Anda di halaman 1dari 119

Kimia

SMA/MA Kelas X

Disklaimer Daftar isi


DAFTAR ISI

BAB I Hakikat dan Peran Kimia dalam Kehidupan, Metod


e Ilmiah, serta Keselamatan Kerja di Laboratorium

BAB II Struktur Atom

BAB III Sistem Periodik Unsur

BAB IV Ikatan Kimia

BAB V Bentuk Molekul dan Gaya Antarmolekul


BAB Hakikat dan Peran Kimia dalam Kehidupan,
I Metode Ilmiah, serta Keselamatan Kerja di
Laboratorium

A. Hakikat dan Peran Ilmu Kimia dalam Ke


hidupan serta Metode Ilmiah

B. Keselamatan Kerja di Laboratorium

<< Pengolahan limbah dengan


sistem IPAL

Kembali ke daftar isi


A. Hakikat dan Peran Ilmu
Kimia dalam Kehidupan
serta Metode Ilmiah

1. Hakikat Ilmu Kimia

2. Peran Ilmu Kimia dalam K


ehidupan

3. Metode Ilmiah

Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab


1. Hakikat Ilmu Kimia

Ilmu yang Ilmu yang


mempelajari mempelajari
struktur materi sifat materi

Ilmu yang
Ilmu yang mempelajari
mempelajari perubahan
susunan materi Hakikat materi
Ilmu
Kimia

Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab


2. Peran Ilmu Kimia
dalam Kehidupan

a. Cabang-Cabang Ilmu Kimia

b.
Manfaat Ilmu Kimia di Berbagai
Bidang Kehidupan

c.
Peran Ilmu Kimia dalam Menyele
saikan Masalah Global

d. Karir di Bidang Kimia

Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab


a. Cabang-Cabang
Ilmu Kimia
Mengkaji struktur, komposisi, reaksi, dan
Kimia Organik sintesis senyawa-senyawa organik seperti
alkohol, karbohidrat, dan bensin.

Mengkaji senyawa-senyawa anorganik, sifat,


Kimia Anorganik dan pembuatannya, misal garam, mineral,
senyawa logam, dan material.

Mengkaji penelitian tentang kimia kualitatif dan


Kimia Analitik kualitatif dan cenderung berkaitan dengan
pengembangan dan aplikasi peralatan analitik.

Mengkaji ilmu kimia yang berkaitan dengan


biologi, khususnya sifat dan komposisi senyawa
Biokimia dalam makhluk hidup serta hasil perubahannya.
Kajian meliputi karbohidrat, protein, lemak,
vitamin, dan enzim.

Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab


a. Cabang-Cabang
Ilmu Kimia
Mengkaji masalah-masalah lingkungan seperti
Kimia Lingkungan pencemaran, penanganan limbah atau sampah, dan
pengadaan air bersih.

Mengkaji tentang penelitian mengenai isolasi zat aktif


Kimia Farmasi bahan alam, pembuatan (sintetis), dan pengembangan
bahan alam yang berkhasiat obat.

Mengkaji ilmu kimia yang berkaitan dengan ilmu fisika


Kimia Fisik seperti energi yang menyertai reaksi kimia, sifat fisika
Ilmu
dan sifat kimia, serta perubahan kimia.

yang
Mengkaji ilmu kimia yang berkaitan dengan ilmu fisika
Kimia Pangan mempela
seperti energi yang menyertai reaksi kimia, sifat fisika
jari
dan sifat kimia, serta perubahan kimia.

perubaha
Mengkaji tentang penelitian zat-zat radioaktif,
Kimia Inti
n materi
penanganan dan pemanfaatannya dalam bidang
kedokteran, pertanian, dan hidrologi.

Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab


b. Manfaat Ilmu Kimia di
Berbagai Bidang Kehidupan
1. Bidang Kedokteran
Contoh: Pembuatan obat-obatan

2. Bidang Pertanian
Contoh: pembuatan pupuk buatan dan
pestisida

3. Bidang Geologi
Contoh: penentuan unsur-unsur yang
terkandung dalam bebatuan atau
benda-benda alam.

4. Bidang Teknik Sipil


Contoh: mempelajari kelebihan dan
kekurangan suatu material Pupuk membantu pertumbuhan
bangunan tanaman

Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab


b. Manfaat Ilmu Kimia di
Berbagai Bidang Kehidupan

5. Bidang Biologi
Contoh: penentuan struktur dan
sifat senyawa karbohidrat,
protein,enzim, lemak, dan asam
nukleat.

6. Bidang Hukum
Contoh: pemeriksaan sidik jari
dengan larutan AgNO3

Sidik jari setiap orang bersifat 7. Bidang Mesin


khas
Contoh: mempelajari sifat dan
komposisi logam yang baik untuk
pembuatan mesin

Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab


c. Peran Ilmu Kimia dalam
Menyelesaikan Masalah
Global

Pembuatan biogas
Menemukan sumber
menggunakan bahan
energi alternatif seperti
baku kotoran hewan
alkohol
ternak

Program langit biru,


misalnya melengkapai
knalpot kendaraan
dengan katalis converter

Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab


d. Karir di Bidang
Kimia

Bidang
produksi di
industri-
industri
Bidang petrokimia
Peneliti di Tenaga pendidik
pengendali mutu laboratorium
dalam industri bidang kimia di
dan pusat lingkungan
kimia pengembangan pendidikan
milik pemerintah

Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab


3. Metode Ilmiah

Karakteristik Metode
Ilmiah
1. Bersifat kritis dan
analistis
2. Bersifat logis
3. Bersifat objektif
4. Bersifat konseptual
5. Bersifat empiris

Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab


3. Metode Ilmiah

Merumuskan Menyusun kerangka Merumuskan


masalah teori hipotesis

Mengolah dan
Menarik Penelitian
menganalisis
kesimpulan (eksperimen)
Data

Mempublikasikan
hasil (menyusun
teori)

Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab


3. Metode Ilmiah

Sistematika Laporan Penelitian

1. Judul Penelitian
2. Kata Pengantar
3. Daftar Tabel
4. Daftar Gambar
5. Daftar Lampiran 10. Bab III Metode Penelitian
6. Daftar Isi 11. Bab IV Hasil dan Pembahasan
7. Abstrak 12. Bab V Kesimpulan dan Saran
8. Bab I Pendahuluan 13. Daftar Pustaka
9. Bab II Tinjauan Pustaka 14. Lampiran

Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab


B. Keselamatan Kerja di
Laboratorium
1. Alat-Alat Laboratorium dan Kegunaan
nya

2. Bahan Kimia, Sifat, dan Simbolnya

3. Penanganan Sampah dan Limbah Labo


ratorium serta Keadaan Darurat

4. Petunjuk dan Larangan di Laboratoriu


m

Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab


1. Alat-Alat Laboratorium dan
Kegunaannya

Nama Alat Kegunaan


Nama Alat Kegunaan
mengukur volume
mereaksikan bahan larutan.
kimia dan
menyimpan larutan gelas ukur
tabung reaksi kimia dalam volume
sedikit. membuat larutan
menampung dan dengan konsentrasi
mencampur bahan tertentu.
kimia. labu ukur
gelas beker
mengaduk saat
mengambil larutan melarutkan zat
dalam volume padat
sedikit. pengaduk dalam pelarut
pipet tetes sehingga zat padat
larut dengan
sempurna.

Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab


1. Alat-Alat Laboratorium dan
Kegunaannya

Nama Alat Kegunaan Nama Alat Kegunaan


sebagai tempat menampung dan
meletakkan tabung mencampur bahan,
reaksi. larutan atau cairan,
Rak tabung reaksi biasa digunakan
Erlenmeyer dalam proses titrasi.
sebagai alat memegang tabung
pembakar. reaksi ketika
dipanaskan.
pembakar spiritus penjepit tabung

sebagai alat untuk menggerus dan


menopang saat menghaluskan bahan
memindahkan kimia padat
larutan ke wadah
lain supaya tidak mortar + alu
corong kaca tumpah.

Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab


2. Bahan Kimia, Sifat,
dan Simbolnya
Lambang Sifat Bahan Contoh Lambang Sifat Bahan Kimia Contoh
Kimia
Beracun (toxic) merkuri, gas Radioaktif uranium,
klorin, sianida (radioactive) plutonium,

Mudah meledak amonium Pengoksidsi kalium dikromat,


(explosive) nitrat, (oxidizing) hidrogen
nitroselulosa peroksida

Mudah terbakar dietil eter,


(flammable) keton, alkohol Berbahaya kloroform
(harmfull) jika
masuk melalui
pernapasan, mulut
(ingestion), dan
kontak kulit

Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab


Lambang Sifat Bahan Contoh
Kimia 2. Bahan Kimia, Sifat,
korosif (corrosive) asam nitrit,
asam sulfat dan Simbolnya

menyebabkan amonia,
iritasi (irritant) belerang
dioksida

membahayakan perak nitrat,


lingkungan raksa(II) klorida
(nature polluting)

Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab


3. Penanganan Sampah dan
Limbah Laboratorium serta
Petunjuk Umum untuk Menangani
Keadaan Darurat
Buangan Sampah
a. Fine Chemicals e. Bahan Mengandung Merkuri
Hanya dapat dibuang ke saluran pembuangan atau Pembuangan bahan yang mengandung merkuri
tempat sampah jika tidak bereaksi dengan air, tidak (seperti pecahan termometer merkuri,
eksplosif, tidak bersifat radioaktif, tidak beracun, dan manometer, pompa merkuri) harus dilakukan
komposisinya diketahui jelas. dengan ekstra hati-hati.

b. Larutan Basa f. Bahan Radioaktif


Sebelum dibuang larutan basa (kecuali akalli Sampah radioaktif memerlukan penanganan
hidroksida) harus dinetralkan terlebih dahulu. khusus.

c. Larutan Asam g. Air Pembilas


Sebelum dibuang, larutan asam harus dinetralkan Air pembilas harus bebas merkuri, sianida,
pada tempat dan prosedur sesuai ketentuan amoniak, minyak, lemak, bahan beracun, dan
laboratorium. bahan berbahaya lainnya sebelum dibuang ke
saluran pembuangan.
d. Pelarut
Pelarut yang dapat langsung dibuang di saluran
pembuangan adalah pelarut yang tidak mengandung
halogen.

Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab


3. Penanganan Sampah dan
Petunjuk Umum Penanganan Limbah Laboratorium serta
Kebakaran Keadaan Darurat

a. Jika nyala apinya kecil, lakukan pemadaman dengan


Alat Pemadam Api Ringan (APAR).

b. Matikan sumber arus listrik atau gardu utama agar


listrik tidak mengganggu upaya pemadaman
kebakaran.

c. Lokalisasi api supaya tidak merembet ke arah bahan


mudah terbakar lainnya.

d. Jika api mulai membesar, jangan mencoba untuk


memadamkan api dengan APAR. Segera panggil
mobil unit Pertolongan Bahaya Kebakaran (PBK)
terdekat.

e. Bersikaplah tenang dalam menangani kebakaran dan


jangan mengambil tindakan yang membahayakan diri
sendiri maupun orang lain.

Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab


4. Petunjuk dan Larangan di
Laboratorium

Hal-Hal yang Perlu Diperhatikan di Laboratorium

a. Membaca petunjuk praktikum atau h. Menjaga kebersihan meja praktikum dan


merencanakan percobaan yang akan dilakukan lingkungan laboratorium.
sebelum memulai praktikum. i. Pastikan bahwa keran gas tidak bocor sewaktu
b. Menggunakan kacamata pengaman atau hendak menggunakan bunsen.
penutup wajah. j. Pastikan bahwa keran air selalu dalam keadaan
c. Bagi yang menggunakan lensa kontak harus tertutup sebelum dan sesudah melakukan
berhati-hati dan menjaga agar tidak ada bahan praktikum.
kimia yang masuk ke mata.
k. Jagalah agar semua senyawa dan pelarut jauh
d. Menggunakan sarung tangan apabila diperlukan.
dari mulut, kulit, mata, dan pakaian.
e. Selama bekerja di laboratorium harus
menggunakan baju laboratorium dan harus l. Jika terkena bahan kimia, bersikaplah tenang
dikancingkan dengan baik untuk melindungi diri dan jangan panik.
dan mencegah kontaminasi pada baju yang m. Apabila kulit terkena bahan kimia, jangan
digunakan. digaruk agar tidak menyebar. Segera bersihkan
f. Bagi wanita yang berambut panjang, diharuskan bagian kulit yang mengalami kontak langsung
mengikat rambutnya. menggunakan air bersih.
g. Dilarang makan dan minum di dalam
laboratorium.

Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab


BAB

II Struktur Atom

A. Partikel Dasar Penyusun Atom

B. Nomor Atom, Nomor Massa, Isotop, Isot


on, Is
obar, dan Isoelektron

C. Perkembangan Teori Atom, Konfigurasi Ele


ktron, dan Mekanika Kuantum

<< Alam semesta tersusun atas


galaksi-galaksi

Kembali ke daftar isi


A. Partikel-Partikel Dasar
Penyusun Atom

1. Elektron (10 e )

1
2. Proton (1 p)

1
3. Neutron (0 n)

Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab


• Elektron ditemukan oleh J.J. Thomson 1. Elektron ( 10 e )
pada tahun 1897 melalui eksperimen
dengan tabung sinar katode.
• Sifat-sifat sinar katode:
a. Merupakan partikel kecil yang
tidak dapat dilihat
b. Memiliki sifat cahaya dan sifat
materi.
c. Merambat tegak lurus dari
permukaan katode menuju
anode.
d. Tidak tergantung pada jenis gas
dan jenis elektrode.
e. Bermuatan negatif sehingga
dalam medan magnet dan
medan listrik dibelokkan ke
kutub positif.
• Sinar katode tersebut merupakan
elektron.

Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab


1. Elektron ( 10 e )

Pada tahun 1908


Robert Andrew Milikan
menemukan muatan
elektron sebesar
-1,6 x 10-19 C melalui
percobaan tetes minyak.
Gambar percobaan tetes Muatan tersebut diberi
minyak Milikan
tanda -1.

Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab


1
2. Proton ( 1 p )
• Proton ditemukan oleh Eugen Goldstein
pada tahun 1886 melalui percobaan
tabung gas berkatode (tabung
Crookes).
• Sifat-sifat sinar anode:
• Bermuatan positif karena dapat
dibelokkan medan magnet dan
medan listrik menuju kutub negatif.
• Merupakan radiasi partikel karena
dapat memutar kincir.
• Perbandingan e/m tergantung pada
gas yang diisikan dalam tabung.
• Ukuran partikel sinar anode
bergantung pada jenis gas dalam
tabung.
• Muatan proton = +1 atau 1,6 × 10–19
C.
• Semakin besar massa partikel, sinar
anodenya semakin sukar dibelokkan.

Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab


1
2. Proton ( 1 p )

Percobaan Hamburan Sinar Alfa


• Ernest Rutherford melakukan
penembakan lempeng emas
tipis dengan sinar alfa.
• Pada percobaan tersebut,
sebagian besar sinar alfa
diteruskan atau menembus
lempeng emas, sebagian kecil
dibelokkan, dan sebagian kecil
lagi dipantulkan.
• Adanya sebagian kecil sinar alfa
yang dipantulkan menunjukkan
adanya inti atom yang
bermuatan positif.

Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab


1
3. Neutron ( n ) 0

• Pada tahun 1930 W. Bothe dan H. Pada tahun 1932 James Chadwick
Becker melakukan percobaan membuktikan bahwa partikel yang
penembakan partikel alfa pada inti menimbulkan radiasi berdaya tembus
atom berilium (Be). Percobaan ini tinggi tersebut bersifat netral atau
menghasilkan radiasi partikel tidak bermuatan dan disebut neutron.
berdaya tembus tinggi.

Partikel Penemu Massa Muatan Lambang


(sma)
Elektron J.J. 0 -1 1
Thomson 0 n

Proton Goldstein 1 +1
0
e
1
Neutron J. Chadwick 1 0 1
1 p

Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab


B. Nomor Atom, Nomor
Massa, Isotop, Isoton,
1. Nomor Atom (Z) Iosbar, dan Isoelektron

2. Nomor Massa (A)

3. Notasi Unsur

4. Isotop, Isoton, Isobar, dan


Isoelektron

5. Massa Atom Relatif (Ar)

Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab


1. Nomor Atom (Z)

Nomor Atom (Z) = jumlah proton

Pada Ion:
Pada atom netral: Jumlah elektron = jumlah proton -
Jumlah proton = jumlah muatan
elektron = nomor atom - muatan

Pada kation  Pada anion 


jumlah proton > jumlah jumlah proton < jumlah
elektron elektron

Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab


2. Nomor Massa (A)

Nomor massa = jumlah proton + jumlah neutron


= nomor atom + jumlah neutron

Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab


3. Notasi Unsur

Contoh:
19
9 F
nomor atom = jumlah proton
= jumlah
elektron
Keterangan:
=9
A = nomor massa
nomor massa = 19
Z = nomor atom = jumlah
jumlah neutron
proton
= nomor massa - nomor atom
X = lambang unsur
= 19 - 9 = 10

Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab


4. Isotop, Isoton,
Isobar, dan Isoelektron

Isotop Isoton Isobar Isoelektron


Pengerti Atom-atom yang Atom-atom Atom-atom Atom-atom yang
an mempunyai yang yang mempunyai jumlah
nomor atom mempunyai mempunyai elektron
sama, tetapi jumlah neutron nomor massa sama setelah
nomor massa sama. sama. melepaskan
berbeda. atau menangkap
elektron.
Contoh
13
7 N, 147 N, 157 N 39
19 K dan 4020 Ca 13
6 C dan 137 N 23
11 Na  dan 199 F

Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab


5. Massa Atom Relatif (Ar)

Massa atom relatif merupakan


perbandingan massa suatu atom
terhadap massa atom C-12.

massa rata  rata 1 atom unsur X


Ar unsur X 
1
 massa 1 atom C  12
12

Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab


C. Perkembangan Teori Atom,
Konfigurasi Elektron, dan
Mekanika
Kuantum
1. Perkembangan Model Atom

2. Konfigurasi Elektron dan Elek


tron Valensi

3. Bilangan Kuantum

4. Bentuk dan Orientasi Orbital

Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab


1. Perkembangan
Model Atom

Model Atom T Model Atom R


Model Atom D homson utherford
alton

Model Atom M Model Atom B


odern ohr

Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab


1. Perkembangan
Model Atom
Model Atom Dalton
1. Atom adalah bagian terkecil dari suatu
unsur dan tidak dapat dibagi lagi.
2. Atom-atom unsur sejenis mempunyai
sifat yang sama meliputi volume,
bentuk, maupun massanya. Sebaliknya,
atom-atom unsur tidak sejenis
mempunyai sifat berbeda.
3. Dalam reaksi kimia terjadi
penggabungan atau pemisahan atom.
4. Atom dapat bergabung dengan atom
lain untuk membentuk suatu molekul
dengan angka perbandingan bulat dan
sederhana.

Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab


Model Atom Thomson
1. Perkembangan
Model Atom

Thomson menggambarkan atom


sebagai sebuah bola bermuatan positif
yang di dalamnya tersebar elektron
seperti kismis dalam roti kismis.

Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab


1. Perkembangan
Model Atom

Model Atom Rutherford 1. Atom terdiri atas inti atom yang


bermuatan positif dan dikelilingi oleh
elektron-elektron yang bermuatan negatif
seperti model tata surya.
2. Secara keseluruhan atom bersifat netral
karena jumlah muatan positif sama
dengan jumlah muatan negatif.
3. Selama mengelilingi inti terbentuk gaya
sentripetal pada elektron.
4. Semua proton terkumpul dalam inti
atom sehingga inti atom bermuatan
positif.
5. Sebagian besar volume atom
merupakan ruang kosong.

Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab


1. Perkembangan
Model Atom Bohr
Model Atom

1. Elektron mengelilingi inti atom


pada orbit tertentu.
2. Selama elektron berada dalam
lintasannya, energi elektron
tetap sehingga tidak ada energi
yang diserap dan dipancarkan.
3. Elektron hanya dapat berpindah
dari satu lintasan stasioner ke
lintasan stasioner lainnya dengan
menyerap atau melepas energi.
4. Lintasan stasioner elektron yang
diperbolehkan memiliki
h
momentum
, (π  3,14) sudut kelipatan dari

1. Perkembangan
Model Atom

Model Atom Berdasarkan Teori  Model atom modern dibangun oleh beberapa
Mekanika Kuantum ilmuwan seperti Louis de Broglie, Wolfgang Pauli,
Erwin Schrödinger, dan Werner Heisenberg.

 Menurut teori dualisme, elektron di dalam atom


dapat dipandang sebagai partikel dan gelombang.

 Teori ketidakpastian menyatakan bahwa


kedudukan dan kecepatan gerak elektron tidak
dapat ditentukan secara pasti, yang dapat
ditentukan hanyalah kemungkinan terbesarnya
atau probabilitasnya.

 Daerah ruang di sekitar inti dengan kebolehjadian


untuk mendapatkan elektron disebut orbital.

Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab


2. Konfigurasi Elektron
a. Konfigurasi Elektron dan Elektron Valensi

Nomor Nama Jumlah Elektron


Kulit Kulit Maksimum • Konfigurasi elektron adalah susunan
elektron dalam suatu atom.
1 K 2 • Tiap-tiap kulit elektron hanya dapat
2 L 8 ditempati maksikum 2n2 elektron
3 M 18 n = nomor kulit

4 N 32
5 O 50

Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab


2. Konfigurasi Elektron dan
Elektron Valensi

Aturan
Aufbau

Asas Kaidah
Larangan
Hund
Pauli

Aturan
Penulisan
Konfigurasi
Elektron

Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab


2. Konfigurasi Elektron
dan Elektron Valensi

• Asas Larangan Pauli

• ”Tidak ada dua buah elektron


dalam orbital yang sama
memiliki keempat bilangan
kuantum yang sama”.
• Bilangan kuantum spin harus
berlawanan.
• Jumlah elektron maksimum
= 2 x jumlah orbital dalam
subkulit

Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab


2. Konfigurasi Elektron
dan Elektron Valensi

• Aturan Aufbau
”Pengisian elektron dalam orbital
dimulai dari orbital dengan tingkat
energi paling rendah. Setelah
penuh, pengisian berlanjut ke
orbital yang tingkat energinya satu
tingkat lebih tinggi. Demikian
seterusnya hingga semua elektron
menempati orbital”.

Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab


2. Konfigurasi Elektron
dan Elektron Valensi

• Kaidah Hund

”Elektron-elektron yang berada


di suatu orbital akan menempati
orbital yang kosong dengan
arah rotasi sejajar. Setelah itu,
elektron-elektron lainnya
menempati orbital tersebut
dengan arah rotasi yang
berlawanan ”.

Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab


2. Konfigurasi Elektron
dan Elektron Valensi

• Penulisan Konfigurasi Elektron • Pengecualian Konfigurasi


dengan Lambang Gas Mulia Elektron dalam Subkulit d dan f

Contoh: Contoh:
Unsu Konfigurasi Penyingkat Unsu Konfigurasi Konfigurasi
r Elektron an r Elektron Elektron
(Belum Stabil) ( Stabil)
7N 1s2 2s2 2p3 [He] 2s2 2p3
24Cr [Ar] 4s2 3d4 [Ar] 4s1 3d5
12 Mg 1s2 2s2 2p6 3s2 [Ne] 3s2
29 Cu [Ar] 4s2 3d9 [Ar] 4s1 3d10
79 Au [Xe] 6s2 4f14 [Xe] 6s1 4f14
5d9 5d10
57 La [Xe] 6s2 4f1 5d0 [Xe] 6s2 4f0
5d1

Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab


2. Konfigurasi Elektron
dan Elektron Valensi

Elektron Valensi

Elektron valensi adalah jumlah elektron pada subkulit dengan


harga n terbesar yang digunakan untuk pembentukan ikatan
kimia.
Contoh:

Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab


3. Bilangan Kuantum

Bilangan Kuantum Utama (n


)

Bilangan Kuantum Azimuth (


ℓ)
Bilangan
Kuantum
Bilangan Kuantum
Magnetik (m)

Bilangan Kuantum Spin (s)

Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab


3. Bilangan Kuantum
Bilangan Kuantum
Utama (n)

Kulit n
• Menyatakan posisi elektron dalam K 1
kulit atom, menjelaskan jarak rata-
rata awan elektron dari inti atom, L 2
serta menyatakan tingkat energi
M 3
elektron dalam suatu atom.
• Semakin besar nilai n, tingkat energi N 4
atom semakin tinggi.
• Bilangan kuantum utama mempunyai
harga mulai dari 1, 2, 3, 4, dan
seterusnya.

Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab


3. Bilangan Kuantum
Bilangan Kuantum
Azimuth (ℓ)

• Menyatakan subkulit atau Kuli n Harga ℓ yang Subkulit


t diizinkan
orbital.
Harga ℓ = 0, 1, 2, . . . (n – 1)
K 1 0 1s
L 2 0, 1 2s, 2s
harga ℓ = 0 --> subkulit s
M 3 0, 1, 2 3s, 3p, 3d
harga ℓ = 1 --> subkulit p
N 4 0, 1, 2, 3 4s, 4p,
harga ℓ = 2 --> subkulit d 4d, 4f

harga ℓ = 3 --> subkulit f

Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab


3. Bilangan Kuantum
Bilangan Kuantum
Magnetik (m)
ℓ Subkul Harga m Jumlah
it Orbital

0 s 0 1
• Menentukan orientasi orbital
1 p -1, 0, +1 3
dalam ruang di sekitar inti atom.
2 d -2, -1, 0, 5
harga m = –ℓ, 0, +1, +2
hingga +ℓ 3 f -3, -2, -1, 0, +1, 7
+2, +3

Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab


3. Bilangan Kuantum

Bilangan Kuantum
Spin (s)

• Menyatakan arah putar elektron


terhadap sumbunya (berotasi)
sewaktu elektron berputar
mengelilingi inti atom.

Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab


3. Bilangan Kuantum

Contoh Soal

Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab


4. Bentuk dan
Orientasi Orbital

• Orbital s • Orbital p

Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab


4. Bentuk dan
Orientasi Orbital

• Orbital d • Orbital f

Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab


BAB

III Sistem Periodik Unsur

A. Perkembangan Sistem Periodik


Unsur

B. Sifat Unsur dan Sifat Keperiodik


an Unsur

<< penataan barang-barang sesuai jenis


dan ukurannya

Kembali ke daftar isi


A. Perkembangan Sistem Periodik
Unsur

1. Sebelum Sistem Periodik


Modern

2. Sistem Periodik Modern

Mendeleyev, penemu tabel periodik berdasarkan


massa atom relatif

Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab


1. Sebelum Sistem
Periodik Modern

Tabel Perio
Logam dan dik Lavoisi Triade Dob
Nonlogam er ereiner

Lothar Me Sistem Peri


yer odik Mend Oktaf Newl
eleyev ands

Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab


1. Sebelum Sistem
Periodik Modern

a. Logam dan Nonlogam

• Para ahli kimia Arab dan Persia pertama kali mengelompokkan unsur-
unsur menjadi dua yaitu Lugham (logam) dan Laisa lugham (nonlogam).
• Unsur logam (ada 16 unsur)  besi, emas, perak, seng, nikel, dan
tembaga.
• Unsur nonlogam  arsen, hidrogen, nitrogen, oksigen, karbon,
belerang, dan fosfor.

Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab


1. Sebelum Sistem
Periodik Modern

b. Tabel Periodik Lavoisier


• Dasar Pengelompokan unsur
adalah sifat kimia.
• Lavoisier mengelompokkan
unsur ke dalam empat
golongan yaitu gas, tanah,
logam, dan nonlogam.

Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab


1. Sebelum Sistem
Periodik Modern

• c. Triade Dobereiner

• Massa atom relatif unsur kedua


merupakan rata-rata dari massa
atom relatif unsur pertama dan
ketiga.
• Dobereiner menyimpulkan
bahwa unsur-unsur dapat
dikelompokkan ke dalam
beberapa kelompok yang terdiri
atas tiga unsur.

Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab


1. Sebelum Sistem
Periodik Modern

• d. Oktaf Newlands
• Unsur-unsur disusun berdasarkan
kenaikan massa atom relatifnya.
• Hukum Oktaf menyatakan ”Jika
unsur-unsur disusun berdasarkan
kenaikan nomor massa atom, sifat
unsur tersebut akan berulang pada
unsur kedelapan.”
• Kelemahan sistem oktaf Newlands
adalah masih ada beberapa kotak
yang diisi lebih dari satu unsur.

Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab


1. Sebelum Sistem
Periodik Modern
• e. Sistem Periodik
Mendeleyev
• Dasar penyusunan = kenaikan massa atom.
• Keunggulan:
1) Menyediakan tempat kosong bagi
unsur-unsur yang diramalkan akan
ditemukan kemudian hari dan diberi
nama eka boron, eka germanium, dan
eka silikon.
2) Sistem periodik Mendeleyev
menyajikan data massa atom
beberapa unsur yang lebih akurat
seperti berillium (Be) dan uranium
(U).
• Kelemahan = adanya beberapa urutan unsur
yang terbalik

Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab


1. Sebelum Sistem
Periodik Modern
• f. Lothar Meyer
• Dasar penyusunan = kenaikan
massa atom.
• Unsur-unsur yang menempati posisi
sama dalam grafik menunjukkan
sifat kimia yang mirip.

Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab


2. Sistem Periodik
• Sistem periodik moder
Modern
ditemukan oleh Henry G. J.
Moseley pada tahun 1914.
• Dasar = kenaikan nomor atom
• Lajur vertikal = golongan 
disusun berdasarkan kemiripan
sifat.
• Lajur horizontal = periode 
disusun berdasarkan kenaikan
nomor atom.
Golongan

Periode

Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab


2. Sistem Periodik
Modern

Sistem Periodik
Modern

Konfigurasi Elektron
Golongan Periode dan Letak Unsur
dalam Tabel Periodik

Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab


2. Sistem Periodik
Modern

a. Golongan

Golongan
• Golongan menyatakan Utama
elektron valensi suatu Golongan
unsur. Golongan
Transisi
• Ditulis dengan angka
Golongan
Romawi.
Tambahan
• Terdiri atas 16 golongan
Golongan
Transisi Dalam

Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab


2. Sistem Periodik
Modern
Golongan A
Golonga Nama Unsur-Unsur Elektron Blok
n Khusus Valensi
IA 1 alkali H, Li, Na, K, Rb, Cs, dan ns1 s
Fr
IIA 2 alkali tanah Be, Mg, Ca, Sr, Ba, dan ns2 s
Ra
IIIA 13 aluminium B, Al, Ga, In, dan Tl ns2 np1 p
IVA 14 karbon C, Si, Ge, Sn, dan Pb ns2 np2 p
VA 15 nitrogen N, P, As, Sb, dan Bi ns2 np3 p
VIA 16 kalkogen O, S, Se, Te, dan Po ns2 np4 p
VII 17 halogen F, Cl, Br, I, dan At ns2 np5 p
A
VIII 18 gas mulia He, Ne, Ar, Kr, Xe, dan ns2 np6 p
A Rn

Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab


2. Sistem Periodik Modern

Golongan Tambahan
Golongan Transisi Golongan Transisi Dalam
Golongan Elektron Blo
Valensi k
IIIB 3 ns2 (n - 1)d1 d • Blok f
IVB 4 ns2 (n - 1)d2 d
VB 5 ns2 (n - 1)d3 d
VIB 6 ns1 (n - 1)d5 d • Deret Lantanida  periode 6
VII 7 ns2 (n - 1)d5 d
B
VIII 8, 9, ns2 (n - d • Deret Aktinida  periode 7
B 10 1)d6,7,8
IB 11 ns1 (n - 1)d10 d
IIB 12 ns2 np10 d

Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab


2. Sistem Periodik Modern

Periode Jumlah Unsur Keterangan

b. Periode 1 2 periode pendek

2 8 periode pendek

• Periode menyatakan 3 8 periode pendek


jumlah kulit atom unsur. 4 18 periode panjang
• Ditulis dengan angka Arab. 5 18 periode panjang
• Terdiri atas 7 periode
6 32 periode sangat panjang

7 32 (belum periode belum lengkap


lengkap)

Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab


2. Sistem Periodik Modern

c. Konfigurasi Elektron dan Letak


Unsur dalam Tabel Periodik
Contoh:

Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab


2. Sistem Periodik Modern

Cara
Penyelesaian
Soal

Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab


B. Sifat Unsur dan Sifat
Keperiodikan Unsur

1. Sifat-Sifat Unsur dalam Sis


tem Periodik Unsur

2. Massa Atom Relatif (Mr)

3. Sifat Keperiodikan Unsur

Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab


1. Sifat-Sifat Unsur dalam
Sistem Periodik Unsur

Logam dan Nonlogam


• Dalam satu golongan,
dari atas ke bawah sifat
logamnya semakin
bertambah.
• Dalam satu periode dari
kiri ke kanan sifat
logamnya semakin
berkurang.

Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab


1. Sifat-Sifat Unsur dalam
Sistem Periodik Unsur

• Wujud
Gas Cair Padat
He, Ne, Ar, Kr, Br dan Hg Unsur
Xe, Rn, F, Cl, O lainnya
N, dan H

Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab


Kemiripan Sifat Unsur-
1. Sifat-Sifat Unsur dalam
Unsur dalam Satu Golongan Sistem Periodik Unsur

Sifat Unsur Golongan IA Sifat Unsur Golongan VIIA


• bersifat logam • bersifat nonlogam
• lunak dan dapat diiris • berupa molekul diatomik
• ringan (massa jenis < 1 g Cm-3) • beracun
• reaktif terhadap air (semakin reaktif • berwarna
seiring bertambahnya nomor atom)
• reaktif terhadap unsur golongan IA

Sifat Unsur Golongan IIA Sifat Unsur Golongan VIIIA


• bersifat logam • bersifat nonlogam
• reaktif terhadap air (kereaktifan • berwujud gas monoatomik
lebih kecil dibandingkan unsur • sukar bereaksi dengan unsur-unsur lain
golongan IA) • titik leleh dan titik didih sangat rendah

Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab


2. Massa Atom Relatif (Ar)

1 adalah perbandingan massa satu


Massa molekul relatif
molekul senyawa terhadap
12 massa satu atom C-12.

massa 1 molekul X 2
M r unsur X 
1
 massa 1 atom C  12
12

Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab


3. Sifat Keperiodikan Unsur

Sifat keperiodikan unsur adalah sifat-sifat yang berubah secara beraturan


sesuai dengan kenaikan nomor atom unsur, dari atas ke bawah dalam satu
golongan, atau dari kiri ke kanan dalam satu periode.

Sifat
Keperiodikan
Unsur

Jari-Jari Atom Energi Ionisasi Afinitas Elektron Keelektronegatifan

Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab


3. Sifat Keperiodikan
Unsur
Jari-Jari Atom

• Jari-jari atom adalah jarak dari


inti atom sampai kulit atom yang
ditempati elektron terluar.

• Dalam satu golongan dari atas ke


bawah, jari-jari atom semakin
besar.

• Dalam satu periode dari kiri ke


kanan, jari-jari atom semakin
kecil.

Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab


3. Sifat Keperiodikan Unsur
Energi Ionisasi
• Energi ionisasi atau potensial ionisasi adalah energi minimum yang
diperlukan oleh atom netral berwujud gas untuk melepaskan
elektron.
• Dalam satu golongan dari atas ke bawah, energi ionisasi semakin
berkurang.
• Dalam satu periode dari kiri ke kanan, energi ionisasi cenderung
bertambah.

Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab


3. Sifat Keperiodikan Unsur

Afinitas Elektron
• Afinitas elektron adalah
besarnya energi yang dibebaskan
satu atom netral dalam wujud
gas.
• Semakin besar energi yang
dilepaskan suatu atom, semakin
mudah atom-atom tersebut
menangkap elektron.

Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab


3. Sifat Keperiodikan Unsur
Keelektronegatifan

• Keelektronegatifan adalah kecenderungan suatu unsur untuk menarik


elektron sehingga bermuatan negatif.
• Dalam satu golongan dari atas ke bawah, keelektronegatifan semakin
berkurang.
• Dalam satu periode dari kiri ke kanan keelektronegatifan semakin
bertambah.

Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab


BAB

IV IKATAN KIMIA

A. Terbentuknya Ikatan Kimia

B. Macam-Macam Ikatan Kimia

<< Ukiran pada gelas kaca diperoleh dari


reaksi senyawa kovalen HF dengan SiO2
menghasilkan SiF4

Kembali ke daftar isi


A. Terbentuknya Ikatan Kimia

1. Konfigurasi Elektron Stabil

2. Peran Elektron dalam Ikat


an Kimia

3. Lambang Lewis

Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab


1. Konfigurasi Elektron Stabil

• Suatu unsur dikatakan stabil


saat elektron valensinya 2
(kaidah duplet) atau
elektron valensinya 8
(kaidah oktet).
• Unsur-unsur golongan lain
cenderung ingin mencapai
keadaan stabil dengan
membentuk konfigurasi
elektron stabil seperti gas
mulia.

Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab


2. Peran Elektron
dalam Ikatan Kimia

Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab


3. Lambang Lewis

• Lambang Lewis dinyatakan


dengan menuliskan
lambang atom dikelilingi
oleh sejumlah titik atau
garis untuk menyatakan
elektron valensi.
• Jumlah elektron valensi
suatu unsur sesuai dengan
golongan unsur tersebut.

Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab


B. Macam-Macam Ikatan Kimia

1. Ikatan Ion

IkatanKovalen
2. Ikatan Kovalen

3. Perbandingan Sifat Senyawa I


on dengan Senyawa Kovalen

Penyimpangan
4. Penyimpangan Kaidah
Kaidah Okt
Oktet
dan Duplet
et dan Duplet
5. Cara
CaraMenggambar
Menggambar StruktL
Struktur
ewis
ur Lewis
IkatanLogam
6. Ikatan Logam

Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab


1. Ikatan Ion

• Ikatan ion = ikatan


elektrovalen
• Terbentuk karena adanya
serah terima elektron.
• Terbentuk dari unsur logam
dengan unsur nonlogam
• Contoh: NaCl

Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab


2. Ikatan Kovalen

• Terbentuk akibat
penggunaan bersama
pasangan elektron.
• Terjadi antarunsur
nonlogam
• Contoh: H2

Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab


2. Ikatan Kovalen

Ikatan Kovalen Tunggal, Rangkap Dua, dan Rangkap Tiga


Ikatan Kovalen Tunggal Ikatan Kovalen Rangkap Ikatan Kovalen Rangkap
Dua Tiga
Terjadi akibat penggunaan Terjadi akibat penggunaan Terjadi akibat penggunaan
bersama satu pasang bersama bersama tiga pasang
elektron dua pasang elektron elektron
Digambarkan dengan Digambarkan dengan dua Digambarkan dengan tiga
sepasang elektron atau pasang pasang
satu garis lurus elektron atau dua garis elektron atau tiga garis
lurus lurus
Contoh senyawa : H2 Contoh senyawa: O2 Contoh senyawa: N2

Kekuatan: ikatan kovalen rangkap tiga > ikatan kovalen rangkap dua > ikatan kovalen tunggal

Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab


2. Ikatan Kovalen

Ikatan Kovalen Koordinasi

• Ikatan kovalen koordinasi


= ikatan dativ = ikatan
semipolar.
• Ikatan kovalen koordinasi
terbentuk jika elektron
yang dipakai bersama
hanya berasal dari salah
satu atom penyusunnya.

Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab


2. Ikatan Kovalen

Ikatan Kovalen Polar dan


Kepolaran senyawa ditentukan oleh beberapa
Nonpolar hal berikut.
1) Jumlah momen dipol
Ikatan Kovalen Ikatan Kovalen jumlah momen dipol = 0 --> nonpolar
Polar Nonpolar jumlah momen dipol > 0 --> polar
Ikatan antara Ikatan antara 2) Bentuk molekul
atom-atom yang atom-atom yang bentuk molekul simetris --> nonpolar,
memiliki tidak memiliki bentuk molekul asimetri --> polar
perbedaan perbedaan 3) Molekul yang terdiri atas dua buah atom.
keelektronegatifan keelektronegatif- Kedua atom sejenis --> nonpolar
an kedua atom tidak sejenis --> polar
Contoh: HCl, HBr, Contoh: H2, CH4, 4) Molekul yang terdiri atas tiga atau lebi h
H2O dan atom
BF3. atom pusat punya PEB --> polar
atom pusat tidak punya PEB --> nonpolar

Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab


3. Perbandingan Sifat Senyawa Ion
dengan Senyawa Kovalen
Senyawa Ion Senyawa Kovalen
Titik leleh dan titik didih tinggi Titik leleh dan titik didih rendah karena gaya tarik-
menarik antarmolekulnya lemah meskipun ikatan
antaratomnya kuat.
Larut dalam pelarut polar (contoh air) Sebagian larut dalam pelarut polar (senyawa
dan tidak larut dalam pelarut nonpolar kovalen polar) dan sebagian larut dalam pelarut
(contoh kloroform) nonpolar (senyawa kovalen nonpolar).
Pada suhu kamar berwujud padat Pada suhu kamar ada yang berwujud gas (misal H 2
dan CO2), cair (misal H2O dan HCl), ataupun padat
(misal SiO2).
Dalam bentuk larutan dan leburannya Sebagian larutannya dapat menghantarkan arus
dapat menghantarkan arus listrik, tetapi listrik (misal HCl) dan sebagian tidak
dalam bentuk padatannya tidak dapat menghantarkan arus listrik baik dalam bentuk
menghantarkan arus listrik. larutan, leburan, maupun padatan misal Cl 2).

Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab


4. Penyimpangan Kaidah Oktet
dan Duplet

Senyawa yang Tidak Senyawa dengan Jumlah


Mencapai Kaidah Oktet Elektron Valensi Ganjil

Contoh:
Contoh:

Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab


4. Penyimpangan Kaidah Oktet
dan Duplet

Senyawa dengan Oktet Berkembang

Contoh:

Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab


5. Cara Menggambar
Struktur Lewis
CONTOH:

Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab


5. Cara Menggambar Struktur Lewis

Cara
Penyelesaian
Soal

Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab


6. Ikatan Logam

• Ciri-ciri ikatan logam sebagai berikut.


Ikatan logam adalah ikatan
a. Atom-atom logam dapat diibaratkan
antaratom dalam unsur logam yang seperti bola pingpong yang berjejal rapat
terbentuk akibat adanya interaksi satu sama lain.
b. Atom logam mempunyai sedikit elektron
antarelektron valensi. valensi sehingga sangat mudah dilepaskan
untuk membentuk ion positif.
c. Kulit terluar atom logam relatif longgar
(terdapat banyak tempat kosong) sehingga
elektron dapat berpindah dari satu atom
ke atom lain.
d. Mobilitas elektron dalam logam
sedemikian bebas sehingga elektron
valensi logam mengalami delokalisasi.
e. Elektron-elektron valensi tersebut berbaur
membentuk awan elektron yang
menyelimuti ion-ion positif logam.

Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab


6. Ikatan Logam

Sifat-sifat logam sebagai berikut.


a. Pada suhu kamar berwujud padat.
b. Dapat ditempa (tidak rapuh),
dapat dibengkokkan, dan dapat
direntangkan menjadi kawat.
c. Penghantar atau konduktor listrik
yang baik.
d. Penghantar panas yang baik.

Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab


BAB V
BENTUK MOLEKUL DAN GAYA ANTARMOLEKUL

A. Berbagai Bentuk Molekul

B. Gaya Antarmolekul

<< Beberapa molekul berikatan


sehingga membentuk struktur piramida

Daftar Is
i
A. Berbagai Bentuk
Molekul

1. Teori Domain Elektron (VSEPR)

2. Kepolaran Senyawa Berdasarkan


Bentuk Molekulnya

3. Teori Hibridisasi

Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab


1. Teori Domain Elektron
(VSEPR)
• Bentuk molekul dapat ditentukan • Notasi VSEPR yang menunjukkan
berdasarkan tolakan antarpasangan jumlah PEI dan PEB sebagai berikut.
elektron dalam kulit valensi atom AXnEm
pusat.
• Kekuatan tolakan PEB – PEB > Keterangan:
tolakan PEB – PEI > tolakan PEI –
A = atom pusat
PEI.
X = PEI
• Jumlah domain elektron ditentukan
sebagai berikut. n = jumlah PEI
– Setiap elektron ikatan, baik E = PEB
ikatan tunggal, rangkap dua, m = jumlah PEB
atau rangkap tiga, merupakan 1
domain.
– Setiap pasangan elektron bebas
merupakan 1 domain.

Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab


1. Teori Domain
Elektron (VSEPR)

Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab


1. Teori Domain Elektron (VSEPR)

Beberapa langkah untuk meramalkan bentuk molekul ion poliatomik


a. Menghitung jumlah pasangan c. Menghitung jumlah pasangan
elektron pada atom pusat ion, elektron yang berada di sekitar
misal molekul ion NH 4 atom pusat.
Pasangan elektron pusat
= pasangan elektron – (3 × jumlah
atom ujung (kecuali atom H))
Pasangan elektron pusat = 4 – (3 × 0) =
4

b. Menghitung jumlah pasangan d. Menghitung jumlah pasangan


elektron bebas
elektron ikatan (PEI) pada atom
PEB = pasangan elektron pusat – PEI
pusat
PEB = 4 – 4 = 0
PEI = jumlah atom – 1 
Jadi, notasi VSEPR untuk ion NH 4 yaitu
PEI = 5 – 1 = 4 AX4 dengan bentuk geometri tetrahedral.

Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab


1. Teori Domain
Elektron (VSEPR)

Cara
penentuan
notasi VSEPR

Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab


2. Kepolaran Senyawa Berdasarkan
Bentuk Molekulnya

Senyawa
Senyawa Polar
Nonpolar

• Bentuk molekul tidak • Bentuk molekul simetris


simetris • Tidak mempunyai
• Mempunyai kutub/dipol kutub/dipol
• Rumus VSEPR: • Rumus VSEPR:
AX2E, AX3E, AX2E2, AX4E, AX2, AX3, AX4, AX5, AX2E3,
AX3E2, dan AX5E AX6, dan AX4E2.
• Contoh: NH3 • Contoh: CO2

Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab


3. Teori Hibridisasi

• Teori hibridisasi dijelaskan


berdasarkan proses
penggabungan (hibridisasi)
orbital-orbital atom yang
digunakan oleh elektron-
elektron yang saling
berikatan.

• Teori hibridisasi = teori


ikatan valensi.

Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab


3. Teori Hibridisasi

Cara Penentuan
Bantuk Orbital
Senyawa

Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab


B. Gaya Antarmolekul

1. Gaya Van der Waals

2. Ikatan Hidrogen

Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab


1. Gaya Van der Waals
Gaya Van der Waals merupakan gaya
tarik-menarik antarmolekul kovalen.
Gaya Van der Waals

Gaya Gaya Dipol Gaya


London Terimbas Dipol-Dipol

Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab


1. Gaya Van der Waals
Gaya London
• Gaya London = gaya dispersi = gaya
tarik-menarik antarmolekul nonpolar.

• Semakin besar massa molekul relatif,


molekul semakin mudah mengalami
polarisasi sehingga gaya London
semakin kuat (titik leleh dan titik didih
senyawa semakin tinggi)

• Contoh: gaya tarik-menarik


antarmolekul Br2

Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab


1. Gaya Van der Waals
Gaya Dipol
Terimbas
• Gaya tarik-menarik antara
molekul polar dengan molekul
nonpolar.
• Molekul polar mengimbas
molekul nonpolar.
• Contoh: gaya tarik-menarik
antara molekul O2 dengan H2O

Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab


1. Gaya Van der Waals

Gaya Dipol-
Dipol
• Gaya tarik-menarik antarmolekul
polar.
• Contoh: gaya tarik-menarik
antarmolekul HCl
• Kekuatan gaya dipol-dipol > gaya
dipol terimbas > gaya London

Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab


2. Ikatan Hidrogen

• Gaya tarik-menarik antara atom


hidrogen dari molekul yang satu
dengan atom molekul lain yang
sangat elektronegatif (F, O, atau
N).
• Ikatan hidrogen jauh lebih kuat
daripada gaya-gaya Van der
Waals.
• Contoh: gaya tarik-menarik
antara NH3 dan H2O

Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab


Terima Kasih

Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab

Anda mungkin juga menyukai