Anda di halaman 1dari 120

Kimia

SMA/MA Kelas X Semester 1

Disusun oleh:
1. Erna Tri Wulandari
2. Narum Yuni Margono
3. Annik Qurniawati

Disklaimer Da ar isi
Disklaimer
• PowerPoint pembelajaran ini dibuat sebagai alternatif guna membantu
Bapak/Ibu Guru melaksanakan pembelajaran.

• Materi PowerPoint ini mengacu pada Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi
Dasar (KD) Kurikulum 2013.

• Dengan berbagai alasan, materi dalam PowerPoint ini disajikan secara ringkas,
hanya memuat poin-poin besar saja.

• Dalam penggunaannya nanti, Bapak/Ibu Guru dapat mengembangkannya


sesuai kebutuhan.

• Harapan kami, dengan PowerPoint ini Bapak/Ibu Guru dapat


mengembangkan pembelajaran secara kreatif dan interaktif.
DAFTAR ISI

BAB I Hakikat dan Peran Kimia dalam Kehidupan, Metode


Ilmiah, serta Keselamatan Kerja di Laboratorium

BAB II Struktur Atom

BAB III Sistem Periodik Unsur

BAB IV Ikatan Kimia

BAB V Bentuk Molekul dan Gaya Antarmolekul


BAB Hakikat dan Peran Kimia dalam Kehidupan,
I Metode Ilmiah, serta Keselamatan Kerja di Laborato

A. Hakikat dan Peran Ilmu Kimia dalam


Kehidupan serta Metode Ilmiah

B. Keselamatan Kerja di Laboratorium

<< Pengolahan limbah dengan


sistem IPAL

Kembali ke da ar isi
A. Hakikat dan Peran Ilmu
Kimia dalam Kehidupan
serta Metode Ilmiah

1. Hakikat Ilmu Kimia

2. Peran Ilmu Kimia dalam


Kehidupan

3. Metode Ilmiah

Kemba l i ke da a r i s i Kemba l i ke a wa l ba b
1. Hakikat Ilmu Kimia

Ilmu yang Ilmu yang


mempelajari mempelajari
struktur materi sifat materi

Ilmu yang Ilmu yang


mempelajari
mempelajari
perubahan
susunan materi
materi Hakikat Ilmu
Kimia

Kemba l i ke da a r i s i Kemba l i ke a wa l ba b
2. Peran Ilmu Kimia
dalam Kehidupan

a. Cabang‐Cabang Ilmu Kimia

b. Manfaat Ilmu Kimia di


Berbagai Bidang Kehidupan

c. Peran Ilmu Kimia dalam


Menyelesaikan Masalah Global

d. Karir di Bidang Kimia

Kemba l i ke da a r i s i Kemba l i ke a wa l ba b
a. Cabang‐Cabang
Ilmu Kimia
Mengkaji struktur, komposisi, reaksi, dan
Kimia Organik sintesis senyawa‐senyawa organik seper
alkohol, karbohidrat, dan bensin.

Mengkaji senyawa‐senyawa anorganik, sifat,


Kimia Anorganik dan pembuatannya, misal garam, mineral,
senyawa logam, dan material.

Mengkaji peneli an tentang kimia kualita f dan


Kimia Anali k kualita f dan cenderung berkaitan dengan
pengembangan dan aplikasi peralatan anali k.

Mengkaji ilmu kimia yang berkaitan dengan


biologi, khususnya sifat dan komposisi senyawa
Biokimia dalam makhluk hidup serta hasil perubahannya.
Kajian melipu karbohidrat, protein, lemak,
vitamin, dan enzim.

Kemba l i ke da a r i s i Kemba l i ke a wa l ba b
a. Cabang‐Cabang
Ilmu Kimia
Mengkaji masalah‐masalah lingkungan seper
Kimia Lingkungan pencemaran, penanganan limbah atau sampah, dan
pengadaan air bersih.

Mengkaji tentang peneli an mengenai isolasi zat ak f


Kimia Farmasi bahan alam, pembuatan (sinte s), dan pengembangan
bahan alam yang berkhasiat obat.

Mengkaji ilmu kimia yang berkaitan dengan ilmu fisika


Kimia Fisik seper energi yang menyertai reaksi kimia, sifat fisika
Ilmu
dan sifat kimia, serta perubahan kimia.

yang
Mengkaji ilmu kimia yang berkaitan dengan ilmu fisika
Kimia Pangan mempela
seper energi yang menyertai reaksi kimia, sifat fisika
dan sifat kimia, serta perubahan kimia.
jari
Mengkaji tentang peneli perubah
an zat‐zat radioak f,
Kimia In
an
penanganan dan pemanfaatannya dalam bidang
kedokteran, pertanian, dan hidrologi.
materi
Kemba l i ke da a r i s i Kemba l i ke a wa l ba b
b. Manfaat Ilmu Kimia di
Berbagai Bidang Kehidupan
1. Bidang Kedokteran
Contoh: Pembuatan obat‐obatan

2. Bidang Pertanian
Contoh: pembuatan pupuk buatan dan
pes sida

3. Bidang Geologi
Contoh: penentuan unsur‐unsur yang
terkandung dalam bebatuan atau
benda‐benda alam.

4. Bidang Teknik Sipil


Contoh: mempelajari kelebihan dan
kekurangan suatu material
bangunan Pupuk membantu pertumbuhan
tanaman

Kemba l i ke da a r i s i Kemba l i ke a wa l ba b
b. Manfaat Ilmu Kimia di
Berbagai Bidang Kehidupan

5. Bidang Biologi
Contoh: penentuan struktur dan
sifat senyawa karbohidrat, protein,
enzim, lemak, dan asam nukleat.
6. Bidang Hukum
Contoh: pemeriksaan sidik jari
dengan larutan AgNO3
7. Bidang Mesin
Contoh: mempelajari sifat dan
komposisi logam yang baik untuk
pembuatan mesin
Sidik jari se ap orang bersifat
khas

Kemba l i ke da a r i s i Kemba l i ke a wa l ba b
c. Peran Ilmu Kimia dalam
Menyelesaikan Masalah
Global

Pembuatan
Menemukan biogas
sumber energi menggunakan
alternatif seperti bahan baku
alkohol kotoran hewan
ternak
Program langit
biru, misalnya
melengkapai
knalpot kendaraan
dengan katalis
converter

Kemba l i ke da a r i s i Kemba l i ke a wa l ba b
d. Karir di Bidang
Kimia

Bidang produksi
di industri‐
industri
petrokimia
Bidang Peneli di Tenaga pendidik
pengendali mutu laboratorium dan bidang kimia di
dalam industri pusat lingkungan
kimia pengembangan pendidikan
milik pemerintah

Kemba l i ke da a r i s i Kemba l i ke a wa l ba b
3. Metode Ilmiah

Karakteris k Metode
Ilmiah
1. Bersifat kri s dan
analis s
2. Bersifat logis
3. Bersifat objek f
4. Bersifat konseptual
5. Bersifat empiris

Kemba l i ke da a r i s i Kemba l i ke a wa l ba b
3. Metode Ilmiah

Merumuskan Menyusun Merumuskan


masalah kerangka teori hipotesis

Mengolah dan
Menarik Peneli an
menganalisis
kesimpulan (eksperimen)
Data

Mempublikasikan
hasil (menyusun
teori)

Kemba l i ke da a r i s i Kemba l i ke a wa l ba b
3. Metode Ilmiah

Sistema ka Laporan Peneli an

1. Judul Peneli an
2. Kata Pengantar
3. Da ar Tabel
4. Da ar Gambar
5. Da ar Lampiran 10. Bab III Metode Peneli an
6. Da ar Isi 11. Bab IV Hasil dan Pembahasan
7. Abstrak 12. Bab V Kesimpulan dan Saran
8. Bab I Pendahuluan 13. Da ar Pustaka
9. Bab II Tinjauan Pustaka 14. Lampiran

Kemba l i ke da a r i s i Kemba l i ke a wa l ba b
B. Keselamatan Kerja di
Laboratorium
1. Alat‐Alat Laboratorium dan
Kegunaannya

2. Bahan Kimia, Sifat, dan Simbolnya

3. Penanganan Sampah dan Limbah


Laboratorium serta Keadaan Darurat

4. Petunjuk dan Larangan di


Laboratorium

Kemba l i ke da a r i s i Kemba l i ke a wa l ba b
1. Alat‐Alat Laboratorium dan
Kegunaannya

Nama Alat Kegunaan


Nama Alat Kegunaan
mengukur volume
mereaksikan bahan larutan.
kimia dan
menyimpan larutan gelas ukur
tabung reaksi kimia dalam volume
membuat larutan
sedikit.
dengan konsentrasi
menampung dan tertentu.
mencampur bahan labu ukur
kimia.
mengaduk saat
gelas beker
melarutkan zat
mengambil larutan padat
dalam volume pengaduk dalam pelarut
sedikit. sehingga zat padat
pipet tetes larut dengan
sempurna.
Kemba l i ke da a r i s i Kemba l i ke a wa l ba b
1. Alat‐Alat Laboratorium dan
Kegunaannya

Nama Alat Kegunaan Nama Alat Kegunaan


sebagai tempat menampung dan
meletakkan tabung mencampur bahan,
reaksi. larutan atau cairan,
Rak tabung reaksi biasa digunakan
sebagai alat Erlenmeyer dalam proses trasi.
pembakar. memegang tabung
reaksi ke ka
pembakar spiritus dipanaskan.
sebagai alat untuk penjepit tabung
menopang saat menggerus dan
memindahkan menghaluskan bahan
larutan ke wadah kimia padat
lain supaya dak
corong kaca tumpah. mortar + alu

Kemba l i ke da a r i s i Kemba l i ke a wa l ba b
2. Bahan Kimia, Sifat,
dan Simbolnya
Lambang Sifat Bahan Kimia Contoh Lambang Sifat Bahan Kimia Contoh

Beracun (toxic) merkuri, gas Radioak f uranium,


klorin, sianida (radioac ve) plutonium,

Mudah meledak amonium nitrat, Pengoksidsi kalium dikromat,


(explosive) nitroselulosa (oxidizing) hidrogen
peroksida

Mudah terbakar die l eter,


(flammable) keton, alkohol Berbahaya kloroform
(harmfull) jika
masuk melalui
pernapasan, mulut
(inges on), dan
kontak kulit

Kemba l i ke da a r i s i Kemba l i ke a wa l ba b
Lambang Sifat Bahan Kimia Contoh
2. Bahan Kimia, Sifat,
korosif (corrosive) asam nitrit,
asam sulfat
dan Simbolnya

menyebabkan amonia,
iritasi (irritant) belerang
dioksida

membahayakan perak nitrat,


lingkungan raksa(II) klorida
(nature pollu ng)

Kemba l i ke da a r i s i Kemba l i ke a wa l ba b
3. Penanganan Sampah dan
Petunjuk Umum untuk Limbah Laboratorium serta
Menangani Keadaan Darurat
Buangan Sampah
a. Fine Chemicals e. Bahan Mengandung Merkuri
Hanya dapat dibuang ke saluran pembuangan atau Pembuangan bahan yang mengandung merkuri
tempat sampah jika dak bereaksi dengan air, dak (seper pecahan termometer merkuri,
eksplosif, dak bersifat radioak f, dak beracun, dan manometer, pompa merkuri) harus dilakukan
komposisinya diketahui jelas. dengan ekstra ha ‐ha .

b. Larutan Basa f. Bahan Radioak f


Sebelum dibuang larutan basa (kecuali akalli hidroksida) Sampah radioak f memerlukan penanganan
harus dinetralkan terlebih dahulu. khusus.

c. Larutan Asam g. Air Pembilas


Sebelum dibuang, larutan asam harus dinetralkan pada Air pembilas harus bebas merkuri, sianida,
tempat dan prosedur sesuai ketentuan laboratorium. amoniak, minyak, lemak, bahan beracun, dan
bahan berbahaya lainnya sebelum dibuang ke
d. Pelarut saluran pembuangan.
Pelarut yang dapat langsung dibuang di saluran
pembuangan adalah pelarut yang dak mengandung
halogen.

Kemba l i ke da a r i s i Kemba l i ke a wa l ba b
3. Penanganan Sampah dan
Petunjuk Umum Penanganan Limbah Laboratorium serta
Kebakaran Keadaan Darurat

a. Jika nyala apinya kecil, lakukan pemadaman dengan


Alat Pemadam Api Ringan (APAR).

b. Ma kan sumber arus listrik atau gardu utama agar


listrik dak mengganggu upaya pemadaman
kebakaran.

c. Lokalisasi api supaya dak merembet ke arah bahan


mudah terbakar lainnya.

d. Jika api mulai membesar, jangan mencoba untuk


memadamkan api dengan APAR. Segera panggil mobil
unit Pertolongan Bahaya Kebakaran (PBK) terdekat.

e. Bersikaplah tenang dalam menangani kebakaran dan


jangan mengambil ndakan yang membahayakan diri
sendiri maupun orang lain.

Kemba l i ke da a r i s i Kemba l i ke a wa l ba b
4. Petunjuk dan Larangan di
Laboratorium

Hal‐Hal yang Perlu Diperha kan di Laboratorium

a. Membaca petunjuk prak kum atau h. Menjaga kebersihan meja prak kum dan
merencanakan percobaan yang akan dilakukan lingkungan laboratorium.
sebelum memulai prak kum. i. Pas kan bahwa keran gas dak bocor sewaktu
b. Menggunakan kacamata pengaman atau hendak menggunakan bunsen.
penutup wajah. Pas kan bahwa keran air selalu dalam keadaan
j.
c. Bagi yang menggunakan lensa kontak harus tertutup sebelum dan sesudah melakukan
berha ‐ha dan menjaga agar dak ada bahan prak kum.
kimia yang masuk ke mata.
Menggunakan sarung tangan apabila diperlukan. k. Jagalah agar semua senyawa dan pelarut jauh
d.
Selama bekerja di laboratorium harus dari mulut, kulit, mata, dan pakaian.
e.
menggunakan baju laboratorium dan harus l. Jika terkena bahan kimia, bersikaplah tenang
dikancingkan dengan baik untuk melindungi diri dan jangan panik.
dan mencegah kontaminasi pada baju yang m. Apabila kulit terkena bahan kimia, jangan
digunakan. digaruk agar dak menyebar. Segera bersihkan
f. Bagi wanita yang berambut panjang, diharuskan bagian kulit yang mengalami kontak langsung
mengikat rambutnya. menggunakan air bersih.
g. Dilarang makan dan minum di dalam
laboratorium.

Kemba l i ke da a r i s i Kemba l i ke a wa l ba b
BAB

II Struktur Atom

A. Par kel Dasar Penyusun Atom

B. Nomor Atom, Nomor Massa, Isotop,


Isoton, Isobar, dan Isoelektron

C. Perkembangan Teori Atom, Konfigurasi


Elektron, dan Mekanika Kuantum

<< Alam semesta tersusun atas


galaksi‐galaksi

Kembali ke da ar isi
A. Par kel‐Par kel Dasar
Penyusun Atom

1. Elektron ( 0 e )
1

1
2. Proton (1 p)

1
3. Neutron (0 n )

Kemba l i ke da a r i s i Kemba l i ke a wa l ba b
1. Elektron ( 0
1 e
)
• Elektron ditemukan oleh J.J. Thomson
pada tahun 1897 melalui eksperimen
dengan tabung sinar katode.
• Sifat‐sifat sinar katode:
a. Merupakan par kel kecil yang
dak dapat dilihat
b. Memiliki sifat cahaya dan sifat
materi.
c. Merambat tegak lurus dari
permukaan katode menuju anode.
d. Tidak tergantung pada jenis gas
dan jenis elektrode.
e. Bermuatan nega f sehingga
dalam medan magnet dan medan
listrik dibelokkan ke kutub posi f.
• Sinar katode tersebut merupakan
elektron.

Kemba l i ke da a r i s i Kemba l i ke a wa l ba b
1. Elektron ( 0
1 e
)

Pada tahun 1908


Robert Andrew Milikan
menemukan muatan
elektron sebesar
‐1,6 x 10 C ‐1 9

melalui
percobaan tetes minyak.
Gambar percobaan tetes Muatan tersebut diberi
minyak Milikan tanda ‐1.

Kemba l i ke da a r i s i Kemba l i ke a wa l ba b
2. Proton ( 11 p )
• Proton ditemukan oleh Eugen Goldstein
pada tahun 1886 melalui percobaan
tabung gas berkatode (tabung Crookes).
• Sifat‐sifat sinar anode:
• Bermuatan posi f karena dapat
dibelokkan medan magnet dan
medan listrik menuju kutub nega f.
• Merupakan radiasi par kel karena
dapat memutar kincir.
• Perbandingan e/m tergantung pada
gas yang diisikan dalam tabung.
• Ukuran par kel sinar anode
bergantung pada jenis gas dalam
tabung.
• Muatan proton = +1 atau 1,6 × 10–19
C.
• Semakin besar massa par kel, sinar
anodenya semakin sukar dibelokkan.

Kemba l i ke da a r i s i Kemba l i ke a wa l ba b
1
2. Proton ( 1
p )

Percobaan Hamburan Sinar Alfa


• Ernest Rutherford melakukan
penembakan lempeng emas
pis dengan sinar alfa.
• Pada percobaan tersebut,
sebagian besar sinar alfa
diteruskan atau menembus
lempeng emas, sebagian kecil
dibelokkan, dan sebagian kecil
lagi dipantulkan.
• Adanya sebagian kecil sinar alfa
yang dipantulkan menunjukkan
adanya in atom yang
bermuatan posi f.

Kemba l i ke da a r i s i Kemba l i ke a wa l ba b
1
3. Neutron ( 0
n )

• Pada tahun 1930 W. Bothe dan H. Pada tahun 1932 James Chadwick
Becker melakukan percobaan membuk kan bahwa par kel yang
penembakan par kel alfa pada in menimbulkan radiasi berdaya tembus
atom berilium (Be). Percobaan ini nggi tersebut bersifat netral atau
menghasilkan radiasi par kel
dak bermuatan dan disebut neutron.
berdaya tembus nggi.

Par kel Penemu Massa (sma) Muatan Lambang


Elektron J.J. 0 ‐1
Thomson 1
0
n

Proton Goldstein 1 +1
0
Neutron J. Chadwick 1 0 1 e
1
1
p

Kemba l i ke da a r i s i Kemba l i ke a wa l ba b
B. Nomor Atom, Nomor
Massa, Isotop, Isoton,
1. Nomor Atom (Z) Iosbar, dan Isoelektron

2. Nomor Massa (A)

3. Notasi Unsur

4. Isotop, Isoton, Isobar,


dan Isoelektron

5. Massa Atom Rela f (Ar)

Kemba l i ke da a r i s i Kemba l i ke a wa l ba b
1. Nomor Atom (Z)

Nomor Atom (Z) = jumlah proton

Pada Ion:
Pada atom netral: Jumlah elektron = jumlah proton ‐ muatan
Jumlah proton = jumlah elektron = nomor atom ‐
muatan

Pada ka on  Pada anion 


jumlah proton > jumlah jumlah proton < jumlah
elektron elektron

Kemba l i ke da a r i s i Kemba l i ke a wa l ba b
2. Nomor Massa (A)

Nomor massa = jumlah proton + jumlah neutron


= nomor atom + jumlah neutron

Kemba l i ke da a r i s i Kemba l i ke a wa l ba b
3. Notasi Unsur

Contoh:
19
9
F
nomor atom = jumlah proton
= jumlah elektron
=9
Keterangan:
nomor massa = 19
A = nomor massa
jumlah neutron
Z = nomor atom = jumlah
= nomor massa ‐ nomor atom
proton
= 19 ‐ 9 = 10
X = lambang unsur

Kemba l i ke da a r i s i Kemba l i ke a wa l ba b
4. Isotop, Isoton, Isobar,
dan Isoelektron

Isotop Isoton Isobar Isoelektron


Penger Atom‐atom yang Atom‐atom Atom‐atom Atom‐atom yang
an mempunyai yang yang mempunyai jumlah
nomor atom mempunyai mempunyai elektron
sama, tetapi jumlah neutron nomor massa sama setelah
nomor massa sama. sama. melepaskan
berbeda. atau menangkap
elektron.
Contoh 13
N,
14
N,
15
N
39
K dan
40
Ca
13
C dan
13
N
23
Na

dan
19
F

7 7 7 6 7 11 9
19 20

Kemba l i ke da a r i s i Kemba l i ke a wa l ba b
5. Massa Atom Rela f (Ar)

Massa atom rela f


merupakan perbandingan
massa suatu atom terhadap
massa atom C‐12.

massa rata  rata 1 atom unsur X


A r unsur X 
1
 massa 1 atom C  12
12

Kemba l i ke da a r i s i Kemba l i ke a wa l ba b
C. Perkembangan Teori Atom,
Konfigurasi Elektron, dan
Mekanika
Kuantum
1. Perkembangan Model Atom

2. Konfigurasi Elektron dan


Elektron Valensi

3. Bilangan Kuantum

4. Bentuk dan Orientasi Orbital

Kemba l i ke da a r i s i Kemba l i ke a wa l ba b
1. Perkembangan
Model Atom

Model Atom Model Atom


Model Atom
Thomson Rutherford
Dalton

Model Atom Model Atom


Modern Bohr

Kemba l i ke da a r i s i Kemba l i ke a wa l ba b
1. Perkembangan
Model Atom
Model Atom Dalton
1. Atom adalah bagian terkecil dari suatu
unsur dan dak dapat dibagi lagi.
2. Atom‐atom unsur sejenis mempunyai
sifat yang sama melipu volume,
bentuk, maupun massanya. Sebaliknya,
atom‐atom unsur dak sejenis
mempunyai sifat berbeda.
3. Dalam reaksi kimia terjadi
penggabungan atau pemisahan atom.
4. Atom dapat bergabung dengan atom
lain untuk membentuk suatu molekul
dengan angka perbandingan bulat dan
sederhana.

Kemba l i ke da a r i s i Kemba l i ke a wa l ba b
1. Perkembangan
Model Atom Thomson
Model Atom

Thomson menggambarkan atom


sebagai sebuah bola bermuatan posi f
yang di dalamnya tersebar elektron
seper kismis dalam ro kismis.

Kemba l i ke da a r i s i Kemba l i ke a wa l ba b
1. Perkembangan
Model Atom

Model Atom Rutherford 1. Atom terdiri atas in atom yang


bermuatan posi f dan dikelilingi oleh
elektron‐elektron yang bermuatan nega f
seper model tata surya.
2. Secara keseluruhan atom bersifat netral
karena jumlah muatan posi f sama
dengan jumlah muatan nega f.
3. Selama mengelilingi in terbentuk gaya
sentripetal pada elektron.
4. Semua proton terkumpul dalam in
atom sehingga in atom bermuatan posi f.
5. Sebagian besar volume atom
merupakan ruang kosong.

Kemba l i ke da a r i s i Kemba l i ke a wa l ba b
1. Perkembangan
Model Atom Bohr
Model Atom

1. Elektron mengelilingi in atom


pada orbit tertentu.
2. Selama elektron berada dalam
lintasannya, energi elektron tetap
sehingga dak ada energi yang
diserap dan dipancarkan.
3. Elektron hanya dapat berpindah
dari satu lintasan stasioner ke
lintasan stasioner lainnya dengan
menyerap atau melepas energi.
4. Lintasan stasioner elektron yang
diperbolehkan memiliki
momentum sudut kelipatan dari

h
, (π  3,14)

1. Perkembangan
Model Atom

Model Atom Berdasarkan Teori  Model atom modern dibangun oleh beberapa
Mekanika Kuantum ilmuwan seper Louis de Broglie, Wolfgang Pauli,
Erwin Schrödinger, dan Werner Heisenberg.

 Menurut teori dualisme, elektron di dalam atom


dapat dipandang sebagai par kel dan gelombang.

 Teori ke dakpas an menyatakan bahwa


kedudukan dan kecepatan gerak elektron dak
dapat ditentukan secara pas , yang dapat
ditentukan hanyalah kemungkinan terbesarnya
atau probabilitasnya.

 Daerah ruang di sekitar in dengan kebolehjadian


untuk mendapatkan elektron disebut orbital.

Kemba l i ke da a r i s i Kemba l i ke a wa l ba b
2. Konfigurasi Elektron
a. Konfigurasi Elektron dan Elektron Valensi

Nomor Nama Jumlah Elektron


• Konfigurasi elektron adalah susunan
Kulit Kulit Maksimum elektron dalam suatu atom.
1 K 2 • Tiap‐ ap kulit elektron hanya dapat
ditempa maksikum
2 L 8 2n elektron
2

3 M 18 n = nomor kulit
4 N 32
5 O 50

Kemba l i ke da a r i s i Kemba l i ke a wa l ba b
2. Konfigurasi Elektron dan
Elektron Valensi

Aturan
Au au

Asas Kaidah
Larangan
Hund
Pauli

Aturan Penulisan
Konfigurasi Elektron

Kemba l i ke da a r i s i Kemba l i ke a wa l ba b
2. Konfigurasi Elektron
dan Elektron Valensi

• Asas Larangan Pauli

• ”Tidak ada dua buah


elektron dalam orbital yang
sama memiliki keempat
bilangan kuantum yang
sama”.
• Bilangan kuantum spin
harus berlawanan.
• Jumlah elektron maksimum
= 2 x jumlah orbital dalam
subkulit

Kemba l i ke da a r i s i Kemba l i ke a wa l ba b
2. Konfigurasi Elektron
dan Elektron Valensi

• Aturan Au au
”Pengisian elektron dalam orbital
dimulai dari orbital dengan ngkat
energi paling rendah. Setelah
penuh, pengisian berlanjut ke
orbital yang ngkat energinya satu
ngkat lebih nggi. Demikian
seterusnya hingga semua elektron
menempa orbital”.

Kemba l i ke da a r i s i Kemba l i ke a wa l ba b
2. Konfigurasi Elektron
dan Elektron Valensi

• Kaidah Hund

”Elektron‐elektron yang berada


di suatu orbital akan
menempa orbital yang
kosong dengan arah rotasi
sejajar. Setelah itu, elektron‐
elektron lainnya menempa
orbital tersebut dengan arah
rotasi yang berlawanan ”.

Kemba l i ke da a r i s i Kemba l i ke a wa l ba b
2. Konfigurasi Elektron
dan Elektron Valensi

• Penulisan Konfigurasi Elektron • Pengecualian Konfigurasi


dengan Lambang Gas Mulia Elektron dalam Subkulit d dan f

Contoh: Contoh:
Unsu Konfigurasi Penyingkat Unsu Konfigurasi Konfigurasi
r Elektron an r Elektron Elektron (
[He] 2s2 (Belum Stabil) Stabil)
7N 1s2 2s2 2p3
2p3 24Cr [Ar] 4s2 3d4 [Ar] 4s1 3d5
12Mg 1s2 2s2 2p6 3s2 [Ne] 3s2 29Cu [Ar] 4s2 3d9 [Ar] 4s1 3d10
79Au [Xe] 6s2 4f14 [Xe] 6s1 4f14
5d9 5d10
57La [Xe] 6s2 4f1 [Xe] 6s2 4f0
5d0 5d1
Kemba l i ke da a r i s i Kemba l i ke a wa l ba b
2. Konfigurasi Elektron
dan Elektron Valensi

Elektron Valensi

Elektron valensi adalah jumlah elektron pada subkulit dengan


harga n terbesar yang digunakan untuk pembentukan ikatan
kimia.
Contoh:

Kemba l i ke da a r i s i Kemba l i ke a wa l ba b
3. Bilangan Kuantum

Bilangan Kuantum Utama (n)

Bilangan Kuantum Azimuth


(ℓ)
Bilangan
Kuantum
Bilangan Kuantum Magne k
(m)

Bilangan Kuantum Spin (s)

Kemba l i ke da a r i s i Kemba l i ke a wa l ba b
3. Bilangan Kuantum
Bilangan Kuantum
Utama (n)

Kulit n
• Menyatakan posisi elektron dalam
kulit atom, menjelaskan jarak rata‐ K 1
rata awan elektron dari in atom,
serta menyatakan ngkat energi L 2
elektron dalam suatu atom.
M 3
• Semakin besar nilai n, ngkat
energi atom semakin nggi. N 4
• Bilangan kuantum utama
mempunyai harga mulai dari 1, 2, 3,
4, dan seterusnya.

Kemba l i ke da a r i s i Kemba l i ke a wa l ba b
3. Bilangan Kuantum
Bilangan Kuantum
Azimuth (ℓ)

• Menyatakan subkulit atau Kuli n Harga ℓ yang Subkulit


orbital.
Harga ℓ = 0, 1, 2, . . . (n – 1)
t diizinkan

K 1 0 1s

harga ℓ = 0 ‐‐> subkulit s L 2 0, 1 2s, 2s


M 3 0, 1, 2 3s, 3p, 3d
harga ℓ = 1 ‐‐> subkulit p
N 4 0, 1, 2, 3 4s, 4p, 4d,
harga ℓ = 2 ‐‐> subkulit d
4f
harga ℓ = 3 ‐‐> subkulit f

Kemba l i ke da a r i s i Kemba l i ke a wa l ba b
3. Bilangan Kuantum
Bilangan Kuantum
Magne k (m)
ℓ Subkuli Harga m Jumlah
t Orbital

0 s 0 1
• Menentukan orientasi orbital
1 p ‐1, 0, +1 3
dalam ruang di sekitar in
2 d ‐2, ‐1, 0, 5
harga m = –ℓ, 0,
atom. +1, +2
hingga +ℓ
3 f ‐3, ‐2, ‐1, 0, +1, 7
+2, +3

Kemba l i ke da a r i s i Kemba l i ke a wa l ba b
3. Bilangan Kuantum

Bilangan Kuantum
Spin (s)

• Menyatakan arah putar


elektron terhadap sumbunya
(berotasi) sewaktu elektron
berputar mengelilingi in atom.

Kemba l i ke da a r i s i Kemba l i ke a wa l ba b
3. Bilangan Kuantum

Contoh Soal

Kemba l i ke da a r i s i Kemba l i ke a wa l ba b
4. Bentuk dan Orientasi
Orbital

• Orbital s • Orbital p

Kemba l i ke da a r i s i Kemba l i ke a wa l ba b
4. Bentuk dan Orientasi
Orbital

• Orbital d • Orbital f

Kemba l i ke da a r i s i Kemba l i ke a wa l ba b
BAB

III Sistem Periodik Unsur

A. Perkembangan Sistem Periodik


Unsur

B. Sifat Unsur dan Sifat


Keperiodikan Unsur

<< penataan barang‐barang sesuai jenis


dan ukurannya

Kembali ke da ar isi
A. Perkembangan Sistem Periodik
Unsur

1. Sebelum Sistem Periodik


Modern

2. Sistem Periodik Modern

Mendeleyev, penemu tabel periodik berdasarkan


massa atom rela f

Kemba l i ke da a r i s i Kemba l i ke a wa l ba b
1. Sebelum Sistem
Periodik Modern

Tabel Triade
Logam dan Periodik Dobereine
Nonlogam Lavoisier r

Sistem
Lothar Periodik
Oktaf
Meyer Mendeley
Newlands
ev

Kemba l i ke da a r i s i Kemba l i ke a wa l ba b
1. Sebelum Sistem
Periodik Modern

a. Logam dan Nonlogam

• Para ahli kimia Arab dan Persia pertama kali mengelompokkan


unsur‐unsur menjadi dua yaitu Lugham (logam) dan Laisa
lugham (nonlogam).
• Unsur logam (ada 16 unsur)  besi, emas, perak, seng, nikel,
dan tembaga.
• Unsur nonlogam  arsen, hidrogen, nitrogen, oksigen, karbon,
belerang, dan fosfor.

Kemba l i ke da a r i s i Kemba l i ke a wa l ba b
1. Sebelum Sistem
Periodik Modern

b. Tabel Periodik Lavoisier


• Dasar Pengelompokan unsur
adalah sifat kimia.
• Lavoisier mengelompokkan
unsur ke dalam empat
golongan yaitu gas, tanah,
logam, dan nonlogam.

Kemba l i ke da a r i s i Kemba l i ke a wa l ba b
1. Sebelum Sistem
Periodik Modern

• c. Triade Dobereiner

• Massa atom rela f unsur


kedua merupakan rata‐rata
dari massa atom rela f unsur
pertama dan ke ga.
• Dobereiner menyimpulkan
bahwa unsur‐unsur dapat
dikelompokkan ke dalam
beberapa kelompok yang
terdiri atas ga unsur.

Kemba l i ke da a r i s i Kemba l i ke a wa l ba b
1. Sebelum Sistem
Periodik Modern

• d. Oktaf Newlands
• Unsur‐unsur disusun berdasarkan
kenaikan massa atom rela fnya.
• Hukum Oktaf menyatakan ”Jika
unsur‐unsur disusun berdasarkan
kenaikan nomor massa atom, sifat
unsur tersebut akan berulang
pada unsur kedelapan.”
• Kelemahan sistem oktaf Newlands
adalah masih ada beberapa kotak
yang diisi lebih dari satu unsur.

Kemba l i ke da a r i s i Kemba l i ke a wa l ba b
1. Sebelum Sistem
Periodik Modern
• e. Sistem Periodik
Mendeleyev
• Dasar penyusunan = kenaikan massa atom.
• Keunggulan:
1) Menyediakan tempat kosong bagi
unsur‐unsur yang diramalkan akan
ditemukan kemudian hari dan diberi
nama eka boron, eka germanium, dan
eka silikon.
2) Sistem periodik Mendeleyev
menyajikan data massa atom
beberapa unsur yang lebih akurat
seper berillium (Be) dan uranium (U).
• Kelemahan = adanya beberapa urutan unsur
yang terbalik

Kemba l i ke da a r i s i Kemba l i ke a wa l ba b
1. Sebelum Sistem
Periodik Modern
• f. Lothar Meyer
• Dasar penyusunan = kenaikan
massa atom.
• Unsur‐unsur yang menempa posisi
sama dalam grafik menunjukkan
sifat kimia yang mirip.

Kemba l i ke da a r i s i Kemba l i ke a wa l ba b
2. Sistem Periodik
• Sistem periodik moder
Modern
ditemukan oleh Henry G. J.
Moseley pada tahun 1914.
• Dasar = kenaikan nomor atom
• Lajur ver kal = golongan 
disusun berdasarkan kemiripan
sifat.
• Lajur horizontal = periode 
disusun berdasarkan kenaikan
nomor atom.

Golongan

Periode

Kemba l i ke da a r i s i Kemba l i ke a wa l ba b
2. Sistem Periodik
Modern

Sistem Periodik
Modern

Konfigurasi Elektron
Golongan Periode dan Letak Unsur
dalam Tabel Periodik

Kemba l i ke da a r i s i Kemba l i ke a wa l ba b
2. Sistem Periodik
Modern

a. Golongan

Golongan
• Golongan menyatakan Utama
elektron valensi suatu Golongan
unsur. Transisi
Golongan
• Ditulis dengan angka
Romawi. Golongan
Tambahan
• Terdiri atas 16 golongan
Golongan
Transisi Dalam

Kemba l i ke da a r i s i Kemba l i ke a wa l ba b
2. Sistem Periodik
Modern
Golongan A
Golongan Nama Unsur‐Unsur Elektron Blok
Khusus Valensi
IA 1 alkali H, Li, Na, K, Rb, Cs, dan ns1 s
Fr
IIA 2 alkali tanah Be, Mg, Ca, Sr, Ba, dan ns 2 s
Ra
IIIA 13 aluminium B, Al, Ga, In, dan Tl ns2 np1 p
IVA 14 karbon C, Si, Ge, Sn, dan Pb ns2 np2 p
VA 15 nitrogen N, P, As, Sb, dan Bi ns2 np3 p
VIA 16 kalkogen O, S, Se, Te, dan Po ns2 np4 p
VII 17 halogen F, Cl, Br, I, dan At ns2 np5 p
A
VIII 18 gas mulia He, Ne, Ar, Kr, Xe, dan ns2 np6 p
A Rn

Kemba l i ke da a r i s i Kemba l i ke a wa l ba b
2. Sistem Periodik Modern

Golongan Tambahan
Golongan Transisi Golongan Transisi Dalam
Golongan Elektron Blok
Valensi
IIIB 3 ns2 (n ‐ 1)d1 d • Blok f
IVB 4 ns2 (n ‐ 1)d2 d
VB 5 ns2 (n ‐ 1)d3 d
• Deret Lantanida  periode 6
VIB 6 ns1 (n ‐ 1)d5 d
VII 7 ns2 (n ‐ 1)d5 d
B
VIII 8, 9, ns2 (n ‐ 1)d6, d
• Deret Ak nida  periode 7
B 10 7,8

IB 11 ns1 (n ‐ 1)d10 d
IIB 12 ns2 np10 d

Kemba l i ke da a r i s i Kemba l i ke a wa l ba b
2. Sistem Periodik Modern

Periode Jumlah Unsur Keterangan


b. Periode 1 2 periode pendek

2 8 periode pendek
• Periode menyatakan 3 8 periode pendek
jumlah kulit atom unsur. 4 18 periode panjang
• Ditulis dengan angka Arab. 5 18 periode panjang
• Terdiri atas 7 periode
6 32 periode sangat panjang

7 32 (belum periode belum lengkap


lengkap)

Kemba l i ke da a r i s i Kemba l i ke a wa l ba b
2. Sistem Periodik Modern

c. Konfigurasi Elektron dan Letak


Unsur dalam Tabel Periodik
Contoh:

Kemba l i ke da a r i s i Kemba l i ke a wa l ba b
2. Sistem Periodik Modern

Cara
Penyelesaian
Soal

Kemba l i ke da a r i s i Kemba l i ke a wa l ba b
B. Sifat Unsur dan Sifat
Keperiodikan Unsur

1. Sifat‐Sifat Unsur dalam


Sistem Periodik Unsur

2. Massa Atom Rela f (Mr)

3. Sifat Keperiodikan Unsur

Kemba l i ke da a r i s i Kemba l i ke a wa l ba b
1. Sifat‐Sifat Unsur dalam
Sistem Periodik Unsur

Logam dan Nonlogam


• Dalam satu golongan,
dari atas ke bawah
sifat logamnya semakin
bertambah.
• Dalam satu periode
dari kiri ke kanan sifat
logamnya semakin
berkurang.

Kemba l i ke da a r i s i Kemba l i ke a wa l ba b
1. Sifat‐Sifat Unsur dalam
Sistem Periodik Unsur

• Wujud
Gas Cair Padat
He, Ne, Ar, Kr, Br dan Hg Unsur
Xe, Rn, F, Cl, O lainnya
N, dan H

Kemba l i ke da a r i s i Kemba l i ke a wa l ba b
1. Sifat‐Sifat Unsur dalam
Kemiripan Sifat Unsur‐Unsur
dalam Satu Golongan Sistem Periodik Unsur

Sifat Unsur Golongan IA Sifat Unsur Golongan VIIA


• bersifat logam • bersifat nonlogam
• lunak dan dapat diiris • berupa molekul diatomik
• ringan (massa jenis < 1 g Cm )
• beracun
‐3

• reak f terhadap air (semakin reak f


seiring bertambahnya nomor atom) • berwarna
• reak f terhadap unsur golongan IA

Sifat Unsur Golongan IIA Sifat Unsur Golongan VIIIA


• bersifat logam • bersifat nonlogam
• berwujud gas monoatomik
• reak f terhadap air (kereak fan
• sukar bereaksi dengan unsur‐unsur lain
lebih kecil dibandingkan unsur
golongan IA) • k leleh dan k didih sangat rendah

Kemba l i ke da a r i s i Kemba l i ke a wa l ba b
2. Massa Atom Rela f (Ar)

Massa molekul rela


1 f adalah perbandingan massa
satu molekul senyawa
12 terhadap massa satu atom
C‐12.
massa 1 molekul X
M r
unsur X  2

1
 massa 1 atom C  12
12

Kemba l i ke da a r i s i Kemba l i ke a wa l ba b
3. Sifat Keperiodikan Unsur

Sifat keperiodikan unsur adalah sifat‐sifat yang berubah secara


beraturan sesuai dengan kenaikan nomor atom unsur, dari atas ke
bawah dalam satu golongan, atau dari kiri ke kanan dalam satu periode.

Sifat Keperiodikan
Unsur

Jari‐Jari Atom Energi Ionisasi Afinitas Elektron Keelektronega fan

Kemba l i ke da a r i s i Kemba l i ke a wa l ba b
3. Sifat Keperiodikan
Unsur
Jari‐Jari Atom

• Jari‐jari atom adalah jarak dari


in atom sampai kulit atom
yang ditempa elektron terluar.

• Dalam satu golongan dari atas


ke bawah, jari‐jari atom
semakin besar.

• Dalam satu periode dari kiri ke


kanan, jari‐jari atom semakin
kecil.

Kemba l i ke da a r i s i Kemba l i ke a wa l ba b
3. Sifat Keperiodikan Unsur
Energi Ionisasi
• Energi ionisasi atau potensial ionisasi adalah energi minimum
yang diperlukan oleh atom netral berwujud gas untuk
melepaskan elektron.
• Dalam satu golongan dari atas ke bawah, energi ionisasi semakin
berkurang.
• Dalam satu periode dari kiri ke kanan, energi ionisasi cenderung
bertambah.

Kemba l i ke da a r i s i Kemba l i ke a wa l ba b
3. Sifat Keperiodikan Unsur

Afinitas Elektron
• Afinitas elektron adalah
besarnya energi yang
dibebaskan satu atom netral
dalam wujud gas.
• Semakin besar energi yang
dilepaskan suatu atom,
semakin mudah atom‐atom
tersebut menangkap elektron.

Kemba l i ke da a r i s i Kemba l i ke a wa l ba b
3. Sifat Keperiodikan Unsur
Keelektronega fan

• Keelektronega fan adalah kecenderungan suatu unsur untuk menarik


elektron sehingga bermuatan nega f.
• Dalam satu golongan dari atas ke bawah, keelektronega fan semakin
berkurang.
• Dalam satu periode dari kiri ke kanan keelektronega fan semakin
bertambah.

Kemba l i ke da a r i s i Kemba l i ke a wa l ba b
BAB

IV IKATAN KIMIA

A. Terbentuknya Ikatan Kimia

B. Macam‐Macam Ikatan Kimia

<< Ukiran pada gelas kaca diperoleh dari


reaksi senyawa kovalen HF dengan SiO2
menghasilkan SiF4

Kembali ke da ar isi
A. Terbentuknya Ikatan Kimia

1. Konfigurasi Elektron
Stabil

2. Peran Elektron dalam


Ikatan Kimia

3. Lambang Lewis

Kemba l i ke da a r i s i Kemba l i ke a wa l ba b
1. Konfigurasi Elektron Stabil

• Suatu unsur dikatakan stabil


saat elektron valensinya 2
(kaidah duplet) atau
elektron valensinya 8
(kaidah oktet).
• Unsur‐unsur golongan lain
cenderung ingin mencapai
keadaan stabil dengan
membentuk konfigurasi
elektron stabil seper gas
mulia.

Kemba l i ke da a r i s i Kemba l i ke a wa l ba b
2. Peran Elektron
dalam Ikatan Kimia

Kemba l i ke da a r i s i Kemba l i ke a wa l ba b
3. Lambang Lewis

• Lambang Lewis
dinyatakan dengan
menuliskan lambang atom
dikelilingi oleh sejumlah
k atau garis untuk
menyatakan elektron
valensi.
• Jumlah elektron valensi
suatu unsur sesuai dengan
golongan unsur tersebut.
Kemba l i ke da a r i s i Kemba l i ke a wa l ba b
B. Macam‐Macam Ikatan Kimia

1. Ikatan Ion

IkatanKovalen
2. Ikatan Kovalen

3. Perbandingan Sifat Senyawa


Ion dengan Senyawa Kovalen

4. Penyimpangan
Penyimpangan Kaidah
Kaidah Oktet
dan Duplet
Oktet dan Duplet
5. Cara
CaraMenggambar
MenggambarStruktur
Lewis
Struktur Lewis

IkatanLogam
6. Ikatan Logam

Kemba l i ke da a r i s i Kemba l i ke a wa l ba b
1. Ikatan Ion

• Ikatan ion = ikatan


elektrovalen
• Terbentuk karena adanya
serah terima elektron.
• Terbentuk dari unsur logam
dengan unsur nonlogam
• Contoh: NaCl

Kemba l i ke da a r i s i Kemba l i ke a wa l ba b
2. Ikatan Kovalen

• Terbentuk akibat
penggunaan bersama
pasangan elektron.
• Terjadi antarunsur
nonlogam
• Contoh: H2

Kemba l i ke da a r i s i Kemba l i ke a wa l ba b
2. Ikatan Kovalen

Ikatan Kovalen Tunggal, Rangkap Dua, dan Rangkap Tiga


Ikatan Kovalen Tunggal Ikatan Kovalen Rangkap Ikatan Kovalen Rangkap
Dua Tiga
Terjadi akibat penggunaan Terjadi akibat penggunaan Terjadi akibat penggunaan
bersama satu pasang bersama bersama ga pasang
elektron dua pasang elektron elektron
Digambarkan dengan Digambarkan dengan dua Digambarkan dengan ga
sepasang elektron atau pasang pasang
satu garis lurus elektron atau dua garis elektron atau ga garis
lurus lurus
Contoh senyawa : H2 Contoh senyawa: O2 Contoh senyawa: N2

Kekuatan: ikatan kovalen rangkap ga > ikatan kovalen rangkap dua > ikatan kovalen tunggal

Kemba l i ke da a r i s i Kemba l i ke a wa l ba b
2. Ikatan Kovalen

Ikatan Kovalen Koordinasi

• Ikatan kovalen
koordinasi = ikatan da v
= ikatan semipolar.
• Ikatan kovalen
koordinasi terbentuk
jika elektron yang
dipakai bersama hanya
berasal dari salah satu
atom penyusunnya.

Kemba l i ke da a r i s i Kemba l i ke a wa l ba b
2. Ikatan Kovalen

Ikatan Kovalen Polar dan


Kepolaran senyawa ditentukan oleh beberapa
Nonpolar hal berikut.
1) Jumlah momen dipol
Ikatan Kovalen Ikatan Kovalen jumlah momen dipol = 0 ‐‐> nonpolar
Polar Nonpolar jumlah momen dipol > 0 ‐‐> polar
2) Bentuk molekul
Ikatan antara Ikatan antara bentuk molekul simetris ‐‐> nonpolar,
atom‐atom yang atom‐atom yang bentuk molekul asimetri ‐‐> polar
memiliki dak memiliki 3) Molekul yang terdiri atas dua buah atom.
perbedaan perbedaan Kedua atom sejenis ‐‐> nonpolar
keelektronega fan keelektronega f‐ kedua atom dak sejenis ‐‐> polar
4) Molekul yang terdiri atas ga atau lebi h
an atom
Contoh: HCl, HBr, Contoh: H2, CH4, atom pusat punya PEB ‐‐> polar
H2O dan atom pusat dak punya PEB ‐‐> nonpolar
BF3.

Kemba l i ke da a r i s i Kemba l i ke a wa l ba b
3. Perbandingan Sifat Senyawa Ion
dengan Senyawa Kovalen

Senyawa Ion Senyawa Kovalen


Ti k leleh dan k didih nggi Ti k leleh dan k didih rendah karena gaya tarik‐
menarik antarmolekulnya lemah meskipun ikatan
antaratomnya kuat.
Larut dalam pelarut polar (contoh air) Sebagian larut dalam pelarut polar (senyawa
dan dak larut dalam pelarut nonpolar kovalen polar) dan sebagian larut dalam pelarut
(contoh kloroform) nonpolar (senyawa kovalen nonpolar).
Pada suhu kamar berwujud padat Pada suhu kamar ada yang berwujud gas (misal H2
dan CO2), cair (misal H2O dan HCl), ataupun padat
(misal SiO2).
Dalam bentuk larutan dan leburannya Sebagian larutannya dapat menghantarkan arus
dapat menghantarkan arus listrik, tetapi listrik (misal HCl) dan sebagian dak
dalam bentuk padatannya dak dapat menghantarkan arus listrik baik dalam bentuk
menghantarkan arus listrik. larutan, leburan, maupun padatan misal Cl2).

Kemba l i ke da a r i s i Kemba l i ke a wa l ba b
4. Penyimpangan Kaidah Oktet
dan Duplet

Senyawa yang Tidak Senyawa dengan Jumlah


Mencapai Kaidah Oktet Elektron Valensi Ganjil

Contoh:
Contoh:

Kemba l i ke da a r i s i Kemba l i ke a wa l ba b
4. Penyimpangan Kaidah Oktet
dan Duplet

Senyawa dengan Oktet Berkembang

Contoh:

Kemba l i ke da a r i s i Kemba l i ke a wa l ba b
5. Cara Menggambar
Struktur Lewis
CONTOH:

Kemba l i ke da a r i s i Kemba l i ke a wa l ba b
5. Cara Menggambar Struktur Lewis

Cara
Penyelesaian
Soal

Kemba l i ke da a r i s i Kemba l i ke a wa l ba b
6. Ikatan Logam

Ikatan logam adalah ikatan • Ciri‐ciri ikatan logam sebagai berikut.


a. Atom‐atom logam dapat diibaratkan
antaratom dalam unsur logam yang seper bola pingpong yang berjejal rapat
terbentuk akibat adanya interaksi satu sama lain.
b. Atom logam mempunyai sedikit elektron
antarelektron valensi. valensi sehingga sangat mudah
dilepaskan untuk membentuk ion posi f.
c. Kulit terluar atom logam rela f longgar
(terdapat banyak tempat kosong) sehingga
elektron dapat berpindah dari satu atom
ke atom lain.
d. Mobilitas elektron dalam logam
sedemikian bebas sehingga elektron
valensi logam mengalami delokalisasi.
e. Elektron‐elektron valensi tersebut berbaur
membentuk awan elektron yang
menyelimu ion‐ion posi f logam.

Kemba l i ke da a r i s i Kemba l i ke a wa l ba b
6. Ikatan Logam

Sifat‐sifat logam sebagai berikut.


a. Pada suhu kamar berwujud padat.
b. Dapat ditempa ( dak rapuh),
dapat dibengkokkan, dan dapat
direntangkan menjadi kawat.
c. Penghantar atau konduktor listrik
yang baik.
d. Penghantar panas yang baik.

Kemba l i ke da a r i s i Kemba l i ke a wa l ba b
BAB V
BENTUK MOLEKUL DAN GAYA ANTARMOLEKUL

A. Berbagai Bentuk Molekul

B. Gaya Antarmolekul

<< Beberapa molekul berikatan


sehingga membentuk struktur piramida

Da ar
Isi
A. Berbagai Bentuk Molekul

1. Teori Domain Elektron (VSEPR)

2. Kepolaran Senyawa Berdasarkan


Bentuk Molekulnya

3. Teori Hibridisasi

Kemba l i ke da a r i s i Kemba l i ke a wa l ba b
1. Teori Domain Elektron
(VSEPR)
• Bentuk molekul dapat ditentukan • Notasi VSEPR yang menunjukkan
berdasarkan tolakan antarpasangan jumlah PEI dan PEB sebagai berikut.
elektron dalam kulit valensi atom AXnEm
pusat.
• Kekuatan tolakan PEB – PEB > Keterangan:
tolakan PEB – PEI > tolakan PEI –
PEI. A = atom pusat
• Jumlah domain elektron ditentukan X = PEI
sebagai berikut. n = jumlah PEI
– Se ap elektron ikatan, baik E = PEB
ikatan tunggal, rangkap dua, m = jumlah PEB
atau rangkap ga, merupakan 1
domain.
– Se ap pasangan elektron bebas
merupakan 1 domain.

Kemba l i ke da a r i s i Kemba l i ke a wa l ba b
1. Teori Domain
Elektron (VSEPR)

Kemba l i ke da a r i s i Kemba l i ke a wa l ba b
1. Teori Domain Elektron (VSEPR)

Beberapa langkah untuk meramalkan bentuk molekul ion poliatomik


a. Menghitung jumlah pasangan c. Menghitung jumlah pasangan
elektron pada atom pusat ion, elektron yang berada di sekitar
misal molekul ion NH 4
atom pusat.
Pasangan elektron pusat
= pasangan elektron – (3 × jumlah
atom ujung (kecuali atom H))
Pasangan elektron pusat = 4 – (3 × 0) =
4

d. Menghitung jumlah pasangan


b. Menghitung jumlah pasangan elektron bebas
elektron ikatan (PEI) pada atom PEB = pasangan elektron pusat – PEI
pusat PEB = 4 – 4 = 0
Jadi, notasi VSEPR untuk ion NH 4 yaitu
PEI = jumlah atom – 1
AX4 dengan bentuk geometri tetrahedral.
PEI = 5 – 1 = 4

Kemba l i ke da a r i s i Kemba l i ke a wa l ba b
1. Teori Domain
Elektron (VSEPR)

Cara
penentuan
notasi VSEPR

Kemba l i ke da a r i s i Kemba l i ke a wa l ba b
2. Kepolaran Senyawa Berdasarkan
Bentuk Molekulnya

Senyawa
Senyawa Polar
Nonpolar

• Bentuk molekul dak • Bentuk molekul simetris


simetris • Tidak mempunyai kutub/
• Mempunyai kutub/dipol dipol
• Rumus VSEPR: • Rumus VSEPR:
AX2E, AX3E, AX2E2, AX4E, AX2, AX3, AX4, AX5, AX2E3, AX6,
AX3E2, dan AX5E dan AX4E2.
• Contoh: NH3 • Contoh: CO2

Kemba l i ke da a r i s i Kemba l i ke a wa l ba b
3. Teori Hibridisasi

• Teori hibridisasi dijelaskan


berdasarkan proses
penggabungan (hibridisasi)
orbital‐orbital atom yang
digunakan oleh elektron‐
elektron yang saling
berikatan.

• Teori hibridisasi = teori


ikatan valensi.

Kemba l i ke da a r i s i Kemba l i ke a wa l ba b
3. Teori Hibridisasi

Cara Penentuan
Bantuk Orbital
Senyawa

Kemba l i ke da a r i s i Kemba l i ke a wa l ba b
B. Gaya Antarmolekul

1. Gaya Van der Waals

2. Ikatan Hidrogen

Kemba l i ke da a r i s i Kemba l i ke a wa l ba b
1. Gaya Van der Waals
Gaya Van der Waals
merupakan gaya tarik‐menarik
antarmolekul kovalen.

Gaya Van der


Waals

Gaya Gaya Dipol Gaya


London Terimbas Dipol‐Dipol

Kemba l i ke da a r i s i Kemba l i ke a wa l ba b
1. Gaya Van der Waals
Gaya London
• Gaya London = gaya dispersi = gaya
tarik‐menarik antarmolekul nonpolar.

• Semakin besar massa molekul rela f,


molekul semakin mudah mengalami
polarisasi sehingga gaya London
semakin kuat ( k leleh dan k didih
senyawa semakin nggi)

• Contoh: gaya tarik‐menarik


antarmolekul Br2

Kemba l i ke da a r i s i Kemba l i ke a wa l ba b
1. Gaya Van der Waals
Gaya Dipol
Terimbas
• Gaya tarik‐menarik antara
molekul polar dengan molekul
nonpolar.
• Molekul polar mengimbas
molekul nonpolar.
• Contoh: gaya tarik‐menarik
antara molekul O2 dengan H2O

Kemba l i ke da a r i s i Kemba l i ke a wa l ba b
1. Gaya Van der Waals

Gaya Dipol‐
Dipol
• Gaya tarik‐menarik
antarmolekul polar.
• Contoh: gaya tarik‐menarik
antarmolekul HCl
• Kekuatan gaya dipol‐dipol >
gaya dipol terimbas > gaya
London

Kemba l i ke da a r i s i Kemba l i ke a wa l ba b
2. Ikatan Hidrogen

• Gaya tarik‐menarik antara


atom hidrogen dari molekul
yang satu dengan atom
molekul lain yang sangat
elektronega f (F, O, atau N).
• Ikatan hidrogen jauh lebih kuat
daripada gaya‐gaya Van der
Waals.
• Contoh: gaya tarik‐menarik
antara NH3 dan H2O

Kemba l i ke da a r i s i Kemba l i ke a wa l ba b
Terima Kasih

Kemba l i ke da a r i s i Kemba l i ke a wa l ba b

Anda mungkin juga menyukai