PROPOSAL
2021
i
ANALISIS PENGARUH LABEL HALAL
TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN
KONSUMEN COFFEE SHOP DI PONTIANAK
Mengetahui :
i
DAFTAR ISI
COVER
LEMBAR PERNYATAAN ORIGINALITAS PENELITIAS
PENGESAHAN SKRIPSI AKHIR
PENGESAHAN TIM PENGUJI (INGGRIS)
PENGESAHAN TIM PENGUJI
UCAPAN TERIMA KASIH
ABSTRAK
ABSTRACT
DAFTAR ISI.............................................................................................................i
DAFTAR TABEL..................................................................................................iii
DAFTAR GAMBAR..............................................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
1.1 LATAR BELAKANG...................................................................................1
1.2 RUMUSAN MASALAH...............................................................................5
1.3 Ruang Lingkup Penelitian..............................................................................5
1.4 Tujuan Penelitian...........................................................................................6
1.5 Manfaat Penelitian.........................................................................................6
1.5.1 Kontribusi Teoritis..................................................................................6
1.5.2 Kontribusi praktis....................................................................................6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA..............................................................................7
DESKRIPSI TEORI.............................................................................................7
2.1 Label Halal.....................................................................................................7
2.2 KEPUTUSAN PEMBELIAN......................................................................12
2.3 Kajian Empiris.............................................................................................15
2.4 Kerangka Konsepsual..................................................................................15
2.5 Hipotesis.......................................................................................................16
BAB 3 METODE PENELITIAN..........................................................................17
3.1 Bentuk Penelitian.........................................................................................17
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian......................................................................17
3.2.1 Tempat Penelitian.................................................................................17
3.2.2 Waktu Penelitian...................................................................................17
ii
3.3 Populasi dan Sampel Penelitian...................................................................17
3.3.1 Populasi.................................................................................................17
3.3.2 Sampel...................................................................................................17
3.4 Variabel Penelitian.......................................................................................18
3.5 Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data...................................................18
3.5.1 Data Primer...........................................................................................18
3.5.2 Data Sekunder.......................................................................................18
3.6 Validitas dan Riabilitas Instrumen...............................................................19
3.6.1 Uji Validitas..........................................................................................19
3.6.2 Uji Reliabilitas......................................................................................19
3.7 Teknik Analisis Data....................................................................................20
3.7.1 Uji Asumsi Klasik.................................................................................20
3.7.2 Analisis data verifikatif.........................................................................21
3.7.3 Analisis Koefisien Determinasi.........................................................22
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................24
iii
DAFTAR TABEL
iv
DAFTAR GAMBAR
v
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Indonesia yang merupakan negara besar di mana menduduki peringkat ke
empat sebagai negara memiliki jumlah penduduk terbanyak di dunia. Menurut
data yang disajikan oleh Worldometer yang disajikan dalam tabel di bawah ini
Indonesia menduduki peringkat negara dengan jumlah penduduk terbanyak ke
empat. Hal ini diperkuat dengan data yang disajikan oleh Worldometer.info yang
diterbitkan pada tahun 2021 di mana jumlah penduduk Indonesia Terbanyak ke
empat dengan jumlah penduduk sebesar 273.523.615 jiwa. Jumlah penduduk
Indonesia berada di bawah peringkat penduduk Amerika dengan jumlah
331.002.651 jiwa dan disusul oleh India yang berada diperingkat kedua dengan
jumlah penduduk sebanyak 1.380.004.385 jiwa. Di mana peringkat pertama
jumlah penduduk terbanyak di miliki oleh China dengan jumlah penduduk
sebanyak 1.439.323.776 Jiwa.
Dengan predikat sebagai negara dengan penduduk terbanyak ke empat
mengharuskan seluruh lapisan masyarakat berperan aktif dalam memajukan
negara dengan mengelola berbagai sumber daya yang ada di Indonesia. Tidak
hanya sumber daya yang harus di olah, masyarakat juga diwajibkan untuk
berperan aktif dalam memajukan ranah perekonomian negara Indonesia.
Perekonomian suatu negara berperan sangat signifikan dalam membangun suatu
negara, kestabilan suatu perekonomian negara akan berperan penting terhadap
kepemilikan predikat sebagai negara maju atau pun negara berkembang. Dengan
demikian masyarakat Indonesia dituntut untuk memajukan berbagai bidang
sumber daya yang dimiliki untuk bisa mencapai cita cita sebagai bangsa yang
disegani baik ditingkat Asia maupun dunia.
Pontianak Adalah ibu kota provinsi Kalimantan barat di Indonesia. Kota
yang di kenal sebagai kota khatulistiwa karena di lalui garis lintang 0 derjat. Kota
Pontianak dilewati dua sungai yaitu sungai terpanjang di indonesia yakni Sungai
Kapuas dan Sungai Landak. Pontianak dengan kota yang memiliki luas sebesar
107,82 Km2 yang terdiri dari 6 kecamatan dan 29 Kelurahan. Dengan Penduduk
sebesar 672.440.
Seperti yang diketahui Indonesia merupakan negara beragam dengan
memiliki 6 agama resmi yang diakui di Indonesia antara lain : Islam, Katolik,
Kristen, Hindu, Budha, Kong Hu Cu. Berdasarkan data terbaru yang dirilis oleh
Direktorat Jenderal Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kementerian Dalam
negeri Jumlah penduduk Indonesia Tahun 2020 Sebanyak 272,23 Juta jiwa di
mana yang beragama Islam Sebanyak 236,53 Juta jiwa. Dalam agama Islam
segala aktivitas yang menyangkut aspek kehidupan umat sangat dipedulikan.
14
Makanan dan minuman merupakan hal yang sangat diperhatikan dalam agama
ISLAM.
Berdasarkan data yang disajikan oleh Dinas Kependudukan dan
Pencatatan Sipil ( DUKCAPIL ) Kota Pontianak yang dapat diakses pada
Bps.go.id dimana mencantumkan data jumlah penduduk di Kota Pontianak pada
tahun 2021 sejumlah 672.440 dengan penjabaran yang akan disajikan
perkecamatan pada tabel di bawah ini :
Tabel 1.1 Pembagian Penganut Agama di Kota Pontianak Tahun 2021
15
yang beragama islam di kota pontianak tentunya Industri makanan dengan
sertifikasi Halal harus terus di kembangkan. Sertifikasi Halal terhadap Coffee
Shop sangat merupakan sebuah jaminan terhadap umat muslim untuk dapat
mengkonsumsi produk sesuai dengan ajaran islam. Kesadaran umat muslim
terhadap pentingnya kehalalan produk makanan dan minuman yang semakin
meningkat akan mempengaruhi terhadap keputusan pembelian produk makanan
dan minuman tersebut. Hal ini menjadi sebuah peringatan kepada pelaku usaha
agar berupaya membuat keyakinan bahwa produk yang dibuat atau produksi atau
di sajikan oleh coffee shop tersebut terjamin halal. Berdasarkan Tabel 1.2 di atas
diketahui bahwa masih sedikit Coffee shop yang bersertifikasi halal. Hal ini
menunjukan bahwa produsen atau Coffee shop tersebut belum mampu menjamin
kehalalan tempat serta makanan dan minuman yang disajikan tersebut. Sementara
Sertifikasi halal sangat penting karena mayoritas penduduk Kota pontianak
Beragama Muslim.
16
bisnis. Salah satu bisnis yang sedang berkembang pesat ialah bisnis Warung kopi
ataupun biasa disebut dengan Coffee Shop.
Coffee Shop adalah sebuah kedai yang menyediakan berbagai jenis kopi
dan minuman non kopi dalam suasana santai dengan kondisi tempat yang nyaman
baik dengan pemutar music ataupun live music dengan design interior yang
memiliki ciri khas serta memiliki fasilitas penunjang seperti wifi dan bacaan buku.
Coffee Shop menjadi bisnis yang menguntungkan hal ini dikarenakan banyaknya
penikmat kopi yang menjadikan kopi sebagai kebutuhan yang wajib untuk di
penuhi sebagai gaya hidup. Hal ini menyebabkan banyaknya Coffee Shop yang
dijadikan sebagai salah satu peluang usaha alternatif atau biasa disebut passife
income yang menjanjikan bagi para pelaku bisnis.
Bisnis Coffee Shop atau Warung kopi ini sedang menjadi terus menerus
mengalami pertumbuhan di seluruh Indonesia. Saat ini bisnis kopi merupakan
salah satu sektor yang cukup menjanjikan. Hal ini dikarenakan telah berubahnya
fungsi kopi yang di mana biasanya kopi digunakan untuk menghilangkan rasa
kantuk, tetapi saat ini mengonsumsi kopi sudah menjadi gaya hidup yang telah
tertanam secara tidak langsung di masyarakat Indonesia.
Bisnis Coffee Shop telah menjadi tempat bagi masyarakat untuk
berkumpul dan saling berbincang baik dengan teman, sanak saudara, ataupun
rekan bisnis. Bisnis Coffee Shop dari tahun ke tahun juga mengalami peningkatan
hal ini dikarenakan meningkatnya jumlah masyarakat yang menikmati hasil
olahan kopi tersebut. Dengan meningkatnya jumlah peminat kopi maka
masyarakat pun memanfaatkan peluang tersebut untuk membuka berbagai bentuk
toko kopi sesuai dengan ciri khas yang diinginkan. Berbagai bentuk Toko kopi
yang dibuka dan Kelola oleh masyarakat di Indonesia ini pun ada yang berskala
kecil sampai berskala besar. Ada yang hanya sebatas menyediakan kursi untuk
menyantap kopi atau pun tempat menikmati kopi yang memberikan layanan wifi
cepat hingga tempat bercengkerama yang keren.
Tempat yang nyaman dengan suasana dan fasilitas yang mumpuni
membuat konsumen lebih betah untuk terus menerus berlangganan. Hal ini
dikarenakan fasilitas-fasilitas seperti Wifi yang lancar sangat dibutuhkan oleh
banyak kalangan untuk melakukan aktivitas baik untuk Pendidikan maupun untuk
pekerjaan. Selain wifi yang lancar. Kenyamanan atas suasana Coffee Shop yang di
berikan juga cukup berperan penting hal ini dikarenakan akan membuat
masyarakat lebih nyaman, betah dan lebih menikmati kopi yang diseduh oleh
Coffee Shop tersebut. Seperti yang telah disebutkan di atas di mana masyarakat
pada masa sekarang lebih banyak mampir di Coffee Shop untuk menghabiskan
waktu atau pun mengadakan pertemuan baik pertemuan sekedar menyapa teman
atau pun pertemuan bisnis. Sehingga konsep Coffee Shop juga akan berperan
penting di dalam perkembangan bisnis perkopian ini.
17
Coffee Shop berkaitan erat dengan kuliner di mana Coffee Shop menjadi
sebuah tempat yang menyediakan berbagai jenis kopi dan makanan yang enak
untuk menjadi daya Tarik bagi penikmat kopi. Coffee Shop selalu menjadi tempat
yang baik untuk disinggahi oleh penikmat kopi hal ini dikarenakan para penikmat
kopi lebih memiliki meminum langsung kopi yang di hasilkan dari para tangan
barista yang lebih profesional dalam menyajikan kopi yang enak.
Dengan meningkat pesatnya jumlah Coffee Shop yang ada membuat para
pengusaha harus dapat mengembangkan kualitas atas rasa kopi yang di seduhkan
demi meningkatkan kepuasan yang maksimal terhadap konsumen. Berbagai usaha
yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kepuasan konsumen untuk memenangi
persaingan antar bisnis kopi seperti fasilitas yang disediakan, kualitas atas produk
yang disajikan, harga, Pelayanan, serta halal yang dimiliki oleh Coffee Shop
tersebut. Hal ini dapat bermanfaat untuk memenangkan persaingan per saingan
atas banyaknya Coffee Shop yang telah beroperasi.
Untuk memenangkan persaingan atas banyaknya Coffee Shop yang telah
beroperasi ini tentunya para pelaku bisnis yang berkecimpung di bidang ini harus
memiliki keterpekaan terhadap setiap perubahan yang dimiliki untuk diolah
menjadi peluang untuk dimanfaatkan terhadap kemajuan Coffee Shop yang
dimiliki. Hal ini tentunya sejalan dengan teori yang dikemukakan oleh Kotler
yaitu Kepekaan terhadap setiap perubahan harus dimiliki oleh setiap pelaku bisnis
dan menempatkan orientasi kepada kepuasan pelanggan sebagai tujuan utamanya
(Philip Kotler, 2005). Berdasarkan hal tersebut membuat para pelaku bisnis harus
mempunyai strategi baik pemasaran ataupun strategi persaingan bisnis untuk
memanfaatkan pasar yang ada sebaik mungkin serta menyediakan pelayanan yang
ramah terhadap para konsumen
Strategi pemasaran yang tepat akan berpengaruh terhadap keputusan
pembelian konsumen. Menurut Philip Kotler & Kevin Lane Keller (2009, p.184)
Keputusan pembelian adalah proses integrasi yang digunakan untuk
mengombinasikan pengetahuan untuk mengevaluasi dua atau lebih perilaku
alternatif dan memilih satu di antaranya. Menurut Kotler dan Keller (2011: 195)
menyatakan bahwa proses keputusan pembelian terdiri dari lima tahap sebagai
berikut : (1) Problem recognation (Pengakuan Masalah) Proses pembelian di
mulai saat pembeli mengenali masalah atau perlu dipicu oleh rangsangan internal
atau eksternal. Dengan satu stimulus internal kebutuhan normal seseorang. (2)
Information search (Pencarian Informasi) konsumen mungkin tertarik atau
mungkin tidak mencari informasi lebih lanjut. Jika tidak, konsumen dapat
menyimpan kebutuhan dalam memori atau melakukan pencarian informasi yang
terkait dengan kebutuhan. (3) Evalution of Alternatives (Evalusi Alternatif)
bagaimana konsumen memproses informasi untuk sampai pada pilihan merek. (4)
Purchase Decision ( Keputusan Pembelian ) Umumnya, keputusan pembelian
18
konsumen akan membeli merek yang paling di sukai, tapi dua faktor bisa datang
antara niat beli dan keputusan pembelian. (5) Postpuchase Behaviour (Pelaku
Pasca Pembelian) Setelah pembelian, konsumen mungkin mengalami disonansi
dari melihat fitur menggelisahkan tertentu atau melanggar hal – hal baik tentang
merek lain dan akan waspada terhadap informasi yang mendukung keputusannya.
Pengusaha yang bergelut di bidang Coffee Shop harus memiliki strategi
pemasaran yang dapat menjadi strategi unggulan dalam persaingan. Pengusaha
harus dapat mengetahui cara untuk mempertahankan konsumen agar tidak
berpaling kepada pesaingnya. Dalam hal ini para pengusaha masih jarang untuk
memanfaatkan label halal untuk menjadi strategi promosi. Seperti yang diketahui
Indonesia merupakan negara beragam dengan memiliki 6 agama resmi yang
diakui di Indonesia antara lain : Islam, Katolik, Kristen, Hindu, Budha, Kong Hu
Cu. Berdasarkan data terbaru yang dirilis oleh Direktorat Jenderal Kependudukan
dan Pencatatan Sipil Kementerian Dalam negeri Jumlah penduduk Indonesia
Tahun 2020 Sebanyak 272,23 Juta jiwa di mana yang beragama Islam Sebanyak
236,53 Juta jiwa. Dalam agama Islam segala aktivitas yang menyangkut aspek
kehidupan umat sangat dipedulikan. Makanan dan minuman merupakan hal yang
sangat diperhatikan dalam agama ISLAM.
Dengan banyaknya jumlah penduduk yang beragama Islam di Indonesia,
maka terbitlah peraturan yang mengatur tentang produk dan sertifikasi halal di
Indonesia yang di mana peraturan tersebut digunakan sebagai dasar perlindungan
konsumen bagi yang menganut agama Islam tersebut. Peraturan tersebut tertuang
dalam Undang-undang No. 30 Tahun 2014 Tentang Jaminan Produk halal. Dalam
undang-undang tersebut tertuang tentang peraturan bahwa perlunya sertifikasi
halal dalam produk yang di ciptakan baik oleh rumah makan, Restoran serta
Coffee Shop. Undang-undang tersebut mulai berlaku pada Bulan Oktober tahun
2019. Undang-undang tersebut mengatur dan menegaskan bahwa produk yang
beredar dan di perjualbelikan di Indonesia wajib memiliki sertifikasi halal.
Berdasarkan data sertifikasi produk halal yang di keluarkan oleh LPPOM MUI
pada tahun 2014-2019 Kesadaran akan produk bersertifikasi halal khususnya pada
produk makanan dan minuman masih sangat rendah di mana pada tahun 2019
terdapat 13951 perusahaan yang mengeluarkan lebih dari 166.000 produk
makanan maupun minuman namun hanya sekitar 11.400 yang memiliki sertifikasi
halal.
Badan penyelenggara jaminan produk halal yang di bawah naungan
Kementerian Agama akan menjadi tumpuan utama dalam menjalankan sertifikasi
halal. Hal ini menjadi tugas badan penyelenggara jaminan produk halal untuk
memberikan informasi bahwa Undang-undang Jaminan produk halal bersifat
wajib bagi pelaku usaha. Banyaknya para pelaku usaha Coffee Shop belum
19
mengetahui bahwa pentingnya sertifikasi halal yang dikarenakan minimnya
sosialisasi yang di gaung kan oleh BPJPH tersebut.
Dengan adanya tindakan nyata pemerintah atas dibentuknya Undang-
Undang Jaminan produk halal tersebut memaknai bahwa negara ikut andil dalam
menjamin produk yang di jual di Indonesia aman untuk di konsumsi oleh umat
muslim. Dengan adanya Sertifikasi Halal atas produk yang di jual / diproduksi
oleh para Coffee Shop merupakan suatu manfaat positif bagi citra restoran
maupun Coffee Shop tersebut.
Pontianak memiliki julukan sebagai Kota 1000 Warung Kopi / Coffee
Shop. Coffee Shop dengan konsep modern pun telah menjamur di kota Pontianak.
Namun, tidak hanya konsep desain modern yang di balut dengan interior dan
eksterior yang sangat menarik, Coffee Shop Pontianak tentunya harus juga di
jamin dengan sertifikasi halal untuk menjamin atas makanan dan minuman yang
telah di sajikan kepada konsumen.
Coffee Shop dengan konsep modern yang telah merajalela di Pontianak.
Banyak pengunjung terhadap Coffee Shop modern di Pontianak membuat
banyaknya para pelaku usaha mulai menggeluti bisnis Coffee Shop modern
sehingga membuat Pontianak terdapat beberapa Brand Coffee Shop modern yang
umumnya banyak pengunjung seperti yang akan di sajikan pada tabel di bawah
ini:
Table 1.3 Daftar Nama Coffee Shop Pontianak
No Brand Coffee Shop Sertifikat Halal
1. CW COFFEE BELUM BERSERTIFIKASI
2. LOKALE BELUM BERSERTIFIKASI
3. KOPI LAIN HATI BELUM BERSERTIFIKASI
4. KOPI KULO BELUM BERSERTIFIKASI
5. KOPI TEMAN KERJA ( MANJA ) BELUM BERSERTIFIKASI
6. KOPI SOE BELUM BERSERTIFIKASI
7. KOFFIE IN BELUM BERSERTIFIKASI
8. NARKOPIKA BELUM BERSERTIFIKASI
9. THE ROOF CAFÉ SHOP BELUM BERSERTIFIKASI
10. 101 COFFEE SHOP BELUM BERSERTIFIKASI
11. No 3 Café Arts and lounge BELUM BERSERTIFIKASI
12. KOPI JANJI JIWA BERSERTIFIKASI
13. KOPI KENANGAN BERSERTIFIKASI
14. AMING COFFEE BERSERTIFIKASI
15. STARBUCK BERSERTIFIKASI
16. UPNORMAL COFFEE SHOP BERSERTIFIKASI
17. KOPI DARI HATI BERSERTIFIKASI
18. BOTANI CAFÉ AND RESTO BERSERTIFIKASI
20
19. KOPI DJEMPOL BERSERTIFIKASI
20. XIBOBA COFFEE AND DRINK BERSERTIFIKASI
Sumber : (LPPOM MUI KALBAR, 2021)
Data yang disajikan pada tabel 1.3 di atas didapatkan melalui pencaharian
di media Google maps dengan memberikan syarat atas rating pengunjung di atas
4.6 Review. Daftar Coffee Shop yang telah disajikan pada tabel 1.3 menunjukkan
adanya beberapa Coffee Shop yang merupakan bisnis waralaba. Namun pada tabel
1.3 ada juga Coffee Shop yang murni atas pengusaha lokal di kota Pontianak ini.
Pada tabel di atas terdapat beberapa Coffee Shop yang sudah memiliki
label halal atas kegiatan produksi produk makanan maupun minuman. Sehingga
beberapa Coffee Shop yang tercantum pada tabel 1.3 akan digunakan sebagai
sampel untuk pengaruh antara label halal terhadap keputusan pembelian terhadap
konsumen yang beragama muslim di kota Pontianak.
Pada penelitian yang dilakukan oleh Nasution (2018) tentang persepsi
perilaku konsumen terhadap produk makanan halal di medan. Hasil penelitian
yang didapatkan menunjukkan bahwa adanya pengaruh positif makanan yang
bersertifikasi halal terhadap minat beli. Hal ini juga dibuktikan oleh penelitian
yang dilakukan oleh Salindal (2018) yang meneliti hubungan antara sertifikasi
halal dengan kinerja bisnis hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sertifikasi
halal secara signifikan dapat mempengaruhi kinerja bisnis dalam hal inovasi dan
keuangan perusahaan makanan yang bersertifikasi halal.
Dari pemaparan di atas penulis tertarik untuk meneliti apakah label halal
memiliki pengaruh penting terhadap keputusan pembelian pada konsumen Coffee
Shop yang berada di Pontianak. Dengan demikian, penulis menuangkannya dalam
skripsi yang berjudul “ ANALISIS PENGARUH LABEL HALAL TERHADAP
KEPUTUSAN PEMBELIAN KONSUMEN COFFEE SHOP DI PONTIANAK“.
21
1.4 Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah, penulis melakukan penelitian yang bertujuan
sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui pengaruh label halal terhadap keputusan pembelian
produk beberapa Coffee Shop yang ada di Pontianak
22
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
DESKRIPSI TEORI
2.1 Label Halal
2.1.1 Pengertian Label
Label merupakan bagian dari suatu produk untuk menyampaikan
informasi tentang apa yang ada dalam penjual dan produk itu sendiri
Adapun pengertian label menurut para ahli adalah sebagai berikut :
1. Menurut Marinus, Label merupakan suatu bagian dari sebuah
produk yang membawa informasi verbal tentang produk atau
penjualnya.
2. Menurut Kotler, Label adalah tampilan sederhana pada produk atau
gambar yang dirancang dengan rumit yang merupakan satu
kesatuan dengan kemasan. Label bisa hanya mencantumkan merek
atau informasi
2.1.2 Fungsi dan Tujuan Label
Label Bukan hanya sebagai alat penyampaian informasi, namun juga
berfungsi sebagai iklan dan branding sebuah produk. Menurut Kotler,
Fungsi label adalah sebagai berikut :
1. Label Mengidentifikasi produk atau merek
2. Label menentukan kelas produk
3. Label menggambarkan beberapa hal mengenai produk ( siapa
pembuatnya, di mana dibuat, kapan dibuat, apa isinya, bagaimana
menggunakannya, dan bagaimana menggunakan secara aman)
4. Label Mempromosikan produk lewat aneka gambar yang
menarik.
23
5. Memberi rasa aman bagi konsumen
24
4. Keputusan Menteri Agama No. 982 Tahun 2019 Tentang Layanan
Sertifikasi Halal
5. Peraturan Pemerintah (PP) no 39 Tahun 2019 Tentang
Penyelenggaraan Bidang Jaminan Produk Halal
25
Bahan baku produk adalah bahan utama yang digunakan dalam
kegiatan proses produksi baik berupa bahan baku, bahan setengah jadi
serta maupun barang jadi.
3. Bahan pembantu
Bahan pembantu adalah bahan yang tidak termasuk ke dalam
kategori bahan baku ataupun tambahan yang berfungsi untuk
membantu mempercepat atau memperlambat proses produksi
termasuk proses rekayasa
1. Pengajuan Permohonan
a. Permohonan sertifikat halal diajukan oleh pelaku usaha secara
tertulis kepada BPJPH (Badan Penyelenggara Jaminan Produk
Halal).
b. Permohonan sertifikat halal harus dilengkapi dengan dokumen:
1) Data pelaku usaha
2) Nama dan jenis produk
3) Daftar produk dan bahan yang digunakan
4) Proses pengolahan produk
c. Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara pengajuan permohonan
sertifikat halal diatur dalam Peraturan Menteri.18
26
2. Penetapan Lembaga Pemeriksaan Halal
a. BPJPH menetapkan LPH (Lembaga Pemeriksa Halal) untuk
melakukan pemeriksaan dan/atau pengujian kehalalan produk.
b. Penetapan LPH sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan
dalam jangka waktu paling lama 5 hari kerja terhitung sejak
dokumen permohonan sebagaimana dimaksud dalam pasal 29 ayat
(2) dinyatakan lengkap.
c. Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara penetapan LPH diatur
dalam Peraturan Menteri.19
27
f. Keputusan penetapan halal produk sebagaimana dimaksud pada
ayat (5) disampaikan kepada BPJPH untuk menjadi dasar
penerbitan sertifikat halal.22
28
Berikut adalah beberapa ketentuan Undang-Undang Nomor 33
Tahun 2014 Tentang Jaminan Produk Halal, yang di ubah ke dalam
48 Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2020 Tentang Cipta Kerja.
Adapun perubahan pasal tersebut diantaranya:
1. Penambahan Pasal 4A Tentang Sertifikasi Halal Mikro
Diantara Pasal 4 dan 5 Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2014
Tentang Jaminan Produk Halal, disispkan Pasal 4A. Berikut adalah
bunyi pasalnya:
a. Kewajiban bersertifikat halal bagi pelaku Usaha mikro dan kecil
didasarkan atas pernyataan pelaku Usaha mikro dan kecil.
b. Pelaku Usaha mikro dan kecil sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) merupakan usaha produktif yang memiliki kekayaan bersih
atau memiliki hasit penjualan tahunan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan dengan kriteria:
1) Produk tidak berisiko atau menggunakan Bahan yang sudah
dipastikan kehalalannya; dan
2) Proses produksi yang dipastikan kehalalannya dan
sederhana.
c. Pernyataan Pelaku Usaha mikro dan kecil sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dilakukan berdasarkan standar halal
yang ditetapkan oleh BPJPH.
d. Standar halal sebagaimana pada ayat (3) paling sedikit terdiri
atas:
1) Ikrar/pernyataan pelaku usaha yang berisi: kehalalan
produk dan Bahan yang digunakan, dan PPH.
2) Adanya pendampingan PPH.
e. Pernyataan Pelaku Usaha sebagaimana dimaksud pada ayat (4)
huruf a disampaikan kepada BPJPH untuk diteruskan kepada
MUI.
f. Setelah menerima dokumen dari BPJPH sebagaimana dimaksud
pada ayat (5), MUI menyelenggarakan sidang fatwa halal untuk
menetapkan kehalalan Produk.
g. PJPH menerbitkan Sertifikat Halal berdasarkan fatwa halal
tertulis sebagaimana dimaksud pada ayat (6).
h. Kriteria Pelaku Usaha mikro dan kecil sebagaimana dimaksud
pada ayat (2) diatur dalam peraturan BPJPH
29
a. Kerja sama BPJPH dengan MUI sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 104 ayat (1) huruf c dilakukan dalam hal penetapan
kehalalan Produk.
b. Penetapan kehalalan Produk sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) diterbitkan MUI dalam bentuk keputusan penetapan
kehalalan Produk.
c. Keputusan penetapan kehalalan Produk tetap berlaku sepanjang
tidak ada perubahan komposisi Bahan dan proses produksi.
30
4. Penerbitan Sertifikasi Halal Pasal 35 Undang-Undang Nomor
33 Tahun 2014 Tentang Jaminan Produk Halal.
Adapun perubahan tersebut mengenai: Penerbitan Sertifikat
Halal oleh BPJPH dilakukan dalam jangka waktu paling lama 1
(satu) Hari sejak keputusan penetapan kehalalan produk dari MUI
diterima oleh BPJPH. Perbedaan dengan pasal sebelumnya yaitu,
jangka waktu penerbitan sertifikasi halal dilakukan Badan
Penyelenggara Jaminan Produk Halal paling lama 7 (tujuh hari).
Artinya ada percepatan proses kerja yang mesti di lakukan BPJPH.
Pasal yang di cantumkan di atas hanyalah beberapa
ketentuan dari Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2014 Tentang
Jaminan Produk Halal yang mengalami perubahan. Pada intinya
perubahan yang terjadi dalam Pasal 48 Undang-Undang Nomor 11
Tentang Cipta Kerja lebih terfokus pada teknis kerja Badan
Penyelenggaraan Jaminan Produk Halal (BPJPH). Yang mungkin
terbitnya Undang-Undang Cipta Kerja tersebut di pandang lebih
sesuai dan relevan untuk di terapkan.
Sebenarnya praktik pencantuman label halal sudah
tergolong lama di lakukan oleh produsen di Indonesia dan menjadi
bagian penting dari kebangkitan kesadaran muslim Indonesia.
Hanya saja jauh sebelum ada Undang-Undang yang secara khusus
mengatur produk halal, sertifikasi halal tersebut di lakukan secara
sukarela, artinya tidak ada paksaan untuk melakukan sertifikasi
halal bagi para pelaku usaha. Meskipun sertifikasi halal menjadi
sebuah keharusan, namun untuk konsep saat ini, kewajiban
sertifikasi halal tersebut dilakukan secara bertahap. Artinya ada
periodisasi wajib halal.
31
pembelian, dan perilaku pasca pembelian, yang dimulai jauh sebelum
pembelian yang sesungguhnya dilakukan oleh konsumen dan memiliki
dampak yang lama setelah itu.
c. Pribadi
1) Usia dan siklus hidup keluarga
Orang membeli barang dan jasa tentunya mempunyai kebutuhan yang
berbeda-beda sepanjang hidupnya di mana kegiatan konsumsi ini
dipengaruhi oleh faktor usia dan siklus hidup keluarga.
3) Gaya hidup
Gaya hidup dapat diartikan sebagai sebuah pola hidup seseorang yang
terungkap dalam aktivitas, minat dan opininya yang terbentuk melalui
kelas sosial dan pekerjaan. Melihat hal ini sebagai peluang dalam
32
kegiatan pemasaran, banyak pemasar atau produsen yang mengarahkan
merek mereka pada gaya hidup seseorang.
4) Kepribadian
Kepribadian merupakan ciri bawaan psikologis manusia yang berbeda
yang menghasilkan tanggapan relatif konsisten dan tahan lama terhadap
rangsangan lingkungannya. Kepribadian dapat menjadi variabel yang
sangat berguna dalam menganalisis pilihan merek konsumen. Hal ini
disebabkan karena beberapa kalangan konsumen akan memilih merek
yang cocok dengan kepribadiannya.
5) Psikologis
Faktor psikologis ini dipengaruhi oleh empat faktor utama di antara-nya
motivasi, persepsi, pembelajaran, serta keyakinan dan sikap.
33
yang dilakukan seseorang dalam mengambil sebuah keputusan secara
cepat, menggunakan sebuah pedoman umum dalam sebagian informasi
saja.
34
2.2 Kajian Empiris
Untuk mendukung penelitian untuk lebih akurat sebagai mana yang telah dikemukakan pada latar belakang masalah,
maka diperlukan karya-karya pendukung yang memiliki relevansi terhadap tema yang dikaji. Maka di bawah ini
penulis memaparkan beberapa jurnal yang terkait dengan permasalahan dalam penulisan, di antaranya :
3 2019 Kemal Faza Pengaruh Penelitian ini bertujuan Metode Penelitain Objek Penelitian Adalah Berdasarkan hasil
Akhyar Religiusitas Dan untuk menguji secara menggunakan Konsumen beragama islam analisis
Sertifikasi Halal empris pengaruh metode Purposive yang pernah melakukan data yang telah
3
Terhadap religiusitas dan sampling pembelian makanan di dilakukan, maka diambil
Keputusan sertifikasi restoran Jepang di kesimpulan sebagai
Pembelian halal terhadap minat beli Magelang : Ichiban Sushi, berikut:
serta pengaruh Kaizen Ramen, Nagoya 1. Religiusitas
religiusitas dan minat Fushion, dan Ramen 31 berpengaruh positif
beli terhadap keputusan Sang Ichi. terhadap Minat Beli.
pembelian. 2. Sertifikasi Halal tidak
berpengaruh terhadap
Minat Beli.
3. Religiusitas
berpengaruh positif
terhadap Keputusan
Pembelian.
4. Minat Beli
berpengaruh positif
terhadap Keputusan
Pembelian.
4
Dari beberapa penelitian terdahulu yang berkaitan dengan pengaruh label
halal terhadap keputusan pembelian, terdapat perbedaan diantara penelitian-
penelitian di atas dengan penelitian ini. Pada setiap jurnal membuat penelitan
yang berkaitan dengan label halal. Dimana pada jurnal pertama label halal di teliti
pada produk keripik tempe, pada jurnal kedua penelitian Sertifikasi dan label halal
pada produk Daging ayam pada supermarket jumbo di kota Manado. Pada kedua
penelitian ini di temukan bahwa Sertifikasi dan label halal berperan penting
terhadap keputusan pembelian. Namun hal yang berbeda ditemukan pada Jurnal
penelitan ke tiga yakni Penelitian terhadap Pengaruh Religiusitas Dan Sertifikasi
Halal Terhadap Keputusan Pembelian produk makanan di restoran Jepang di
Magelang : Ichiban Sushi, Kaizen Ramen, Nagoya Fushion, dan Ramen 31 Sang
Ichi. Dimana hasil yang di dapatkan yakni :
a. Religiusitas berpengaruh positif terhadap Minat Beli.
b. Sertifikasi Halal tidak berpengaruh terhadap Minat Beli.
c. Religiusitas berpengaruh positif terhadap Keputusan Pembelian.
d. Minat Beli berpengaruh positif terhadap Keputusan Pembelian.
Dari ketiga penelitian tersebut penulis tertarik untuk mengadakan penelitian
tentang pengaruh label terhadap keputusan pembelian yang dapat didukung oleh
tiga penelitian terdahulu di atas.
Keputusan Pembelian
LABEL HALAL (X)
(Y)
2.5 Hipotesis
Hipotesis merupakan suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap
permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul. Agar
penelitian yang menggunakan Analisa data statistik dapat terarah maka
perumusan hipotesis sangat perlu ditempuh. Dengan penelitian lain hipotesis
14
dapat diartikan sebagai dugaan yang memungkinkan benar salah akan ditolak
bisa salah dan akan diterima bila benar
Atas dasar kerangka berpikir dan model penelitian tersebut maka hipotesis
dari penelitian ini adalah
1. Ha1 = Label halal berpengaruh terhadap keputusan pembelian konsumen
beberapa Coffee Shop yang ada di Pontianak
15
BAB 3
METODE PENELITIAN
3.3.2 Sampel
Menurut Sugiyono (2018, p 130) sampel adalah bagian dari jumlah dan
karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Roscoe dalam Sugiono (2017)
Memberikan saran tentang ukuran sampel untuk penelitian sebagai berikut
1. Ukuran sampel yang layak dalam penelitian adalah antara 30 sampai dengan
500
2. Bila sampel dibagi dalam kategori (misalnya: Pria-wanita, pegawai negeri-
swasta, dan lain-lain) maka jumlah anggota sampel setiap kategori minimal 30.
3. Bila dalam penelitian akan melakukan analisis dengan multivariate (korelasi
atau regresi ganda misalnya), maka jumlah anggota sampel minimal 10 kali
16
jumlah variabel yang diteliti. Misalnya variabel penelitian ada 5 (independent +
Dependen) maka jumlah anggota sampel = 10 x 5 = 50
4. Untuk penelitian experiment yang sederhana, yang menggunakan kelompok
eksperimen dan kelompok control maka jumlah anggota sampel masing masing
antara 10 s/d 20.
Maka dalam penelitian ini penulis menetapkan jumlah sampel sebanyak 200 orang
Hal ini sesuai dengan saran nomor 1
17
biologis dan psikologis. Dua di antara yang terpenting adalah proses-proses
pengamatan dan ingatan.
2. Kuesioner
Menurut Sugiyono (2018) Kuesioner merupakan Teknik pengumpulan data
yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan
tertulis kepada responden untuk dijawab
3. Wawancara
Menurut Esterberg dalam Sugiyono (2015, p. 72) wawancara adalah
pertemuan yang dilakukan oleh dua orang untuk bertukar informasi maupun
suatu ide dengan cara tanya jawab, sehingga dapat dikerucutkan menjadi
sebuah kesimpulan atau makna dalam topik tertentu.
Di mana
R= Reliabilitas instrumen
18
K= Banyaknya butir pertanyaan
t2 = Varians total
b2 = Jumlah Varian butir
dengan
Keterangan
19
3.7.1 Uji Asumsi Klasik
1. Uji Normalitas
Menurut Ghozali (2016) Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah
dalam model regresi, variable pengganggu atau residual memiliki
distribusi normal. Menurut Rochmat Aldy (2016, p 88) Untuk metode
Kolmogorov-Smirnov Maka cukup membaca nilai pada Sig (signifikan).
Jika signifikansi lebih dari 0,05 maka data berdistribusi normal. Dalam
penelitian ini penulis menggunakan pengujian dengan metode Kolmogrov-
Smirnov
2. Uji Multikolinearitas
Menurut Ghozali (2016), Uji Multikolinearitas bertujuan untuk menguji
apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variable bebas
(independent). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi
diantara variable independent
3. Uji Heterokedastisitas
Menurut Ghozali (2016) uji heterokedastisitas bertujuan untuk menguji
apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dan residual
satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika variance dari sresidual
suatu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap maka di sebut dengan
homokedastisitas dan jika berbeda disebut heterokedastisitas. Model
regresi yang baik adalah yang homokedastisitas atau tidak terjadi
heterokedastisitas
4. Uji linearitas
Menurut Ghozali (2016) uji linearitas digunakan untuk melihat apakah
spesifikasi model yang digunakan sudah benar atau tidak. Apakah fungsi
yang digunakan dalam suatu studi empiris sebaiknya berbentuk linear,
kuadrat atau kubik
20
a = Konstanta ( Nilai Y apabila X1, X2, … = 0 )
b = Koefisien Regresi ( nilai Peningkatan dan penurunan )
e = Error
21
turunnya nilai Y dapat dihitung dengan menggunakan koefisien
determinasi dengan rumus sebagai berikut :
KD = R2x100%
Keterangan :
KD = Koefisien determinasi
R2 = Koefisien Korelasi
Nilai koefisien determinansi ini memiliki asumsi OSR yang rendah
menunjukan kemampuan variable variable independent dalam
menjelaskan variasi variable dependen yang terbatas. Semakin besar atau
mendekati 1 maka mengindikasikan variable independent semakin mampu
menjelaskan variable dependennya
1. Uji koefisien regresi secara Bersama ( Uji F)
Uji ini digunakan untuk mengetahui apakah variable independent (X1, X2 ,
…, Xn ) secara bersama sama berpengaruh secara signifikan terhadap
variable dependen (Y). ( Duwi Priyatno, 2013 dalam Felix Halim) Kriteria
pengujian adalah sebagai berikut :
1) Jika nilai Sig. < 0,05 atau F hitung > F Tabel maka terdapat pengaruh
variable X secara simultan terhadap variable Y
2) Jika nilai Sig. > 0,05 atau F hitung < F table maka tidak terdapat
penaruh variable X secara simultan terhadap variable Y.
2. Uji Koefisien Regresi secara parsial (Uji T)
Uji ini digunakan untuk mengetahui apakah dalam model regresi variable
independen (X1 , X2 , …., Xn ) Secara parsial berpengaruh signifikan
terhadap variable dependen (Y). Hal ini menurut Duwi Priyatno (2013 )
dalam Felix Halim. Berdasarkan Nilai T hitung dan T table :
1. Jika nilai t Hitung > t Tabel maka variable bebas (X) berpengaruh
terhadap variable terikat (Y)
2. Jika nilai t hitung < t Tabel maka variable bebas (X) tidak berpengaruh
terhadap variable terikat (Y)
22
DAFTAR PUSTAKA
Kotler, Philip. 2005. Manajemen Pemasaran. Jilid 1 dan 2. Jakarta : PT Indeks
Kelompok Gramedia.
Ian Alfian, ''Analisis Pengaruh Label Halal, Brand, dan Harga terhadap Keputusan
Pembelian di Kota Medan”, 1.
Ayu Nurhabibah dan Dewi Eka, "Pengaruh Strategi Bauran Pemasaran terhadap
Minat Beli Konsumen di Pusat Oleh-Oleh Getuk Goreng Khas Sokaraja
Banyumas Jalan Raya Buntu-Sampang”, Jurnal Pendidikan Teknik Boga, (2016):
1.
Philip Kotler dan Kevin Lane Keller, Manajemen Pemasaran (Jakarta: PT. Indeks,
2016), 194.
Bagian Proyek Sarana dan Prasarana Produk Halal Direktorat Jenderal Bimbingan
Masyarakat Islam dan Penyelenggaraan Haji, Sistem dan Prosedur Penetapan
Fatwa Produk Halal Majelis Ulama Indonesia (Jakarta: Departmen Agama RI,
2003), 18-20.
23
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 33 Tahun 2014 tentang Jaminan
Produk Halal Pasal 32.
Abdul Aziz Dahlan, Ensiklopedia Hukum Islam, Cet. 1 (Jakarta: PT.Ichtiar Baru
Van Hoeve, 1997), 505.
M.Nur Rianto Al Arif dan Euis Amalia, Teori Mikroekonomi (Jakarta: Kencana,
2010), 87.
Departmen Agama RI, Al- Qur‟an dan Terjemahnya Special For Women (Jakarta:
Sygma, 2005), 122.
24
berdasarkan-agama-per-kelurahan-di-kota-pontianak> [Accessed 16 January
2022].
25
LAMPIRAN 1 : KERANGKA KUESIONER
IDENTITAS RESPONDEN :
Pilihlah salah salah satu jawaban pada setiap pertanyaan dengan memberikan
tanda (X)
1
Petunjuk pengisian :
Saudara/i diminta untuk kesediaannya mengisi kuesioner dengan sebenar-
benarnya dengan memberikan tanda centang (√) pada salah satu kotak yang sesuai
dengan pilihan jawaban anda.
Keterangan :
Variabel Skala
Penelitian No Kuesioner
1 2 3 4 5
(X)
Label 1 Saya mengetahui
halal kegunaan label halal
2 Saya mengetahui
produk makanan yang
dilabeli halal dan tidak
dilabeli halal
3 Saya selalu
memperhatikan label
halal pada kemasan
4 Tulisan Halal terdapat
jelas di Coffee Shop
5 Tulisan label halal
tercantum pada
kemasan di produk
Coffee Shop tersebut.
5 Saya mengetahui label
halal dan sertifikasi
halal pada makanan
dan minuman yang
saya beli
6 Dengan adanya label
halal yang dikeluarkan
oleh LPPOM-MUI
saya yakin bahwa
pembuatan makanan
tersebut halal
2
7 Dengan adanya label
halal yang dikeluarkan
oleh LPPOM-MUI
saya yakin bahwa
makanan tersebut tidak
berpengaruh buruk
terhadap konsumen
8 Tanpa adanya logo
halal, konsumen
beragama muslim
percaya makanan
tersebut boleh
dimakan karena dibuat
oleh sesama umat
beragama muslim.
9 Saya membeli
makanan dan
minuman tidak
dipengaruhi oleh label
halal.
10 Saya lebih memilih
Coffee Shop yang
menjual produk
dengan label halal
yang jelas yang bisa
menjamin kehalalan
produk makanan dan
minuman
11 Sebelum membeli
produk makanan dan
minuman dari Coffee
Shop saya
mempertimbangkan
kehalalan produk
tersebut terlebih
dahulu.
12 Saya membeli produk
dari Coffee Shop yang
belum memiliki label
halal dikarenakan
3
mengikuti teman.
13 Apakah anda pernah
memperhatikan label
yang bertulisan Arab
atau tulisan Indonesia
saja tanpa standarisasi
dari MUI
14 Menurut anda apakah
bentuk tulisan halal
dengan tulisan arab di
sertai nomor registrasi
mui adalah bentuk
halal yang telah sesuai
Apakah label halal
yang seusai dengan
standar LPPOM MUI
di perlukan pada setiap
produk yang di buat
Apakah anda setuju
dengan adanya label
halal memberikan rasa
aman dan yakin dalam
membeli produk
makanan
Dengan tidak adanya
label halal tersebut
membatalkan niat anda
membeli produk
makanan dan
minuman
Dengan adanya label
halal maka komposisi
bahan yang digunakan
sudah aman.
Variabel Skala
Penelitian No Kuesioner
1 2 3 4 5
(Y)
Keputusan 1 Adanya label halal
Pembelian merupakan hal yang
penting bagi saya
4
dalam memutuskan
untuk membeli
2 Saya memiliki
kecendrungan mencari
informasi produk
tersebut terlebih
dahulu sebelum
memutuskan untuk
membeli.
3 Saya jarang sekali
membeli produk
makanan dan
minuman yang tidak
memiliki label halal.
4 Banyak pertimbangan
dalam membeli produk
halal.
5 Kualitas mutu dan
jaminan halal
merupakan standar
yang saya terapkan
dalam
mempertimbangkan
membeli produk coffe
shop
6 Sebelum membeli
produk di Coffee Shop
saya mensurvey
terlebih dahulu label
halal yang dimiliki
7 Saya lebih memilih
mengunsumsi
makanan dan
minuman di Coffee
Shop yang telah
memiliki label halal
8 Saya akan
menyarankan kepada
teman dan sanak
5
saudara untuk
mengonsumsi produk
Coffee Shop yang
memiliki label halal
9 Label halal
memberikan kepuasan
terhadap konsumen
yang beragama islam
10 Kelengkapan atribut
label halal pada
kemasan produk
berperan penting
dalam penentuan
keputusan pembelian
Pertanyaan Terbuka
Apa yang membuat saudara/I memutuskan untuk membeli produk Coffee Shop
yang belum / sudah memiliki label halal ini ?