Anda di halaman 1dari 32

ANALISIS PENGARUH LABEL HALAL

TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN


KONSUMEN COFFE SHOP DI PONTIANAK

SKRIPSI

Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Ijazah


Sarjana Terapan Program Studi Bahasa Inggris
untuk Komunikasi Bisnis dan Profesional
Politeknik Tonggak Equator

GOUW CHO SHENG


NIM. A1841142

POLITEKNIK TONGGAK EQUATOR


PROGRAM STUDI BAHASA INGGRIS
UNTUK KOMUNIKASI BISNIS DAN PROFESIONAL
PONTIANAK

2021

i
DAFTAR ISI

COVER
LEMBAR PERNYATAAN ORIGINALITAS PENELITIAS
PENGESAHAN SKRIPSI AKHIR
PENGESAHAN TIM PENGUJI (INGGRIS)
PENGESAHAN TIM PENGUJI
UCAPAN TERIMA KASIH
ABSTRAK
ABSTRACT
DAFTAR ISI.............................................................................................................i
DAFTAR TABEL..................................................................................................iii
DAFTAR GAMBAR..............................................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
1.1 LATAR BELAKANG...................................................................................1
1.2 RUMUSAN MASALAH...............................................................................5
1.3 Ruang Lingkup Penelitian..............................................................................5
1.4 Tujuan Penelitian...........................................................................................6
1.5 Manfaat Penelitian.........................................................................................6
1.5.1 Kontribusi Teoritis..................................................................................6
1.5.2 Kontribusi praktis....................................................................................6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA..............................................................................7
DESKRIPSI TEORI.............................................................................................7
2.1 Label Halal.....................................................................................................7
2.2 KEPUTUSAN PEMBELIAN......................................................................12
2.3 Kajian Empiris.............................................................................................15
2.4 Kerangka Konsepsual..................................................................................15
2.5 Hipotesis.......................................................................................................16
BAB 3 TINJAUAN PUSTAKA............................................................................17
3.1 Bentuk Penelitian.........................................................................................17
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian......................................................................17
3.2.1 Tempat Penelitian.................................................................................17

i
3.2.2 Waktu Penelitian...................................................................................17
3.3 Populasi dan Sampel Penelitian...................................................................17
3.3.1 Populasi.................................................................................................17
3.3.2 Sampel...................................................................................................17
3.4 Variabel Penelitian.......................................................................................18
3.5 Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data...................................................18
3.5.1 Data Primer...........................................................................................18
3.5.2 Data Sekunder.......................................................................................18
3.6 Validitas dan Riabilitas Instrumen...............................................................19
3.6.1 Uji Validitas..........................................................................................19
3.6.2 Uji Reliabilitas......................................................................................19
3.7 Teknik Analisis Data....................................................................................20
3.7.1 Uji Asumsi Klasik.................................................................................20
3.7.2 Analisis data verifikatif.........................................................................21
3.7.3 Analisis Koefisien Determinasi.........................................................22
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................24

ii
DAFTAR TABEL

TABEL 1.1 Angka Pertumbuhan Produksi Kopi


………………………………….1
TABEL 2.1 Kajian Empiris ………………………………………………………
15
TABEL 3.1 Pedoman untuk memberikan interpretasi koefiesien korelasi ………
22

iii
DAFTAR GAMBAR

GAMBAR 2.1 Logo Halal Majelis Ulama Indonesia ……………………………9

iv
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Indonesia yang merupakan negara besar dimana menduduki peringkat ke
empat sebagai negara memiliki jumlah penduduk terbanyak di dunia. Menurut
data yang disajikan oleh Worldometer yang disajikan dalam table dibawah ini
Indonesia menduduki peringkat negara dengan jumlah penduduk terbanyak ke
empat
Table 1.1 Table Peringkat dan Jumlah Penduduk di Dunia
China India Amerika Indonesia Pakistan
1.439.323.77 1.380.004.385 331.002.651 273.523.615 220.892.340
6
Sumber : Worldometer.info (2021)
Dengan predikat sebagai negara dengan penduduk terbanyak ke empat
mengharuskan seluruh lapisan masyarakat berperan aktif dalam memajukan
negara dengan mengelola berbagai sumber daya yang ada di Indonesia. Tidak
hanya sumber daya yang harus di olah, masyarakat juga di wajibkan untuk
berperan aktif dalam memajukan ranah perekonomian negara Indonesia.
Perekonomian suatu negara berperan sangat signifikan dalam membangun suatu
negara, kestabilan suatu perekonomian negara akan berperan penting terhadap
kepemilikian predikat sebagai negara maju ataupun negara berkembang. Dengan
demikian masyarakat Indonesia dituntut untuk memajukan berbagai bidang
sumber daya yang dimiliki untuk bisa mencapai cita cita sebagai bangsa yang di
segani baik di tingkat asia maupun dunia.
Perkembangan perekonomian negara Indonesia yang sejauh ini telah
membuka berbagai macam industry yang menghasilakn produk produk konsumsi,
baik di produksi oleh UMKM atau pun perusahaan besar. Kemajuan dalam
berbagai bidang yang saat ini sedang terjadi dinegara Indonesia khususnya dalam
bidang bisnis. Salah satu bisnis yang sedang berkembang pesat ialah bisnis
Warung kopi ataupun biasa disebut dengan Coffee shop. Coffee shop adalah
sebuka kedai yang menyediakan berbagai jenis kopi dan minuman non kopi dalam
suasana santai dengan kondisi tempat yang nyaman baik dengan pemutar music
ataupun live music dengan design interior yang memiliki ciri khas serta memiliki
fasilitas penunjang seperti wifi dan bacaan buku.
Bisnis Coffee shop atau Warung kopi ini sedang menjadi terus menerus
mengalami pertumbuhan di seluruh Indonesia. Saat ini bisnis kopi merupakan
salah satu sector yang cukup menggiurkan. Hal ini dikarenakan telah berubahnya
fungsi kopi yang dimana biasanya kopi di gunakan untuk menghilangkan rasa

1
kantuk, tetapi saat ini mengkonsumsi kopi sudah menjadi gaya hidup yang telah
tertanam secara tidak langsung di masyarakat Indonesia.

Meningkatnya usaha bisnis kedai kopi ini tidak terlepas dari meningkatnya
jumlah masyarakat Indonesia yang mengkonsumsi kopi. Hal ini terlihat dari data
yang di kumpulkan oleh Kementerian Pertanian Dimana jumlah produksi kopi
terus miningkat tahun ke tahun yang disajikan di bawah ini.

Tabel 1.2 Angka Pertumbuhan Produksi Kopi


PERTUMBUHAN PRODUKSI KOPI
NO
2017 2018 2019 2020 2021
1 717.962 756.051 752.511 753.941 765.415
Sumber : Direktorat Jenderal Perkebunan www.pertanian.go.id
Tabel 1.1 menunjukan bahwa jumlah produksi kopi di Indonesia
mengalami peningkatan dan di perkirakan akan terus meningkat pada tahun-tahun
berikutnya. Dengan melihat kondisi yang ditunjukan oleh tabel tersebut, maka
terdapat banyak peluang bagi masyarakat untuk memanfaatkan sumber daya yang
melimpah tersebut untuk diolah dan dikelola menjadi bisnis Coffee shop.

Bisnis Coffeshop telah menjadi tempat bagi masyarakat untuk berkumpul


dan saling berbincang baik dengan teman, sanak saudara, ataupun rekan bisnis.
Bisnis Coffee Shop dari tahun ke tahun juga mengalami peningkatan hal ini
dikarenakan meningkatnya jumlah masyarakat yang menikmati hasil olahan kopi
tersebut. Dengan meningkatnya jumlah peminat kopi maka masyarakat pun
memanfaatkan peluang tersebut untuk membuka berbagai bentuk toko kopi sesuai
dengan ciri khas yang diinginkan. Berbagai bentuk Toko kopi yang dibuka dan
Kelola oleh masyarakat di Indonesia ini pun ada yang berskala kecil sampai
berskala besar. Ada yang hanya sebatas menyediakan kursi untuk menyantap kopi
atau pun tempat menikmati kopi yang memberikan layanan wifi cepat hingga
tempat bercengkrama yang keren.

Tempat yang nyaman dengan suasana dan fasilitas yang mumpuni


membuat konsumen lebih betah untuk terus menerus berlangganan. Hal ini
dikarenakan fasilitas fasilitas seperti Wifi yang lancar sangat dibutuhkan oleh
banyak kalangan untuk melakukan aktifitas baik untuk Pendidikan maupun untuk
pekerjaan. Selain wifi yang lancar. Kenyaman atas suasana coffee shop yang di
berikan juga cukup berperan penting hal ini dikarenakan akan membuat
masyakarat lebih nyaman, betah dan lebih menikmati kopi yang diseduh oleh

2
kedai kopi tersebut. Seperti yang telah disebutkan di atas dimana masyarakat pada
masa sekarang lebih banyak mampir di kedai kopi untuk menghabiskan waktu
atau pun mengadakan pertemuan baik pertemuan sekedar menyapa teman atau
pun pertemuan bisnis. Sehingga konsep kedai kopi juga akan berperan penting di
dalam perkembangan bisnis perkopian ini.

Coffee shop berkaitan dengan Industri kuliner dimana hal ini sesuai
dengan pengertian industry kuliner dimana yang kata kuliner berasal dari Bahasa
inggris yaitu Culinary yang berarti masak memasak. Kuliner adalah bagian hidup
yang berkaitan erat dengan konsumsi makanan sehari hari yang dikarenakan
manusia membutuhkan makanan untuk kehiduppan sehari hari. Dikarenakan
pengertian dari Kuliner tersebut membuat coffee shop berkaitan erat dengan
kuliner dimana coffee shop menjadi sebuah tempat yang menyediakan berbagai
jenis kopi dan makanan yang enak untuk menjadi daya Tarik bagi penikmat kopi.
Coffe shop selaluu menjadi tempat yang baik untuk disinggahi oleh penikmat kopi
hal ini dikarenakan para penikmat kopi lebih memiliki meminum langsung kopi
yang di hasilkan dari para tangan barista yang lebih professional dalam
menyajikan kopi yang enak.

Dalam mendirikan coffee shop pun memiliki perusaturan sendirinya


dimana menggunakan regulasi pendaftaran pendirian restoran sebagai usaha
pariwisata yang diatur dalam peraturan Menteri kebudayaan dan pariwisata nomor
PM.87/HK.501/MKP/2010 tentang tata cara pendiriian usaha jenis jasa dan
minuman. Di peraturan Menteri Kebudayaan dan pariwitasa tersebut di jelaskan
bahwa pengertian kafe ialah penyedia makanan ringan dan minuman ringan yang
dilengkapi dengan peralatan dan perlengkapan untuk proses penyimpanan dan
penyajian nya dalam satu tempat yang tidak berpindah pindah.

Dengan banyak nya peluang yang dapat dimanfaatkan atas melimpahnya


produksi kopi yang telah didalam data tabel 1.1 membuat kedai kopi menjadi
bisnis yang menguntungkan hal ini dikarenakan banyaknya pecinta kopi yang
menjadikan kopi sebagai kebutuhan yang wajib untuk di penuhi sebagai gaya
hidup. Hal ini menyebabkan banyaknya kedai kopi yang dijadikan sebagai salah
satu peluang usaha alternatif atau biasa disebut passife income yang menjanjikan
bagi para pelaku bisnis

Kepekaan terhadap setiap perubahan harus dimiliki oleh setiap pelaku


bisnis dan menempatkan orientasi kepada kepuasan pelanggan sebagai tujuan
utamanya (Philip Kotler, 2005). Berdasarkan hal tersebut membuat para pelaku
bisnis harus mempunyai strategi baik pemasaran ataupun strategi persaingan

3
bisnis untuk memanfaatkan pasar yang ada sebaik mungkin serta menyediakan
pelayanan yang ramah terhadap para konsumen.

Dengan meningkat pesatnya jumlah coffee shop yang ada membuat para
pengusaha harus dapat mengembangkan kualitas atas rasa kopi yang di seduhkan
demi meningkatkan kepuasan yang maksimal terhadap konsumen. Berbagai usaha
yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kepuasan konsumen untuk memenangi
persaingan antar bisnis kopi seperti fasilitas yang disediakan, kualitas atas produk
yang disajikan, harga, Pelayanan, serta halal yang dimiliki oleh coffee shop
tersebut. Hal ini dapat bermanfaat untuk memenangkan persaingan persaingan
atas banyaknya coffee shop yang telah beroperasi.

Strategi pemasaran yang tepat akan berpengaruh terhadap keputusan


pembelian kosumen. Menurut Philip Kotler & Kevin Lane Keller (2009, p.184)
Keputusan pembelian adalah proses integrasi yang digunakan untuk
mengombinasikan pengetahuan untuk mengevaluasi dua atau lebih perilaku
alternatif dan memilih satu di antaranya. Menurut Kotler dan Keller (2011: 195)
menyatakan bahwa proses keputusan pembelian terdiri dari lima tahap sebagi
berikut : (1) Problem recognation (Pengakuan Masalah) Proses pembelian di
mulai saat pemebeli mengenali masalah atau perlu dipicu oleh rangsangan internal
atau eksternal. Dengan satu stimulus internal kebutuhan normal seseorang. (2)
Information search (Pencarian Informasi) konsumen mungkin tertarik atau
mungkin tidak mencari infromasi lebih lanjut. Jika tidak, konsumen dapat
menyimpan kebutuhan dalam memori atau melakukan pencarian informasi yang
terkait dengan kebutuhan. (3) Evalution of Alternatives (Evalusi Alternatif)
bagaimana konsumen memproses informasi untuk sampai pada pilihan merek. (4)
Purchase Decision ( Keputusan Pembelian ) Umumnya, keputusan pembelian
konsumen akan membeli merek yang paling di sukai, tapi dua faktor bisa datang
antara niat beli dan keputusan pembelian. (5) Postpuchase Behaviour (Pelaku
Pasca Pembelian) Setelah pemebelian, konsumen mungkin mengalami disonansi
dari melihat fitur menggelisahkan tertentu atau melanggar hal – hal baik tentang
merek lain dan akan waspada terhadap infomasi yang mendukung keputusannya.

Pengusaha yang bergelut di bidang coffee shop harus lah memiliki strategi
pemasaran yang dapat menjadi strategi unggulan dalam persaingan.
Pengusahamharus dapat mengetahui cara untuk mempertahankan konsumen agar
tidak berpaling kepada pesaingnya. Dalam hal ini para pengusaha masih jarang
untuk memanfaatkan label halal untuk menjadi strategi promosi. Seperti yang
diketahui Indonesia merupakan negara beragam dengan memiliki 6 agama resmi

4
yang diakui di Indonesia antara lain : Islam, Katolik, Kristen, Hindu, Budha,
Kong Hu Cu. Berdasarkan data terbaru yang dirilis oleh Direktorat Jenderal
Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kementerian Dalam negeri Jumlah penduduk
Indonesia Tahun 2020 Sebanyak 272,23 Juta jiwa dimana yang beragama Islam
Sebanyak 236,53 Juta jiwa. Dalam agama Islam segala aktivitas yang menyangkut
aspek kehidupan umat sangat dipedulikan. Makanan dan minuman merupakan hal
yang sangat diperhatikan dalam agama ISLAM.

Dengan banyaknya jumlah penduduk yang beragama islam di Indonesia,


maka terbitlah peraturan yang mengatur tentang produk dan sertifikasi halal di
Indonesia yang dimana peraturan tersebut digunakan sebagai dasar perlindungan
konsumen bagi yang menganut agama Islam tersebut. Peraturan tersebut tertuang
dalam Undang Undang No 30 Tahun 2014 Tentang Jaminan Produk halal. Dalam
undang undang tersebut tertuang tentang peraturan bahwa perlunya sertifikasi
halal dalam produk yang di ciptakan baik oleh rumah makan, Restoran serta
Coffee shop. Undang undang tersebut mulai berlaku pada Bulan Oktober tahun
2019. Undang undang tersebut mengatur dan menegaskan bahwa produk yang
beredar dan di perjualbelikan di Indonesia wajib memiliki sertifikasi halal.
Berdasarkan data sertifikasi produk halal yang di keluarkan oleh LPPOM MUI
pada tahun 2014-2019 Kesadaran akan produk bersertifikasi halal khususnya pada
produk makanan dan minuman masih sangat rendah Dimana pada tahun 2019
terdapat 13951 perusahaan yang megeluarkan lebih dari 166.000 produk makanan
maupun minuman namun hanya sekitar 11.400 yang memiliki sertifikasi halal.

Badan penyelenggara jaminan produk halal yang dibawah naungan


Kementerian Agama akan menjadi tumpuan utama dalam menjalankan sertifikasi
halal. Hal ini menjadi tugas badan penyelenggara jaminan produk halal untuk
memberikan informasi bahwa Undang undang Jaminan produk halal bersifat
wajib bagi pelaku usaha. Banyaknya para pelaku usaha coffee shop belum
mengetahui bahwa penting nya sertifikasi halal yang dikarenakan minimnya
sosialisasi yang digaungkan oleh BPJPH tersebut. Dengan adanya tindakan nyata
pemerintah atas dibentuknya Undang Undang Jaminan produk halal tersebut
memaknai bahwa negara ikut andil dalam menjamin produk yang di jual di
Indonesia aman untuk di konsumsi oleh umat muslim. Dengan adanya Sertifikasi
Halal atas produk yang di jual / diproduksi oleh para Coffeeshop merupakan suatu
manfaat positif bagi citra restoran maupun coffee shop tersebut.

Pontianak merupakan salah satu kota yang memiliki pengaruh kuat atas
menjamurnya warung kopi / coffee shop yang ada. Hal ini sejalan dengan julukan
yang diberikan kepada kota pontianak yaitu Kota 1000 Warung Kopi / Coffee
shop. Coffee shop dengan konsep modern pun telah menjamur di kota pontianak.

5
Namun, tidak hanya konsep design modern yang di balut dengan interior dan
exterior yang sangat menarik, Coffee shop pontianak tentunya harus juga di jamin
dengan sertifikasi halal untuk menjamin atas makanan dan minuman yang telah di
sajikan kepada konsumen. Coffee shop dengan konsep modern yang telah
merajalela di pontianak. Banyak pengunjung terhadap coffe shop modern di
pontianak membuat banyak nya para pelaku usaha mulai mengeluti bisnis coffee
shop modern sehingga membuat pontianak terdapat beberapa brand coffee shop
modern yang umumnya banyak pengunjung seperti yang akan di sajikan pada
table di bawah ini :

Table 1.3 Daftar Nama Coffee Shop Pontianak


No Brand Coffee Shop
1. CW COFFEE
2. LOKALE
3. KOPI JANJI JIWA
4. KOPI KENANGAN
5. KOPI LAIN HATI
6. KOPI KULO
7. KOPI TEMAN KERJA ( MANJA )
8 KOPI SOE
9. KOFFIE IN
10. NARKOPIKA
Sumber : (Google Maps, 2021)

Pada penelitian yang dilakukan oleh Nasution (2018) tentang persepsi


prilaku konsumen terhadap produk makanan halal di medan. Hasil penelitian yang
didapatkan juga menunjukan bahwa adanya pengaruh positif makanan yang
bersertifikasi halal terhadap minat beli. Hal ini sjuga dibuktikan oleh penelitian
yang dilakukan oleh Salindal (2018) yang menenliti hubungan antara sertifikasi
halal dengna kinerja bisnis hasil penelitian ini menunjukan bahwa sertifikasi halal
secara signifikan dapat mempengaruhi kinerja bisnis dalam hal inovasi dan
keuangan perusahaan makanan yang bersertifikasi halal.

Dari pemaparan di atas penulis tertarik untuk meneliti apakah label halal
memiliki pengaruh penting terhadap keputusan pembelian pada konsumen CW
coffee pontianak Cabang Petrus. Dengan demikian, penulis menuangkannya
dalam skripsi yang berjudul “ ANALISIS PENGARUH LABEL HALAL
TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN KONSUMEN BEBERAPA COFFEE
SHOP DI PONTIANAK“.

6
1.2 RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang pokok permasalahan, penulis merumuskan
permasalahan sebagai berikut :
1. Pengaruh label halal terhadap keputusan pembelian produk coffee shop
yang ada di pontianak

1.3 Ruang Lingkup Penelitian


Ruang lingkup penelitian ini berfokus pada beberapa Coffee Shop yang ada di
Pontianak. Variabel pada penelitian ini yaitu label Halal terhadap keputusan
pembelian

1.4 Tujuan Penelitian


Berdasarkan rumusan masalah, penulis melakukan penelitian yang bertujuan
sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui pengaruh label halal terhadap keputusan pembelian
produk beberapa coffee shop yang ada di pontianak

1.5 Manfaat Penelitian


1.5.1 Kontribusi Teoritis
Dengan adanya penelitian ini, penulis berharap agar pembaca dapat menambah
wawasan dan pengetahuan yang berhaga serta menjadikan bahan penelitianini
sebagai penerapan teori yang diperoleh selama perkuliahan dengan praktik nyata
serta menjadi bahan Pustaka bagi penelitian-penelitian selanjutnya.

1.5.2 Kontribusi praktis


Dengan hasil dari penelitian ini, penulis berharap dapat memberikan informasi
dan masukan yang lebih tentang pengaruh label halal dalam pengambilan
keputusan bagi beberapa pengusaha coffee shop yang ada di pontianak maupun di
luar daerah dan usaha sejenisnya agar dapat digunakan dalam upaya
meningkatkan penjualan dan memperoleh laba yang lebih lagi.

7
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA
DESKRIPSI TEORI
2.1 Label Halal
a. Pengertian Label
Label merupakan bagian dari suatu produk untuk menyampaikan
informasi tentang apa yang ada dalam penjual dan produk itu
sendiri Adapun pengertian label menurut para ahli adalah sebagai
berikut :
1) Menurut Marinus, Label merupakan suatu bagian dari sebauh
produk yang membawa informasi verbal tentang produk atau
penjualnya.
2) Menurut Kotler, Label adalah tampilan sederhana pada produk
atau gambar yang dirancang dengan rumit yang merupakan
satu kesatuan dengan kemasan. Label bisa hanya
mencantumkan merek atau informasi
b. Fungsi dan Tujuan Label
Label Bukan hanya sebagai alat penyampaian informasi, namun
juga berfungsi sebagai iklan dan branding sebuah produk. Menurut
Kotler, Fungsi label adalah sebagai berikut :
1) Label Mengidentifikasi produk atau merek
2) Label menentukan kelas produk
3) Label menggambarkan beberapa hal mengenai produk ( siapa
pembuatnya, dimana dibuat, kapan dibuat, apa isinya,
bagaimana mengguanakannya, dan bagaimana menggunakan
secara aman)
4) Label Mempromosikan produk lewat aneka gambar yang
menarik.
Adapun Tujuan label adalah sebagai berikut
1) Memberikan informasi tentan gisi produk yang diberikan label
tanpa harus membuka kemasan
2) Berfungsi sebagai saranan komunikasi produsen kepada
konsumen tentang hal-hal yang perlu diketahui oleh konsumen
tentang produk tersebut, terutama hal-hal yang kasart mata atau
tidak diketahui secara fisik
3) Memberi petunjuk yang tepat pada konsumen hingga diperoleh
fungsi produk yang optimum

8
4) Sarana periklanan bagi produsen
5) Memberi rasa aman bagi konsumen

c. Jenis jenis Label


Label pada dasarnya merupakan bagian dari sebuah Kemasan
(pembungkus ) atau dapat merupakan etiket lepas yang
ditempelkan pada produk. Dengan demikian sudah sewajarnya
antara kemasan, merk dan label terjalin suatu hubungan yang erat
Terdapat tiga tipe label berdasarkan fungsinya yaitu sebagai
berikut:
1) Brand Label adalah penggunaan label yang semata mata
digunakan sebagai brand.
2) Grade label adalah label yang menunjukan tingkat kualitas
tertentu dari suatu barang. Label ini dinyatakan dengan suatu
tulisan atau kata kata
3) Label deskriptiv adalah informasi objektif tentang penggunaan
kontstruksi pemeliharaan penampilan dan ciri-ciri dari produk
d. Pengertian Halal
Menurut Abdul Haziz Dahlan (1997,p.505) Halal dalam Bahasa
arab berasal dari kata Halla yang berarti membebaskan, melepaskan,
memecahkan, membubarkan dan membolehkan. Menurut Aisjah
Girindra (1998, p. 20) Sedangkan etimologi halal berarti hal-hal yang
boleh dan dapat dilakukan karena bebas atau tidak terikat dengan
ketentuan ketentuan yang melarang. Makanan yang tidak halal berarti
dalam proses pembuatan mengguanakn zat-zat yang diharamkan
secara islam. Bagi umat islam yan gmenyadari hal tersebut akan
menciptakan perasaan yang tidak tenang. Halal di sini mengandung
pengertian halal bendanya halal cara memperoleh. Dan arti baik disini
adalah segi manfaat untuk tubuh.

e. Label halal
Label halal adalah pemberian tanda halal sebagai bukti tertulis atas
jaminan produk yang halal dengna kode HALAL dalam berbentuk
tulisan arab yang dikeluarkan atas dasar pemeriksaaan halal dari
Lembaga pemeriksaan halal yang dibentuk oleh Majelis Ulama
Indonesia. Fatwa yang dikeluarkan oleh Majelis Ulama Indonesia
dalam bentuk sertifikat untuk meyakinkna masyarakat bahwa produk
tersebut berada didalam jaminan oleh Lembaga MUI bahwa sah

9
produk tersebut di nyatakan secara hukum agama Halal unutk di
konsumsi serta digunakan.
Adapun Logo Label halal yang dipergunakan oleh sertifikat Majelis
ulama Indonesia ialah :
Gambar 2.1 Logo Label HALAL Majelis Ulama Indonesia

Label halal diperoleh setelah Majelis Ulama Indonesia menyatakan


bahwa produk tersebut halal sesuai dengna syariat islam dan
kemudian menterbitkan sebuah sertifikat yan gmenjadi suatu dasar
perizinan untuk mencantumkan label halal dalam produk yang dijual.
Aspek aspek yang menjadi tinjauan Majelis Ulama Indonesia dalam
memberikan Label halal ialah :
1) Proses Pembuatan
Proses pembuatan jika disetujui oleh Majelis Ulama
Indonesia ialah sebagai berikut
(a) Binatan hendak dibersihkan dan binatang sudah dalam kondisi
mati setelah di sembelih

(b) Bahan campuran yang digunakan dalam proses produksi tidak


terbuat dari barang- barang atau bahan yang haram dan
turunannya.
(c) Air yang digunakan untuk membersihkan bahan hendaklah air
mutlak atau bersih dan mengalir.
(d) Dalam proses produksi tidak tercampur atau berdekatan
dengan barang atau bahan yang najis atau haram.

2) Bahan Baku Utama


Bahan baku produk adalah bahan utama yan gdigunakan
dalam kegiatan proses produksi baik berupa bahan baku, bahan
setengah jadi serta maupun barang jadi.
3) Bahan pembantu

10
Bahan pembantu adalah bahan yang tidak termasuk
kedalam kategori bahan baku ataupun tambahan yang berfungsi
untuk membantu mempercepat atau memperlambat prose
sproduksi termasuk proses rekayasa

Pasal 18 ayat (1) Undang-Undang Nomot 33 Tahun 2014 tentang


Penyelenggara Produk Halal diatur bahwa bahan yang berasal dari
hewan yang diharamkan meliputi:
1) Bangkai
2) Darah
3) Babi; dan/atau
4) Hewan yang disembelih tidak sesuai dengan
syariat.

Setiap orang yan gmemproduksi atau memasukan makanan dalam


kemasan diwilayah indonesi awajib untuk mencantumkan label
pada, didalam atau di kemasan pagan. Label yang dimasuk tidak
mudah terlepas dari kemasan ataupun rusak. Label halal adalah
jaminan yang diberikan oleh suatu lembaga yang berwenang yaitu
LPPOM MUI (Lembaga Pengkajian Pangan Obat-Obatan dan
Kosmetik Majelis Ulama Indonesia) untuk memastikan bahwa
suatu produk sudah lolos pengujian kehalalannya. Untuk
memperoleh sertifikat halal dari LPPOM MUI ada beberapa tahap
yang harus dilakukan oleh perusahaan. Prosedur sertifikasi halal
tersebut yaitu:
1) Pengajuan Permohonan
(a) Permohonan sertifikat halal diajukan oleh pelaku usaha secara
tertulis kepada BPJPH (Badan Penyelenggara Jaminan Produk
Halal).

(b) Permohonan sertifikat halal harus dilengkapi dengan dokumen:


1. Data pelaku usaha
2. Nama dan jenis produk
3. Daftar produk dan bahan yang digunakan
4. Proses pengolahan produk

(c) Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara pengajuan


permohonan sertifikat halal diatur dalam Peraturan Menteri.18

2) Penetapan Lembaga Pemeriksaan Halal

11
(a) BPJPH menetapkan LPH (Lembaga Pemeriksa Halal) untuk
melakukan pemeriksaan dan/atau pengujian kehalalan produk.
(b) Penetapan LPH sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilakukan dalam jangka waktu paling lama 5 hari kerja terhitung
sejak dokumen permohonan sebagaimana dimaksud dalam pasal
29 ayat (2) dinyatakan lengkap.

(c) Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara penetapan LPH


diatur dalam Peraturan Menteri.19

3) Pemeriksaan dan Pengujian


(a) Pemeriksaan dan/atau pengujian kehalalan produk
sebagaimana dimaksud dalam pasal 30 ayat (1) dilakukan oleh
Auditor Halal. (b) Pemeriksaan terhadap produk dilakukan
dilokasi usaha pada saat proses produksi.
(c) Dalam hal pemeriksaan produk sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) terdapat bahan yang diragukan kehalalannya, dapat
dilakukan pengujian di laboratorium.
(d) Dalam pelaksanaan pemeriksaan di lokasi usaha sebagaimana
dimaksud pada ayat (2), pelaku usaha wajib memberikan
informasi
kepada Auditor Halal.20
(e) LPH menyerahkan hasil pemeriksaan dan/atau pengujian
kehalalan produk kepada BPJPH.
(f) BPJPH menyampaikan hasil pemeriksaan dan/atau pengujian
kehalalan produk kepada MUI untuk memperoleh penetapan
kehalalan produk.21

4) Penetapan Kehalalan Produk


(a) Penetapan kehalalan produk dilakukan olehMUI.
(b) Penetapan kehalalan produk sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) dilakukan dalam sidang fatwa halal.
(c) Sidang fatwa halal MUI sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) mengikutsertakan pakar, unsur kementrian
/lembaga, dan/atau instansi terkait.
(d) Sidang fatwa halal sebagaimana dimaksud pada ayat (30
memutuskan kehalalan produk paling lama 30 hari kerja sejak
MUI menerima hasil pemeriksaan dan/atau pengujian produk dari
BPJPH.

12
(e) Keputusan penetapan halal produk sebagaimana dimaksud
pada ayat (40) ditandatangani oleh MUI.
(f) Keputusan penetapan halal produk sebagaimana dimaksud pada
ayat (5) disampaikan kepada BPJPH untuk menjadi dasar
penerbitan sertifikat halal.22

5) Penerbitan Sertifikat Halal


(a) Dalam hal sidang fatwa halal sebagaimana
dimaksud dalam pasal 33 ayat (2) menetapkan halal pada produk
yang dimohonkan pelaku usaha, BPJPH menerbitkan sertifikat
halal.
(b) Dalam hal sidang fatwa halal sebagaimana dimaksud dalam
pasal 33 ayat (2) menyatakan produk tidak halal, BPJPH
mengembalikan permohonan sertifikat halal kepada pelaku usaha
disertai dengan alasan.

2.2 KEPUTUSAN PEMBELIAN


Keputusan pembelian merupakan serangkaian proses yang berawal
dari konsumen mengenal masalahnya, mencari informasi tentang produk
atau merek tertentu dan mengevaluasi produk atau merek tersebut
seberapa baik masing-masing alternatif tersebut dapat memecahkan
masalahnya, yang kemudian serangkaian proses tersebut mengarah
kepada keputusan pembelian (Tjiptono, 2014:21).

Selanjutnya Kotler dan Keller (2012:227) menambahkan bahwa,


proses keputusan pembelian adalah proses lima tahap yang dilewati
konsumen, dimulai dari pengenalan masalah, pencarian informasi,
evaluasi alternative yang dapat memecahkan masalahnya, keputusan
pembelian, dan perilaku pasca pembelian, yang dimulai jauh sebelum
pembelian yang sesungguhnya dilakukan oleh konsumen dan memiliki
dampak yang lama setelah itu.

1. Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi keputusan pembelian menurut


Philip Kotler (2013:214) dipengaruhi oleh empat faktor sebagai berikut :
a. Faktor Budaya
Budaya, sub budaya, dan kelas sosial merupakan hal yang sangat penting
dalam terbentuknya perilaku pembelian. Budaya merupakan salah satu
factor penentu keinginan dan perilaku konsumen yang paling dasar.

b. Faktor Sosial

13
1) Kelompok acuan
Kelompok acuan dalam perilaku pembelian konsumen dapat diartikan
sebagai kelompok yang berpengaruh secara langsung atau tidak langsung
terhadap sikap atau perilaku seseorang.

2) Keluarga
Keluarga dibagi lagi menjadi dua jenis, yaitu keluarga orientas yang
terdiri dari orang tua dan saudara kandung seseorang yang dapat
memberikan orientasi agama, politik, dan ekonomi serta ambisi pribadi,
harga diri, dan cinta. Selanjutnya itu ada keluarga prokreasi yang terdiri
dari pasangan dan jumlah anak.

c. Pribadi

1) Usia dan siklus hidup keluarga


Orang membeli barang dan jasa tentunya mempunyai kebutuhan yang
berbeda-beda sepanjang hidupnya dimana kegiatan konsumsi ini
dipengaruhi oleh faktor usia dan siklus hidup keluarga.

2) Pekerjaan dan lingkungan ekonomi


Pekerjaan dan lingkungan ekonomi seseorang dapat mempengaruhi
kebutuhannya. Biasanya pemilihan produk juga dipertimbangkan
berdasarkan keadaan ekonomi seseorang seperti besarnya penghasilan
yang dimiliki, jumlah tabungan, utang dan sikap terhadap belanja atau
menabung.

3) Gaya hidup
Gaya hidup dapat diartikan sebagai sebuah pola hidup seseorang yang
terungkap dalam aktivitas, minat dan opininya yang terbentuk melalui
kelas sosial dan pekerjaan. Melihat hal ini sebagai peluang dalam kegiatan
pemasaran, banyak pemasar atau produsen yang mengarahkan merek
mereka pada gaya hidup seseorang.

4) Kepribadian
Kepribadian merupakan ciri bawaan psikologis manusia yang berbeda
yang menghasilkan tanggapan relatif konsisten dan tahan lama terhadap
rangsangan lingkungannya. Kepribadian dapat menjadi variabel yang
sangat berguna dalam menganalisis pilihan merek konsumen. Hal ini

14
disebabkan karena beberapa kalangan konsumen akan memilih merek
yang cocok dengan kepribadiaannya.

5) Psikologis
Faktor psikologis ini dipengaruhi oleh empat faktor utama diantaranya
motivasi, persepsi, pembelajaran, serta keyakinan dan sikap.

d. Peran dan Status


Semakin tinggi peran seseorang dalam organisasi maka semakin tinggi
pula status seseorang dalam organisasi tersebut dan secara langsung dapat
berdampak pada perilaku pembeliannya.

Indikator Keputusan Pembelian


Ada tiga indikator dalam menentukan keputusan pembelian (kotler,
2012), yaitu:
a. Kemantapan pada sebuah produk
Pada saat melakukan pembalian, konsumen memilih salah stu dari
beberapa alternatif. Pilihan yang ada didasarkan pada mutu, kualitas dan
factor lain yang memberikan kemantapan bagi konsumen untuk membeli
produk yang dibutuhkan. Kualitas produk yang baik akan membangun
semangat konsumen sehingga menjadi penunjang kepuasan konsumen.

b. Kebiasaan dalam membeli produk


Kebiasaan adalah pengulangan sesuatu secara terus-menerus dalam
melakukan pembelian produk yang sama. Ketika konsumen telah
melakukan keputusan pembelian dan mereka merasa produk sudah
melekat dibenaknya bahkan manfaat produk sudah dirasakan. Konsumen
akan merasa tidak nyaman jika membeli produk lain.
c. Kecepatan dalam membeli sebuah produk
Konsumen sering mengambil sebuah keputusan dengan menggunakan
aturan (heuristik) pilihan yang sederhana. Heuristik adalah sebuah proses
proses yang dilakukan seseorang dalam mengambil sebuah keputusan
secara cepat, menggunakan sebuah pedoman umum dalam sebagian
informasi saja.

2.3 Kajian Empiris


Untuk mendukung penelitian untuk lebih akurat sebagai mana yang telah
dikemukakan pada latar belakang masalah, maka diperlukan karya-karya
pendukung yang memiliki relefansi terhadap tema yang dikaji. Maka dibawah

15
ini penulis memaparkan beberapa jurnal yang terkait dengan permasalahan
dalam penulisan, diantaranya :
Tabel 2.1 Kajian Empiris
Peneliti Judul Metode Variabel Hasil
Penelitian
Nastiti P.A Pengaruh 1. Uji Variabel bebas : Hasil
(2020) keberadaan validitas 1. Label Halal penelitian
logo halal 2. Uji (X1) diketahui
dan kualitas realibilitas 2. Perfomanec bahwa urutan
tempe 3. Uji (x2) variable yang
terhadap analisis 3. Conformance paling
keputusan regresi (x3) berpengaruh
pembelian 4. Durability terhadap
konsumen (x4) keputusan
5. Aesthethic pembelian
(x5) adalah
Variable terikat conformance,
= Keputusan asthethics,
pembelian (Y) logo halal
dan
performance.

2.4 Kerangka Konsepsual

Kerangka Konseptual menggambarkan hubungan antara variable variable


pada penelitian ini yang menjadi alur pembahasan bagi peneliti. Kerangka
konsepsual ini menunjukan bagaimana hubungan natar variable yang dimana
penelitian ini teradapat dua variable yang terdiri dari variable bebas Label
halal dan variable terikat yaitu Keputusan pembelian. Kerangka konseptual
tertuang dalam gambar visual sebagai berikut

Keputusan Pembelian
LABEL HALAL (X)
(Y)

2.5 Hipotesis
Hipotesis merupakan suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap
permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul. Agar

16
penelitian yang menggunakan Analisa data statistic dapat terarah maka
perumusan hipotesis sangat perlu ditempuh. Dengan penelitian lain hipotesis
dapat diartikan sebagai dugaan yang memungkinan benar salah akan ditolak
bisa salah dan akan diterima bila benar

Atas dasar kerangka berfikir dan model penelitian tersebut maka hipotesis
dari penelitian ini adalah
1. Ha1 = Label halal berpengaruh terhadap keputusan pembelian konsumen
beberapa coffee shop yang ada di pontianak

17
BAB 3

TINJAUAN PUSTAKA

3.1 Bentuk Penelitian


Dalam penelitian ini, Penulis menggunakan metode penelitian asosiatif. Menurut
Sugiyono (2018: p. 51) Rumusan masalah asosiatif adalah suatu pernyataan
penelitian yang bersifat menanyakan hubungan natara dua variable atau lebih,
diantaranya meliputi hubungan simetris, hubungan kausal, dan interaktif atau
reciprocal atau timbul balik. Penelitian ini bersifat asosiatif dikarenakan memiliki
tujuan untuk mengetahui serta menggambarkan hubungan antara dua variable atau
lebih dan menguji hipotesis yang telah di tetapkan.

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian


3.2.1 Tempat Penelitian
Penelitian yang dilakukan oleh penulis berlokasikan di Pontianak Kalimantan
barat pada beberapa gerai coffee shop yang ada di pontianak.
3.2.2 Waktu Penelitian
Waktu yang akan di laksanankan selama tiga bulan mulai dari bulan Oktober
sampai bulan Desember 2021

3.3 Populasi dan Sampel Penelitian


3.3.1 Populasi
Menurut Sugiyono (2018, p.130) Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri
atas : obyek/subyek yang mempunyai kuantitas dan berkarakteristik tertentu yang
ditetappkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.
Populasi dalam penelitian ini adalah pelanggan Cw Coffee Cabang KS Tubun
yang beragama islam.

3.3.2 Sampel
Menurut Sugiyono (2018, p 130) sampel adalah bagian dari jumlah dan
karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Roscoe dalam Sugiono (2017)
Memberikan saran saran tentang ukuran sampel untuk penelitian sebagai berikut
1. Ukuran sampel yang layak dalam penelitian adalah antara 30 sampai
dengan 500
2. Bila sampel dibagi dalam kategori (misalnya: Pria-wanita, pegawai negeri-
swasta, dan lain-lain) maka jumlah anggota sampel setiap kategori
minimal 30.

18
3. Bila dalam penelitian akan melakukan analisis dengan multivariate
(korelasi atau regresi ganda misalnya), maka jumlah anggota sampel
minimal 10 kali jumlah variable yang diteliti. Misalnya variable penelitian
ada 5 (independent + Dependen) maka jumlah anggota sampel = 10 x 5 =
50
4. Untuk penelitian experiment yang sederhana, yang
menggunakankelompok eksperimen dan kelompok control maka jumlah
anggota sampel masing masing antara 10 s/d 20.
Maka dalam penelitian ini penulis menetapkan jumlah sampel sebanyak 500 orang
Hal ini sesuai dengan saran nomor 1

3.4 Variabel Penelitian


Pada penelian ini metode pengambilan sampel yang digunakan adalah simple
random sampling. Menurut sugiyono (2018) Simple random sampling dikatakan
simple (sederhana) karena pengambilan anggota sample dari populasi dilakukan
secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi ini. Cara
demikian dilakukan apabila anggota populasi dianggap homogen.

3.5 Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data


3.5.1 Data Primer
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer menggunakan
kuesioner, dan observasi dalam pengumpulan data. Menurut Sugiono (2019,
p.194) Sumber primer adalah sumber data yang langsung memberikan data
kepada pengumpul data. Penulis akan melakukan dan membagikan kuisoner
kepada konsumen beberapa coffee shop yang ada di pontianak yang beragama
islam.
1. Observasi
Menurut Sutrisno hadi (1986) Dalam sugiono (2019,p.203) Observasi
adalah suatu proses yang komples. Suatu proses yang tersusun dari
berbagai proses biologis dan psikologis. Dua diantara yang terpenting
adalah proses-proses pengamatan dan ingatan.
2. Kuesioner
Menurut Sugiyono (2018) Kuesioner merupakan Teknik pengumpulan
data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau
pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawab
3. Menurut Esterberg dalam Sugiyono (2015:72) wawancara adalah
pertemuan yang dilakukan oleh dua orang untuk bertukar informasi mupun
suatu ide dengan cara tanya jawab, sehingga dapat dikerucutkan menjadi
sebuah kesimpulan atau makna dalam topik tertentu.

19
3.5.2 Data Sekunder
Menurut siregar (2014) data sekunder murpakan data yang diterbitkan atau
digunakan oleh organisasi yang bukan pengelolahnya.
1. Studi Dokumentasi
Menrutu Sugiyono (2017) Dokumentasi merupakan catatan peristiwa yang
sudah berlalu. Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar atau karya-karya
monumental dari seseorang. Dalam penelitian ini penulis menggunaakn
data yang bersumber dari management CW COFFEE Cabang KS Tubun /
Petrus pontianak untuk menunjang penelitian ini
2. Studi Literatur
Dalam penelitan ini penulis menggunakan studi literatur yang bersumber
dari buku-buku dan jurnal nasional serta internasional yang relevansi
dalam penelitian ini

3.6 Validitas dan Riabilitas Instrumen


3.6.1 Uji Validitas
Menurut Ghozali (2016) Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau
validnya tidaknya suatu kesioner. Suatu kesioner dikatakan valid jikapertanyaan
pada kuesioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu yan gakan diukur oleh
kuesioner tersebut.
Menurut Arikunto (2010) dalam Felix Halim untuk mengetahui reliabilitas
instrument dapat menggunakan rumus Cronbach Alpha’s

Dimana
R= Reliabilitas instrument
K= Banyaknya butir pertanyaan
t2 = Varians total
b2 = Jumlah Varian butir

3.6.2 Uji Reliabilitas


Menurut Ghozali (2016) Reliabiliatas adalah alat untuk mengukur suatu kuesioner
yang merupakan indicator dari variable atau konstruk. Suatu kuesioner dikatakan
reliabel atau handal jika jawaban seorang terhadap pernyataan adalah konsisten
atau stabil dari waktu ke waktu. Untuk pengujian reliabilitas dalam penelitian
menggunakan metode Cronbach’s Alpha, kuesioner dikatakan reliabel jika nilai
Cronbach’s Alpha lebih dari 0.6. alat yang digunakan dalam pengujian ini adalah
program software SPSS (Statistical Package for Social Science). Secara umum

20
pengambilan keputusan untuk uji reliabilitas menggunakan kategori sebagai
berikut:
1. Cronbach’s Alpha < 0.6 = Reliabilitas buruk
2. Cronbach’s Alpha 0,6 – 0,79 = Reliabilitas diterima
3. Cronbach’s Alpha >0,8 = Reliabilitas baik

Rumus Cronbach’s Alpha adalah sebagai berikut

dengan
Keterangan

3.7 Teknik Analisis Data


Teknik analisis data yang digunakan oleh penulis dalam penelitian ini adalah
Teknik analisis data kuantitatif. Menurut Ghozali (2016) Tujuan analisis data
adalah untuk mendapatkan informasi relevan yang terkandung didalam data
tersebut dan menggunakan hasilnya untuk memecahkan suatu masalah. Di sini
penulis akan mengguakan program software SPSS (Statistical Package For Social
Science)

3.7.1 Uji Asumsi Klasik


1. Uji Normalitas
Menurut Ghozali (2016) Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah
dalam model regresi, variable pengganggu atau residual memiliki
distribusi normal. Menurut Rochmat Aldy (2016, p 88) Untuk metode
Kolmogorov-Smirnov Maka cukup membaca nilai pada Sig (signifikan).
Jika signifikansi lebih dari 0,05 maka data berdistribusi normal. Dalam
penelitian ini penulis menggunakan pengujian dengan metode Kolmogrov-
Smirnov
2. Uji Multikolinearitas
Menurut Ghozali (2016), Uji Multikolinearitas bertujuan untuk menguji
apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variable bebas

21
(independent). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi
diantara variable independent
3. Uji Heterokedastisitas
Menurut Ghozali (2016) uji heterokedastisitas bertujuan untuk menguji
apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dan residual
satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika variance dari sresidual
suatu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap maka di sebut dengan
homokedastisitas dan jika berbeda disebut heterokedastisitas. Model
regresi yang baik adalah yang homokedastisitas atau tidak terjadi
heterokedastisitas
4. Uji linearitas
Menurut Ghozali (2016) uji linearitas digunakan untuk melihat apakah
spesifikasi model yang digunakan sudah benar atau tidak. Apakah fungsi
yang digunakan dalam suatu studi empiris sebaiknya berbentuk linear,
kuadrat atau kubik

3.7.2 Analisis data verifikatif


Analisis data verifikatif bertujuan untuk menguji nilai hipotesis suatu variable
1) Regresi linear berganda
Menurut Husein Umar (2014) dalam Felix Halim Dikatakan bahwa data
pengamatan biasanya tidak hanya disebabkan oleh suatu variable
melainkan lebih dari satu variable independent maka dari itu dengan
model persamaan:

Keterangan :
Y = Keputusan Pembelian
X1 = Label halal
a = Konstanta ( Nilai Y apabila X1, X2, … = 0 )
b = Koefisien Regresi ( nilai Peningkatan dan penurunan )
e = Error

2) Analisis Korelasi berganda


Menurut Husein Umar (2014) dalam Felix Halim mengatakan bahwa
analisis korelasi digunakan untuk menentukan sampai sejauh mana
hubungan natara satu variable dengan variable lainnya. Penentuan
koefisien korelasi dalam penelitian ini menggunakan koefisien korelasi
pearson sebagai berikut :

22
Koefisien korelasi menunjukan derajat korelasi antara variable X dan
variable Y. Nilai Koefisien korelasi harus terdapat dalam batas-batas: -
1<r<+1. Tanda positif menunjukan adanya korelasi positif atau korelasi
langsung antara kedua variable. Setiap kenaikan nilai-nilai X akan diikuti
dengan penurunan nilai-nilai Y, dan setiap penurunan nilai-nilai X akan
diikuti akan diikuti dengan kenaikan nilai-nilai Y.
a. Jika nilai r = +1 atau mendekati +1, maka korelasi antara kedua
variable sangat kuat dan positif
b. Jika nilai r = -1 Atau mendekati -1, maka korelasi antara kedua
variable sangat kuat dan negative
c. Jika nilai r = 0 atau mendekati 0 maka tidak ada korelasi antara kedua
atau sangat lemah
Menurut Duwi Priyatno (2013) Dalam felix halim untuk mendapatkan
penjelasan terhadap koefisien korelasi yang diteliti, maka dapat
berpedoman pada table berikut :

3.7.3 Analisis Koefisien Determinasi


Menurut Duwi Priyatno (2013) dalam Felix Halim, analisis determinasi
digunakan untuk mengetahui seberapa besar persentase sumbangan
pengaruh variable independent secara serentak terhadap variable
dependen. Untuk Menghitung besarnya pengaruh variable X terhadap naik
turunnya nilai Y dapat dihitung dengan menggunakan koefisien
determinasi dengan rumus sebagai berikut :
KD = R2x100%
Keterangan :
KD = Koefisien determinasi
R2 = Koefisien Korelasi
Nilai koefisien determinansi ini memiliki asumsi OSR yang rendah
menunjukan kemampuan variable variable independent dalam mejelaskan
variasi variable dependen yang terbatas. Semakin besar atau mendekati 1
maka mengindikasikan variable independent semakin mampu menjelaskan
variable dependennya

23
1. Uji koefisien regresi secara Bersama ( Uji F)
Uji ini digunakan untuk mengetahui apakah variable independent (X 1, X2 ,
…, Xn ) secara bersma sama berpengaruh secara signifikan terhadap
variable dependen (Y). ( Duwi Priyatno, 2013 dalam Felix Halim) Kriteria
pengujian adalah sebagai berikut :
1) Jika nilai Sig. < 0,05 atau F hitung > F Tabel maka terdapat pengaruh
variable X secara simultan terhadap variable Y
2) Jika nilai Sig. > 0,05 atau F hitung < F table maka tidak terdapat
penaruh variable X secara simultan terhadap variable Y.
2. Uji Koefisien Regresi secara parsial (Uji T)
Uji ini digunakan untuk mengetahui apakah dalam model regresi variable
independen (X1 , X2 , …., Xn ) Secara parsial berpengaruh signifikan
terhadap variable dependen (Y). Hal ini menurut Duwi Priyatno (2013 )
dalam Felix Halim. Berdasarkan Nilai T hitung dan T table :
1. Jika nilai t Hitung > t Tabel maka variable bebas (X) berpengaruh
terhadap variable terikat (Y)
2. Jika nilai t hitung < t Tabel maka variable bebas (X) tidak berpengaruh
terhadap variable terikat (Y)

24
DAFTAR PUSTAKA

Kotler, Philip. 2005. Manajemen Pemasaran. Jilid 1 dan 2. Jakarta : PT Indeks


Kelompok Gramedia.

Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik (Jakarta:


Rineka Cipta, 2010), 110.

Ian Alfian, ''Analisis Pengaruh Label Halal, Brand, dan Harga terhadap Keputusan
Pembelian di Kota Medan”, 1.

Asrina, "Pengaruh Labelisasi Halal Terhadap Keputusan Konsumen dalam


Pembelian Produk Kosmetik di Kota Makassar (Studi Kasus pada Giant
Supermarket Alauddin)", Jurnal Iqtisaduna, Vol. 2, No. 1 (2016): 1.

Ayu Nurhabibah dan Dewi Eka, "Pengaruh Strategi Bauran Pemasaran terhadap
Minat Beli Konsumen di Pusat Oleh-Oleh Getuk Goreng Khas Sokaraja
Banyumas Jalan Raya Buntu-Sampang”, Jurnal Pendidikan Teknik Boga, (2016):
1.

Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan (Bandung: ALFABETA, 2013), 91.

Philip Kotler dan Kevin Lane Keller, Manajemen Pemasaran (Jakarta: PT. Indeks,
2016), 194.

Buchari Alma, Manajemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa, 162.

Bagian Proyek Sarana dan Prasarana Produk Halal Direktorat Jenderal Bimbingan
Masyarakat Islam dan Penyelenggaraan Haji, Sistem dan Prosedur Penetapan
Fatwa Produk Halal Majelis Ulama Indonesia (Jakarta: Departmen Agama RI,
2003), 18-20.

Buchari Alma, Manajemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa (Bandung:


ALFABETA, 2002), 157.

John A. Pearch dan Richard B. Robinson, Manajemen Strategi (Jakarta: Salemba


Empat, 2014), 4.

Buchari Alma, Manajemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa, 158-159.

25
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 33 Tahun 2014 tentang Jaminan
Produk Halal Pasal 30.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 33 Tahun 2014 tentang Jaminan


Produk Halal Pasal 32.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 33 Tahun 2014 tentang Jaminan


Produk Halal Pasal 29.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 33 Tahun 2014 tentang Jaminan


Produk Halal Pasal 31.

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 69 Tahun 1999 tentang Label


dan Iklan Pangan Pasal 2 Butir (1 dan 2).

Burhanuddin, Pemikiran Hukum Perlindungan Konsumen dan Sertifikat Halal


(Malang: UIN Maliki Press, 2011), 140.

Abdul Aziz Dahlan, Ensiklopedia Hukum Islam, Cet. 1 (Jakarta: PT.Ichtiar Baru
Van Hoeve, 1997), 505.

Asrina, "Pengaruh Labelisasi Halal Terhadap Keputusan Konsumen dalam


Pembelian Produk Kosmetik di Kota Makassar (Studi Kasus pada Giant
Supermarket Alauddin)", Jurnal Iqtisaduna, Vol. 2, No. 1 (2016): 5.

M.Nur Rianto Al Arif dan Euis Amalia, Teori Mikroekonomi (Jakarta: Kencana,
2010), 87.

Departmen Agama RI, Al- Qur‟an dan Terjemahnya Special For Women (Jakarta:
Sygma, 2005), 122.

26
27

Anda mungkin juga menyukai