Anda di halaman 1dari 30

LAPORAN

PRAKTIK KERJA LAPANGAN (PKL)


di PT.PINDAD (PERSERO)

Jl. Jend. Gatot Subroto No. 517, Sukapura, Kec. Kiaracondong, Kota Bandung

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat menempuh

Uji Kompetensi Jurusan Akuntansi dan Keuangan Lembaga

Periode Januari – April 2020

Disusun Oleh :

Aulya Nisa Agustina


Kelas : XI AKL 1
NIS : 11814211

Kompetensi Keahlian Akuntansi dan Keuangan Lembaga

Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 3 Bandung

Jl. Solontongan No.10 Telp./Fax. (022) 7305529 , 7316483

Bandung 40264
DIVISI TEMPA COR & ALAT PERKERETAAPIAN

LEMBAR PENGESAHAN

Laporan Kegiatan Praktik Kerja Lapangan Tahun Ajaran 2019-2020


Kompetensi Keahlian Akuntansi dan Keuangan Lembaga
Telah disahkan pada tanggal ... April 2020

Oleh :
Aulya Nisa Agustina
11814211
XI Akuntansi dan Keuangan Lembaga 1

Mengetahui :

Pembimbing Sekolah Pembimbing DU/DI

NINA MARDIANA, S.Pd., MM. NGATMAN, S.E


NIP : 197712122009022004 NPP : 05131

Disahkan :

Ketua Kompetensi Keahlian


Akuntansi dan Keuangan Lembaga
SMKN 3 Bandung

Dra. NINING ROHANA


NIP : 196510241988032003

i
DIVISI TEMPA COR & ALAT PERKERETAAPIAN

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur senantiasa saya panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
mengkaruniakan nikmat yang begitu besar,sehingga dapat menyelesaikan Laporan
Praktik Kerja Lapangan (PKL) dengan semestinya.

Laporan ini disusun sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan program
kegiatan PKL dan secara khusus bukti telah melaksanakan dan menyelesaikan Praktik
Kerja Lapangan di PT. Pindad ( Persero ).

Laporan PKL ini dapat selesai dikarenakan dukungan dari berbagai pihak, yang
telah memberikan arahan dan bimbingan sehingga laporan PKL ini dapat terselesaikan
sebagaimana dengan tenggat waktu yang semestinya. Oleh karena itu, pada kesempatan
ini izinkan saya mengucapkan terima kasih banyak kepada:

1. Ibu Dra Euis Purnama M.M.Pd selaku Kepala SMK Negeri 3 Bandung
2. Ibu Dra. Hj. Elin Herlina, M.Mpd selaku Wakasek Bidang Hubin SMK Negeri 3
Bandung yang telah memfasilitasi program Praktik Kerja Lapangan
3. Ibu Dra. Nining Rohana selaku Ketua Kompetensi Keahlian Akuntansi dan
Keuangan Lembaga SMK Negeri 3 Bandung
4. Ibu Teni Julia Somadi, S.Pd selaku Wali Kelas XI AKL 1 yang telah memberikan
bimbingan, arahan, dan dukungan selama terlaksanakannya Praktik Kerja Lapangan
5. Bapak Ngatman, S.E selaku pembimbing pihak perusahaan Unit Tempa Cor dan
Alat Perkeretaapian (TC&AP) Departemen Umum yang telah memberikan
bimbingan, arahan, dan dukungan selama berada di Departemen Umum
6. Bapak Priyo Puji Utomo, S.Psi selaku pembimbing pihak perusahaan Unit Human
Capital dan Pengembangan Organisasi (HCPO) Departemen Pembelajaran dan
Pengembangan Kepemimpinan (PPK) yang telah memberikan bimbingan, arahan,
dan dukungan selama berada di Departemen Pembelajaran dan Pengembangan
Kepemimpinan (PPK)
7. Karyawan PJO PT. Pindad (Persero) khususnya di Unit TC&AP Departemen.
Umum ( Ibu Riri Ivonda Alisa, Bapak Nanang Rohendi ) yang telah memberikan
bimbingan, arahan, dan dukungan selama berada di Departemen Umum
8. Kedua Orang Tua yang senantiasa mendoakan, membimbing, dan memberikan
semangat serta motivasi.

ii
DIVISI TEMPA COR & ALAT PERKERETAAPIAN

9. Semua pihak yang telah membantu, baik secara langsung maupun tidak langsung
sehingga penyusunan Laporan Praktik Kerja Lapangan ini dapat terselesaikan.

Saya menyadari bahwa dalam penulisan laporan PKL ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu besar harapan bagi saya terhadap kritik dan saran yang dapat
membuat saya lebih baik lagi dalam penulisan laporan diwaktu yang akan datang.

Semoga laporan PKL ini memberikan manfaat dan dipergunakan sebagaimana


mestinya.

Bandung, April 2020

Penulis

iii
DIVISI TEMPA COR & ALAT PERKERETAAPIAN

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................................ i


KATA PENGANTAR ....................................................................................................... ii

DAFTAR ISI .................................................................................................................... iv


BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................... 1

A LATAR BELAKANG ..................................................................................... 1


B DASAR HUKUM .......................................................................................... ..2
C MAKSUD DAN TUJUAN .............................................................................. 3

D MANFAAT PRAKTIK KERJA LAPANGAN ................................................4


BAB II GAMBARAN UMUM ........................................................................................ 6

A SEJARAH PERUSAHAAN ............................................................................ 6


B PROFIL PERUSAHAAN .............................................................................. 10
C VISI MISI ....................................................................................................... 10
D TUJUAN DAN SASARAN ........................................................................... 11
E ARTI LOGO PINDAD .................................................................................. 11
F BUDAYA PERUSAHAAN ........................................................................... 13
G STRUKTUR ORGANISASI PT. PINDAD .................................................. 14
BAB III PELAKSANAAN KEGIATAN PKL ................................................................ 15
A METODE PELAKSANAAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN .................. 15
B KEGIATAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN ............................................ 15
C PROSEDUR KEGIATAN ............................................................................. 19
BAB IV PENUTUP ......................................................................................................... 24
A KESIMPULAN .............................................................................................. 24
B SARAN .......................................................................................................... 24
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................... 25

iv
DIVISI TEMPA COR & ALAT PERKERETAAPIAN

BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 9 Tahun 2016 tentang Revitalisasi Sekolah


Menengah Kejuruan (SMK) Dalam Rangka Peningkatan Kualitas dan Daya Saing
Sumber Daya Manusia Indonesia, telah mendorong banyak pihak melakukan
berbagai upaya untuk mewujudkan semangat yang dikandung dalam Inpres
tersebut, yaitu meningkatkan kualitas proses dan hasil pendidikan pada SMK agar
benar-benar menghasilkan lulusan yang berkualitas seperti yang diharapkan.
Proses pembelajaran yang efektif dan efisien, setiap satuan pendidikan
melakukan penyusunan program pembelajaran. Pelaksanaan program
pembelajaran dapat berlangsung di sekolah, di lingkungan keluarga, dan di
masyarakat. Pembelajaran yang secara khusus diprogramkan untuk
diselenggarakan di masyarakat antara lain berupa Praktik Kerja Lapangan (PKL).
Program PKL disusun bersama antara sekolah dan masyarakat (Institusi
Pasangan/ Industri) dalam rangka memenuhi kebutuhan peserta didik, sekaligus
merupakan wahana bagi dunia kerja (DU/DI) untuk berkontribusi dalam upaya
pengembangan sumber daya manusia melalui pendidikan di SMK.
Proses pembelajaran diselenggarakan dengan berbasis aktivitas secara
interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, dan memotivasi peserta didik.
Selain itu proses pembelajaran juga memberikan ruang untuk berkembangnya
keterampilan abad 21 yaitu kreatif, berpikir kritis, penyelesaian masalah,
kolaborasi, dan komunikasi yang memberikan peluang bagi pengembangan
prakarsa dan kemandirian sesuai dengan minat, bakat, dan perkembangan
psikologis peserta didik. Karakteristik proses pembelajaran disesuaikan dengan
karakteristik program keahlian yang berada pada bidang keahlian yang dilakukan
di sekolah/madrasah, di dunia kerja (Dunia Usaha Dan Dunia Industri, disingkat
DUDI ) atau gabungan dari keduanya. Pelaksanaan proses pembelajaran
melibatkan DUDI terutama melalui model penyelenggaraan Praktik Kerja
Lapangan.

1
DIVISI TEMPA COR & ALAT PERKERETAAPIAN

Praktik Kerja Lapangan yang selanjutnya disebut PKL adalah kegiatan


pembelajaran yang dilakukan di DUDI dan/atau lapangan kerja lain untuk
penerapan, pemantapan, dan peningkatan kompetensi. Pelaksanaan PKL
melibatkan praktisi ahli yang berpengalaman di bidangnya untuk memperkuat
pembelajaran dengan cara pembimbingan peserta didik saat praktik kerja
lapangan.

B. DASAR HUKUM

1. Undang – Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan


Nasional.
2. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 13 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua atas Peraturan
Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.
3. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 41 Tahun 2015 tentang
Pembangunan Sumber Daya Industri.
4. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 87 Tahun 2017 tentang
Penguatan Pendidikan Karakter.
5. Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 03/M-IND/PER/1/2017 tentang
Pedoman Pembinaan dan Pengembangan Sekolah Menengah Kejuruan
Berbasis Kompetensi yang Link and Match dengan Industri.
6. Peraturan Menteri Tenaga Kerja Nomor 36 tahun 2016 tentang
Penyelenggaraan Pemagangan di Dalam Negeri.

2
DIVISI TEMPA COR & ALAT PERKERETAAPIAN

C. MANFAAT DAN TUJUAN

Program PKL disusun bersama antara SMK dan DU/DI yang menjadi
Institusi/Industri Pasangan (IP) dalam pelaksanaan PKL untuk memenuhi
kebutuhan peserta didik sebagai peserta PKL, sekaligus merupakan wahana
berkontribusi bagi DU/DI terhadap upaya peningkatan kualitas pendidikan di
SMK.
Tujuan PKL antara lain sebagai berikut.
1. Memberikan pengalaman kerja langsung (real) kepada peserta didik dalam
rangka menanamkan (internalize) iklim kerja positif yang berorientasi pada
peduli mutu proses dan hasil kerja.
2. Memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk membangun dan
mengembangkan kepribadiannya yang berkarakter sesuai dengan nilai-nilai
positif yang tumbuh dan diperlukan oleh masyarakat, khususnya di dunia kerja
yang ditekuni.
3. Menanamkan etos kerja yang tinggi bagi peserta didik untuk memasuki dunia
kerja sesuai tuntutan pasar kerja global.
4. Memenuhi hal-hal yang belum dipenuhi sekolah agar mencapai keutuhan
standar kompetensi lulusan.
5. Mengaktualisasikan salah satu bentuk aktivitas dalam penyelenggaraan Model
Pendidikan Sistem Ganda (PSG) antar SMK dan Institusi Pasangan yang
memadukan secara sistematis dan sistemik program pendidikan di sekolah
(SMK) dan program pelatihan penguasaan keahlian di dunia kerja (DU/DI).

3
DIVISI TEMPA COR & ALAT PERKERETAAPIAN

D. MANFAAT PRAKTIK KERJA LAPANGAN

1. Manfaat bagi peserta didik


a. Mengaplikasikan dan meningkatkan ilmu yang telah diperoleh di sekolah.
b. Menambah wawasan mengenai dunia kerja khususnya berupa pengalaman
kerja langsung (real) dalam rangka menanamkan iklim kerja positif yang
berorientasi pada peduli mutu proses dan hasil kerja.
c. Menambah dan meningkatkan kompetensi serta menanamkan etos kerja yang
tinggi sesuai budaya industri.
d. Memperkuat kemampuan produktif sesuai dengan kompetensi keahlian yang
dipelajari.
e. Mengembangkan kemampuan sesuai dengan bimbingan/arahan pembimbing
industri dan dapat berkontribusi kepada dunia kerja.
f. Memperkuat kepribadiannya yang berkarakter sesuai dengan tuntutan nilai-
nilai yang tumbuh dari budaya industri

2. Manfaat bagi sekolah


a. Terjalinnya hubungan kerja sama yang saling menguntungkan antara sekolah
dengan dunia kerja.
b. Meningkatkan kualitas lulusan melalui pengalaman kerja langsung selama
PKL.
c. Meningkatkan relevansi dan efektivitas program sekolah melalui sinkronisasi
kurikulum, proses pembelajaran, teaching factory, dan pengembangan sarana
dan prasarana praktik berdasarkan hasil pengamatan di tempat PKL.
d. Merealisasikan program penguatan pendidikan karakter berbasis masyarakat
secara terencana dan implementatif, khususnya nilai-nilai karakter budaya
industri sebagai salah satu bentuk implementasi Peraturan Presiden Nomor 87
Tahun 2017 tentang Peningkatan Pendidikan Karakter.
e. Meningkatkan kualitas lulusan.

4
DIVISI TEMPA COR & ALAT PERKERETAAPIAN

3. Manfaat bagi dunia kerja


a. Dunia Kerja (DUDI) lebih dikenal oleh masyarakat, khususnya masyarakat
sekolah sehingga dapat wahana dalam promosi produk.
b. Adanya masukan yang positif dan konstruktif dari SMK untuk perkembangan
DUDI
c. Dunia Kerja/DUDI dapat mengembangkan proses dan/atau produk melalui
optimalisasi peserta PKL.
d. Mendapatkan calon tenaga kerja yang berkualitas sesuai dengan kebutuhannya.
e. Meningkatkan citra positif DUDI karena dapat berkontribusi terhadap dunia
pendidikan sebagai implementasi dari Instruksi Presiden Nomor 9 Tahun
2016.

5
DIVISI TEMPA COR & ALAT PERKERETAAPIAN

BAB II

GAMBARAN UMUM

A. SEJARAH PERUSAHAAN

Pada tahun 1808, William Herman Daendels, Gubernur Jenderal Belanda


yang tengah berkuasa saat itu mendirikan bengkel untuk pengadaan,
pemeliharaan dan perbaikan alat-alat perkakas senjata Belanda
bernama Contructie Winkel (CW) di Surabaya dan inilah awal mulanya PT.
Pindad (Persero) sebagai satu-satunya industri manufaktur pertahanan di
Indonesia. Selain bengkel senjata, Daendels kala itu juga mendirikan bengkel
munisi berkaliber besar bernama Proyektiel Fabriek (PF) dan laboratorium
Kimia di Semarang. Kemudian, pemerintah kolonial Belanda pun mendirikan
bengkel pembuatan dan perbaikan munisi dan bahan peledak untuk angkatan
laut mereka yang bernama Pyrotechnische Werkplaats (PW) pada tahun 1850 di
Surabaya.

Pada tanggal 1 Januari 1851, CW diubah namanya menjadi Artilerie


Constructie Winkel (ACW). Kemudian pada tahun 1961, dua bengkel
persenjataan yang berada di Surabaya, ACW dan PW disatukan di bawah
bendera ACW. Kebijakan penggabungan ini, menjadikan ACW mempunyai tiga
instalasi produksi yaitu; unit produksi senjata dan alat-alat perkakasnya (Wapen
Kamer), munisi dan barang-barang lain yang berhubungan dengan bahan
peledak (Pyrotechnische Werkplaats), serta laboratorium penelitian bahan-bahan
maupun barang-barang hasil produksi.

Perang Dunia I pada pertengahan 1914, melibatkan banyak Negara Eropa,


termasuk Belanda. Demi kepentingan strategis, pemerintah kolonial Belanda pun
mulai mempertimbangkan relokasi sejumlah instalasi penting yang dinilai lebih
aman. Bandung dinilai tepat sebagai tempat relokasi yang baik karena selain
kontur daerahnya berupa perbukitan dan pegunungan yang bisa dijadikan
bentang pertahanan alami terhadap serangan musuh, posisi Bandung juga sangat
strategis karena sudah memiliki sarana transportasi darat yang memadai, dilalui
oleh Jalan Raya Pos (De Grote Postweg) dan dilalui jalur kereta api Staats
Spoorwegen •kota Bandung juga berada tidak jauh dengan pusat pemerintahan
Hindia Belanda, Batavia. ACW dipindahkan pertama kali ke Bandung, pada
rentang waktu 1918-1920. Pada tahun 1932, PW dipindahkan ke Bandung,
bergabung bersama ACW dan dua instalasi persenjataan lain yaitu Proyektiel
Fabriek (PF) dan laboratorium Kimia dari Semarang, serta Institut Pendidikan
Pemeliharaan dan Perbaikan Senjata dari Jatinegara yang direlokasi ke Bandung

6
DIVISI TEMPA COR & ALAT PERKERETAAPIAN

dengan nama baru, Geweemarkerschool. Keempat instalasi tersebut dilebur di


bawah benderta Artilerie Inrichtingen (AI).

Di era pendudukan Jepang, AI tidak mengalami perubahan, penambahan


instalasi, maupun proses produksinya. Perubahan hanya berada pada segi
perubahan administrasi dan organisasi sesuai dengan sistem kekuasaan militer
Jepang. Perubahan pun terjadi di segi nama menjadi Daichi Ichi Kozo untuk
ACW, Dai Ni Kozo untuk Geweemarkerschool, Dai San Kozo untuk PF, Dai Shi
Kozo untuk PW, serta Dai Go Kazo untuk Monrage Artilerie, instalasi pecahan
ACW.

Pada saat Jepang menyerah kepada Sekutu dan terjadi kekosongan kekuasaan
di Indonesia, Soekarno-Hatta memproklamasikan kemerdekaan Republik
Indonesia. Beragam upaya terjadi guna merebut instalasi-instalasi pertahanan di
kota Bandung. Pada akhirnya, tanggal 9 Oktober 1945, Laskar Pemuda Pejuang
berhasil merebut ACW dari tangan Jepang dan menamakannya Pabrik Senjata
Kiaracondong.

Pendudukan pemuda tidak berlangsung lama, karena sekutu kembali ke


Indonesia dan mengambil alih kekuasaan. Pabrik Senjata Kiaracondong dibagi
menjadi dua pabrik. Pabrik pertama yang terdiri dari ACW, PF, dan PW
digabungkan menjadi Leger Produktie Bedrijven (LPB), serta satu pabrik lain
yang bernama Central Reparatie Werkplaats, yang sebelumnya
bernama Geweemarkerschool. Hasil Konferensi Meja Bundar (KMB) di Den
Haag, Belanda menyatakan bahwa Belanda mengakui kedaulatan Indonesia
kepada Republik Indonesia Serikat (RIS) pada tanggal 27 Desember 1949.
Seiring dengan hal itu, Belanda harus menyerahkan asset-asetnya secara
bertahap pada pemerintahan Indonesia di bawah pimpinan Presiden Soekarno
termasuk LPB. LPB kemudian diganti namanya menjadi Pabrik Senjata dan
Mesiu (PSM) yang pengelolaannya diserahkan kepada Tentara Nasional
Indonesia Angkatan Darat (TNI-AD). Sejak saat itu PSM mulai melakukan
serangkaian percobaan untuk membuat laras senjata dan berhasil memproduksi
laras senjata berkaliber 9mm dan pada bulan November 1950, PSM berhasil
membuat laras dengan kaliber 7,7 mm.

PSM mengalami krisis tenaga ahli karena para pekerja asing harus kembali ke
negara asalnya berdasarkan Peraturan Pemerintah. Oleh karena itu terjadi
sentralisasi organisasi dengan merampingkan lini produksi dari 13 menjadi 6 lini
dengan lini baru Munisi Kaliber Kecil (MKK) yang baru dibentuk. PSM juga
melakukan modernisasi pabrik dengan membeli mesin-mesin baru untuk
pembuatan senjata dan munisi, suku cadang, material, dan alat perlengkapan
militer lainnya. Delapan tahun berjalan, PSM pun diubah namanya menjadi
Pabrik Alat Peralatan Angkatan Darat (Pabal AD) pada tanggal 1 Desember
1958. Pabal AD bukan sekedar memperoduksi senjata dan munisi saja namun

7
DIVISI TEMPA COR & ALAT PERKERETAAPIAN

juga peralatan milter yang lain, untuk mengurangi ketergantungan peralatan


militer Indonesia pada negara lain. Banyak pemuda potensial yang dikirim ke
luar negeri untuk mempelajari persenjataan dan balistik. Di era Pabal AD ini,
terjadi beberapa perkembangan dalam bidang teknologi persenjataan. Pabal AD

menjalin kerjasama dengan perusahaan senjata Eropa untuk pembelian dan


pembangunan satu unit pabrik senjata, yang berhasil membangun pabrik senjata
ringan. Keberhasilan itu membuat Pabal AD menjadi badan pelaksana utama di
kalangan TNI-AD sebagai instalasi industri. Berbagai produk pun berhasil
diproduksi Pabal AD. Di era ini pula, pemerintah Belanda
menyerahkan Cassava Factory, pabrik tepung ubi kayu yang berada di Turen,
Malang, Jawa Timur, •yang kemudian menjadi lokasi Divisi Munisi PT Pindad
(Persero).

Sekitar tahun 1962, nama Pabal AD diubah menjadi Perindustrian TNI


Angkatan Darat (Pindad). Tahapan pengembangan di era Pindad lebih berfokus
pada tujuan pembinaan yang disesuaikan dengan prinsip-prinsip pengelolaan
terpadu dan kemajuan teknologi mutakhir. Proses produksi Pindad pun
dilakukan untuk mendukung kebutuhan TNI AD. Serangkaian percobaan dan
evaluasi pembuatan senjata baru pun dilakukan dan menghasilkan berbagai Surat
Keputusan dari Angkatan Bersenjata untuk memakai senjata Pindad sebagai
senjata standar mereka. Setelah itu, senjata pun diproduksi secara massal.
Pada awal tahun 1972, pemerintah Indonesia melakukan penataan departemen,
termasuk Departeman Pertahanan dan Keamanan (Hankam). Karena itu Pindad
pun berubah nama menjadi Kopindad (Komando Perindustrian TNI Angkatan
Darat) pada tanggal 31 Januari 1972. Perubahan terjadi hanya pada komando
utama pembinaan yaitu unsur penyelenggara kepemimpinan dan pengelolaan
kebijakan teknik. Reorganisasi ini berdampak positif terhadap kinerja yang
semula dianggap lamban menjadi lincah, bergairah dan dinamis. Dan Pusat
Karya yang dirubah menjadi PT Purna Shadana (Pursad) memiliki keleluasaan
untuk meningkatkan produksi kekaryaan untuk mendukung swasembada dan
mengurangi ketergantungan terhadap luar negeri.

Pada saat Operasi Seroja TNI-AD untuk pembebasan Timor Timur dari
penjajahan Portugal persenjataan Pindad banyak mengalami kendala di lapangan
sehingga pada tahun 1975 Kopindad menarik kembali sebanyak 69.000 pucuk
senjata yang telah diserahkan kepada TNI-AD. Selanjutnya Kopindad melalukan
transformasi dan modifikasi terhadap beberapa senjata antara lain SMR Madsen
Setter MK III Kaliber 30mm long menjadi SPM.1 kaliber 7,62mm yang
diproduksi sebanyak 4.550 pucuk dan membuat desain senjata senapan SS77
Kaliber 223. Dalam perkembangan selanjutnya, sebagai realisasi Keputusan
Menteri Pertahanan dan Keamanan/Panglima Angkatan Bersenjata No.
Kep/18/IV/1976 tertanggal 28 April 1976 tentang Pokok-pokok Organisasi dan
Prosedur Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat nama Kopindad
dikembalikan menjadi Pindad. Pindad berubah dari komando utama pembinaan
menjadi badan pelaksana utama di lingkungan TNI-AD. Seiring perubahan

8
DIVISI TEMPA COR & ALAT PERKERETAAPIAN

tersebut Pindad diharapkan dapat mengembangkan kemampuan teknologi dan


produktivitasnya dalam memenuhi kebutuhan logistik TNI-AD sehingga
mengurangi ketergantungan pada luar negeri. Selain itu diharapkan juga dapat
mengembangkan sarana prasarana non-militer yang dapat menunjang

pembangunan nasional di bidang pertanian, perkebunan, pertambangan, industri


dan transportasi baik untuk instansi pemerintah, swasta maupun masyarakat luas.

Pada Tahun 1980-an pemerintah Indonesia semakin gencar menggalakkan


program alih teknologi, saat inilah muncul gagasan untuk mengubah status
Pindad menjadi perusahaan berbentuk perseroan terbatas. Berdasarkan
keputusan Presiden RI No.47 Tahun 1981, Badan Pengkajian Penerapan
Teknologi (BPPT) yang sudah berdiri sejak tahun 1978, harus lebih
memperhatikan proses transformasi teknologi yang ditetapkan pemerintah
Indonesia itu, termasuk pengadaan mesin-mesin untuk kebutuhan Industri.
Perubahan status Pindad dilatarbelakangi oleh keterbatasan ruang gerak Pindad
sebagai sebuah industri karena terikat peraturan-peraturan dan ketergantungan
ekonomi pada anggaran Dephankam sehingga tidak dapat mengembangkan
kegiatan produksinya. Selain itu, Pindad pun dinilai membebani Dephankam
karena biaya penelitian dan pengembangan serta investasi yang cukup besar.
Karena itu Dephankam menyarankan pemisahan antara war making
activities dan war support activities. Kegiatan Pindad memproduksi prasarana
dan perlengkapan militer adalah bagian war support activities sehingga harus
dipisahkan dari Dephankam dan menjadi perseroan terbatas yang sahamnya
dimiliki oleh pemerintah Indonesia.

Ketua BPPT saat itu Prof. DR. Ing. B.J. Habibie kemudian membentuk
Tim Corporate Plan (Perencana Perusahaan) Pindad melalui Surat Keputusan
BPPT No. SL/084/KA/BPPT/VI/1981. Tim Corporate Plan diketuai langsung
oleh Habibie dan terdiri dari unsur BPPT dan Departemen Hankam.
Sebagai sebuah perusahaan Pindad diharapkan dapat memproduksi peralatan
militer yang dibutuhkan secara efisien dan menghasilkan produk-produk
komersial berorientasi bisnis. Dan memiliki biaya serta anggaran sendiri untuk
pengembangan, penelitian dan investasi serta mengembangkan profesionalisme
industrinya.

Berdasarkan hasil kajian dari Tim Corporate Plan diputuskan komposisi


produksi Pindad adalah 20% produk militer dan 80% komersial atau non militer.
Tugas pokok Pindad adalah menyediakan dan memproduksi produk-produk
kebutuhan Dephankam seperti munisi ringan, munisi berat, dan peralatan militer
lain untuk menghilangkan ketergantungan terhadap pihak lain. Tugas pokok
kedua adalah memproduksi produk-produk komersial seperti mesin perkakas,
produk tempa, air brake system, perkakas dan peralatan khusus pesanan.
Pada 29 April 1983, Perindustrian Angkatan Darat resmi beralih status dari
Institusi yang sebelumnya di bawah naungan Departemen Pertahanan dan
Keamanan menjadi Perseroan Terbatas (PT), dengan nama baru sebagai

9
DIVISI TEMPA COR & ALAT PERKERETAAPIAN

PT. Pindad (Persero). Kata Pindad dibelakang kata PT bukan merupakan


singkatan melainkan kedudukannya utuh sebagai sebuah nama. Selaku Direktur
Utama, Menteri Keuangan menunjuk Prof. Dr. Ing. B.J Habibie. Tanggal 29
April 1983 ini diperingati sebagai hari ulang tahun Pindad sampai saat ini.

B. PROFIL PERUSAHAAN

PT. Pindad adalah perusahaan industri dan manufaktur yang bergerak dalam
pembuatan produk militer dan komersial di Indonesia dan mempekerjakan
sekitar 3000 karyawan

Nama Perusahaan : PT. PINDAD (PERSERO)


Alamat Perusahaan : Jl. Jenderal Gatot Subroto No. 517, Sukapura,
Kec. Kiaracondong, Kota Bandung, Jawa Barat,
Indonesia 40285
No. Telp/Fax : (022) 7312073 / (022) 7301222
Kantor Pusat : Bandung
Kantor Cabang : Jakarta & Turen (Malang)
E-mail : info@pindad.com
Website : www.pindad.com
Bidang Usaha : Industri Produk Militer
CEO : Abraham Mose (Agustus 2016-)
Didirikan : 1 Januari 1808
Jenis : BUMN / Perseroan Terbatas
Industri : Pertahanan
Pendiri : Herman Willem Daendels (Gubernur Jenderal Hindia Belanda)

C. VISI DAN MISI

1. VISI PT. PINDAD (PERSERO)


Menjadi produsen peralatan pertahanan dan keamanan terkemuka di Asia
pada tahun 2023, melalui upaya inovasi produk dan kemitraan strategik.
2. MISI PT. PINDAD (PERSERO)
Melaksanakan usaha terpadu di bidang peralatan pertahanan dan keamanan
serta peralatan industrial untuk mendukung pembangunan nasional dan secara
khusus untuk mendukung pertahanan dan keamanan negara.

10
DIVISI TEMPA COR & ALAT PERKERETAAPIAN

D. TUJUAN DAN SASARAN

1. TUJUAN PT. PINDAD (PERSERO)


Mampu menyediakan kebutuhan Alat Utama Sistem Persenjataan secara
mandiri, untuk mendukung penyelenggaraan pertahanan dan keamanan
Negara Republik Indonesia.

2. SASARAN PT. PINDAD (PERSERO)


Meningkatkan potensi perusahaan untuk mendapatkan peluang usaha yang
menjamin masa depan perusahaan melalui sinergi internal dan eksternal

E. ARTI LOGO PINDAD

a) Pengertian
Lambang PT. Pindad (Persero) adalah lambang perusahaan berupa senjata
cakra dengan bintang bersudut lima dan bertuliskan PINDAD.

11
DIVISI TEMPA COR & ALAT PERKERETAAPIAN

b) Arti dan Makna Lambang

1. Cakra, adalah senjata pamungkas prabu kresna yang memiliki


kemampuan untuk menghancurkan dan/atau sebaliknya menambarkan
(menetralisir) bahaya atau senjata yang datang mengancam, sehingga
dengan demikian memiliki potensi untuk mendukung perang ataupun
menciptakan kedamaian.
2. Bintang bersudut lima (segi lima), melambangkan bahwa bergerak dan
lajunya PT. PINDAD (Persero) Bandung berdasarkan Pancasila,
falsafah/dasar/ideologi Bangsa dan Negara Indonesia untuk ikut serta
dalam mewujudkan terjadinya masyarakat yang adil dan makmur.
3. Pisau frais, melambangkan industri dengan :
a. Empat (4) buah lubang api, melambangkan kemampuan
teknologinya untuk mengelola, meniru, merubah dan mencipta
sesuatu bahan/produk.
b. Delapan (8) buah pisau cakra, melambangkan kemampuan untuk
memproduksi sarana militer atau HANKAM dan sarana
sipil/komersial dalam rangka ikut serta mendukung terciptanya
ketahanan Nasional Bangsa Indonesia yang bertumpu pada delapan
Gatra (aspek).
c. Batang dan ekor, melambangkan pengendalian gerak dan laju PT.
PINDAD (Persero) Bandung secara berdaya dan berhasil, serta
empat (4) helai sirip ekor melambangkan keserasian gerak antara
unsur-unsur manusia, modal, metode dan pemasaran.
d. Warna, biru laut senjata cakra melambangkan keagungan Tuhan
Yang Maha Esa, dan kuning emas pada bintang dan tulisan
“PINDAD” melambangkan perdamaian, persahabatan, dan aktivitas
kerja.

Arti secara keseluruhan :


Dengan memproduksi sarana Hankam dan Komersial, Perusahaan
melaksanakan misi strategisnya sebagai industri perang dan industri
damai.

12
DIVISI TEMPA COR & ALAT PERKERETAAPIAN

F. BUDAYA PERUSAHAAN

1. Jujur
- Jujur dalam sikap, kata, dan tindakan
- Bebas dari kepentingan (vested interest)
- Menjaga integritas di setiap aspek

2. Belajar
- Belajar tanpa henti, mengajari tanpa henti
- Terus mengembangkan diri
- Melakukan perbaikan berkelanjutan

3. Unggul
- Menjaga keunggulan mutu, harga, waktu
- Berdaya saing tinggi
- Mampu menjadi pemain global

4. Selamat
- Menjunjung tinggi aspek Keselamatan dan Kesehatan Kerja dan menjaga
Lingkungan Hidup
- Menaati hukum dan perundang-undangan
- Menjalankan prinsip Good Corporate Governance (GCG)

13
DIVISI TEMPA COR & ALAT PERKERETAAPIAN

G. STRUKTUR ORGANISASI PT. PINDAD (PERSERO)

14
DIVISI TEMPA COR & ALAT PERKERETAAPIAN

BAB III

PELAKSANAAN KEGIATAN PKL

A. METODE PELAKSANAAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN

Waktu dan tempat kegiatan Praktik Kerja Lapangan (PKL) adalah mulai dari
tanggal 13 Januari 2020 s/d 10 April 2020. Dengan jam kerja sebagai berikut.

Senin : 07.15 – 11.30 / 12.30 – 15.30


Selasa s/d Kamis : 08.00 – 11.30 / 12.30 – 15.30
Jum’at : 08.00 – 11.00 / 13.00 – 15.30

Hari kerja efektif menyesuaikan dengan hari kerja yang diberlakukan oleh
instansi/perusahaan.

B. METODE PELAKSANAAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN

Kegiatan Praktik Kerja Lapangan :


1. Mengecek E-mail (Zimbra), E-Filling
2. Mendisposisi Surat Masuk
3. Mendata :
a. Inventarisasi Aset Tetap
b. Kode komputer di Diklat
4. Memback up data
5. Melegalisir :
a. Surat permohonan PKL
b. Laporan mahasiswa magang
c. Sertifikat siswa PKL
6. Mengangkat Telepon
7. Pindad Sport

15
DIVISI TEMPA COR & ALAT PERKERETAAPIAN

8. Monitoring :
a. Rencana Belanja Modal (Aset Tetap)
b. E-Slip Gaji
c. Realisasi Pencapaian Produksi
d. Pengendalian Resiko
e. Verifikasi berkas perwab
f. Kartu Piutang & Utang
g. Data permintaan pembelian yang belum dibayar
h. Data Sertifikat Magang
i. E-mail (Zimbra), E-Filling
j. Hasil Evaluasi Pelatihan
k. Pelayanan pegawai keluar komplek (HRIS)
l. Laporan Realisasi Anggaran
m. Daftar hadir pelatihan
n. Laporan Mahasiswa Magang
o. Perwab kas kecil
p. Alat keselamatan kerja
q. Apel pagi
r. Penerimaan DSK
s. Shift pegawai
9. Menyusun :
a. Arsip Bukti Kas Keluar,
b. Arsip Rincian SPPD
c. Arsip Surat Masuk, Surat Keluar
d. Arsip Nota Dinas
e. Anggaran pelatihan kerja
f. Proposal pelatihan kerja
g. Sertifikat pelatihan kerja
h. ATK
10. Menginput :
a. Data Pelatihan Perusahaan
b. Data Ukuran Kaos Hari Ulang Tahun Perusahaan
c. Data Penggajian Lembur
d. Agenda PKL
e. Data inventarisasi Aset Tetap

16
DIVISI TEMPA COR & ALAT PERKERETAAPIAN

f. Potongan DSK

11. Membuat :
a. Surat undangan untuk Aanwijzing
b. Blangko DSK
c. Nota Dinas
d. Surat Perintah Perjalanan Dinas (HRIS)
e. Aturan laporan PKL
f. Surat pengajuan uang muka
g. Pengajuan komputer rusak (Helpdesk)
h. Surat Perintah Perjalanan Dinas
i. Surat Pengantar
j. Rincian biaya Surat Perintah Perjalanan Dinas
12. Mendokumentasikan pelatihan calon pegawai
13. Melaminating berkas Diklat
14. Penjamuan rapat pegawai, tamu
15. Menulis agenda calon PKL
16. Pelayanan calon PKL
17. Digitalisasi :
a. Surat masuk, surat keluar
b. Sertifikat pelatihan kerja
c. Berkas perwab
d. Anggaran pelatihan
e. Bukti Kas Keluar
18. Penarikan uang perwab di kasir
19. Menghitung rincian biaya perwab
20. Membayar uang sewa di kasir
21. Mencetak surat perintah
22. Pengenalan struktur organisasi

17
DIVISI TEMPA COR & ALAT PERKERETAAPIAN

23. Menggandakan :
a. Bukti Kas Keluar
b. Berkas inventarisasi Aset Tetap
c. Surat permohonan anggaran pelatihan
d. Surat masuk, surat keluar
e. Berkas perwab
f. Berkas anggaran honor pelatihan
g. Berkas disposisi
h. Nota dinas
i. Data persediaan
j. Daftar hadir rapat
k. Format PKL
l. Nota ATK
m. Evaluasi pelatihan
n. Modul pelatihan
o. Notulen rapat
24. Merekap :
a. Data inventarisasi aset tetap
b. Data pelatihan kerja perusahaan
c. Data Ukuran Kaos Hari Ulang Tahun Perusahaan
d. Pembelian barang & Propylaxis
25. Mengekspedisi :
a. Bukti Kas Keluar
b. Surat Keluar
c. Nota Dinas
d. Berkas perwab
e. Barang titipan Diklat
f. Pembelian barang
g. Rincian biaya Surat Perintah Perjalanan Dinas
26. Mempersiapkan ATK pelatihan
27. Mengirim data lewat E-mail (Zimbra)
28. Mengagendakan :
a. Surat masuk, surat keluar
b. Nota dinas
c. Surat kerahasiaan informasi
d. Surat Perintah
29. Simulasi Apk Tes Potensi Akademik (TPA) Online

18
DIVISI TEMPA COR & ALAT PERKERETAAPIAN

C. PROSEDUR KEGIATAN

No. Kegiatan Langkah - Langkah


1. Buka Google Chrome.
2. Buka Apk Zimbra.
Mengecek E-mail 3. Mengetik Username dan
1. Password => enter
(Zimbra)
4. Mencari di kotak masuk
apakah ada E-mail yang
masuk atau tidak
1. Buka Google Chrome
2. Buka Apk E-Filling
Mengecek E-Filling Pindad
2. 3. Mengetik Username dan
Password => enter
4. Mencari apakah ada surat
masuk atau tidak.
1. Buka App Scan yang
tersedia di
Digitalisasi perusahaan. Pastikan
3. mesin scan sudah
menyala dan kabel
scan terhubung ke
komputer
2. Pilih tempat yang
akan disimpannya
file hasil scan => ok
3. Masukkan kertas
yang akan di scan
kedalam mesin scan,
lalu klik scan pada
komputer
1. Ambil bantex dan
perforator.
4. 2. Lubangi sisi sebelah kiri
Mengarsip
dokumen.
3. Susun dokumen sesuai
urutan nomor surat.
1. Buka file “Nota Dinas”
yang telah disediakan
perusahaan di Microsoft
Word.
5. Membuat Nota Dinas
2. Isi format surat sesuai
dengan pengajuan yang
sudah disepakati oleh
General Manager/Vice
Presiden maupun

19
DIVISI TEMPA COR & ALAT PERKERETAAPIAN

Manager bagian
Departemen
3. Ctrl+P untuk mencetak
(dicetak sebanyak 4buah)
4. Meminta tandatangan ke
pihak departemen selaku
yang bertanggung jawab
5. Mengagendakan Nota
Dinas ke Buku Agenda
Nota Dinas,
6. Menulis ekspedisi Nota
Dinas di Buku Ekspedisi
7. Nota Dinas diberikan ke
Divisi Satuan
Pengawasan Internal,
Jaga Harian, dan
Resepsionis. Sisanya
dijadikan sebagai arsip.

1. Ambil bantex Potongan


DSK.
2. Buka file “DSK” yang
telah disediakan
perusahaan di Microsoft
Excel.
3. Input data sesuai dengan
masing-masing surat
tagihan, yaitu Nomor
Pokok Pegawai, Nama
Menginput data Potongan DSK Pegawai, jumlah
6.
di Microsoft Excel. potongan DSK, dan uang
jumlah meminjam dari
hasil potongan DSK
4. Klik save.
*Potongan DSK biasanya
dipakai pegawai untuk
keperluan hal mendadak
yang nominalnya sudah
ditentukan oleh
perusahaan seperti;Biaya
untuk Yang
Bersangkutan
Dirawat,biaya untuk
menjenguk orangtua,
biaya anak yang dirawat,
dan sebagainya.

20
DIVISI TEMPA COR & ALAT PERKERETAAPIAN

1. Buka Google Chrome


2. Buka Apk HRIS (Human
Resources Integrated
System) yang disediakan
oleh perusahaan
3. Mengetik username dan
password => enter
Membuat Surat Perintah 4. Klik Laporan => SPPD
Perjalanan Dinas 5. Isi sesuai format yang
7.
tersedia seperti: Dasar
(SPPD) SPPD (biasanya
memakai nota dinas),
Tujuan tempat pergi
dinas, perihal pergi dinas,
kendaraan yang dipakai,
tanggal keberangkatan
dan tanggal pulang
(apabila pegawai
menginap,pada status
akomodasinya mengklik
perwab untuk dibiayai.
Apabila tidak menginap
mengklik status
akomodasinya tidak
ada),Pendelegasian, lalu
Ketik Nomor Pokok
Pegawai yang berangkat
dinas(otomatis akan
menampilkan nama
pegawai, jabatan
pegawai, dan golongan
pegawai)
6. Untuk pegawai kontrak
yang berangkat
dinas,mengetik Nomor
Pokok Pegawai dengan
99999 dan secara manual
mengisi nama pegawai,
jabatan pegawai, dan
golongan pegawai
7. Apabila semua sudah
terisi, klik submit.

*Jika yang berangkat


dinas adalah Manager
bagian Departemen dan
karyawan, SPPD
didelegasikan oleh
VP/GM bagian divisi.

*Jika yang berangkat


dinas adalah VP/GM,

21
DIVISI TEMPA COR & ALAT PERKERETAAPIAN

SPPD didelegasikan oleh


bagian Sekretaris
Perusahaan (Sesper)

8. Klik Approve => SPPD


=> ceklis SPPD yang
telah terkirim lalu Print
(untuk SPPD yang
didelegasikan oleh
VP/GM)

*Apabila SPPD
didelegasikan oleh
bagian Sesper, maka kita
tidak bisa mengapprove
SPPD sendiri. Dalam hal
lain, SPPD harus
menunggu diapprove
oleh bagian Sesper, lalu
Print

*SPPD hanya boleh


dibuat oleh bagian biro
umum saja, tidak boleh
dibuat tanpa
sepengetahuan bagian
biro umum dan yang
bersangkutan.
1. Buka Google Chrome
2. Buka Apk HRIS (Human
Resources Integrated
System) yang disediakan
oleh perusahaan
Pelayanan pegawai keluar 3. Klik laporan => keluar
8.
komplek komplek
4. Ketik Nomor Pokok
Pegawai (otomatis akan
menampilkan nama
pegawai, jabatan
pegawai, dan golongan
pegawai), klik izin keluar
komplek karena
keperluan perusahaan,
serta tujuan detail keluar
komplek => klik submit

22
DIVISI TEMPA COR & ALAT PERKERETAAPIAN

1. Buka E-mail untuk


menerima pesan dari tiap
divisi mengenai ukuran
kaos HUT Perusahaan
Menginput Data ukuran 2. Ketika ada E-mail masuk
9.
kaos Hari Ulang Tahun dari tiap divisi, kita harus
langsung membuat
Perusahaan rekapitulasi di Ms. Excel
3. Data dan Rekapitulasi
lalu di-Print dan
dimasukkan kedalam
map tiap divisi yang
tersedia.

1. Menulis manual
inventarisasi aset tetap
10. Menginput data dengan memperhatikan
inventarisasi aset tetap kode aset tetap yang
ditetapkan perusahaan,
nama aset tetap, dan
memperhatikan masih
layak pakai atau tidaknya
kualitas aset tetap
2. Kemudian diinput ke
komputer untuk
dijadikan arsip, lalu
direkap seberapa banyak
aset tetap yang masih
layak pakai ataupun yang
perlu diperbaiki.

23
DIVISI TEMPA COR & ALAT PERKERETAAPIAN

BAB IV

PENUTUP

A. KESIMPULAN

PT. Pindad adalah perusahaan industri dan manufaktur yang bergerak dalam
pembuatan produk militer dan komersial di Indonesia
Saya mengucapkan terima kasih banyak kepada seluruh pihak yang telah
memberikan kesempatan kepada saya untuk melaksanakan Praktik Kerja
Lapangan (PKL) dan sempat menjadi bagian dari PT. PINDAD (Persero)
khususnya Divisi Human Capital & Pengembangan Organisasi (HCPO)
Departemen Pembelajaran dan Pengembangan Kepemimpinan (PPK) serta
Divisi Tempa Cor & Alat Perkeretaapian (TC&AP) Departemen Umum yang
mana di perusahaan tersebut sangat mengedepankan etos kerja, kedisiplinan, dan
tata cara berkomunikasi antar rekan kerja.
Kegiatan Praktik Kerja Lapangan ini merupakan kegiatan yang sangat
bermanfaat bagi peserta didik, untuk dapat mengenal lebih jauh bagaimana kita
bisa terjun secara langsung di lapangan kerja yang sesungguhnya sehingga
dengan program PKL ini,siswa dapat melihat pembelajaran mengenai kegiatan
yang ada di dunia kerja serta mengetahui standar kompetensi yang harus
dipersiapkan pada saat mendapatkan peluang kerja setelah menyelesaikan studi
di SMK.

B. SARAN

Dalam kegiatan Praktik Kerja Lapangan berlangsung, pasti ada kekurangan-


kekurangan yang masih perlu diperbaiki dan dikembangkan lagi. Saran saya untuk
memperbaiki dan kemajuan pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan ini yaitu :
a. Untuk Pihak Perusahaan

- Dunia Usaha/Dunia Industri dapat memberikan peluang kembali kepada


siswa/siswi SMK Negeri 3 Bandung untuk dapat kembali melakukan Praktik Kerja
Lapangan di instansi/perusahaan yang bersangkutan di tahun seterusnya.
- Dunia Usaha/Dunia Industri dapat memberikan pengalaman pekerjaan yang efisien.

b. Untuk Pihak Sekolah

- Pihak sekolah diharapkan untuk lebih memperhatikan siswa/peserta didik yang

24
DIVISI TEMPA COR & ALAT PERKERETAAPIAN

sedang melakukan Praktik Kerja Lapangan di luar lingkungan sekolah.


- Informasi yang berkaitan dengan kegiatan PKL ini dapat disampaikan dengan baik
dan tuntas di awal kegiatan.
- Diharapkan program PKL bisa berjalan dengan kualitas yang semakin baik di
tahun mendatang sehingga dapat memberikan pengalaman sebagai modal dasar dan
motivasi bagi siswa/siswi dalam mempersiapkan diri memasuki dunia kerja.

DAFTAR PUSTAKA

Buku Jurnal Praktik Kerja Lapangan 2019-2020, SMKN 3 Bandung


Gambaran umum perusahaan PT. Pindad (Persero) : https://www.pindad.com
Profil PT. Pindad (Persero) : https://id.m.wikipedia.org

25

Anda mungkin juga menyukai