Anda di halaman 1dari 14

HERMENEUTIKA p-ISSN 2337-6368 | e-ISSN 2615-4439

Vol. 6, No. 1, Februari 2022 http://jurnal.ugj.ac.id/index.php/HERMENEUTIKA

Tindak Pidana Pengalihan Obyek Jaminan Fidusia Oleh Debitur


(Tinjauan Yuridis Putusan Nomor: Nomor 137/Pid.Sus/2020/PN.Mks)
Muhammad Rusli Arafat 1
1
Fakultas Hukum Universitas Singaperbangsa Karawang
rusli.arafat@fh.unsika.ac.id

DOI: http://dx.doi.org/10.33603/hermeneutika.v3i2
Diterima: 03 November 2021; Direvisi: 10 Februari 2022; Dipublikasikan: 28 Februari 2022

Abstrak: Sejalan dengan pesatnya pertumbuhan dan aktivitas ekonomi, bentuk- bentuk kejahatan
Bisnis kini beranekaragam bentuknya. Seperti penggelapan pajak, pembobolan bank melalui
komputer atau automatic teller machine, penyalahgunaan ijin perdagangan, tindak pidana dalam
masa pembiayaan perjanjian leasing seperti penggelapan kendraan. Tentunya perbuatan di atas
berada pada ranah kegiatan hukum perdata atau hukum bisnis. Namun di dalamnya mengandung
unsur kejahatan, maka ujungnya adalah menjadi perbuatan pidana. Penelitian ini sangat penting
guna menjawab permasalahan penerapan asas lex spesialis derogat legi generalis dalam tindak
pidana pengalihan obyek jaminan fidusia dengan menganalisis pertimbangan hukum majelis
hakim dalam putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum tetap. Permasalahan dalam
penelitian ini yaitu pengaturan tentang tidak pidana pengalihan obyek fidusia berdasarkan hukum
positif di Indonesia serta Bagaimana penerapan asas lex spesialis derogat legi generalis oleh
majelis hakim dalam tindak pidana pengalihan obyek jaminan fidusia pada putusan Nomor:
137/Pid.Sus/2020/PN Mks. Penerapan asas Asas Lex Specialis Derogat Legi Generalis harus
secara cermat di pertimbangkan oleh hakim dalam pertimbangan hukum terhadap perbuatan
terdakwa, tindak pidana pengalihan obyek fidusia melekat pada hukum perdata sehingga akibat
hukum dari tidak dilakukannya prosedur pendaftaran jaminan fidusia berakibat pada pemenuhan
unsur tindak pidana dalam ketentuan pidana pada UU No. 42 Tahun 1999 tentang Jaminan Fidusia.
Kata Kunci: Tindak Pidana, Kejahatan Bisnis, Fidusia
p-ISSN 2337-6368 | e-ISSN 2615-4439
http://jurnal.ugj.ac.id/index.php/HERMENEUTIKA

I. PENDAHULUAN (financial system), akan tetapi juga aktivitas-


aktivitas lainnya yang bertujuan mengelakan
Aktivitas perekonomian ditandai dari kewajiban mengelakan dari kewajiban
dengan aktivitas perdagangan, industri, dan pembayaran pajak (tax evasion), atau istilah
jasa di satu negara, tidak akan terlepas dari financial abuse yang dalam pengertian sempit
pola-pola transaksi bisnis yang dijalankan dapat diartikan sebagai setiap non-violent
oleh para pelaku bisnis di dalamnya. Di crime. Yang pada umumnya mengakibatkan
dalam lingkungan bisnis, aspek kepercayaan kerugian keuangan (financial loss) yang
dan kejujuran menjadi unsur penentu menggunakan atau melalui lembaga
kegiatan bisnis dapat berjalan dengan lancar. keuangan termasuk pula di dalamnya
Imbasnya, akan memberikan dampak positif kejahatan tersebut adalah aktivitas-aktivitas
bagi kegiatan perekonomian itu sendiri. ilegal seperti money laundering dan tax
Suatu lingkungan bisnis yang dalam praktek-
evasion. Atau istilah corporate crime.1
prakteknya jauh dari adanya kehidupan usaha
yang jujur dan dapat dipercaya, dengan Secara yuridis kejahatan ini
sendirinya akan mematikan kegiatan bisnis mengandung dua makna, pertama makna
itu sendiri. pada aspek hukum pidana, dan kedua makna
pada aspek hukum perdata. Pada aspek
Kejahatan dalam lingkup kegiatan hukum perdata, kejahatan bisnis ini
bisnis pada saat ini telah berkembang dan bermakna ia lebih mementingkan
kompleks yang melibatkan berbagai perdamaian diantara para pihak sehingga
kalangan, mulai dari pihak perusahaan sifat regulasi lebih mengemuka. Sedangkan
sebagai suatu institusi, perorangan, birokrat, makna pada aspek hukum pidana lebih
dan kalangan professional seperti akuntan mementingkan melindungi kepentingan
public, fund manager, dan lain-lain. umum atau masyarakat luas dan negara,
Beberapa kejadian penting yang ditengarai, sehingga sifat memaksa lebih mengemuka
dan menjadi sorotan banyak pihak sebagai dibanding sifat regulasi. Aspek hukum
adanya bentuk kejahatan bisnis pada sepuluh pidana lebih mendahulukan kepentingan
tahun terakhir ini, mengindikasikan perlunya negara terhadap pelaku kejahatan bisnis agar
pemerintah untuk mempersiapkan perangkat dapat segera di pidana, yang tujuannya
hukum yang memadai untuk mencegah adalah untuk melindungi korban
praktek-praktek yang tidak jujur dalam kejahatannya. Sementara pada aspek hukum
kegiatan bisnis. perdata, tujuannya adalah untuk mencapai
Kejahatan Bisnis, merupakan kejahatan dan memelihara keseimbangan (harmonisasi)
yang sifatnya masih baru. Pada tahun 50-60 antara kepentingan para pihak, tujuan pada
an kejahatan bidang bisnis ini belum dikenal, aspek memaksa (hukum pidana) adalah untuk
baru sekarang inilah Kejahatan Bisnis mulai mencapai membuat jera salah satu pihak yang
marak di bicarakan, baik oleh orang-orang telah menimbulkan kerugian atau kerusakan. 2
hukum maupun oleh orang-orang Menurut Romli Atmasasmita,
kriminolog. Berbarengan dengan munculnya pengertian "kejahatan bisnis" secara filosofis
istilah kejahatan bisnis ini, muncul pula adalah terjadi perubahan nilai-nilai (values)
istilah economic crime adalah kejahatan dalam masyarakat ketika suatu aktivitas
ekonomi (crime against economy) atau istilah bisnis dioperasikan sedemikian rupa
financial abuse yang memiliki pengertian sehingga sangat merugikan kepentingan
sangat luas termasuk bukan saja aktivitas masyarakat luas, seperti kegiatan penanaman
ilegal yang merugikan sistem keuangan

1 2
H. Muhamad Rakhmat, Kejahatan Bisnis (Perspektif Romli Atmasasmita. Pengantar Hukum Kejahatan
Hukum Pidana dan Kriminologi), Al-Akhbar: Vol.7 Bisnis.Prenada Media: Jakarta, 2003. hlm 24.
No.3 April 2014, hlm. 25.
Muhammad Rusli Arafat
Tindak Pidana Pengalihan Obyek Jaminan Fidusia Oleh Debitur (Tinjauan Yuridis Putusan Nomor: 19
Nomor 137/Pid.Sus/2020/PN.Mks)
p-ISSN 2337-6368 | e-ISSN 2615-4439
http://jurnal.ugj.ac.id/index.php/HERMENEUTIKA

modal dalam sektor-sektor swasta yang padat automatic teller machine, penyalahgunaan
karya atau kegiatan pasar modal yang ijin perdagangan, tindak pidana dalam masa
pemegang sahamnya adalah masyarakat luas pembiayaan perjanjian leasing seperti
termasuk golongan menengah ke bawah. penggelapan kendraan. Tentunya kegitan-
Kejahatan bisnis yang sering dilakukan antar kegiatan seperti berada pada ranah kegiatan
para relasi bisnis ini adalah kecurang, agar hukum perdata atau hukum bisnis. Karena di
salah satu pihak mendapatkan keuntungan dalamnya ada kegiatan kejahatan, maka
yang sebesar-besarnya dan pihak yang lain ujungnya adalah menjadi perbuatan pidana.
mengalami kerugian. Soekardi Husodo
menyatakan bahwa ada tiga hal yang Salah satu bentuk kejahatan bisnis yang
menarik untuk di tinjau lebih dalam adalah
menyebabkan seseorang melakukan
kecurang, yaitu: pressure (tekanan), terkait tindak pidana dalam masa pembiayaan
perjanjian leasing. Leasing adalah perjanjian
opportunity (kesempatan) dan
rasionalization (pembenaran). Tekanan atau yang berkenaan dengan kegiatan pembiayaan
dalam bentuk penyediaan barang oleh lessor
pressure umumnya disebabkan karena
perilaku individual yang menyebabkannya (pemberi sewa) untuk digunakan atau
dimanfaatkan oleh lessee (penyewa) dalam
melakukan kecurang. Bisa jadi tekanan itu
disebabkan masalah keuangan (financial jangka waktu tertentu berdasarkan
pressure) yang dipicu karena gaya hidup pembayaran secara berkala. Dengan kata
yang berlebihan, sikap tamak dan serakah, lain, leasing hakikatnya merupakan
perjanjian sewa menyewa di mana lessor
banyak hutang atau tanggungan dan
sebagainya, yang menyebabkan seseorang menyerahkan barang untuk dimafaatkan oleh
lessee. Karena itu, leasing juga lazim disebut
“terpaksa” melakukan kecurang. 3 Namun
apapun alasannya perbuatan curang ini sebagai perjanjian sewa guna usaha atau sewa
termasuk kejahatan dan tidak dibenarkan pakai. 5
menurut hukum. Data Otoritas Jasa Keuangan pada
Pada intinya Romli Atmasasmita dalam tahun 2017 terdapat setidaknya 15
memberikan makna terhadap kejahatan perusahaan pembiayaan dengan perjanjian
bisnis ini adalah, beliau memasukan konsep sewa guna usaha (leasing) dengan jumlah
hukum pidana dengan sifat memaksanya ke nasabah lebih dari 1.000.000 (satu juta)
dalam lingkup hukum perdata yang dapat nasabah yang tersebar di seluruh Indonesia. 6
diartikan sebagai penerima Sebagai lembaga pembiayaan non perbankan
(acknowledgement) sifat memaksa ke dalam leasing dirasakan lebih mudah dalam
konteks hubungan keperdataan. Maka jelas memenuhi kebutuhan para nasabah atau
makna yang tersirat di sini adalah adanya usahawan karena persyaratan yang
kriminalisasi perbuatan perdata yang digunakan dalam leasing yang lebih mudah
dari pada lembaga pembiayaan bank lainnya.
berujung kepada perbuatan pidana. 4
Pernyataan ini diperkuat dengan penelitian
Sejalan dengan pesatnya pertumbuhan yang dilakukan oleh Nurhamida Simatupang.
dan aktivitas ekonomi, bentuk- bentuk Hasil dari penelitiannya menunjukkan bahwa
kejahatan Bisnis ini beranekaragam leasing dengan hak opsi (financial lease)
bentuknya. Seperti penggelapan pajak, merupakan alternatif pembiayaan yang lebih
pembobolan bank melalui komputer atau menguntungkan dari pada alternatif kredit

3
Soekardi Husodo, “Faktor-faktor Pemicu Terjadinya 4
H. Muhamad Rakhmat, Op.Cit., hlm. 28.
Fraud Perbankan”, Makalah disampaikan pada 5
R. Subekti, Pokok-Pokok Perdata, PT. Intermasa, Jakarta,
Seminar Nasional Infobank dalam Membangun 1979, hlm. 55.
6
Komitmen Pengurus dan Manajemen Bank dalam Data Otoritas Jasa Keuangan pada tanggal 15 mei 2020
Penerapan Strategi Anti Fraud, Le Meridien Hotel, 7 sebagaimana di kutip oleh www.
Maret 2012. Mediaindonesia.com
Muhammad Rusli Arafat
Tindak Pidana Pengalihan Obyek Jaminan Fidusia Oleh Debitur (Tinjauan Yuridis Putusan Nomor: 20
Nomor 137/Pid.Sus/2020/PN.Mks)
p-ISSN 2337-6368 | e-ISSN 2615-4439
http://jurnal.ugj.ac.id/index.php/HERMENEUTIKA

bank, karena penghematan pajak yang pembayaran lainnya dengan sendirinya


diperoleh perusahaan melalui alternatif beralih kepada pihak asuransi.
leasing lebih besar dibandingkan alternatif
kredit bank, dan dari segi pelayanan, leasing Dalam praktiknya, pemberian fasilitas
pembiayaan konsumen oleh leasing atau
perusahaan, akan lebih mudah memperoleh
aktiva tetap tanpa melalui prosedur yang perusahaan pembiayaan tentu membutuhkan
adanya suatu jaminan dari konsumen atau
rumit. Hasil penelitian Nurhamida
Simatupang oleh peneliti dapat dijadikan dalam hal ini yaitu debitor. Jaminan tersebut
dimaksudkan untuk memberikan keyakinan
acuan dalam penelitian ini. 7
dan keamanan bagi kreditor. Karena
Kehadiran leasing saat ini dapat pemberian pembiayaan konsumen memiliki
dikatakan memberi andil yang cukup besar peluang terjadinya resiko yang dapat
dalam pembangunan ekonomi masyarakat merugikan para pihak. Secara garis besar,
khususnya masyarakat kecil. Lembaga dalam hal ini dikenal dua macam bentuk
pembiayaan ini muncul sebagai suatu bentuk jaminan yaitu jaminan perorangan dan
penyediaan dana atau barang sebagai modal jaminan kebendaan.
kepada masyarakat untuk pembelian barang
yang pembayarannya dilakukan secara Jaminan yang biasa digunakan oleh
angsuran atau berkala oleh konsumen. 8 leasing adalah jaminan kebendaan, jaminan
kebendaan yang dikenal dalam hukum salah
Aspek perlindungan hukum pada satunya adalah jaminan fidusia. Jaminan
perusahaan leasing hanya didasarkan pada fidusia merupakan lembaga jaminan atas
itikad baik (hubungan keperdataan) para benda bergerak. Pada awalnya fidusia hanya
pihak sebagaimana dituangkan dalam didasarkan kepada yurisprudensi. 9 Terkait
perjanjian leasing. Meskipun pihak Lessor hal tersebut, salah satu persoalan hukum yang
sudah membentengi dirinya dengan sejumlah timbul dalam kegiatan ekonomi yaitu adanya
klausul perjanjian baku, namun dalam kejahatan terkait jaminan fidusia tersebut,
praktiknya tetap saja terbuka peluang bagi bentuk-bentuk kejahatan terkait jaminan
pihak lesse untuk ingkar janji atau lalai fidusia itu sendiri misalnya menggadaikan
menjaga barang modal dalam masa objek jaminan fidusia, mengalihkan serta
pembiayaan leasing, sehingga menjadi menyewakan objek jaminan fidusia,
hilang, rusak atau mengalihkan barang melakukan eksekusi jaminan fidusia dan
kepada pihak lain yang menyimpang dari sebagainya.
ketentuan perjanjian, atau bahkan sebagai
perbuatan penggelapan ataupun penipuan
yang melanggar Pasal 372 atau Pasal 378 II. METODE PENELITIAN
KUHP, yang menyebabkan pihak lessor Tipe penelitian ini adalah penelitian
hukum normatif. Data yang digunakan
menjadi dirugikan. Sebab atas dasar
perjanjian Leasing, pihak Lessee dapat saja adalah data sekunder yang terdiri dari bahan
hukum primer dan bahan hukum sekunder.
berkilah, bahwa terhadap hilang atau
rusaknya barang sewa sudah diasuransikan, Bahan hukum yang terkumpul kemudian
dianalisis secara kualitatif.10
maka kewajiban pembayaran uang sewa atau

7
Nurhamida Simatupang, Evaluasi Peranan Leasing Program Pasca Sarjana Universitas Diponegoro
Sebagai Alternatif Pembiayaan Modal Pada Pt Semarang, 2010, hlm. 1.
9
Jokotole Transport Surabaya, Surabaya : Jurnal H. Salim HS, Perkembangan Hukum Jaminan di
Ilmu dan Riset Akuntansi Sekolah Tinggi Ilmu Indonesia, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta,
Ekonomi Indonesia, 2014, hlm.18. cetakan ke-VIII, 2014, hlm. 23-27.
8
Mirwan Syarief Bawazier, Tesis:Akibat Hukum jika 10 Irwansyah, Penelitian Hukum “Pilihan Metode dan
debitor wanprestasi dalam pembiayaan konsumen Praaktik Penulisan Artikel”. Yogyakarta: Mirra
dengan jaminan fidusia pada PT.FIF Di kota Buana Media, 2020, hlm. 65
Pekalongan, Program Studi Magister Kenotariatan
Muhammad Rusli Arafat
Tindak Pidana Pengalihan Obyek Jaminan Fidusia Oleh Debitur (Tinjauan Yuridis Putusan Nomor: 21
Nomor 137/Pid.Sus/2020/PN.Mks)
p-ISSN 2337-6368 | e-ISSN 2615-4439
http://jurnal.ugj.ac.id/index.php/HERMENEUTIKA

III. HASIL DAN PEMBAHASAN Perjanjian jaminan fidusia bukan suatu hak
Pengaturan Tentang Tidak Pidana jaminan yang lahir karena undang-undang,
Pengalihan Obyek Fidusia Berdasarkan melainkan harus diperjanjikan terlebih
Hukum Positif Di Indonesia dahulu antara bank atau perusahaan
pembiayaan dengan nasabah debitur. Oleh
Fidusia telah lama dikenal sebagai karena itu, fungsi yuridis pengikat jaminan
salah satu instrumen jaminan kebendaan fidusia lebih bersifat khusus apabila
bergerak yang bersifat non-possessory. dibandingkan dengan jaminan yang lahir
Berbeda dengan jaminan kebendaan bergerak
berdasarkan Pasal 1131 KUHPerdata.13
yang bersifat possessory, seperti gadai,
jaminan fidusia memungkinkan sang debitur Jaminan fidusia merupakan perjanjian
sebagai pemberi jaminan untuk tetap yang bersifat accessoir. Sifat accessoir
menguasai dan mengambilmanfaat atas fidusia merupakan perjanjian ikutan dari
benda bergerak yang telah dijaminkan suatu perjanjian pokok yang menimbulkan
tersebut. Pada awalnya keberadaan praktek kewajiban bagi para pihak untuk memenuhi
fidusia di Indonesia dilandaskan kepada suatu prestasi. Perjanjian kredit (utang-
yurisprudensi dari Hoge Raad Belanda yang piutang) yang merupakan perjanjian pokok
dikenal sebagai putusan Bier Brouwerij dengan perjanjian jaminan fidusia
Arrest, di mana hakim untuk pertama kali merupakan dua hal berbeda yang dituangkan
mengesahkan adanya mekanisme dalam akta yang berbeda pula, namun saling
11
penjaminan seperti tersebut. berkaitan dan tidak dapat terpisahkan satu
sama lain.
Fidusia adalah pengalihan hak
kepemilikan suatu benda atas dasar Berikut adalah beberapa peraturan
kepercayaan dengan ketentuan bahwa benda yang menjadi dasar hukum fidusia di
yang hak kepemilikannya dialihkan tersebut Indonesia ;
tetap dalampenguasaan pemilik
benda.Jaminan Fidusia adalah hak jaminan 1) Undang-Undang Nomor 42 Tahun
atas benda bergerak baik yang berwujud 1999 tentang Jaminan Fidusia;
maupunyang tidak berwujud dan benda tidak 2) Peraturan Pemerintah Nomor 86 Tahun
bergerakkhususnya bangunan yang tidak 2000 tentang Tata Cara Pendaftaran
dapat dibebanihak tanggungan sebagaimana Jaminan Fidusia dan Biaya Pembuatan
dimaksud dalamUndang-undang Nomor 4 Akta Jaminan Fidusia;
Tahun 1996 tentangHak Tanggungan yang 3) Peraturan Pemerintah Nomor 87 Tahun
tetap berada dalampenguasaan Pemberi 2000 tentang Perubahan Atas
Fidusia, sebagai agunan bagi pelunasan utang PeraturanPemerintah Nomor 26 Tahun
tertentu, yang memberikankedudukan yang 1999 tentang Tarif Atas Jenis
Penerimaan Negara Bukan Pajak yang
diutamakan kepada Penerima Fidusia
Berlaku pada Departemen Hukum;
terhadap kreditor lainnya. 12
4) Keputusan Presiden Republik
Jaminan fidusia merupakan salah satu Indonesia Nomor 139 Tahun 2000
sarana perlindungan hukum bagi keamanan tentang Pembentukan Kantor
bank atau perusahaan pembiayaan, yaitu Pendaftaran Fidusia di Setiap Ibukota
sebagai suatu kepastian bahwa nasabah Propinsi di Wilayah Negara Republik
debitur akan melunasi pinjaman kredit. Indonesia;

11 13
Nur Hayati, Aspek Hukum Pendaftaran Jaminan Fidusia H. Tan Kamelo, Hukum Jaminan Fidusia, Suatu
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 42 Tahun Kebutuhan yang Didambakan: Sejarah,
1999 Tentang Jaminan Fidusia, Lex Jurnalica, Perkembangannya, dan Pelaksanaannya dalam
Volume 13 Nomor 2, Agustus 2016, hlm. 147 Praktik Bank dan Pengadilan, (Bandung: Alumni,
12
Ibid., hlm. 151 2006), hlm. 187.
Muhammad Rusli Arafat
Tindak Pidana Pengalihan Obyek Jaminan Fidusia Oleh Debitur (Tinjauan Yuridis Putusan Nomor: 22
Nomor 137/Pid.Sus/2020/PN.Mks)
p-ISSN 2337-6368 | e-ISSN 2615-4439
http://jurnal.ugj.ac.id/index.php/HERMENEUTIKA

5) Keputusan Menteri Hukum dan Hak Dalam suatu perjanjian dalam bentuk
Asasi Manusia Republik Indonesia apapun, kedua belah pihak sedang
Nomor M01.UM.01.06 Tahun 2000 mengikatkan dirinya untuk melaksanakan
tentang Bentuk Formulir dan Tata Cara sesuatu yang telah diperjanjikan (prestasi).
Pendaftaran Jaminan Fidusia; Namun pada kenyataannya tidak menutup
6) Keputusan Menteri Hukum dan Hak kemungkinan dapat terjadi bahwa salah satu
Asasi Manusia Republik Indonesia pihak tidak melaksanakan apa yang telah
Nomor M.08 PR.07.01 Tahun 2000 diperjanjikan. Prestasi merupakan kewajiban
tentang Pembukaan Kantor yang harus dipenuhi atau dilakukan oleh
Pendaftaran Jaminan Fidusia; debitur dalam setiap perikatan, baik perikatan
7) Keputusan Menteri Hukum dan Hak yang bersumber dari perjanjian maupun dari
Asasi Manusia Republik Indonesia Undang-Undang. Menurut Pasal 1234
Nomor M 03.PR.07.10 Tahun 2001 KUHPerdata, wujud dari suatu prestasi yaitu
tentang Pembukaan Kantor memberi sesuatu, berbuat sesuatu, dan tidak
Pendaftaran Fidusia di Seluruh Kantor berbuat sesuatu. Adakalanya prestasi tidak
Wilayah Departemen Hukum dan Hak dapat dilakukan oleh debitur sebagaimana
Asasi Manusia Republik Indonesia; mestinya, ini dikarenakan :14
8) Keputusan Menteri Hukum dan Hak
Asasi Manusia Republik Indonesia 1) Karena kesalahan debitur, baik karena
Nomor M 02.PR.07.10 Tahun 2002 kesengajaan maupun karena kelalaian,
maka disebut wanprestasi.
tentang Perubahan Keputusan Menteri
Hukum dan Hak Asasi Manusia 2) Karena keadaan memaksa, yakni diluar
kemampuan debitur yang disebut juga
Republik Indonesia Nomor M-
03.PR.07.10 Tahun 2001 tentang overmacht.
Jaminan fidusia terkait dengan hukum
Pembukaan Kantor Pendaftaran
Fidusia di Seluruh Kantor Wilayah perjanjian dan hukum benda yang termasuk
di dalam hukum harta kekayaan sebagaimana
Depertemen Hukum dan Hak Asasi
Manusia Republik Indonesia; yang diatur dalam Kitab Undang-undang
Hukum Perdata (KUHPer), hukum
9) Surat Edaran Direktur Jenderal
Administrasi Hukum Umum Nomor kebendaan yang diatur dalam Buku II
KUHPer dan hukum perjanjian diatur dalam
C.UM.01.10-11 Tahun 2001 tentang
Penghitungan Penetapan Jangka Waktu Buku III KUHPer. Semua perjanjian yang
dibuat secara sah berlaku sebagai undang-
Penyesuaian dan Pendaftaran
Perjanjian Jaminan Fidusia. undang bagi mereka yang membuatnya
10) Surat Edaran Direktur Jenderal sebagaimana yang diatur dalam Pasal 1338
Administrasi Hukum Umum Nomor KUHPer.15 Para pihak yang membuat
C.UM.02.03-31 tanggal 8 Juli 2002 perjanjian tidak dapat membatalkan
tentang Standarisasi Laporan perjanjian yang mereka buat secara sepihak
Pendaftaran Fidusia dan Registrasi. karena perjanjian tersebut sudah memenuhi
11) Surat Edaran Direktur Jendera syarat sahnya perjanjian seperti diatur
Administrasi Hukum Umum Nomor dalamPasal 1320 KUHPer yaitu sepakat
C.HT.01.10-22 Tahun 2005 tentang mereka yang mengikatkan dirinya,
Standarisasi Prosedur Pendaftaran kecakapan untuk membuat perjanjian, suatu
Jaminan Fidusia. hal tertentu dan suatu sebab yang halal.

14 15
Willer Napitupulu, Maryanto, Kebijakan Hukum Pidana R.Subekti dan R.Tjitrosudibio, Kitab Undang-Undang
Dalam Menanggulangi Tindak Pidana Jaminan Hukum Perdata (Burgerlijk Wetboek) cet.41,
Fidusia Terhadap Jaminan Fidusia Yang Dikuasai Jakarta: PT.Balai Pustaka, 2016.
Pihak Ketiga, Jurnal Hukum Hukum Khaira Ummah
Vol. 12. No. 2 Juni 2017, hlm. 352-353
Muhammad Rusli Arafat
Tindak Pidana Pengalihan Obyek Jaminan Fidusia Oleh Debitur (Tinjauan Yuridis Putusan Nomor: 23
Nomor 137/Pid.Sus/2020/PN.Mks)
p-ISSN 2337-6368 | e-ISSN 2615-4439
http://jurnal.ugj.ac.id/index.php/HERMENEUTIKA

Perjanjian yang dibuat para pihak harus barang itu dengan mendapatkan hak milik
dilakukan dengan itikad baik seperti diatur tanpa mengetahui adanya cacat cela di
dalam Pasal 1338 ayat (3) KUHPer. dalamnya. Besit dalam itikad buruk terjadi
Sebagaimana perjanjian jaminan fidusia baik bila pemegangnya mengetahui, bahwa
Kreditur (penerima fidusia) dan Debitur barang yang dipegangnya bukanlah hak
(pemberi fidusia) wajib melaksanakan apa isi miliknya. Bila pemegang besit digugat di
perjanjian jaminan fidusia secara pantas dan muka Hakim dan dalam hal ini dikalahkan,
patut.16 maka ia dianggap beritikad buruk sejak
perkara diajukan.
Perlindungan hukum bagi kreditur
(penerima fidusia) diberikan oleh UUJF Jaminan Fidusia merupakan perjanjian
apabila obyek jaminan fidusia telah di ikutan dan suatu perjanjian pokok yang
daftarkan di Kantor Pendaftaran Fidusia. menimbulkan kewajiban bagi para pihak
Pihak ketiga yang beritikad baik yang untuk memenuhi suatu prestasi. Pembebanan
menerima pengalihan obyek jaminan fidusia benda dengan Jaminan Fidusia dibuat dengan
mendapatkan perindungan hukum akta notaris dalam bahasa Indonesia dan
berdasarkan Pasal 1997 ayat (1) KUHPerdata merupakan akta Jaminan Fidusia. Terhadap
yaitu: pembuatan akta Jaminan Fidusia, dikenakan
biaya yang besarnya diatur lebih lanjut
“Barangsiapa menguasai barang dengan Peraturan Pemerintah. Akta Jaminan
bergerak yang tidak berupa bunga atau Fidusia sekurang-kurangnya memuat:
piutang yang tidak harus di bayar atas
tunjuk, dianggap sebagai pemiliknya 1) Identitas pihak Pemberi dan Penerima
sepenuhnya”. Fidusia;
2) Data perjanjian pokok yang dijamin
Akan tetapi sepanjang obyek jaminan fidusia;
fidusia belum atau tidak didaftarkan pada 3) Uraian mengenai Benda yang menjadi
kantor Pendaftaran Fidusia. Kreditur objek Jaminan Fidusia;
mendapatkan perlindungan hukum yang 4) Nilai penjaminan; dan
diutamakan dalam jaminan fidusia, hal ini 5) Nilai benda yang menjadi objek
berhubungan dengan sifat penyerahan Jaminan Fidusia.
jaminan fidusia yaitu penyerahan hak milik Permohonan diajukan kepada Menteri
secara kepercayaan dari debitur kepada Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik
kreditur, meskipun secara hukum hak milik Indonesia melalui SABH Online, demikian
beralih ke kreditur akan tetapi benda yang pula terkait dengan roya fidusia. Dalam
menjadi obyek jaminan fidusia ada Sertifikat Jaminan Fidusia dicantumkan kata
dalampenguasaan debitur. Hal tersebut “BERDASARKAN KETUHANAN YANG
memungkinkan bagi debitur yang memiliki MAHA ESA” Pasal 15 Ayat (1) Undang
itikad tidak baik mengalihkan obyek jaminan Nomor 42 Tahun 1999.
fidusia kepada pihak lain dengan niat untuk
mencari keuntungan bagi dirinya sendiri. Apabila debitur atau Pemberi Fidusia
Penguasaan debitur atas obyek jaminan cidera janji, eksekusi terhadap Benda yang
fidusia, terkait dengan bezit, sebagaimana menjadi objek Jaminan Fidusia dapat
yang diatur dalam Pasal 529 KUHPerdata, dilakukan dengan cara:
bezit ada yang dalam itikad baik dan ada yang
dalam itikad buruk. Besit dalam itikad baik 1) Pelaksanaan titel eksekutorial
terjadi bila pemegang besit memperoleh dilakukan oleh Penerima Fidusia;

16
Nanin Koeswidi Astuti, Analisa Yuridis Terhadap Tindak Persetujuan Penerima Fidusia, Jurnal Hukum Tora,
Pidana Pengalihan Obyek Jaminan Fidusia Tanpa Vol. 3 No. 1, April 2017, hlm. 494
Muhammad Rusli Arafat
Tindak Pidana Pengalihan Obyek Jaminan Fidusia Oleh Debitur (Tinjauan Yuridis Putusan Nomor: 24
Nomor 137/Pid.Sus/2020/PN.Mks)
p-ISSN 2337-6368 | e-ISSN 2615-4439
http://jurnal.ugj.ac.id/index.php/HERMENEUTIKA

2) Penjualan benda yang menjadi objek melarang adanya fidusia ulang. 18 Akibat jika
Jaminan Fidusia atas kekuasaan perjanjian jaminan fidusia dibuat dengan akta
Penerima Fidusia sendiri melalui di bawah tangan adalah penerima fidusia
pelelangan umum serta mengambil tidak dapat melakukan pendaftaran jaminan
pelunasan piutangnya dari hasil fidusia. Padahal tanpa melakukan
penjualan; pendaftaran jaminan fidusia, maka perjanjian
3) Penjualan di bawah tangan yang jaminan fidusia tersebut belum sah karena
dilakukan berdasarkan kesepakatan belum diakui eksistensinya.
Pemberi dan Penerima Fidusia jika
dengan cara demikian dapat diperoleh Perlindungan hukum bagi kreditur
sebagai penerima fidusia hanya dapat
harga tertinggi yang menguntungkan
para pihak. diperoleh jika telah tercapai kepastian
hukum, yaitu pada saat pemberi dan
Pelaksanaan fidusia sebelum
pemberlakuan UUJF sangatlah berbeda penerima fidusia telah menandatangani Akta
Jaminan Fidusia yang dibuat di hadapan
dengan saat ini karena dulu pembebanan
jaminan fidusia yang dilakukan dengan akta Notaris dan telah didaftarkan melalui sistem
pendaftaran jaminan fidusia secara
di bawah tangan masih diperbolehkan. 17
Tetapi saat ini, pendaftaran jaminan fidusia elektronik. Dengan demikian maka adanya
mutlak harus dilakukan berdasarkan Akta pendaftaran akta jaminan fidusia merupakan
Jaminan Fidusia yang dibuat oleh Notaris. hal yang penting sebagai tanda bahwa
perjanjian jaminan fidusia telah sah dan
Jadi selain perjanjian pokoknya, perjanjian
jaminan fidusia sendiri juga harus dibuat mendapatkan kepastian hukum. Pendaftaran
ini juga menurut penulis akan berakibat pada
dengan akta Notaris sesuai bunyi pada Pasal
pemberlakuan UUJF terhadap perbuatan
5 UUJF, yaitu
pidana yang dilakukan oleh pemberi fidusia.
“Pembebanan benda dengan jaminan
fidusia dibuat dengan akta notaris Sebagaimana yang diatur dalam Pasal
dalam Bahasa Indonesia dan 23 ayat (2) UUJF yang menyatakan bahwa
Pemberi Fidusia dilarang mengalihkan,
merupakan akta jaminan fidusia”
menggadaikan, atau menyewakan kepada
Alasan UUJF menetapkan bentuk pihak lain Benda yang menjadi obyek
perjanjian jaminan fidusia dengan akta Jaminan Fidusia yang tidak merupakan benda
Notaris adalah, pertama, akta Notaris adalah persediaan, kecuali dengan persetujuan
akta otentik sehingga memiliki kekuatan tertulis terlebih dahulu dari Penerima
pembuktian sempurna, yang dimaksud akta Fidusia. 19
otentik adalah suatu akta yang bentuknya
telah ditentukan oleh undang-undang, dibuat Atas segala tindakan dan kelalaian
pemberi fidusia, penerima fidusia tidak
di hadapan pejabat umum yang berwenang
dan dibuat di wilayah dimana pejabat umum dikenakan pertanggung jawaban
sebagaimana yang diatur dalam Pasal 24
tersebut berwenang (Pasal 1868
KUHperdata); kedua, karena objek jaminan UUJF:
fidusia pada umumnya adalah benda “Penerima Fidusia tidak menanggung
bergerak; dan ketiga, karena undang-undang kewajiban atas akibat tindakan atau

17 18
Sutan Remy Sjahdeini, 3Komentar Pasal Demi Pasal Ratnawati W. Prasadja, 3Pokok-Pokok Undang-Undang
Undang-Undang Nomor 42 Tahun dalam Apakah Nomor 42 Tahun 1999 tentang Jaminan Fidusia,
Undang-Undang Ini Telah Memberikan Solusi Majalah Hukum Trisakti Nomor 33 Oktober 1999,
Kepada Kepastian Hukum Vol. 10, Jakarta: Badan hlm. 16.
19
Pembinaan Hukum Nasional Departemen Kumdang Ibid.,
RI Bekerjasama dengan Bank Mandiri, 2000, hlm
43.
Muhammad Rusli Arafat
Tindak Pidana Pengalihan Obyek Jaminan Fidusia Oleh Debitur (Tinjauan Yuridis Putusan Nomor: 25
Nomor 137/Pid.Sus/2020/PN.Mks)
p-ISSN 2337-6368 | e-ISSN 2615-4439
http://jurnal.ugj.ac.id/index.php/HERMENEUTIKA

kelalaian Pemberi Fidusia baik yang tahun dan denda paling banyak Rp.
timbul dari hubungan kontraktual atau 50.000.000,- (lima puluh juta rupiah.”
yang timbul dari perbuatan melanggar
hukum sehubungan dengan Pemidanaan Pelaku yang Melakukan
penggunaan dan pengalihan Benda Tindak Pidana Pengalihan Jaminan
yang menjadi obyek Jaminan Fidusia”. Fidusia.

Perlindungan hukum bagi kreditur atas Pemidanaan merupakan penjatuhan


hak piutang yang didahulukan diatur dalam pidana (sentencing) sebagai upaya yang sah
yang dilandasi oleh hukum untuk
Pasal 27 UUJF:
mengenakan nestapa atau penderitaan pada
1) Penerima Fidusia memiliki hak yang seseorang melalui proses peradilan pidana
didahulukan terhadap kreditor lainnya. terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah
2) Hak yang didahulukan sebagaimana melakukan tindak pidana. Dengan demikian
dimaksud dalam ayat (1) adalah hak pemidanaan membahas mengenai proses
Penerima Fidusia untuk mengambil penjatuhan hukuman itu sendiri. Pemidanaan
pelunasan piutangnya atas hasil dapat diartikan sebagai tahap penetapan
eksekusi Benda yang menjadi obyek sanksi dan juga tahap pemberian sanksi
Jaminan Fidusia. dalam hukum pidana. Kata pidana pada
3) Hak yang didahulukan dari Penerima umumnya diartikan sebagai hukum,
Fidusia tidak hapus karena adanya sedangkan pemidanaan diartikan sebagai
kepailitan dan atau likuidasi Pemberi penghukuman. Berdasarkan tujuan
Fidusia. pemidanaan, maka pemidanaan yang
Mengenai ketentuan Pidana berkaitan diberikan terhadap seseorang yang
dengan Jaminan Fidusia diatur dalam pasal melakukan tindak pidana bukan semata
35 dan 36 UUPF: Pertama, Pasal 35 sebagai balasan atas perbuatannya melainkan
menyatakan bahwa: “Setiap orang yang pula merupakan upaya pembinaan bagi
dengan sengaja memalsukan, mengubah, seorang pelaku kejahatan sekaligus sebagai
menghilangkan atau dengan cara apapun upaya preventif (pencegahan) terhadap
memberikan keterangan secara menyesatkan, terjadinya kejahatan serupa (efek jera).
yang jika hal tersebut diketahui oleh salah Putusan pemidanaan pada hakekatnya,
satu pihak tidak melahirkan perjanjian merupakan putusan hakim yang berisikan
Fidusia, dipidana dengan pidana penjara suatu perintah kepada terdakwa untuk
paling singkat 1 (satu) tahun dan paling lama menjalani hukuman atas perbuatan yang
5 (lima) tahun dan denda paling sedikit Rp. dilakukan sesuai dengan amar putusannya.
10.000,000,-- (sepuluh juta rupiah) paling Hakim telah yakin berdasarkan alat bukti
banyak Rp. 100.000.000,-- (Seratus juta yang sah, serta fakta-fakta di persidangan
rupiah).” bahwa, terdakwa melakukan perbuatan
sebagaimana dalam surat dakwaan.
Kedua, Pasal 36 menyatakan, bahwa: Berdasarkan Putusan Nomor:
“pemberi Fidusia yang mengalihkan, 137/Pid.Sus/2020/PN Mks perkara tindak
menggadaikan atau menyewakan pidana terhadap jaminan fidusia, pada bagian
benda yang menjadi obyek jaminan ini peneliti akan menguraikan tindak pidana
Fidusia sebagaimana dimaksud dalam yang dilakukan para terdakwa dan lama
pasal 23 ayat (2) yang dilakukan tanpa pidana yang dijatuhkan oleh majelis hakim,
persetujuan tertulis terlebih dahulu dari sebagai berikut;
penerima fidusia, dipidana dengan Bahwa berawal pada saat terdakwa H.
pidana penjara paling lama 2 (dua) Abdul Rahman Hamzah mengajukan kredit
untuk pembelian 1 (satu) unit mobil bekas
merk Toyata New Avanza 1.3GMT warna
Muhammad Rusli Arafat
Tindak Pidana Pengalihan Obyek Jaminan Fidusia Oleh Debitur (Tinjauan Yuridis Putusan Nomor: 26
Nomor 137/Pid.Sus/2020/PN.Mks)
p-ISSN 2337-6368 | e-ISSN 2615-4439
http://jurnal.ugj.ac.id/index.php/HERMENEUTIKA

silver metalik No.Pol.: DD 1019 BM terdakwa tersebut sebagaimana diatur dan


No.Rangka MHKM1BB3JCK008879 diancam pidana dalam Pasal 36 Jo. Pasal 23
No.Mesin : DL91330 kepada pihak Undang-Undang RI No.42 Tahun 1999
Showroom UD. Berkah dan selanjutnya Tentang Jaminan Fidusia dan Pasal 372
pihak UD. Berkah memberitahukan kepada KUHP tentang Penggelapan.
pihak PT. Mandiri Utama Finance mengenai
pengajuan calon nasabah yakni terdakwa
bersamaan dengan lampiran berkas dari Penerapan Asas Lex Spesialis Derogat Legi
terdakwa selaku calon nasabah, setelah pihak Generalis Oleh Majelis Hakim Dalam
PT. Mandari Utama Finance melakukan Tindak Pidana Pengalihan Obyek
survey dan verifikasi yang diperoleh dari Jaminan Fidusia
terdakwa maka pihak PT. Mandiri Utama Asas lex specialis derogat legi generali
Finance menyetujui permohonan terdakwa (hukum khusus menyampingkan hukum
untuk pengajuan kredit pembelian mobil umum) merupakan salah satu asas preferensi
tersebut dan selanjutnya pihak PT. Mandiri yang dikenal dalam ilmu hukum. Asas
Utama Finance melakukan pelunasan preferensi adalah asas hukum yang menunjuk
terhadap pembelian mobil tersebut kepada hukum mana yang lebih didahulukan (untuk
pihak UD. Berkah, setelah itu pihak PT. diberlakukan), jika dalam suatu peristiwa
Mandiri Utama Finance melakukan (hukum) terkait atau terlanggar beberapa
penyerahkan 1 (satu) unit mobil bekas merk peraturan. Purnadi Purbacaraka dan Soerjono
Toyata New Avanza 1.3GMT warna silver Soekantomengatakan bahwa: Maksud dari
metalik No.Pol.: DD 1019 BM No.Rangka asas ini adalah bahwa terhadap peristiwa
MHKM1BB3JCK008879 No.Mesin : khusus wajib diberlakukan undang-undang
DL91330 kepada terdakwa dengan perjanjian yang menyebut peristiwa itu, walaupun untuk
sistem pembayaran mobil tersebut secara peristiwa khusus tersebut dapat pula
kredit selama 48 (empat puluh delapan) bulan diberlakukan undang-undang yang menyebut
dengan angsuran perbulan sebesar peristiwa yang lebih luas atau lebih umum
Rp.3.660.000,- (tiga juta enam ratus enam yang dapat mencakup peristiwa khusus
puluh ribu rupiah), setelah mobil tersebut tersebut.
berada didalam penguasaan terdakwa namun
oleh terdakwa terdakwa hanya melakukan Sementara itu Eddy OS Hiariej
pembayaran angsurannya selama 9 mengemukakan bahwa dilihat dari perspektif
(sembilan) bulan saja dan sisanya terdakwa politik hukum pidana (penal policy),
tidak melakukan pembayaran sampai eksistensi asas 'lex specialis derogat legi
sekarang, malahan tanpa sepengetahuan atau generali" sebenarnya merupakan asas hukum
seizin dari pihak PT. Mandiri Utama Finance yang menentukan dalam tahap aplikasi.
kemudian pada sekitar bulan September 2018 Tahap ini merupakan tahap penerapan
oleh terdakwa telah mengalihkan mobil peraturan perundang-undangan pidana yang
tersebut kepada saksi Lk. Andi Mappa Yusuf. telah dilanggar terhadap peristiwa konkrit
K alias Andi Baso dengan cara menjaminkan (ius operatum) melalui proses penegakan
mobil tersebut atas utang terdakwa kepada hukum. Oleh karena itu, asas “lex specialis”
saksi Lk. Andi Mappa Yusuf. K alias Andi ini menjadi penting bagi aparat penegak
Baso, sehingga akibat perbuatan terdakwa hukum ketika akan menerapkan peraturan
tersebut mengakibatkan pihak PT. Mandiri
Utama Finance mengalami kerugian sebesar
Rp.139.080.000,- (seratus tiga puluh
sembilan juta delapan puluh ribu rupiah).
Atas perbuatan sebagaimana
dituduhkan dalam surat dakwaan, Perbuatan
Muhammad Rusli Arafat
Tindak Pidana Pengalihan Obyek Jaminan Fidusia Oleh Debitur (Tinjauan Yuridis Putusan Nomor: 27
Nomor 137/Pid.Sus/2020/PN.Mks)
p-ISSN 2337-6368 | e-ISSN 2615-4439
http://jurnal.ugj.ac.id/index.php/HERMENEUTIKA

perundangundangan pidana terhadap perkara Dalam badan peradilan baik


pidana yang ditanganinya. 20 Pengadilan Negeri, Pengadilan Tinggi
maupun Mahkamah Agung, dalam memutus
Dalam bidang hukum pidana, asas lex suatu perkara pasti menggunakan alat-alat
specialis derogat legi generali dinormakan bukti serta pertimbangan-pertimbangan
dalam Pasal 63 ayat (2) KUHP yang sebelum memutus suatu perkara tersebut.
menentukan bahwa, “Jika suatu tindakan Karena hal ini merupakan suatu peraturan
masuk dalam suatu ketentuan pidana umum, yang sudah diatur. Pertimbangan hakim
tetapi termasuk juga dalam ketentuan pidana digunakan untuk lebih mematang alat-alat
khusus, maka hanya yang khusus itu yang bukti dalam memutus suatu perkara. Karena
diterapkan”. Artinya, jika terjadi suatu tindak suatu putusan dipengaruhi oleh alat bukti
pidana yang melanggar dua ketentuan hukum yang sah serta pertimbangan-pertimbangan
pidana atau lebih, yang salah satunya adalah dari Majelis Hakim. Hal ini sesuai dengan
ketentuan hukum pidana umum, dan yang sistem pembuktian yang dianut di Indonesia
lainnya adalah ketentuan hukum pidana yakni pembuktian yang didasarkan pada
khusus, maka ketentuan hukum pidana undang-undang secara negatif (negatief
khusus itulah yang dikenakan kepada
wettelijk bewijs theorie).
pelakunya.
Selanjutnya, Majelis Hakim dalam
Namun, KUHP tidak menjelaskan memberikan putusannya digantungkan pada
dalam situasi seperti apa, terdapat peristiwa perbuatan yang dilakukan oleh seorang
yang melanggar ketentuan pidana umum dan terdakwa yang diatur dalam KUHP atau
pidana khusus tersebut. Memorie van dalam undang-undang yang mengatur
Toelichting (MvT) hanya menyatakan perbuatan tersebut. Adapun bentuk dari
bahwa: putusan pengadilan meliputi putusan bebas,
“Indien het eene strafbare feit slechts is putusan pelepasan dari segalan tuntutan dan
eene bijzonder genoemde soort van het putusan pemidaan.
andere, en dus uit zijnen aard Dalam 137/Pid.Sus/2020/PN Mks
daaronder reeds is begrepen, dan geldt terdakwa dijatuhi dengan putusan
de regel lex specialis derogate legi pemidanaan yakni pidana kurungan dan
generali, onverschillig of de species pidana denda. Majelis Hakim memutuskan
zwaarder of lichter wordt gestraft dan pemidanaan terhadap terdakwa karena
het genus, en onverschillig of zij al dan terdakwa telah terbukti secara sah dan
niet een eigen naam heeft.” meyakinkan bersalah melakukan tindak
(Jika suatu tindak pidana hanyalah satu pidana mengalihkan benda yang menjadi
jenis khusus dari suatu perbuatan yang obyek jaminan fidusia yang dilakukan tanpa
lain, dan dari makna yang ada sudah persetujuan tertulis terlebih dahulu dari
dipahami, maka berlaku aturan lex penerima Fidusia. Dalam hal ini Majelis
specialis derogat legi generali, tanpa Hakim menilai bahwa terdakwa telah
mempedulikan apakah yang khusus itu melanggar Pasal 36 Undang-Undang Nomor
dihukum lebih berat atau lebih ringan 42 Tahun 1999 tentang Jaminan Fidusia.
daripada yang umum, dan tanpa Dimana isi putusan yang pada pokoknya
mempedulikan pula apakah dia terdakwa dijatuhi dengan pidana penjara
memiliki sebutan sendiri).21 selama satu tahun dan pidana denda sebesar

20 21
Eddy OS Hiariej dkk, 2009, Persepsi dan Penerapan Asas Shinta Agustina, Implementasi Asas Lex Specialis
Lex Specialis Derogat Legi Generali di Kalangan Derogat Legi Generali Dalam Sistem Peradilan
Penegak Hukum, Laporan Penelitian, Yogyakarta, Pidana, Jurnal MMH, Jilid 44 No. 4, Oktober 2015,
Fakultas Hukum Universitas Gajah Mada, hlm 5. hlm. 505
Muhammad Rusli Arafat
Tindak Pidana Pengalihan Obyek Jaminan Fidusia Oleh Debitur (Tinjauan Yuridis Putusan Nomor: 28
Nomor 137/Pid.Sus/2020/PN.Mks)
p-ISSN 2337-6368 | e-ISSN 2615-4439
http://jurnal.ugj.ac.id/index.php/HERMENEUTIKA

Rp 10.000.000,-(sepuluh juta rupiah) “Barang siapa dengan maksud untuk


subsider satu bulan kurungan. menguntungkan diri sendiri atau orang
lain secara melawan hukum, memaksa
Berdasarkan analisis kasus yang seorang dengan kekerasan atau
dilakukan dan di hubungkan dengan asas ancaman kekerasan untuk memberikan
Asas Lex Specialis Derogat Legi Generalis, barang sesuatu, yang seluruhnya atau
maka dalam hal kejahatan pengalihan obyek sebagian adalah kepunyaan orang itu
jaminan fidusia terdapat dua aturan hukum atau orang lain, atau supaya membuat
yang mengatur yaitu dalam UUJF dan hutang maupun menghapuskan
KUHP. Sanksi pidana dalam Pasal 36 UUJF piutang, diancam karena pemerasan
menyebutkan bahwa : dengan pidana penjara paling lama
Pemberi Fidusia yang mengalihkan, sembilan bulan”.
menggadaikan, atau menyewakan Berdasakan uraian Pasal 368 KUHP di
Benda yang menjadi objek Jaminan atas, maka dengan demikian pasal ini dapat
Fidusia sebagaimana dimaksud dalam diterapkan penegak hukum jika pihak
Pasal 23 ayat (2) yang dilakukan tanpa kreditur tidak melakukan sesuai dengan
persetujuan tertulis terlebih dahulu dari ketentuan dan prosedur yang berlaku apalagi
Penerima Fidusia, dipidana dengan jika tidak mendaftarkan perjanjian fidusia
pidana penjara paling lama 2 (dua) sebelumnya kepihak berwenang (kantor
tahun dan denda paling banyak Rp. pendaftaran fidusia). Untuk itu perlu ada
50.000.000,- (lima puluh juta) rupiah. jaminan hukum dan dukungan hukum secara
Berdasarkan Pasal 372 KUHP legal. Inilah urgensi perlindungan hukum
mengatur bahwa : yang seimbang antara Kreditur dan Debitur.
Bahkan apabila Debitur mengalihkan benda
Barang siapa dengan sengaja dan objek fidusia yang dilakukan di bawah tangan
melawan hukum memiliki barang (tanpa persetujuan tertulis kreditur) kepada
sesuatu yang seluruhnya atau sebagian pihak lain tidak dapat dijerat dengan
adalah kepunyaan orang lain, tetapi ketentuan sanksi pidana Pasal 36 UUJF,
yang ada dalam kekuasaannya bukan karena tidak syah atau legalnya perjanjian
karena kejahatan diancam karena jaminan fidusia yang dibuat dan tidak
penggelapan, dengan pidana penjara didaftarkan pada kantor pendaftaran fidusia,
paling lama empat tahun atau pidana sehingga dalam praktek sangat
denda paling banyak sembilan ratus dimungkinkan Debitur yang mengalihkan
rupiah. barang objek jaminan fidusia di laporkan atas
Tidak hanya terhadap debitur kejahatan tuduhan penggelapan sesuai Pasal 372
obyek jaminan fidusia yang terjerat pidana, KUHP.
tetapi juga pihak kreditur melanggar apabila, Berdasarkan penelitian yang dilakukan
Pandangan hukum pidana, terhadap eksekusi maka Dalam putusan Nomor
objek fidusia di bawah tangan masuk dalam 137/Pid.Sus/2020/PN Mks hakim memutus
tindak pidana Pasal 368 KUHP jika kreditur berdasarkan dakwaan kesatu yaitu Pasal 36
melakukan pemaksaan dan ancaman UUJF, hal tersebut berdasarkan fakta
perampasan dalam hal eksekusi obyek persidangan bahwa perjanjian jaminan
jaminan fidusia yang selama ini banyak fidusia yang dilakukan oleh terdakwa dengan
dilakukan oleh pihak kreditur melalui PT. Mandiri Utama Finance telah didaftarkan
karyawannya bagian collector sendiri yang pada kantor pendaftaran jaminan Fidusia
bertugas melakukan penagihan ataupun Kementrian Hukum dan Hak Asasi Manusia.
penarikan unit kendaraan obyek jaminan Berbeda hal nya dengan dakwaan ke dua
fidusia, Pasal 368 KUHP ini menyebutkan : yang tidak dinyatakan bahwa perjanjian
Muhammad Rusli Arafat
Tindak Pidana Pengalihan Obyek Jaminan Fidusia Oleh Debitur (Tinjauan Yuridis Putusan Nomor: 29
Nomor 137/Pid.Sus/2020/PN.Mks)
p-ISSN 2337-6368 | e-ISSN 2615-4439
http://jurnal.ugj.ac.id/index.php/HERMENEUTIKA

fidusia telah di daftarkan pada kantor fidusia melekat pada hukum perdata sehingga
pendaftaran jaminan Fidusia Kementrian akibat hukum dari tidak dilakukannya
Hukum dan Hak Asasi Manusia, apabila prosedur pendaftaran jaminan fidusia
memang belum didaftarkan pada pada kantor berakibat pada pemenuhan unsur tindak
pendaftaran jaminan Fidusia Kementrian pidana dalam ketentuan pidana pada UU No.
Hukum dan Hak Asasi Manusia maka aturan 42 Tahun 1999 tentang Jaminan Fidusia.
hukum yang dapat menjerat terdakwa adalah
PAsal 372 KUHP tentang Penggelapan. Hal REFERENSI
demikian berdasarkan pasal 14 ayat (3) UU Eddy OS Hiariej dkk, Laporan Penelitian
No. 42 Tahun 1999 tentang Jaminan Fidusia, Persepsi dan Penerapan Asas Lex
Lahirnya fidusia tersebut adalah pada saat Specialis Derogat Legi Generali di
didaftarkan di Kantor Pendaftaran Fidusia. Kalangan Penegak Hukum,
Yogyakarta, Fakultas Hukum
Dengan demikian maka penerapan asas Universitas Gajah Mada, 2009.
Asas Lex Specialis Derogat Legi Generalis H. Salim HS, Perkembangan Hukum
harus secara cermat di pertimbangkan oleh Jaminan di Indonesia, Jakarta,PT
hakim dalam pertimbangan hukum terhadap Raja Grafindo Persada, cetakan ke-
perbuatan terdakwa. Dengan adanya unsur VIII, 2014.
hukum perdata dalam tindak pidana H. Tan Kamelo, Hukum Jaminan Fidusia,
pengalihan obyek jaminan fidusia maka Suatu Kebutuhan yang
ketentuan-ketentuan hukum perdata dalam Didambakan: Sejarah,
UU No. 42 Tahun 1999 tentang Jaminan Perkembangannya, dan
Fidusia harus di perhatikan dengan teliti dan Pelaksanaannya dalam Praktik
di pahami oleh majelis hakim. Hal tersebut Bank dan Pengadilan, Bandung,
karena tindak pidana pengalihan obyek Alumni, 2006.
fidusia melekat pada hukum perdata sehingga Irwansyah, Penelitian Hukum “Pilihan
akibat hukum dari tidak dilakukannya Metode dan Praaktik Penulisan
prosedur pendaftaran jaminan fidusia Artikel”. Yogyakarta: Mirra Buana
berakibat pada pemenuhan unsur tindak Media, 2020P.A.F. Lamintang,
pidana dalam ketentuan pidana pada UU No. Delik-Delik Khusus Kejahatan
42 Tahun 1999 tentang Jaminan Fidusia. Terhadap Harta Kekayaan,
IV. KESIMPULAN Bandung, Sinar Baru, 2009.
Berdasarkan pasal 14 ayat (3) UU No. R. Subekti, Pokok-Pokok Perdata, Jakarta,
42 Tahun 1999 tentang Jaminan Fidusia, PT. Intermasa, 1979.
Lahirnya fidusia tersebut adalah pada saat R.Subekti dan R.Tjitrosudibio, Kitab
didaftarkan di Kantor Pendaftaran Fidusia Undang-Undang Hukum Perdata
sehingga seorang pemberi fidusia yang (Burgerlijk Wetboek) cet.41,
melakukan pengalihan terhadap obyek Jakarta, PT.Balai Pustaka, 2016.
jaminan fidusia tanpa terlebih dahulu Romli Atmasasmita. Pengantar Hukum
melakukan persetujuan dengan penerima Kejahatan Bisnis, Jakarta, Prenada
fidusia yang aktanya belum didaftarkan Media, 2003.
kepada Kantor Pendaftaran Jaminan Fidusia Yurizal, Aspek Pidana dalam Undang-
Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Undang No. 42 Tahun 1999 tentang
seharusnya tunduk pada ketentuan Pasal 327 Jaminan Fidusia. Malang, Media
KUHP. penerapan asas Asas Lex Specialis Nusa Creative, 2015.
Derogat Legi Generalis harus secara cermat H. Muhamad Rakhmat, Kejahatan Bisnis
di pertimbangkan oleh hakim dalam (Perspektif Hukum Pidana dan
pertimbangan hukum terhadap perbuatan Kriminologi), Al-Akhbar: Vol.7
terdakwa, tindak pidana pengalihan obyek No.3 April 2014.
Muhammad Rusli Arafat
Tindak Pidana Pengalihan Obyek Jaminan Fidusia Oleh Debitur (Tinjauan Yuridis Putusan Nomor: 30
Nomor 137/Pid.Sus/2020/PN.Mks)
p-ISSN 2337-6368 | e-ISSN 2615-4439
http://jurnal.ugj.ac.id/index.php/HERMENEUTIKA

Nanin Koeswidi Astuti, Analisa Yuridis Data Otoritas Jasa Keuangan pada tanggal
Terhadap Tindak Pidana 15 mei 2020 sebagaimana di kutip
Pengalihan Obyek Jaminan Fidusia oleh www. Mediaindonesia.com
Tanpa Persetujuan Penerima diakses tanggal 21 Juli 2021.
Fidusia, Jurnal Hukum Tora, Vol. 3
No. 1, April 2017. Peraturan Perundang-undangan
Nur Hayati, Aspek Hukum Pendaftaran Undang-Undang Nomor 1 tahun 1946
Jaminan Fidusia Berdasarkan tentang Peraturan Hukum Pidana
Undang-Undang Nomor 42 Tahun (KUHP)
1999 Tentang Jaminan Fidusia, Lex Undang-Undang Nomor 42 Tahun 1999
Jurnalica, Volume 13 Nomor 2, tentang Jaminan Fidusia
Agustus 2016. Peraturan Pemerintah Nomor 86 Tahun 2000
Nurhamida Simatupang, Evaluasi Peranan tentang Tata Cara Pendaftaran
Leasing Sebagai Alternatif Jaminan Fidusia dan Biaya
Pembiayaan Modal Pada Pt Pembuatan Akta Jaminan Fidusia.
Jokotole Transport Surabaya, Peraturan Pemerintah Nomor 87 Tahun 2000
Surabaya, Jurnal Ilmu dan Riset tentang Perubahan Atas
Akuntansi Sekolah Tinggi Ilmu PeraturanPemerintah Nomor 26
Ekonomi Indonesia, 2014. Tahun 1999 tentang Tarif Atas Jenis
Ratnawati W. Prasadja, Pokok-Pokok Penerimaan Negara Bukan Pajak
Undang-Undang Nomor 42 Tahun yang Berlaku pada Departemen
1999 tentang Jaminan Fidusia, Hukum.
Majalah Hukum Trisakti Nomor 33
Oktober 1999
Shinta Agustina, Implementasi Asas Lex
Specialis Derogat Legi Generali
Dalam Sistem Peradilan Pidana,
Jurnal MMH, Jilid 44 No. 4,
Oktober 2015.
Sutan Remy Sjahdeini, Komentar Pasal
Demi Pasal Undang-Undang
Nomor 42 Tahun dalam Apakah
Undang-Undang Ini Telah
Memberikan Solusi Kepada
Kepastian Hukum .Vol. 10, Jakarta:
Badan Pembinaan Hukum Nasional
Departemen Kumdang RI
Bekerjasama dengan Bank Mandiri,
2000.
Willer Napitupulu, Maryanto, Kebijakan
Hukum Pidana Dalam
Menanggulangi Tindak Pidana
Jaminan Fidusia Terhadap Jaminan
Fidusia Yang Dikuasai Pihak
Ketiga, Jurnal Hukum Hukum
Khaira Ummah Vol. 12. No. 2 Juni
2017.
Website

Muhammad Rusli Arafat


Tindak Pidana Pengalihan Obyek Jaminan Fidusia Oleh Debitur (Tinjauan Yuridis Putusan Nomor: 31
Nomor 137/Pid.Sus/2020/PN.Mks)

Anda mungkin juga menyukai