahan pola
dalam terapi baru, terapi penerimaan dan
pikir, perilaku seseorang serta suasana hati atau
komitmen memberikan sisi berbeda dalam
perasaan. Narkoba dapat menimbulkan adiksi
penyelesaian masalah, permasalahan menjadi
atau ketergantungan secara fisik maupun
satu titik penting dalam terapi, melalui
psikologis. Sehingga adiksi narkoba sendiri
penerimaan dan ketersediaan konseli terhadap
dapat diartikan sebagai kondisi ketergantungan
permasalahnnya yakni diharapkan dapat
individu secara fisik maupun psikologis
menimbulkan difusi kognitif yang membuat
terhadap penggunaan zat atau obat-obatan.
konseli menemukan sisi lain dari permasalahan
Kasus adiksi narkoba dan adiksi tersebut alih-alih menghindarinya dan dapart
lainnya menjadi suatu fenomena yang dapat muncul sewaktu-waktu dan menyebabkan
terjadi pada setiap individu. Pada tahun 2010, permasalahan tersebut muncul kembali. Hal
diperkirakan 156,3 juta orang di atas usia 15-64 inilah yang membuat terapi penerimaan dan
menggunakan narkoba dalam skala seluruh komitmen berbeda dari pendekatan kognitif
dunia (UNODC, 2012). 15,5-38,6 juta orang lainnya.
adalah pengguna narkoba, termasuk individu
dengan adiksi narkoba dan penyalahgunaan zat.
784
Studi Kepustakaan Terapi Penerimaan dan Komitmen untuk Menangani Adiksi Narkoba
Dalam penelitian yang dilakukan oleh bibiliografi yang akan digunakan dalam
(Bricker et al., 2014) mengenai penggunaan penelitian. 3) mengatur waktu bagi peneliti agar
CBT dan terapi penerimaan dan komitmen lebih mudah dalam melaksanakan penelitian. 4)
terhadap 54 orang dengan adiksi game online. membaca dan membuat catatan penelitian.
Melalui hasil pre test dan post test setelah
Strategi Pencarian
dilakukan treatmen CBT dan terapi penerimaan
dan komitmen selama 3 minggu ditemukan 35 artikel dipilih melalui kata kunci
hasil bahwa CBT dan terapi penerimaan dan “adiksi” dan “terapi penerimaan dan
komitmen berhasil dalam mengurangi adiksi komitmen” dari beberapa sumber penyedia
terhadap game online. Dalam penelitian lainnya artikel secara online. Setelah dilaksanakan
yang dilakukan oleh (Narullita & Yuniati, penelaah lebih lanjut, 20 artikel memenuhi
2021)menerapkan terapi penerimaan dan kriteria untuk menjadi sumber data dalam
komitmen kepada 196 orang dengan adiksi penelitian ini.
merokok sebelum diberikan aplikasi
smartphone berbasis teori inovatif untuk Tabel 1. Flow Chart Sistematis Studi
penghentian merokok lalu di uji coba terkontrol Kepustakaan
untuk mengevaluasi kemanjurannya. Dan Tahapan Temuan Keterangan
ditemukan bahwa penguna aplikasi yang
diberikan terapi penerimaan dan komitmen Identifikasi n= 35 Pencarian artikel
lebih banyak membuka aplikasi dengan rata- melalui Kata
rata 37,2 kali dibandingkan dengan peserta kunci umum yang
tanpa terapi penerimaan dan komitmen 15,2 digunakan untuk
kali. Sehingga dapat disimpulkan bahwa terapi penelitian (adiksi,
penerimaan dan komitmen dapat mendorong narkoba, terapi)
seseorang untuk sembuh dari adiksi rokok.
Penyaringan n= 25 Artikel tahun
METODE 2012 ke atas
Prosedur Penelitian
Sumber Data
Penelitian kepustakaan terdapat 4
Sumber data yang akan digunakan
tahapan dalam prosedur penelitiannya guna
dalam penelitian ini merupakan buku, artikel,
mempermudah dalam pelaksanaan penelitian
dan literatur yang berkaitan dengan terapi
(Zed, 2004)adapun tahapan pelaksanaanya 1)
penerimaan dan komitmen dalam menangani
menyiapkan alat perlengkapan. 2) menyusun
785
Studi Kepustakaan Terapi Penerimaan dan Komitmen untuk Menangani Adiksi Narkoba
786
Studi Kepustakaan Terapi Penerimaan dan Komitmen untuk Menangani Adiksi Narkoba
787
Studi Kepustakaan Terapi Penerimaan dan Komitmen untuk Menangani Adiksi Narkoba
788
Studi Kepustakaan Terapi Penerimaan dan Komitmen untuk Menangani Adiksi Narkoba
789
Studi Kepustakaan Terapi Penerimaan dan Komitmen untuk Menangani Adiksi Narkoba
mengingat, literatur-literatur yang digunkakan Hasil penelitian dari sumber data yakni
diberikan kode. Penhelompokkan lebih rinci artikel-artikel yang digunakana akan dijelaskan
dilakukan berdasarkan fokus penelitian sebagai melalui tabel hasil kajian artikel, sebeagai
berikut: berikut:
790
Studi Kepustakaan Terapi Penerimaan dan Komitmen untuk Menangani Adiksi Narkoba
791
Studi Kepustakaan Terapi Penerimaan dan Komitmen untuk Menangani Adiksi Narkoba
792
Studi Kepustakaan Terapi Penerimaan dan Komitmen untuk Menangani Adiksi Narkoba
793
Studi Kepustakaan Terapi Penerimaan dan Komitmen untuk Menangani Adiksi Narkoba
794
Studi Kepustakaan Terapi Penerimaan dan Komitmen untuk Menangani Adiksi Narkoba
commitment berupa quasi- hasil bahwa Terapi penerimaan dan komitmen atau
therapy and experimental perilaku ACT merupakan intervensi dalam Bimbingan dan
family pre test-post kekerasan atau Konseling yang menggunakan metode
psycho test yang agresif mindfulness dan perubahan perilaku untuk
education for menggunakan menurun, dan
menghasilkan fleksibilitas psikologis yang lebih
clients with kelompok kemampuan
besar. Fleksibilitas psikologis didefinisikan
schizophreni intervensi dan untuk
a kelompok mengontrol sebagai menghubungi masa kini denngan
kontrol. perilaku sepenuhnya sebagai manusia yang sadar mengenai
Kelompok tersebut disini dan sekarang, dan berdasarkan apa yang
kontrol dan meningkat telah dialami, inidividu memiliki kecenderungan
kelompokm tentang untuk mengubah atau bertahan dengan perilaku
intervensi penyakit yang dipilih melalui nilai-nilai hidup (Hayes et al.,
masiing- mereka, 2011). Berbeda dengan pendekatan tradisional
masing terdiri mengurangi untuk mengatasi adiksi narkoba parah dengan
33 orang. tanda dan
gejala psikosis yang menekankan pengurangan
gejala
atau eliminasi gejala, penekanannya adalah pada
terjadinya
perilaku mengubah hubungan seseorang pada gejala
kekerasan dan menjadi menerima gejala yang ada. Misalnya,
meningkatnya ketika mengalami halusinasi suara, pasien
kemampuan didorong untuk menerima kehadiran mereka dan
mereka untuk emosi yang mereka hasilkan; untuk menyadari
mengontrol mereka sebagai psikologis pengalaman tanpa
perilaku memperlakukan mereka secara harfiah (defusi
kekerasan. kognitif), dan untuk mengalihkan perhatian
20. Blended care 55 orang Hasil menuju tindakan berbasis nilai hidup yang akan
in the dewasa (usia menunjukkan diambil. Terlepas dari itu terapi penerimaan dan
treatment of 16 hingga 25) Penurunan komitmen akan sangat terbuka untuk pengobatan
subthreshold dengan depresi yang adiksi narkoba dibarengi dengan pengobatan
symptoms of keluhan dilaporkan secara standart.
depression depresi dan / sendiri,
and atau psikotik tekanan terkait Ruang Lingkup Terapi Penerimaan dan
psychosis in di bawah psikotik, Komitmen untuk Adiksi Narkoba
emerging ambang batas.
kecemasan,
adults: a Peserta diacak Kajian dari beberapa artikel yang
dan
randomised untuk ACT- digunakan sebagai sumber data, ruang lingkup
psikopatologi
controlled DL (n=27)
umum tidak
terapi penerimaan dan komitmen untuk adiksi
trial of atau ke kontrol narkoba terdapat dalam penelitian (Ghouchani et
berbeda antara
Acceptance aktif (n=28), al., 2018; Gumley et al., 2017; Hall et al., 2018;
kondisi.
and dengan Smout et al., 2010; Thurstone et al., 2017) dapat
Commitment penilaian
dilakukan pada usia remaja awal-dewasa akhir
Therapy in selesai pada
yakni usia 16-60 tahun, lebih spesifik beberapa
Daily-Life pra dan pasca
(ACT-DL). pengukuran penelitian menyebutkan ruang lingkup yang
dan 6 dan 12 mencakup ciri-ciri pengguna narkoba, seperti
bulan tindak teridentifikasi dalam DSM-5 serta perlu dilakukan
lanjut. asesmen khusus untuk mengindentifikasi tingkat
adiksi serta gejala lain yang muncul (seperti
halusinasi, psikosis, dan pskizofrenia) sebelum
Pembahasan diberikan sesi terapi penerimaan dan komitmen.
Dalam penelitian (Ghouchani et al., 2018)
795
Studi Kepustakaan Terapi Penerimaan dan Komitmen untuk Menangani Adiksi Narkoba
mengenai adiksi narkotika golongan II jenis Prosedur Terapi Penerimaan dan Komitmen
metamfetamin atau biasa dikenal dengan sabu- untuk Adiksi Narkoba
sabu dan disertai dengan gejala atau efek samping
Prosedur terapi penerimaan dan komitmen
psikosis, ditemukan bahwa terapi penerimaan dan
untuk adiksi narkoba mengikuti prosedur terapi
komitmen selain mengurangi adiksi juga efektif
penerimaan dan komitmen diterjemahkan dan
untuk menghilangkan gejala psikosis selama
diadaptasi secara budaya oleh klinisi studi. Dalam
pengidap adiksi tersebut rutin dan terbuka dalam
penelitian (Arch et al., 2012; el Ashry et al., 2021; Gul &
menjalani setiap sesi terapi, hal ini dapat
Aqeel, 2020) juga pada penelitian (Bach et al., 2013)
disimpulkan bahwa ruang lingkup tidak hanya
mengikuti prosedur terjemah secara
berfokus pada jenis narkotika, usia maupun jenis
umum.Terjemahan dan adaptasi budaya dilakukan
kelamin namun juga pada gejala yang nampak.
sesuai dengan rekomendasi internasional dan etika
Lebih lanjut untuk ruang lingkup terapi praktik yang layak, mengikuti 10 langkah yang
penerimaan dan komitmen untuk narkoba yakni ditawarkan oleh Masyarakat Internasional untuk
melakukan pencarian peserta melalui komunitas Farmako-ekonomi dan Hasil Penelitian (ISPOR)
dalam pengobatan standar dan mendapatkan (Wild et al., 2005). Langkah-langkahnya adalah
perawatan yang meliputi perawatan koordinasi (1) persiapan, (2) terjemahan maju, (3)
dari layanan kesehatan mental perawatan sekunder rekonsiliasi, (4) terjemahan kembali, (5) tinjauan
termasuk tim kesehatan mental masyarakat, dan terjemahan kembali, (6) harmonisasi, (7)
intervensi awal dalam kecanduan, atau pengaturan pembekalan kognitif, (8) tinjauan hasil
rawat inap. Perawatan keseluruhan Jadwal di pembekalan kognitif dan finalisasi; (9)
fasilitas ini rata-rata 34 jam per minggu di berbagai proofreading, dan (10) laporan akhir. Keandalan
berbagai terapi, psikoedukasi, atau kelompok terhadap protokol pengobatan dijamin pada awal
pendidikan. Pada kedua kondisi tersebut, pra dan minggu pelatihan tentang penggunaan model dan
pasca penilaian diadakan 1 minggu terpisah. Hasil manual tertentu, sesi pengawasan mingguan, dan
Skrining awal Pada awal, Wawancara Klinis pelatihan triwulanan. Prosedur yang telah ada
Terstruktur untuk DSM-V diugunakan untuk diadaptasi untuk dapat dimasukkan ke dalam
mengambil, menilai kriteria diagnostik untuk proses intervensi yang sesuai untuk adiksi narkoba,
gangguan penggunaan zat, bersama dengan selain itu juga dalam beberapa penelitian terapi
berbagai variabel demografis (usia, pendidikan, penerimaan dan komitmen digabungkan secara
perkawinan, status sosial ekonomi, dll), masa sakit, langsung melalui penyesuaian kebutuhan kedalam
alasan penggunaan obat, informasi kekambuhan, standart pengobatan bagi pecandu narkoba.
durasi pengobatan, riwayat pribadi dan keluarga
Penelitian (Shawyer et al., 2012)
singkat, daftar obat psikiatri dan komponen
menggabungkan beberapa intervensi, yakni
kesehatan mental lainnya. Selain itu, pemeriksaan
terapi penerimaan dan komitmen, CBT dan
status mental mini (MMSE) juga digunakan untuk
RBT iuntuk menyembuhkan halusinasi yang
memeriksa perhatian, konsentrasi, orientasi, dan
dialami oleh pecandu narkoba atau disebut juga
memori jangka pendek dari peserta.
dengan TORCH. TORCH diimplementasikan
Pada penelitian (Sierra et al., 2014; secara fleksibel sesuai dengan perumusan kasus
Villarreal et al., 2021) ruang lingkup terapi individual dan disampaikan oleh tim yang
penerimaan dan komitmen juga dispesifikasikan terdiri dari lima orang psikolog terlatih dalam
dalam sebuah kondisi khusus seperti pada ibu CBT, ACT dan perhatian. TORCH terdiri dari
hamil dan menyusui yang merupakan pecandu tiga sesi keterlibatan dan penilaian diikuti oleh
narkoba, menariknya hasil sesi dengan terapi 12 sesi dengan interval mingguan.dengan
penerimaan dan komitmen juga dapat mereduksi prosedur intervensi yang dijelaskan dalam
stres yang dirasakan oleh ibu hamil dan menyusui. modul inti termasuk keyakinan modifikasi dan
intervensi berbasis penerimaan. Mendukung
modul termasuk wawancara motivasi,
796
Studi Kepustakaan Terapi Penerimaan dan Komitmen untuk Menangani Adiksi Narkoba
psikoedukasi pribadi, meningkatkan efikasi signifikan menerima perasaan cemas yang datang
diri, pencegahan kambuh, mengatasi, dan secara perlahan berdasarkan pada langkah-
penegasan dan penghentian. Latihan pekerjaan langkah terapi penerimaan dan komitmen dapat
rumah diberikan dimana bisa dilakukan. menghilangkan kecemasan tersebut. Penelitian
Modifikasi keyakinan melibatkan identifikasi tersebut juga menyatakan bahwa aplikasi sebagai
dan modifikasi kunci keyakinan yang suatu wadah yang dapat membantu peserta untuk
"menghubungkan" klien ke kepatuhan dan lebih memahami dirinya sendiri, sehingga proses
menyebabkan penderitaan seperti sebagai pemyembuhan dapat berjalan lebih baik.
kekuatan suara. Jika memungkinkan, pekerjaan
Keefektifan Terapi Penerimaan dan Komitmen
juga berfokus pada keyakinan tentang diri dan
untuk Adiksi Narkoba
delusi terkait. Komponen utama dari terapi
penerimaan dan komitmen seperti yang Penelitian ysng merujuk terapi
diterapkan dalam TORCH didasarkan pada penerimaan dan komitmen untuk penyalahgunaan
Bach dan Hayes (2002) dan termasuk: narkoba atau adiksi narkoba yang dilakukan oleh
(Ema Komala et al., 2018; Luoma et al., 2011)
a) Menumbuhkan kapasitas untuk hanya
menyatakan bahwa terapi penerimaan dan
memperhatikan suara-suara yang muncul sebagai
komitmen efektif untuk meningkatkan
bentuk halusinasi dan yang terkait pikiran daripada
keberhasilan dari proses standar penyembuhan
percaya dan bertindak berdasarkan itu;
dengan prosedur standar untuk adiksi narkoba
b) Menerima halusinasi yang muncul meskipun beserta beberapa gejala seperti psikosis dan
seseorang mungkin tidak menyukainya; skizofrenia. Dengan menambahkan terapi
penerimaan dan komitmen, ditemukan bahwa
c) Mencapai tujuan yang dihargai dalam konteks
tingkat penyembuhan berjalan lebih cepat dengan
suara yang sedang berlangsung.
kondisi peserta yang dapat lebih baik menerima
Latihan mindfulness dimulai dalam beberapa keadaan yang sedang dihadapi sekaligus
menit pertama sesi; praktek di rumah digalakkan meningkatkan nilai hidup peserta.
dengan bekal instruksi rekaman audio. Latihannya
Penelitian yang dilakukan oleh (Ghaleh
relatif singkat (biasanya sekitar 10 menit) dan
Emamghaisi & Atashpour, 2020) menilai bahwa terapi
dinilai, dimulai dengan keterampilan umum
penerimaan dan komitmen efektif untuk
sebelumnya melamar halusinasi perintah dengan
mengurangi adiksi narkoba dan perasaan malu
tujuan berkultivasi tanggapan yang tidak
yang dialami oleh peserta. Dalam menjelaskan ini
menghakimi dan tidak reaktif terhadap mereka.
efikasi, dapat dinyatakan bahwa praktik terapi
Latihan dan diskusi terkait dengan
penerimaan dan komitmen fokus pada prinsip-
mengidentifikasi nilai dan tujuan juga secara
prinsip seperti perhatian, penerimaan, komunikasi
umum terjadi pada awal terapi. Latihan ACT dan
dengan waktu sekarang, defusi kognitif, nilai-nilai,
metafora diterapkan secara fleksibel untuk
dan komitmen. Penetapan tujuan dan tindakan
mendorong penerimaan suara yang terpisah, defusi
berkomitmen adalah faktor lain yang
dari konten dan kapasitas untuk bertindak secara
menyebabkan efisiensi terapi ini dan akhirnya,
independen dari mereka, sesuai dengan nilai dan
dengan bantuan praktik ACT, mereka yang
tujuan.
sebelumnya menderita perasaan malu dan malu
Untuk mereduksi kecemasan yang dalam interaksi sosial adalah mampu secara
muncul pada pecandu narkoba, dalam penelitian signifikan mengurangi rasa malu mereka dengan
(Krafft et al., 2021)menggunakan aplikasi dalam belajar bagaimana berkomunikasi secara efektif.
ponsel untuk memantau tingkan kecemasan Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
peserta dan membantu mereka dengan Penerimaan dan Terapi Komitmen secara
diapdukannya terapi penerimaan dan komitmen signifikan mempengaruhi perasaan malu; oleh
dengan aplikasi tersebut untuk dapat secara karena itu, terapis disarankan untuk menggunakan
797
Studi Kepustakaan Terapi Penerimaan dan Komitmen untuk Menangani Adiksi Narkoba
798
Studi Kepustakaan Terapi Penerimaan dan Komitmen untuk Menangani Adiksi Narkoba
799
Studi Kepustakaan Terapi Penerimaan dan Komitmen untuk Menangani Adiksi Narkoba
800