Anda di halaman 1dari 130

OUTLOOK

ISSNKOPI
1907-1507 2017

OUTLOOK KOPI

Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian


Sekretariat Jenderal - Kementerian Pertanian
2017

Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian i


2017 OUTLOOK KOPI

ii Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian


OUTLOOK KOPI 2017

OUTLOOK KOPI

ISSN : 1907-1507

Ukuran Buku : 10,12 inci x 7,17 inci (B5)


Jumlah Halaman : 106halaman

Penasehat :
Dr.Ir. Suwandi, MSi.

Penyunting :
Dr. Anna Astrid Susanti, MSi.
Drh. Akbar, MP.

Naskah :
Ir. Takariyana Heni Astuti, MM.

Design Sampul :
Victor Saulus Bonavia

Diterbitkan oleh :
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
Sekretariat Jenderal - Kementerian Pertanian
2017

Boleh dikutip dengan menyebut sumbernya

Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian iii


2017 OUTLOOK KOPI

iv Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian


OUTLOOK KOPI 2017

KATA PENGANTAR

Guna mengemban visi dan misi, Pusat Data dan Sistem Informasi
Pertanian mempublikasikan data sektor pertanian serta hasil analisis datanya.
Salah satu hasil analisis yang telah dipublikasikan secara reguler adalah Outlook
Komoditi Perkebunan.

Publikasi Outlook Kopi Tahun 2017 menyajikan keragaan data series


komoditi kopi secara nasional dan internasional selama 3 dekade (1980-2016)
serta dilengkapi dengan hasil analisis proyeksi penawaran dan permintaan
domestik dari tahun 2017 sampai dengan tahun 2021.

Publikasi ini disajikan tidak hanya dalam bentuk hard copy namun dapat
dengan mudah diperoleh atau diakses melalui portal e-Publikasi Kementerian
Pertanian di alamat http://epublikasi.setjen.pertanian.go.id/.
Dengan diterbitkannya publikasi ini diharapkan para pembaca dapat
memperoleh gambaran tentang keragaan dan proyeksi komoditi kopi secara lebih
lengkap dan menyeluruh.

Kepada semua pihak yang telah terlibat dalam penyusunan publikasi ini,
penulis ucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya. Kritik dan
saran dari segenap pembaca sangat diharapkan guna dijadikan dasar
penyempurnaan dan perbaikan untuk penerbitan publikasi berikutnya.

Jakarta, Desember 2017


Kepala Pusat Data dan
Sistem Informasi Pertanian,

Dr. Ir. Suwandi, MSi.


NIP.19670323.199203.1.003

Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian v


2017 OUTLOOK KOPI

vi Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian


OUTLOOK KOPI 2017

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ............................................................................ v


DAFTAR ISI ....................................................................................vii
DAFTAR TABEL ............................................................................... ix
DAFTAR GAMBAR ............................................................................ xi
DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................... xv
RINGKASAN EKSEKUTIF .................................................................... xix
BAB I. PENDAHULUAN ...................................................................... 1
1.1. LATAR BELAKANG ............................................................. 1
1.2. TUJUAN ........................................................................ 2
1.3. RUANG LINGKUP .............................................................. 2
BAB II. METODOLOGI......................................................................... 5
2.1. SUMBER DATA DAN INFORMASI.............................................. 5
2.2. METODE ANALISIS ............................................................. 6
BAB III. KERAGAAN KOPI NASIONAL ..................................................... 11
3.1. PERKEMBANGAN LUAS AREAL, PRODUKSI DAN PRODUKTIVITAS
KOPI DI INDONESIA........................................................... 11
3.1.1. Perkembangan Luas Areal Kopi di Indonesia .................. 11
3.1.2. Perkembangan Produksi Kopi di Indonesia ..................... 14
3.1.3. Perkembangan Produktivitas Kopi di Indonesia ............... 17
3.1.4. Sentra Produksi Kopi di Indonesia ............................... 19
3.2. PERKEMBANGAN HARGA KOPI DI INDONESIA ............................ 32
3.3. PERKEMBANGAN KONSUMSI KOPI DI INDONESIA ......................... 33
3.4. PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR KOPI INDONESIA ................ 33
3.4.1. Perkembangan Volume Ekspor Kopi Indonesia................. 33
3.4.2. Perkembangan Volume Impor Kopi Indonesia.................. 35
3.4.3. Neraca Perdagangan Kopi Indonesia ............................ 35
3.4.4. Negara Tujuan Ekspor Kopi Indonesia Tahun 2016 ............ 37
3.4.5. Negara Asal Impor Kopi Indonesia Tahun 2016 ................ 38

Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian vii


2017 OUTLOOK KOPI

3.5. RATA-RATA NILAI PRODUKSI DAN PENGELUARAN DARI USAHA KOPI


TAHUN 2014 ................................................................. 39
BAB IV.KERAGAAN KOPI ASEAN DAN DUNIA ............................................ 41
4.1. PERKEMBANGAN LUAS TANAMAN MENGHASILKAN, PRODUKSI DAN
PRODUKTIVITAS KOPIASEAN DAN DUNIA ................................. 41
4.1.1. Perkembangan Luas Tanaman Menghasilkan Kopi di
Negara-negara ASEAN ............................................. 41
4.1.2. Perkembangan Produksi Kopi di Negara-negara ASEAN ...... 43
4.1.3. Perkembangan Produktivitas Kopi di Negara-negara ASEAN 44
4.1.4. Perkembangan Luas Tanaman Menghasilkan Kopi Dunia ..... 46
4.1.5. Perkembangan Produksi Kopi Dunia ............................. 48
4.1.6. Perkembangan Produktivitas Kopi Dunia ....................... 50
4.2. PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR KOPIASEAN DAN DUNIA ........ 51
4.2.1. Perkembangan Volume Ekspor dan Impor Kopi ASEAN ....... 51
4.2.2. Perkembangan Nilai Ekspor dan Impor Kopi ASEAN ........... 54
4.2.3. Perkembangan Volume Ekspor dan Impor Kopi Dunia ........ 55
4.2.4. Perkembangan Nilai Ekspor dan Impor Kopi Dunia ............ 58
4.3. PERKEMBANGAN KETERSEDIAAN KOPI ASEAN DAN DUNIA ............. 59
4.3.1. Perkembangan Ketersediaan Kopi ASEAN ...................... 59
4.3.2. Perkembangan Ketersediaan Kopi Dunia ....................... 60
BAB V. ANALISIS PRODUKSI DAN KONSUMSI KOPI .................................... 63
5.1. PROYEKSI PRODUKSI KOPI DI INDONESIA TAHUN 2015-2019 .......... 63
5.2. PROYEKSI KONSUMSI KOPI DI INDONESIA TAHUN 2015-2019 .......... 64
5.3. PROYEKSI SURPLUS/DEFISIT KOPI DI INDONESIA TAHUN 2015-2019 . 66
5.4. PROYEKSI KETERSEDIAAN KOPI DI ASEAN TAHUN 2015-2019.......... 67
5.5. PROYEKSI KETERSEDIAAN KOPI DI DUNIA TAHUN 2015-2019 .......... 68
BAB VI.KESIMPULAN........................................................................ 71
6.1. KESIMPULAN .................................................................. 71
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................... 73
LAMPIRAN-LAMPIRAN ...................................................................... 75

viii Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian


OUTLOOK KOPI 2017

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1. Sumber Data dan Informasi yang Digunakan ............................. 5


Tabel 5.1. Hasil Proyeksi Produksi Kopi di Indonesia, Tahun 2017-2021 ........ 63
Tabel 5.2. Hasil Proyeksi Volume Ekspor Impor Kopi Indonesia, Tahun
2017-2021 ..................................................................... 65
Tabel 5.2a. Hasil Proyeksi Konsumsi Kopi di Indonesia, Tahun 2017-2021 ....... 66
Tabel 5.3. Proyeksi Surplus Kopi di Indonesia, Tahun 2017-2021 ................. 67
Tabel 5.4. Hasil Proyeksi Ketersediaan Kopi di ASEAN, Tahun 2017-2021....... 68
Tabel 5.5. Hasil Proyeksi Ketersediaan Kopi di Dunia, Tahun 2016-2020 ....... 69

Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian ix


2017 OUTLOOK KOPI

x Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian


OUTLOOK KOPI 2017

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 3.1. Perkembangan Luas Areal Kopi Indonesia Menurut Status


Pengusahaan di Indonesia, Tahun 1980-2017 ......................... 12
Gambar 3.2. Perkembangan Luas Areal Kopi Menurut Jenis Kopi Yang
Diusahakan, Tahun 2001-2017 .......................................... 14
Gambar 3.3. Perkembangan Produksi Kopi Menurut Status Pengusahaan,
Tahun 1980-2017 .......................................................... 15
Gambar 3.4. Perkembangan Produksi Kopi Menurut Jenis Kopi Yang
Diusahakan, Tahun 2001-2017 .......................................... 16
Gambar 3.5. Perkembangan Produktivitas Kopi Menurut Status
Pengusahaan, Tahun 1984-2017 ........................................ 18
Gambar 3.5a. Perkembangan Produktivitas Kopi Menurut Jenis, Tahun
1984-2017................................................................... 18
Gambar 3.6. Provinsi Sentra Produksi Kopi Perkebunan Rakyat di
Indonesia, Rata-rata Tahun 2013-2017 ................................ 20
Gambar 3.7. Provinsi Sentra Produksi Kopi Robusta Perkebunan Rakyat di
Indonesia, Rata-rata Tahun 2013-2017 ................................ 21
Gambar 3.8. Kabupaten Sentra Produksi Kopi Robusta Perkebunan Rakyat
di Provinsi Sumatera Selatan,Tahun 2015............................. 22
Gambar 3.9. Kabupaten Sentra Produksi Kopi Robusta Perkebunan Rakyat
di ProvinsiLampung, Tahun 2015 ....................................... 23
Gambar 3.10. Kabupaten Sentra Produksi Kopi Robusta Perkebunan Rakyat
di Provinsi Bengkulu, Tahun 2015 ...................................... 24
Gambar 3.11. Kabupaten Sentra Produksi Kopi Robusta Perkebunan Rakyat
di Provinsi Jawa Timur, Tahun 2015 ................................... 25
Gambar 3.12. Kabupaten Sentra Produksi Kopi Robusta Perkebunan Rakyat
di Provinsi Sumatera Barat, Tahun 2015 .............................. 26
Gambar 3.13. Provinsi Sentra Produksi Kopi Arabika Perkebunan Rakyat di
Indonesia, Rata-rata Tahun 2013-2017 ................................ 27

Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian xi


2017 OUTLOOK KOPI

Gambar 3.14. Kabupaten Sentra Produksi Kopi Arabika Perkebunan Rakyat


di Provinsi Sumatera Utara, Tahun 2015 .............................. 28
Gambar 3.15. Kabupaten Sentra Produksi Kopi Arabika Perkebunan Rakyat
di Provinsi Aceh, Tahun 2015............................................ 28
Gambar 3.16. Kabupaten Sentra Produksi Kopi Arabika Perkebunan Rakyat
di Provinsi Sulawesi Selatan, Tahun 2015 ............................. 29
Gambar 3.17. Kabupaten Sentra Produksi Kopi Arabika Perkebunan Rakyat
di Provinsi Sumatera Barat, Tahun 2015 .............................. 30
Gambar 3.18. Kabupaten Sentra Produksi Kopi Arabika Perkebunan Rakyat
di Provinsi Nusa Tenggara Timur, Tahun 2015 ....................... 31
Gambar 3.19. Perkembangan Harga Kopi di Pasar Dalam Negeri,
Tahun 2008-2016 .......................................................... 32
Gambar 3.20. Perkembangan Konsumsi Kopi Per Kapita Per Tahun,
Tahun 2002-2016 .......................................................... 33
Gambar 3.21. Perkembangan Volume Ekspor Kopi Indonesia,
Tahun 1980-2016 .......................................................... 34
Gambar 3.22. Perkembangan Volume Impor Kopi Indonesia,
Tahun 1980-2016 .......................................................... 35
Gambar 3.23. Perkembangan Nilai Ekspor dan Nilai Impor Perdagangan
Kopi Indonesia, Tahun 1980-2016 ...................................... 36
Gambar 3.24. Negara Tujuan Ekspor Kopi Indonesia Tahun 2016 .................. 37
Gambar 3.25. Asal Impor Kopi Indonesia Tahun 2016 ................................ 38
Gambar 3.26. Persentase Biaya Terhadap Produksi Kopi per 100 Pohon
Tahun 2014 ................................................................. 39
Gambar 3.27. Persentase Biaya Terhadap Jumlah Pengeluaran Kopi per 100
Pohon Tahun 2014 ......................................................... 40
Gambar 4.1. Perkembangan Luas Tanaman Menghasilkan Kopi di Kawasan
ASEAN, Tahun 1980-2014................................................. 42
Gambar 4.2. Sentra Luas Tanaman Menghasilkan Kopi Negara-negara
ASEAN, Rata-rata Tahun 2009-2014 .................................... 42
Gambar 4.3. Perkembangan Produksi Kopi di Kawasan ASEAN,
Tahun 1980-2014 .......................................................... 43

xii Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian


OUTLOOK KOPI 2017

Gambar 4.4. Sentra Produksi Kopi Negara-negara ASEAN,


Rata-rata Tahun 2011-2014.............................................. 44
Gambar 4.5. Perkembangan Produktivitas Kopi di Kawasan ASEAN,
Tahun 1980-2014 .......................................................... 45
Gambar 4.6. Produktivitas Kopi Negara-negara ASEAN,
Rata-rata Tahun 2009-2014.............................................. 46
Gambar 4.7. Perkembangan Luas Tanaman Menghasilkan Kopi Dunia,
Tahun 1980-2014 .......................................................... 47
Gambar 4.8. Sentra Luas Tanaman Menghasilkan Kopi Dunia, Rata-rata
Tahun 2009-2014 .......................................................... 48
Gambar 4.9. Perkembangan Produksi Kopi Dunia, Tahun 1980-2014 ............. 49
Gambar 4.10. Sentra Produksi Kopi Dunia, Rata-rata Tahun 2010-2014 .......... 50

Gambar 4.11. Perkembangan Produktivitas Kopi Dunia, Tahun 1980-2014 ....... 51


Gambar 4.12. Perkembangan Volume Ekspor dan Impor Kopi
di Kawasan ASEAN, Tahun 1980-2016 .................................. 52
Gambar 4.13. Negara-negara Eksportir Kopi Terbesar di Kawasan ASEAN,
Rata-rata Tahun 2012-2016.............................................. 53
Gambar 4.14. Negara-negara Importir Kopi Terbesar di Kawasan ASEAN,
Rata-rata Tahun 2012-2016.............................................. 54
Gambar 4.15. Perkembangan Nilai Ekspor dan Impor Kopi di Kawasan
ASEAN, Tahun 1980-2013 ................................................ 55
Gambar 4.16. Perkembangan Volume Ekspor dan Impor Kopi Dunia,
Tahun 2008-2016 .......................................................... 56
Gambar 4.17. Negara-negara Eksportir Kopi Terbesar Dunia, Rata-rata
Tahun 2011-2015 .......................................................... 57
Gambar 4.18. Negara-negara Importir Kopi Terbesar Dunia, Rata-rata
Tahun 2012-2016 .......................................................... 58
Gambar 4.19. Perkembangan Nilai Ekspor dan Impor Kopi Dunia,
Tahun 1980-2013 .......................................................... 59
Gambar 4.20. Perkembangan Ketersediaan Kopi ASEAN, Tahun 1980-2016 ...... 60
Gambar 4.21. Perkembangan Ketersediaan Kopi Dunia, Tahun 1980-2016 ....... 61

Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian xiii


2017 OUTLOOK KOPI

xiv Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian


OUTLOOK KOPI 2017

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Perkembangan Luas Areal Kopi di Indonesia Menurut Status


Pengusahaan, Tahun 1980-2017. ..................................... 77
Lampiran 2. Perkembangan Luas Areal Kopi di Indonesia Menurut
Pengusahaan dan Jenis Kopi Yang Diusahakan,
Tahun 2001-2016 ........................................................ 78
Lampiran 3. Perkembangan Produksi Kopi di Indonesia Menurut Status
Pengusahaan, Tahun 1980-2016 ...................................... 79
Lampiran 4. Perkembangan Produksi Kopi di Indonesia Menurut
Pengusahaan dan Jenis Kopi Yang Diusahakan,
Tahun 2001-2016 ........................................................ 80
Lampiran 5. Perkembangan Produktivitas Kopi di Indonesia Menurut Status
Pengusahaan, Tahun 2003-2017 ....................................... 81
Lampiran 6. Beberapa Provinsi dengan Produksi Kopi Perkebunan Rakyat
Terbesar di Indonesia, Tahun 2013-2017............................. 82
Lampiran 7. Beberapa Provinsi dengan Produksi Kopi Robusta Perkebunan
Rakyat Terbesar di Indonesia, Tahun 2013-2017 .................... 82
Lampiran 8. Kabupaten Sentra Produksi Kopi Robusta Perkebunan Rakyat
di Sumatera Selatan Tahun 2015 ........................................ 83
Lampiran 9. Kabupaten Sentra Produksi Kopi Robusta Perkebunan Rakyat
di Lampung Tahun 2015................................................. 83
Lampiran 10. Kabupaten Sentra Produksi Kopi Robusta Perkebunan Rakyat
di Bengkulu Tahun 2015 ................................................ 84
Lampiran 11. Kabupaten Sentra Produksi Kopi Robusta Perkebunan Rakyat
di Jawa Timur, 2015 ..................................................... 84
Lampiran 12. Kabupaten Sentra Produksi Kopi Robusta Perkebunan Rakyat
di Sumatera Barat Tahun 2015 ......................................... 85
Lampiran 13. Beberapa Provinsi dengan Produksi Kopi Arabika
Perkebunan Rakyat Terbesar di Indonesia,

Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian xv


2017 OUTLOOK KOPI

Tahun 2013-2017 ........................................................ 85


Lampiran 14. Kabupaten Sentra Produksi Kopi Arabika Perkebunan Rakyat di
Sumatera Utara Tahun 2015 ............................................ 86
Lampiran 15. Kabupaten Sentra Produksi Kopi Arabika Perkebunan Rakyat
di Aceh Tahun 2015 ..................................................... 86
Lampiran 16. Kabupaten Sentra Produksi Kopi Arabika Perkebunan Rakyat di
Sulawesi Selatan Tahun 2015 ........................................... 87
Lampiran 17. Kabupaten Sentra Produksi Kopi Arabika Perkebunan Rakyat di
Sumatera Barat Tahun 2015 ............................................ 87
Lampiran 18. Kabupaten Sentra Produksi Kopi Arabika Perkebunan Rakyat di
Nusa Tenggara Timur Tahun 2015 ..................................... 88
Lampiran 19. Perkembangan Harga Kopi di Pasar Dalam Negeri,
Tahun 2008-2016 ........................................................ 88
Lampiran 20. Perkembangan Konsumsi Kopi di Indonesia,
Tahun 2002-2016 ........................................................ 89
Lampiran 21. Perkembangan Volume, Nilai dan Neraca Ekspor dan Impor
Kopi Indonesia, Tahun 1980-2016 .................................... 90
Lampiran 22. Negara Tujuan Ekspor Kopi Indonesia Tahun 2016 ................ 91
Lampiran 23. Negara Asal Impor Kopi Indonesia Tahun 2016..................... 91
Lampiran 24. Rata-rata Nilai Produksi dan Pengeluaran per 100 Pohon dari
Usaha Perkebunan Tanaman Kopi Tahun 2014 ..................... 92
Lampiran 25a. Perkembangan Luas Tanaman Menghasilkan, dan
Produktivitas Kopi di Negara-negara ASEAN,
Tahun 1980-2014 ........................................................ 93
Lampiran 25b. Perkembangan Produksi Kopi di Negara-negara ASEAN dan
Dunia, Tahun 1980-2016 ............................................... 94
Lampiran 26. Sentra Luas Tanaman Menghasilkan Kopi
Negara-negara ASEAN, Rata-rata Tahun 2010-2014 ............... 95
Lampiran 27. Sentra Produksi Kopi Negara-negara ASEAN,
Rata-rata Tahun 2012-2016 ........................................... 95
Lampiran 28. Negara-negara dengan Produktivitas Kopi Terbesar di
ASEAN, Tahun 2010-2014 .............................................. 96

xvi Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian


OUTLOOK KOPI 2017

Lampiran 29. Perkembangan Luas Tanaman Menghasilkan, dan


Produktivitas Kopi Dunia, Tahun 1980-2014 ........................ 97
Lampiran 30. Negara-negara dengan Luas Tanaman Menghasilkan Kopi
Terbesar di Dunia, Tahun 2010-2014 ................................ 98
Lampiran 31. Negara-negara dengan Produksi Kopi Terbesar di Dunia,
Tahun 2012-2016 ........................................................ 98
Lampiran 32a. Perkembangan Volume Ekspor dan Impor Kopi ASEAN,
Tahun 1980-2016 ........................................................ 99
Lampiran 32b. Perkembangan Nilai Ekspor dan Impor Kopi ASEAN,
Tahun 1980-2013 ...................................................... 100
Lampiran 33. Negara-negara Eksportir Kopi Terbesar di Kawasan ASEAN,
Tahun 2012-2016 ...................................................... 101
Lampiran 34. Negara-negara Importir Kopi Terbesar di Kawasan ASEAN,
Tahun 2012-2016 ...................................................... 101
Lampiran 35a. Perkembangan Volume Ekspor dan Impor Kopi Dunia,
Tahun 1980-2015 ...................................................... 102
Lampiran 35b. Perkembangan Nilai Ekspor dan Impor Kopi Dunia,
Tahun 1980-2013 ...................................................... 103
Lampiran 36. Negara-negara Eksportir Kopi Terbesar di Dunia,
Tahun 2012-2016 ...................................................... 104
Lampiran 37. Negara-negara Importir Kopi Terbesar di Dunia,
Tahun 2012-2016 ...................................................... 104
Lampiran 38. Perkembangan Ketersediaan Kopi di ASEAN,
Tahun 1980-2016 ...................................................... 105
Lampiran 39. Perkembangan Ketersediaan Kopi di Dunia,
Tahun 1980-2016 ...................................................... 106

Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian xvii


2017 OUTLOOK KOPI

xviii Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian


OUTLOOK KOPI 2017

RINGKASAN EKSEKUTIF

Berdasarkan Angka Sementara Statistik Perkebunan Indonesia bersumber


dari Direktorat Jenderal Perkebunan, produksi kopi Indonesia tahun 2016
mencapai 639,30 ribu ton. Produksi ini berasal dari 1,23 juta hektar luas areal
perkebunan kopi dimana 95,37% diusahakan oleh perkebunan milik rakyat (PR)
sementara sisanya diusahakan oleh perkebunan besar milik swasta (PBS) sebesar
2,49% dan perkebunan besar milik negara (PBN) sebesar 2,25%.

Jika dilihat dari jenis kopi yang diusahakan, kopi robusta mendominasi
produksi kopi Indonesia pada tahun 2016. Dari produksi kopi Indonesia sebesar
639,30 ribu ton, sebanyak 81,87% atau 465,61 ribu ton adalah kopi robusta
sementara sisanya sebanyak 18,13% atau 173,69 ribu ton adalah kopi jenis
arabika. Sentra produksi kopi robusta di Indonesia pada tahun 2016 adalah
Provinsi Sumatera Selatan, Lampung, Bengkulu, Jawa Timur, dan Jawa Tengah.
Adapun sentra produksi kopi arabika di tahun yang sama terdapat di Provinsi
Sumatera Utara, Aceh, Sulawesi Selatan, Sumatera Barat, dan Jawa Barat. Harga
kopi tahun 2016 di pasar domestik Indonesia rata-rata adalah Rp.19.813 per kg,
sedangkan tingkat konsumsi kopi per penduduk Indonesia pada tahun 2016
berdasarkan hasil SUSENAS sebesar 0,871 kg/kapita/tahun.

Berdasarkan data USDA, di antara negara-negara kawasan ASEAN,


Indonesia dikenal sebagai produsen dan eksportir kopi terbesar kedua setelah
Vietnam. Namun demikian, Indonesia adalah importir kopi terbesar keempat di
ASEAN setelah Filipina, Malaysia, dan Thailand. Di dunia, Indonesia tercatat
sebagai penghasil kopi terbesar keempat setelah Brazil, Vietnam, dan Kolombia.
Dalam hal ekspor, Indonesia adalah eksportir kopi terbesar keempat di dunia
setelah Brazil, Vietnam, dan Kolombia.

Hasil proyeksi produksi kopi hingga tahun 2021 diperkirakan akan


mencapai 758,28 ribu ton kopi berasan. Sementara proyeksi konsumsi langsung
kopi di Indonesia pada tahun yang sama mencapai 369,89 juta ton.

Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian xix


2017 OUTLOOK KOPI

xx Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian


OUTLOOK KOPI 2017

BAB I. PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG

Sebagai produsen kopi keempat terbesar di dunia, Indonesia


menempatkan kopi sebagai salah satu komoditas unggulan perkebunan. Tahun
2016, nilai ekspor kopi menempati urutan kelima komoditas terbesar di
Indonesia setelah kelapa sawit, karet, kakao dan kelapa dengan nilai
perdagangan mencapai 1,01 Milyar US$ atau berkontribusi 3,94% terhadap
nilai perdagangan komoditas perkebunan yang mencapai 25,58 milyar US$.

Direktorat Jenderal Perkebunan dalam renstra 2015-2019 menempatkan


komoditas kopi menjadi salah satu komoditas yang menjadi sasaran pokok sub
agenda prioritas peningkatan agroindustri yaitu peningkatan produksi
komoditas andalan dan prospektif ekspor serta mendorong perkembangan
agroindustri di pedesaan, selain komoditas kelapa sawit, kakao, teh dan
kelapa (Direktorat Jenderal Perkebunan, 2015).

Berdasarkan data Direktorat Jenderal Perkebunan, produksi kopi


Indonesia hingga tahun 2017 didominasi oleh 81,87% kopi jenis robusta yang
95,56% diusahakan oleh sebagian besar perkebunan milik rakyat (PR) atau
berkontribusi terhadap rata-rata produksi kopi mencapai 515,21 ribu ton.
Dominasi kopi robusta yang cenderung lebih cepat berkembang dibandingkan
kopi arabika tidak terlepas dari sejarah perkembangan kopi Indonesia.

Tanaman kopi pertama kali di Indonesia dibawa oleh pria berkebangsaan


Belanda sekitar tahun 1646 dengan biji arabika mocca dari Arab (Prastowo et
al, 2010). Tanaman kopi kemudian ditanam hingga tersebar di berbagai
provinsi di Indonesia. Timbul serangan penyakit karat daun (coffee leaf rust),
sehingga pada tahun 1990 Pemerintah Hindia Belanda mendatangkan jenis
kopi robusta yang berasal dari Kongo, Afrika. Kopi jenis ini lebih tahan
penyakit dan memerlukan syarat tumbuh serta pemeliharaan yang ringan,
dengan hasil produksi yang jauh lebih tinggi.

Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian 1


2017 OUTLOOK KOPI

Berdasarkan data dari FAO, pada tahun 2014, Indonesia tercatat sebagai
produsen kopi terbesar ketiga di dunia setelah Brazil dan Vietnam. Meskipun
demikian, ekspor kopi dari Indonesia lebih rendah daripada ekspor kopi Brazil,
Vietnam dan Kolombia atau menduduki keempat terbesar dunia. Di dunia,
Indonesia dikenal dengan specialty coffee melalui berbagai varian kopi dan
kopi luwak. Kopi arabika yang dikenal dari Indonesia diantaranya kopi lintong
dan kopi toraja. Dengan keunikan cita rasa dan aroma kopi asal Indonesia,
Indonesia memiliki peluang besar untuk meningkatkan perdagangan kopinya di
dunia.

Outlook komoditas kopi, menyajikan analisis keragaan komoditas kopi di


Indonesia meliputi perkembangan produksi, konsumsi, harga dan ekspor impor
baik domestik maupun global. Keragaan komoditas tersebut mengulas secara
deskriptif gambaran umum situasi komoditas kopi di kawasan ASEAN maupun
di dunia Internasional. Selain itu ditampilkan juga prediksi produksi dan
konsumsi serta neraca kopi Indonesia pada periode 2018-2021. Diharapkan
hasil analisis komoditas ini dapat digunakan sebagai bahan pengawasan
terhadap kebijakan yang telah ada.

1.2. TUJUAN
Melakukan analisis komoditas kopi yang berisi keragaan data secara
nasional dan dunia, yang dilengkapi proyeksi penawaran dan permintaan
sebagai bahan dan informasi bagi penyusunan kebijakan dan program
pengembangan komoditas kopi di masa yang akan datang.

1.3. RUANG LINGKUP


Ruang lingkup yang dicakup dalam Buku Outlook Kopi adalah:
 Analisis pada variabel-variabel penting dari komponen penawaran
dan permintaan komoditas kopi. Variabel-variabel tersebut
meliputi : luas tanaman menghasilkan, produksi, produktivitas,
konsumsi, ekspor, impor, harga, situasi komoditas kopi di dalam
dan di luar negeri.

2 Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian


OUTLOOK KOPI 2017

 Keseimbangan penawaran dan permintaan diprediksi sampai tahun


2021, dengan terlebih dahulu memproyeksi variabel-variabel yang
mempengaruhi maupun komponen-komponen yang menyusun
penawaran dan permintaan komoditas padi.

Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian 3


2017 OUTLOOK KOPI

4 Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian


OUTLOOK KOPI 2017

BAB II. METODOLOGI

2.1. SUMBER DATA DAN INFORMASI

Outlook Kopi tahun 2017 disusun berdasarkan data dan informasi yang
diperoleh dari data primer yang bersumber dari daerah, instansi terkait di
lingkup Kementerian Pertanian dan instansi di luar Kementerian Pertanian
seperti Badan Pusat Statistik (BPS), Food and Agriculture Organization (FAO),
dan United States Department of Agriculture (USDA). Data-data yang
digunakan dalam outlook ini dapat dilihat pada Tabel 2.1.

Tabel 2.1. Sumber Data dan Informasi yang Digunakan


Sumber
No. Variabel Periode Keterangan
Data
 Status angka :
Luas Tanaman 2009-2015 = Angka Tetap,
Menghasilkan, Ditjen 2016 = Angka Sementara
1. 1980-2017
Produktivitas dan Produksi Perkebunan 2017 = Angka Estimasi
Kopi Indonesia  Produksi dalam wujud kopi
berasan
 Status angka :
2009-2015 = Angka Tetap,
Sentra Produksi Kopi
Ditjen 2016 = Angka Sementara
2. Robusta dan Arabika di 2009-2017
Perkebunan 2017 = Angka Estimasi
Indonesia
 Produksi dalam wujud kopi
berasan
Berdasarkan Survei Sosial
3. Konsumsi Kopi di Indonesia 2002-2016 BPS
Ekonomi Nasional (SUSENAS)

Harga Kopi di Pasar Dalam


4. 2007-2015 BPS -
Negeri
Volume, Nilai dan Neraca
5. Ekspor dan Impor Kopi 1980-2016 BPS Kopi Segar dan Olahan
Indonesia
Produksi dalam wujud biji kopi
Luas Tanaman mentah Negara Anggota ASEAN :
Menghasilkan, Produksi 1980-2014 Brunei Darussalam, Kamboja,
6. FAO & USDA
dan Produktivitas Kopi Indonesia, Laos, Malaysia,
ASEAN dan Dunia Myanmar, Filipina, Singapura,
Thailand, Vietnam
- Produksi dalam wujud biji kopi
mentah
Volume Ekspor dan Volume - Negara Anggota ASEAN : Brunei
7. Impor Kopi ASEAN dan 1980-2016 USDA Darussalam, Kamboja,
Dunia Indonesia, Laos, Malaysia,
Myanmar, Filipina, Singapura,
Thailand, Vietnam

Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian 5


2017 OUTLOOK KOPI

2.2. METODE ANALISIS

2.2.1. Analisis Deskriptif


Analisis deskriptif atau perkembangan komoditas kopi dilakukan
berdasarkan ketersediaan data series yang yang mencakup indikator luas
areal dan luas tanaman menghasilkan, produktivitas, produksi,
konsumsi, ekspor-impor serta harga domestik dengan analisis deskriptif
sederhana. Analisis keragaan dilakukan baik untuk data series nasional
maupun dunia.

2.2.2. Analisis Penawaran

Analisis model penawaran kopi dilakukan berdasarkan analisis fungsi


produksi. Model analisis yang digunakan adalah model Regresi Berganda
(Multivariate Regression).
Secara teoritis bentuk umum dari model ini adalah:

Y  b0  b1 X 1  b2 X 2  ...  bn X n  
n
 b0   b j X j  
j 1

dimana:
Y = peubah respons/tak bebas
Xn = peubah penjelas/bebas
n = 1, 2, …
b0 = nilai konstanta
bn = koefisien arah regresi atau parameter model regresi
untuk peubah xn
 = sisaan

Produksi pada periode ke-t merupakan fungsi dari produksi pada


periode sebelumnya, luas areal periode sebelumnya, dan harga di
tingkat produsen periode sebelumnya.
6 Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
OUTLOOK KOPI 2017

Dengan memperhatikan ketersediaan data, analisis penawaran


dilakukan berdasarkan data produksi dalam periode tahunan. Untuk
peubah-peubah bebas yang tidak tersedia datanya dalam periode waktu
yang bersesuaian maka dilakukan proyeksi terlebih dahulu dengan
menggunakan model analisis trend (Trend Analysis) atau model
pemulusan eksponensial berganda (Double Exponential Smoothing).

 Model Analisis Penawaran Komoditas Kopi dan Hasilnya.

a) Model Luas Tanaman Menghasilkan (LTM) Tanaman Kopi


Model pendugaan fungsi luas panen diduga menggunkan
pendekatan luas tanaman menghasilkan (LTM) adalah sebagai
berikut:

LTM Kopi (t) = 133752,4396 + 0,750 LTM (t-1) - 0,1145 LTBM


(t-1) + 1,3316 HR Kopi (t-1) – 15417,9926 HI
Cocoa (t-1) + 930,1919 HI Kopi Arabica – 9,2716
CH (t)

Hasil analisis dengan metode regresi berganda menunjukkan bahwa


luas areal tanaman menghasilkan (LTM) kopi dipengaruhi luas
tanaman menghasilkan kopi tahun sebelumnya (LTMt-1), luas
tanaman belum menghasilkan tahun sebelumnya (LTBMt-1), harga
riil kopi tahun sebelumnya (HRKopit-1), harga internasional coklat
tahun sebelumnya (HICoklatt-1), harga internasional kopi arabika
(HIKopi Arabika) dan curah hujan (CH) dengan koefisien
determinasi sebesar 94,85%. Hal ini berarti bahwa 94,85%
keragaman dalam luas areal tanaman menghasilkan kopi dapat
dijelaskan oleh sebaran peubah-peubah bebas yang digunakan
dalam model, sementara 5,15% dipengaruhi oleh variabel lain yang
tidak terdapat dalam model.

Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian 7


2017 OUTLOOK KOPI

b) Model Produktivitas Kopi


Variabel kedua dari fungsi penawaran adalah produktivitas.
Hasil analisis dengan metode regresi berganda menunjukkan bahwa
produktivitas kopi dipengaruhi produktivitas kopi tahun
sebelumnya (Produktivt-1), harga urea tahun sebelumnya (HR
Ureat-1), curah hujan (CHt), dan harga riil kopi (HR Kopit-1)
dengan koefisien determinasi sebesar 76,79%. Hal ini berarti
bahwa 76,79% keragaman dalam produktivitas kopi dapat
dijelaskan oleh sebaran peubah-peubah bebas yang digunakan
dalam model, sementara 23,21% dipengaruhi oleh variabel lain
yang tidak terdapat dalam model.
Model pendugaan fungsi produktivitas kopi adalah sebagai
berikut :

Produktiv Kopi (t) = 116,2373 + 0,8209 Produktiv (t-1) +


14,2009 HR Urea (t-1) – 0,0121 CH
(t) + 0,2219 HR Kopi (t-1)

Koefisien dari variabel penduga produktivitas kopi bertanda


positif menunjukkan bahwa jika terjadi kenaikan satu unit pada
setiap variabel penduga akan berpengaruh secara positif dalam
meningkatkan produktivitas kopi. Produktivitas tahun sebelumnya
berpengaruh positif terhadap produktivitas sebesar 0,8209, artinya
jika tahun sebelumnya produktivitas kopi naik 10% maka pada
tahun ke-t produktivitas kopiakan meningkat sebesar 8,21%.
Sementara harga riil kopi tahun sebelumnya menunjukkan hasil
yang positif dengan nilai koefisien sebesar 0,2219, artinya
peningkatan harga kopi tahun sebelumnya sebesar 10%
berpengaruh meningkatkan produktifitas kopi sebesar 2,22%.

8 Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian


OUTLOOK KOPI 2017

2.2.3. Analisis Permintaan

Analisis permintaan komoditas perkebunan merupakan analisis


permintaan langsung masyarakat terhadap komoditas perkebunan yang
dikonsumsi oleh rumah tangga konsumen dalam bentuk tanpa diolah dan
telah diolah.

Permintaan kopi berasal dari kebutuhan untuk konsumsi kopi dalam


negeri baik konsumsi kopi di tingkat rumah tangga maupun konsumsi
luar rumah tangga serta permintaan kopi dari luar negeri atau dalam
bentuk ekspor kopi baik segar maupun kopi olahan.

Dikarenakan konsumsi dalam negeri hanya bisa didapat dalam


bentuk konsumsi kopi di tingkat rumah tangga bersumber dari hasil
Survei Susenas, sementara konsumsi di luar rumah tangga tidak tersedia
datanya, sehingga perhitungan konsumsi kopi secara total Indonesia
didekati dengan perhitungan produksi ditambah impor dan dikurangi
ekspor. Sehingga terlebih dahulu dilakukan penyusunan model ekspor
impor kopi untuk mendapatkan angka prediksi konsumsi tersebut.

Model prediksi impor kopi menggunakan model analisis trend


kuadratik (Trend Analysis) sebagai berikut :

Yt = -463 - 148*t + 24,7*t**2

Sementara model prediksi ekspor kopi adalah menggunkan model


regresi linier berganda sebagai berikut :

Ekspor Kopi (t) = 1,58862 + 0,51037 Harga Int Kopi Arabika +


0,47246 Produksi (t-1) + 0,91918 ExRate

Hasil analisis dengan metode regresi berganda menunjukkan bahwa


ekspor kopi dipengaruhi produksi tahun sebelumnya (Produkdi t-1),
harga internasional kopi jenis Arabika (HI Kopi Arabika t), dan nilai
tukar rupiah (ExRate) dengan koefisien determinasi sebesar
63,59%. Hal ini berarti bahwa 63,59% keragaman dalam ekspor
kopi dapat dijelaskan oleh sebaran peubah-peubah bebas yang

Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian 9


2017 OUTLOOK KOPI

digunakan dalam model, sementara 36,41% dipengaruhi oleh


variabel lain yang tidak terdapat dalam model.

2.2.4. Kelayakan Model


Ketepatan sebuah model regresi dapat dilihat dari Uji-F, Uji-t, dan
koefisien determinasi (R2).
Koefisien determinasi diartikan sebagai besarnya keragaman dari
peubah tak bebas (Y) yang dapat dijelaskan oleh peubah–peubah tak
bebas (X). Koefisien determinasi dihitung dengan menggunakan
persamaan:

SS Regresi
R2 
SS Total

dimana : SS Regresi adalah jumlah kuadrat regresi


SS Total adalah jumlah kuadrat total

10 Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian


OUTLOOK KOPI 2017

BAB III. KERAGAAN KOPI NASIONAL

3.1. PERKEMBANGAN LUAS AREAL, PRODUKSI, DAN PRODUKTIVITAS


KOPI DI INDONESIA

3.1.1. Perkembangan Luas Areal Kopi di Indonesia

Perkembangan luas areal kopi Indonesia didominasi oleh kopi yang


diusahakan oleh rakyat atau Perkebunan Rakyat (PR) mencapai 95,37%.
Hal ini dapat dilihat pada Gambar 3.1, dimana luas areal untuk kopi PR
(Perkebunan Rakyat) dari tahun 1980 hingga 2017, berimpit dengan luas
areal total kopi Indonesia. Luas areal kopi di Indonesia pada periode
1980-2017 cenderung mengalami peningkatan mencapai luas rata-rata
1,15 juta hektar. Dimana pada tahun 1980 luas areal kopi Indonesia
hanya mencapai 707,46 ribu ha, maka pada tahun 2017, luas areal kopi
Indonesia meningkat menjadi 1,23 juta ha atau meningkat 1,55%.
Demikian halnya rata-rata laju pertumbuhan luas areal kopi di Indonesia
periode 1980-2015 tidak terlalu tinggi, rata-rata hanya meningkat
sebesar 1,64% per tahun atau bertambah 14,85 ribu hektar per tahun.
Sementara perkembangan luas areal kopi pada satu dekade terakhir
cenderung mengalami penurunan 0,63% per tahun yaitu sebesar 1,30
juta hektar di tahun 2008 dan mencapai luas 1,23 juta hektar di tahun
2017.

Perkembangan luas areal kopi berdasarkan pengusahaan


mempunyai pola yang sama dengan pola perkembangan kopi nasional
yaitu cenderung mengalami peningkatan periode 1980 hingga tahun
2017 dengan kisaran peningkatan tertinggi pada perkebunan rakyat
sebesar 1,62% atau luas areal rata-rata 1,09 juta hektar dan terendah
pada kopi yang diusahakan Perusahaan Besar Negara (PBN) yang hanya
meningkat 0,71% per tahun atau mencapai rata-rata luas 25,77 ribu
hektar. Data perkembangan luas areal kopi di Indonesia dapat dilihat
pada Gambar 1 dan Lampiran 1.

Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian 11


2017 OUTLOOK KOPI

Gambar 3.1. Perkembangan Luas Areal Kopi Indonesia Menurut Status


Pengusahaan, Tahun 1980–2017

Berdasarkan jenis kopi yang diusahakan antara tahun 2001 hingga


2017, mayoritas pekebun kopi di Indonesia menanam kopi jenis robusta
mencapai 81,96% atau mencapai luas rata-rata 1,04 juta hektar,
sementara kopi jenis arabika hanya mencapai luas rata-rata 228,71 ribu
hektar atau share 18,04% dari total luas areal kopi Indonesia.
Berdasarkan jenis pengusahaannya kopi robusta sangat dominan
diusahakan di lahan perkebunan rakyat (PR) mencapai luas rata-rata
999,17 ribu hektar atau share sebesar 96,13%, sementara Perkebunan
Besar Negara (PBN) dan Perkebunan Swasta (PBS) hanya berkontribusi
relatif kecil yaitu rata-rata 18,29 ribu hektar dan 21,96 ribu hektar atau
share sebesar 1,76% dan 2,11% terhadap total luas areal kopi robusta di
Indonesia.

Perkembangan luas areal kopi robusta antara tahun 2001 hingga


2017 secara total Indonesia cenderung mengalami penurunan luas rata-
rata 1,92% per tahun atau mencapai luas areal rata-rata 1,04 juta
hektar. Hal ini didukung oleh penurunan luas areal kopi jenis robusta di

12 Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian


OUTLOOK KOPI 2017

semua jenis pengusahaan yaitu yang terbesar pada penurunan luas areal
kopi robusta yang diusahakan oleh Perkebunan Besar Negara yang
mengalami penurunan rata-rata 3,13% per tahun, sementara terendah
pada kopi robusta di lahan Perkebunan Swasta (PBS) yaitu rata-rata
turun 0,23% per tahun.

Sementara luas areal kopi arabika di Indonesia periode 2001


hingga 2017 mencapai luas rata-rata 228,71 ribu hektar yang 95,42%
merupakan kopi arabica yang diusahakan dilahan perkebunan rakyat
(PR) atau mencapai luas areal rata-rata 218,23 ribu hektar, sementara
luas areal kopi arabika di perkebunan negara (PBN) dan perkebunan
swasta (PBS) kurang dari 5% atau mencapai share 2,53% dan 2,05% atau
mencapai rata-rata luas areal 5,78 ribu hektar dan 4,70 ribu hektar.

Berbeda dengan trend kopi robusta yang cenderung mengalami


trend penurunan luas areal, pertumbuhan luas areal kopi arabika di
Indonesia justru mengalami peningkatan sangat siginfikan yaitu sebesar
11,77% per tahun yaitu sebesar 812,81 ribu hektar di tahun 2001 dan
mencapai luas 330,50 ribu hektar di tahun 2017. Peningkatan luas areal
tersebut didukung oleh peningkatan luas areal perkebunan kopi arabika
disemua jenis pengusahaan tertinggi pada perkebunan kopi arabika yang
diusahakan oleh negara yaitu meningkat rata-rata 1.598,08% per tahun
senagai akibat peningkatan luas areal yang sangat signifikan di tahun
2004 sebesar 52.561,54% atau meningkat 6,65 ribu hektar dari tahun
sebelumnya hanya seluas 26 hektar, sementara perkebunan kopi arabika
milik rakyat meningkat paling rendah yaitu sebesar 12,29% per tahun.
Data luas areal kopi di Indonesia berdasarkan jenis kopi yang diusahakan
secara rinci disajikan pada Gambar 3.2 dan Lampiran 2.

Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian 13


2017 OUTLOOK KOPI

Gambar 3.2. Perkembangan Luas Areal Kopi Menurut Jenis Kopi Yang
Diusahakan, Tahun 2001–2017

3.1.2. Perkembangan Produksi Kopi di Indonesia

Sejalan dengan pola perkembangan luas areal, produksi kopi


Indonesia juga mengalami kecenderungan peningkatan produksi pada
periode 1980–2017 dengan laju pertumbuhan rata-rata 2,15% atau
produksi kopi rata-rata 523,83 ribu ton kopi berasan. Peningkatan
produksi kopi tertinggi pada periode tersebut terjadi pada tahun 1998
sebesar 20,08%, produksi kopi mencapai 514,45 ribu ton atau meningkat
86,03 ribu ton dari tahun sebelumnya mencapai 428, 42 ribu ton kopi
berasan.
Produksi kopi berdasarkan status pengusahaan didominasi oleh
produksi kopi yang diusahakan dilahan perkebunan rakyat (PR) yang
mencapai share 94,53% atau mencapai rata-rata produksi 495,20 ribu
ton, sementara produksi kopi yang berasal dari kebun milik negara (PBN)
dan kebun milik swasta relatif kecil yaitu berkontribusi kurang dari 5%
atau mencapai share hanya 3,19% dan 2,28% atau produksi kopi beras
rata-rata 16,17 ribu ton dan 11,93 ribu ton. Secara lengkap,

14 Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian


OUTLOOK KOPI 2017

perkembangan produksi kopi menurut status pengusahaan dapat dilihat


pada Lampiran 3.

Gambar 3.3. Perkembangan Produksi Kopi Menurut Status Pengusahaan,


Tahun 1980-2017

Sama halnya dengan pola luas areal kopi, produksi kopi menurut
jenis kopi yang diusahakan didominasi oleh kopi jenis robusta yang
mencapai produksi rata-rata 538,93 ribu ton atau share 81,87% dari
total rata-rata produksi kopi Indonesia yang mencapai 658,30 ribu ton
kopi beras antara tahun 2001 hingga 2017.

Perkembangan produksi kopi berdasarkan jenis antara tahun 2001


hingga 2017 dapat dilihat pada Gambar 3.4. Pada gambar tersebut
menunjukkan dua trend produksi yang berbeda dimana trend roduksi
kopi robusta meskipun secara realisasi lebih tinggi setiap tahunnya
namun menunjukkan trend laju pertumbuhan produksi yang terus
mengalami penenurunan, sebaliknya trend pertumbuhan produksi kopi
arabika cenderung meningkat.

Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian 15


2017 OUTLOOK KOPI

Gambar 3.4. Perkembangan Produksi Kopi Menurut Jenis Kopi yang


Diusahakan, Tahun 2001-2017

Seiring dengan perkembangan luas areal, bahwa produksi kopi


robusta yang mencapai total 81,87% kopi perkembangan produksi kopi
berdasarkan jenis dan status pengusahaan menunjukkan Indonesia,
sebanyak 95,56% diusahakan oleh sebagian besar perkebunan milik
rakyat (PR) atau berkontribusi terhadap rata-rata produksi kopi
mencapai 515,21 ribu ton, sementara produksi kopi robusta milik
perkebunan negara dan swasta hanya berkontribusi antara 2,10% hingga
2,30% atau menyumbang produksi kopi robusta rata-rata 11,32 ribu ton
dan 12,40 ribu ton kopi robusta berasan. Sedangkan dari 18,13%
produksi kopi jenis arabika, sebanyak 94,44% merupakan kopi arabika
yang diusahakan oleh perkebunan milik rakyat atau mencapai produksi
rata-rata 112,74 ribu ton, sementara perkebunan negara (PBN)
menyumbang produksi arabika 4,25% atau rata-rata produksi 5,08 ribu
ton, sedangkan kopi arabika diproduksi sangat rendah di perkebunan
swasta (PBS) yaitu hanya 1,31% atau rata-rata produksi hanya 1,57 ribu
ton kopi arabika berasan. Secara lengkap, produksi kopi Indonesia

16 Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian


OUTLOOK KOPI 2017

berdasarkan jenis kopi dan status pengusahaan dapat dilihat pada


Lampiran 4.

3.1.3. Perkembangan Produktivitas Kopi di Indonesia

Produktivitas kopi di Indonesia terlihat berfluktuasi pada periode


1984-2012, namun selanjutnya cenderung mengalami stagnasi (Gambar
3.5). Fluktuasi sangat kelihatan terutama pada perkebunan besar swasta
dan perkebunan besar negara. Meskipun demikian, pertumbuhan
produktivitas kopi di Indonesia pada periode 1984-2017 tidak mengalami
pertumbuhan yang cukup signifikan yaitu dengan peningkatan rata-rata
1,05% atau produktivitas rata-rata sebesar 633,12 kilogram per hektar.
Kecilnya pertumbuhan produktivitas kopi tersebut dan dengan
pertumbuhan luas tanaman menghasilkan yang hanya meningkat rata-
rata 1,34% per tahun atau rata-rata sebesar 848,04 ribu hektar,
mengakibatkan peningkatan produksi kopi yang tidak terlalu signifikan
yaitu rata-rata sebesar 543,54 ribu ton kopi beras atau menibngkat
sebesar 2,33% per tahun.
Berdasarkan jenis usahanya, produktivitas kopi tertinggi pada
usaha perkebunan kopi yang diusahakan oleh negara (PBN) dengan rata-
rata produktivias mencapai 773,72 kg per hektar, berikutnya
produktivitas kopi yang diusahakan oleh perkebunan swasta (PBS)
dengan rata-rata produktivitas sebesar 633,12 kg per hektar, sedangkan
terendah pada produktivitas kopi yang diusahakan oleh rakyat (PR)
yaitu sebesar 629,01 kilogram per hektar.
Secara umum peningkatan produktivitas kopi cukup signifikan
pada kopi yang diusahakan oleh perkebunan negara dan swasta
terutama pada kondisi 5 tahun terakhir, sebaliknya trend pertumbuhan
produktivitas kopi rakyat justru mengalami penurunan pada kondisi 5
tahun terakhir. Data perkembangan produktivitas kopi di Indonesia
pada tahun 1984-2017 disajikan secara lengkap pada Gambar 3.5. dan
Lampiran 5.

Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian 17


2017 OUTLOOK KOPI

Gambar 3.5. Perkembangan Produktivitas Kopi Menurut Status


Pengusahaan, Tahun 1984-2017

Gambar 3.5a. Perkembangan Produktivitas Kopi Menurut Jenis Kopi,


Tahun 1984-2017

18 Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian


OUTLOOK KOPI 2017

Perkembangan produktivitas kopi berdasarkan jenis tersaji pada


Gambar 3.5a. Meskipun secara luasan kopi arabika hanya mempunyai
share kurang dari 20% tetapi produktivitas kopi jenis arabika cenderung
lebih tinggi dibandingkan produktivitas kopi robusta yaitu rata-rata
sebesar 785,62 kg/ha sementara kopi jenis robusta hanya sebesar
689,82 kg/ha. Dari sisi pertumbuhannya, produktivitas kopi arabika
mengalami rata-rata peningkatan lebih tinggi yaitu sebsar 3,62% per
tahun sementara produktivitas kopi robusta hanya meningkat rata-rata
0,34% per tahun antara tahun 2001 hingga 2017. Data secara terinci
tersaji pada Gambar 3.5a. dan Lampiran 5a.

3.1.4. Sentra Produksi Kopi di Indonesia

Berdasarkan keragaan data produksi kopi rata-rata selama 5 tahun


terakhir (2013-2017), sentra produksi kopi perkebunan rakyat terdapat
di 6 provinsi sentra dengan total share 67,04% atau total produksi
mencapai 418,42 ribu ton kopi beras. Sentra produksi kopi paling tinggi
di Provinsi Sumatera Selatan sebesar 18,99% atau rata-rata produksi
sebesar 121,25 ribu ton. Posisi kedua adalah Provinsi Lampung dengan
kontribusi 17,24% atau produksi rata-rata mencapai 110,05 ribu ton per
tahun, sementara empat provinsi sentra lainnya berkontribusi antara
5,19% hingga 9,26% yaitu di Provinsi Sumatera Barat, Aceh, Bengkulu
dan Sumatera Utara atau produksi rata-rata berkisar antara 33,13 ribu
ton hingga 59,14 ribu ton. Sementara provinsi lainnya berkontribusi
32,96% terhadap produksi kopi Indonesia. Data secara lebih rinci tersaji
pada Gambar 3.6. dan Lampiran 6.

Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian 19


2017 OUTLOOK KOPI

Gambar 3.6. Provinsi Sentra Produksi Kopi Perkebunan Rakyat di


Indonesia, Rata-rata Tahun 2013-2017

Berdasarkan jenis kopi yang dibudidayakan, sentra produksi kopi


robusta perkebunan rakyat di Indonesia pada periode 2013-2017 yang
mencapai 95,60% dari total produksi kopi robusta di Indonesia, terdapat
di lima provinsi sentra dengan total share mencapai 73,67% dari total
produksi kopi robusta di Indonesia. Provinsi Sumatera Selatan
merupakan provinsi dengan kontribusi produksi kopi robusta paling
tinggi yaitu sebesar 26,84% atau produksi kopi robusta rata-rata
mencapai 121,25 ribu ton. Provinsi Lampung dan Bengkulu di urutan
kedua dan ketiga dengan share produksi rata-rata 24,34% dan 12,17%
atau produksi rata-rata 109,95 ribu ton dan 54,97 ribu ton. Produksi
ketiga provinsi tersebut secara total menyumbang 63,34% dari produksi
kopi robusta di Indonesia. Provinsi penghasil kopi robusta terbesar
lainnya adalah Jawa Timur yang berkontribusi sebesar 6,18% dengan
rata-rata produksi 27,94 ribu ton per tahun, dan Provinsi Jawa Tengah
yang berkontribusi sebesar 4,14% dengan rata-rata produksi sebesar

20 Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian


OUTLOOK KOPI 2017

18,70 ribu ton per tahun. Secara terinci data tersaji pada Gambar 3.7.
dan Lampiran 7.

Gambar 3.7. Provinsi Sentra Produksi Kopi Robusta Perkebunan Rakyat


di Indonesia, Rata-rata Tahun 2013-2017

Sebagai provinsi dengan kontribusi produksi kopi robusta


perkebunan rakyat tertinggi di Indonesia, produksi kopi robusta Provinsi
Sumatera Selatan tahun 2015 mencapai 110,35 ribu ton yang tersebar
sangat dominan di 5 kabupaten dengan total produksi sebesar 101,06
ribu ton atau share sebesar 91,58% dari total produksi kopi robusta di
Provinsi Sumatera Selatan. Kelima kabupaten tersebut adalah
Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU) Selatan dengan kontribusi sangat
signifikan yaitu sebesar 30,35% atau produksi sebesar 33,49 ribu ton,
selanjutnya Kabupaten Muara Enim, Lahat, Ogan Komering Ulu (OKU)
dan Kabupaten Empat Lawang, dengan share masing-masing 22,79%;
19,19%; 14,49% dan 4,76% atau produksi kopi robusta sebesar 25,15 ribu

Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian 21


2017 OUTLOOK KOPI

ton, 21,18 ribu ton, 15,99 ribu ton dan 5,25 ribu ton kopi robusta
berasan. Secara terinci tersaji pada Gambar 3.8 dan Lampiran 8.

Gambar 3.8. Kabupaten Sentra Produksi Kopi Robusta Perkebunan


Rakyat di Provinsi Sumatera Selatan, Tahun 2015

Berdasarkan data tahun 2015, sentra kabupaten penghasil kopi


robusta di Provinsi Lampung sebagai sentra produksi kopi robusta
perkebunan rakyat terbesar kedua terdapat terkonsentrasi di 5
kabupaten dengan kontribusi mencapai 96,58% dari total produksi kopi
robusta Provinsi Lampung yaitu sebesar 110,12 ribu ton atau produksi
mencapai 106,35 ribu ton. Kabupaten Lampung Barat sangat signifikan
menyumbang produksi kopi robusta hingga 52,65 ribu ton atau share
hingga 47,81% dari total produksi kopi robusta di Provinsi Lampung.
Selanjutnya Kabupaten Tanggamus berkontribusi hingga 26,92% atau
produksi sebesar 29,64 ribu ton. Selanjutnya Kabupaten Lampung
Utara, Way Kanan dan Kabupaten Pesisir Barat, masing-masing
berkontribusi sebesar 9,41%; 8,38% dan 4,06% atau produksi sebesar

22 Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian


OUTLOOK KOPI 2017

10,37 ribu ton, 9,23 ribu ton dan 4,47 ribu ton kopi robusta berasan
Data terinci tersaji pada Gambar 3.9 dan Lampiran 9.

Gambar 3.9. Kabupaten Sentra Produksi Kopi Robusta Perkebunan


Rakyat di Provinsi Lampung, Tahun 2015

Sebagai penghasil kopi robusta perkebunan rakyat terbesar ketiga


di Indonesia periode 2013 hingga 2017, produksi kopi robusta di Provinsi
Bengkulu pada tahun 2015 mencapai 54,92 ribu ton yang terdistribusi
sangat dominan di 5 kabupaten sentra dengan kontribusi hingga 85,99%
produksi kopi di Provinsi Bengkulu. Produksi kopi robusta di Bengkulu
33,32% berasal dari Kabupaten Pahiyang atau mencapai hasil 18,30 ribu
ton. Kabupaten Rejang Lebong tercatat sebagai kabupaten dengan
produksi kopi robusta terbesar kedua di Provinsi Bengkulu dengan
produksi mencapai 13,42 ribu ton atau share sebesar 24,44% dari total
produksi kopi robusta Provinsi Bengkulu. Tiga kabupaten penghasil kopi
robusta terbesar lainnya yaitu Kabupaten Kaur, Kabupaten Lebong dan
Kabupaten Seluma yang berkontribusi cukup signifikan dengan kisaran
antara 8,94% hingga 10,20% atau masing-masing dengan produksi

Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian 23


2017 OUTLOOK KOPI

sebesar 5,60 ribu ton ; 4,99 ribu ton dan 4,91 ribu ton. Data secara
terinci dapat dilihat di Gambar 3.10 dan Lampiran 10.

Gambar 3.10. Kabupaten Sentra Produksi Kopi Robusta Perkebunan


Rakyat di Provinsi Bengkulu, Tahun 2015

Provinsi Jawa Timur sebagai sentra provinsi penghasil kopi robusta


terbesar keempat dengan share lebih dari 5%. Produksi kopi robusta dari
perkebunan rakyat di Provinsi Jawa Timur pada tahun 2015 sebagian
besar berasal dari Kabupaten Malang, berkontribusi mencapai 31,35%
atau produksi kopi sebesar 8,95 ribu ton. Sentra produksi lainnya di
Provinsi Jawa Timur adalah Kabupaten Banyuwangi dengan kontribusi
sebesar 15,88% atau 4,54 ribu ton, Kabupaten Bondowoso dengan
kontribusi 10,00% atau produksi kopi robusta sebesar 2,84 ribu ton,
Kabupaten Jember dan Kabupaten Lumajang masing-masing
berkontribusi sebesar 9,96% dan 6,62% atau produksi mencapai 2,85 ribu
ton dan 1,89 ribu ton.Data secara terinci tersaji pada Gambar 3.11 dan
Lampiran 11.

24 Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian


OUTLOOK KOPI 2017

Gambar 3.11. Kabupaten Sentra Produksi Kopi Robusta Perkebunan


Rakyat di Provinsi Jawa Timur, Tahun 2015

Provinsi kelima terbesar penghasil kopi robusta adalah Provinsi


Jawa Tengah dengan rata-rata produksi sebesar 18,70 ribu ton. Sentra
kopi robusta di Provinsi Jawa Tengah berdasarkan data produksi tahun
2015 terkonsentrasi di 5 kabupaten dengan komulatif share sebsar
69,23% atau total produksi sebesar 12,81 ribu ton kopi robusta berasan
(Gambar 3.12). Kabupaten sentra utama penghasil kopi di Jawa Tengah
sangat dominan di Kabupaten Temanggung dengan share mencapai
40,72% atau produksi sebesar 7,54 ribu ton, empat kabupaten lainnya
berkontribusi kurang dari 10% atau dengan kisaran share 6,63% hingga
7,70% atau produksi sebesar 1,23 ribu ton hingga 1,42 ribu ton antara
lain di Kabupaten Pati, Jepara, Kendal dan Semarang. Data secara
terinci tersaji pada Gambar 3.12 dan Lampiran 12.

Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian 25


2017 OUTLOOK KOPI

Gambar 3.12. Kabupaten Sentra Produksi Kopi Robusta Perkebunan


Rakyat di Provinsi Jawa Tengah, Tahun 2015

Produksi kopi arabika di Indonesia mencapai rata-rata 160,86 ribu


ton periode 2013 hingga 2017 atau berkontribusi hanya 18,13% terhadap
total produksi kopi Indonesia yang rata-rata mencapai 647,20 ribu ton
kopi berasan. Sentra produksi kopi arabika Indonesia terdapat di 5
provinsi dengan total share mencapai 84,91% atau produksi rata-rata
sebesar 136,58 ribu ton yaitu sangat dominan di 2 provinsi yaitu
Sumatera Utara dan Aceh dengan share 30,90% dan 26,29% atau produksi
sebesar 49,70 ribu ton dan 42,29 ribu ton kopi arabika berasan. Provinsi
penghasil kopi arabika terbesar lainnya adalah Sulawesi Selatan,
Sumatera Barat dan Jawa Barat, masing-masing dengan rata-rata
produksi sebesar 20,10 ribu ton, 15,11 ribu ton dan 9,37 ribu ton atau
share sebesar 12,50% ; 9,40% dan 5,83% terhadap produksi kopi arabika
di Indonesia. Sementara provinsi lainnya hanya berkontribusi 15,09%.
Data secara terinci teraji pada Gambar 3.13. dan Lampiran 13.

26 Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian


OUTLOOK KOPI 2017

Gambar 3.13. Provinsi Sentra Produksi Kopi Arabika Perkebunan


Rakyat di Indonesia, Tahun 2013- 2017

Pada tahun 2015, Kabupaten Tapanuli Utara tercatat sebagai


kabupaten penghasil kopi arabika terbesar di Provinsi Sumatera Utara
mencapai 10,19 ribu ton atau menyumbang 20,55% dari total produksi
kopi arabika di Provinsi Sumatera Utara. Empat Kabupaten kabupaten
sentra penghasil kopi arabika di Provinsi Sumatera Utara adalah
Kabupaten Dairi, Kabupaten Simalungun, Kabupaten Karo, dan
Kabupaten Hunbang Hasundutan, dengan produksi masing-masing
sebesar 9,68 ribu ton; 8,51 ribu ton; 6,89 ribu ton, dan 5,91 ribu ton
kopi arabika berasan atau berkontribusi masing-masing sebesar 19,53 ;
17,17 ; 13,90 dan 11,93. Data terinci tersaji pada Gambar 3.14. dan
Lampiran 14.
Provinsi Aceh sebagai penghasil kopi arabika terbesar kedua di
Indonesia pada tahun 2015 mencapai 41,85 ribu ton yang terdistribusi
100% hanya di 3 kabupaten yaitu yang paling dominan di Kabupaten
Aceh Tengah dengan share 69,87% atau produksi sebesar 29,24 ribu ton,
berikutnya Kabupaten Bener Meriah dan Gayo Lues dengan share
masing-masing sebesar 27,54% dan 2,59% atau produksi sebesar 11,53

Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian 27


2017 OUTLOOK KOPI

ribu ton dan 1,08 ribu ton. Secaraterinci data tersaji pada Gambar
3.15. Lampiran 15.

Gambar 3.14. Kabupaten Sentra Produksi Kopi Arabika Perkebunan


Rakyat di Provinsi Sumatera Utara, Tahun 2015

Gambar 3.15. Kabupaten Sentra Produksi Kopi Arabika Perkebunan


Rakyat di Provinsi Aceh, Tahun 2015

28 Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian


OUTLOOK KOPI 2017

Selama tahun 2013-2017, perkebunan rakyat di Provinsi Sulawesi


Selatan rata-rata memproduksi 12,50% kopi arabika Indonesia atau
setara dengan 20,10 ribu ton per tahun. Keragaan produksi kopi arabika
tahun 2015, kopi arabika hasil produksi perkebunan rakyat di provinsi ini
mencapai 20,35 ribu ton kopi berasan. Produksi ini tersebar hampir di
seluruh kabupaten/kota di Provinsi Sulawesi Selatan dengan lima
dominasi kabupaten utama yaitu terbesar di Kabupaten Enrekang yang
berkontribusi sebesar 38,93% atau produksi sebesar 7,92 ribu ton,
Selanjutnya Kabupaten Tana Toraja, dan Toraja Utara, dengan share
diatas 10% yaitu sebesar 13,96% dan 10,37% atau realisasi produksi
sebesar 2,84 ribu ton dan 2,11 ribu ton kopi arabika berasan.
Sementara Kabupaten Luwu dan Gowa dengan kontribusi terhadap
produksi kopi arabika Provinsi Sulawesi Selatan masing-masing mencapai
9,09% dan 8,51% atau produksi sebesar 1,85 ribu ton dan 1,73 ribu ton.
Data produksi kopi arabika di 5 kabupaten sentra Provinsi Sulawesi
Selatan tahun 2015 dapat dilihat pada Gambar 3.16 dan Lampiran 16.

Gambar 3.16. Kabupaten Sentra Produksi Kopi Arabika Perkebunan


Rakyat di Provinsi Sulawesi Selatan,Tahun 2015

Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian 29


2017 OUTLOOK KOPI

Produksi kopi arabika di Provinsi Sumatera Barat antara tahun


2013-2017 mencapai rata-rata 15,11 ribu ton atau berkontribusi terbesar
keempat atau berkontribusi 9,40% terhadap total produksi kopi arabika
di Indonesia. Sentra produksi kopi arabika di Provinsi Sumatera Barat
pada tahun 2015 mencapai 15,13 ribu ton dengan produksi kopi terbesar
di Kabupaten Solok Selatan sebesar 4,37 ribu ton kopi berasan atau
berkontribusi hingga 28,90% dari total produksi kopi arabika di Provinsi
Sumatera Barat. Berikutnya adalah Kabupaten Pasaman dengan produksi
sebesar 2,32 ribu ton atau share sebesar 15,33. Tiga kabupaten sentra
lainnya adalah Pesisir Selatan, Solok dan Kabupaten Lima Puluh Koto
dengan produksi sebesar 1,93 ribu ton ; 1,75 ribu ton dan 1,37 ribu ton
atau share sebesar 12,79% ; 11,58%, dan 9,03%. Data secara lebih rinci
tersaji pada Gambar 3.17 dan Lampiran 17.

Gambar 3.17. Kabupaten Sentra Produksi Kopi Arabika Perkebunan


Rakyat di Provinsi Sumatera Barat,Tahun 2015

30 Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian


OUTLOOK KOPI 2017

Produksi kopi arabika perkebunan rakyat di Provinsi Jawa Barat


menduduki urutan kelima terbesar di Indonesia dengan rata-rata
produksi 9,37 ribu ton antara tahun 2013 hingga tahun 2017. Tahun
2015, produksi kopi arabika perkebunan rakyat di Provinsi Jawa Barat
sebesar 9,34 ribu ton yang tersebar sangat signifikan di 2 kabupaten
dengan total share 87,72% atau produksi mencapai 8,19 ribu ton.
Kabupaten Bandung dengan produksi mencapai 6,87 ribu ton atau
berkontribusi hingga 73,58% terhadap total produksi kopi arabika di
Provinsi Jawa Barat, Kabupaten Garut dengan produksi sebesar 1,32 ribu
ton atau share sebesar 14,14%. Sedangkan kabupaten lainnya hanya
berkontribusi 12,28% terhadap gtotal produksi kopi arabika di Provinsi
Jawa Barat. Seperti tersaji pada Gambar 3.18 dan Lampiran 18.

Gambar 3.18. Kabupaten Sentra Produksi Kopi Arabika Perkebunan


Rakyat di Provinsi Jawa Barat,Tahun 2015

Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian 31


2017 OUTLOOK KOPI

3.2. PERKEMBANGAN HARGA KOPI DI INDONESIA

Perkembangan harga kopi robusta di tingkat produsen beberapa pasar


dalam negeri di Indonesia berdasarkan data BPS tahun 2008-2016 secara
umum menunjukkan trend meningkat rata-rata 4,80% per tahun yaitu harga
produsen kopi robusta pada tahun 2008 mencapai Rp. 13.722,- per kilogram
dan tahun 2016 berdasarkan angka sementara sebesar Rp. 19.813 per
kilogram. Peningkatan harga kopi cukup signifikan pada tahun 2011 dan 2014
yaitu sebesar 10,23% dan 10,24%. Perkembangan harga kopi juga cenderung
meningkat cukup signifikan pada kondisi 5 tahun terakhir yaitu rata-rata
meningkat 4,91% per tahun atau mencapai harga rata-rata Rp. 17.750 per
kilogram. Denikian halnya perkembangan harga kopi di tingkat produsen
kondisi dua tahun terakhir yang cenderung terus meningkat sebesar 9,28%
atau harga sebesar Rp. 19.135,- menjadi Rp. 19.813,- di tahun 2016 atau
meningkat 3,55%. Data secara lebih rinci tersaji pada Gambar 3.19 dan
Lampiran 19.

Gambar 3.19. Perkembangan Harga Kopi di Pasar Dalam Negeri,


Tahun 2008-2016

32 Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian


OUTLOOK KOPI 2017

3.3. PERKEMBANGAN KONSUMSI KOPI DI INDONESIA

Berdasarkan hasil Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS) oleh BPS,


permintaan kopi untuk konsumsi rumah tangga pada umumnya berupa kopi
bubuk/kopi biji. Periode tahun 2002-2016, konsumsi kopi per kapita
cenderung mengalami penurunan 1,66 per tahun. Pada tahun 2002, konsumsi
kopi per kapita per tahun sebesar 1,29 kg/kapita/tahun dan mengalami
penurunan hingga 32,93% pada tahun 2016 atau menjadi konsumsi 0,871
kg/kapita/tahun pada tahun 2016. Selama periode tersebut, penurunan
konsumsi kopi tertinggi terjadi di tahun 2015 sebesar 33,51%, dari 1,35
kg/kapita/tahun di tahun 2014 menjadi 0,89 kg/kapita/tahun di tahun 2015.
Data secara lebih rinci tersaji pada Gambar 3.20. dan Lampiran 20.

Gambar 3.20. Perkembangan Konsumsi Kopi Per Kapita Per Tahun,


Tahun 2002–2016

3.4. PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR KOPI INDONESIA

3.4.1. Perkembangan Volume Ekspor Kopi Indonesia


Perkembangan volume ekspor kopi Indonesia pada tahun 1980–
2016 berfluktuasi dengan kecenderungan meningkat rata-rata sebesar

Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian 33


2017 OUTLOOK KOPI

3,80% per tahun yaitu ekspor kopi Indonesia tahun 1980 sebesar 238,68
ribu ton dengan nilai ekspor sebesar US$ 656 juta dan tahun 2016
volume ekspor kopi menjadi 414,65 ribu ton atau senilai US$ 1.008,55
juta. Perkembangan volume dan nilai ekspor kopi kondisi 5 tahun (2012
hingga 2016) secara volume mengalami pertumbuhan yang melambat
yaitu sebesar 1,04% per tahun dengan nilai ekspor yang mengalami
penurunan sebesar 4,52% per tahun atau nilai ekspor sebesar $US
1.133,84 juta. Penurunan volume ekspor kopi Indonesia paling tinggi
terjadi pada tahun 2014 sebesar 27,94% atau mencapai 384,82 ribu ton,
sehingga mengakibatkan nilai ekspor kopi Indonesia juga mengalami
penurunan sebesar 11,47% atau mencapai nilai ekspor $US 1 .039,34
juta. Penurunan ekspor kopi pada tahun tersebut diduga dipicu oleh
penurunan produksi kopi pada tahun yang sama yaitu secara total
sebesar 5,40% terutama pada penurunan produksi kopi di perkebunan
rakyat yang mengalami penurunan hingga 5,03% atau produksi mencapai
612,88 ribu ton kopi berasan. Data terinci tersaji pada Gambar 3.12
dan Lampiran 21.

Gambar 3.21. Perkembangan Volume Ekspor Kopi Indonesia,


Tahun 1980–2016

34 Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian


OUTLOOK KOPI 2017

3.4.2. Perkembangan Volume Impor Kopi Indonesia

Keragaan volume impor kopi Indonesia tahun 1980-2016 tersaji


pada Gambar 3.22. Dari gambar tersebut terlihat bahwa impor kopi
Indonesia berfluktuasi cukup tajam dengan kecenderungan meningkat
setelah tahun 1991 dan meningkat sangat signifikan pada tahun 2006
dan 2007. Pada periode 1980-2016, impor kopi Indonesia meningkat
rata-rata 160,76% per tahun atau rata-rata sebesar 8,44 ribu ton yaitu
sebesar 46 ton pada tahun 1980 menjadi sebesar 25,17 ribu ton di tahun
2016. Secara absolut, volume impor kopi tertinggi Indonesia terjadi
tahun 2012 mencapai 52,65 ribu ton atau senilai US$ 117,18 juta. Data
secara rinci tersaji pada Lampiran 21.

Gambar 3.22. Perkembangan Volume Impor Kopi Indonesia,


Tahun 1980–2016

3.4.3. Neraca Perdagangan Kopi Indonesia

Berdasarkan keragaan data ekspor dan impor kopi Indonesia


tahun 1980-2016 meskipun secara absolut berfluktuasi dengan
kecenderungan volume ekspor lebih tinggi dibanding volume impor dan
menjadikan nilai ekpor kopi Indonesia selalu lebih tinggi dari nilai
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian 35
2017 OUTLOOK KOPI

impornya. Kondisi perdagangan kopi yang cenderung mengalami surplus


ini menjadikan kopi di Indonesia bisa sebagai penyumbang devisa
negara. Neraca perdagangan kopi Indonesia dari tahun 1980-2016
mengalami peningkatan rata-rata 7,16% per tahun. Surplus perdagangan
kopi Indonesia terbesar terjadi pada tahun 2015 sebesar US$ 1.166,2
juta atau meningkat 14,66% terhadap neraca perdagangan tahun
sebelumnya, sedangkan surplus perdagangan kopi terendah terjadi pada
tahun 2001 sebesar US$ 183,41 juta atau mengalami penurunan
pertumbuhan sebesar 41,78% terhadap perdagangan kopi tahun 2000,
data secara rinci disajikan pada Lampiran 21.
Necara perdagangan kopi 5 tahun terakhir masih mengalami nilai
rata-rata surplus $US 1.077,29 juta dengan nilai rata-rata ekspor
sebesar $US 1.133,84 juta dan rata-rata nilai impor hanya $US 56,55
juta (Gambar 3.23).

Gambar 3.23. Perkembangan Nilai Ekspor dan Nilai Impor Perdagangan


Kopi Indonesia, Tahun 2012-2016

36 Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian


OUTLOOK KOPI 2017

3.4.4. Negara Tujuan Ekspor Kopi Indonesia Tahun 2016

Negara tujuan ekspor kopi Indonesia dengan bentuk total segar


dan olahan tahun 2016 mencapai 414,65 ribu ton. Dari total ekspor
tersebut jika dilihat negara tujuan tersebar di 10 negara tujuan ekspor
dengan total pangsa pasar hingga 74,51% atau volume ekspor sebesar
308,95 ribu ton kopi segar dan kopi olahan. Pasar ekspor kopi Indonesia
terbesar adalah Amerika Serikat (USA) yang mencapai total ekspot 67,32
ribu ton atau mencapai share 16,24% dengan total nilai ekspor mencapai
US$ 269,94 juta. Negara tujuan ekspor berikutnya yang berkontribusi
cukup signifikan adalah Jerman dengan pangsa pasar mencapai 10,28%
atau sebesar 47,63 ribu ton atau mencapai total nilai ekspor US$ 90,19
juta. Lima negara pasar kopi Indonesia dengan share diatas 5% adalah
Malaysia, Italia, Jepang, Fed. Rusia dan Mesir yaitu dengan kisaran share
sebesar 5,10% hingga 9,74%. Sedangkan Inggris, Belgia dan Indonesia
dengan pangsa share perdagangan kopi Indonesia masing-masing sebesar
4,43%; 2,93% dan 2,79%. Rincian negara tujuan ekspor kopi Indonesia
disajikan secara rinci pada Gambar 3.24 dan Lampiran 22.

Gambar 3.24. Negara Tujuan Ekspor Kopi Indonesia Tahun 2016

Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian 37


2017 OUTLOOK KOPI

3.4.5. Negara Asal Impor Kopi Indonesia Tahun 2016

Kopi impor di Indonesia tahun 2016 mencapai 25,17 ribu ton


dalam bentuk segar dan olahan sangat dominan berasal dari Vietnam
dengan pangsa pasar kopi impor sebesar 75,77% atau volume impor
mencapai 19,07 ribu ton dengan nilai sebesar US$ 31,03 juta. Dua
negara lain yang berkontribusi di atas 5% adalah Brazil sebesar 13,36%
atau volume impor sebesar 3,36 ribu ton dan Timor Timur sebesar 5,77%
atau volume impor sebesar 1,45 ribu ton. Total share dari 3 negara asal
kopi impor tersebut mencapai 94,89% pangsa pasar impor kopi di
Indonesia. Data volume impor kopi Indonesia berdasarkan negara asal
tersaji secara rinci pada Gambar 3.25 dan Lampiran 23.

Gambar 3.25. Negara Asal Impor Kopi Indonesia Tahun 2016

38 Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian


OUTLOOK KOPI 2017

3.5. RATA-RATA NILAI PRODUKSI DAN PENGELUARAN USAHA KOPI


INDONESIA TAHUN 2014

Hasil survei rumah tangga usaha perkebunan untuk komoditas kopi


pada Tahun 2014 menunjukkan bahwa nilai produksi per 100 pohon kopi
sebesar Rp. 689.560 dengan rata-rata pengeluaran Rp. 474.990, dengan
kata lain persentase pengeluaran terhadap produksi sebesar 68,90%.
Pengeluaran untuk usaha kopi terdiri dari pengeluaran untuk bibit,
tanaman pelindung, pupuk, stimulan, pestisida, pekerja, dan
pengeluaran lain. Pengeluaran untuk pekerja merupakan biaya terbesar
dalam mengusahakan tanaman kopi dibandingkan biaya lain, yaitu
sebesar 45,76% atau Rp. 217.340 dari total pengeluaran sebesar Rp.
474.000. Komponen pembiayaan terbesar kedua adalah perkiraan sewa
lahan bebas sewa/milik sendiri yang mencapai 27,43% dari total biaya
produksi atau sebesar Rp. 130.300. Data secara rinci tersaji pada
Gambar 3.26, Gambar 3.27 dan Lampiran 24.

Gambar 3.26. Persentase Biaya Terhadap Produksi Kopi per 100 Pohon
Tahun 2014

Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian 39


2017 OUTLOOK KOPI

Gambar 3.27. Persentase Biaya Terhadap Jumlah Pengeluaran Kopi


per 100 Pohon Tahun 2014

40 Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian


OUTLOOK KOPI 2017

BAB IV. KERAGAAN KOPI ASEAN DAN DUNIA

4.1. PERKEMBANGAN LUAS TANAMAN MENGHASILKAN, PRODUKSI DAN


PRODUKTIVITAS KOPI ASEAN DAN DUNIA

4.1.1. Perkembangan Luas Tanaman Menghasilkan Kopi di Negara-


negara ASEAN

Berdasarkan data FAO tahun 1980 hingga 2014, secara umum


perkembangan luas tanaman menghasilkan (harvested area) kopi di
antara negara-negara anggota ASEAN yang meliputi penjumlahan dari 8
negara anggota yaitu Kamboja, Indonesia, Laos, Malaysia, Myanmar,
Filipina, Thailand, dan Vietnam, cenderung meningkat rata-rata 3,65%
per tahun yaitu luas tanaman kopi yang menghasilkan pada tahun 1980
sebesar 649,47 ribu hektar menjadi sebesar 2,06 juta hektar atau rata-
rata luas tanaman kopi menghasilkan sebesar 1,46 juta hektar.
Sementara kondisi lima tahun terakhir luas tanaman menghasilkan
komoditas kopi cenderung mengalami perlambatan yaitu hanya
meningkat rata-rata 0,08% per tahun atau mencapai luas rata-rata 2,06
juta hektar. Peningkatan laju pertumbuhan luas tanaman menghasilkan
antara tahun 2010 hingga tahun 2014 hanya terjadi pada tahun 2011 dan
2014 yaitu sebesar 2,63% dan 0,79%, seperti tersaji pada Lampiran 25a.
Berdasarkan data FAO untuk data rata-rata luas tanaman
menghasilkan kopi tahun 2010-2014 di negara ASEAN, Indonesia
merupakan negara dengan luas tanaman menghasilkan kopi terbesar di
kawasan ASEAN dengan rata-rata luas sebesar 1,25 juta hektar atau
berkontribusi sebesar 60,97% dari rata-rata total luas tanaman
menghasilkan kopi di ASEAN yang mencapai luas rata-rata 2,06 juta
hektar. Vietnam yang menjadi salah satu sentra penghasil kopi dunia
menduduki posisi kedua dengan luas rata-rata 559,76 ribu hektar atau
berkontribusi sebesar 27,23%. Negara-negara ASEAN lainnya yaitu
Philipina, Laos, Thailand, Malaysia, Myanmar dan Kamboja, masing-
masing berkontribusi terhadap luas areal kopi di ASEAN sebesar 5,79%;

Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian 41


2017 OUTLOOK KOPI

2,82%; 2,41%; 0,55%; 0,21%; dan 0,02%. Secara rinci tersaji pada Gambar
4.2 dan Lampiran 26.

Gambar 4.1. Perkembangan Luas Tanaman Menghasilkan Kopi di


Kawasan ASEAN, Tahun 1980-2014

Gambar 4.2. Sentra Luas Tanaman Menghasilkan Kopi Negara-negara


ASEAN, Rata-rata Tahun 2010-2014

42 Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian


OUTLOOK KOPI 2017

4.1.2. Perkembangan Produksi Kopi di Negara-negara ASEAN


Perkembangan produksi kopi dalam wujud produksi biji kopi
mentah di kawasan ASEAN pada periode tahun 1980–2014 menunjukkan
pola yang hampir sama dengan perkembangan luas tanaman
menghasilkan yaitu produksi kopi ASEAN meningkat rata-rata 5,22% per
tahun atau pada tahun 1980 produksi kopi sebesar 453,50 ribu ton
menjadi sebesar 2,30 juta ton pada tahun 2014 atau rata-rata produksi
mencapai 1,24 juta ton. Sementara kondisi lima tahun terakhir produksi
kopi di wilayah ASEAN masih mengalami peningkatan cukup signifikan
yaitu sebesar 4,25% per tahun atau produksi kopi rata-rata mencapai
2,17 juta ton. Peningkatan produksi kopi terjadi setiap tahun pada
kondisi 5 tahun terakhir yaitu dengan kisaran 2,05% hingga yang terbesar
pada tahun 2010 sebesar 5,90%. Data secara terinci tersaji pada
Gambar 4.3 dan Lampiran 25b.

Gambar 4.3. Perkembangan Produksi Kopi di Kawasan ASEAN, Tahun


1980-2014

Dengan total produksi kopi ASEAN rata-rata sebesar 2,17 juta ton
antara tahun 2010 hingga 2014, Vietnam menempati urutan pertama
sebagai negara dengan produsen kopi terbesar di kawasan ASEAN yaitu

Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian 43


2017 OUTLOOK KOPI

rata-rata produksi sebesar 1,28 juta ton atau berkontribusi sebesar


58,82% terhadap total produksi kopi di kawasan ASEAN. Indonesia
dengan rata-rata produksi sebesar 666,71 ribu ton hanya mampu
berkontribusi sebesar 30,78%. Negara penghasil kopi di wilayah ASEAN
lainnya adalah Philipina, Laos, Thailand, Malaysia, Myanmar dan
Kamboja yang berkontribusi masing-masing sebesar 3,93%; 3,61%; 1,92%;
0,59%; 0,37% dan 0,02% terhadap total produksi kopi ASEAN atau
produksi rata-rata mencapai 85,17 ribu ton, 78,25 ribu ton, 41,64 ribu
ton, 12,84 ribu ton, 7,92 ribu ton dan terendah produksi kopi di
Kamboja sebesar 355 ton. Data secara terinci tersaji pada Gambar 4.4
dan Lampiran 27.

Gambar 4.4. Sentra Produksi Kopi Negara-negara ASEAN, Rata-rata


Tahun 2010-2014

4.1.3. Perkembangan Produktivitas Kopi di Negara-negara ASEAN


Perkembangan produktivitas kopi di kawasan ASEAN periode tahun
1980-2014 secara umum berfluktuasi setiap tahunnya dengan
kecenderungan meningkat rata-rata 1,71% per tahun atau produktivitas

44 Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian


OUTLOOK KOPI 2017

kopi di tahun 1980 sebesar 698 kilogram per hektar menjadi sebesar
1,11 ribu kilogram per hektar pada tahun 2014. Kondisi lima tahun
terakhir hasil per hektar kopi Indonesia meningkat cukup signifikan yaitu
sebesar 4,17% per tahun atau produktivitas rata-rata mencapai 1,05 ribu
kilogram per hektar. Laju pertumbuhan produktivitas tersebut menjadi
pendorong meningkatnya produksi kopi di wilayah ASEAN yang
meningkat rata-rata 5,22% per tahun meskipun secara luasan
peningkatan pertumbuhan kopi di wilayah ASEAN justru mengalami
pertumbuhan yang melambat rata-rata 0,08% per tahun. Secara lebih
rinci tersaji pada Gambar 4.5 dan Lampiran 25a.

Gambar 4.5. Perkembangan Produktivitas Kopi di Kawasan ASEAN,


Tahun 1980-2014

Produktivitas tanaman kopi di kawasan ASEAN antara tahun 2010-


2014 tertinggi di Malaysia dengan produktivitas mencapai 2,92 ribu
kg/ha, berikutnya Vietnam dengan rata-rata produktivitas sebesar 2,28
ribu kg/ha. Tempat ketiga diduduki Laos dengan rata-rata produktivitas
kopi mencapai 1,35 ribu kg/ha. Sementara Indonesia menjadi negara

Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian 45


2017 OUTLOOK KOPI

dengan produktivitas terendah diantara 8 negara produsen kopi di


wilayah ASEAN dengan produktivitas rata-rata hanya 532 kilogram per
hektar. Data seperti tersaji pada Gambar 4.6 dan Lampiran 28.

Gambar 4.6. Produktivitas Kopi Negara-negara ASEAN, Rata-rata Tahun


2010-2014

4.1.4. Perkembangan Luas Tanaman Menghasilkan Kopi Dunia


Perkembangan luas tanaman menghasilkan kopi dunia pada
periode tahun 1980–2014 berfluktuasi setiap tahunnya dengan trend
peningkatan yang tidak signifikan yaitu rata-rata 0,23% per tahun atau
luas tanaman menghasilkan kopi dunia tahun 1980 sebesar 10,07 juta
hektar dan sebesar 10,49 juta hektar di tahun 2014. Sementara
perkembangan luas tanaman menghasilkab kopi dunia periode lima
tahun terakhir juga cenderung mengalami pertumbuhan melambat rata-
rata sebesar 0,05% per tahun atau rata-rata luas tanaman menghasilkan
mencapai 10,39 juta hektar. Perlambatan pertumbuhan luas tanaman
mengasilkan kopi dunia kondisi lima tahun terakhir terjadi pada tahun

46 Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian


OUTLOOK KOPI 2017

2011 dan 2014 yaitu sebesar 5,49% dan 1,09%. Data secara lebih rinci
tersaji pada Gambar 4.7 dan Lampiran 29.

Gambar 4.7. Perkembangan Luas Tanaman Menghasilkan Kopi Dunia,


Tahun 1980–2014

Luas tanaman menghasilkan kopi dunia berdasarkan data FAO


periode 2010-2014 mencapai yang luas rata-rata 10,39 juta hektar. Dari
jumlah tersebut 20,24% disuport oleh Brazil dengan rata-rata luas
tanaman menghasilkan mencapai 2,10 juta hektar. Posisi kedua adalah
Indonesia dengan luas tanaman menghasilkan rata-rata mencapai 1,25
juta hektar atau share sebesar 12,07 %. Berikutnya adalah Kolombia,
Meksiko dan Pantai Gading/Côte d'Ivoire dengan luas rata-rata sebesar
753,56 ribu hektar, 704,87 ribu hektar dan 608,75 ribu hektar atau share
sebesar 7,25% ; 6,79% dan 5,86%. Sementara Vietnam, dengan rata-rata
luas tanaman menghasilkan mencapai 559,76 ribu hektar berada pada
posisi keenam terbesar dunia. Secara kumulatif, kontribusi keenam
negara share terbesar luas tanaman mengasilkan kopi dunia tersebut
mencakup 57,61% dari total luas tanaman menghasilkan kopi dunia. Data
secara lebih rinci tersaji pada Gambar 4.8 dan Lampiran 30.

Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian 47


2017 OUTLOOK KOPI

Gambar 4.8. Sentra Luas Tanaman Menghasilkan Kopi Dunia, Tahun


2010-2014

4.1.5. Perkembangan Produksi Kopi Dunia


Perkembangan produksi kopi dunia (wujud produksi biji kopi
mentah) periode tahun 1980 hingga 2014 berdasarkan data FAO,
berfluktuasi dengan trend terus mengalami peningkatan rata-rata 2,22%
per tahun yaitu pada tahun 1980, produksi kopi di dunia mencapai 4,84
juta ton dan meningkat di tahun 2014 menjadi 8,79 juta ton. Sementara
produksi kopi dunia kondisi lima tahun terakhir mengalami peningkatan
cukup signifikan yaitu rata-rata sebesar 2,50% per tahun atau produksi
rata-rata sebesar 8,68 juta ton. Peningkatan produksi lima tahun
terakhir lebih diakibatkan oleh peningkatan produktivitas yang
meningkat rata-rata 2,50% per tahun sedangkan pertumbuhan luas
tanaman menghasilkan kopi dunia cenderung melambat yaitu rata-rata
sebesar 0,05% per tahun.

Sementara produksi kopi dunia menurut data dari USDA, produksi


kopi dunia periode 1980 hingga 2016 mencapai produksi rata-rata 6,84
juta ton atau meningkat rata-rata 2,18% per tahun yaitu produksi tahun
1980 sebesar 5,17 juta ton tahun 2016 meningkat menjadi 9,55 juta ton.

48 Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian


OUTLOOK KOPI 2017

Produksi kopi kondisi lima tahun terakhir masih mengalami peningkatan


rata-rata 2,00% per tahun atau produksi rata-rata sebesar 9,41 juta ton.
Data secara terinci tersaji pada Gambar 4.9 dan Lampiran 25.b.

Gambar 4.9. Perkembangan Produksi Kopi Dunia, Tahun 1980–2014

Menurut FAO periode 2010 hingga 2014, produksi kopi dunia


33,22% berasal dari produksi kopi Brazil dengan rata-rata produksi
mencapai 2,88 juta ton. Kopi dunia sebanyak 14,70% berasal dari
Vietnam atau produksi rata-rata hingga 1,28 juta ton. Dengan produksi
kopi rata-rata 666,71 ribu ton per tahun, Indonesia berada di posisi
ketiga terbesar produsen kopi dunia dengan kontribusi 7,68% terhadap
total produksi kopi dunia. Total kontribusi tiga negara produsen kopi
dunia tersebut mencakup lebih dari setengah produksi kopi dunia atau
brkontribusi hingga 55,60% produksi kopi dunia atau mencapai produksi
4,82 juta ton. Sementara 44,40% share produksi kopi dunia tersebar di 7
negara dengan kisaran share terendah di Meksiko sebesar 2,71% atau
produksi kopi rata-rata 234,94 ribu ton, hingga yang terbesar di
Kolombia dengan share 6,56% terhadap total produksi kopi dunia atau

Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian 49


2017 OUTLOOK KOPI

produksi kopi rata-rata mencapai 569,50 ribu ton. Data secara terinci
tersaji pada Gambar 4.10 dan Lampiran 31.

Gambar 4.10. Sentra Produksi Kopi Dunia, Tahun 2010-2014

4.1.6. Perkembangan Produktivitas Kopi Dunia


Berdasarkan data FAO, laju pertumbuhan produktivitas kopi dunia
periode 1980 hingga 2014 secara umum mengalami peningkatan rata-raa
1,99% per tahun dengan rata-rata pertumbuhan sebesar 1,99% atau
produksi kopi per hektar rata-rata sebesar 651 kilogram atau
produktivitas kopi tahun 1980 sebesar 481 kilogram per hektar, menjadi
838 kilogram per hektar di tahun 2014. Perkembangan produktivitas
kopi periode lima tahun terakhir masih mengalami peningkatan lebih
signifikan yaitu sebesar 2,50% per tahun atau produktivitas rata-rata
mencapai 836 kilogram per hektar. dunia tercapai pada tahun 2012
yaitu sebesar 912 kg/ha. Sementara tahun 2014, produktivitas kopi
dunia mencapai 838 kg/ha atau lebih rendah 1,40% dibandingkan tahun
2012, dimana pada tahun tersebut produktivitas kopi dunia mencapai

50 Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian


OUTLOOK KOPI 2017

tertinggi. Data secara lebih lengkap tersaji pada Gambar 4.11 dan
Lampiran 29.

Gambar 4.11. Perkembangan Produktivitas Kopi Dunia, Tahun 1980-


2014

4.2. PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR KOPI ASEAN DAN DUNIA

4.2.1. Perkembangan Volume Ekspor dan Impor Kopi ASEAN


Berdasarkan data USDA, volume ekspor dan impor kopi dari
negara-negara anggota ASEAN pada periode tahun 1980-2016 secara
umum mengalami trend terus meningkat dengan kecenderungan volume
ekspor lebih tinggi dari volume impornya, seperti tersaji pada Gambar
4.12. Pada periode tersebut, laju pertumbuhan volume ekspor kopi
meningkat sangat signifikan yaitu rata-rata 7,20% per tahun atau volume
ekspor rata-rata mencapai 1,10 juta ton atau volume ekspor kopi dunia
tahun 1980 sebesar 261,60 ribu ton menjadi sebesar 2,40 juta ton di
tahun 2016. Sementara perkembangan volume impor kopi ASEAN secara
rata-rata mengalami peningkatan lebih tinggi dibanding volume
ekspornya yaitu sebesar 18,37% per tahun atau volume impor rata-rata
134,58 ribu ton. Sedangkan kondisi lima tahun terakhir, volume ekspor
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian 51
2017 OUTLOOK KOPI

impor kopi meskipun masih meningkat secara rata-rata namun


cenderung mengalami perlambatan pertumbuhan yaitu sebesar 3,74%
per tahun dan 10,20% per tahun atau rata-rata ekspor sebesar 2,42 juta
ton dan rata-rata impor sebesar 544,67 ribu ton. Tahun 2016 volume
ekspor kopi ASEAN mengalami penurunan hingga 8,39% dari tahun
sebelumnya atau mencapai 2,40 juta ton, sebaliknya volume impor kopi
ASEAN justru meningkat 7,71% atau mencapai 648,48 ribu ton.
Keragaan perdagangan kopi di wilayah ASEAN dimana volume
ekspor cenderung lebih tinggi dari impor tersebut cukup beralasan
mengingat dua negara sentra produksi kopi dunia adalah dua negara
anggota ASEAN yaitu Vietnam dan Indonesia. Data secara lebih rinci
tersaji pada Lampiran 32a.

Gambar 4.12. Perkembangan Volume Ekspor dan Impor Kopi di


Kawasan ASEAN, Tahun 1980-2016

Keragaan data rata-rata volume ekspor kopi di kawasan ASEAN


periode tahun 2012 hingga 2016 berdasarkan USDA, sangat dominan di
dua negara dengan kontribusi volume ekspor di atas 20% terhadap total
volume ekspor kopi kawasan ASEAN. Kedua negara tersebut adalah

52 Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian


OUTLOOK KOPI 2017

Vietnam dan Indonesia dengan total kontribusi hingga 88,75% volume


ekspor kopi ASEAN. Vietnam mengekspor kopi rata-rata per tahun
mencapai 1,58 juta ton atau 65,25% terhadap volume ekspor kopi dari
kawasan ASEAN. Pada periode yang sama, Indonesia mampu mengekspor
kopi rata-rata 568,33 ribu ton per tahun atau berkontribusi sebesar
23,50% perdagangan kopi wilayah ASEAN. Sementara 3 negara lainnya
hanya berkontribusi antara 0,91% hingga 6,60% yaitu di Laos, Thaliand
dan Malaysia atau volume ekspor rata-rata 21,90 ribu ton, 90,42 ribu ton
dan 159,72 ribu ton. Data secara lengkap tersaji pada Gambar 4.13 dan
Lampiran 33.

Gambar 4.13. Negara Eksportir Kopi di Kawasan ASEAN, Tahun 2012-


2016

Negara importir kopi terbesar di kawasan ASEAN periode tahun


2012-2016 berdasarkan data USDA mencapai rata-rata 882,41 ribu ton.
Filipina menjadi importir kopi terbesar di wilayah ASEAN dengan volume
rata-rata 282,78 ribu ton atau 51,19% dari total volume impor kopi di
wilayah. Negara ASEAN importir kopi terbesar kedua adalah Malaysia
dengan jumlah impor kopi rata-rata mencapai 87,90 ribu ton,

Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian 53


2017 OUTLOOK KOPI

berkontribusi hingga 15,91% terhadap impor kopi ASEAN. Sementara


Thailand rata-rata mengimpor 68,52 ribu atau berkontribusi sebesar
12,40% dari total impor kopi di kawasan ASEAN. Di sisi lain, Indonesia
selain sebagai negara pengekspor kopi terbesar kedua di ASEAN, juga
tercatat sebagai negara pengimpor kopi dengan rata-rata volume impor
mencapai 61,16 ribu ton atau share sebesar 11,07%. Sedangkan Vietnam
dan Singapore mengimpor kopi rata-rata 44,30 ribu ton dan 7,74 ribu
ton atau share 8,02% dan 1,40%. Secara lengkap data tersaji pada
Gambar 4.14 dan Lampiran 34.

Gambar 4.14. Negara Importir Kopi di Kawasan ASEAN, Tahun 2012-


2016

4.2.2. Perkembangan Nilai Ekspor dan Impor Kopi ASEAN


Perkembangan Nilai perdagangan kopi di wilayah ASEAN
berdasarkan data FAO antara tahun 1980 hingga 2013 menunjukkan
trend sejalan dengan keragaan volume ekspor dan impor kopi yaitu nilai
ekspor kopi cenderung lebih tinggi dibandingkan dengan nilai impornya.
Berdasarkan keragaan data tersebut, surplus perdagangan kopi wilayah

54 Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian


OUTLOOK KOPI 2017

ASEAN rata-rata sebesar 1,32 milyard US$ atau mengalami pertumbuhan


rata-rata 9,71% per tahun. Surplus neraca perdagangan kopi tertinggi
dari negara-negara anggota ASEAN terjadi pada tahun 2012 mencapai
US$ 4,36 Milyar. Keragaan neraca perdagangan kondisi 5 tahun terakhir
meskipun secara pertumbuhan cenderung melambat sebesar 5,63%,
namun secara absolut mengalami peningkatan sebesar US$ 3,24 milyar.
Data secara lebih lengkap tersaji pada Gambar 4.15 dan Lampiran 32b.

Gambar 4.15. Perkembangan Nilai Ekspor dan Impor Kopi di Kawasan


ASEAN, Tahun 1980-2013

4.2.3. Perkembangan Volume Ekspor dan Impor Kopi Dunia


Perkembangan volume ekspor kopi dunia tahun 1980-2016
berdasarkan data USDA terlihat tidak terlalu berfluktuasi dari tahun ke
tahun, sebaliknya trend perkembangan volume impor kopi mengalami
lonjakan cukup tajam setelah tahun 2000, meskipun kemudian
mengalami peningkatan dengan trend melandai, seperti tersaji pada
Gambar 4.16. Perkembangan laju pertumbuhan ekspor kopi secara
umum meningkat rata-rata 2,33% per tahun atau volume ekspor kopi
rata-rata mencapai 5,41 juta ton, sementara pertumbuhan volume

Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian 55


2017 OUTLOOK KOPI

impor cenderung meningkat sangat signifikan secara rata-rata mencapai


49,38% atau volume impor rata-rata mencapai 2,62 juta ton.
Peningkatan volume impor kopi dunia tersebut sangat signifikan terjadi
pada tahun 2002 sebesar 1,17 ribu persen terhadap tahun 2001 atau
volume impor kopi mencapai 5,40 juta ton dari tahun sebelumnya hanya
sebesar 425,64 ribu ton. Sementara perkembangan laju pertumbuhan
volume ekspor impor kopi dunia kondisi lima tahun terakhir mengalami
pertumbuhan melambat yaitu sebesar 2,12% dan 2,65% atau volume
ekspor kopi rata-rata mencapai 7,67 juta ton dan volume impor kopi
sebesar 7,23 juta ton. Data secara lebih lengkap tersaji pada Lampiran
35a.

Gambar 4.16. Perkembangan Volume Ekspor dan Impor Kopi Dunia,


Tahun 1980-2016

Negara eksportir kopi dunia antara tahun 2012 hingga 2016


berdasarkan dara USDA tersaji pada Gambar 4.17. Secara umum,
volume ekspor kopi dunia pada periode tersebut mencapai rata-rata
7,67 juta ton yang tersebar di 10 negara eksportir kopi terbesar dunia
mencapai total volume ekspor hingga 6,32 juta ton atau share hingga
82,39% total ekspor kopi dunia. Brazil menjadi negara eksportir kopi

56 Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian


OUTLOOK KOPI 2017

terbesar di dunia dengan rata-rata volume ekspor mencapai 2,04 juta


ton per tahun atau berkontribusi sebear 26,61%. Berikutnya dengan total
ekspor rata-rata 1,58 juta ton atau menguasai pangsa perdagangan kopi
hingga 20,59% adalah Vietnam. Indonesia dengan rata-rata ekspor kopi
568,33 ribu ton atau menguasai pasar kopi dunia 7,41% berada diposisi
keempat dibawah Kolombia yang menjadi negara ketiga terbesar
eksportir kopi dunia yaitu menguasai pangsa perdagangan kopi hingga
9,06% atau volume ekspor hingga 694,32 ribu ton. Data secara lebih
rinci tersaji pada Lampiran 36.

Gambar 4.17. Negara Eksportir Kopi Terbesar Dunia, Tahun 2011-2015

Keragaan negara importir kopi dunia berdasarkan data USDA


antara tahun 2012 hingga 2016 pada Gambar 4.18. Total volume impor
kopi dunia periode 2012 hingga 2016 mencapai 7,23 juta ton yang
tersebar hingga 83,92% atau mencapai total volume impor hingga 6,06
juta ton. Impor kopi di Uni Eropa mencapai tertinggi di dunia yaitu
rata-rata 2,73 juta ton atau mencapai share 37,78% dari total volume
impor kopi dunia. Amerika Serikat adalah negara importir kopi terbesar
kedua di dunia dengan rata-rata volume impor kopi sebesar 1,48 juta

Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian 57


2017 OUTLOOK KOPI

ton per tahun atau menguasai pangsa impor kopi dunia sebesar 20,57%
dari total volume impor kopi dunia sebesar 7,67 juta ton. Negara di Asia
dengan pangsa impor kopi terbesar di dunia adalah Jepang dengan rata-
rata volume impor kopi sebesar 491,04 ribu ton per tahun atau share
6,80% impor kopi dunia. Negara pengimpor kopi terbesar lainnya adalah
Philipina, Kanada, Rusia, Swis, Korea Selatan, Algeria dan China dengan
kisaran share impor 1,84% hingga 3,91%. Sementara impor kopi di
Indonesia mencapai rata-rata 61,16 ribu ton atau berada diurutan ke 17
atau share sebesar kurang dari 1% atau sebesar 0,85% terhadap total
impor kopi dunia. Secara lengkap data tersaji pada Lampiran 37.

Gambar 4.18. Negara Importir Kopi Terbesar Dunia, Tahun 2012-2016

4.2.4. Perkembangan Nilai Ekspor dan Impor Kopi Dunia


Berbeda dengan keragaan nilai ekspor dan impor kopi dari negara-
negara anggota ASEAN, nilai impor kopi dunia umumnya lebih tinggi
dibandingkan dengan nilai ekspor kopi dunia. Berdasarkan data FAO
periode 1980 hingga 2013, nilai impor kopi dunia mengalami
peningkatan 3,79% per tahun atau mencapai nilai impor rata-rata 12,18

58 Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian


OUTLOOK KOPI 2017

Milyar US$, sementara nilai ekspor kopi dunia mencapai rata-rata 11,23
milyar US$. Berdasarkan perbandingan data nilai eksor terhadap nilai
impor kopi dunia tersebut dapat dikatakan bahwa perdagangan kopi
dunia cendrung mengalami defisit setiap tahunnya yaitu rata-rata
mencapai (minus) -9,56 juta US$. Demikian halnya keragaan nilai
perdagangan kopi dunia kondisi 5 tahun terakhir yang mempunyai pola
sama yaitu mengalami defisit rata-rata sebesar -8,28 juta US$ per
tahun. Data secara lebih rinci tersaji pada Lampiran 35b.

Gambar 4.19. Perkembangan Nilai Ekspor dan Impor Kopi Dunia,


Tahun 1980-2013

4.3. PERKEMBANGAN KETERSEDIAAN KOPI ASEAN DAN DUNIA

4.3.1. Perkembangan Ketersediaan Kopi ASEAN


Ketersediaan kopi wilayah ASEAN diperoleh dari produksi dikurangi
ekspor dan ditambah impor. Berdasarkan data USDA, perkembangan
ketersediaan kopi di wilayah ASEAN periode 1980 hingga 2016 tersaji
pada Gambar 4.20. Secara umum pola ketersediaan kopi di wilayah

Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian 59


2017 OUTLOOK KOPI

ASEAN berfluktuasi dengan kecenderungan meningkat cukup signifikan


setelah tahun 2010. Peningkatan suplay kopi ASEAN setelah tahun 2010
sebagai akibat peningkatan baik produksi maupun impor sebesar 17,37%
dan 39,96%. Laju pertumbuhan ketersediaan kopi ASEAN mengalami
peningkatan rata-rata 8,93% atau ketersediaan kopi mencapai rata-rata
286,73 ribu ton antara tahun 1980 hingga 2016. Kondisi lima tahun
terakhir, ketersediaan kopi di wilayah ASEAN mengalami peningkatan
lebih tinggi yaitu rata-rata sebesar 9,30% atau rata-rata mencapai
703,13 ribu ton. Peningkatan ketersediaan kopi kondisi 5 tahun terakhir
tersebut selain adanya peningkatan produksi juga didukung oleh
peningkatan volume impor, selain volume ekspor kopi ASEAN juga
cenderung mengalami peningkatan rata-rata 3,74% pertahun. Data
secara lebih lengkap tersaji pada Lampiran 38.

Gambar 4.20. Perkembangan Ketersediaan Kopi ASEAN, Tahun 1980-


2016

4.3.2. Perkembangan Ketersediaan Kopi Dunia


Sama halnya dengan ketersediaan kopi di ASEAN, ketersediaan
kopi di dunia selama periode tahun 1980-2016 cenderung stagnan hingga
tahun 2001 dan kemudian mengalami peningkatan sangat drastis di
60 Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
OUTLOOK KOPI 2017

tahun berikutnya hingga 301,09% sebagai akibat peningkatan volume


impor kopi yang mencapai 1,167 ribu persen, sementara pertumbuhan
produksi dan ekspor kopi hanya meningkat 14,04% dan 7,82%. Laju
pertumbuhan ketersediaan kopi dunia rata-rata sebesar 15,79% atau
mencapai 4,05 juta ton, sementara ketersediaan kopi kondisi lima tahun
terakhir mengalami peningkatan pertumbuhan yang cenderung
melambat rata-rata 2,52% atau rata-rata ketersediaan kopi mencapai
8,97 juta ton per tahun. Data secara lebih rinci tersaji pada Gambar
4.21 dan Lampiran 39.

Gambar 4.21. Perkembangan Ketersediaan Kopi Dunia, Tahun 1980-


2016

Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian 61


2017 OUTLOOK KOPI

62 Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian


OUTLOOK KOPI 2017

BAB V. ANALISIS PRODUKSI DAN KONSUMSI

5.1. PROYEKSI PRODUKSI KOPI DI INDONESIA TAHUN 2018-2021

Proyeksi produksi kopi di Indonesia tahun 2018 – 2021 didekati dengan


pendekatan prediksi dua variabel pembentuk produksi yaitu luas areal yang
dalam hal ini adalah luas tanaman menghasilkan atau LTM kopi dan produksi
kopi per satuan luas atau produktivitas kopi per hektar.

Pada tahun 2018 produksi kopi Indonesia diperkirakan akan mengalami


peningkatan sebesar 5,92% atau mengalami peningkatan 37,76 ribu ton dari
Angka prediksi Ditjen Perkebunan tahun 2017 yaitu diperkirakan akan
mencapai 675,30 ribu ton biji kopi.
Berdasarkan data produksi kopi tahun 1980-2017 mendapatkan model
analisis yang selanjutnya digunakan sebagai proyeksi produksi kopi tahun
2018-2021. Hasil proyeksi produksi kopi tahun 2018 hingga 2021 dapat dilihat
pada Tabel 5.1.

Tabel 5.1. Hasil Proyeksi Produksi Kopi di Indonesia, Tahun 2017-2021

Luas Area Pertumb Produktivitas Pertumb Produksi Pertumb


Tahun
(Ha) (%) (Kg/Ha) (%) (Ton) (%)
2016 924.319 691,65 639.303
2017 *) 905.967 (1,99) 703,71 1,74 637.539 (0,28)
2018 **) 930.890 2,75 725,44 3,09 675.302 5,92
2019 **) 951.604 2,23 743,33 2,47 707.359 4,75
2020 **) 969.162 1,85 758,11 1,99 734.728 3,87
2021 **) 984.354 1,57 770,33 1,61 758.282 3,21
Rata-rata Pertumbuhan (%)

2018-2021 959.003 2,10 749,30 2,29 718.918 4,44


Keterangan : *) Angka Proyeksi Ditjen Perkebunan
**) Angka Proyeksi Pusdatin

Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian 63


2017 OUTLOOK KOPI

Peningkatan produksi kopi tahun 2018 dipicu naiknya luas areal dalam
hal ini adalah luas tanaman menghasilkan maupun produktivitas, masing-
masing sebesar 2,75% dan 3,09% atau luas panen kopi mencapai 930,89 ribu
hektar dan produktivitas diperkirakan akan mencapai 725,44 ton per hektar.
Produksi kopi Indonesia hingga tahun 2021 diperkirakan akan meningkat
dengan rata-rata pertumbuhan 4,44% per tahun. Jika dibandingkan dengan
produksi kopi tahun 2017 (angka proyeksi Ditjen Perkebunan) yang mencapai
637,54 ribu ton, maka produksi kopi di tahun 2021 diperkirakan akan
meningkat sebesar 18,94% atau menjadi 758,28 ribu ton yang disuport oleh
peningkatan luas areal sebesar 8,65% dan peningkatan produktivitas sebesar
9,47% atau luas areal mencapai 984,35 ribu ton dan produktivitas kopi
mencapai 770,33 kilogram per hektar. Hasil selengkapnya tersaji pada Tabel
5.1.

5.2. PROYEKSI KONSUMSI KOPI DI INDONESIA TAHUN 2017-2021


Proyeksi konsumsi kopi din Indonesia didekati melalui perhitungan
sisaan antara suplay kopi dengan demand atau sisaan dari total ketersediaan
kopi dengan total permintaan kopi. Variabel pendukung suplay kopi Indonesia
selain produksi adalah volume impor, sementara permintaan kopi selain
permintaan kopi di luar negeri dalam bentuk ekspor, termasuk permintaan
kopi dalam negeri berupa konsumsi kopi domestik. Sehingga terlebih dahulu
dilakukan prediksi menggunakan model peramalan yang paling sesuai untuk
indikator penyusun suplay dan demand kopi tersebut.

Berdasarkan model pendugaan yang disusun, didapatkan angka


prediksi volume impor kopi Indonesia tahun 2018 hingga 2021 yang
diperkirakan masih akan mengalami peningkatan rata-rata 5,68% per tahun
atau volume impor kopi akan mencapai 31,26 ribu ton di tahun 2018 dan
meningkat menjadi sebesar 36,81 ribu ton hingga tahun 2021. Sementara dari
sisi permintaan komoditas kopi Indonesia di pasar Internasional atau volume
ekspor kopi akan meningkat rata-rata 2,13% per tahun atau mencapai volume
impor rata-rata 409,51 ribu ton kopi berasan. Tahun 2018 volume ekspor

64 Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian


OUTLOOK KOPI 2017

diperkirakan akan sedikit melemah yaitu hanya akan meningkat 0,34% namun
tahun-tahun berikutnya akan meningkat antara 2,27% hingga 3,23%. Hasil
secara lebih rinci tersaji pada Tabel 5.2.

Tabel 5.2. Hasil Proyeksi Volume Ekspor dan Impor Kopi di Indonesia,
Tahun 2017-2021

Volume Ekspor Pertumb Volume Impor Pertumb


Tahun
Kopi (Ton) (%) Kopi (Ton) (%)

2015 502.021 12.462

2016 414.651 (17,40) 25.172 102,00

2017 **) 390.886 (5,73) 29.514 17,25

2018 **) 392.202 0,34 31.264 5,93

2019 **) 404.883 3,23 33.064 5,76

2020 **) 415.755 2,69 34.912 5,59

2021 **) 425.206 2,27 36.810 5,44

Rata-rata 409.512 2,13 34.013 5,68


Keterangan : **) Angka Proyeksi Pusdatin

Berdasarkan pendekatan perhitungan tersebut diatas didapatkan nilai


konsumsi kopi Indonesia seperti tersaji pada Tabl 5.2a. Dari tabel tersebut
terlihat bahwa konsumsi kopi Indonesia yang merupakan konsumsi rumah
tangga tahun 2017 diperkirakan akan mengalami peningkatan cukup signifikan
yaitu sebesar 10,54% terhadap konsumsi kopi tahun 2016 yaitu hanya
mencapai 249,82 ribu ton, namun selanjutnya mengalami peningkatan sangat
signifikan hingga tahun 2021 yaitu rata-rata 8,22% per tahun atau konsumsi
domestik kopi di Indonesia diperkirakan akan mencapai 369,89 ribu ton pada
tahun 2021. Prediksi konsumsi tersebut diasumsikan sebagai konsumsi kopi

Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian 65


2017 OUTLOOK KOPI

langsung baik di tingkat rumah tangga termasuk permintaan dari sektor


industri, hotel dan pariwisata.

Tabel 5.2a. Hasil Proyeksi Konsumsi Kopi di Indonesia, Tahun 2017-2021

Konsumsi Kopi
Tahun Pertumb (%)
Nasional (Ton)

2016 249.824

2017 **) 276.167 10,54

2018 **) 314.365 13,83

2019 **) 335.540 6,74

2020 **) 353.885 5,47

2021 **) 369.886 4,52

Rata-rata Pertumbuhan (%) 8,22

Keterangan : **) Angka Proyeksi Pusdatin

5.3. PROYEKSI SURPLUS/DEFISIT KOPI DI INDONESIA TAHUN 2017-2021

Tabel 5.3. menyajikan hasil proyeksi suplay atau penawaran kopi di


Indonesia yang berasal dari produksi dalam negeri dan impor serta permintaan
kopi Indonesia konsumsi dalam negeri serta kondisi surplus atau defisit
pasokan kopi Indonesia. Dari hasil proyeksi suplay yang merupakan prediksi
produksi dan volume impor serta permintaan dalam bentuk konsumsi kopi di
Indonesia pada tahun 2017-2021, diperkirakan Indonesia akan mengalami
surplus kopi rata-rata sebesar 405,79 ribu ton per tahun atau surplus pada
tahun 2017 diperkirakan akan mencapai 390,89 ribu ton dan hingga tahun 2021
Indonesia akan mengalami surplus hingga 425,21 ribu ton kopi berasan.

66 Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian


OUTLOOK KOPI 2017

Tabel 5.3. Proyeksi Surplus Kopi di Indonesia, Tahun 2017-2021

Konsumsi
Tahun Suplay (Ton) Surplus (Ton)
(Ton)

2017 *) 667.053 276.167 390.886

2018 **) 706.566 314.365 392.202

2019 **) 740.423 335.540 404.883

2020 **) 769.640 353.885 415.755

2021 **) 795.093 369.886 425.206

Rata-rata (%) 405.786

Keterangan: *) Angka Estimasi


**) Angka Proyeksi Pusdatin

5.4. PROYEKSI KETERSEDIAAN KOPI DI ASEAN TAHUN 2017-2021

Dalam rangka menghadapi era perdagangan bebas dan free trade


agreement di antara negara-negara ASEAN, maka diperlukan gambaran
mengenai ketersediaan suatu komoditas di masa akan datang. Proyeksi
ketersediaan ini akan membantu pegiat ekspor komoditas bersangkutan di
dalam negeri untuk ambil bagian dalam perdagangan domestik dan/atau
global.

Pada outlook ini disediakan proyeksi ketersediaan komoditas kopi di


kawasan domestik (Asia Tenggara) dan dunia. Data yang digunakan dalam
proyeksi ini adalah data yang bersumber dari USDA dimana negara-negara Asia
Tenggara yang dimaksud dalam outlook ini adalah negara-negara anggota
ASEAN.

Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian 67


2017 OUTLOOK KOPI

Untuk mengetahui proyeksi ketersediaan kopi di negara-negara ASEAN,


dalam outlook ini digunakan analisis deret waktu dengan metode double
exponential smooting analysis. Hasil proyeksi ketersediaan kopi di negara-
negara ASEAN dapat dilihat pada Tabel 5.4.

Tabel 5.4. Hasil Proyeksi Ketersediaan Kopi di ASEAN, Tahun 2017-2021

Proyeksi
Pertumb.
Tahun Ketersediaan
(%)
ASEAN ( Ton)
2017 876.713
2018 937.155 6,89
2019 997.596 6,45
2020 1.058.037 6,06
2021 1.118.478 5,71
Rata-rata Pertumbuhan 6,28
Keterangan : Prediksi Pusdatin

Hasil proyeksi menunjukkan bahwa ketersediaan kopi di antara negara-


negara ASEAN pada tahun 2021 diperkirakan meningkat sebesar 27,58%
dibandingkan tahun 2017. Pada tahun 2017 ketersediaan kopi total ASEAN
mencapai 876,71 ribu ton dan meningkat menjadi 1,12 juta ton di tahun 2021.

5.5. PROYEKSI KETERSEDIAAN KOPI DI DUNIA TAHUN 2017-2021

Tidak berbeda dengan proyeksi ketersediaan kopi ASEAN, dalam


melakukan proyeksi ketersediaan kopi di dunia, penulis kembali menggunakan
analisis deret waktu dengan metode double exponential smooting analysis.

68 Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian


OUTLOOK KOPI 2017

Tabel 5.5. Hasil Proyeksi Ketersediaan Kopi di Dunia, Tahun 2017-2021

Proyeksi
Pertumb.
Tahun Ketersediaan Dunia
(%)
( Ton)
2017 9.471.700
2018 9.667.723 2,07
2019 9.863.745 2,03
2020 10.059.768 1,99
2021 10.255.791 1,95
Rata-rata Pertumbuhan 2,01
Keterangan : Prediksi Pusdatin

Ketersediaan kopi dunia pada periode tahun 2017-2021 secara rata-


rata diprediksi akan meningkat sebesar 2,01% per tahun dimana ketersediaan
kopi dunia tahun 2017 sebesar 9,47 juta ton dan tahun 2012 diperkirakan akan
mencapai 10,26 juta ton kopi berasan atau mengalami peningkatan 8,28%.
Data terinci tersaji pada Tabel 5.5.

Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian 69


2017 OUTLOOK KOPI

70 Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian


OUTLOOK KOPI 2017

BAB VI. KESIMPULAN

6.1. KESIMPULAN

Kopi Indonesia 94,53% didominasi oleh kopi yang diusahakan di


perkebunan rakyat dimana 81,87% merupakan kopi jenis robusta. Sentra
produksi kopi robusta di Indonesia terdapat di lima provinsi sentra dengan
total share mencapai 73,67% yaitu Provinsi Sumatera Selatan, Lampung,
Bengkulu, Jawa TImur, dan Jawa Tengah. Adapun sentra produksi kopi
arabika Indonesia terdapat di 5 provinsi dengan total share mencapai 84,91%
yaitu Provinsi Sumatera Utara, Aceh, Sulawesi Selatan, Sumatera Barat, dan
Jawa Barat. Harga kopi di pasar domestik di Indonesia tahun 2016 rata-rata
adalah Rp.19.813 per kg. Konsumsi kopi pada tahun 2016 berdasarkan hasil
SUSENAS yang dilakukan oleh BPS mencapai 0,87 kg/kapita. Konsumsi ini lebih
rendah dibandingkan tahun sebelumnya yang mencapai 1,35 kg/kapita.

Berdasarkan data USDA, di antara negara-negara kawasan ASEAN,


Indonesia dikenal sebagai produsen dan eksportir kopi terbesar kedua setelah
Vietnam. Namun demikian, Indonesia adalah importir kopi terbesar keempat
di ASEAN setelah Filipina, Malaysia, dan Thailand. Di dunia, Indonesia
tercatat sebagai penghasil kopi terbesar ketiga setelah Brazil, dan Vietnam.
Sebagai eksoprtir kopi di dunia, Indonesia adalah eksportir kopi terbesar
keempat setelah Brazil, Vietnam, dan Kolombia.

Hasil proyeksi produksi kopi menunjukkan bahwa produksi kopi


Indonesia tahun 2021 akan meningkat sebesar 18,94% atau menjadi 758,28
ribu ton dibandingkan produksi kopi tahun 2017 yang hanya mencapai 637,54
ribu ton. Proyeksi produksi ini diperkirakan lebih tinggi dibandingkan
permintaan kopi di tahun yang sama. Permintaan kopi Indonesia tahun 2021
diperkirakan mencapai 369,89 ribu ton sehingga diperkirakan akan terjadi
surplus pasokan kopi sebesar 425,21 ribu ton.

Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian 71


2017 OUTLOOK KOPI

72 Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian


OUTLOOK KOPI 2017

DAFTAR PUSTAKA

Wirawan B,. 2017. Kita Harus Bangga Dengan Kopi Negeri Sendiri. Majalan
Pilar Pertanian. Edisi 13 Oktober 2017.

Direktorat Jenderal Perkebunan. 2010. Statistik Perkebunan Indonesia: Kopi


2009-2011. Kementerian Pertanian. Jakarta.

Direktorat Jenderal Perkebunan. 2011. Statistik Perkebunan Indonesia: Kopi


2010-2012. Kementerian Pertanian. Jakarta.

Direktorat Jenderal Perkebunan. 2012. Statistik Perkebunan Indonesia: Kopi


2011-2013. Kementerian Pertanian. Jakarta.

Direktorat Jenderal Perkebunan. 2013. Statistik Perkebunan Indonesia: Kopi


2012-2014. Kementerian Pertanian. Jakarta.

Direktorat Jenderal Perkebunan. 2014. Statistik Perkebunan Indonesia: Kopi


2013-2015. Kementerian Pertanian. Jakarta.

Direktorat Jenderal Perkebunan. 2015. Statistik Perkebunan Indonesia: Kopi


2014-2016. Kementerian Pertanian. Jakarta.

Direktorat Jenderal Perkebunan. 2016. Statistik Perkebunan Indonesia: Kopi


2015-2017. Kementerian Pertanian. Jakarta.

Ellis, Markman. 2011. The Coffee-House: a Cultural History. Hachette. United


Kingdom.

Food and Agriculture Organization of United Nation (FAO). 2017.


http://faostat.fao.org [terhubung berkala]

United States Department of Agriculture (USDA). 2016. http://fas.usda.gov

Prastowo, Bambang., Elna Karmawati., Rubijo., Siswanto., Chandra


Indrawanto., S. Joni Munarso. 2010. Budidaya dan Pasca Panen Kopi.
Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan. Bogor.

Rencana Stategis Direktorat Jenderal Perkebunan, Tahun 2015-2019 (Edisi


Revisi), Kementerian Pertanian, Jakarta

Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian. 2016. Outlook Komoditi Kopi.
Kementerian Pertanian. Jakarta.

Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian 73


2017 OUTLOOK KOPI

74 Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian


OUTLOOK KOPI 2017

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian 75


2017 OUTLOOK KOPI

76 Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian


OUTLOOK KOPI 2017

Lampiran 1. Perkembangan Luas Areal Kopi di Indonesia Menurut Status


Pengusahaan, Tahun 1980–2017
Luas Areal (Ha)
Tahun Pertumb. Pertumb. Pertumb. Pertumb.
PR PBN PBS INDONESIA
(%) (%) (%) (%)
1980 663.601 - 20.925 - 22.938 - 707.464 -
1981 749.829 12,99 23.016 9,99 24.001 4,63 796.846 12,63
1982 759.182 1,25 23.635 2,69 20.211 -15,79 803.028 0,78
1983 766.134 0,92 24.426 3,35 24.427 20,86 814.987 1,49
1984 837.488 9,31 22.440 -8,13 34.283 40,35 894.211 9,72
1985 874.340 4,40 23.499 4,72 33.290 -2,90 931.129 4,13
1986 888.862 1,66 23.593 0,40 22.744 -31,68 935.199 0,44
1987 908.584 2,22 24.280 2,91 28.776 26,52 961.640 2,83
1988 969.789 6,74 25.484 4,96 30.674 6,60 1.025.947 6,69
1989 984.234 1,49 21.800 -14,46 30.516 -0,52 1.036.550 1,03
1990 1.014.125 3,04 25.834 18,50 29.889 -2,05 1.069.848 3,21
1991 1.063.289 4,85 25.891 0,22 30.674 2,63 1.119.854 4,67
1992 1.076.474 1,24 26.092 0,78 31.332 2,15 1.133.898 1,25
1993 1.090.050 1,26 26.325 0,89 31.192 -0,45 1.147.567 1,21
1994 1.080.532 -0,87 26.593 1,02 33.260 6,63 1.140.385 -0,63
1995 1.109.499 2,68 25.616 -3,67 32.396 -2,60 1.167.511 2,38
1996 1.103.615 -0,53 24.169 -5,65 31.295 -3,40 1.159.079 -0,72
1997 1.105.114 0,14 32.232 33,36 32.682 4,43 1.170.028 0,94
1998 1.068.064 -3,35 39.139 21,43 46.166 41,26 1.153.369 -1,42
1999 1.059.245 -0,83 39.316 0,45 28.716 -37,80 1.127.277 -2,26
2000 1.192.322 12,56 40.645 3,38 27.720 -3,47 1.260.687 11,83
2001 1.258.628 5,56 26.954 -33,68 27.801 0,29 1.313.383 4,18
2002 1.318.020 4,72 26.954 0,00 27.210 -2,13 1.372.184 4,48
2003 1.240.222 -5,90 26.597 -1,32 25.091 -7,79 1.291.910 -5,85
2004 1.251.326 0,90 26.597 0,00 26.020 3,70 1.303.943 0,93
2005 1.202.392 -3,91 26.641 0,17 26.239 0,84 1.255.272 -3,73
2006 1.255.104 4,38 26.644 0,01 26.983 2,84 1.308.731 4,26
2007 1.243.429 -0,93 23.721 -10,97 28.761 6,59 1.295.911 -0,98
2008 1.236.842 -0,53 22.442 -5,39 35.826 24,56 1.295.110 -0,06
2009 1.217.506 -1,56 22.794 1,57 25.935 -27,61 1.266.235 -2,23
2010 1.162.810 -4,49 22.681 -0,50 24.873 -4,09 1.210.364 -4,41
2011 1.184.967 1,91 22.572 -0,48 26.159 5,17 1.233.698 1,93
2012 1.187.669 0,23 22.565 -0,03 25.056 -4,22 1.235.290 0,13
2013 1.194.081 0,54 22.556 -0,04 25.076 0,08 1.241.713 0,52
2014 1.230.495 3,05 22.369 -0,83 24.462 -2,45 1.230.495 -0,90
2015 1.183.244 -0,91 22.366 -0,84 24.391 -2,73 1.230.001 -0,94
2016 *) 1.180.556 -4,06 22.509 0,63 25.447 4,03 1.228.512 -0,16
2017 **) 1.179.769 -0,29 22.525 0,71 25.493 4,52 1.227.787 -0,18
Rata-rata Laju Pertumbuhan (%)
1980-2017**) 1.092.644 1,62 25.771 0,71 28.515 1,54 1.145.664 1,55
1980-2015 1.102.167 1,83 25.957 0,71 28.689 1,38 1.140.951 1,64
1980-2007 1.054.440 2,44 26.968 1,16 29.346 2,21 1.110.755 2,35
2008-2017**) 1.195.794 -0,61 22.538 -0,52 26.272 -0,27 1.239.921 -0,63
Sumber : Direktorat Jenderal Perkebunan, diolah Pusdatin
Ket : PR : Perkebunan Rakyat
PBN : Perkebunan Besar Negara
PBS : Perkebunan Besar Swasta
*) : Tahun 2016 Angka Sementara
**) : Tahun 2017 Angka Estimasi

Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian 77


78
Luas Areal Kopi Robusta (Ha) Luas Areal Kopi Arabika (Ha)
2017

Tahun
PR Pertumb (%) PBN Pertumb (%) PBS Pertumb (%) Robusta Pertumb (%) PR Pertumb (%) PBN Pertumb (%) PBS Pertumb (%) Arabika Pertumb (%)
2001 1.182.693 26.928 22.930 1.232.551 75.935 26 6.846 82.807
2002 1.232.857 4,24 26.928 - 21.106 (7,95) 1.280.891 3,92 85.163 12,15 26 - 6.104 (10,84) 91.293 10,25
2003 1.241.932 0,74 26.928 - 21.106 - 1.289.966 0,71 85.589 0,50 26 - 6.149 0,74 91.764 0,52
2004 1.135.114 (8,60) 19.925 (26,01) 21.705 2,84 1.176.744 (8,78) 116.212 35,78 6.672 25.561,54 4.315 (29,83) 127.199 38,62
2016

2005 1.112.597 (1,98) 19.969 0,22 21.393 (1,44) 1.153.959 (1,94) 89.795 (22,73) 6.672 - 4.846 12,31 101.313 (20,35)
OUTLOOK KOPI

2006 1.089.951 (2,04) 19.972 0,02 21.699 1,43 1.131.622 (1,94) 165.154 83,92 6.672 - 5.284 9,04 177.110 74,81
2007 1.018.573 (6,55) 16.549 (17,14) 23.355 7,63 1.058.477 (6,46) 153.884 (6,82) 6.500 (2,58) 2.457 (53,50) 162.841 (8,06)
2008 970.677 (4,70) 15.270 (7,73) 23.266 (0,38) 1.009.213 (4,65) 266.165 72,96 7.172 10,34 12.560 411,19 285.897 75,57
2009 946.791 (2,46) 15.622 2,31 22.425 (3,61) 984.838 (2,42) 270.715 1,71 7.172 - 3.510 (72,05) 281.397 (1,57)
2010 920.790 (2,75) 15.509 (0,72) 22.483 0,26 958.782 (2,65) 242.021 (10,60) 7.172 - 2.390 (31,91) 251.583 (10,59)
2011 902.341 (2,00) 15.400 (0,70) 22.443 (0,18) 940.184 (1,94) 282.626 16,78 7.172 - 3.716 55,48 293.514 16,67
2012 902.548 0,02 15.404 0,03 22.448 0,02 940.400 0,02 282.691 0,02 7.174 0,03 3.717 0,03 293.582 0,02

Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian


2013 879.117 (2,60) 15.384 (0,13) 21.552 (3,99) 916.053 (2,59) 314.963 11,42 7.172 (0,03) 3.524 (5,19) 325.659 10,93
2014 863.731 (1,75) 15.197 (1,22) 20.880 (3,12) 899.808 (1,77) 319.932 1,58 7.172 - 3.583 1,67 330.687 1,54
2015 863.626 (0,01) 15.194 (0,02) 20.808 (0,34) 899.628 (0,02) 319.619 (0,10) 7.172 - 3.583 - 330.374 (0,09)
2016*) 861.678 (0,23) 15.337 0,94 21.761 4,58 898.776 (0,09) 319.678 0,02 7.172 - 3.686 2,87 330.536 0,05
2017**) 860.915 (0,09) 15.353 0,10 21.876 0,53 898.144 (0,07) 319.710 0,01 7.172 - 3.616 (1,90) 330.498 (0,01)
Rata-rata

2001-1997 999.172 (1,92) 18.286,41 (3,13) 21.955,06 (0,23) 1.039.413,88 (1,92) 218.227 12,29 5.783 1.598,08 4.699 18,01 228.709 11,77

2013-2017 865.813 (0,52) 318.780 0,38 7.172 - 3.598 0,66 329.551 0,37
Share (%) 96,13 1,76 2,11 100,00 95,42 2,53 2,05 100,00
Share (%) 81,96 Share (%) 18,04
Sumber : Direktorat Jenderal Perkebunan, diolah Pusdatin
Lampiran 2. Perkembangan Luas Areal Kopi di Indonesia Menurut
Pengusahaan dan Jenis Kopi Yang Diusahakan, Tahun 2001–
OUTLOOK KOPI 2017

Lampiran 3. Perkembangan Produksi Kopi di Indonesia Menurut


Status Pengusahaan, Tahun 1980–2016

Produksi (Ton)
Tahun Pertumb. Pertumb. Pertumb. Pertumb.
PR PBN PBS INDONESIA
(%) (%) (%) (%)
1980 276.295 - 13.212 - 5.466 - 294.973 -
1981 290.401 5,11 16.189 22,53 8.309 52,01 314.899 6,76
1982 262.247 -9,69 13.297 -17,86 5.707 -31,32 281.251 -10,69
1983 287.183 9,51 10.147 -23,69 8.318 45,75 305.648 8,67
1984 291.291 1,43 14.775 45,61 9.423 13,28 315.489 3,22
1985 288.404 -0,99 12.635 -14,48 10.359 9,93 311.398 -1,30
1986 329.605 14,29 17.664 39,80 9.553 -7,78 356.822 14,59
1987 367.835 11,60 13.043 -26,16 7.791 -18,44 388.669 8,93
1988 362.311 -1,50 16.072 23,22 12.712 63,16 391.095 0,62
1989 376.579 3,94 13.466 -16,21 11.003 -13,44 401.048 2,54
1990 384.464 2,09 15.566 15,59 12.737 15,76 412.767 2,92
1991 399.088 3,80 16.755 7,64 12.462 -2,16 428.305 3,76
1992 408.808 2,44 16.890 0,81 11.232 -9,87 436.930 2,01
1993 410.048 0,30 17.266 2,23 11.554 2,87 438.868 0,44
1994 421.682 2,84 17.468 1,17 11.041 -4,44 450.191 2,58
1995 429.569 1,87 16.824 -3,69 11.408 3,32 457.801 1,69
1996 435.757 1,44 13.184 -21,64 10.265 -10,02 459.206 0,31
1997 396.155 -9,09 21.050 59,66 11.213 9,24 428.418 -6,70
1998 469.671 18,56 25.759 22,37 19.021 69,63 514.451 20,08
1999 493.940 5,17 26.208 1,74 11.539 -39,34 531.687 3,35
2000 514.896 4,24 29.754 13,53 9.924 -14,00 554.574 4,30
2001 541.476 5,16 18.111 -39,13 9.647 -2,79 569.234 2,64
2002 654.281 20,83 18.128 0,09 9.610 -0,38 682.019 19,81
2003 644.657 -1,47 17.007 -6,18 9.591 -0,20 671.255 -1,58
2004 618.227 -4,10 17.025 0,11 12.134 26,51 647.386 -3,56
2005 615.556 -0,43 17.034 0,05 7.775 -35,92 640.365 -1,08
2006 653.261 6,13 17.017 -0,10 11.880 52,80 682.158 6,53
2007 652.336 -0,14 13.642 -19,83 10.498 -11,63 676.476 -0,83
2008 669.942 2,70 17.332 27,05 10.742 2,32 698.016 3,18
2009 653.918 -2,39 14.387 -16,99 14.385 33,91 682.690 -2,20
2010 657.909 0,61 14.065 -2,24 14.947 3,91 686.921 0,62
2011 616.429 -6,30 9.099 -35,31 13.118 -12,24 638.646 -7,03
2012 661.827 7,36 13.577 49,21 15.759 20,13 691.163 8,22
2013 645.346 -2,49 13.945 2,71 16.591 5,28 675.882 -2,21
2014 612.877 -5,03 14.293 2,50 16.687 0,58 643.855 -4,74
2015 602.428 -6,65 19.703 41,29 17.281 4,16 639.412 -5,40
2016 *) 602.160 -1,75 19.838 38,80 17.306 3,71 639.304 -0,71
2017 **) 599.902 -0,42 19.922 1,11 17.715 2,51 637.539 -0,29
Rata-rata Laju Pertumbuhan (%)
1980-2017**) 495.202 2,13 16.706 4,74 11.925 6,13 523.833 2,15
1980-2015 483.242 2,32 16.433 3,87 11.436 6,30 511.110 2,30
1980-2000 380.997 3,37 17.201 6,61 10.779 6,71 408.976 3,41
2001-2017**) 629.561 0,68 16.125 2,54 13.274 5,45 658.960 0,67
Share (%) 94,53 3,19 2,28 100,00
Sumber : Direktorat Jenderal Perkebunan, diolah Pusdatin
Ket : PR : Perkebunan Rakyat
PBN : Perkebunan Besar Negara
PBS : Perkebunan Besar Swasta
*) : Tahun 2016 Angka Sementara
**) : Tahun 2017 Angka Estimasi
Wujud Produksi : Kopi berasan

Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian 79


80
Produksi Kopi Robusta (Ton) Produksi Kopi Arabika (Ton)
2017

Tahun
PR PBN Pertumb (%) PBS Pertumb (%) Robusta Pertumb (%) PR Pertumb (%) PBN Pertumb (%) PBS Pertumb (%) Arabika Pertumb (%)
2001 519.262 26.928 22.930 569.120 22.214 - 857 23.071
2002 629.962 21,32 18.128 (32,68) 8.813 (61,57) 656.903 15,42 24.319 9,48 - 797 (7,00) 25.116 8,86
2003 606.386 (3,74) 12.549 (30,78) 8.964 1,71 627.899 (4,42) 38.271 57,37 4.458 627 (21,33) 43.356 72,62
2016

2004 569.104 (6,15) 12.564 0,12 10.492 17,05 592.160 (5,69) 49.123 28,36 4.460 0,04 1.642 161,88 55.225 27,38
OUTLOOK KOPI

2005 560.979 (1,43) 12.574 0,08 6.557 (37,50) 580.110 (2,03) 54.576 11,10 4.460 - 1.218 (25,82) 60.254 9,11
2006 565.234 0,76 12.559 (0,12) 9.592 46,29 587.385 1,25 88.027 61,29 4.458 (0,04) 2.288 87,85 94.773 57,29
2007 532.010 (5,88) 8.974 (28,55) 8.101 (15,54) 549.085 (6,52) 120.326 36,69 4.668 4,71 2.397 4,76 127.391 34,42
2008 529.794 (0,42) 12.617 40,60 8.509 5,04 550.920 0,33 140.148 16,47 4.715 1,01 2.233 (6,84) 147.096 15,47
2009 512.211 (3,32) 9.634 (23,64) 13.116 54,14 534.961 (2,90) 141.707 1,11 4.753 0,81 1.170 (47,60) 147.630 0,36
2010 517.397 1,01 9.262 (3,86) 13.621 3,85 540.280 0,99 140.512 (0,84) 4.803 1,05 1.326 13,33 146.641 (0,67)
2011 472.022 (8,77) 5.741 (38,02) 12.045 (11,57) 489.808 (9,34) 144.407 2,77 3.358 (30,09) 1.073 (19,08) 148.838 1,50

Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian


2012 485.689 2,90 5.907 2,89 12.394 2,90 503.990 2,90 148.588 2,90 3.455 2,89 1.104 2,89 153.147 2,90
2013 486.421 0,15 8.796 48,91 14.340 15,70 509.557 1,10 158.925 6,96 5.149 49,03 2.251 103,89 166.325 8,60
2014 450.051 (7,48) 9.069 3,10 14.552 1,48 473.672 (7,04) 162.826 2,45 5.224 1,46 2.135 (5,15) 170.185 2,32
2015 442.038 (1,78) 8.929 (1,54) 15.526 6,69 466.493 (1,52) 160.390 (1,50) 10.774 106,24 1.755 (17,80) 172.919 1,61
2016*) 441.095 (0,21) 9.062 1,49 15.457 (0,44) 465.614 (0,19) 161.066 0,42 10.776 0,02 1.849 5,36 173.691 0,45
2017**) 438.823 (0,52) 9.145 0,92 15.807 2,26 463.775 (0,39) 161.079 0,01 10.777 0,01 1.908 3,19 173.764 0,04
Rata-rata 515.205 (0,85) 11.320 (3,82) 12.401 1,91 538.925 (1,13) 112.736 14,69 5.076 9,80 1.566 14,53 119.378 15,14
Share (%) 95,60 2,10 2,30 100,00 94,44 4,25 1,31 100,00
Share (%) 81,87 Share (%) 18,13
Sumber : Direktorat Jenderal Perkebunan, diolah Pusdatin
Wujud Produksi : Kopi Berasan
Lampiran 4. Perkembangan Produksi Kopi di Indonesia Menurut
Pengusahaan dan Jenis Kopi Yang Diusahakan, Tahun 2001–
OUTLOOK KOPI 2017

Lampiran 5. Perkembangan Produktivitas Kopi di Indonesia Menurut


Status Pengusahaan, Tahun 2003-2017

Produktivitas (Kg/Ha)
Tahun Pertumb. Pertumb. Pertumb. Pertumb.
PR PBN PBS INDONESIA
(%) (%) (%) (%)
2003 728 - 696 - 589 - 725 -
2004 664 -8,79 697 0,14 702 19,19 666 -8,14
2005 687 3,46 697 0,00 449 -36,04 683 2,55
2006 697 1,46 696 -0,14 655 45,88 696 1,90
2007 702 0,72 721 3,59 502 -23,36 714 2,59
2008 729 3,85 985 36,62 515 2,59 729 2,10
2009 734 0,69 797 -19,09 706 37,09 734 0,69
2010 780 6,21 946 18,73 763 8,07 796 8,43
2011 707 -9,31 531 -43,86 652 -14,55 717 -9,95
2012 744 5,21 774 45,62 671 2,91 761 6,15
2013 736 -1,02 783 1,16 828 23,41 739 -2,84
2014 738 0,20 823 5,18 838 1,16 741 0,32
2015 695 -5,79 1.078 37,77 867 3,56 707 -4,71
2016 *) 694 -0,10 1.122 36,35 837 -3,51 706 -0,09
2017 **) 692 -0,38 1.125 4,32 849 1,38 704 -0,31
Rata-rata Laju Pertumbuhan (%)
2003-2017**) 715,08 -0,26 831,41 9,03 694,84 4,84 721,14 -0,09
2013-2017**) 710,97 -1,42 986,21 16,96 843,73 5,20 719,36 -1,53
Sumber : Direktorat Jenderal Perkebunan, diolah Pusdatin
Ket : PR : Perkebunan Rakyat
PBN : Perkebunan Besar Negara
PBS : Perkebunan Besar Swasta
*) : Tahun 2016 Angka Sementara
**) : Tahun 2017 Angka Estimasi
Wujud Produksi : Kopi berasan

Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian 81


2017 OUTLOOK KOPI

Lampiran 6. Beberapa Provinsi dengan Produksi Kopi Perkebunan


Rakyat Terbesar di Indonesia, Tahun 2013-2017

TAHUN

Rata-rata Share Kumulatif


No. Provinsi
2013 2014 2015 2016 2017 Produksi (%) Share (%)
(Ton)
1 Sumsel 139.754 135.287 110.351 110.386 110.481 121.252 18,99 18,99

2 Lampung 127.073 92.111 110.318 110.354 110.368 110.045 17,24 36,23

3 Sumut 57.604 58.175 59.411 60.177 60.307 59.135 9,26 45,49

4 Bengkulu 56.142 56.316 56.416 56.816 56.817 56.501 8,85 54,34

5 Aceh 48.282 49.823 47.444 47.378 46.828 47.951 7,51 61,85

6 Sumatera Barat 31.765 33.076 33.579 33.607 33.616 33.129 5,19 67,04

7 Prov. Lainnya 184.726 188.089 184.908 183.443 181.485 210.442 32,96 100,00

Indonesia 645.346 612.877 602.427 602.161 599.902 638.455 100,00


Sumber : Direktorat Jenderal Perkebunan, diolah Pusdatin
Wujud Produksi : Kopi berasan

Lampiran 7. Beberapa Provinsi dengan Produksi Kopi Robusta


Perkebunan Rakyat Terbesar di Indonesia, Tahun 2013-2017

Tahun Share Kumulatif


No. Provinsi
2013 2014 2015 2016 2017 Rata-rata (%) Share (%)

1 Sumsel 139.754 135.287 110.351 110.386 110.481 121.252 26,84 26,84

2 Lampung 127.057 91.917 110.122 110.311 110.325 109.946 24,34 51,17

3 Bengkulu 54.664 54.800 54.921 55.334 55.150 54.974 12,17 63,34

4 Jatim 26.677 27.427 28.553 28.650 28.400 27.941 6,18 69,53

5 Jawa Tengah 17.610 21.127 18.505 18.180 18.080 18.700 4,14 73,67

6 Prov. Lainnya 120.657 119.491 119.586 118.234 116.386 118.969 26,33 100,00

Indonesia 486.419 450.049 442.038 441.095 438.822 451.783 100,00


Sumber : Direktorat Jenderal Perkebunan, diolah Pusdatin
Wujud Produksi : Kopi berasan

82 Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian


OUTLOOK KOPI 2017

Lampiran 8. Kabupaten Sentra Produksi Kopi Robusta Perkebunan Rakyat


di Sumatera Selatan, Tahun 2015

Produksi Share Share


No. Kab/Kota
(ton) (%) Kumulatif (%)
1 Kab. OKU Selatan 33.491 30,35 30,35
2 Kab. Muara Enim 25.147 22,79 53,14
3 Kab. Lahat 21.175 19,19 72,33
4 Kab. OKU 15.992 14,49 86,82
5 Kab. Empat Lawang 5.251 4,76 91,58
Lainnya 9.295 8,42 100,00
Sumatera Selatan 110.351 100,00
Sumber : Direktorat Jenderal Perkebunan, diolah Pusdatin
Wujud Produksi : Kopi Berasan

Lampiran 9. Kabupaten Sentra Produksi Kopi Robusta Perkebunan Rakyat


di Lampung, Tahun 2015

Produksi Share Share


No. Kab/Kota
(ton) (%) Kumulatif (%)

1 Kab. Lampung Barat 52.645 47,81 47,81


2 Kab. Tanggamus 29.641 26,92 74,72
3 Kab. Lampung Utara 10.367 9,41 84,14
4 Kab. Way Kanan 9.226 8,38 92,51
5 Kab. Pesisir Barat 4.474 4,06 96,58
Lainnya 3.769 3,42 100,00
Lampung 110.122 100,00
Sumber : Direktorat Jenderal Perkebunan, diolah Pusdatin
Wujud Produksi : Kopi Berasan

Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian 83


2017 OUTLOOK KOPI

Lampiran 10. Kabupaten Sentra Produksi Kopi Robusta Perkebunan Rakyat


di Bengkulu, Tahun 2015

Produksi Share Share


No. Kab/Kota
(ton) (%) Kumulatif (%)

1 Kab. Kepahiyang 18.300 33,32 33,32


2 Kab. Rejang Lebong 13.421 24,44 57,76
3 Kab. Kaur 5.603 10,20 67,96
4 Kab. Lebong 4.996 9,10 77,06
5 Kab. Seluma 4.908 8,94 85,99
Lainnya 7.693 14,01 100,00
Bengkulu 54.921 100,00
Sumber : Direktorat Jenderal Perkebunan, diolah Pusdatin
Wujud Produksi : Kopi Berasan

Lampiran 11. Kabupaten Sentra Produksi Kopi Robusta Perkebunan Rakyat


di Jawa Timur, Tahun 2015

Produksi Share Share


No. Kab/Kota
(ton) (%) Kumulatif (%)

1 Kab. Malang 8.952 31,35 31,35


2 Kab. Banyuwangi 4.535 15,88 47,23
3 Kab. Bondowoso 2.854 10,00 57,23
4 Kab. Jember 2.845 9,96 67,19
5 Kab. Lumajang 1.890 6,62 73,81
Lainnya 7.477 26,19 100,00
Jawa Timur 28.553 100,00
Sumber : Direktorat Jenderal Perkebunan, diolah Pusdatin
Wujud Produksi : Kopi Berasan

84 Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian


OUTLOOK KOPI 2017

Lampiran 12. Kabupaten Sentra Produksi Kopi Robusta Perkebunan Rakyat


di Jawa Tengah, Tahun 2015

Produksi Share Share


No. Kab/Kota
(ton) (%) Kumulatif (%)

1 Kab. Temanggung 7.536 40,72 40,72


2 Kab. Semarang 1.424 7,70 48,42
3 Kab. Kendal 1.351 7,30 55,72
4 Kab. Jepara 1.273 6,88 62,60
5 Kab. Pati 1.227 6,63 69,23
Lainnya 5.694 30,77 100,00
Sumatera Barat 18.505 100,00
Sumber : Direktorat Jenderal Perkebunan, diolah Pusdatin
Wujud Produksi : Kopi Berasan

Lampiran 13. Beberapa Provinsi dengan Produksi Kopi Arabika


Perkebunan Rakyat Terbesar di Indonesia, Tahun 2013-2017

Tahun Share Kumulatif


No. Provinsi
(%) Share (%)
2013 2014 2015 2016 2017 Rata-rata

1 Sumut 49.052 49.143 49.565 50.313 50.416 49.698 30,90 30,90

2 Aceh 42.079 44.423 41.847 41.814 41.309 42.294 26,29 57,19

3 Sulawesi Selatan 19.333 19.534 20.352 20.583 20.712 20.103 12,50 69,69

4 Sumatera Barat 15.068 15.111 15.127 15.155 15.109 15.114 9,40 79,08

5 Jawa Barat 9.385 9.300 9.340 9.425 9.420 9.374 5,83 84,91

6 Prov. Lainnya 24.008 25.314 24.159 23.776 24.114 24.274 15,09 100,00

Indonesia 158.925 162.825 160.390 161.066 161.080 160.857 100,00

Sumber : Direktorat Jenderal Perkebunan, diolah Pusdatin


Wujud Produksi : Kopi berasan

Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian 85


2017 OUTLOOK KOPI

Lampiran 14. Kabupaten Sentra Produksi Kopi Arabika Perkebunan Rakyat


di Sumatera Utara, Tahun 2015

Share
Produksi Share
No Kab/Kota Kumulatif
(ton) (%)
(%)
1 Kab. Tapanuli Utara 10.186 20,55 20,55
2 Kab. Dairi 9.682 19,53 40,08
3 Kab. Simalungun 8.512 17,17 57,26
4 Kab. Karo 6.888 13,90 71,16
5 Kab. Hunbang Hasundutan 5.914 11,93 83,09
Lainnya 8.383 16,91 100,00
Sumatera Utara 49.565 100,00
Sumber : Direktorat Jenderal Perkebunan, diolah Pusdatin
Wujud Produksi : Kopi Berasan

Lampiran 15. Kabupaten Sentra Produksi Kopi Arabika Perkebunan Rakyat


di Aceh, Tahun 2015

Share
Produksi Share
No Kab/Kota Kumulatif
(ton) (%)
(%)

1 Kab. Aceh Tengah 29.239 69,87 69,87

2 Kab. Bener Meriah 11.526 27,54 97,41

3 Kab. Gayo Lues 1.082 2,59 100,00


Aceh 41.847 100,00

Sumber : Direktorat Jenderal Perkebunan, diolah Pusdatin


Wujud Produksi : Kopi Berasan

86 Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian


OUTLOOK KOPI 2017

Lampiran 16. Kabupaten Sentra Produksi Kopi Arabika Perkebunan Rakyat


di Sulawesi Selatan, Tahun 2015

Share
Produksi Share
No Kab/Kota Kumulatif
(ton) (% )
(% )

1 Kab. Enrekang 7.924 38,93 38,93

2 Kab. Tana Toraja 2.842 13,96 52,90

3 Kab. Toraja Utara 2.110 10,37 63,27

4 Kab. Luwu 1.851 9,09 72,36

5 Kab. Gowa 1.731 8,51 80,87

Lainnya 3.894 19,13 100,00

Sulawesi Selatan 20.352 100,00


Sumber : Direktorat Jenderal Perkebunan, diolah Pusdatin
Wujud Produksi : Kopi Berasan

Lampiran 17. Kabupaten Sentra Produksi Kopi Arabika Perkebunan Rakyat


di Sumatera Barat, Tahun 2015

Share
Produksi Share
No Kab/Kota Kumulatif
(ton) (%)
(%)
1 Kab. Solok Selatan 4.371 28,90 28,90
2 Kab. Pasaman 2.319 15,33 44,23
3 Kab. Pesisir Selatan 1.934 12,79 57,01
4 Kab. Solok 1.751 11,58 68,59
5 Kab. Lima Puluh Koto 1.366 9,03 77,62
Lainnya 3.386 22,38 100,00
Sumatera Barat 15.127 100,00
Sumber : Direktorat Jenderal Perkebunan, diolah Pusdatin
Wujud Produksi : Kopi Berasan

Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian 87


2017 OUTLOOK KOPI

Lampiran 18. Kabupaten Sentra Produksi Kopi Arabika Perkebunan Rakyat


di Jawa Barat, Tahun 2015

Share
Produksi Share
No Kab/Kota Kumulatif
(ton) (%)
(%)

1 Kab. Bandung 6.872 73,58 73,58

2 Kab. Garut 1.321 14,14 87,72

1.147
Lainnya 12,28 100,00
Nusa Tenggara Timur 9.340 100,00

Sumber : Direktorat Jenderal Perkebunan, diolah Pusdatin


Wujud Produksi : Kopi Berasan

Lampiran 19. Perkembangan Harga Kopi di Pasar Dalam Negeri,


Tahun 2008-2016

Harga Kopi Pertumbuhan


Tahun
(Rp/kg) (% )

2008 13.722 -

2009 14.007 2,08

2010 14.217 1,50

2011 15.672 10,23

2012 16.406 4,68

2013 15.884 -3,18

2014 17.510 10,24

2015 19.135 9,28

2016 *) 19.813 3,55

Rata-rata Laju Pertumbuhan (% )

2008-2016 16.263 4,80

2012-2016 17.750 4,91


Sumber : BPS

88 Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian


OUTLOOK KOPI 2017

Lampiran 20. Perkembangan Konsumsi Kopi di Indonesia, Tahun 2002-


2016

Konsumsi Pertumbuhan
Tahun
(ons/kapita/minggu) (kg/kapita/tahun) (%)

2002 0,249 1,298


2003 0,221 1,152 (11,24)
2004 0,233 1,215 5,43
2005 0,246 1,283 5,58
2006 0,220 1,147 (10,57)
2007 0,246 1,283 11,82
2008 0,238 1,241 (3,25)
2009 0,227 1,184 (4,62)
2010 0,247 1,288 8,81
2011 0,262 1,366 6,07
2012 0,204 1,064 (22,14)
2013 0,263 1,371 28,92
2014 0,258 1,347 (1,75)
2015 0,172 0,896 (33,51)
2016 0,167 0,871 (2,80)
Rata-rata 0,230 1,200 (1,66)

Sumber: Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS), Badan Pusat Statistik

Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian 89


2017 OUTLOOK KOPI

Lampiran 21. Perkembangan Volume, Nilai dan Neraca Ekspor dan Impor
Kopi Indonesia, Tahun 1980-2016

Ekspor Impor Neraca

Tahun Volume Pertumb. Nilai Pertumb. Volume Pertumb. Nilai Pertumb. Nilai Pertumb.

(Ton) (%) (000 US$) (%) (Ton) (%) (000 US$) (%) (000 US$) (%)

1980 238.677 8,39 656.005 6,80 46 -8,00 349 48,51 655.656 6,78

1981 210.595 -11,77 345.943 -47,27 71 54,35 492 40,97 345.451 -47,31

1982 226.985 7,78 341.701 -1,23 54 -23,94 301 -38,82 341.400 -1,17

1983 241.238 6,28 427.258 25,04 36 -33,33 227 -24,58 427.031 25,08

1984 294.471 22,07 265.261 -37,92 19 -47,22 151 -33,48 265.110 -37,92

1985 282.671 -4,01 556.203 109,68 41 115,79 83 -45,03 556.120 109,77

1986 298.124 5,47 818.387 47,14 75 82,93 259 212,05 818.128 47,11

1987 286.316 -3,96 535.566 -34,56 103 37,33 207 -20,08 535.359 -34,56

1988 298.998 4,43 550.237 2,74 42 -59,22 113 -45,41 550.124 2,76

1989 357.035 19,41 493.549 -10,30 39 -7,14 112 -0,88 493.437 -10,30

1990 421.833 18,15 377.154 -23,58 96 146,15 273 143,75 376.881 -23,62

1991 380.666 -9,76 372.431 -1,25 1.365 1.321,88 820 200,37 371.611 -1,40

1992 269.352 -29,24 236.774 -36,42 1.208 -11,50 1.081 31,83 235.693 -36,58

1993 349.916 29,91 344.208 45,37 1.663 37,67 915 -15,36 343.293 45,65

1994 289.288 -17,33 745.744 116,66 901 -45,82 1.238 35,30 744.506 116,87

1995 230.201 -20,42 606.369 -18,69 377 -58,16 1.299 4,93 605.070 -18,73

1996 366.602 59,25 595.268 -1,83 309 -18,04 573 -55,89 594.695 -1,71

1997 313.430 -14,50 511.284 -14,11 10.226 3.209,39 13.890 2.324,08 497.394 -16,36

1998 357.550 14,08 584.244 14,27 2.825 -72,37 3.962 -71,48 580.282 16,66

1999 352.967 -1,28 467.858 -19,92 2.917 3,26 3.303 -16,63 464.555 -19,94

2000 340.887 -3,42 326.256 -30,27 13.748 371,31 11.227 239,90 315.029 -32,19

2001 250.818 -26,42 188.493 -42,23 8.294 -39,67 5.085 -54,71 183.408 -41,78

2002 325.009 29,58 223.916 18,79 7.637 -7,92 4.413 -13,22 219.503 19,68

2003 323.520 -0,46 258.795 15,58 4.396 -42,44 5.892 33,51 252.903 15,22

2004 344.077 6,35 294.113 13,65 5.690 29,44 6.867 16,55 287.246 13,58

2005 445.829 29,57 503.836 71,31 3.195 -43,85 6.220 -9,42 497.616 73,24

2006 413.500 -7,25 586.877 16,48 6.404 100,44 11.406 83,38 575.471 15,65

2007 321.404 -22,27 636.319 8,42 49.994 680,67 78.314 586,60 558.005 -3,04

2008 468.749 45,84 991.458 55,81 7.582 -84,83 18.442 -76,45 973.016 74,37

2009 433.600 -7,50 814.300 -17,87 19.760 160,62 34.850 88,97 779.450 -19,89

2010 433.595 0,00 814.311 0,00 19.755 -0,03 34.852 0,01 779.459 0,00

2011 346.493 -20,09 1.036.671 27,31 18.108 -8,34 49.119 40,94 987.552 26,70

2012 448.591 29,47 1.249.520 20,53 52.645 190,73 117.175 138,55 1.132.345 14,66

2013 534.023 19,04 1.174.029 -6,04 15.800 -69,99 38.838 -66,85 1.135.191 0,25

2014 384.816 -27,94 1.039.341 -11,47 19.111 20,95 46.768 20,42 992.573 -12,56

2015 502.021 30,46 1.197.735 15,24 12.462 -34,79 31.492 -32,66 1.166.243 17,50

2016 *) 414.651 -17,40 1.008.549 -15,80 25.172 102,00 48.473 53,92 960.076 -17,68
Rata-rata

1980-2016 345.905 3,80 599.350 7,03 8.437 160,76 15.651 100,64 583.700 7,16

2012-2016 456.820 1,04 1.133.835 -4,52 25.038 4,54 56.549 -6,29 1.077.286 0,43
Sumber : Sampai dengan 2015 Direktorat Jenderal Perkebunan, tahun 2016 BPS, diolah Pusdatin
Kode HS : 0901111000; 0901119000; 0901121000; 0901129000; 0901211000;

90 Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian


OUTLOOK KOPI 2017

Lampiran 22. Negara Tujuan Ekspor Kopi Indonesia Tahun 2016

Volume Nilai Ekspor Komulatif


No. Negara Tujuan Share (%)
Ekspor (Ton) (000 US$) Share (%)
1 USA 67.324 269.941 16,24 16,24
2 Jerman 42.628 90.189 10,28 26,52
3 Malaysia 40.387 71.432 9,74 36,26
4 Italia 35.820 66.404 8,64 44,90
5 Jepang 35.352 86.511 8,53 53,42
6 Fed. Rusia 24.212 45.120 5,84 59,26
7 Mesir 21.143 41.171 5,10 64,36
8 Inggris 18.356 40.554 4,43 68,79
9 Belgia 12.153 28.832 2,93 71,72
10 India 11.574 17.059 2,79 74,51
11 Negara Lainnya 105.702 251.337 25,49 100,00
Total Ekspor Indonesia 414.651 1.008.549 100,00
Sumber : BPS diolah Pusdatin

Lampiran 23. Negara Asal Impor Kopi Indonesia Tahun 2016

Volume Nilai Impor Komulatif


No. Negara Tujuan Share (%)
Impor (Ton) (000 US$) Share (%)

1 Viet Nam 19.072 31.028 75,77 75,77


2 Brazil 3.363 10.047 13,36 89,13
3 East Timor 1.452 1.047 5,77 94,89
4 Negara Lainnya 1.285 6.352 5,11 100,00

Total Impor Kopi 25.172 48.473 100,00


Sumber : BPS diolah Pusdatin

Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian 91


2017 OUTLOOK KOPI

Lampiran 24. Rata-rata Nilai Produksi dan Pengeluaran per 100 Pohon dari
Usaha Perkebunan Tanaman Kopi Tahun 2014

Persentase Biaya Persentase Biaya thd.


Nilai
Rincian thd. Produksi Jumlah Pengeluaran
(000 Rp) (%) (%)
Produksi 689,56 100,00
Jumlah Pengeluaran 474,99 56,90 100,00
1. Bibit 7,17 1,04 1,51
2. Tanaman Pelindung 4,53 0,66 0,95
3. Pupuk 41,37 6,00 8,71
a. Urea 15,21 2,21 3,20
b. TSP/SP36 3,91 0,57 0,82
c. ZA 3,26 0,47 0,69
d. KCL 1,77 0,26 0,37
e. NPK 7,81 1,13 1,65
f. Pupuk Organik (Kandang/Kompos) 8,14 1,18 1,71
g. Lainnya 1,27 0,18 0,27
4. Stimulan 0,09 0,01 0,02
a. Stimulan/Zat Pengatur Tumbuh Padat 0,02 - -
b. Stimulan/Zat Pengatur Tumbuh Cair 0,07 0,01 0,02
5. Pestisida 8,83 1,28 1,86
a. Pestisida Padat 0,10 0,01 0,02
b. Pestisida Cair 8,73 1,27 1,84
6. Pekerja 217,34 31,53 45,76
a. Pengolahan Lahan 9,76 1,42 2,06
b. Penanaman Pohon Pelindung 0,95 0,14 0,20
c. Penanaman Tanaman Perkebunan 3,24 0,47 0,68
d. Pemeliharaan (Pemangkasan, Penyiangan, dll) 54,10 7,85 11,39
e. Pemupukan 11,78 1,71 2,48
f. Pengendalian Hama/OPT 7,19 1,04 1,51
g. Pemanenan 102,20 14,82 21,52
h. Pengeringan 28,12 4,08 5,92
7. Pengeluaran Lain 195,66 28,38 41,19
a. Sewa Lahan 5,91 0,66 1,24
b. Perkiraan Sewa Lahan Bebas Sewa/Milik Sendiri 130,30 18,90 27,43
c. Sewa Alat/Sarana Usaha 0,49 0,07 0,10
d. Perkiraan Sewa Alat/Sarana Usaha 6,09 0,88 1,28
e. Bunga Kredit 1,61 0,23 0,34
f. Pajak Tidak Langsung 3,42 0,50 0,72
g. Retribusi/Pungutan/Iuran (Pengairan, dll) 3,14 0,46 0,66
h. Penyusutan Barang Modal 6,65 0,96 1,40
i. Bahan Bakar Minyak 7,61 1,10 1,60
j.Biaya Transportasi 12,24 1,78 2,58
k. Jasa Pertanian 12,33 1,79 2,60
l. Lainnya (Wadah, dll) 5,87 0,85 1,24
Sumber: BPS

92 Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian


OUTLOOK KOPI 2017

Lampiran 25a. Perkembangan Luas Tanaman Menghasilkan, dan


Produktivitas Kopi di Negara-negara ASEAN, Tahun
1980-2014

Luas Tanaman Produktivitas


Tahun Pertumb. (%) Pertumb. (%) Produksi (Ton) Pertumb. (%)
Menghasilkan (Ha) (Kg/Ha)

1980 649.472 698 453.504


1981 700.972 7,93 707 1,23 495.502 9,26
1982 711.766 1,54 694 (1,77) 494.227 (0,26)
1983 739.343 3,87 669 (3,62) 494.805 0,12
1984 745.045 0,77 636 (4,91) 474.130 (4,18)
1985 836.982 12,34 602 (5,36) 504.090 6,32
1986 881.161 5,28 653 8,37 575.123 14,09
1987 890.394 1,05 674 3,23 599.938 4,31
1988 966.165 8,51 651 (3,36) 629.111 4,86
1989 994.416 2,92 675 3,67 671.294 6,71
1990 1.046.676 5,26 684 1,32 715.866 6,64
1991 1.081.220 3,30 664 (2,92) 717.868 0,28
1992 1.130.167 4,53 691 4,01 780.447 8,72
1993 1.145.485 1,36 690 (0,14) 789.949 1,22
1994 1.148.177 0,24 744 7,83 853.767 8,08
1995 1.211.503 5,52 752 1,16 911.289 6,74
1996 1.247.836 3,00 774 2,94 966.184 6,02
1997 1.265.352 1,40 858 10,78 1.085.392 12,34
1998 1.331.453 5,22 867 1,12 1.154.913 6,41
1999 1.448.898 8,82 891 2,76 1.291.478 11,82
2000 2.028.824 40,03 794 (10,91) 1.611.102 24,75
2001 2.079.442 2,49 805 1,43 1.674.845 3,96
2002 2.161.208 3,93 748 (7,15) 1.616.158 (3,50)
2003 2.160.450 (0,04) 782 4,51 1.688.421 4,47
2004 2.080.780 (3,69) 861 10,16 1.791.435 6,10
2005 2.038.862 (2,01) 837 (2,83) 1.705.675 (4,79)
2006 2.080.915 2,06 904 8,04 1.880.753 10,26
2007 2.058.628 (1,07) 1.040 15,05 2.140.545 13,81
2008 2.065.449 0,33 954 (8,25) 1.970.457 (7,95)
2009 2.038.044 (1,33) 963 0,95 1.962.739 (0,39)
2010 2.026.327 (0,57) 989 2,64 2.003.056 2,05
2011 2.079.647 2,63 1.020 3,18 2.121.163 5,90
2012 2.048.668 (1,49) 1.068 4,72 2.188.138 3,16
2013 2.060.217 (0,93) 1.084 6,29 2.233.565 5,30
2014 2.064.845 0,79 1.111 4,03 2.294.296 4,85
Rata-rata

1980-2014 1.464.137 3,65 807 1,71 1.244.035 5,22

2010-2015 2.055.941 0,08 1.054 4,17 2.168.044 4,25


Sumber : FAO, diolah Pusdatin
Wujud Produksi : Biji kopi mentah berbagai bentuk
Negara ASEAN : Brunei Darussalam, Kamboja, Indonesia, Laos, Malaysia,
Negara ASEAN : Filipina, Singapura, Thailand, Vietnam, Myanmar.

Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian 93


2017 OUTLOOK KOPI

Lampiran 25b. Perkembangan Produksi Kopi di Negara-negara ASEAN


dan DUNIA, Tahun 1980-2016

DUNIA ASEAN

Tahun Produksi Pertumb. Produksi Pertumb.

(Ton) (% ) (Ton) (% )

1980 5.170.439 400.500


1981 5.881.379 13,75 437.700 9,29
1982 4.914.239 -16,44 388.320 -11,28
1983 5.328.059 8,42 421.320 8,50
1984 5.421.719 1,76 449.880 6,78
1985 5.744.999 5,96 474.720 5,52
1986 4.763.639 -17,08 483.660 1,88
1987 6.190.199 29,95 500.640 3,51
1988 5.649.899 -8,73 615.120 22,87
1989 5.817.479 2,97 611.940 -0,52
1990 6.010.859 3,32 637.200 4,13
1991 6.243.839 3,88 672.300 5,51
1992 5.577.539 -10,67 712.200 5,93
1993 5.544.359 -0,59 739.800 3,88
1994 5.822.519 5,02 745.800 0,81
1995 5.336.759 -8,34 733.080 -1,71
1996 6.227.159 16,68 980.580 33,76
1997 5.861.219 -5,88 980.280 -0,03
1998 6.537.179 11,53 993.000 1,30
1999 6.849.839 4,78 1.213.500 22,21
2000 7.033.019 2,67 1.521.420 25,37
2001 6.697.499 -4,77 1.300.380 -14,53
2002 7.637.518 14,04 1.254.720 -3,51
2003 6.676.919 -12,58 1.513.860 20,65
2004 7.316.759 9,58 1.555.140 2,73
2005 7.072.979 -3,33 1.709.700 9,94
2006 8.042.998 13,71 1.768.500 3,44
2007 7.463.279 -7,21 1.709.100 -3,36
2008 8.205.058 9,94 1.767.900 3,44
2009 7.786.438 -5,10 1.892.100 7,03
2010 8.484.538 8,97 1.908.000 0,84
2011 8.690.218 2,42 2.239.500 17,37
2012 9.481.078 9,10 2.502.899 11,76
2013 9.603.538 1,29 2.709.479 8,25
2014 9.220.438 -3,99 2.515.199 -7,17
2015 9.189.958 -0,33 2.689.799 6,94
2016 9.548.638 3,90 2.467.500 -8,26
Rata-rata

1980-2016 6.839.032 2,18 1.249.101 5,65

2012-2016 9.408.730 2,00 2.576.975 2,30

Sumber : USDA, diolah Pusdatin


Negara ASEAN : Brunei Darussalam, Kamboja, Indonesia, Laos, Malaysia,
Negara ASEAN : Filipina, Singapura, Thailand, Vietnam, Myanmar.

94 Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian


OUTLOOK KOPI 2017

Lampiran 26. Sentra Luas Tanaman Menghasilkan Kopi Negara-negara


ASEAN, Rata-rata Tahun 2010-2014
Luas Tanaman Menghasilkan (Ha)
Share Kumulatif
No Negara
(%) Share (%)
2010 2011 2012 2013 2014 Rata-rata

1 Cambodia 446 436 439 443 447 442 0,02 0,02

2 Indonesia 1.268.476 1.293.000 1.233.900 1.241.700 1.230.500 1.253.515 60,97 60,99

3 Lao PDR 50.595 54.775 56.875 57.345 70.330 57.984 2,82 63,81

4 Myanmar 5.098 5.141 4.277 3.764 3.722 4.400 0,21 64,03

5 Malaysia 10.895 11.110 11.600 11.600 11.600 11.361 0,55 64,58

6 Philippines 121.399 119.657 119.999 116.460 117.451 118.993 5,79 70,37

7 Thailand 57.518 51.663 48.978 47.524 41.754 49.487 2,41 72,77

8 Viet Nam 511.900 543.865 572.600 581.381 589.041 559.757 27,23 100,00

ASEAN 2.038.044 2.041.254 2.079.640 2.049.059 2.069.144 2.055.941 100,00

Sumber : FAO, diolah Pusdatin


Negara ASEAN : Brunei Darussalam, Kamboja, Indonesia, Laos, Malaysia,
Negara ASEAN : Filipina, Singapura, Thailand, Vietnam, Myanmar.

Lampiran 27. Sentra Produksi Kopi Negara-negara ASEAN, Rata-rata Tahun


2012-2016
Produksi (Ton) Share Kumulatif
No Negara
2012 2013 2014 2015 2016 Rata-rata (%) Share (%)

1 Vietnam 1.590.000 1.789.980 1.644.000 1.735.800 1.602.000 1.672.356 64,90 64,90

2 Indonesia 714.000 714.000 628.200 726.000 636.000 683.640 26,53 91,42

3 Malaysia 84.000 90.000 126.000 132.000 126.000 111.600 4,33 95,76

4 Thailand 60.000 60.000 60.000 42.000 48.000 54.000 2,10 97,85

5 Laos 27.600 28.500 28.500 28.500 27.000 28.020 1,09 98,94

6 Philippines 27.300 27.000 28.500 25.500 28.500 27.360 1,06 100,00

ASEAN 2.502.899 2.709.479 2.515.199 2.689.799 2.467.500 2.576.975 100,00


Sumber : USDA, diolah Pusdatin
Wujud Produksi : Biji kopi mentah berbagai bentuk
Negara ASEAN : Brunei Darussalam, Kamboja, Indonesia, Laos, Malaysia,
Negara ASEAN : Filipina, Singapura, Thailand, Vietnam, Myanmar.

Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian 95


2017 OUTLOOK KOPI

Lampiran 28. Negara-negara dengan Produktivitas Kopi Terbesar di


ASEAN, Tahun 2010-2014

Produktivitas (Kg/Ha)
No Negara
2010 2011 2012 2013 2014 Rata-rata

1 Cambodia 816 800 800 799 799 803

2 Indonesia 539 494 560 544 523 532

3 Lao PDR 915 950 1.535 1.605 1.615 1.350

4 Malaysia 3.093 2.930 2.438 3.916 2.199 2.917

5 Myanmar 676 694 690 698 724 697

6 Philippines 779 740 741 673 642 716

7 Thailand 851 821 847 789 909 842

8 Viet Nam 2.160 2.347 2.201 2.282 2.388 2.278

ASEAN 989 1.020 1.068 1.084 1.111 1.054


Sumber : FAO, diolah Pusdatin
Wujud Produksi : Biji kopi mentah berbagai bentuk
Negara ASEAN : Brunei Darussalam, Kamboja, Indonesia, Laos, Malaysia,
Negara ASEAN : Filipina, Singapura, Thailand, Vietnam, Myanmar.

96 Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian


OUTLOOK KOPI 2017

Lampiran 29. Perkembangan Luas Tanaman Menghasilkan, dan


Produktivitas Kopi Dunia, Tahun 1980-2014

Luas Tanaman Pertumb. Produktivitas Pertumb. Produksi Pertumb.


Tahun
Menghasilkan (Ha) (%) (Kg/Ha) (%) (Ton) (%)

1980 10.070.964 481 4.839.219


1981 10.402.252 3,29 585 21,71 6.083.218 25,71
1982 9.818.634 -5,61 503 -13,95 4.940.877 -18,78
1983 10.142.877 3,30 550 9,36 5.582.080 12,98
1984 10.163.535 0,20 514 -6,65 5.221.504 -6,46
1985 10.350.551 1,84 563 9,54 5.824.530 11,55
1986 10.515.268 1,59 498 -11,48 5.237.224 -10,08
1987 10.741.073 2,15 595 19,35 6.385.156 21,92
1988 11.037.982 2,76 512 -13,96 5.645.491 -11,58
1989 11.131.913 0,85 531 3,75 5.908.041 4,65
1990 11.157.067 0,23 543 2,39 6.063.096 2,62
1991 10.841.841 -2,83 563 3,55 6.100.752 0,62
1992 10.353.807 -4,50 588 4,46 6.086.473 -0,23
1993 10.124.649 -2,21 549 -6,65 5.555.462 -8,72
1994 9.804.973 -3,16 584 6,47 5.727.842 3,10
1995 9.689.759 -1,18 571 -2,29 5.531.065 -3,44
1996 9.796.690 1,10 634 11,09 6.212.449 12,32
1997 9.827.469 0,31 610 -3,80 5.994.300 -3,51
1998 10.126.677 3,04 655 7,38 6.632.906 10,65
1999 10.303.574 1,75 659 0,63 6.790.915 2,38
2000 10.750.521 4,34 708 7,43 7.612.223 12,09
2001 10.666.513 -0,78 693 -2,10 7.394.373 -2,86
2002 10.441.895 -2,11 765 10,40 7.991.432 8,07
2003 10.334.641 -1,03 687 -10,26 7.097.658 -11,18
2004 10.911.621 5,58 726 5,69 7.920.253 11,59
2005 10.680.009 -2,12 698 -3,88 7.451.720 -5,92
2006 10.764.886 0,79 757 8,56 8.153.229 9,41
2007 10.773.109 0,08 756 -0,22 8.140.896 -0,15
2008 10.612.656 -1,49 801 5,99 8.501.091 4,42
2009 10.490.984 -1,15 743 -7,22 7.796.706 -8,29
2010 10.519.456 0,27 807 8,53 8.484.744 8,82
2011 9.941.673 -5,49 845 4,72 8.397.344 -1,03
2012 10.377.872 4,39 850 0,65 8.823.382 5,07
2013 10.601.185 2,15 839 -1,35 8.890.919 0,77
2014 10.485.408 -1,09 838 -0,05 8.790.005 -1,14

Rata-rata

1980-2016 10.421.542 0,16 651 1,99 6.794.531 2,22

2012-2016 10.385.119 0,05 836 2,50 8.677.279 2,50

Sumber : FAO, diolah Pusdatin


Wujud Produksi : Biji kopi mentah berbagai bentuk

Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian 97


2017 OUTLOOK KOPI

Lampiran 30. Negara-negara dengan Luas Tanaman Menghasilkan Kopi


Terbesar di Dunia, Tahun 2010-2014

Luas Tanaman Menghasilkan (Ha) Share Kumulatif


No Negara
2010 2011 2012 2013 2014 Rata-rata (%) Share (%)

1 Brazil 2.159.785 2.148.775 2.120.080 2.085.522 1.997.827 2.102.398 20,24 20,24


2 Indonesia 1.268.476 1.293.000 1.233.900 1.241.700 1.230.500 1.253.515 12,07 32,31
3 Colombia 778.052 723.921 696.023 771.725 795.563 753.057 7,25 39,57
4 Mexico 741.410 688.208 695.350 700.117 699.307 704.878 6,79 46,35
5 Côte d'Ivoire 438.492 173.695 788.587 759.086 883.890 608.750 5,86 52,22
6 Viet Nam 511.900 543.865 572.600 581.381 589.041 559.757 5,39 57,61
7 Ethiopia 498.618 515.882 528.571 538.466 561.762 528.660 5,09 62,70
8 Peru 349.633 367.096 370.632 399.523 361.671 369.711 3,56 66,26
9 India 355.502 360.485 368.687 376.305 381.304 368.457 3,55 69,80
10 Uganda 269.096 318.311 324.523 397.398 401.536 342.173 3,29 73,10
Lainnya 3.148.492 2.808.435 2.678.919 2.749.962 2.583.007 2.793.763 26,90 100,00
Total 10.519.456 9.941.673 10.377.872 10.601.185 10.485.408 10.385.119 100,00

Sumber : FAO, diolah Pusdatin

Lampiran 31. Negara-negara dengan Produksi Kopi Terbesar di Dunia,


Tahun 2012-2016

Produksi (Ton) Share Kumulatif


No. Negara
2012 2013 2014 2015 2016 Rata-rata (%) Share (%)

1 Brazil 3.456.000 3.432.000 3.258.000 2.964.000 3.366.000 3.295.200 35,02 35,02


2 Vietnam 1.590.000 1.789.980 1.644.000 1.735.800 1.602.000 1.672.356 17,77 52,80
3 Colombia 595.620 724.500 798.000 840.000 870.000 765.624 8,14 60,93
4 Indonesia 714.000 714.000 628.200 726.000 636.000 683.640 7,27 68,20
5 Ethiopia 390.000 380.700 388.500 390.600 391.200 388.200 4,13 72,33
6 India 318.180 304.500 326.400 348.000 310.200 321.456 3,42 75,74
7 Honduras 283.500 264.000 306.000 318.000 378.000 309.900 3,29 79,04
8 Peru 258.000 255.000 174.000 210.000 253.500 230.100 2,45 81,48
9 Uganda 216.000 231.000 213.000 219.000 252.000 226.200 2,40 83,89
10 Mexico 279.000 237.000 190.800 138.000 198.000 208.560 2,22 86,10
Lainnya 1.380.778 1.270.858 1.293.538 1.300.558 1.291.738 1.307.494 13,90 100,00
Dunia 9.481.078 9.603.538 9.220.438 9.189.958 9.548.638 9.408.730 100,00
Sumber : USDA, diolah Pusdatin
Wujud Produksi : Biji kopi mentah berbagai bentuk

98 Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian


OUTLOOK KOPI 2017

Lampiran 32a. Perkembangan Volume Ekspor dan Impor Kopi


ASEAN, Tahun 1980-2016

Ekspor Impor
Tahun Volume Pertumb. Volume Pertumb.
(Ton) (%) (Ton) (%)
1980 261.600 8.820
1981 249.060 -4,79 12.420 40,82
1982 287.160 15,30 14.280 14,98
1983 301.140 4,87 13.080 -8,40
1984 365.700 21,44 9.360 -28,44
1985 373.560 2,15 7.140 -23,72
1986 374.460 0,24 7.560 5,88
1987 357.900 -4,42 7.920 4,76
1988 442.440 23,62 16.320 106,06
1989 510.300 15,34 8.100 -50,37
1990 530.760 4,01 7.620 -5,93
1991 473.940 -10,71 10.440 37,01
1992 510.360 7,68 9.300 -10,92
1993 558.180 9,37 9.000 -3,23
1994 542.580 -2,79 18.600 106,67
1995 550.680 1,49 27.960 50,32
1996 795.060 44,38 27.300 -2,36
1997 762.900 -4,04 37.680 38,02
1998 823.380 7,93 60.540 60,67
1999 1.139.760 38,42 49.320 -18,53
2000 1.374.900 20,63 59.520 20,68
2001 1.123.620 -18,28 69.180 16,23
2002 1.104.420 -1,71 60.120 -13,10
2003 1.304.580 18,12 51.360 -14,57
2004 1.380.540 5,82 75.900 47,78
2005 1.522.380 10,27 71.040 -6,40
2006 1.622.460 6,57 163.800 130,57
2007 1.441.800 -11,13 149.880 -8,50
2008 1.539.900 6,80 184.200 22,90
2009 1.840.800 19,54 302.100 64,01
2010 1.917.900 4,19 294.300 -2,58
2011 2.110.500 10,04 411.900 39,96
2012 2.350.680 11,38 512.340 24,38
2013 2.594.639 10,38 458.880 -10,43
2014 2.122.500 -18,20 501.600 9,31
2015 2.622.359 23,55 602.040 20,02
2016 2.402.400 -8,39 648.480 7,71
Rata-rata
1980-2016 1.096.954 7,20 134.578 18,37

2012-2016 2.418.516 3,74 544.668 10,20


Sumber : USDA, diolah Pusdatin
Negara ASEAN : Brunei Darussalam, Kamboja, Indonesia, Laos, Malaysia,
Negara ASEAN : Filipina, Singapura, Thailand, Vietnam, Myanmar.

Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian 99


2017 OUTLOOK KOPI

Lampiran 32b. Perkembangan Nilai Ekspor dan Impor Kopi


ASEAN, Tahun 1980-2013

Ekspor Impor Neraca


Tahun Volume Pertumb. Nilai Pertumb. Volume Pertumb. Nilai Pertumb. Nilai Pertumb.
(Ton) (%) (000 US$) (%) (Ton) (%) (000 US$) (%) (000 US$) (%)
1980 291.493 6,78 801.501 6,28 9.039 -46,36 25.167 -30,59 776.334 8,14
1981 287.361 -1,42 491.055 -38,73 23.820 163,52 41.803 66,10 449.252 -42,13
1982 325.181 13,16 516.301 5,14 36.856 54,73 67.079 60,46 449.222 -0,01
1983 331.212 1,85 617.763 19,65 45.417 23,23 94.724 41,21 523.039 16,43
1984 409.173 23,54 835.902 35,31 65.411 44,02 148.486 56,76 687.416 31,43
1985 406.224 -0,72 824.265 -1,39 50.115 -23,38 119.547 -19,49 704.718 2,52
1986 475.943 17,16 1.332.962 61,72 74.279 48,22 218.227 82,54 1.114.735 58,18
1987 419.722 -11,81 803.861 -39,69 47.327 -36,28 94.882 -56,52 708.979 -36,40
1988 468.757 11,68 874.164 8,75 33.331 -29,57 62.755 -33,86 811.409 14,45
1989 534.237 13,97 763.567 -12,65 25.131 -24,60 35.662 -43,17 727.905 -10,29
1990 654.861 22,58 606.090 -20,62 67.121 167,08 63.591 78,32 542.499 -25,47
1991 591.716 -9,64 565.384 -6,72 70.371 4,84 61.736 -2,92 503.648 -7,16
1992 536.434 -9,34 449.013 -20,58 94.320 34,03 72.496 17,43 376.517 -25,24
1993 622.556 16,05 587.992 30,95 90.883 -3,64 80.712 11,33 507.280 34,73
1994 699.074 12,29 1.479.867 151,68 107.485 18,27 201.191 149,27 1.278.676 152,07
1995 652.482 -6,66 1.663.878 12,43 57.928 -46,11 155.735 -22,59 1.508.143 17,95
1996 767.517 17,63 1.211.431 -27,19 40.252 -30,51 59.146 -62,02 1.152.285 -23,60
1997 835.508 8,86 1.169.773 -3,44 66.612 65,49 90.101 52,34 1.079.672 -6,30
1998 837.997 0,30 1.331.114 13,79 48.604 -27,03 77.987 -13,44 1.253.127 16,07
1999 898.050 7,17 1.132.076 -14,95 44.473 -8,50 59.602 -23,57 1.072.474 -14,42
2000 1.159.929 29,16 888.895 -21,48 59.693 34,22 51.730 -13,21 837.165 -21,94
2001 1.273.508 9,79 629.185 -29,22 57.509 -3,66 38.735 -25,12 590.450 -29,47
2002 1.074.321 -15,64 567.147 -9,86 71.889 25,00 45.059 16,33 522.088 -11,58
2003 1.099.630 2,36 782.655 38,00 36.201 -49,64 29.641 -34,22 753.014 44,23
2004 1.259.992 14,58 966.751 23,52 49.901 37,84 43.257 45,94 923.494 22,64
2005 1.375.273 9,15 1.281.863 32,59 74.826 49,95 90.650 109,56 1.191.213 28,99
2006 1.436.617 4,46 1.860.458 45,14 72.088 -3,66 113.429 25,13 1.747.029 46,66
2007 1.588.434 10,57 2.612.399 40,42 129.298 79,36 239.672 111,30 2.372.727 35,81
2008 1.551.625 -2,32 3.161.778 21,03 93.934 -27,35 218.170 -8,97 2.943.608 24,06
2009 1.699.860 9,55 2.581.046 -18,37 104.792 11,56 172.152 -21,09 2.408.894 -18,17
2010 1.674.465 -1,49 2.726.732 5,64 133.089 27,00 225.902 31,22 2.500.830 3,82
2011 1.636.968 -2,24 3.902.122 43,11 155.409 16,77 384.968 70,41 3.517.154 40,64
2012 2.179.803 33,16 4.862.510 24,61 207.179 33,31 497.999 29,36 4.364.511 24,09
2013 1.875.433 -13,96 3.809.251 -21,66 184.738 -10,83 414.165 -16,83 3.395.086 -22,21
Rata-rata

1980-2013 958.784 6,48 1.451.189 9,91 76.372 18,60 132.454 19,94 1.318.735 9,71

2009-2013 1.813.306 5,00 3.576.332 6,67 157.041 15,56 339.037 18,61 3.237.295 5,63
Sumber : FAO, diolah Pusdatin
Negara ASEAN : Brunei Darussalam, Kamboja, Indonesia, Laos, Malaysia,
Negara ASEAN : Filipina, Singapura, Thailand, Vietnam, Myanmar.

100 Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian


OUTLOOK KOPI 2017

Lampiran 33. Negara-negara Eksportir Kopi Terbesar di Kawasan ASEAN,


Tahun 2012-2016

Ekspor (Ton) Share Kumulatif


No. Negara
2012 2013 2014 2015 2016 Rata-rata (%) Share (%)
1 Vietnam 1.478.580 1.697.340 1.291.800 1.770.000 1.653.000 1.578.144 65,25 65,25
2 Indonesia 619.500 622.800 523.200 593.760 482.400 568.332 23,50 88,75
3 Malaysia 129.000 126.600 166.500 178.500 198.000 159.720 6,60 95,36
4 Thailand 102.000 126.000 118.500 57.600 48.000 90.420 3,74 99,09
5 Laos 21.600 21.900 22.500 22.500 21.000 21.900 0,91 100,00
Total 2.350.680 2.594.639 2.122.500 2.622.359 2.402.400 2.418.516 100,00
Sumber : USDA, diolah Pusdatin
Negara ASEAN : Brunei Darussalam, Kamboja, Indonesia, Laos, Malaysia,
Negara ASEAN : Filipina, Singapura, Thailand, Vietnam, Myanmar.

Lampiran 34. Negara-negara Importir Kopi Terbesar di Kawasan ASEAN,


Tahun 2012-2016

Impor (Ton) Share Kumulatif


No. Negara
2012 2013 2014 2015 2016 Rata-rata (%) Share (%)
1 Philippines 232.800 188.700 225.300 371.100 396.000 282.780 51,19 51,19
2 Malaysia 82.500 76.200 80.400 86.400 114.000 87.900 15,91 67,10
3 Thailand 72.600 96.900 91.200 48.900 33.000 68.520 12,40 79,51
4 Indonesia 75.000 58.200 69.300 57.840 45.480 61.164 11,07 90,58
5 Vietnam 49.440 38.880 35.400 37.800 60.000 44.304 8,02 98,60
6 Singapore 6.900 7.200 9.000 8.400 7.200 7.740 1,40 100,00
Total 519.240 466.080 510.600 610.440 655.680 552.408 100,00
Sumber : USDA, diolah Pusdatin
Negara ASEAN : Brunei Darussalam, Kamboja, Indonesia, Laos, Malaysia,
Negara ASEAN : Filipina, Singapura, Thailand, Vietnam, Myanmar.

Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian 101


2017 OUTLOOK KOPI

Lampiran 35a. Perkembangan Volume Ekspor dan Impor Kopi Dunia,


Tahun 1980–2015

Ekspor Impor
Tahun
Volume Pertumb. Volume Pertumb.
(Ton) (% ) (Ton) (% )
1980 3.657.299 40.500
1981 3.921.539 7,23 45.300 11,85
1982 3.963.539 1,07 43.980 -2,91
1983 4.091.459 3,23 36.360 -17,33
1984 4.339.319 6,06 27.360 -24,75
1985 4.228.679 -2,55 23.820 -12,94
1986 4.018.919 -4,96 15.720 -34,01
1987 4.050.239 0,78 17.760 12,98
1988 4.282.259 5,73 24.900 40,20
1989 5.004.119 16,86 15.480 -37,83
1990 4.569.779 -8,68 19.860 28,29
1991 4.853.219 6,20 17.460 -12,08
1992 4.672.139 -3,73 42.780 145,02
1993 4.577.039 -2,04 35.100 -17,95
1994 4.120.319 -9,98 64.200 82,91
1995 4.446.179 7,91 64.740 0,84
1996 5.070.539 14,04 65.460 1,11
1997 4.676.339 -7,77 73.200 11,82
1998 5.107.979 9,23 86.100 17,62
1999 5.607.839 9,79 78.180 -9,20
2000 5.450.819 -2,80 89.280 14,20
2001 5.297.519 -2,81 425.640 376,75
2002 5.711.819 7,82 5.396.759 1.167,92
2003 5.497.499 -3,75 5.393.999 -0,05
2004 5.687.519 3,46 5.462.039 1,26
2005 5.709.539 0,39 5.573.039 2,03
2006 6.404.999 12,18 5.949.659 6,76
2007 6.053.639 -5,49 6.013.079 1,07
2008 6.241.799 3,11 6.023.939 0,18
2009 6.380.039 2,21 6.245.279 3,67
2010 6.987.719 9,52 6.560.579 5,05
2011 7.059.659 1,03 6.687.479 1,93
2012 7.370.819 4,41 6.995.099 4,60
2013 7.732.918 4,91 7.020.659 0,37
2014 7.418.879 -4,06 7.044.839 0,34
2015 8.003.518 7,88 7.455.719 5,83
2016 7.801.618 -2,52 7.611.298 2,09
Rata-rata

1980-2016 5.407.272 2,33 2.615.855 49,38

2012-2016 7.665.550 2,12 7.225.523 2,65


Sumber : USDA, diolah Pusdatin

102 Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian


OUTLOOK KOPI 2017

Lampiran 35b. Perkembangan Nilai Ekspor dan Impor Kopi Dunia,


Tahun 1980–2013

Ekspor Impor Neraca


Tahun Volume Pertumb. Nilai Pertumb. Volume Pertumb. Nilai Pertumb. Nilai Pertumb.
(Ton) (%) (000 US$) (%) (Ton) (%) (000 US$) (%) (000 US$) (%)
1980 3.677.327 -1,66 12.081.220 2,73 3.712.880 -2,85 13.650.468 3,83 -1.569.248 13,15
1981 3.665.271 -0,33 8.193.761 -32,18 3.733.043 0,54 9.865.288 -27,73 -1.671.527 6,52
1982 3.885.540 6,01 8.961.209 9,37 3.796.135 1,69 9.964.024 1,00 -1.002.815 -40,01
1983 3.947.416 1,59 9.018.151 0,64 3.892.872 2,55 10.159.677 1,96 -1.141.526 13,83
1984 4.128.038 4,58 10.502.088 16,46 3.939.093 1,19 11.146.624 9,71 -644.536 -43,54
1985 4.301.787 4,21 10.822.005 3,05 4.083.036 3,65 11.412.820 2,39 -590.815 -8,33
1986 3.977.453 -7,54 14.563.861 34,58 4.106.012 0,56 16.095.458 41,03 -1.531.597 159,23
1987 4.366.142 9,77 9.799.965 -32,71 4.426.946 7,82 11.583.279 -28,03 -1.783.314 16,43
1988 4.111.915 -5,82 9.942.559 1,46 4.119.112 -6,95 10.960.183 -5,38 -1.017.624 -42,94
1989 4.654.696 13,20 9.034.170 -9,14 4.533.620 10,06 10.525.128 -3,97 -1.490.958 46,51
1990 4.844.245 4,07 7.004.524 -22,47 4.729.942 4,33 8.081.607 -23,22 -1.077.083 -27,76
1991 4.642.133 -4,17 6.627.766 -5,38 4.640.942 -1,88 7.790.658 -3,60 -1.162.892 7,97
1992 4.723.159 1,75 5.359.040 -19,14 4.885.846 5,28 6.766.984 -13,14 -1.407.944 21,07
1993 4.689.186 -0,72 5.786.884 7,98 4.688.635 -4,04 6.570.074 -2,91 -783.190 -44,37
1994 4.566.236 -2,62 10.782.829 86,33 4.549.717 -2,96 11.211.548 70,65 -428.719 -45,26
1995 4.239.715 -7,15 12.286.744 13,95 4.324.888 -4,94 14.465.252 29,02 -2.178.508 408,14
1996 4.831.064 13,95 10.408.663 -15,29 4.720.428 9,15 11.592.395 -19,86 -1.183.732 -45,66
1997 4.899.446 1,42 13.208.964 26,90 4.861.082 2,98 14.352.434 23,81 -1.143.470 -3,40
1998 4.907.825 0,17 11.959.867 -9,46 4.860.733 -0,01 13.105.610 -8,69 -1.145.743 0,20
1999 5.260.286 7,18 9.786.470 -18,17 5.048.088 3,85 10.283.078 -21,54 -496.608 -56,66
2000 5.498.689 4,53 8.460.087 -13,55 5.204.204 3,09 9.142.737 -11,09 -682.650 37,46
2001 5.440.431 -1,06 5.435.203 -35,75 5.132.796 -1,37 6.271.515 -31,40 -836.312 22,51
2002 5.492.472 0,96 5.086.706 -6,41 5.245.649 2,20 5.629.261 -10,24 -542.555 -35,13
2003 5.229.484 -4,79 5.710.124 12,26 5.237.577 -0,15 6.465.560 14,86 -755.436 39,24
2004 5.615.493 7,38 7.162.231 25,43 5.525.119 5,49 7.549.408 16,76 -387.177 -48,75
2005 5.576.667 -0,69 9.733.251 35,90 5.470.103 -1,00 10.276.227 36,12 -542.976 40,24
2006 5.921.511 6,18 11.439.208 17,53 5.740.133 4,94 11.870.120 15,51 -430.912 -20,64
2007 6.157.521 3,99 13.596.997 18,86 5.894.170 2,68 13.876.824 16,91 -279.827 -35,06
2008 6.339.195 2,95 16.587.722 22,00 6.037.767 2,44 17.031.689 22,73 -443.967 58,66
2009 6.304.195 -0,55 14.366.572 -13,39 6.036.065 -0,03 15.187.111 -10,83 -820.539 84,82
2010 6.581.894 4,40 17.929.507 24,80 6.253.834 3,61 18.156.326 19,55 -226.819 -72,36
2011 6.727.923 2,22 27.145.582 51,40 6.449.285 3,13 28.315.469 55,95 -1.169.887 415,78
2012 7.119.837 5,83 24.052.109 -11,40 6.602.479 2,38 24.844.483 -12,26 -792.374 -32,27
2013 6.965.989 -2,16 18.950.740 -21,21 6.671.477 1,05 20.082.289 -19,17 -1.131.549 42,80
Rata-rata

1980-2013 5.096.770 1,97 11.229.023 4,29 4.975.109 1,72 12.184.753 3,79 -955.730 24,48

2009-2013 6.739.968 1,95 20.488.902 6,04 6.402.628 2,03 21.317.136 6,65 -828.234 87,76
Sumber : FAO, diolah Pusdatin

Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian 103


2017 OUTLOOK KOPI

Lampiran 36. Negara-negara Eksportir Kopi Terbesar di Dunia, Tahun 2012-


2016

Ekspor (Ton) Share Kumulatif


No. Negara
2012 2013 2014 2015 2016 Rata-rata (%) Share (%)
1 Brazil 1.839.600 2.048.760 2.194.380 2.132.580 1.981.800 2.039.424 26,61 26,61
2 Vietnam 1.478.580 1.697.340 1.291.800 1.770.000 1.653.000 1.578.144 20,59 47,19
3 Colombia 531.300 662.400 745.200 742.800 789.900 694.320 9,06 56,25
4 Indonesia 619.500 622.800 523.200 593.760 482.400 568.332 7,41 63,66
5 India 291.480 300.780 293.640 341.580 332.400 311.976 4,07 67,73
6 Honduras 268.800 236.400 285.600 300.000 367.500 291.660 3,80 71,54
7 Peru 246.000 246.000 165.000 198.000 241.500 219.300 2,86 74,40
8 Uganda 214.500 216.000 204.000 210.000 240.000 216.900 2,83 77,23
9 Ethiopia 210.000 197.100 210.000 204.300 198.000 203.880 2,66 79,89
10 Guatemala 226.200 190.500 184.200 182.640 174.600 191.628 2,50 82,39
Lainnya 1.444.860 1.314.840 1.321.860 1.327.860 1.340.520 1.349.988 17,61 100,00
Total 7.370.819 7.732.918 7.418.879 8.003.518 7.801.618 7.665.550 100,00
Sumber : USDA, diolah Pusdatin

Lampiran 37. Negara-negara Importir Kopi Terbesar di Dunia, Tahun 2012-


2016

Impor (Ton) Share Kumulatif


No Negara
2012 2013 2014 2015 2016 Rata-rata (%) Share (%)
1 European Union 2.704.199 2.678.999 2.708.399 2.753.999 2.801.999 2.729.519 37,78 37,78
2 United States 1.422.000 1.494.900 1.440.300 1.512.600 1.563.000 1.486.560 20,57 58,35
3 Japan 504.300 472.200 486.600 491.700 500.400 491.040 6,80 65,15
4 Philippines 232.800 188.700 225.300 371.100 396.000 282.780 3,91 69,06
5 Canada 253.800 276.300 269.700 272.700 282.000 270.900 3,75 72,81
6 Russia 247.800 253.800 243.000 263.700 268.500 255.360 3,53 76,34
7 Switzerland 138.600 138.000 145.200 147.600 156.000 145.080 2,01 78,35
8 Korea, South 109.500 129.600 138.300 147.900 155.400 136.140 1,88 80,23
9 Algeria 116.700 138.000 131.700 139.200 140.100 133.140 1,84 82,08
10 China 93.660 100.920 113.340 176.280 180.300 132.900 1,84 83,92
Lainnya 1.171.740 1.149.240 1.143.000 1.178.940 1.167.600 1.162.104 16,08 100,00
Total 6.995.099 7.020.659 7.044.839 7.455.719 7.611.298 7.225.523 100,00
Sumber : USDA, diolah Pusdatin

104 Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian


OUTLOOK KOPI 2017

Lampiran 38. Perkembangan Ketersediaan Kopi di ASEAN,


Tahun 1980–2016

Produksi Pertumb. Vol. Ekspor Pertumb. Vol. Impor Pertumb. Keter. Pertumb.
Tahun
(Ton) (%) (Ton) (%) (Ton) (%) (Ton) (%)
1980 400.500 261.600 8.820 147.720
1981 437.700 9,29 249.060 -4,79 12.420 40,82 201.060 36,11
1982 388.320 -11,28 287.160 15,30 14.280 14,98 115.440 -42,58
1983 421.320 8,50 301.140 4,87 13.080 -8,40 133.260 15,44
1984 449.880 6,78 365.700 21,44 9.360 -28,44 93.540 -29,81
1985 474.720 5,52 373.560 2,15 7.140 -23,72 108.300 15,78
1986 483.660 1,88 374.460 0,24 7.560 5,88 116.760 7,81
1987 500.640 3,51 357.900 -4,42 7.920 4,76 150.660 29,03
1988 615.120 22,87 442.440 23,62 16.320 106,06 189.000 25,45
1989 611.940 -0,52 510.300 15,34 8.100 -50,37 109.740 -41,94
1990 637.200 4,13 530.760 4,01 7.620 -5,93 114.060 3,94
1991 672.300 5,51 473.940 -10,71 10.440 37,01 208.800 83,06
1992 712.200 5,93 510.360 7,68 9.300 -10,92 211.140 1,12
1993 739.800 3,88 558.180 9,37 9.000 -3,23 190.620 -9,72
1994 745.800 0,81 542.580 -2,79 18.600 106,67 221.820 16,37
1995 733.080 -1,71 550.680 1,49 27.960 50,32 210.360 -5,17
1996 980.580 33,76 795.060 44,38 27.300 -2,36 212.820 1,17
1997 980.280 -0,03 762.900 -4,04 37.680 38,02 255.060 19,85
1998 993.000 1,30 823.380 7,93 60.540 60,67 230.160 -9,76
1999 1.213.500 22,21 1.139.760 38,42 49.320 -18,53 123.060 -46,53
2000 1.521.420 25,37 1.374.900 20,63 59.520 20,68 206.040 67,43
2001 1.300.380 -14,53 1.123.620 -18,28 69.180 16,23 245.940 19,37
2002 1.254.720 -3,51 1.104.420 -1,71 60.120 -13,10 210.420 -14,44
2003 1.513.860 20,65 1.304.580 18,12 51.360 -14,57 260.640 23,87
2004 1.555.140 2,73 1.380.540 5,82 75.900 47,78 250.500 -3,89
2005 1.709.700 9,94 1.522.380 10,27 71.040 -6,40 258.360 3,14
2006 1.768.500 3,44 1.622.460 6,57 163.800 130,57 309.840 19,93
2007 1.709.100 -3,36 1.441.800 -11,13 149.880 -8,50 417.180 34,64
2008 1.767.900 3,44 1.539.900 6,80 184.200 22,90 412.200 -1,19
2009 1.892.100 7,03 1.840.800 19,54 302.100 64,01 353.400 -14,26
2010 1.908.000 0,84 1.917.900 4,19 294.300 -2,58 284.400 -19,52
2011 2.239.500 17,37 2.110.500 10,04 411.900 39,96 540.900 90,19
2012 2.502.899 11,76 2.350.680 11,38 512.340 24,38 664.560 22,86
2013 2.709.479 8,25 2.594.639 10,38 458.880 -10,43 573.720 -13,67
2014 2.515.199 -7,17 2.122.500 -18,20 501.600 9,31 894.300 55,88
2015 2.689.799 6,94 2.622.359 23,55 602.040 20,02 669.480 -25,14
2016 2.467.500 -8,26 2.402.400 -8,39 648.480 7,71 713.580 6,59
Rata-rata Pertumbuhan (%)
1980-2016 1.249.101 5,65 1.096.954 7,20 134.578 18,37 286.725 8,93
2012-2016 2.576.975 2,30 2.418.516 3,74 544.668 10,20 703.128 9,30
Sumber : USDA, diolah Pusdatin
Wujud Produksi : Biji kopi mentah berbagai bentuk
Negara ASEAN : Brunei Darussalam, Kamboja, Indonesia, Laos, Malaysia,
Negara ASEAN : Filipina, Singapura, Thailand, Vietnam, Myanmar.

Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian 105


2017 OUTLOOK KOPI

Lampiran 39. Perkembangan Ketersediaan Kopi di Dunia, Tahun 1980–2016

Produksi Pertumb. Vol. Ekspor Pertumb. Vol. Impor Pertumb. Keter. Pertumb.
Tahun
(Ton) (%) (Ton) (%) (Ton) (%) (Ton) (%)
1980 5.170.439 3.657.299 40.500 1.553.640
1981 5.881.379 13,75 3.921.539 7,23 45.300 11,85 2.005.140 29,06
1982 4.914.239 -16,44 3.963.539 1,07 43.980 -2,91 994.680 -50,39
1983 5.328.059 8,42 4.091.459 3,23 36.360 -17,33 1.272.960 27,98
1984 5.421.719 1,76 4.339.319 6,06 27.360 -24,75 1.109.760 -12,82
1985 5.744.999 5,96 4.228.679 -2,55 23.820 -12,94 1.540.140 38,78
1986 4.763.639 -17,08 4.018.919 -4,96 15.720 -34,01 760.440 -50,63
1987 6.190.199 29,95 4.050.239 0,78 17.760 12,98 2.157.720 183,75
1988 5.649.899 -8,73 4.282.259 5,73 24.900 40,20 1.392.540 -35,46
1989 5.817.479 2,97 5.004.119 16,86 15.480 -37,83 828.840 -40,48
1990 6.010.859 3,32 4.569.779 -8,68 19.860 28,29 1.460.940 76,26
1991 6.243.839 3,88 4.853.219 6,20 17.460 -12,08 1.408.080 -3,62
1992 5.577.539 -10,67 4.672.139 -3,73 42.780 145,02 948.180 -32,66
1993 5.544.359 -0,59 4.577.039 -2,04 35.100 -17,95 1.002.420 5,72
1994 5.822.519 5,02 4.120.319 -9,98 64.200 82,91 1.766.400 76,21
1995 5.336.759 -8,34 4.446.179 7,91 64.740 0,84 955.320 -45,92
1996 6.227.159 16,68 5.070.539 14,04 65.460 1,11 1.222.080 27,92
1997 5.861.219 -5,88 4.676.339 -7,77 73.200 11,82 1.258.080 2,95
1998 6.537.179 11,53 5.107.979 9,23 86.100 17,62 1.515.300 20,45
1999 6.849.839 4,78 5.607.839 9,79 78.180 -9,20 1.320.180 -12,88
2000 7.033.019 2,67 5.450.819 -2,80 89.280 14,20 1.671.480 26,61
2001 6.697.499 -4,77 5.297.519 -2,81 425.640 376,75 1.825.620 9,22
2002 7.637.518 14,04 5.711.819 7,82 5.396.759 1.167,92 7.322.459 301,09
2003 6.676.919 -12,58 5.497.499 -3,75 5.393.999 -0,05 6.573.419 -10,23
2004 7.316.759 9,58 5.687.519 3,46 5.462.039 1,26 7.091.279 7,88
2005 7.072.979 -3,33 5.709.539 0,39 5.573.039 2,03 6.936.479 -2,18
2006 8.042.998 13,71 6.404.999 12,18 5.949.659 6,76 7.587.658 9,39
2007 7.463.279 -7,21 6.053.639 -5,49 6.013.079 1,07 7.422.719 -2,17
2008 8.205.058 9,94 6.241.799 3,11 6.023.939 0,18 7.987.198 7,60
2009 7.786.438 -5,10 6.380.039 2,21 6.245.279 3,67 7.651.678 -4,20
2010 8.484.538 8,97 6.987.719 9,52 6.560.579 5,05 8.057.398 5,30
2011 8.690.218 2,42 7.059.659 1,03 6.687.479 1,93 8.318.038 3,23
2012 9.481.078 9,10 7.370.819 4,41 6.995.099 4,60 9.105.358 9,47
2013 9.603.538 1,29 7.732.918 4,91 7.020.659 0,37 8.891.278 -2,35
2014 9.220.438 -3,99 7.418.879 -4,06 7.044.839 0,34 8.846.398 -0,50
2015 9.189.958 -0,33 8.003.518 7,88 7.455.719 5,83 8.642.158 -2,31
2016 9.548.638 3,90 7.801.618 -2,52 7.611.298 2,09 9.358.318 8,29
Rata-rata Pertumbuhan (%)

1980-2015 6.839.032 2,18 5.407.272 2,33 2.615.855 49,38 4.047.615 15,79

2012-2016 9.408.730 2,00 7.665.550 2,12 7.225.523 2,65 8.968.702 2,52


Sumber : USDA, diolah Pusdatin
Wujud Produksi : Biji kopi mentah berbagai bentuk

106 Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian

Anda mungkin juga menyukai