Anda di halaman 1dari 22

ANALISIS PENGARUH GDP RIIL, NILAI KURS, DAN

HARGA KOPI INTERNASIONAL TERHADAP VOLUME


EKSPOR KOPI INDONESIA

Oleh:
Kania Devy An Nur H4401201002
Wanda Azzahra Putri H4401201015
Sarah Az-zahra H4401201033
Farah Dina Harahap H4401201101
Areta Nabila H4401201102

Dosen:
Arini Hardjanto, S.E, M.Si.
Dea Amanda, S.E, M.Si.
Fitria Dewi Raswatie, S.P, M.Si.

DEPARTEMEN EKONOMI SUMBERDAYA DAN LINGKUNGAN


FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah subhanahu wa ta’ala atas


segala rahmat-Nya. Sehingga, makalah ini dapat diselesaikan tepat pada
waktunya. Judul yang dipilih dalam penelitian ini adalah “Analisis Pengaruh GDP
Riil, Nilai Kurs, dan Harga Kopi terhadap Volume Ekspor Kopi Indonesia”.
Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah
Ekonometrika Terapan untuk Pertanian dan Sumberdaya serta menambah
pengetahuan kepada penulis maupun pembaca mengenai judul yang diangkat.
Terima kasih serta Ibu Arini Hardjanto, S.E, M.Si, selaku dosen UTS serta
Ibu Dea Amanda, S.E, M.Si dan Ibu Fitria Dewi raswatie, S.P., M.Si., selaku
dosen sesi UAS. Tidak lupa penulis ucapkan terima kasih kepada berbagai pihak
yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik pikiran maupun
materi. Penulis berharap adanya makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi pembaca khususnya dan bagi Mahasiswa Departemen Ekonomi
Sumberdaya dan Lingkungan umumnya.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak
kekurangan karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman. Untuk itu, penulis
menerika kritik dan saran yang membangundari pembaca demi kesempurnaan
makalah ini.

Bogor, 09 April 2023

Penulis

i
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI............................................................................................................ii
DAFTAR TABEL................................................................................................... iii
DAFTAR GAMBAR...............................................................................................iv
I DESKRIPSI KASUS............................................................................................ 1
II DATA................................................................................................................... 2
III ANALISIS DATA................................................................................................ 6
3.1 Analisis Statistika Deskriptif........................................................................6
3.2 Estimasi Model Data Panel........................................................................ 7
3.2.1 Set dan Keseimbangan Data.............................................................7
3.2.2 Estimasi Model PLS.......................................................................... 7
3.2.3 Estimasi Model FEM..........................................................................8
3.2.4 Estimasi Model REM......................................................................... 8
3.3 Uji Asumsi Klasik...................................................................................... 10
3.4 Uji Kesesuaian Model...............................................................................13
IV INTERPRETASI HASIL................................................................................... 14
4.1 Interpretasi Analisis Deskriptif & Model Regresi Berganda...................... 14
4.2 Pengaruh GDP riil terhadap Volume Ekspor............................................ 14
4.3 Pengaruh Nilai Tukar terhadap Volume Ekspor....................................... 14
4.4 Pengaruh Harga Internasional Kopi terhadap Volume Ekspor................. 15
V SIMPULAN DAN SARAN.................................................................................16
5. 1 Simpulan..................................................................................................16
5.2 Saran........................................................................................................ 16
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................17

ii
DAFTAR TABEL

Tabel 1 Volume Ekspor Kopi, GDP Riil, Nilai Tukar, dan Harga Kopi
Internasional………………………………………………………..2

iii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Hasil Analisis Statistika Deskriptif………………………………… 6


Gambar 2 Set dan Keseimbangan Data……………………………………..,... 7
Gambar 3 Estimasi Model PLS……………………………………………...... 7
Gambar 4 Estimasi Model FEM………………………………………………. 8
Gambar 5 Estimasi Model REM…………………………………………….... 9
Gambar 6 Hasil Uji Hausman………………………………………………….9
Gambar 7 Hasil Uji Grafik Normalitas………………………………………...10
Gambar 8 Hasil Uji Skewness/Kurtosis Test For Normality…………….……..11
Gambar 9 Hasil Uji Nilai VIF.…………………………………………………11
Gambar 10 Model REM Sebelum Robust….…………………………………....12
Gambar 11 Model REM Setelah Robust………………………………………...12

iv
I DESKRIPSI KASUS

Pada zaman globalisasi ini, tidak mungkin jika satu negara bisa melakukan
semuanya sendiri untuk memenuhi kebutuhan tanpa kontak dan kerjasama dengan
negara lain. Dapat dikatakan bahwa negara-negara ini saling bergantung ke negara
lain dan tidak bisa sendirian tanpa hubungan dengan negara lain. Kemajuan
teknologi semakin mendorong munculnya pembagian kerja internasional, dan
meningkatkan produksi barang dan jasa untuk memenuhi permintaan internasional
dan kebutuhan masyarakat. Untuk meyeimbangkan zaman globalisasi ini
membutuhkan perdagangan internasional, perdagangan internasionalisasi sendiri
terdiri dari dua operasi, yaitu operasi ekspor dan impor. Perdagangan internasional
memiliki beberapa keunggulan, salah satunya adalah ekspor. Ekspor dapat sebagai
Suatu negara dapat memperoleh cadangan devisa melalui ekspor. (Batubara dan
Saskara, 2015)
Mengekspor dalam perdagangan internasional adalah suatu kegiatan
penyediaan produk dan layanan yang terbuat dari sumber daya yang ada untuk
dijual dari satu negara ke negara lain. Kegiatan impor kebalikannya Ekspor berarti
pembelian barang dan jasa dari luar negeri ke negara asal sah Mengimpor adalah
solusi yang bisa diminta oleh negara dapat ditemukan di negara asalnya. Namun,
jika negara memiliki sarana surplus ini menyebabkan negara tersebut
mendistribusikannya kembali untuk diekspor ke negara lain. Komponen ekspor ini
tidak valid faktor yang dapat memengaruhi produk domestik bruto (PDB) atau
produk domestik bruto produk domestik bruto regional (PDB).
Saat ini, kopi merupakan salah satu komoditas yang sedang banyak
diminati oleh kalangan muda hingga tua. Karena hampir di setiap kota di negara
pasti terdapat cafe atau coffee shop yang menyediakan berbagai macam minuman
yang bahannya terbuat dari kopi. Bukan hanya dari kenikmatannya saja tetapi
kopi juga memiliki nilai ekonomis bagi negara penghasil kopi seperti Indonesia.
Produksi kopi asal Indonesia merupakan komoditas yang memiliki potensi
besar untuk bersaing di pasar luar negeri terutama di Eropa, Amerika, dan Asia.
Potensi tersebut dapat mendatangkan devisa bagi Indonesia. Berdasarkan hal
tersebut maka perlu dilihat bagaimana potensi dan perkembangan permintaan
ekspor kopi Indonesia ke berbagai negara Eropa, Amerika, dan Asia. Karena
permintaan ekspor kopi Indonesia bisa dipengaruhi oleh banyak faktor, maka
selanjutnya dapat dilihat juga bagaimana pengaruh faktor seperti harga kopi dunia,
kurs, GDP riil, dan harga kopi domestik negara tujuan terhadap ekspor kopi
Indonesia (Komaling, 2013).
Berdasarkan deskripsi kasus di atas, kopi merupakan komoditas unggulan
ekspor yang penting bagi perekonomian nasional. Kopi juga merupakan
komoditas yang memiliki pangsa pasar cukup menggiurkan di pasar internasional.
Hal inilah yang menjadi ketertarikan penulis untuk mengangkatnya menjadi topik
penelitian. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh
GDP riil negara tujuan, nilai tukar, dan harga kopi internasional terhadap volume
ekspor kopi Indonesia.

1
II DATA

Tabel 1 Volume Ekspor Kopi, GDP Riil, Nilai Tukar, dan Harga Kopi Internasional

Negara Volume Ekspor GDP Riil Nilai Tukar Harga Kopi


Tahun
Tujuan Kopi (Ton) (US$) (Rp) Internasional (US$)

2015 Jepang 412401 4,39E+12 1780 1049528

2016 Jepang 353519 4,92E+12 1732 865045

2017 Jepang 295030 4,87E+12 1733 823617

2018 Jepang 303603 4,95E+12 1849 843197

2019 Jepang 255878 5,08E+12 1785 685225

2015 Singapura 92129 3,08E+11 9751 300370

2016 Singapura 70991 3,19E+11 9299 159299

2017 Singapura 71780 3,42E+11 10134 187781

2018 Singapura 78141 3,73E+11 10.603 242393

2019 Singapura 87171 3,72E+11 10321 278037

2015 Malaysia 383475 3,01E+11 3210 672027

2016 Malaysia 390490 3,01E+11 2996 673524

2017 Malaysia 413941 3,19E+11 3335 820544

2018 Malaysia 373198 3,59E+11 3493 664668

2019 Malaysia 346622 3,65E+11 3397 56136

2015 India 193030 2,10E+12 21040 319143

2016 India 115740 2,29E+12 19765 179585

2017 India 82910 2,65E+12 21105 157861

2
Negara Volume Ekspor GDP Riil Nilai Tukar Harga Kopi
Tahun
Tujuan Kopi (Ton) (US$) (Rp) Internasional (US$)

2018 India 22366 2,71E+12 20751 40966

2019 India 125785 2,87E+12 19768 155181

2015 Mesir 208542 3,29E+11 173714 395376

2016 Mesir 211427 3,32E+11 73144 411712

2017 Mesir 240396 2,36E+11 75818 527962

2018 Mesir 293078 2,50E+11 81379 569532

2019 Mesir 342850 3,03E+11 86687 590420

Amerika
2015 654813 1,82E+13 13795 2810791
Serikat

Amerika
2016 673092 1,87E+13 13436 2698956
Serikat

Amerika
2017 632376 1,95E+13 13548 2563514
Serikat

Amerika
2018 520835 2,06E+13 14481 2540307
Serikat

Amerika
2019 586662 2,14E+13 13901 2538301
Serikat

2015 Inggris 210526 2,93E+12 20451 457288

2016 Inggris 183558 2,69E+12 16508 405461

2017 Inggris 219375 2,67E+12 18218 518193

2018 Inggris 75551 2,86E+12 18373 243623

2019 Inggris 1892355 2,83E+12 18250 382293

2015 Jerman 4766242 3,36E+12 15070 884130

2016 Jerman 426283 3,47E+12 14162 901851

3
Negara Volume Ekspor GDP Riil Nilai Tukar Harga Kopi
Tahun
Tujuan Kopi (Ton) (US$) (Rp) Internasional (US$)

2017 Jerman 447396 3,68E+12 16174 1039925

2018 Jerman 130826 3,96E+12 16560 428595

2019 Jerman 184514 3,86E+12 15589 449049

2015 Italia 430483 1,84E+12 15070 840054

2016 Italia 358046 1,88E+12 14162 663545

2017 Italia 381029 1,96E+12 16174 796673

2018 Italia 279295 2,09E+12 16560 540490

2019 Italia 354522 2,00E+12 15589 603547

2015 Belgia 55418 4,62E+11 15070 156734

2016 Belgia 121527 4,76E+11 14162 288219

2017 Belgia 131562 5,03E+11 16174 315380

2018 Belgia 62070 5,44E+11 16560 237296

2019 Belgia 162596 5,33E+11 15589 447587

2015 Belanda 34421 7,65E+11 15070 102623

2016 Belanda 63987 7,84E+11 14162 162165

2017 Belanda 29150 5,33E+11 16174 92362

2018 Belanda 16315 9,14E+11 16560 67669

2019 Belanda 16042 9,07E+11 15589 67751

2015 Perancis 130178 2,44E+12 15070 237416

2016 Perancis 76576 2,47E+12 14162 144926

2017 Perancis 24157 2,60E+12 16174 56791

4
Negara Volume Ekspor GDP Riil Nilai Tukar Harga Kopi
Tahun
Tujuan Kopi (Ton) (US$) (Rp) Internasional (US$)

2018 Perancis 2658 2,79E+12 16560 13415

2019 Perancis 29453 2,72E+12 15589 58486

2015 Lainnya 1304986 1,82E+13 13795 2928838

2015 Lainnya 1304986 1,82E+13 13795 2928838

2016 Lainnya 765009 1,87E+13 13436 1886437

2017 Lainnya 1242213 1,95E+13 13548 2960470

2018 Lainnya 336500 2,06E+13 14481 1114024

2019 Lainnya 596892 2,14E+13 13901 1446689

Sumber: Alamsyah 2021, diolah

Data di atas merupakan data volume ekspor kopi, GDP Riil, nilai tukar,
dan harga kopi internasional. Data tersebut digunakan agar dapat melakukan
analisis pengaruh GDP Riil, nilai tukar, dan harga kopi internasional terhadap
volume ekspor kopi Indonesia. Penelitian ini menggunakan data panel. Data ini
merupakan data sekunder yang diperoleh dari hasil penelitian Angfal (2021) dan
diolah kembali. Data panel yaitu gabungan dari data time series dan cross section.
Data cross section adalah data yang didapat dengan mengamati banyak subyek
dalam satu waktu yang sama (Alamsyah, et al 2022). Sedangkan, data time series
merupakan data yang diperoleh dari amatan satu objek dari beberapa periode
waktu. Data time series pada penelitian ini yaitu tahun 2015-2019. Kemudian data
cross section yaitu data beberapa negara tujuan ekspor kopi Indonesia, yaitu
Jepang, Singapura, Malaysia, India, Mesir, Amerika Serikat, Inggris, Jerman,
Italia, Belgia, Belanda, Perancis, dan Negara Lainnya. Regresi data panel adalah
regresi yang digunakan pada data panel. Terdapat beberapa metode yang biasa
digunakan dalam mengestimasi model regresi dengan data panel, diantaranya
pooling least square (common effect), efek tetap (fixed effect) dan efek random
(random effect).

5
III ANALISIS DATA

3.1 Analisis Statistika Deskriptif

Analisis statistik deskriptif digunakan untuk menganalisis data dalam


bentuk deskripsi sesuai dengan hasil yang diperoleh tanpa ada maksud
membuat kesimpulan (Sugiyono 2014 dalam Erlistiani et al., 2020 ) sedangkan,
menurut Ghozali (2018) analisis statistik deskriptif memberikan gambaran atau
deskriptif suatu data yang dilihat dari nilai rata-rata (mean), varian, maksimum,
minimum, sum, average, range, kurtosis dan skewness. Hasil analisis statistik
deskriptif juga menunjukkan hasil standar deviasi atau simpangan baku. Standar
deviasi merupakan ukuran penyebaran yang paling baik, karena menggambarkan
besarnya penyebaran tiap-tiap unit observasi (Ghozali, 2016). Jika standar deviasi
lebih kecil dari mean berarti data terdistribusi secara normal sehingga
penyimpangan data yang terjadi rendah.
Pada penelitian ini variabel yang diteliti yaitu volume ekspor (ton), GDP
Riil (US$), nilai tukar (rupiah) dan harga kopi internasional (US$) dan didapatkan
hasil sebagai berikut.

Gambar 1 Hasil Analisis Statistika Deskriptif

Terdapat 65 sampel data yang didapatkan dari 13 negara tujuan ekspor


yang masing-masing setiap negaranya memiliki data volume ekspor, gdp riil, nilai
tukar dan harga internasioal dari tahun 2015 hingga 2019. Berdasarkan hasil uji
statistik deskriptif di atas, dapat kita gambarkan distribusi data yang didapatkan
oleh peneliti adalah:

1. Nilai volume ekspor minimum sebesar 2.658 ton sedangkan, nilai volume
ekspor maksimum sebesar 4.766.242 ton. Nilai GDP riil minimum sebesar
236.000.000.000 US$ sedangkan, nilai GDP riil maksimum sebesar
21.433.200.000.000 US$. Nilai tukar minimum sebesar 1.732 rupiah
sedangkan, nilai tukar maksimum sebesar 173.714 rupiah. Nilai harga
internasional kopi minimum sebesar 113.415 US$ sedangkan, nilai harga
internasional kopi maksimum sebesar 2.960.470 US$

6
2. Nilai rata-rata volume ekspor sebesar 374.984,3 ton. Nilai rata-rata GDP
riil sebesar 4.620.000.000.000 US$. Nilai tukar rata-rata sebesar 19.792,09
Rupiah. Nilai harga internasional kopi rata-rata sebesar 7.193.399,9
US$/ton.

3.2 Estimasi Model Data Panel

3.2.1 Set dan Keseimbangan Data

Gambar 2 Set dan Keseimbangan Data

Berdasarkan kelengkapan data, terdapat dua jenis data panel yaitu


balanced panel dan unbalanced panel. Jika data memiliki jumlah pengamatan
yang sama untuk semua kelompok maka data panel disebut data seimbang
sedangkan jika data memiliki nilai yang hilang pada beberapa pengamatan waktu
untuk beberapa kelompok maka data panel disebut data yang tidak seimbang.
Output yang diperoleh dari data diatas menunjukkan bahwa data panel yang
dimiliki merupakan balanced panel atau data panel seimbang.

3.2.2 Estimasi Model PLS


Model yang akan diestimasi adalah lvolekspor = a0 + a1 lgdpriil+ a2 lnilai
tukar + a3 lharga + ei. Seluruh variabel bebas ditransformasikan menjadi variabel
logaritma natural. Transformasi variabel kedalam logaritma natural dilakukan agar
distribusi data menyebar normal. Hasil regresi common effect dapat dilakukan
dengan mengetik “regress, lvolekspor lgdpriil lnilaitukar lharga” seperti berikut

Gambar 3 Estimasi Model PLS

7
3.2.3 Estimasi Model FEM
Tahap selanjutnya adalah mengestimasi model FEM. Hasil estimasi model
FEM sekaligus menunjukkan hasil Uji Chow dalam menentukan pemilihan model
regresi terbaik untuk data panel antara model PLS dan FEM. Dibawah ini adalah
output estimasi model FEM yang sekaligus menunjukkan hasil Uji Chow.

Gambar 4 Estimasi Model FEM

Uji Chow
Hipotesis dalam Uji Chow adalah sebagai berikut:
H0 : Memilih model Common Effect
H1 : Memilih model Fixed Effect
Penentuan model terbaik dengan melihat nilai probabilitas pada hasil regresi,
Sehingga, ketika nilai p-value lebih kecil dari alfa (5%) maka H0 ditolak.
Sebaliknya, ketika nilai p-value lebih besar dari alfa (5%) maka H0 diterima. Uji
Chow (F-statistik) dapat dilakukan dengan mengetik “xtreg lvoleskpor lgdprill
lnilaitukar lharga, fe”. Berdasarkan output estimasi model FEM yang sekaligus
menunjukkan Uji Chow diatas,diketahui bahwa nilai Prob > F sebesar 0.0000
lebih kecil dari taraf alfa 5%. Maka tolak H0 sehingga dapat disimpulkan model
FEM lebih baik dibandingkan model PLS.

3.2.4 Estimasi Model REM


Tahap selanjutnya adalah mengestimasi model REM. Estimasi model
random effect model (REM) dapat dilakukan dengan command: “xtreg lvolekspor
lgdpriil lnilaitukar lharga, re”.

8
Gambar 5 Estimasi Model REM

Uji Hausman
Setelah mengestimasi model REM perlu dilakukan Uji Hausman. Uji Hausman
digunakan untuk memilih model estimasi antara Fixed Effect atau Random Effect,
dengan hipotesis penelitian sebagai berikut:
H0 : Memilih model Random Effect
H1 : Memilih model Fixed Effect
Penentuan model terbaik dengan melihat nilai probabilitas pada hasil regresi.
Sehingga, ketika nilai p-value lebih kecil dari alfa (5%) maka H0 ditolak.
Sebaliknya, ketika nilai p-value lebih besar dari alfa (5%) maka H0 diterima. Uji
Hausman dapat dilakukan dengan cara mengetik “hausman fem rem” pada
command. Hasil Uji Hausman adalah sebagai berikut.

Gambar 6 Hasil Uji Hausman

9
Dari output diketahui nilai prob (0.80) > alfa 5%, maka dapat disimpulkan untuk
menerima hipotesis nol artinya memilih model Random Effect. Hasil Estimasi
Berdasarkan hasil uji chow dan uji hausman menyimpulkan bahwa model terbaik
untuk menentukan model regresi yakni model Random Effect.

3.3 Uji Asumsi Klasik

A. Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan dengan tujuan untuk menilai apakah sebaran data
pada sebuah kelompok data atau variabel menyebar normal atau tidak. Model
persamaan yang baik adalah yang datanya menyebar secara normal atau
memenuhi asumsi normalitas. Uji normalitas pada analisis ini dilakukan dengan
menggunakan uji grafik dan Skewness/Kurtosis Test for Normality.

● Uji Grafik

Gambar 7 Hasil Uji Grafik Normalitas


Uji grafik dilakukan untuk melihat secara visual persebaran data. Berdasarkan
hasil uji grafik pada stata, dapat dilihat bahwa sebaran data pada grafik cenderung
mengikuti garis lurus. Hal ini menunjukkan bahwa data menyebar normal
sehingga memenuhi asumsi normalitas.

● Uji Skewness/Kurtosis
Pengujian ini melihat Skewness yaitu kemiringan/asimetris distribusi data
dan Kurtosis yaitu bentuk dari sebaran data yang kemudian keduanya
digabungkan menjadi satu test dengan hipotesis yaitu H0: Data terdistribusi
normal. Jika nilai Prob>chi2 lebih besar dari alfa 5% maka terima H0. Uji
normalitas secara statistik ini memberikan hasil yang lebih objektif dibandingkan
uji grafik yang dilihat berdasarkan visual. Untuk mendapatkan hasil uji
Skewnes/Kurtosis dapat dilakukan dengan mengetik “sktest res”.

10
Gambar 8 Hasil Uji Skewness/Kurtosis Test For Normality

Berdasarkan hasil uji Skewness/Kurtosis, dapat diketahui bahwa nilai


Prob>chi2 lebih besar dari alfa 5% yaitu sebesar 0,0924. Dapat disimpulkan
bahwa data menyebar normal
B. Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas dilakukan untuk melihat apakah terdapat hubungan
atau korelasi yang kuat antar variabel independen yang digunakan dalam
penelitian. Model yang baik adalah model yang korelasi antar variabel
independennya rendah. Pengujian multikolinearitas pada penelitian ini
menggunakan nilai Variance Inflation Factor (VIF). Untuk mendapatkan hasil uji
VIF dapat dilakukan dengan mengetik “vif”.

Gambar 9 Hasil Uji Nilai VIF

Berdasarkan hasil uji nilai VIF, dapat dilihat bahwa setiap variabel
independen memiliki nilai VIF kurang dari 10 masing-masing sebesar 1,35 untuk
variabel GDP riil dan harga kopi internasional serta 1,03 untuk variabel nilai
tukar. Hal ini menunjukkan bahwa model tidak mengandung asumsi
multikolinearitas yang kuat.
C. Heteroskedastisitas dan Autokorelasi Dengan Asumsi Gauss-Markov
Pada bagian ini, pelanggaran heteroskedastisitas dan autokorelasi
menggunakan asumsi Gauss-Markov yaitu robust standard error. Model yang
diestimasi dapat secara otomatis terbesar dari heteroskedastisitas dan autokorelasi
dengan langsung menggunakan robust standard error saat memberikan perintah
pembentukan model persamaannya di aplikasi stata. Berdasarkan estimasi model
data panel yang telah dilakukan pada sub bab sebelumnya, didapatkan model
terbaik adalah Random Effect Model (REM). Untuk membebaskan model dari
pelanggaran heteroskedastisitas dan autokorelasi secara otomatis, maka model

11
REM ini di recall dengan menuliskan perintah regresi model REM dengan
menambahkan robust di akhir perintahnya sebagai bentuk penggunaan robust
standard error. Kemudian dapat dilihat perbandingan sebelum dan sesudah model
di robust pada gambar berikut. Untuk mendapatkan hasil uji Asumsi
Gauss-Markov dapat dilakukan dengan mengetik “xtreg lvolekspor lgdpriil
lnilaitukar lharga, re”.

Gambar 10 Model REM Sebelum Robust

Gambar 11 Model REM Setelah Robust

12
Dapat dilihat pada gambar, telah terjadi penyesuaian pada standard error
dimana yang digunakan saat ini adalah robust standard error yang memberikan
keputusan yang lebih baik. Nilai t hitung dan p-value akan mengalami
penyesuaian. Model sudah terbebas dari masalah heteroskedastisitas dan
autokorelasi. Dapat diperhatikan bahwa baik sebelum dan setelah standard error
dikoreksi, variabel independen yang signifikan hanya harga kopi internasional.

3.4 Uji Kesesuaian Model

A. Koefisien Determinasi
Berdasarkan output model REM yang telah dikoreksi standard error-nya
menggunakan robust, dapat diketahui bahwa nilai R square adalah sebesar 0,7589.
Nilai ini mengindikasikan bahwa sebanyak 75,89% keragaman variabel dependen
(volume ekspor kopi Indonesia) dapat dijelaskan oleh keragaman variabel
independen (GDP riil, harga kopi internasional, dan nilai tukar rupiah).
Sedangkan sisanya, sekitar 33,11% dijelaskan oleh variabel independen lain
diluar model.
B. Uji F
Berdasarkan output model REM dapat dilihat bahwa nilai Prob>chi2
adalah 0,0000. Hal ini berarti bahwa variabel independen pada model secara
bersama-sama berpengaruh terhadap volume ekspor kopi Indonesia.
C. Uji T
Berdasarkan output model REM, dapat dilihat diantara tiga variabel
independen pada model, hanya variabel harga kopi internasional yang secara
parsial signifikan memengaruhi volume ekspor kopi Indonesia. Hal ini dilihat
berdasarkan nilai P>|z| pada variabel tersebut yaitu sebesar 0,0000 yang lebih
kecil dari taraf nyata yang digunakan yaitu 5%.

13
IV INTERPRETASI HASIL

4.1 Interpretasi Analisis Deskriptif & Model Regresi Berganda

Berdasarkan hasil analisis statistika deskriptif, didapatkan nilai rata-rata


volume ekspor kopi Indonesia pada tahun 2015-2019 dengan tujuan 13 negara
ekspor sebesar 374984,3 ton. Berdasarkan hasil uji koefisien determinasi pada
gambar 11 dimana nilai R² sebesar 0,7589 menunjukkan besarnya pengaruh
variabel independen (GDP riil, nilai tukar, dan harga kopi Internasional) terhadap
variabel dependen (volume ekspor). Besaran koefisien determinasi ini sudah
tergolong cukup baik karena bernilai diatas 0,5. Model data panel yang dihasilkan
dalam penelitian ini yaitu:

Y = 1,981547 - a1 0,067451** - a2 0,0383177** + a3 0,9614646* + ei

Dimana:
Y : Volume Ekspor Kopi
a1 : Ln GDP Riil
a2 : Ln Nilai Tukar
a3 : Ln Harga Internasional Kopi
ei : Error
* : Berpengaruh nyata pada α = 5%
** : Tidak berpengaruh nyata pada α = 5%

Dari model regresi data panel dapat diinterpretasikan bahwa apabila jumlah GDP
riil, nilai tukar, dan harga kopi Internasional konstan atau tidak memiliki
perubahan nilai selama periode, maka nilai volume ekspor kopi akan bernilai
sebesar 1.981547 ton.

4.2 Pengaruh GDP riil terhadap Volume Ekspor

Variabel GDP Riil berpengaruh negatif terhadap volume ekspor karena


menunjukkan hasil koefisien yang bernilai minus. Koefisien GDP Riil sebesar -
0,0674751 menunjukkan jika GDP riil mengalami peningkatan sebesar 1 satuan,
maka volume ekspor akan menurun sebesar 0,0674751. Namun, berdasarkan
hasil uji t pada gambar 11, variabel GDP Riil memiliki nilai p value sebesar
0,299. Nilai tersebut lebih besar dari taraf nyata (5%) yang menunjukkan bahwa
variabel GDP riil tidak berpengaruh signifikan terhadap volume ekspor kopi.

4.3 Pengaruh Nilai Tukar terhadap Volume Ekspor

Variabel nilai tukar berpengaruh negatif terhadap volume ekspor karena


menunjukkan hasil koefisien yang bernilai minus. Koefisien nilai tukar sebesar -
0,0383177 menunjukkan jika nilai tukar mengalami peningkatan sebesar 1
satuan, maka volume ekspor akan menurun sebesar 0,0383177 ton. Namun,
berdasarkan hasil uji t pada gambar 11, variabel nilai tukar memiliki nilai p value

14
sebesar 0,707. Nilai tersebut lebih besar dari taraf nyata (5%) yang menunjukkan
bahwa variabel nilai tukar tidak berpengaruh signifikan terhadap volume ekspor
kopi.

4.4 Pengaruh Harga Internasional Kopi terhadap Volume Ekspor

Variabel harga internasional kopi berpengaruh positif terhadap volume


ekspor karena menunjukkan hasil nilai koefisien yang bernilai positif. Nilai
koefisien harga internasional kopi sebesar 0,9614646 menunjukkan jika nilai
tukar mengalami peningkatan sebesar 1 satuan, maka volume ekspor akan
meningkat sebesar 0,9614646 ton. Hasil ini sejalan dengan hasil uji t pada
gambar 11, variabel harga internasional kopi memiliki nilai p value sebesar 0,000.
Nilai tersebut lebih kecil dari taraf nyata (5%) yang menunjukkan bahwa variabel
harga internasional kopi berpengaruh signifikan terhadap volume ekspor kopi.

15
V SIMPULAN DAN SARAN

5. 1 Simpulan

Berdasarkan hasil dan pembahasan, maka diperoleh kesimpulan sebagai


berikut:
1. Berdasarkan hasil uji chow dan uji hausman dapat disimpulkan bahwa
model terbaik untuk menentukan model regresi yakni model Random
Effect.
2. Berdasarkan hasil uji diketahui bahwa dari ketiga variabel independen,
yaitu variabel Gross Domestik Product (GDP), variabel nilai tukar/kurs,
dan variabel harga kopi Internasional, menunjukkan bahwa hanya variabel
harga kopi yang berpengaruh positif dan signifikan. Sedangkan dua
variabel lainnya, berpengaruh negatif dan tidak signifikan pada taraf nyata
5%.

5.2 Saran

Berdasarkan simpulan dari hasil dan pembahasan. maka saran yang dapat
diberikan:
Pemerintah diharapkan dapat memerhatikan faktor-faktor yang dapat
memengaruhi permintaan ekspor kopi Indonesia seperti hasil dalam penelitian ini
adalah harga kopi internasional. Harga Kopi Internasional merupakan salah satu
komponen yang diperhatikan oleh importir. Apabila harga kopi internasional
tinggi, maka importir akan mengurangi volume impor kopi Indonesia dan
berpengaruh terhadap devisa negara. Sehingga, harga kopi internasional harus
tetap stabil.

16
DAFTAR PUSTAKA

Alamsyah IF, Esra R, Awalia S, Nohe DA. 2020. Analisis Regresi Data Panel
Untuk Mengetahui Faktor yang Mempengaruhi Jumlah Penduduk Miskin
di Kalimantan Timur. Ideas Publ. 2:1–95.
Angfal BA. 2021. Analisis Determinan Ekspor Kopi Indonesia. [skripsi].
Yogyakarta: Universitas Islam Indonesia.
Batubara, M.H, dan Saskara, I.A Nyoman. 2015. Analisis Hubungan Ekspor,
Import, PDB, dan Utang Luar Negeri Indonesia Periode 1970-2013.
Jurnal Ekonomi Kuantitatif Terapan, Vol 8 No. 1, hal : 46-55.
Erlistiani, M, et al. 2020 Penerapan Model Pembelajaran SSCS (Search, Solve,
Create and Share) Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Siswa. Jurnal
Pendidikan Guru Sekolah Dasar. 13(2): 164
Ghozali, I. (2018). Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program IBM SPSS 25.
Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Ghozali, I. (2016) Aplikasi Analisis Multivariete Dengan Program IBM SPSS 23.
Edisi 8. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Komaling, R. J. (2013). "Analisis Determinan Ekspor Kopi Indonesia ke
Jerman"Jurnal EMBA Vol.1 No.4 , 2025-2035

17

Anda mungkin juga menyukai