Anda di halaman 1dari 29

LAPORAN WALKTHROUGH SURVEY

PERKEBUNAN KOPI DI SERANG

BLOK AGROMEDICINE

OLEH :
FRANKLIN DANIEL
1758011022
TUTORIAL 17

Pembimbing :
dr. Nisa karima,S.Ked.,M.Sc

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
2020

i
HALAMAN PENGESAHAN

Judul Kegiatan : Laporan Walkthrough Survey Petani Kopi di Serang


Penyusun : Franklin Daniel (1758011022)
Program Studi : Pendidikan Kedokteran

Bandarlampung, 21 April 2020


Menyetujui,
Dosen Pembimbing

dr. Nisa Karima, S.Ked., M.Sc.


NIP. 231804881121201

ii
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya ucapkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas

berkat dan kasih karunia-Nya sehingga saya dapat menyusun laporan walkthrough

survey melalui jurnal tentang Petani Kopi di Serang

Laporan walkthrough survey ini disusun dalam rangka memenuhi tugas

dalam Blok Agromedicine. Saya ucapkan terima kasih kepada dr. Nisa

karima,S.Ked.,M.Sc. selaku pembimbing sehingga laporan ini dapat diselesaikan

dengan baik.

Saya menyadari banyak kekurangan dalam penulisan laporan ini, baik dari

segi isi, bahasa, maupun analisis. Oleh karena itu, saya meminta maaf atas segala

kekurangan yang ada pada laporan karena keterbatasan saya dalam pengetahuan,

wawasan, dan keterampilan. Selain itu, kritik, saran dari pembaca sangat saya

harapkan untuk kesempurnaan laporan selanjutnya dan perbaikan untuk kita

semua.

Semoga laporan ini dapat bermanfaat dan dapat memberikan wawasan

berupa ilmu pengetahuan untuk kita semua.

Bandar Lampung, 21 April 2020

Franklin Daniel
1758011022

i
DAFTAR ISI

Halaman
DAFTAR ISI ....................................................................................................... ii

DAFTAR TABEL ............................................................................................... iii

DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ................................................................................. 1


1.2 Tujuan .............................................................................................. 3
1.2.1 Tujuan Umum ...................................................................... 3
1.2.2 Tujuan Khusus ..................................................................... 3
1.3 Manfaat ....................................................................................... . 3

BAB II HASIL KEGIATAN

2.1 Profil Usaha ..................................................................................... 5


2.2 Hasil Observasi ................................................................................ 6
2.3 Identifikasi Faktor Resiko………………………………………….. 8

BAB III PEMBAHASAN

3.1 Perbandingan Hasil Observasi dengan Teori .................................. 10


3.2 Rekomendasi ................................................................................... 18

BAB IV PENUTUP

4.1 Kesimpulan ..................................................................................... 20


4.2 Saran ................................................................................................ 20

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

ii
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1. Alur produksi ..................................................................................................6

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman
1. Matriks identifikasi faktor resiko......................................................................8

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kopi (Coffea sp.) merupakan salah satu komoditas ekspor penting dari

Indonesia. Data menunjukkan, Indonesia meng-ekspor kopi ke berbagai

negara senilai US$ 588,329,553.00, walaupun ada catatan impor juga senilai

US$ 9,740,453.00 (Pusat Data dan Statistik Pertanian, 2006). Di luar dan di

dalam negeri kopi juga sudah sejak lama dikenal oleh masyarakat (M,

Syakir. 2010).

Berdasarkan Asosiasi Eksportir Kopi Indonesia (AEKI), rata-rata

peningkatankonsumsi kopi di Indonesia adalah sebesar 7,93% per tahun

atau setara dengan 0,98 kilogram per kapita per tahun. Berikut ini adalah

data konsumsi kopi di Indonesia selama 7 tahun terakhir ini.

Dalam hal ini industri di bidang perkebunan kopi juga sebagai lapangan

pekerjaaan terbanyak di Indonesia. Petani kopi di Indonesia dinilai sangat

berkompeten dalam merawat dan menanam tanaman kopi menurut luar

negeri maupun dalam negeri. Kopi sendiri di Indonesia memeliki beberapa

jenis kopi dengan berbagai cara penanamannya, sperti kopi Arabic, kopi

Robusta, dan kopi khas Indoneisa sendiri yang biasanya punya khas sendiri

dari masing-masing cara penanaman dan pemetikannya. (Gandul, 2010).

Dengan banyaknya jenis-jenis dari kopi tersebut maka semakin banyak

orang yang mulai membuka usaha perkebunan kopi. Melihata dari tingkat

pendepatan ekspor kopi yang sangat besar akhirnya pabrik yang berkerja

1
sama dengan perkebunan kopi semakin berkembang dan memiliki banyak

tenaga kerja.(Gandul,2010)

Dikenal dengan panen dan pengolahannya yang rumit perkebunan kopi

biasa mengeluarkan dana besar untuk biaya dari penanamannya hingga

pengolahannya hingga menjadi serbuk kopi. Dari hal tersebut faktor pekerja

sangat di perhatikan di sini. Namun apakah menjadi pekerja tani kopi tidak

lah berbahaya? Justru pekerjaan sebagai petani khususnya tani kopi sangat

rentan dengan masalah kesehatan dari pekerja tersebut dan juga dapat

terjadinya kecelakaan kerja. (Atik M,2019).

Ini biasa terjadi dikarenakan berbagai hal, mulai dari kurangnya pemahaman

para pekerja tentang alat-alat yang digunakan dalam pengolahannya, tata

cara menanam kopi yang benar, penggunaan bahan-bahan dalam

perawatannya, atau kurangnya penggunaan dan pemahaman tentang alat

pelindung diri dari pekerja itu sendiri saat penanam, memetik, dan

mengelola.

Dalam laporan ini akan membahas tentang apa saja masalah kesehatan dan

kecelakaan kerja yang mungkin saja terjadi dari para pekerja tani kopi di

Serang. Kenapa saya mengambil kota Serang sebagai tempat untuk laporan

kali ini, karena di kota ini saya mendapatkan hasil observasinya.Banyak

kasus penyakit yang terjadi di berbagai perkebunan kopi di Kota Serang.

Dari 15 perkebunan kopi yang juga sebagai pengelola kopi bubuk terdapat

642 petani kopi pada tahun 2018, dan 141 kasus penyakit kulit dan

kecelakaan kerja pada tahun tesebut. Pada tahun 2019 terdapat 623 petani

2
kopi dan 162 kasus kesehatan dan kecelakaan kerja yang terjadi pada tahun

tersebut.(Bahrudin, 2019).

Dari data tersebut maka observasi dilakukan dan ini adalah laporan dari

hasil observasi tersebut.

1.2 Tujuan

Tujuan dari kegiatan ini adalah:

1.2.1. Tujuan Umum

Mahasiswa dapat melakukan identifikasi bahaya potensial di pekerja

perkebunan kopi di Serang untuk mengetahui bahaya yang

memungkinkan terjadi di tempat kerja dan cara untuk

mengendalikan bahaya yang ada

1.2.2. Tujuan Khusus

a. Mengidentifikasi bahaya potensial fisik, kimia, biologis,

ergonomi, dan psikologi yang ada di perkebunan kopi di Serang

b. Mengetahui penyakit akibat kerja yang ditimbulkan dari adanya

faktor-faktor bahaya tersebut.

c. Mengidentifikasi macam-macam bentuk pengendalian bahaya

yang meliputi pengendalian secara teknik, administratif, dan

APD di perkebunan kopi di Serang.

d. Mengetahui kebutuhan dari perkebunan kopi dengan standar.

1.3 Manfaat
Manfaat dari kegiatan ini adalah :

3
a. Dapat mengindetifikasi bahaya di area perkebunan kopi di Serang
b. Dapat mengetahui penyakit akibat kerja yang di timbulkan dari faktor-
faktor tersebut
c. Dapat mengindentifikasi bentuk pengendalian bahaya potensial yang
ada pada perkebunan kopi di Serang.

4
BAB II
HASIL KEGIATAN

2.1. Profil Usaha

Walkthrough survey yang dipilih berasal dari Serang merupakan dari

beberapa perkebenunan kopi daerah Serang. Kita mengambil salah satu

perkebenun kopi yang paling banyak memiliki pekerja tani. Para pekerja

berjumlah 40 orang petani yang biasa bekerja secara bergantian. Survey ini

di ambil pada tahun 2019 yang dimana pekerjanya berjumlah sedemikian.

Para pekerja biasanya mulai bekerja bergantian dari hari senin sampai

minggu, dan sudah di atur jadwal kapan waktu dan mengurus bagian apa

petani tersebut. Lalu dari contoh perkebunan perorangan ini memang sudah

memiliki banyak hasil produksi yang berkualitas. Kopi yang mereka tanam

pun banyak jenisnya mulai dari lokal atau pun bawaan bibit luar yang

mereka tanam di daerah tersebut.

Kopi di Indonesia saat ini umumnya dapat tumbuh baik pada ketinggian

tempat di atas 700 m di atas permukaan laut (dpl). Dalam perkembangannya

dengan adanya introduksi beberapa klon baru dari luar negeri, beberapa klon

saat ini dapat ditanam mulai di atas ketinggian 500 m dpl, namun demikian

yang terbaik seyogyanya kopi ditanam di atas 700 m dpl, terutama jenis

kopi robusta. Kopi arabika baik tumbuh dengan citarasa yang bermutu pada

ketinggian di atas 1000 m dpl. (Bambang, dkk. 2010)

Para pekerja biasanya akan menempuh perkebunan dengan berjalan kaki,

sangat jarang menggunakan kendaraan bermotor untuk menuju kebun, dan

5
pada daerah perjalanan menuju kebun pun biasanya dipenuhi oleh rumput

ilalang yang cukup tinggi. Mengurangi jarak pandang pada permukaan

tanah yang tidak tahu ada keberadaan hewan yang mungkin berbahaya. Pada

perkebunan ini juga masih sangat dipenuhi semak-semak. Rute dari jalan

raya menuju kebun kopi ini sangat sulit dan sedikit berbahaya.

Berikut alur dari penanaman kopi hingga pemetikan.

Penyetakan tanah
dan tanaman Penyambungan Tanam tanaman
dalam plastik

Penjemuran dari Pemangkasan/ Pemupukan


biji kopi pemetikan

Gambar 1. Alur Produksi

2.2. Hasil Observasi

Definisi K3 (kesehatan dan keselamatan kerja) secara keilmuan merupakan

suatu ilmu pengetahuan dan penerapan dalam upaya pencegahan

kecelakaan, kebakaran, peladakan, pencemaran, dan penyakit. Kesehatan

dan keselamatan kerja sangat penting dalam tempat kerja untuk mencegah

terjadinya kecelakaan kerja. Kecelakaan kerja merupakan kecelakaan yang

terjadi dalam hubungan kerja atau sedang melakukan pekerjaan disuatu

tempat kerja.

6
Keselamatan dan Kesehatan Kerja di tempat kerja dilandasi oleh dasar

hukum yaitu UU No. 1 tahun 1970. Ruang lingkup K3 berdasarkan landasan

hukum tersebut terdiri dari 3 unsur yakni tempat kerja, tenaga kerja, dan

sumber bahaya. Keselamatan kerja ditujukan untuk manusia (pekerja dan

masyarakat), benda (alat, mesin, bangunan), dan lingkungan (air, udara,

cahaya). Aspek penerapan K3 dalam tempat kerja yaitu perencanaan,

pemasangan, pemakaian, dan perawatan. Pengendalian aspek penerapan K3

secara administrasi, legalitas atau perijinan, standarisasi, dan sertifikasi

dapat mencegah dan menghentikan kecelakaan (Sucipto,2014)

Hasil survey pada perkebunan kopi di serang didapatkan data bahwa K3

belum dilaksanakan dengan baik pada lokasi kerja dimana potensi

kecelakaan dan keamanan kerja belum diperhatikan secara baik dan

potensial kecelakaan akibat kerja tidak ditangani secara serius.

7
2.3. Identifiksi Faktor Risiko

Tabel 1. Matriks Bahaya Potensial/ Risiko Kecelakaan Kerja

Proses Bahaya Potensial Gang Yang Sudah Dilakukan Kecelakaan Jumlah


Produksi guan atau Penyakit Pekerja
Keseh yang mungkin
atan ditimbulkan
Fisik Biologi Kimia Ergonomi Psikol Alat/ Peraturan APD
ogi Lingkunga 40 pekerja
n Kerja

1. Penyetakan Para Kadang Penggunaan Para pekerja Para - 1. Keranjang 1. Tidak APD 1. Berisiko 1. Setiap hari
tanah dan pekerja pekerja bahan kimia yang terbiasa pekerj petik pasti masih hewan liar bergantian
tanaman sering masih untuk berjalan jauh a 2. Cangkul waktu sangat saat dengan
didalam wadah mengalami melupakan mengusir dengan rute sering dan untuk kurang perjalanan ke jumalah 20
plastik hitam perubahan mencuci hama dan yang sedikit menga perkakas kerjanya bahkan area kebun orang
2. Penyambungan suhu udara tangan nematoda, berbahaya lami menanam sesuai tidak 2. Resiko perharinya
antar batang yang menggunak dan dan saat para stress, 3. Golok cuaca dan sesuai terpapar 2. 5-10 orang
atas dengan berubah- an sabun berbahaya pekerja kelelah 4. Tempat ke adaan dengan bakteri dan penanam
bibit dewasa ubah. Dari saat untuk menggendon an tinggi dan tanaman. hanya cacing dalam 3. 10 orang
3. Menanam siang hari penanaman pekerja jika g keranjang kerja bersemak. 2. Tidak ada memanfaa tanah. pemetik dan
tanaman, yang dan terpapar isi biji kopi dikare 5. Tempat aturan t kan 3. Kelelahan pembawa ke
memasukkan mungkin pemupukka lansung dari kebun ke nakan jemur untuk K3 tangan karena area
kedalam lobang panas n. Yang di secara tempat beban yang dan kosong. perjalanan penjemuran.
tanah yang karena sinar kawatirkan berlebihan. penjemuran. dengan harus sanitasi jauh dan
sudah d uv dan juga kutu atau pengha terkena kepada beban yang
siapkan suhu udara hama yang silan sinar setiap di bawa saat
4. Pemupukkan yang bisa ada pada tidak matahari pekerja. panen.
5. Pengusiran saja rendah pohon kopi sesuai 3. Tidak ada
hama dan karena tidak aturan dan
parasit berada pada pindah ke batas

8
6. Pemangkasan/ dataran tubuh waktu
pemetikan tinggi. pekerja itu untuk
7. Penjemuran biji sendiri. pekerja.
kopi Dan harus
selsai saat
target
tercapai.

9
BAB III
PEMBAHASAN

3.1 Perbandingan Hasil Observasi dengan Teori

Usaha perkebunan adalah usaha yang biasa di kembangkan oleh pemerintah

dan juga swasta, biasanya usaha perkebunan akan memberikan lapangan

pekerjaan yang lumayan banyak. Mungkin dari usaha perkebunan yang di

kembangkan oleh pemerintah akan selalu mendapatkan bantuan dana untuk

keperluan perkebunan tersebut yang di kelola lansung oleh pemerintah,

namun ini tidak menutup kemungkinan para pekerja juga tidak mendapatkan

layanan baik seperti kurangnya alat pelindung diri (APD) yang layak. Sama

halnya juga dengan usaha perkebunan yang dikelola oleh swasta.

Potensi bahaya adalah bahaya yang biasa terjadi dalam pekerjaan tersebut,

biasanya ini bisa dalam bentuk kecelakaan, kerugian, kecacatan, penyakit,

dan kerusakan. Bahaya potensial terjadi karena beberapa faktor yang diiringi

oleh tindakan dalam pekerjaan tersebut. Jika berbicara pada bahaya

potensial yang terjadi dalam pekerjaan yang lansung terjun ke dalam

lapangan sangat rentan terjadinya bahaya tersebut karena para pekerja akan

kontak lansung dengan alat-alat yang jika tidak terkontrol akan berbahaya

atau pun kontak lansung dengan alam yang jika tidak ada pemahaman lebih

akan sangat berbahaya pada pekerja tersebut.

10
3.2 Bahaya Potensial

3.2.1 Faktor Fisik

Bahaya potensial fisik merupakan segala sesuatu bahaya yang dapat

menyebabkan kerugian dan kecelakaan kerja yang disebabkan faktor

fisika seperti mekanik (benda tajam atau benda tumpul), suhu (tinggi

atau rendah), tekanan, getaran, kebisingan dan sinar atau

penerangan. Pada perkebunan kopi ini adalah saat para pekerja akan

mengalami perubahan suhu yang tidak menentu dan juga sinar

matahari yang lansung ke arah pekerja tersebut. Saat perjalanan

menuju area perkebunan dengan suhu yang tidak menentu. Suhu

pada saat di area perkebunan yang rendah karena dataran yang tinggi

akan membuat para pekerja yang tidak memilik pakaian lebih

tertutup memungkinkan terjadinya hipoternia, apa lagi saat musim

penghujan.

Perubahan  suhu  tersebut  mempengaruhi  angin,  hujan,  salju, 

tumbu,  dan  setelah  itu  hewan,  termasuk  organisme  mikro.  Jika 

kita analisis  perubahan  suhu  permukaan  salah  satu  bagian  bumi, 

sebagai 

penyebab perubahan lainnya, maka efek yang paling langsung terhad

ap kesehatan masnusia adalah 

efek ekstrim dingin dan ekstrim panas, relatif terhadap rentang suhu 

yang toleransi manusia, tanpa  manipulasi  diri  atau  lingkungan. 

Dalam  kondisi  natural,  sama  seperti binatang,  manusia  bisa 

bertahan  pada  suhu  10‐35  0C,  tanpa  kesulitan  berarti.    Tetapi 

11
pada  suhu  diatas  40  0Cmaka sebagian manusia. Suhu  tinggi 

yang  disertai  kelembaban  rendah  menyebabkan  mudahnya 

terjadi  kekurangan  air 

dalam tubuh (dehidrasi). Dehidrasi dapat menimbulkan berbagai gan

gguan funs temporer sampai 

permanen, tergantung lamanya dehidrasi terjadi.(Hasbullah, T.

2010).

Para pekerja harus terbiasa dengan perubahan suhu yang di alami

pada area perkebunan kopi tersebut. Para pekerja yang baru saja

bekerja di sana disarankan untuk cepat beradaptasi, karena jika tidak

akan menimbulkan berbagai macam penyakit. Sangat disarankan

para pekerja memakai baju atau dengan yang lengan panjang dan

lebih sedikit tebal karena akan mengurangi cuaca dingin dan terpapar

lansung sinar UV. Suhu pada pekerja yang memakai pakaian seperti

itu akan teratur dan tidak terjadinya pembakaran kulit oleh sinar UV.

Lebih baik lagi menggunakan topi sebagai pelindung lansung kulit

kepala.

3.2.2 Faktor Biologi

Faktor potensial biologi adalah potensi bahaya yang ditimbulkan dari

faktor mahluk hidup, yaitu bakteri, virus, parasit dan jamur. Salah

satu bahaya potensial pada perkebunan kopi adalah bakteri yang bisa

saja timbul dari tanah bekas penanaman. Bakteri adalah organisme

12
bersel tunggal yang dapat hidup di mana saja, termasuk pada

tumbuhan, hewan, manusia, dan di lingkungan sekitar kita.

Bakteri yang berbahaya bagi manusia disebut sebagai bakteri

patogen, atau yang dapat menyebabkan penyakit di dalam tubuh.

Bakteri patogen dapat mengakibatkan infeksi bakteri  yang ditandai

dengan proliferasi atau perkembangbiakan bakteri tersebut dalam

tubuh. Kondisi ini dapat terjadi di bagian tubuh mana saja.

Para pekerja yang bekerja menggunakan tangan tanpa alat pelindung

tangan sangat rentan terkena bakteri patogen dari tanah. Para pekerja

masih sangat sering tidak mau menggunakan alat pelindung tangan

karena sangat merpotkan saat digunakan, maka dari itu para pekerja

lebih memilih menggunakan tangan lansung untuk menggerus tanah.

Kemungkinan terjadinya perkembangan bakteri tersebut ada pada

kuku pekerja tersebut, karena pada bagian kuku tersebut bakteri

dapat menetap, masuk melalui pori-pori kulit manusia, melalui mulut

saat para pekerja tidak cuci tangan dengan bersih dan menggunakan

tangan tersebut untuk makan, bakteri akan ikut dalam mulut dan

menyebabkan penyakit.

Pelindung tangan yang digunakan bisa berupa sarung tangan dari

kain yang bisa dicuci ulang, atau handscone yang berbahan karet

dimana tidak ada jalan masuk bakteri untuk kontak lansung dengan

tangan. Yang paling penting adalah cuci tangan dengan baik dan

benar. Sangat disarankan untuk cuci tangan dengan sabun saat

13
melakukan pekerjaan seperti ini meski tidak lansung maupun

menyentuh apapun tempat yang banyak menyimpan bakteri.

Cuci tangan yang sudah di terapkan adalah cuci tangan WHO yang

sudah banyak diajarkan melalui penyuluhan kepada warga indonesia.

Namun masih banyak dari pekerja perkebunan kopi di Serang ini

yang masih belum paham tentang apa itu cuci tangan WHO. Dengan

6 langkah dan mengharuskan menggunakan sabun. Ada pekerja yang

sudah paham tentang cuci tangan WHO namun mereka lebih

memilih untuk cuci tangan asal-asal karena menurut mereka sangat

merepotkan dan tidak tersedianya sabun dan air bersih pada area

pekerbunan tersebut. Maka dari itu banyak pekerja yang memilih

untuk menanam tanpa cuci tangan sampai mereka kembali dari area

perkebunan. Ada yang membawa air mineral sebagai cuci tangan

dan minum mereka. Itu lah yang sangat membahayakan, jika mereka

minum dari air yang sudah masuk bakteri tanah akan sangat

berbahaya.

Pentingnya aturan dari pengusaha perkebunan swasta atau

pemerintah untuk cuci tangan dan penggunaan APD pada tangan

bagi pekerja perkebunan ini.

3.2.3 Faktor Kimia

Bahan kimia sangat lah membantu dalam dunia perkebunan karena

dapat menghilangkan hama dan hewan-hewan perusak tanaman.

Bahan kimia yang dipakai bisa disebut dengan pestisida. Pestisida

sudah digunakan para petani dari sejak dulu untuk menghilangkan

14
hama pada tanaman kopi ini. Namun kurangnya pemahaman tentang

penggunaan pestisida dan perlindungan bagi para petani tersebut

sangat kurang.

Glifosat atau N-(phosphonomethyl)-glycine adalah zat kimia yang

terkandung di dalam herbisida untuk mematikan rumput. Biasanya,

zat kimia ini digunakan untuk membersihkan ladang atau kebun

kopi. Dengan menggunakan herbisida, proses pembersihan tidak

membutuhkan tenaga dan waktu yang lama, cukup dengan

penyemprotan dan dalam dua pekan rumput akan menguning dan

mati. Kemudahan itulah yang membuat sebagian petani tak lagi

menggunakan cara lama untuk membersihkan kebun. (Bayu RF.

2019).

Zat kimia ini dapat diserap tanaman kopi itu sendiri dan masuk pada

biji kopi tersebut. Glifosat masuk ke dalam tubuh jika kontak dengan

produk yang mengandung glifosat melalui kulit, mata atau ketika

menghirup glifosat pada saat menggunakannya. Gejala yang umum

dapat mengakibatkan efek korosif pada gastrointestinal, mulut,

tenggorokan, serta nyeri epigastrium (nyeri pada bagian dinding

perut di atas pusar) dan disfagia (kesulitan dalam menelan). Selain

itu, dapat terjadi gangguan ginjal dan hati. Gangguan pernapasan,

gangguan kesadaran, edema paru, shock, aritmia, gagal ginjal yang

memerlukan hemodialisis, asidosis metabolik dan hiperkalemia

dapat muncul pada kasus keracunan berat. Gejala lain yang dapat

terjadi akibat menelan produk yang mengandung glifosat dapat

15
mengakibatkan peningkatan air liur, mual, muntah dan diare.

Dilaporkan juga adanya kematian akibat menelan produk glifosat

secara sengaja. (Bayu RF. 2019).

Pentingnya para pekerja menggunakan alat pelindung diri untuk

penggunaan zat kimia ini. Untuk menutupi mulut dan pernapasan

mereka. Namun banyak para pekerja yang tidak menggunakan APD

saat menyemprot pestisida tersebut. Dan kadar yang diguanakan

kadang masih asal-asalan yang mengakibatkan zat kimia akan

terserap kedalam biji kopi tersebut, jika dikonsumsi dapat

menyebabkan penyakit.

3.2.4 Faktor Ergonomi

Ergonomi adalah ilmu mendesain pekerjaan, peralatan, dan tempat

kerja sesuai dengan pekerja. Desain ergonomis yang benar sangat

diperlukan untuk mencegah cederan ragangan berulang, yang dapat

berkembang dari waktu ke waktu dan dapat menyebabkan cacat

jangka panjang. Ergonomi juga digunakan untuk memenuhi dua

tujuan yaitu kesehatan dan produktivitas pekerja terhadap suatu

pekerjaan.

Aspek ergonomi yang dinilai pada petani perkebunan kopi di Serang

adalah kebiasaan berjalan kaki dengan rute berbahaya dengan

membawa beban berat berupa keranjang atau karung berisi biji kopi.

Biji kopi yang dihasilkan saat panen biasanya per minggunya

mencapai 500kg. Dengan terbiasa mengankat beban berat dapat

menimbulkan rasa sakit pada tulang punggung dan bahkan bisa

16
menimbulkan kebungkukan. Para pekerja biasa membagi setiap satu

orang akan membawa karung atau keranjang berisi biji kopi dengan

berat sekitar 20 kg sekali turun menuju tempat penjemuran.

Beban berat ini yang menyebabkan banyak para pekerja lebih cepat

lelah dan mengalami kerusakan tulang punggung. Dengan rute yang

jauh dan sangat berbahaya dapat menyebabkan kecelakaan kerja,

seperti jatuh dan tertimpa beban tersebut.

3.2.5 Faktor Psikososial

Berdasarkan hasil observasi pada perkebunan kopi di Serang hanya

para pekerja biasa mengalami stres karena penghasilan mereka tidak

sesuai dengan pekerjaan yang mereka lakukan. Biasa banyak pekerja

yang mundur dari pekerjaan mereka.

Potensi bahaya psikologi adalah potensi bahaya yang berasal atau

ditimbulkan oleh kondisi aspek-aspek psikologis ketenagakerjaan

yang kurang baik atau kurang mendapatkan perhatian seperti

penempatan pekerja yang tidak sesuai dengan bakat, minat,

kepribadian, motivasi, tempramen, pendidikan, system seleksi, dan

klasifikasi terhadap pekerja yang tidak sesuai, kurangnya

ketrampilan pekerja dalam melakukan pekarjaannya sebagai akibat

kurangnya latihan kerja yang diperoleh, serta hubungan antara

individu yang tidak harmonis dan tidak serasi dalam organisasi

kerja. Salah satu sumber penyebab kecelakaan kerja adalah stress

kerja sebagai faktor psikologis. Stress kerja dapat menurunkan daya

tahan tubuh terhadap serangan penyakit, akibatnya pekerja

17
cenderung sering dan mudah terserang penyakit sehingga kurang

berkonsentrasi dengan pekerjaannya.

Stres kerja timbul karena individu itu sendiri, dimana kesalahan

dapat terjadi karena masalah pribadi dan keraguan yang

menggambarkan pribadi dan keraguan yang menggambarkan

bagaimana individu menghadapi tugas, misalnya pekerja

mengerjakan suatu tugas namun mengalami kegagalan menyebabkan

pekerja menjadi merasa gagal. Kecelakaan dalam pekerjaan tidak

akan terjadi jika pekerja memahami dan cepat menanggulangi

masalah pribadi dan gangguan dalam pekerjaannya. Stres yang tidak

cepat di atasi oleh pekerja menyebabkan pekerja menjadi tidak

konsentrasi dalam melaksanakan tugas, dan merasa frustasi dalam

menyelesaikan tanggungjawab kerja, sehingga pekerja melakukan

kesalahan ketika sedang bekerja yaitu melakukan pekerjaan yang

tidak sesuai dengan pengoperasian.

3.3 Rekomendasi

a. Untuk petani perkebunan kopi di Serang

1. Para pekerja seharusnya menggunakan APD saat bekerja untuk

mengurangi resiko kecelakaan dan terpapar zat berbahaya.

18
2. Para pekerja memperhatikan sanitasi saat melakukan cuci

tangan, menggunakan sabun dan membersihkan semua bagian

tangan saat setelah kontak lansung dengan tanah

3. Para pekerja memperhatikan beban yang mereka bawa dan lebih

baik diangkat bersama.

4. Sering-sering untuk bekerja sama dengan petani lain.

b. Untuk pemilik perusahaan perkebunan kopi (pemerintah atau

swasta)

1. Pemilik menyediakan APD yang memadai

2. Pemilik memperhatikan pekerja saat bekerja

3. Pemilik memberikan waktu istirahat yang cukup untuk para

pekerja

4. Pemilik menyediakan akses jalan yang baik untuk perjalanan ke

area perkebunan.

5. Pemilik memberikan upah yang sesuai

19
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN

4.1. Kesimpulan

Kesimpulan dari pelaksanaan walkthrough ini adalah :

a. Proses kerja pada perkebunan kopi di Serang belum sepenuhnya

sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan.

b. Bahaya potensial yang ditemukan pada perkebunan kopi di Serang

meliputi bahaya fisik,biologi,kimia, psikologi dan ergonomi.

c. Penyakit akibat kerja yang mungkin ditimbulkan adalah dehidrasi

karena perubahan suhu yang tidak menentu dan penyakit dari

keracunan bahan kimia dan penyakit kulit akibat kurang sanitasi.

d. Sanitasi lingkungan pada perkebunan kopi di Serang belum cukup baik.

4.2. Saran

a. Para pekerja harus diberi pemahaman lebih tentang apa itu kecelakaan

kerja dan apa saja solusi dari kecelakaan kerja tersebut, dan

20
membiasakan para pekerja untuk melakukan keamanan dalam kerja

tersebut.

21
DAFTAR PUSTAKA

Fitriadi, BR. 2020. Pro Kontra Penggunaan Herbisida Glifosat Pada Tanaman
Kopi.PMHPMuda.http://balaisurabaya.ditjenbun.pertanian.go.id/uploads/do
wnload/1577110233.pdf

Hindorf, H., Girma Adugna, Challa Jefuka, Chemeda Abedeta and Vitor Varzea.
2010. Phytomedical studies supporting conservation efforts in wild coffee
populations of Ethiopia. Jima Agricultural Research Center (JARC) Addis
Ababa University. Jima, Ethiopia.

Mulyani, A. 2019. Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Produktivitas


Kopi Robusta Terhadap Peningkatan Pendapatan Ekonomi Dalam
Perspektif Ekonomi Islam (Studi Di Perkebunan Kopi Robusta Desa
Talang Bandung Bawah Kecamatan Sumber Jaya Kabupaten
Lampung Barat). Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Islam Universitas Islam
Negeri Raden Intan Lampung. Lampung.

Prastowo, B, dkk. 2010. Budidaya dan Pasca Panen Kopi. ISBN. Bogor.

Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia, 2003. Klon-Klon Unggul Kopi
Robusta dan Beberapa Pilihan Komposisi Klon Berdasarkan Kondisi
Lingkungan. No Seri 02.022.2-303.

Sari, PA, dkk. 2018. Analisis Permasalahan Petania Tanaman Kopi Rakyat Di
Serang Dengan Mengadaptasi Theory Of Change. Sekolah Tinggi Ilmu
Ekonomi Ekuitas. Banten.

Thabrany,H.2010.Risiko Kesehatan Akibat Perubahan Cuaca.Fakultas Kesehatan Masy
arakat Universitas Indonesia. Jakarta.

22
LAMPIRAN

23
24

Anda mungkin juga menyukai