Anda di halaman 1dari 168

UTILITAS

BAIIIGUNAT{

DWI TAI\IGORO

,s!@
PENERBIT UNTVERSITAS INDONESIA

ffiH (UI-PRESS),2006
. Perpustakaan Nasional: Katalog Dalam Terbitan (KDT)

Dwi Tangoro
Utilitas bangunan / Dwi Thngoro Jakarta :
-
Penerbit Universitas Indonesia (Ul-press), 1999.
vii: l6l hlm.: 24 cm.

rsBN 979-456-201-7

1. Bangunan Utilitas L Judul


-

644

@ Hak Pengarang dan Penerbit Dilindungi Undang-Undang


Cetakan 2006

Pengarang: Dwi Tangoro


Dicetak gleh: Penerbit Universitas Indonesia (Ul-press)
Penerbit: Penerbit Universitas Indonesia (UI-press)
Jl. Salemba Raya 4,'Jakarta 10430. Telp. (O2l) 31935373,
(021) 31930172; Fax. (021) 31930172
website: wrvw.penerbit-ui.com; e.mail: info@penerbit-ui.com
KAIA PENGANTAR

utilitas untuk suatu


Buku ini berisi uraian dasar perancangan
khususnya untuk
kompleks bangunan beserta lingkungannya'
tinggi'
perancangan utilitas bungunun beJingtat 'pegangan untuk
Buku ini -"rrpJu"n buku ajai dan buku
Arsitektur dalam
."*;;;; mahasiswl- Fakultas rtrt"it Jurusan 7' khusus-
;;;;;;th" pendidikannva pada semeste'r 5' 6 dan
nya pada mata ajaran Utilitas' -1- *^-r-^-rrr mqh,
membantu mahasiswa
Mata ajaran Utilitas ini bertujuan untuk
bangunan Arsitektur.dengan
dalam mengkoordinasikan p"'u""ungun
menguraikan masalah teknis
bidang-bidang lain. f*""" it" buku'ini
secara rinci.
mahasiswa akan dapat
Mudah,mudahan dengan uratan tni,
n"tv"f"r"iUut p",u""u"gln berbagai bangunan ]19t^r,*liii:
maupun simpatrsan
,"*irrrnu. Kdtik, saran, d-an usulan dari pembacaini'
buku
utun tu-i hargai demi kesempurnaan
Kepada Or. f"g' f"rryanto Ch': I1' Hj' Siti Handjarinto M'Sc'
Universitas Indonesia'
dan Staf Pengajar flftuftut Teknik -Arsitektur
i;' i. , ERH' Martojo S'T'' Elsa
n. uurit L Aviandaru S'T''Arsianto'S'T'' khususnya Ir'
Arsitaningtyas S.E. Akt', dan Aryo
Bambang Suhendro fAf' t*f p"ngu3ut di Fakultas Teknik Pancasila
buku Lltiliras
yang telah banyak *"*U"'ittun 1'"t1'LT dan koreksi dari
ini, kami mengucapkan banyak terima kasih'

Jakarta, Februari 2004

Penl'usun
PEND6TI(lL(lFN

Berbagai bangunan yang dirancang oleh mahasiswa Arsi-


tektur malrpun arsitek tidak dapat berfungsi dengan baik tanpa
mempedulikan adanya kelengkapan fasilitas bangunan yang di-
gunakan untuk menunjang tercapainya kenyamanan, kesehatan,
keselamatan, komunikasi, dan mobilitas dalam bangunan.
Kelengkapan fasilitas bangunan tersebut adalah Utilitas,
yang merupakan suatu ilmu pengetahuan teknik Arsitektur di
samping ilmu-ilmu lain mengenai bangunan, yang harus dipe-
lajari oleh seorang arsitek dalam koordinasi merancang ba-
ngunan.
Utilitas yang dipelajari di sini terbatas pada sistem dan per-
hitungan praktis saja, bukan merupakan cara perhitungan secara
teliti yang dipelajari oleh ahli-ahlinya, seperti ahli di bidang
mekanikal, elektrikal malrpun ahli lainnya.
Sistem Utilitas di sini membahas perancangan sistem
plambing," sistem pencegahan kebakaran, sistem pengudaraan,
sistem pencahayaan, telekomunikasi, penangkal petir, tata suara,
transportasi dalam bangunan, landasan helikopter, pembuangan
sampah, dan alat pembersih bangunan.
Dengan rnempelajari Ilmu Utilitas, para mahasiswa arsi-
tektur akan mendapatkan hasil yang cukup baik dalam peran-
cangannya.
DfiFTfiR ISI

KATA PENGANTAR lll


PENDAHULUAN
Utilitas dan Lingkungan I,
Utilitas Bangunan J
l. Perancangan Sistem Plambing 4
2. Pencegahan Kebakar.an 29
3. Pengudaraan/Penghawaan 46
4. Penerangan/Pencahayaan 66
5. Telepon 85
6. CCTV dan Sistem Sekuriti 88
7. Penangkal Petir 90
8. Sistem Tata-Suara 93
9. Transportasi dalam Bangunan 95
10. Landasan Helikopter Lr4
I l. Limbah Sampah 116
12. Alat Pembersih Lpar Bangunan 118
13. Kesimpulan t2t
PENUTUP 122
DAFTAR PUSTAKA 123
LAMPIRAN 124
INDEKS r50

vl1
OTILITGS D6N LINGKONqFN

Sebelum mempelajari Ilmu Utilitas perlu dimengerri acla-


nya penghematan segala sesuatu yang berhubungan antar.a
kelengkapan bangunan dan lingkungan. Kelengkapan utama
dalarn bangunan terdiri dari 3 unsur pokok:

Air
Air bersih yang semakin langka saat ini diupayakan agar
digunakan sehemat mUngkin. Begitu pula sisa-sisa air pem-
buangan yang tampak .idak berharga juga harus dimanfaatkan
kembali semaksimal mungkin. Dengan demikian, kebutuhan air
dalam lingkungan bangunan tidak akan berkurang.

MataharilCahaya Matahari
Indonesia yang beriklim tropis sangat kaya akan sinar rnata-
hari. Oleh karena itu, sedapat munlkin cahaya matahari di-
.manfaatkan sebaik-baiknya sehingga penggunaan cahaya buatan
yang membutuhkan energi tambahan dapat dikurangi.

Udara,/Angin
Selama angin/udara segar di luar bangunan masih dapat cli-
gunakan di dalam perancangan bangunan; snmber daya tersebut
dapat dimanfaatkan sebaik-.baiknya sehingga memberikan suatu
lingkungan yang nyaman dalam melaksanakan kegiatan kerja
sehali-hari.

Dalam perancangan suatu bangunan, perlu diperhatikan


penggunaan air yang hemat, persiapan tempat-tempat rembesan
2 Urilittts Bangintatt

segar yang sebaik


air, penggunaan cahaya alam dan aliran angin
dan aliran
mungkin, serta pengurangan penggunaan cah.aYa
tersebut' maka akan
angin buatan- D;g;n *"tp"titutikan hal
tercipta suatu lingkungan yang seimbang'
\
OTILITFS B6T{GON6N

Utilitas Bangunan adalah suatu kelengkapan fasilitas ba-


ngunan yang digunakan untuk menunjang tercapainya unsur-
unsur kenyamanan, kesehatan, keselamatan, kemudahan komu-
nikasi" dan mobilitas dalam bangunan.
, Perancangan bangunan harus selalu memperhatikan dan
rnenyertakan fasilitas utilitas yang dikoordinasikan dengan pe-
rancangan yang lain, seperti perancangan arsitektur, perancangan
struktur, perancangan interior dan perancangan lainnya.
Perancangan utilitas tersebut terdiri dari:
1. Perancangan plambing dan sanitasi
2. Perancangan pencegahan kebakaran
3. Perancangan pengudaraan/penghawaan
4. Perancangan penerangan/pencahayaan
5. Perancangan telepon
6. Perancangan CCTV dan sekuriti sistem
7. Perancangan penangkal petir'
8. Perancangan tata-suara
9. Perancangan transportasi dalam bangunan
10. Perancangan landasan helikopter
11. Perancangan pembuangan sampah
l?. Perancangan alat pembersih bangunan.
Dengan memperhatikan serta mempelajari semua peran-
cangan tersebut, diharapkan perancang suatu bangunan dapat
meruberikan hasil perancangan yang optimal.
I"
Perqncqngqn Sistem Plcmbing

Sistem peralatan plambing adalah suatu sistem penyediaan


atau pengeluaran air ke tempat-tempat yang dikehendaki tanpa
ada gangguan atall pencemaran terhadap daerah-daerah yang
dilaluinya dan dapat memenuhi kebutuhan penghuninya dalam
masalah air.

Jenis Peralatan Plarnbing


Peralatan plambing meliputi kebutuhan-kebutuhan yang
diperlukan dalam suatu kompleks pertotaan, perumahan, dan
bangunan.
Peralatan tersebut terdiri dari:
a. peralatan untuk penyediaan air bersih,
b. peralatan untuk penyediaan air panas,
c. peralatan untuk pembuangan air kotor, dan
d. peralatan-peralatan lain yang ada hubungannya terhadap
perencanaan pemipaan.

Syarat-syarat dan Mutu Bahan Plarnbing


Dalam perencanaan pelaksanaan plambing, harus diper-
hatikan syarat-syarat dari bahan plambing, yaitu:
a. tidak menimbulkan bahaya kesehatan,
b. tidak menimbulkan gangguan suara,
c. tidak menimbulkan gangguan radiasi,
d. tidak merusak perlengkapzur bangunan, dan
e. instalasi harus kuat dan bersih.
Pentncangurt Sistern Platnbittg 5

Selain syarat-syarat di atas harus pula diperhatikau cara-


cara pemasangan yang baik, seperti penyambun_qan hubungan
ciari pipa-pipa yang besar ke yang kecil atau sebaliknya.
Instalasi piambing harus menggunakan bahan-bahan yang
mutu bahannya nemenuhi syarat-syarat sebagai berikut.
a. Daya tahan bahan harus lama, minimal 30 tahun.
b. Permukaan harus halus dan tahan air'.
c. Tidak ada bagian-bagian yang tersembunyi/menyimpan
kotoran pada bahan-bahan yang dimaksud.
d. Bebas dari kemsakan, baik mekanis naupun yang lain.
e. Mudah pemeliharaannya.
l. MemenLrhi peraturan-peraturan yang bellakr.r.
Alat-alat Pendukung PlarntlingA'ixtures
Dalarn perencanaan plambing, perlu diperharikan bahan/
alat plambing. Untuk bahannya dapat digunakan: pipa besi tuang
(galvmtiz.e), pipa PVC, dan pipa ternbaga (untr-rk air panas).
Penggunaan pipa ini tergantung dari jenis bangunan dengan
suatu tekanan tertentu sesuai dengan besal dan tinggi bangun-
annya. Ukuran yang sering digunakan mulai ciali diameter.:
l/2" sampai dengan 2" untuk rumah tinggal, dan l/2" sampai
dengan 6" untuk bangunan tinggi.
Alat-alat plarnbing yang merupakan pelmulaan dari sistem
pembuangan dari instalasi, dapat berupa: kran, kloset; wastafel
(lcn'atory), urinoir, bidet, bath tub, shower dan lain-lain (Gam-
bur l. 1,1.
Alat plarnbing dari kran dapat berfungsi sebagai alar unrllk
mendapatkan air dan juga alat plambing lain untuk rnengalirkan
air yang sudah dipakai.

Air
Air yang merupakan kebutLrhan manusia adalah pclengkap
yang harus disediakan dalam alat plambing.
6 Utilittts Btutgturcut

Gambar 1.1. Alat-alat Plambing'

Air mcnurut kebutuhannya dapat dibagi menjadi: air bersih


(dingin atau panas), air kotor (air sisa, air limbah, air hujan,
dan air limba[ khusus).
Air bersih yang dimaksud di sini adalah air rninum, yaitu
air yang dapat diminum dan digunakan untuk kebutuhan-
kebutuhan lain. Agar air minum tidak mengganggu kesehatan
manusia dan mengganggu peralatan-peralatan. diperlukan sua-
tu syarat-syarat fisik, kimia, dan bakteriologis yfing ditentukan
oleh dinas kesehatan negara.
Syarat-syarat tisik air minum:
n. jernih, bersih, tidak berrvarna, tidak berbau. d:n tidak
mempunyai rasa;
b. nrempunyai suhu kira-kira 10-20 derajat Ceisius;
c. rnemenuhi syarat keiehatan.
Penutctttgtttt Sistetrt Platnhing 7

Surnber Ai.r

Air yang berasal dari mata air, yaitu air yang keluar dari
dalam tanah. Fiasanya terdapat pada daerah-daerah yang ber-
gunung berapi, sebagai mata air sungai (Gambar 1.2).
Air danau atau juga air tadah hujan, kemudian ditampung
dan diolah sedemikian rupa Sehingga dapat berfungsi sebagai
air minum (Gambar 1.3).
Air sungai yang dibuat bendungan, kemudian diolah dan
diproses oleh pemsahaan untuk warga/masyarakat yang me-
merlukan. Usaha ini biasanya dilakukan oleh Perusahaan Air
Minum/PAM.
Air dafi dalam tanah, berupa sumur galian atau sumur
pompa untuk kebutuhan sendiri-sendiri atau kebutuhan dalam
jumlah kecil dengan kedalaman tergantung dari tinggi permu-
kaan air tanah, berkisar 5 sampai 15 m.

t
4t2ra
6*
,eftr=>
I\**

Gambar 1.2. Sirkutasi Air.


8 Utilittts Btutg,wtrut

.t"^"

Gambar 1.3. Tandon Air.

Macam-macam sumur yang mendapatkan air dari dalam


tanah:
a. sumur pompa/sumrr galian = 5-15 m (Gambar 1.4):
b. sumur pompa dengan mesin = 15-40 m;
c. sumur pompa dengan mesin/semi deep well = 50-100 m
(Gambar 1.5);
d. sumur pompa dalam/deep well = kedalaman 100 m lebih
(Gambar 1.6).

Kebutuhan Air

Kebutuhan air dalaln bangunan artinya air yang diperguna-


kan baik oleh penghuninya ataupun oleh keperluan-keperluan
lain yang ada kaitannya dengan fasilitas bangunan.
Kebutuhan air didasarkan atas sebagai berikut:
a. Keperluan-keperluan: (i) untuk minum, memasak/dimasak,
(ii) untuk keperluan mandi, buang air kecil dan air besar;
(iii) untuk mencuci: cuci pakaian, cuci tangan/badan, cuci
peralatan dan cuci perlengkapan, serta (iv) untuk proses,
seperti industri.
Peranuut.grrrt Sistem Platnbirtg 9

Gambar 1.4. Sumur dan Pompa tangan.

Gambar 1.5. Pompa semi tleep well.


l0 Urilitus Bturgtuttur

Gambar 1.6. Pompa dcep well

b. Kebutuhan yang sifatnya sirkulasi: (i) air panas; (1t) water


coolinglAC, dan (iii) kolam renang, air mancur/taman.
c. Kebutuhan yang sifatnya tetap: (i) air untuk hidran, dan
(ii) air untuk sprinkler.
d. Kebutuhan air cadangan yang sifatnya berkurang karena
penguapan.

Kebutuhan air terhadap bangunan tergantung fbngsi ke-


gunaan bangunan dan jumlah penghuninya. Untuk mendapatkan
jumlah yang besar digunakan sumur pompa dalam (deep well)
dengan jumlah debit yang tinggi.
Besar kebutuhan air, khususnya untuk kebutulran manusia,
dihitung rata-rata per orang per hari tergantung dari jenis ba-
ngllnan yang digunakan untuk kegiatan manusia tersebut.
Perttrtcungtut Sistent Planlting I 1

Tabel 1;1. Kebutuhan Air Menurut Tipe Bangunannya


Tipe Bangunan Liter/lnri
Sekolahan 57
Sekolahan + Kafetaria 95
Apartemen t33
Kantor 57-t25
Taman umum 19
Taman dan Shower 38
Kolam renang 38
Apartemen mewah 570/unit
Rumah susun l52lunit
Hotel 380/kamar
Pabrik 95,
Rumah Sakit Umum 570/unit
Rumah Perawat 285/unit
Restoran 95
Dapur dari hotel 38
Motel 190/t. tidur
Drive in l9lrnobil
Pertokoan 1.S2}/tollet
Service station
(tiap mobil yang di-semice) 38.
Airport 11-19/penumpang
Gereja 19-26lt. duduk
Rumah tinggal r 50-285
Marina
- Toilet 38
- Wastafel 151
- Shower s70

Surnber: Mechanical & Electrical Equipment for Buildings.

Sistern Pernipaan Plambing

Sistem pemipaan, menurut cara pengaliran airnya, adalah


cara untuk mengalirkan air ke tempat yang memerlukan. Ada
dua cara pengaturan air yaitu sistem horizontal dan sistern
vertikal.
12 IJtilitas llcngutrcut

Sistent Horizontal

Sistem horizontal adalah suatu sistem pemipaan yang ba-


nyak digunakan untuk mengalirkan kebutuhan air pada suatu
kompleks peruma.han atau rumah-rumah tinggal yang tidak ber-
tingkat (Gambar 1.7).
Ada dua cara yang dipakai untuk sistem pemipaan hori-
zontal, yaitu sebagai berikut.

Pemipaan yang menuju ke satu titik akhir.


Keuntungan pemipaan ini adalah pemakaian bahan yang
lebih efisien, dan kerugiannya adalah daya pancar pada titik
kran air tidak sama, semakin jauh semakin kecil daya
pancarannya.
b. Pemipaan yang melingkar/membentuk ring.
Pemipaan ini menuntut penggunaan bahan pipa yang ba-
nyak, padahal kekuatan daya pancar air ke sentua titik-titik
akan menghasilkan air yang sama.

Gambar 1.7. Sistem air bersih untuk perumahan.


Perotctngtn Sistem Plcunbing 13

Sistem Vertikal

Sistem pengalirar/distribusi air bersih dengan sistem ver-


tikal banyak digunakan pada bangunan.bangunan bertingkat
tinggi. Cara pendistribusiannya adalah dengan menampung lebih
dulu pada tangki air (ground reservoir) yang terbuat dari beton
dengan kapasitas sesuai dengan kebutuhan air pada bangunan
tersebut. Kemudian air dialirkan dengan menggunakan pompa
untuk langsung ke titik+itik kran yang diperlukan. sistem ini
lebih menguntungkan pada penggunaan pipa, tetapi sering
mengalami kesulitan kalau sumber tenaga untuk pompa menga-
lami pemadaman (Gambar 1.8).

Gambar 1.8. Sistem air bersih dengan pompa langsung.


l4 lltilirtn Brutgurttut

Cara lain dengan menggunakan pompa untuk diteruskan


pada tangki di atas bangunan. Kemudian dari tangki dialirkan
ke tempat-tempat yang memerlukan, dengan menggunakan sis-
tem gravitasi/diturunkan secara langsung. Pada tempat-tempat
tertentu yang jaraknya kurang dari 9 m dari tangki digunakan
alat tambahan untuk memperkuat pancaran air' misalnya
menggunakan pompa tekan (Gambar 1'9).

Gambar 1.9. Sistem air bersih dengan tangki di atas.


Perrmccutgtrtt Sistetn Plantbing 15

Air Panas

Air panas adalah air bersih yang dipanaskan dengan alat


tertentu dan digunakan untuk kebutuhan-kebutuhan tertentll.
Sistem air panas ini dapat dipasang pada bangunan perumahan,
perkantoran, restoran, hotel, apartemen, penginapan, rumah sa-
kit, dan bangunan-bangunan umurt. Pada daerah-daerah yang
beriklim atau berudara sejuk, air panas sangat diperlukan. Oleh
karena itu, sistem plambing air panas ini menggunakan pipa
besi tuang atau tembaga yang dibalut dengan benang-benang
asbes supaya panasnya tidak terbuang keluar (benang-benang
asbes tersebut sebagai isolator yang baik untuk menahan panas).
Untuk memanaskan air, pipa-pipa air dingin yang menuju
ke titik air harus melewati alat-alat pemanas dengan sistem yang
berbeda-beda. Alat pemanas yang sering digunakan adalah:
a. Pemanas air dengan gas; air mengalir sesaat, dan melewati
pipa-pipa yang dipanaskan.
b. Pemanas air listrik (Gambar 1.10).
c. Pemanas air energi surya; sistem pemanas energi surya
menggunakan tabung penyimpan dan letaknya harus di-
pasang di atas atap bangunan untuk mendapatkan panas
matahari (Gambar 1.1 1).

Penyirnpanan Air'Bersih
Untuk penyimpanan air bersih dari pompa atau PAM,
volume air disesuaikan dengan keperluan penghuni seluruhnya,
dihitung per 8 jam.
Air bersih tersebut dapat disimpan dalam ground reseTvoir
dan tangki air.

Crouncl Reservoir
Kompleks perumahan dan bangunan-bangunan tinggi me-
merlukan rLlangan yang besar untuk ground reservoir. Oleh karena
16 UtiLitas Bangutan

Gambar 1.10. Sistem pemanas air dengan tistrik

Gambar 1.11. Air p"nu, t"n"g" ,u"y".


Pexutcrtngtur Sistetn Plcunbing ' 17

itu, perancang harus dapat memikirkan tempatnya' Begitu pula


ruangan lain sebagai penunjang, seperti ruang pompa dan tem-
pat-tempat pengurasannya. Untuk memenuhi persyaratan sebagai
tempat penyimpanan air, digunakan bahan dari beton.

Tangki Air (Di AtaP)

Tangki air adalah tangki kedua dari tempat penampungan


air yang diletakkan cli atas bangunan. Dengan letak demikian
diusahakan tangki tersebut terbuat dari bahan yang ringan/bukan
beton, seperri fibre glass atau plat-plat baja yang terdiri dari
komponen-komponen plat yang disusun sedemikian rupa sehingga
membentuk kotak, sesuai dengan ukuran yang dikehendaki
(Gambar l.l2).

Sumber: Plambing Soufyan MN.

Gambar 1.12. Tangki air dari plat baja.


18 lJlilias Bcutgutrcut

Air Buangan/Air l(otor

Air buangan/air kotor adalah air bekas pakai yang dibuang.


Air kotor dapat dibagi dalam beberapa bagian seslrai ddngan
hasil penggunaannya.
a. Air bekas buangan: Air yang digtlnakan rlntuk rle11rtlci'
mandi, dan bermacam-macam lain penggilnaanny*a.
b. Air iirntrah: Air untuk memkrelsihkan iirnbahlk*toran.
c" Air hujan: Air yang .iatuh ke atas perrnlikaan tanah atan
bangunan.
4 Air iimbah khusus: Air bekas cucian dari kotoran-kotci'an
dan alat=alat tertentu seperti air bck-aE dari rttntah se;.,'.
laboraiorium, restoran, dan pabrik.
Untuk rne*rbuang dan mengaiirkan air koior ini, ad:e I't:tg
d4pat digabr-ing pembuailgannya dan ada yang h*rnr ilipi.lh-
.kan senia diproses Lersencliri.
Sistem air kotor plambing harus diperhatikan cal..t rccl-
buangan dan penyambungannya supaya tidak terjaeii pcrer.,h,rsan
yang berakibat mencemarkan lingkungan. Selain itu, Eripa-pipa
dibuat/dipas4ng dalam ukuran yang besar mulai ilari rJiarneter
3" sampai dengan 6" dengan kemiringan tertentu ltntuk nlemtt-
dahkan pengaliran air kotor tersebut.

Sistern Pernbuangan Air l(otor


Sistem Pembuangan Air Bekas

Air bekas yang dimaksud adalah air bekas cucian, air be-
kas cucian pakaian, kendaraan, cucian peralatan masakdn dan
beberapa macam cucian lainnya. Untuk pipa pernbuangan cla-
pat digunakan pipa-pipa PVC; untuk pipa-pipa vertikal dan
pembuangan horizontal digunakan pipa PVC atau pipa beton
dengan diameter yang diperhitungkan ukurannya. Mengingat
Percutccutgan Sistenr Plcn$ing 19

panjang PVC 400 cm, maka sistem pemipaan pembuangan


air bekas, baik vertikal maupun horizontal diusahakan setiap
400 cm dibuat sambungan/dihubungkan dengan pipa-pipa lain.
Untuk pipa vertikal, diusahakan hubungan menggunakan sam-
bungan dengan sudut lebih kecil dari 90 derajat sehingga tidak
terjadi air balik. Untuk sambungan-sambungan horizontal, juga
dapat digunakan sambungan bersudut lebih dari 90 derajat atau
menggunakan bak-bak kontrol. Pembuangan air bekas ini dapat
dialirkan ke saluran lingkungan atau saluran kota praja.
Air Limbah
Air limbah adalah air bekas buangan yang bercampur
kotoran. Air bekas/air limbah ini tidak diperbolehkan dibuang
sembarangan/dibuang ke seluruh lingkungan, tetapi harus ditam-
pung ke dalam bak penampungan.

Sistenz Pembuangan Air Lintbath

Saiuran air limbah di tanah/di dasar bangunan dialirkan


pada jarak sependek mungkin dan tidak diperbolehkan mem-
buat belokan-belokan tegak lurus, dialirkan dtingan kemiringan
A,5-tVo ke dalam bak penampungan yang disebut septic tank.
Bak penampungan air limbah tidak diperbolehkan dicampur
dengan air bekas buangan apalagi yang mengandung sabun.
Untuk bangunan rumah tinggal, satu atau dua titik buangan
qukup diperlukan septic tank dengan volume l-1,5 m3 dengan
dibuat perembesan (Gambar 1.13). Untuk bangunan-bangunan
yang banyak penghuninya, penampungan air limbah harus
nrenggunakan septic tank berukuran besar yang sering disebut
sebagai pengolah limbah (sewage treatmentj. Siwage ireatment
Plarzt (STP) adalah tempat pengolahan limbah yang jumlah
kotorannya cukup banyak (Gambar 1.14).
Limbah yang terkumpul, diolah secara mekanis, diaduk,
diberi udara supaya bakteri-bakreri yang ikut mengolah limbah
20 Utilitcrs Bartgttrttut

blj

.o
0 I
,.c

cd
q
O
,o
()

bl
qJ

,l{

14

rn

Li

?
t
Per(Inc(utgun Sistern Pluntbing 21

dapat hidup dengan baik sehingga dapat segera men'tproses


kotoran-kotoran/limbah tersebut. Hasil pengolahan limbah diberi
zat pembersih sehingga air bekas pengolahan limbah dapat di-
pompa keluar untuk dibuang melalui saluran-saluran kota atau
dapat digunakan kembali, seperti untuk meriyiram tanaman dan
mendiriginkan alat pendingin (air condition).
Sewage teatment dapat diletakkan di luar gedung/hilaman
atau dapat juga dibuat di bagian lantai yang paling bawah/lebih
rendah dari toilet yang terendah. Di dalam ruangan sewage
tersebut, orang harus dapat masuk untuk mengontrol sehingga
diperlukan penerangan dan ventilasi (exhaust fan).

Air Lintbah Khusus

Air limbah khusus adalah air bekas buangan dari kebutuhan-


kebutuhan khusus, seperti restoran-restoran yang besar, pabrik-
pabrilc/industri kimia, bengkel, rumah sakit, dan laboratorium.
Air limbah khusus ini harus ditampung di tempat tertentu,
dengan treatment tersendiri, lalu dapat dibuang bersama-sama
dengan air bekas biasa. Sebagai contoh, restoran besar yang
membuang air limbah khusus/air buangan yang mengandung
lemak, sedangkan lemak tidak dapat hancur/menyatu dengan
air bekas buangan. Oleh karena itu, perlu diadakan treatment
lebih dulu. Alat ini disebut grease trap atau perangkap lemak
(Gambar 1.15).

Air Hujan

Air hujah adalah air dari awan yang jatuh di permukaan


tanah. Air tersebut dialirkan ke saluran-saluran tertentu. Meng-
ingat air yang jatuh tidak sama dialami oleh setiap bangunan,
tergantung dari letak dan kondisi bangunan berada, maka untuk
penyalurannya diperlukan pipa-pipa plambing tersendiri yang
dihitung dan diukur dari atap yang menerima air hujan tersebut.
22 Utilitas Bangutnrt

Gambar 1.14. Sewage treofinent plant'

L{ Wr

. Gambar 1.15. Grease traP-

. hujan yang jatuh pada rumah tinggal atau k*rnpleks


Air
perumahan disalurkan melalui talang-talang veftikal tSengan
diameter 3" (minimal) yang diteruskan ke saluran-sal*ran hori-
zontai dengan kemiringan A,S-lVo dengan jarak terpendek
pertulcutlgon Sistetn pliurbing 23

menuju ke saluran terbuka lingkungan. Air hujan tersebut


disalur'kan dengan pipa tersendiri dengan saringan khusus yang
terpisah dengan pipa air bekas (Gambar l.16).

Gambar 1.16. Saringan air di lantai dan atap.

untuk daerah-daerah tertentu yang penyerapan air tanahnya


cukup baik, dibuat bak penampung air hujan, lalu diresapkan
pada tanah gembur dengan dasar yang dibuat dari pasangan
koral-koral dan ijuk. Peresapan air ini bertujuan supaya air hujan
yang, datang tidak terbuang pel.cuma ke selokan lingkungan,
tetapi meresap sehingga tanah tersebut menjadi daerah yang
mengandung banyak air, yang nantinya akan diguriakan untuk
kebutuhan air di daerah tersebut. Air hujan yang jatuh pada.atap
bangunan tinggi, perlu diadakan penyelesaian yang baik sehingga
tidak terjadi kebocoran dan tumpahan yang tidak teratur.
24 IJtilittts Bangturtur

Pipa pembuangan/pipa vertikal dipasang pada shaft untuk


air hujan yang dapat dibuang sejajar dengan pipa-pipa plambing
lainnya. Pipa ini dipasang sesuai dengan luas atap yang me-
nampung air hujan tersebut'
Dalam menghitung besar pipa pembuangan air hujan, harus
diketahui atap yang menampung air hujan tersebut dalam luasan
m2. Sebagai standar ukuran pipa pembuangan dibuat tabel
sebagai berikut.

Tabel 1.2. Ukuran Pipa VertikaVTegak untuk Menampung Air Hujan


dari AtaP
Diameter Luasan atap Volume
(inci) (m') (liter/meni$

J s.d.-180 255
4 385 54'.7

5 698 990
6 1.135 1.610
8 2.445 3.470

Untuk mencari/menghitung jumlah dan besar pipa tegak


untuk air hujan, dapdt dicari dengan cara sebagai berikut'

Contoh soal:
Luas atap - 1.200 m2, Hujan rata-rata di Indonesia antara
300 - 500 mm/m2/jam= 5 - 8 liter/menit. Curah hujan = 1'200
m2 x 5 - 8 liter/menit = 6.000 - 9.600 liter/menit. Luas atap
1.200 m2, dalam tabel paling efisien menggunakan diameter 6"
dengan.kapasitas +/- 1.610 liter/menit. Jika curah hujan = 8'000
liter/menit, maka air hujan akan mengalir ke bawah dalam
waktu 1 x 6" = 8.000 : 1.610 = 5 menit. Untuk mempercepat
pembuangan air diperlukan pipa 6'i sebanyak 5 buah yang ter-
sebar letaknya sehingga air di atas atap pada saat tertentu akan
terbuang keluar dalam waktu 1 (satu) menit-
Perutcrutgutt Si,stertt Plcunbing 25

Setelah mengetahui jumlah dan besar diameter tegak pipa


air hujan, air hujan tersebut dapat dialirkan melaltri saluran-
saiuran kota praja atau dapat dialirkan ke dalam sumur-sumur
beton yang ditanam ke dalam galian tanah yang di luarnya
dipasang batu-batu koral/batu karang dan ijuk, sebagai tempat
penyerapan. Untuk memperlancar aliran penyerapan air hujan
tersebut, sumur-sLlmur beton juga dihubungkan dengan saluran-
saluran kota praja. Ini dimaksudkan kalau peresapan sudah
jenuh air dapat dialirkan ke luar. Untuk daerah-daerah yang
rendah, dapat dipasang pompa -pompa/ s ump p itl s ump pump, y ang
secara otomatis dapat membuang air hujan yang penuh tcrsebut
dan mengalirkannya ke saluran-saluran kota.
Penggunaan sumur-sumur beton tersebut hanya dapat
dilakukan pada daerah-daerah yang daya resap airnya cukup
baik. Untuk daerah-daerah yang daya resap airnya kurang baik,
seperti di daerah pantai, akan sulit dilaksanakan.

I{ebutuhan Peralatan Plarnbing


Untuk memenuhi kebutuhan peralatan plambing pada suatu
bangunan, harus direncanakan sesuai dengan besar (luas)
bangunannya, fungsi, dan jumlah yang tinggal cialam bangunan
tersebut. Dalam menghitung jumlah peralatan plambing, diperlu-
kan tabel yang memuat tipe bangunan dan peralatan kebutuhan
untuk penyambungan dengan saluran air bersih (Tabel 1.3).

Contoh soal:
l. Suatu bangunan kantor yang disewakan terdiri dari ba-
ngunan berlantai 15 dengan luas 1.400 m2llantai, dan dihuni
oleh karyawan yang diasumsikan 6 - 8 m2lorang. Kebutuhan
kloset, wastafel dan urinal pada bangunan tersebut, sesuai
dengan Tabei 1.3 no. 6. Jumlah karyawan per lantai =
1.400 m2 | (6 - 8) m2lorang = 200 oran_q, yang ter.diri dari
karyawan pria = I l0 orang, dan karyawan wanita = 90 orang.
26 Utilirus Bangnmn

Sesuai dengan tabel tersebut, kebutuhan:


kloset. karyawan pria untuk 110 orang = 5 buah
kloset karyawan wanita untuk 90 orang = 5 buah
wastafel karyawan pria untuk 110 orang = 5 buah
wastafel karyawan wanita untuk 90 orang = 4 buah
urinal karyawan pria = kloset = 5 buah
Jumlah kloset, wastafel, dan urinal tersebut menrpakan kebutuh-
an peralatan plambing untuk setiap lantai'

2. Suatu Sekolah Menengah/Lanjutan diketahui jumlah guru


karyawan, dan siswanya.
Guru pria = 12 orang
Guruwanita =Sorang
Karyawanpria -6orang
Karyawan wanita= 3 orang
Siswa terdiri dari:
siswa lakilaki = 400 anak
siswa perempuan = 200 anak
Untuk menghitung kebutuhan kloset, wastaful dan urinal,
dapat menggunakan Tabel 1.3 no. 3 dan 7.
Kebutuhan kloset guru dan karyawan pria
= (12 + 6) orang : 8 = 2,5 - 3 buah
Kebutuhaan kloset guru dan karyawan wanita
(8+3)orang:10=lbuah
Kebutuhan wastafel pria = 18 orang : 12 = 1,5 -. 2 buah
Kebutuhan wastafel wanita = 1l orang : lf = tr bLrah
Kebutuhan urinal pria - 18 orang : 8 = 2 buah

Kebutuhan kloset, wastafel dan urinal untuk tiswa (litrat


Tabel 1.3 no. 7).

Jumlah kloset siswa laki-laki = 400 siswa : 40 ,* iil brrah


Jumlah kloset siswa Perempuan
- 200 siswa : 40 = 5 buah
p e rancangan S ist e m plamb ing
n
Tabel 1.3. Jumlah Kebutuhan Peralatan untuk plambing
No. Tipe Bangunan Close t Urinal Wasrafel
Gedung - Setiap 150 wanita
Sejumlah sama dengan
pertcmuan R. sebanyak I bh
kloset
Rapat tempar - Setiap 300 pria sebanyak - Seriap 300 pria
Ibadah 1bh sebanyak I bh
Auditorium, l-100 org perlu I bh l-200 org perlu I bh l:200 org perlu I bh
Convention l0l-200 org perlu 2 bb 201-400 org perlu 2 bh 201-400 org perlu 2 bh
Hall, Bioskop 201-400 org perlu 3 bh 40 l-600 org perlu 3 bh 401-750 org perlu 2 bh
di atas 400 org di atas 600 org 401-750 org perlu 3 bh
Se.tiap 500 pria peilu 1 bh Setiap 300 pria perlu I di atas 750 org
Setiap 300 wanita perlu I bh
Setiap 50o,org perlu I
bh
Asrama, Setiap 8 wanita perlu I bh Setiap 8 pria perlu I bh Setiap 12 org perlu I bh
Sekolahan Setiap l0 pria perlu I bh
Kampus, Pabrik

Pabrik l-10 org perlu I bh l-30 org perlu Ibh Setiap l0 org perlu I bh
11-25 org perlu 2 bh 3l-80 org perlu 2 bh di atas 100 org
26-50 org perlu 3 bh 8l-160 org perlu 3 bh Setiap 15 org perlu I bh
5l-75 org perlu 4 bh l6l-240 org perlu 4 bh
76-100 org perlu 5 bh di atas 50 orang
di atas 100 org Setiap 50 org perlu I
Setiap 30 pria,/wmita perlu bh
lbh
Rumah Sakit Setiap 8 pasien perlu I bh
- Perawat Setiap l0 pasieri perlu tr
Setiapkamar=1bh
- Kamar Pasien bh
Sama dengan kebutuhan
- R. tunggu + bangunan umum
Setiap kamar I bh
Karyawan

Bangunan Umum l-15 org perlu 1 bh Sama dengan jumlah l-15 org perlu I bh
(Kantor dan 16-35 org perlu 2 bh toilet pria 16-35 org perlu 2 bh
sebagainya) 36-55 org perlu 3 bh
36-60 org perlu 3 bh
56-80 org perlu 4 bh
6l-90 org perlu 4 bh
8l-ll0 org perlu 5 bh
9l-125 org perlu 5 bh
lll-150 org pertu 6 bh di atas 125 org
di atas 150 org
Setiap tambahan 45 org
Setiap tambahm 40 org
perlu I bh
perlu I bh

7. Sekolah Setiap 30 anak laki-laki


- Dasar Setiap 35 anak laki-laki
perlu 1 bh
Setiap 25 anak perempuan
perlu I bh
Setiap 35 anak perem-
perlu I bh
- Lanjutan puan perlu I bh
Setiap 40 anak laki-laki Setiap 40 anak laki-
perlu 1 bh laki perlu 1 bh
Setiap 30 mak perempuan
perlu I bh

Sumbel: .Terjemahan Mechanical & Electrical


Equipment for Buildings.
ZB Util.itcts Brnryurcnt

. Jumlah wastafel siswa laki-taki = 400 Siswa : 35 = 11 buah


Jumlah wastafel siswa perempuan= 200 siswa : 35 = 6 buah
Jumlah urinal siswa laki-laki= 400'siswa : 40 = 10 buah

Untuk bangunan sekolah tersebut kalau dibangun dalam


jumlah 3 lantai maka kebutuhan peralatan kloset dibagi 3
dengan hasil pembulatan ke atas'
2
Pc ncegohan Kebsksrqn

Urttuk menghindari terjadinya kebakaran pada suatu ba-


ngunan, diperlukan suatu cara./sistem pencegahan kebakaran
karena kebakaran dapat menimbulkan kerugian berupa korban
manusia, harta benda, terganggunya proses produksi barang dan
jasa, kerusakan lingkungan dan terganggunya masyarakat.

Sistern Pencegahan l(ebakaran

Sistem pencegahan kebakaran dapat berfungsi dengan baik


asalkan sebelumnya dilakukan suatu persyaratan pada bangun-
annya sendiri dengan uraian sebagai berikut.
Klasifikasi bangunan-bangunan menurut ketentuan struktur
utamanya terhadap api, dibagi dalam kelas A, B, C dan D.
I(elas A
Struktur utamanya harus tahan terhadap api sekurang-
kurangnya 3 jam. Bangunan kelas A ini biasanya merupakan
bangunan untuk kegiatan umum, seperti hotel, pertokoan dan
pasar raya, perkantoran, rumah sakit, bangunan industri, tempat
hiburan, museum, dan bangunan dengan penggunaan ganda/
campuran.

I(elas B
Struktur utamanya harus tahan terhadap api sekurang-ku-
rangnya 2 jam. Bangunan-bangunan tersebut meliputi perumahan
bertingkat, asrama, sekolah, dan tempat ibadah.

29
30 Utilittr.r Bort.qttrt,ttt

I(elas C
Bangunan-bangunan dengan ketahanan api dari struktur
utamanya selama I jam biasanya bangunan-bangunan yang tidak
bertingkat dan sederhana.
I(elas D
Bangunan-bangunan yang tidak tercakup ke dalarn kelas
A, B, C dan diatur tersendiri, seperti instalasi nuklir dan gu-
dang-gudang senjata/mesin.

Pengaturan lingkungan dengan ketentuan yang meliputi


pengaturan blok dengan kemudahan pencapaiannya' ketinggian
bangunan, jarak bangunan, dan kelengkapan lingkungan. Selain
itu juga mencakup pengaturan ruang-ruang efektif, ruang sirku-
' lasi, penempatan tangga yang tepat dengan pintu kebakaran-
nya. Untuk kompleks bangunan perumahan/flat, perlu dipikirkan
gang kebakaran, untuk memudahkan petugas yang rnenanggulangi
bencana kebakaran. Juga harus disiapkan hidran yang dapat
menjangkau semua bangunan perumahan tersebut (Gambar 2.1)'

Gambar 2.1.. Hidran untuk kompleks perurnahen.


Pencegtiltrur Kebcrkaran 31

Tangga kebakaran harus dilengkapi pintu tahan api, mi-


nimum 2 jam dengan arah bukaan ke arah ruangan tangga dan
dapat menutup kembali secara otomatis. dilengkapi lampu dan
tanda petunjuk sefia ruangan tangga yang bebas asap. Tangga
kebakaran dalam ruang efektif mempunyai jarak maksimurn
25 m dengan lebar tangga minimum 1,2 m dan tidak boleh
menyempit ke arah bawah.
Semua bahanfinishing da;ttangga terbuat dari bahan-bahan
yang kuat dan tahan terhadap api dan tangga kebakaran tidak
diperbolehkan berbentuk tangga puntir/tangga melingkar.
Untuk mencegah kebakaran terhadap sistem-sistem/per-
alatan elektrikal, penangkal petir, pengkondisian udara/AC,
eskalator, dan elevator, diusahakan bahan-bahan elektrikal dan
penangkal petir harus tahan api. Selain itu diperlukan juga alat-
alat seperti control ducting atau fire damper supaya asap dan
api tidak menjalar akibat adanya pengkondisian udara/AC.
Contxsl ducting atau fire damper adalah alat untuk menutup
lubang saat terjadi kebakiiran sehingga api dan asapnya tidak
dapat menjalar ke ruangan lain.
Dari uraian di atas diperlukan beberapa syarat untuk men-
cegah bahaya kebakaran pada bangunan ataLr kompleks peru-
mahan" yaitu:

a. mempunyai bahan struktur utama dan finishing yang tahan


api;
b. mempunyai jarak bebas dengan bangunan-bangunan di
sebelahnya atau terhadap lingkungannya;
c. rnelakukan penempatan tangga kebakaran sesuai dengan
persyaratan-persyaratannya;
d. mempunyai pencegahan terhadap sistem elektrikal;
e. mempunyai pencegahan terhadap sistem penangkal petir;
f. mempunyai alat kontrol untuk ductirtg pada sistem peng-
kondisian udara;
g. mempunyai sistem pendeteksian dengan sistem alarm, sistem
32 Lltilitas Bangutrrtrt

Gambar 2.2. Smoke detector fire alarm'

automatic stnoke, dan heat ventilating (Gambar 2'2);


h. mempunyai alat kontrol terhadap lifr,
i. melalutan komunikasi dengan stasiun komando untuk
sistem pemadam kebakaran'

Hidran Kebakaran

Selain nrengusahakan peralatan, penggunaan bahan'


dan
lain-
persyaratan-persyaratannya, perlu direucanakan alat-alat
nya, seperti hidran kebakaran'
Hidran kebakaran adalah suatu alat r-rntuk memadamkan
alat baku
kebakaran yang sudah terjadi dengan menggunakari
air. Hidran ini dibagi menjadi:
a, hidran kebakaran dalam gedung"(Gambar 2'3)' dan
b. hidran kebakaran di halaman (Gambar 2'4)'

Untukmemasangpelalatanhidrandiperlukansyarat-Syarat
sebagai berikut.
a. sumber persediaan air hidran kebakaran harus diperhitung-
kan pemakaian selama 30-60 menit dengan daya pancar
200 galon/menit.
Pencegalrcn Kcht./.ctrrn 33

ffiffi
Gambar 2.3. Hidran/FIIC.

Gambar 2.4. Hidran halaman (Siamese).


34 Utilitas Brngwrut

b. Pompa-pompa kebakaran dan peralatan listrik lainnya ha-


rus mempunyai aliran listrik tersendiri dari sumber daYa
Iistrik darurat.
c. Selang kebakaran dengan diameter antara 1,5" - 2" harus
terbuat dari bahan yang tahan panas, dengan panjang se-
lang 20-30 m.
d. Harus disediakan kopling penyambungan yang sama de-
ngan kopling dari unit pemadam kebakaran.
e. Penempatan hidgan harus terlihat jelas, mudah dibuka,
mudah dijangkau, dan tidak terhalang oleh benda-benda/
barang-barang lain.
f. Hidran di halaman harus menggunakan katup pembuka
dengan diameter 4" untuk 2 kopling, diameter 6" untuk 3
kopling, dan mampu mengalirkan air 250 galonlmenit atau
950 liter/menit untuk setiap kopling.
Jumlah pemakaian hidran kebakaran pada suatu bangun-
an harus ditentukan dari klasifikasi bangunan dan jumlah luas
bangunan tersebut. Untuk klasifikasi bangunan A = 1 buah/800
m2; B = I buah/1.000 m2; C = I buah/I.000 mr (Gambar 2-5).

Sprinkler
Pada peraturan Dinas Pemadam Kebakaran mengenai peng-
gunaan alat pemadam kebakaran berupa mobil pemadam keba-
karan, dijelaskan:
a. untuk bangunan kelas A mulai dari lantai ke-4lketinggian
14 m ke atas;
b. untuk bangunan kelas B mulai dari lantai ke-8/ketinggian
40 m ke atas.
Jika kebakaran terjadi pada bangunan-bangunan tinggr
yang kesulitan dalam mengadakan pemadaman, harus meng-
gunakan alat pemadam kebakaran tambahan yang bersifat
otomatis, tidak dilakukan secara manual atau dengan teiiaga
manusia.
Pettcegahrut Kebakaran 35

Gambar 2.5. Sistem pemipaan pada.hidran dan spritrkler.

$elain itu, apabila unit iemadam kebakaran setempar be-


lum memiliki tangga pemadam kebakaran setinggi a0 m, maka
ketentuan mulai dipakainya instalasi sp rinkl e rharus disesuaikan
dengan tangga maksimurn I unit pemadam kebakaran yang
dimiliki daerah tersebut. Untuk penyediaan/pemasangun rirt.ri
sprinkkr harus diperhatikan: penyediaan air, pompa tekan
sprinkler, kepala sprinkler, dan alat bantu lainnya.
36 urilittts Brng,Lurutt

Sistem Perryediaan Air


Penyediaan air sprinkler clapat diusahakan melalui:
a. tangki gravitasi, harus diletakl<an sedemikian rupa sehing-
ga air dapat menghasilkan aliran dan tekanan cukup pada
setiap kepala sprinkler;
b. tangki bertekanan, harus selalu berisi 2/3 dari volume dan
diberi tekanan 5 kg/cmzl
c. jaringan air bersih khusus untuk prpa sprinkler.

Kepala Sprinkler (Sprinkler Head)

Kepala sprinkler adalah bagian dari sprinkler yang berada


pada ujung jaringan pipa, diletakkan sedemikian mpa sehingga
perubahan strhu tertentu akan memecahkari kepala sprinkler
tersebut dan akan memancarkan air secara otomatis. Kepala
sprinkier mempunyai beberapa jenis; dan dibedakan dengan
warna uniuk menentukan tingkat kepekaannya terhadap suhu
(Gambar 2.6).

%
Gambar 2.6. Kepala sprinkler.
Pencegalnn Kebakaran 37

Contoh warna kepala sp;rinklen


a jingga, tabung pecah pada suhu 57oC
b merah, tabung pecah pada suhu 68oC
c kuning, tabung pecah pada suhu 7g0C
d hijau, tabung pecah pada suhu 93oC
e biru, tabung pecah pada suhu l4loC :

Untuk ruangan-ruangan kantor dan bangunan-bangunan umum,


biasanya menggunakan kepala sprinkler-warna jingga atau merah.
Penempatan titik-titik sprinHer harus disesuaikan dengan stan-
dar yang berlaku dalam kebakaran ripgan. setiap kepala sprinkler
dapat melayani luas area 10-20 m' dengan ketinggian ruangan
3 m. Ada beberapa cara pemasangan kepala sprinkler seperti
dipasang di bawah plafon/langit-langit, di atas plafon atau ditempel
di tembok. Kepala spinkler yang dipasang dekat tembok harus
mempunyai jarak tidak boleh lebih dari 2;25 m dari tembok.
Letak-letak sprinkler ini dalam pelaksanaannya harus diatur
oleh perencana. Selain memenuhi jarak sesuai persyaratan, juga
harus dapat mencerminkan keindahan dalam penyusunan yang
berdampingan dengan bagian-bagian lain.

Halon

Pada daerah yang penanggulangan pemadam kebakarannya


tidak diperbolehkan menggunakan air, seperti pada ruangan yang
penuh dengan peralatan-peralatan atau ruangan arsip, ruangan
tersebut hanls dilengkapi dengan sistem pemadam kebakaran,
yaitu sistem halon. Tabung gas Halon diletakkan dan dihu-
bungkan dengan instalasi ke arah kepala sprinkrer.'Kalau terjadi
kebakaran, kepala 'sprinkler akan pecah dan secara otomatis gas
halon akan mengalir keluar untuk memadamkan kebakaran
(Gambar 2.7)- Selain gas halon yang sudah tidak diperbolehkan
untuk digunakan, terdapat sistem lain yaitu alat pemadam yang
Utilitas Bangunan

:L':,
* ,i{

Gambar 2'7' Gas halon'

dry chemical' CO,, atau ilatla$"bahan


menggunakan busa (foam),
lainnya.

Peralntan-pralatan Pemndam Kebskaran AarLg


:{'{atr"

Usaha menanggulangi bahaya kebakaran telah


diuraikan
dengan beberapa Oari peralatan-peralatan {*'g harus d;-
",iru
puru'rrg baik pada bangunan-bangunan yang tinggi
maufrun pitiia
Pencegahan Kebakanut 39

kompleks-kompleks perumahan. Untuk melengkapi peralatan-


peralatan tersebut perlu ditambahkan alat-alat pemadam yang
praktis yang dapat dilakukan penggunaannya oleh setiap peng-
huni, yaitu tabung pemadam kebakaran yang secara bebas di-
jual di tempat-tempat tertentu (Gambar 2.8). Alat-alat ini dapat
dimiliki oleh setiap ketruarga atau penghuni gedung, tetapi tetap
harus diadakan pemeriksaan oleh dinas pemadam kebakaran,
apakah tabung tersebut masih berfungsi atau tidak. Tabung ter-
sebut dapat diletakkan di tempat umum yang mudah dijangkau
atau tempat-tempat khusus seperti di Fire Hose cabinet (FHC).

Alat Pencegah Kebakaran

Dalam usaha memadamkan kebakaran harus tetap diingat


selain api sebagai faktor utama yang harus dipadamkan, juga
asap harus diperhatikan karena asap adalah faktor berikutnya
yang harus segera dapat ditangguiangi. Untuk mencegah meng-
alirnya asap ke mana-mana diperlukan alat-alat untuk me-
nanggulanginya, sepertifire damper, smoke and heat ventilating,
vent and exhaust.

Gambar 2.8. Alat pemadam kebakaran.


40 Utilitat Brut,qwicttt

Fire Darnper

Alat ini untuk menutup pipa ductil?g yang mellgalilkan


udara slrpaya asap dall api tidak menjalar ke mana-mana. Alat
ini bekerja secara otomatis, kalau terjadi kebakaran akan segera
menulup pipa-pipa tersebut.

Smoke and Heat Ventilating

Alat ini clipasang pada daerah-daerah yang menghubung-


kan udara luar. Kalau terjadi kebakaran, asap yang tirnbul segera
dapat mengalir ke luar, sehingga para petugas pemadam ke-
bakaran akan terhindar dari asap-asap tersebut.

Vent and Exhaust

Alat ini dipasang pada tempat-tempat khusus seperti di


tangga kebakaran.

a. Dipasang di depan tangga kebakaran yang akan berfungsi


mengisap asap yang akan masuk pada tangga yang dibuka
pintunya.
b. Dipasang di dalam tangga, secara otomatis berfungsi me-
masukkan udara untuk memberikan tekanan pada udara di
dalam ruangan tangga. Tekanan tersebut akan mengatur
tekanan udara di dal'am ruangan lebih besar daripada"udara
di dalam bangunan khususnya yang sedang terjadi keba-
karan, sehingga kalau pintu tangga kebakaran terbuka,
udara di dalam tangga akan menekan ke da.lam ruangan
dan asap tidak akan masuk ke dalam ruangan tangga' Alat
ini dipasang di setiap lantai atati dapat dipasang pada tem-
pat-tempat tertentu dengan catatan harus dapat memberi-
kan tekanan pada ruangan tangga tersebut sesuai dengan
tekanan yang diinginkan (Gambar 2.9).
Pettctgahatt Ke,futkaran 41

Gambar 2.9. Exhaus.t untuk mengisap atau menekan udara


dalam tangga.
c. Untuk bangunan dengan sistem Atrium (ruanga' lantai
yang terbuka menerus),.dipakai alat exhaurr yung secara
otomatis terbuka pada saat terjadi kebakaran ."t inlgu urup
dapat keluar ke atas melewati arat tersebut (Gambai 2.L0).
Cara-cara Menanggulangi Bahava Kebakarart
a. Jarak antara bangunan harus memenuhi persyaratan (ter-
gantung tinggi rendahnya).
b. Untuk bangunan tinggi, selain penggunaan bahan yang
disesuaikan dengan persyaratan bahaya kebakaran juga
untuk koridor-koridor harus berakhir padd tangga keba-
karan.
c' Pintu keluar pada tangga kebakaran harus langsung
'ju ruang terbuka.
menu-
42 Utilittts Bangunan

Gambar 2.10. Alat untuk mengisap asap ke luar pada waktu terjadi kebakaran.
d. Tangga-tangga dan /fr untuk kebakaran harus mernenuhi
persyaratan bahaya kebakaran.
e. Jumlah tangga dan pintu darurat harus memenuhi jumlah
dan jarak yang dipersyaratkan.
f. Pengendalian asap yang baik.
PertcegafunKebukaran 43

g. Tersedianya penerangan darurat, petunjuk arah jalan ke


pintu-pintu darurat, dan petunjuk arah alat pemadam ke-
bakaran.
h. Untuk bangunan tinggi, dianjurkan memplrnyai landasan
helikopter.
,
Dengan memperhatikan beberapa persyaratan tersebut,
apabila te{adi kebakaran, penghuni bangunan akan mudah me-
madamkannya, serta akan terhindar dari malapetaka kebakaran
dan akibat-akibat lainnya.

Tangga Kebakaran

Tangga adalah suatu tempat untuk menghubungkan ruang-


an bawah dengan ruangan di atasnya. Selain untuk menghubung-
kan ruangan-ruangan tersebut, tangga berfungsi juga sebagai
tempat untuk melarikan diri dari gangguan kebakaran, sehingga
disebut tangga kebakaran. Tangga kebakaran ini mempunyai
syarat-syarat tertentu.

a. Tangga terbuat dari konstruksi beton atau baja yang mem-


punyai ketahanan kebakaran selama 2 jam.
b. Tangga dipisahkan dari ruangan-ruangan lain dengan din-
'ding beton yang tebalnya minimum 15 cm atau tebal
tembok 30 cm yang mempunyai ketahanan kebakaran
se.lama 2 jam.
c. Bahan-bahanfinishing, seperti lantai dari bahan yang tidak
mudah terbakar dan tidak licin, susuran tangan terbuat dari
besi.
d. Lebar tangga minimum 120 cm (untuk lalu lintas 2 orang).
e. Pintu tangga terbuat dari bahan yang tahan kebakarannya
2 jam (pintu tahan api).
f. Pintu paling atas membuka ke arah luar (atap bangunan)
dan semua pintu lainnya membuka ke arah ruangan tangga,
44 Utilitas llturgrtntut

kecuali pintu paling bawah membuka ke luar dan langsung


bcrhubungan dengan ruang luar.
g. Daun pintu yang terbuat dari pintu tahan api dilengkapi
dengan engsel, kunci, dan pegangan yang juga tahan api.
Pintu tidak dapat dibuka secara otomatis dari ruangan
tangga, kecuali pintu paling atas atau paling bawah.
h, Letak pintu kebakaran ini paling jauh dapat dijangkau oleh
pengguna dalam jarak radius.25 m. Oleh karena itu, di-
perlukan satu tangga kebakarari dalam suatu bangunan
dengan luas 600 m2, yang ditempati 50-70 orang.
i. Supaya asap kebakaran tidak masuk dalam ruangan tangga,
diperlukan: (1) Exhaust J'an, yang berfungsi rnengisap asap
yang ada di depan tangga: (rI) Press.ure.fut, yang berf-,-rngsi
menekan/memberi tekanan di dalam ruang tangga yang le-
bih besar daripacla tekanan pada ruangan luar.
j Di dalam dan di depan tangga diberi alat penerangan
sebagai penunjuk arah ke tangga dengan daya otomatisl
ernergetrcy (Gambar 2.1 l).

Caru Mertgltituttg Kebutultan Air pentadant Kebokaran


(Hidrarr datt Sprh*ler)

Contoh soal:
Suatu bangunan bertingkat tinggi dengan luas pei lantai
1400 nr2. Jumlah pilar hidran (FHC) = i400 m2: S11{_} m2
=
2 buah FHC. FHC dengan claya pancar = 200 galon/menit atau
menyediakan air hidran untuk I buah siamese (hidran halarnan)
dengan daya pancar (hidran halaman) = 3 x 250 giilori/menit,
1 galon = 3,8 liter. Persecliaan air hidran tersebut minirnurn 60
menit pada daerah-daerah yang jauh dari jang*:aria* I)inas
Pemadam Kebaliaran.

Jadi, volume air untuk kebutuhan hidran selama 60 menit


= 2 buah x 200 galon/menit x 60 menit.
Pt'rt.t't'gttlttut KcbukLtftttl 45

= 24.000 galon = 24.000 x 3,8 liter.


= 91 .200 liter

Kebutuhan hidran halaman


= 3 x 250 galon/menit x 60 menit
= 45.000 x 3,8 liter
= 771.000 liter.
Bangunan tersebut menggunakan sprinkler sebagai alat pe_
madam kebakaran.

Jadi, jumlah sprinkler pada luas lanrai 1.400 m2


= 1.400 m2: 10-20 mzft:ft
= 100 bh sprinkler.
Volume air sebagar persediaan untuk sprinkler
= 100 x 2,25 galon/titik/menit
= 100 x 2,25 x 3,8 x 60 menit.
= 51.300 liter

Gambar 2.11. Perlengkapan lampu petunjuk pada tangga kebakaran.


3
Pen g udo roo n/Pen g hcwqq n

Untuk mencapai kenyamanan, kesehatan, dan kesegaran


hidup dalam rumah tinggal atau bangunan-bangunan bertingkat,
khususnya kegiatan-kegiatan yang dilakukan pada daerah yang
beriklim tropis dengan udaranya yang panas dan keiembaban
udaranya yang tinggi, maka diperlukan usaha untuk mendapat-
kan udara segar dau'i aliran udara alam dan aliran udara buatan.
Cara mendapatkan udara segar dari alam: (a) memberikan
bukaan pada daerah-daerah yang diinginkan, dan (b) memberikan
ventilasi yang sifatnya menyilang baik dalam rumah tinggal
maupun pada bangunan-bangunan (Gambar 3.i).

Ganrbar 3.1. Sistcm ventilasi

46
Pengudaraan/Put.ghrtw,aan 47

Udara yang nyaman mempunyai kecepatan tidak boleh


lebih dari 5 km/jam dengan suhu/ternperatur < 30oc dan banyak
nrengandung O:. Dengan memenuhi persyaratan tersebut, ke_
nyarnanan akan dapat dinikmati sehingga semua kegiatan di
bangunan dapat berjalan dengan baik.
udara di sebagian kota-kota besar di Indonesia terutama
daerah dengan ketinggian tidak jauh dari permukaan laut,
kurang memberikan kenyamanan karena: (a) udaranya panas
(23-34"C); (b) udaranya koror/berdebu/berasap; dan (c) angin
tidak menentu, khususnya pada bangunan tinggi, angin mem-
punyai kecepatan tinggi.
Dengan demikian perlu diadakan suatu cara untuk men_
dapatkan kenyamanan dengan menggunakan alat penyegaran
udara (air conditiort).
Penyegaran udara adalah suatu proses mendinginkan udara
sehingga dapat mencapai ternperatur dan kelembaban yang
sesuai dengan yang diinginkan dan disyaratkan. Udara yang
segar/dingin, kering dan mengandung o", setelah dinikmati oleh
penghuninya akan berubah menjadi panis, basah, dan berkr-rrang
kandungan O,-nya sehingga untuk mendapatkan udara yang
segar perlu diberikan tambahan udara yang mengandung O..
Sistem penyegaran udara pada umumnya dibagi meniadi
2 golongan Lltama.
a. Penyegaran udara untuk kenyamanan kerja bagi orang yang
melakukan kegiatan tertentu.
b. Penyegaran udara untuk industri; penyegaran uclara cli
ruangan diperlukan oleh proses, bahan,'peralatan atau
barang yang ada di dalamnya.

sistem penyegaran udara untuk industri dirancang untuk


memperoleh temperatur kelembaban dan distribusi udara yang
sesuai dengan yang dipersyaratkan oleh proses serta peralat-
an yang dipergunakan di dalam luangan yang bersangkutan.
Penyegaran udara ini akan membuat uclara dalam .rungun *"n-
i 48 Utilitus Bartgtuttur

jadi segar, sehingga karyawan dapat bekerla lebih baik dan


efisiensi kerja dapat ditingkatkan. Untuk rumah sakit, penyegaran
udara ini akan dapat rnemberikan ketenangan dan mengurangi
penderitaan pasien, serta memberikan kesegaran kerja bagi
doktel dan pcrawatnya. Penyegaran udara ini juga sudah banyak
digunakan pada rumah-rumah tinggal, selain pada bangunan-
bangunan umum dan khususnya pada semua bangunan yang
terletak di daerah tropis.

Jenis Penyegaran f,Jdara

Mesin penyegaran udara mempunyai .i unit alat yang meng-


ubah udara panas menjadi dingin. Mesin tersebut adalah:
a. Evaporator, pipa yang berisi gas refrigerattt yirng cair dan
dingin, serta dihembus oleh udara.
b. Kompresor, alat untuk menekan gas reJrigeronl un1.uk men-
jadikan refrigerant yang cair dan dingin.
c. Kondensor, alat untuk mengembahkan refrigerant catr tnen-
jadi gas dengan hasil pengembunan air.

Dengan alat-alat tersebut, jenis penyegaran udara dapat


dibagi dalam beberapa nlacam dengan menyesuaikan besar-
kecilnya ruangan yang akan didinginkan udaranya.

1. Mesin penyegaran udara yang menyatukan ketiga alat ter-


' sebut (evaporator, kompresot, dan kondensor) daiam bentuk
kotak kecil yang disebut penyegaran udara ruang (rrtonz air
conditioner = AC). Berukuran kecil dengan kapasitas 0,4*
2,2 KW dimana 1 ton refriTerant (TR) = 1,25 KW. Mesin
ini sering disebut AC window (Gambar 3.2)"
2. Mesin penyegaran udara yang kecil: mesin evaporetornya
terpisah di dalam kotak dan terletak di dalam {Hi;ng&o'
Sering disebut indoor unit karena banyak digunakan untuk
penyegaran udara ruang tidur, ruang tamu/keluarpia, rtlang
Pe rt gutLnracut/Penglrcovaan 49

Gambar 3.2. AC Window

kantor yang kecil, ruang kelas, dan lainlain. Unit mesin


ini dapat dipasang di lantai (floor type), di dinding (wall
type), dan di langitJangit (ceiling type),
unit lainnya berisi kompresor dan kondensor yang berada
di luar ruangan, sering disebut unit ouLtdoor yang dihu_
bungkan dengan unrt indoor oleh pipa yang berisi re_
Jrigercmt. Mesin penyegar udara ini sering disebut AC split
dan AC rnulti-split dengan kapasitas A,4_2,2 KW (Gamtar
3.3)^
3. Mesin penyegaran udara yang gedang: unit indoor_nya
untuk menyalurkan udara dingin ke tempat yang jauh
dibantu dengan pipa atar-r alat penyalur udara yang-sering
disebut tluctitzg. Mesin indoor dapat dipasang di langit-
langit atau di atas langit-langit dengan kapasitas 1,5I15
KW yang dapat digunakan untuk mendinginkan ruangan
yang lnas seperti restoran dan superntarket (Gambar 3.4).
4. l\'fesin penyegaran udara sentral; suatu sistem penyegaran
udara nntuk mendinginkan udara pada ruangan yang besar
sehingga -urnit mesinnya nemerlukan ruangan tersendiri.
Untuk menyalurkan udara dingin atau udara yang kembali,
nresin tersebut menggunakan pipa-pipa ctuctirtg dan berakhir
pada lubang-lubang di langit-langit yang disebut diffuser
50 Iltilitas Bahgurcn

Gambar 3.3. AC Split

Gambar 3.4. Penyegar udara untuk restoran


Petryudarlatt/Penglwtvl(ltl 5l

(Gambar 3.5). Unit-unit pengolah udara ini berkapasitas


besar yang sering, disebut pengolah udara (air handling
unit) (Gambar 3.6), U.nit-unit untuk mesin kompresor dan
kondensor diletakkan jauh terpisah yang sering disebut
chiller dan dibantu oleh pompa (Gambar 3.7). Mesin pe-
nyegaran udara sentral ini, mengingat banyak digunakan
untuk penyegaran udara di ruang4n yang besar dan luas,
seperti bangunan-bangunan kantor yang besar, hotel, dan
gedung pertemuan, maka perlu dibantu dengan alat menara
pendingin (cooli.hg:' tower) (Gambar 3.8).

Gambar 3.5. Bermacam-macam bentuk lubang keluar (diffuser) untuk penye-


garan udara.
52 Utilitas Bcutgtunn

Gambar 3.6. Air handlittg ttrtit.

Gamtrar 3.7. Chiller - Pompa

Gambar 3.8. Menara pendingin (coolirtg tower)


Pengutlaraun/penghavturm 53

Sistem Penyegaran Udara

Tujuan penyegaran udara adalah berusaha supaya


tempe-
ratur kelembaban, kebersihan, dan penyaruran (distiibusi)
udara
dalam ruangan memperoleh keadaan yang cliinginkan
sesuai
dengan fungsi ruangan tersebut. Beberapa iaktoriertimbangan
pemiiihan sistem penyegaran udara adalah sebajai
berikut.
Faktor Kenl.arttanan

Faktor kenyamanan ini dapat ditentukan oreh beberapa


har
m€nyangkut: temperatur rata_rata, kelancaran aliran
Ia:tg udara,
kebersiha'.i udara, kualitas dan jumrah ariran
udara, ,"ril ,uuru
aliran udara.

Faktor Ekonomi
Dalam hal ini harus diperhatikan: biaya awal,
biaya operasi,
dan biaya perawatan.
Beberapa faktor operasi dan perawatan meliputi:
konstruksi
yang sederhana; ketahanan peralatannya,
mudatr perawatannya,
mudah dicapai oleh tenaga yang merawat, dan
cukup efisien.
Sistern Penyegaran iJdara untuk Berbagai
Gedung

.bagaiMengingat
macam
penggunaan alat penyegaran udara untuk
ber_
ruangan dengan kegiatan yang berbeda_beda,
maka diperlukan alat penyegaran uduru yang
sesuai dengan
fungsi ruangan tersebut.

Battgunatt Karrtot.

Untuk gedung kantor yang besar, penyegaran udara


-
perlukan di-
untuk memberikan kenyamanan tirrgtungun kerja.
OIeh karena itu, perlu diadakan pembagian
zona (daerah), yang
54 Utilitcts Bangwnn

terdiri dari daerah pinggir (perime;er) yang banyak dipengaruhi


oleh kondisi udara luar gedung dan daerah interior (dalam) yang
tidak banyak dipengaruhi udara luar. Biasanya digunakan sistem
penyegaran udara tunggal sentral dengan volume udar'a yang
bervariasi dengan unit induksi atau unrt coil kipas udara.

Bangunan Hotel

Hotel terdiri dari beberapa ruangan dan kamar-kamar


sehingga halus menyediakan alat penyegaran udara lebih dari
satu sistem. Dengan demikian, dapat digunakan sistem saluran
udara sentral untuk hall, dan lobby, serta coil kipas udara (FCU
= fan coil unit) untuk kamar-kamar (Garnbar 3:9).

FCU FCU :

ambar 3.9. Fan coil unit'

Bangunan Rurnah Sakit

Untuk rumah sakit, baik umum maupun khusus, perlu di-


bedakan fungsi dari ruangan-ruangan tersebut. Ruang tunggu/
administrasi, dan pelayanan lain nenggunakan sistem penye-
garan udara seperti di kantor-kantor, tetapi di ruangan-ruangan
seperti bangsal digunakan sistem penyegaran udara dengan unil
coli kipas udara. Dibuat juga saringan udara yang harus selalu
diperiftsa dan dirawat supaya tidak terjadi penularan penyakit.
Masing-rnasing ruangan yang berfungsi sebagai tempat perawat-
Pertgudanuur/Pett..gha\,uLtn 55

an (lcngutl penyakil yang berbecla-trecta menggunakan sistcln


pendingin udara yang siultl scperti pada bangunan hotel.
Batt51 tr t t tttt I tt tl t r.s t t'i

Sistem penycgaran untuk keperluan inclustri dibagi men-


jadi 2 golongan, yaitu nntuk penyegaran karyawan dan untuk
penyegaran industri, dengan mempertimbangkan kelenrbaban
uclara yang digunakan dalam proses industri (jenis produksi-
nya).

Iltttrgttnan RLuttalt Tirtggtrl


Runtah-rumah hesal rnenggunakan sisteur ruang rnesin
clengan sistem penyegaran udara saluran tunggal sentlal dan
sistem unit paket. Untuk mendinginkan rumah atall apartemcn
biasanya i atau 2 ruangan clilayani oleh I alat per-rdingin atau
sistem salllran tunggal sentral (AC sptit atau nutlti-split) (Gani-
har' 3. l0).

Ganrlrar 3.1{). Penyegaran udara dengan A,C split untuk nrnrah tinggal.
-5(l ltttltt(t.\ lhuttttttrt,t

Itcrtcrrr;ralrttr Rrr.lrlB A(: elttr


Sistctrr l)istribrrsi l'r:rrgrtrltrrt:rtr

lJntuk nterancang penelnpittiltl l'tlilllg AC elipcrlukan bcbc'-


rapa caril.
l. Ruang AC terletak di tengah ruilngan yang akan cliberikan
pengudaraan. Sistern ini paling etisien baik pernipaan mfltl-
plln penyebaran Lldaranya.
b. Ruang AC terletak langsung berhadapan dengan rtlangan
yang akan diberikan pengudaraan' Kerugiannya adalah pe-
ngllrerngan cahaya alam dan terhalangnya pandangan.
c. Ruang AC berada di luar bangunan. Kemgiannya adalah
pemipaan isolasi dari udara yang dingin banyak terbuang.
Keuntungannya hanya memudahkan servis dan kebutr-rhan
air untuk AC.
cl. Ruang AC terletak cli antara ruangan yang akan didistli-
busi penghawaan (Ganrbar 3.1 I ),

Dalatn pendistribr.rsian udara dingin dari rttang mesin AC


kc ruangan yang memefluk:tn, tel'dapat 3 cara sistern penclis-
tribusiart.

a. Sislcrtt rutlial pattent, clapat tuemperpendek jangkatran/


pentipaan pengudnraan.
b. Sistem perinteter loop, membuat pemipaan nrelingkar
sehingga kekuatan panccran udara dingin akan mempunyai
nilai yang sama.
c. Sistem lateral, sistem yang paling praktis dengan menggll-
nakan pemipaaan utalna dan cabang (Gambar 3.12).

Untuk petnipaan yang kembali ke ruang mesin diperlukan


sistem yang sama ataLr s.istem planum (tanpa pipa).
I,tttgtulttr ttutt/p nglknt,u.ut 57

eEffiffi l'r I If
' -- wd,H
J
+-rllll
i

E=tltt
H tlil

t-;,[]
tsr]-r Il
Jq
lslI r=+.1 Etrj
ll_J
t_'J.t
J-l
Ganrbar 3.1l. penempalun runng AC.
-5lt lttilittr.s Ilrrttqtrttttrr

(i:rnrbar 3.12, Sislcnr pcndistribusitrn urlaru.

I\lesin Pcrrrlingin pad:r Ilangrrnarr Ilertinghut

Mesirr pc'dingin yan-e clig'nakalr urltuk'rcnclinginkan


udara pada sLratu bangunan bertingkat tinggi yang berfuugsi se-
bagai *rangi.rn pe'kantoran, pertokoan, dar sararla kegiatan-
kegiatan masyarakat urnLlm, harus rnempunyai kckuatan atau
kapnsitas yang besar
Mesin pendingin tersebut berisi kompresor, ko'crensor,
cvaporator, dan kipas urlara yang cliletakkan di suatu ruangan
tertlrtup. Mesin tersebut diletakkan di atas lantai yang berponciasi
kuat untnk mencegah getaran mesin terhadap bangunannya.
Ruangan diberi lapisa' untuk meredam suara'sehingga suara
mcsin tidak terdengar di ruangan yang diclinginkan. Ruangan
pettgudaruut/ptuglrcnwrctn
Jj
ini dapat berisi
I atiu 2 mesin pendingin sesuai dengan kebu_
tuhan mesin tersebut.

Syarat-Syarat Lain

a. Ruangan tersebut dapat dihubungkan


dengan uclara luar
(udara yang segar)
b. Ruangan tersebut terletak segaris di atas/di
bawah ruangan
mesin pendingin yang dihubungkan dengan pipa-pipa
pendingin.
c. Ruangari tersebut dihubungkan dengan pipa-pipa
air (unruk
pcmbersihan), dan dayalpanel (untuk
menghidupkan mo-
tornya)
d' Ruangan tersebut diletakkan sedekat mungkin
(sentris)
terhadap ruangan yang
.didinginkan.
e. Ruangan tersebut harus mamfu _"nurrpung
tenaga untuk
, perawatan mesin pendingin, seperti
membersihkan-sa'ingan
udara dan perawatan komponlnnyu.

Penempatan l\Ienara pendin gin (Coolirtg


Tower)
Menarapendingin dipa.sang di tempat yang
.
sinya dengan baik. Tempat tersebut
memenuhi fung_
terretak di a"tas atap bangunan
atau di tempat lain, tetapi harus memenuhi '
persyaratan:
a. Tidak terhalang tembok di kiri/kanan.
b. Harus mendapatkan udara yung U.iur,
bersitr. riclak berdebu
dan berasap.
c. Diletakkan di atap dengan pondasi
sehingga getarannya
tidak menjalar ke bagian-bagian lain.
.
d. Penempatannya sedeka, ,rru.igkin
terhadap tangki air dan
daya listrik.
e. Psnempatannya juga sedekat nrungkin
terhadap mesin_
mesin penCingin di ruangan_ruangan.
60 Utili.ttts llrtrtgtttrtttr

t. Dilctakkan ponllla untuk nrcmbantu men,qalirkarr air dari


tncsirr-nrcsirr pcnclilrgin
Llnluk sistcnr pcnclingin clcngan air, niesinnya kecil dan
ttrctttcrlukan lir cukull banyak; untuk sistcnr pcndingin de-
trgun rrtllra. ntcsinnya besar sehingga menlerlukan telnpat
yang cukup luas. dln keperluan air tidak banyak (Gambar
3.1.3 tlan 3.14t.

a/
&
t,

Garnbar 3.13. Sistem potongan penyegaran udara (water coaled packryed).


Pett,gudarautt/Panglurvlunn 6I

(iarnbar 3.14. Sistcnr potongan


pcny€garan udara (arr coolcd tyater cltillers).
62 lJrilins Batrgtuntt

Menghitung Beban Pendingin Ruang

Suatu bangunan terletak di Jakarta (6' Lintang Selatan).


Bangunan berupa ruangan dengan ukuran:
, P (panjang) =60m
L (lebar) = 20m
T (tinggi) =4m
Kondisi ruangan luar rata-rata:
Temperatur = 23-32"C
Kelembaban = 6V90Vo
Kondisi ruangan dalam rata-rata:
Temperatur = l8-27"C
Kelembaban = 50-80Vo
Eksterior. ruangan kaca rayban
Tinggi plafond 2,J0 m
Tinggi bidang tembok = 0,90 m
Okupasi: Jumlah penghuni dalam ruang
= Luas : (6-8 mzlorang)
= (60 x 20) m2 : 6 mz/orang = 200 orang
Bangunan terdiri dari lantai s'd' lantai '
Sehingga ditetapkan:
Temperatu, tu* rata-rata 30oC - 86"F (t0)
Temperatur dalam ruangan-rata-rata 25"C = 77'F (tr)
.selisih 9"F (ro - tr)
=
1. Beban kalor melalui kaca/beban sensibel (sensible heat gain
thru glass)
Utara = . . . m2 x 686 Btu/h/m2 Btu.h
Selatan=... m2 x 398 Btu/h/m2 Btu.h
Timur =... m2 x96l Btu/h/m2 Btu.h
Barat =.. . m2x 1.063 Btu/trlm2 Btu.h
+
Jumlah per lantai Btu.h
Jumlahuntuk ...lantai Btu.h
Pengutlumiltt/l'ett!:ltatrQ(uI 63

') Beban kalor oleh transnrisi bidang dinding/beban transtttisi


(Truttsrrtissiott gttitt )
tJtara =.. rrr: x -3.22 Btu/h/rnr x 9"= Btu.h
Sclatan=... rn'x J.ll llrrr/h/rrtrx 9o = lltrr.h
'firnur' =.. rnr x.1.f2 Btu/h/nrr x 9o= []tu.lr
Barat =. . . nrr x.1,22 lltu/h/nrr x 9u= Blu.h
+
Jurnlah per lantai lltu.lr
Jumiah untuk lantai Bru.h

Tronsrnisi hidang utap


= . . . m2 x 11,5 Btu/h/m2 x 9o = . Btu.h

3. Beban Kalor Intern (lntenuil heat gain, peopLe and lights)


Beban sensibel orang - okupasi x 200 Btu/lr = . Btu.h
Beban latent orang - okupasi x 250 Btu/h = . . Btu.h
Beban sensibel lampu
= Jumlah watt x 1,25 x 3,4 Btu/h = . . Btu.h .

Jumlah per laritai = . . . Btu.h


Jumlah untuk lantai = . . . Btu.h
4. Ventilasi atau Infiltrasi (Ventilation or Infiltratio)
CFM =
PxLxTx(AC)x35,31
60
AC= pertukaran udara per jam (air changes per lnur)
2

Beban kalor inflltrasi udara luar:


a. Beban sensibel =
CFM x (t(,-rr) x 1,08 Btu/h =....Btu.h
b. Beban latent =
CFM x pr'rhcdaatt spteciJic' ltuttritlirt - gr'/lb x 0,61 Btu/h

(udara luzrr dengan udara daiarn)


= .. Btu.h

Jumlah =... Btu.h


64 Perrgutktraan/Penghau'acut

Total beban pendingin = (1)+(2)+(3)+(4) = Btu/h


I Ton R = 12.000 Btu.h
Total beban
Kapasitas AC = Ton R
i2.000
I
Daya listrik Ton R = 1,25 KW
Total daya listrik = Total Ton R x 1,25 KW
KW

Duiting AC adalah suatu alat untuk menyalurkan udara


dingin untuk mengkondisikan ruangan besar yang mengguna-
kan alat ltHlJ (Air Handling Unit). Ducting AC terbuat dari
sheet met^l atau fibre glass yang dibungkus aluminium ./oil
dengan glass wool sepanjang maks. : 30 - 40 m arah horizontai
(ufama).
I
B(CFM) x 923
Luas ducting A (Sq.cm) =
c(FPM)
Dimana :

A = luas ducting dalam Sq cm.


B = CFM (cubic feet per menit) ruangan
C = Kecepatan aliran udara dalam FPM (feet per menit)
I feet = 30,48 cm.
I inci = 2,54 cm.
Syarat ukuran duct :

Lebar maks =4 x tinggi


Ceiling space ntinimunt =T+(i&-15)cm
. Pgttgudaraany'Penghtm'aon 65

Data empiris Ductirtg


Reconmtended Velocities FPM (C)
Untuk ffice Building.
Main ducts = " 1.000 - 1.300 mm :

Branch ducts = 600 - 900 mm :


Brartch riser = 600 - 900 mm '
4
Penerqngon/Pencqhqyqqn,

Perancang bangunan bertingkat harus mempelajari rnaS&:


lah penerangan atau pencahayaan sehingga bangunan dapat ber-
fungsi seperti yang diharapkan. Selain itu, perancang bangunan
hauus juga menperhatikan manfaat penerangan atau pencaha-
yaan alam selama masih dapat dimanfaatkan.

Matahari

Matahari adatah sumber cahaya ataLl penerangan alami


yang paling mudah didapat dan banyak manfa4tnya. Oleh ka-
rena itu, harus dapat dimanfaatkan semaksimal muirgkin. Apa-
lagi Indonesia sebagai daerah tropis yang terletak di garis kha-
tulistiwa, matahari memancarkan sinarnya sepanjang tahun
tanpa perbedaan siang dan malam. Tidak seperti'pada daerah-
daerah subtropis, waktu penyinaran rnatahari pada siang hari
lebih banyak daripada malam hari atau sebaliknya

Pernanfaatan Cahaya Matahari

Matahari selain membcrikan panas (radiasi) juga memberi-


kan calraya (sinar). Mengingat cahaya matahari pada siang hari
adalah cahaya yang bermanfaat sekali bagi semua kehidupan
di darat dan air. maka cahaya matahari sangat diperlukan
khususnya dalam pencahayaan bangunan. Tujuan penranfaatan
cahaya matahari sebagai penerangan alami dalam bangunan
adalah sebagai berikut:
l'cttt't rtttp,tttt/lt.'tt( (tlttl\'(ttul 6'l

a. menghemat energi dan biaya operasional bangunan:


b. menciptakan ruang yang sehat nlengingat sinar nratahari
mengandung ultraviolet yang memberikan ef'ck psikologis
bagi manusia dan niemperjelas kesan ruang;
c. mempergunakan cahaya alami sejauh mungkin ke dalam
bangunan, baik sebagai sumber pcnerangan langsnng mau-
pun tidak langsLrng.
Pemanfaatan cahaya matahari ke dalam ruang clapat dilaku-
kan dengan berbagai cara, dilihat dari arah jatuhrrya sinar mata-
liari dan kornponen/bidang-biclang yang membantu rncmasuk-
kan dan mentantulkan cahaya rnatahari. Sudut jatLrhnya sinar
matahari ini berbcda-beda pada setiap daerah. Deklamasi rnatahali
itr-r berubah-ubah antara ?3 l/2" Lintang Utara pada bulan Juni,
0o garis khatulistiiva pada bulan Maret dan September, ?3 I12.
Lintang Selatan pada bulan Dcsenrber. I-Jntuk mengukur sudut
jatuhnya sinar rnatahari ini dipcrgunakan cliagram lintan-g nri.rta-
hari (Gambar 4.1).

,s
Gamllar J.l. t)iugram lintasan matahari untuk kota ,Iakarta.
68 Utilittts llutgrrrtttrt

Pada umumnya,.cahaya matahari yang jatuh ke permukaan


tanah./bangunan dapat dinyatakan sebagai berikut.
a. Cahaya matahali langsung jatuh pacla bidang kcrja.
b. Refleksi/pantulan cahaya matahari dari benda yang berada
di luar rumah dan masuk melalui jendela.
c. Relleksi/pantulan cahaya matahari dari halaman, yang
untLrk kedua kalinya dipantulkan kembali oleh langit-langit
dan dinding ke arah bidang keria.
d. Cahaya yang jatuh di lantai dan dipantulkan lagi oleh
Iangit-langit.

Besarnya retleksi cahaya matahari ini sangat dipengaruhi


oleh bahan pemantulan dan warna, sedangkan intensitas cahaya
nratahari yang masuk ke dalam ruangan sangat dipengaruhi oleh
beberapa faktor berikut ini.
a. Jeuis bzthan yarl-s clipergr-rnlkan udalah tcrnbus c.rhayl,
nrisalnya kaca polos, kaca berwarna. dan fibre g/ass.
b. Warna bahan sebagai bidang pantulan yang berpengaruh
adalah warna dinding, langit-langit, dan lantai. Semakin
warnarlya muda dan cerah, semakin banyak memantulkan
cahaya.
c. Luas bidang bukaan/jendela.
d. Pengr-rrangan intensitas cahaya oleh kisi-kisi (sunscreen)
dan pohon.
Matahari berjalan/merambat dari ar':rh Timur ke Barat. F{al
ini mempengaruhi besar cahaya ke dalam ruangan yang meng-
hadap ke arah Tirnur, Barat, Utara, dan.selatan. Pada peran-
cangan bangunan, khususnya bangunan bertingkat tinggi.
permukaan kacanya diusahakan menghadap alah {Itara atau
Selatan untuk menghindari radiasi panas matahari y:,;g nrasuk
ke dalarn ruangan. Radiasi ini berpengaruh besal" t*lhadap
sistem pengudaraan buatan di dalam ruangan. Apalagi n:*{4ha:'i
baru menyinarkan cahaya yang panas dan terang pada puk;ul
Penerottgiln/petlculto\t(1(tn 69

10.00 s.d. 15.00. dan kesempatilll tlnttlk bekerja biasanya pukul


8.00 s.d. 17.00 (Gambar 4.2). Khususnya di kota-kota besar
yang beriklim panas, perancang bangunan bertingkat tinggi
cenderung membuat bangunan tertutup dengan menggunakan
pengudaraan buatan untuk menglrrangi banyaknya cahaya
rnutahari.
Oleh karena cahava yang cukup dibutuhkan pada waktu
bekerja, sedangkan cahaya rnasuk ke dalam fllangan dibatasi,
rncngingat SemuA bangunan (khususnya bangttttan bertingkat
banyakl mcnghindari banyaknya cahaya ntatahari, nlaka diper-
lukan suatu cara untuk menggantikan cahaya tcrsebut dengan
menggunakan cahaya btlatan.

'\tlz/
--\-/-\'./'
.'<..
(/t
/i\

Gambar 4.2. Cahaya matahari.


10 lJtilitus llutgilrurt

C:rhaya Brratan

Cahaya buatan dikelola atau diperoleh clari perLlsahaan


pemerintah melalui suatu pembangkit tenaga. Perusalraan ter-
sebut adalah Perusahaan Listlik Negara (PLN) yang nrenyc-
lenggarakan clan menyiapkan sesuatu tenaga pembangkit lis-
tlik dengan sistem: Pernbangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU),
Pernbangkit Listrik Tenaga Air (PLTA), dan Penibangkit Lis-
trik Tenaga Diesel (PLTD).
Di luar negeri terdapat pembangkit tenaga listrik lain, yaitLr
Pembangkit Listrik Tenaga Surya, Pembangkit Listrik Tenaga
Angin, clan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir.
Dari tempat pembangkit ini, listrik dialirkan melalui ka-
wat-kawaykabel-kabel benegangan tinggi ke kota-kota yang
nremerlukan dan diubah dali tegangan tinggi ke tegangan
menengah pacla tempat-tempat/garclu-gardu induk. Tegangi'rn
menengah yang berada di jalan-jalan besar untuk menuju ke
gardu-garcl'u tertentu perlu diubah menjadi kabel tegangan ten-
dah sehingga dapat disaiur'l<an pada bangunan-bangunan rumah
(Gambar 4.3 dan 4.4).

l. l\:nrbirnglit lrrtril
1. l'cgarrpiru tintPi
3. (irrdu rndul l)l-N
4. Ilgangrn tnelcngah
5. (judu lingkungun Pl-N
6. 'ltltangrn rcndrh

(]amhar 4.3. Pengkabt'lan dari llcrnbangkil listrik ke korrsurnen,


Perrcrctrt gatt/Pttt(aluNrutrt 1 |

Gambar 4.4. Gardu tiang dari TM ke fR

Untuk keperluan kebutuhan tenaga listrik pada bangunan-


bangunan besar, bangunan tersebLrt cukup berlangganan listrik
tegangan menengah kemudian diubah tegangannya. Batasan ber-
langganan tegangan menengah jika kebutuhan listrik bangunan
tersebut sudah lebih dari 200 KVA. Tegangan menengah terse-
72 Urilitus llurtgttrttut

but akan diubah/diturunkan oleh suatu alat transformator men-


iadi tegangan rendah 220 V untuk penerangan dan 380 V untuk
peralatan-peralatan/mes in/pompa-pompa.
Apabila memerlukan tenaga listrik yang besar melebihi 200
KVA, maka diberikan sistem berlangganan tegangan menengah.
Keuntungan berlangganan tegangan mcnengah adalah biaya
berlangganan lebih murah, dengan syarat harus menyediakan
gardu dan transformator yang diusahakan terletak di halaman/
bangunan tersebut dan sedapat mungkin lebih dekat ke jalan
karena kabel-kabel penyambung tersebut cukup mahal. Usaha-
kan pula tempat parkir untuk petugas PLN jika sewaktu-wakttt
mengaclakan perbaikan.
Tegangan menengah yang masuk ke gardu setelah diubah
tegangannya menjadi tegangan rendah oleh transformator ke-
mudian disalurkan ke panel-panel melaiui alat pengatur te-
gangan yaitu stabilisator sebagai alat untuk nengatur kestabilan
tegangan. Dari panel tersebut (panel utama = Main Distrihution
Panel), disalurkan ke panel-panel pernbagi yang terdapat di
setiap lantai sesuai dengan kebutuhan masing-masing (Gambar
4.s).
Syarat dari peletakan ruang panel, yaitu antara ruang-
luang harus diletakkan satu garis vertikal untuk menjaga su-
paya kabel-kabel yang dipasang tidak perlu belok dan susunan
shaftllubang kabel tersebut segaris (memudahkan dari segi
struktur dan arsitektur). Karena kabel-kabel yang terletak di
shaft (yang menghubungkan panel satu ke panel,lain) meng-
alami aliran arus listrik yang menyebabkan panas, maka salur-
an shaft terssbut harus diberi aliran udara yang gunanya untuk
rnencegah panas tersebut dikurangi.
Ruang panel tersebut selain beribngsi sebagai tempat pe-
ngcndalian, pengaturan pencahayaan pada suatu tempat, juga
berfungsi sebagai tempat pengaturan segala macam fasilitas
utilitas, seprti pencahayaan, pengaturan udara, dan fasilitas-
fasilitas lain.
Penerangan/Pencahavacar 73

ruang mesrn

lift dtap

panel . dst.
penerangan
5

2
ruang mesin 380v

stabilisator
panel indulc/mdp
(main distribution)

Gambar 4.5. Pembangkit panel TR.


74 Litilitns BttrtgLutut

S istent Pencaltryctan/Penerctttgail llltatart

Daya penelallSan yang masuk dalam panel-panel penrbagi


(subpanel) dibagi dalam 2 bagian:

a. Pencahayaanldaya yang langsung; pencahayaan yang be-


rupa titik-titik lampu penerangan. Peletakan lampu perle-
rangan ini harus diatur sedemikian rupa sehingga meng-
hasilkan pellcahayaan yang baik, memenuhi syarat yang
climinta, dan merata (Gan-rbar 4.6). Selain itu, harus diatur
posisinya
'rrl.orrr, terhadap letak-letak diflitser AC, sprinkler' Jire
srnoke detector, speaker, dan sebagainya'
b. Daya yang ticlak langsung; daya ini digunakan untuk meng-
hiclupkan alat-alat tertentu, seperti komputer dan mesin
ketik (Cambar 4.7).

Gambar 4.6. Pencahayaan langsung.


Petrgudanuut/Penglrtvtaan 75

iLliLLijj_ l,-::** "=----l

Listrik

Gamlrar 4,7. Daya tidak langsung (floor duct).

Selain itu ada sistem lain yang mengkombinasikan antara


langsung dan tidak langsung. Pencahayaan ini juga akan diten-
tukan oleh. bermacam-macam alat pencahayaan, seperti lampu
pijar, lampu TL, lampu SL, lampu halogen, dan lampu mercury.
Untuk dapat menentukan jumlah lampu penerangan pada
bangunan supaya mendapatkan estimasi listrik yang digunakan,
maka diperlukan suatu standar pencahayaan. Ada beberapa cara
r.rntr.rk menentukan kuat cahaya/iluminasi/lux (Tabel 4.1).
7 6 Lltilitas Bangttrtrtrt

Bangunan
'Iabel 4.1. Estirnasi Beban Listrik suatu
Watthrt
L)ntuk Penggrtttutut Perrc:ultavaatt Lain-lairt ,/l L

Auditrtrium o_r) 5 100-180


- T. cluduk (urnum)
l 80-360 2.25
- Panggung 45n ,15-65
35-5 5
Wisnrr scrri
18 45-65
22.540
lJ iur k 4,50 55.90
2'745
Kaf-etaria 4,50 45-6-5
13.5-2'1
Gcrejir i 3.50 I 10-l 80
Dacrah komPuter
Toko serba ada
35-55 r3,50
- Bascment 22j40 9 45-65
- Lantai dasar l8-3-s 4,50
- Lantai tingkat
Rumah susun 4,50
2'l
- 0-2?0 mr ') )\
18
- 27 l-13.000 rn:
I
9
- i3.000 mr ke atas
I
4,5
Cedung Parkir 9 45-65
t8-21
Rurnah sakit
Hotcl t - -^ 4\ 45J5
- LobbY d5 2'145
9-22,5
- Katnar 13,5-22.5 9
[3lngttnun industri 45-1 80 55-90
2'715
Laboratorium ,t5 45-65
22.540
PerPustakaan ,)r (-16 1 3,5 36-65
Pusat keschatan o_r1 5 2 55-90
Motel 18 36-65
22,5-36
Bangunan kantor 2 s5-90
13,5-22.5
Restoran
8-36 13.5 3245
I
Sekolah
Pet'tokoan 9 45-80
2'115
Salon - L\
l8-45
- Prkaian L5
lt
- APotik 4,5
- Sepatu. dan scbrgainYa 2',7
1() 2
Pergudrngitlt

Suttrber: Mechanical & Eleotrical Equipnrerrt for Buildings


CttltttLttt: U;,'#::Tl';J::;;^;d;l-ga'ingintun*:,:'::T.''ll1':l,iil;'ii:ft
untuK dapar nlsilrdlrd, pe!,vtu,,cq" J-'-o .. g tlan langit-langit harusl
tllii:"tilljll*
r"""gii'r^"gi,, (b) cahava harus langsungr,f] kekuatan penetangan'
u"u,,",on Dener.angan.
::i;:Til ,;;'r",."i'ln''ui''" luga-akan metnpengiuuhi
Petrcrctnlun/P(rh'ulru-\'.t(ut'11

Selain tabel mengenai beban liStrik, perlu juga diketahui


tentang kekuatan cahaya (Tabel 4 2)
Tabcl 4.2. Estimasi Kekuatan Cahaya suatu llangunan
Untuk Pertggtunan Lttr

Pabrik pesuwirt terbang 700


Assentb!ing r.000
Hanggar sertice r.000
Pabrik roti 300-500
Pablik kinria 300
Pabrik keramik ' 300-r.000
Pabrik pakaian 300-500
Pablik barang-barang listrik " r.000 ,

I)aeruh luar area 50


Bangunan sckcliling l0
Daerah gudang r 0-200
Loadirtg-urtloatlhry 200
Serlicc nrohil 200-1.000
Parkir garnge 100-500
Binatu 300-700
Pabrik kutit 300= 1.000
Ruang loker 240
Toko peralatan mesin 500-r.Qo0
Pcngangkutan matcrial 100-500
Toko cat 500-1.000.
Industri tekstil 300,r.000
Dacrah tangga, lolong 200
Gudang industri 50*l 00
Pabrik jarn, perhiasan r.000*5.000
Art gallert' 300
Auditoriurn I 00- r .000
Pangkas rambut & salon _500-1.000
Cereja r50-r.000
Rurnah sakit
- utrun') 300-500
.- laboratorium 500-r.000
- nrang pasien 200-300
- r'uang hcdah 2.000
- ruang tunggu - toilet 200
Hotel & rnotel 100-300
Perpustakaan - ruang baca: 700
78 Util.ittts lkuzg,unatt

kutjutarL

Urrluk Penggurnrnt Lttx

Kantor
- umum 300-s00
- khusus r.000-2.000
Kantor pos
- sortir, pcngiriman r.000
Rcstoran 200-500
Bioskop 50-300
Sekolah 300-500
Tokcr 300-500

Suuber: Mechanical & Elcctrical Equipmcnt for Buildings.

Untuk mendatangkan daya-daya tersebut digunakan kabel-


kabel yang diatur di afas langit-langit untuk penerangan, dan
di bawah/di lantai untuk daya pembangkit komputer.
Untuk mendapatkan pencahayaan buatan dari atas/langit-
langit diperlukan suatu sistem penempatan dan penggunaan alat
cahaya (penerangan yang sesuai dengan fungsi dan kegunaan
rLrangan tersebut). Juga diperhatikan tinggi rendahnya langit-
langit dan peralatan-peralatan lain. Ruang-ruang telsebut harus
dibedakan cara pemasangan, penempatan, dan penggunaan alat-
alat penerangannya.
Untuk menentukan besar kecilnya pencahayaan beselta
efek yang dihasilkan, dapat dipelajari pada pelajaran Ilmu Fisika
Bangunan.
Selain untuk memberikan pencahayaan bllatan pada ruangan-
ruangan, perlu diperhatikan pencahayaan di tempat-tempat lain,
seperti tangga, toilet, ruang AC, panel, gudang, lobby, selasar,
halaman, dan tempat parkir (Gambar 4.8).
Selain itu, perlu diperhatikan pencahayaan pada bangun-
annya sendiri beserta bagian-bagian yang menunjang: tempat
reklame, nama dari bangunannya, lampu sorot (Garnbar 4.9),
peralatan-peralatan pada bangunan sepefti tenaga mesin (380
volt), pornpa-pompa: AC, chi.Iler, lift, gondola dan sebagainya.
Penerun.gqfi/Penc4hu\t(t(ut 19

tr
lt
tl
t:
tll
II

Ganbar 4.9. pencahayaan di halaman.

Perancangan utilitas untuk pencahayaan/penerangan


harus
dikoordinasikan antara pel'anca;g ar.sitektur,
elekrlkar, dan
bagian-bagian lain sehingga dapai meme'uhi
persyaratan p.n-
cahal,aan pada mangan/bangunan yang
dimaksud.
Jumlah titik l1.py dalanr ruangan banyak
dipengaruhi
oleh faktor': CU (Coffisien of Uriliziri.ott) rata_rata'50105
Eo
dan LI-F (Light Loss Factor) rata_rata 0,7_0,g.
80 Lltiliras Brnrgttrtrrt

Gambar 4.9. Pencahayaan pada bangunrrn.

CU tergantung dari:
P : persentase pantulan
Pc : persentase pantulan pada ceiling
Pw : persentase pantulan pad,a wall
Pf r pantulan pad,a floor
persentase.*
Juga dipengaruhi oleh furniture, tetapiyang lebih menonjol
lagi dalam pantulan adalah warna.
Panerungatr/PencolrcA)(t(ur 8l

Perhitungan D0y0 Listrik

Untuk menghitung daya listrik pada suatu ruangan perhati_


kan contoh soal berikut ini.
Suatn ruangan kantor dengan ukuran 2O x 20 mr dcngan
ketinggian langit-langit 2,80 m. Direncanakan memakai TL
36 Watt dengan kuat penerangan E = 500 Lux.
-
Dari tabel untuk TL 36 Watt, besar lumen = 36 x 75 =
2.740 lumen....(Q)
Diasumsikan CU = 5O Vo, LLF = 0,7 Vo; sehingga jumlah
lampu 5rang dibutuhkan:
ExA
Q,o.ou"CUxLLF
500 lux x 400 m2

2.700x50Vox0,'l
= 211,6 bh = 2lZ bh
Jurnlah daya - 212 bh x 36 watr x l,Z (koefisien)
= 9.158,4 watt

untuk stop kontak r0-20m2 diperlukan satu stop kontak dengan


kapasitas 500 watt sehingga jumlah daya (stop konrak)

4oo m2
- 20
x 5oo warl = 1o.ooo warr
mz
Rata-rata penerangan
= 9.158,4 : 400 m2 = 22,89 watt/mz
Jumlah daya semua
= 9.L58.4 + 10.000 wart = 19.15g,4 watt
Rata-raia daya
= 19.158,4 : 400 m: = 47,g96 wart/m?
82 IJtili.tas Bturgurtrxt

Generator

Generator adalah suatu alat pembangkit tenaga listrik dalam


bangunan-bangunan yang besar dan bersifat sebagai pembangkit
tenaga listrik dengan menggunakan bahan minyak diesel dalam
skala kecil. Fungsi dari generator ini adalah sebagai pengganti
sementara (emergency) untuk mendapatkan tenaga aliran listrik
ketika PLN mengalami pemadaman.

Sistem Bekerjanya Generator

Besar kecilnya mesin generator disesuaikan dengan ke-


butuhan dari pengganti alat penerangan. Mesin generator
memerlukan alat pembakar yaitu minyak diesel yang harus
dapat disimpan di dalam mangan generator dan di luar ruang
generator. Perputaran mesin yang dihasilkan daya listrik tidak
dapat stabil, karena itu perlu adanya alat pengatur tegangan/
stabilisator. Selain itu, perlu adanya alat tambahan untuk meng-
hidupkan secara otomatis kalau aliran PLN mati (Gambar 4.10).

Cara Mertentpatka.n Generator

Mengingat ruangan ini nenghasilkan suara gaduh dan asap


dari bekas pembakaran minyak diesel maka sebaiknya diletak-
kan berjauhan dengan ruang kerja. Ruang panel dan ruang
stabilisator adalah tempat untuk menyambung kabel-kabel dari
generator sebagai daya emergency sehingga ruang generator
harus sedekat mungkin dengan ruangan tersebut. Karena me-
merlukan minyak diesel serta menghasilkan asap dan suara,
generator hams diletakkan bbrsebelahan dengan ruang terbuka.

Syarat untltk Membuat Ruang Genercttor

Atap dari ruangan sebaiknya tertutup rapat, paling baik


dengan atap beton. Dinding dibuat dari tembok rangkap, dan
Penercutgcur/Penuilrctvctcut 83

Gambar 4.10. Generator set.


84 UtiLittts Btngunan

kalau perlu diberi alat peredam suara, semuanya berfungsi me-


ngurangi suara bising. Pondasi generator dibuat terpisah dengan
pondasi bangunan dengan cara diberi lapisan ijuk dan pasir.
Mengingat udara di dalam ruang generator akan menjadi panas
akibat dari mesin genefator maka perlu adanya ventilasi atau
diberi bantuan alat exhausr untuk mengalirkan udara ke dalam
ruang tersebut (Gambar 4.11).

Dari sekian persyaratan pembuatan dan penempatan mesin


generator tersebut, masih harus diingat persyaratan-persyaratan
lain yang mempengaruhi fungsi dan kegunaan generator.
Tembok
, -''' ( - dilapis
glass wool Ventilasi

_, Tangki Solar

Gambar 4.11. Ruang generator'


t-D
Te lepon

Pencahayaan buatan menggunakan sistem arus listrik yang


terdiri dari: (a) listrik arus kuat (penerangan) dan (b) listrik arus
lemah (telepon). Dalam perencanaannya, sistem telepon harus
menggunakan sistem hubungan seperti saluran untuk daya
pembangkit komputer, yaitu aliran di dalam lantai (floor tluct)'
Selain itu, diperlukan sistem panel-panel atau terminal telepon,
yang dapat langsung berhubungan dengan luar melalui peng-
gunaan sistem terminal utama menuju titik-titik yang diperlukan
atau penggunaan sistem PABX (Private Automatic Branch Ex-
change). Secara prinsip, perancangan telepon memerlukan alat
tambahan yaitu baterai untuk membantu menjalankan mesin
PABX sehingga berfungsi sesuai dengan yang diinginkan.

Persiapan Sistem Telepon

Supaya sistem telepon ini dapat berfungsi harus diper-


siapkan:

A. panel distribusi saluran telepon,


b. unit PABX sesuai dengan jumlah sambungan,
c. handset telepon sama dengan jumlah kebutuhan,
d. kabel telepon dalam bangunan, dan
e. konektor kabel bangunan.

85
(>1 / l
U

86 IJtilircts Brutgurttut

Penentuan Jumlah Pesawat TelePon

Untuk menentukan jumlah pesawat telepon direct line


rnaupun extensions harus mempertimbangkan faktor-faktor:

a. jabatan personel,
b. tugas personel yang dianggap cukup penting sehingga
merlukan sarana telepon,
c. jumlah dari penyewa gedung perkantoran bertingkat, dan
d. fungsi ruangan dan lokasi.

Sistern Instalasi Telepon Outlets

Untuk memberikan hasil perancangan instaiasi telepon


yang baik, perlu diberikan flexibilitas yang baik kepada perna-
kai atau penyewa gedung dengan memasang sistem telepon
outlets pada lantai. Dalam pemasangannya, digunakan /o cr duct
systenx, yang tiap outlets-nya dapat melayani luas kebutuhan
10 m2. Pernasangan ini dimaksudkan agar kabel telepon tidak
mengganggu lalu lintas di ruangan tersebut (Garnbai 5.1' 5.2,
dan 5.3). Telepcin

Gambar 5.1. Sistem pemasangan kabel telepon (horizor'ts9)"


Telcpotr 87

Garnbar 5.2. Sistem pemasangan kabel telepon (vcrtikal).

Gambar 5,3. Denah dan potongan ruang telepon'


6
CCTV dsn Sistem Sekuriti

alat yang
CCTV (Closed Circuit Television) adalah suatu
melalui layar tele-
berfungsi untuk memonitor suatu ruangan
rekaman kamera
visi/monitor, yang menampilkan gambar dari
(biasanya tersembunyi)
yung Oipuran! Aisetiup ,udot nrangan
kgamlnan' Sistem kamera dan TV
V."g Oii"ginkan oleh bagian kegiatan di
ini terbatas pada geduni tersebut (closed)' Semua
aa*nyu
--. Oapat Ji-onitot di suatu ruangan sekuriti'
Cirv ini aapat bekerja selama 24 iam sesuai dengan
pada posisi
kebutuhan. Setiap gambar dapat ditayang-ulang
rahasia'
waktu yang diinginkan oleh operator' Karena-bersiflt ,
diatur oleh bagian
maka peteiatan kamera dan tempat monitor
sekuriti.
adalah:
Dalam sistem ini, peralatan yang diperlukan

kamera,
monitor televisi,
kabel koaxial,
timelaps video recorder, dan
,rungun sekuriti; ruangan yang dipasangi monitor-monitor
penerangan ter-
dan dilengkapi fasilitas AC, toilet serta
sendiri (Gambar 6.1).

88
1r!:ii!i,;,1afl
ai' i"
7
Penangkol Petir

Pengamanan bangunan gedung bertingkat dari bahaya


sambaran petir perlu dilakukan dengan memasang suatu alat
penangkal petir pada iluncak bangunan tersebrrt. Penangkal petir
ini harus dipasang pada bangunan-bangunan yang tilgqi' mini-
mum bangunan 2 lantai (terutama yang paling tinggi di antara
sekitarnya). Berdasarkan hal tersebut berikut ini adalah pemba-
gian sistem instalasi penangkal petir.

Sistem I(onvensionaVFranklin

copperspil dipasang paling


Batang yang runcing dari bahan
atas dan dihubungkan dengan batang ternbaga menuju ke
elektroda yang ditanahkan. Batang elektroda pentanahan dibuat
bak kontrol untuk memudahkan pemeriksaan dan pengetesan'
Sistem ini cukup praktis dan biayanya murah, tetapi jangkau-
annya terbatas.

Sistem Sangkar FaradaY

Hampir sama dengan sistem Franklin, tetapi dapat dibuat


memanjang sehingga jangkauannya luas' Biayanya sedikit ma-
hal dan agak mengganggu keindahan bangunan (Gam-bar 7.1)'

sistem Radioaktif atau semi-RadioaktifTSistem Thomas

Sistem ini baik sekali untuk bangunan tinggi dan besar'


Pemasangan tidak perlu dibuat tinggi karena sistem payung
Perwtgkrtl Petir 9l

' Gaurbar 7.1. Penangkal petir siqtem Faraday.

yang digunakan clapat melindunginya. Bentangan perlindungan


cukup besar sehingga dalam satu bangunan cukup mengguna-
kan satu tempat penangkal petir (Ganrbar 7.2).
Dari ketiga sistem ini, cara pemasangannya adalah titik
puncal</kepala dari alat penangkal petir dihubungkan dengan
pipa tembaga menuju ke dasar tempat sebagai pentanahan yaitu
plpa.temUaga ters'ebut harus mencapai tanah yang berair' Oleh
tur"nu itu, tempat-tempat terscbut harus dibgat sedemikian rupa
92 (-ttilittts Bturgtumn

sehingga tidak mengganggu keindahan bangunan dan tetap


berfungsi baik terhadap penanggulangan bahaya petir.

Gamtrar 7.2. Penangkal.petir sistem Thomas.


Sistem Tata Suara
Sistem tata suafa perlu direncanakan untuk memberikan
fasilitas kelengkapan pada bangunan. Tata suara ini dapat berupa
yang
background music dan announcing system (public'address)
berfu-ngsi sebagai penghias keheningan- ruangan atau kalau ada
pengumuman-pengumuman tertentu. Selain itu jugl ulu sistem
untok ,or calt, bagi bangunan-bangunan: ulllufil. Peralatan dari
sistem tata suara tersebut dapat berupa: microphone, cassette
d.eck, mix amplifie4 speake4 speaker selector switch' volume
control dan horn speaker (untuk car call)'

Speaker Sound Pressure

Peletakanspeakerinisangatmempengaruhirencanalangit-
langit dari ruangan umum atau ruangan kantor. oleh karena itu,
hariis diperhatikan letak speaker satu terhadap lainnya sehingga
,u.u yung dihasilkan dapat dinikmati dengan baik (Gambar 8.1).
Horn Speaker
Horn speaker diletakkan di tempat parkir terbuka atau di
tempat istirahat sopir sehingga suara yang dihasillun lupul didengar
oleh sopir yang sedang menunggu mobilnya (Gambar 8'2)'

93
94 Illtltltt\ llLttr3ultul

Microphone dan Arnplifier

Alat-alat ini sebaiknya diletakkan pada suattr tempat yang


aman, strategis, dan gampang dijangkau serta tidak menggang-
gLl rllangan. Dalarn perancangan interior sebaiknya alat-alat ini
diletakkan di reception desk atau diletakkan pada suatu rLrangan
khusus yang dekat dengan receptiott desk yang ditangani oleh
operator sebagai pengelola alat-alat tersebut (Gambar 8-3).

dan kolom.

Gambar 8.2. Horn sPeaker'

Gambar 83. MicroPhona'


I
Trsnsportosi dslom Bongunon

Suatu langunan yang besar atau tinggi memerlukan suatu


alat angkut/transportasi untuk memberikan suatu kenyamanan
dalam berlalu-lalang di bangunan tersebut. Alat transportasi
tersebut mempunyai sifat sebagai alat angkut dalam bentuk:

a. Vertikal, berupa elevator;


b. Horizontal, berupa konveyor;
c. Miring, berupa eskalator.

Elevator

Elevator sering disebut lift adalah kereta alat angkut untuk


mengangkut orang atau barang dalam suatu bangunan yang
tinggi. Lift dapat dipasang untuk bangunan-bangunan yang
tingginya lebih dari 4 lu'fiai karena kemampuan orang untuk
naik turun dalam menjalankan tugas atau keperluannya dalam
bangunan tersebut hanya mampu dilakukan sampai dengan 4
lantai.
Lift dapat dibagi menurut fungsinya.
a. Lift
penumpang (passenger elevator) digunakan untuk meng-
angkut manusia.
b. Lift barang (fright elevator) digunakan untuk mengangkut
barang.
c. Lift uang/makanan (dumb woiters).
d. Lift pemadam kebakaran, biasanya lift ini juga berfuhgsi
sebagai lift barang

95
96 Lltilit(r.\ Btuteutr(trl

Lift-lifl yang dipasang dalam bangu'nan, karena sifatnya


umum harus meiigacu pada peraturan-peraturan daerah, Dinas
Keselamatan Kerja dan Dinas Pemadam Kebakaran.
Untuk menentukan kriteria perancangan lift penumpang,
perlu diperhatikan: tipe dan fungsi dari bangunan, banyaknya
lpntai, luas tiap lantai, dan intervalnya. Selain itu perlu dibedakan
dari kapasitas (car/kg). jumlah muatan, dan kecepatan, seperti
contoh berikut:

Kapasitas (Car/kg) .lunilah Muatan Kecepatctn

900 13 orang 40 mlmenit


1000 15 orang 60 m/menit
1 150 17 o.rang 90 m/menit
r 350 20 orang r05 m/rnenit

Makin tinggi [,angunannya makin tinggi kecepatannya.


Perlu diperhatikan bahwa kapasitas, jumlah muatan, dan kece-
patan untuk masing-masing lift tidak sama tergantung dari
pabrik pembuatnya,
Sistem penggerak dalam elevator juga berbeda-beci;i.

u. Sistem gearless yailu mesin atas. untuk lift kantor,


di
pertokoan, hotel, apartemen, rumah sakit,.dan sebagainya
(Gambar 9.1).
b. Sistem hydrolic yaitu mesin di'bawah terbatas 3 * 4 lantai
yang digunakan untuk lift uang-makanan (Garnbar 9'2)-

Karena pemasangan lift baru dianggap efisien setelah ting-


gi bangunan 4 lantai ke atas, maka sistem yang digunakan,
adalah gearless (mesin di atas).
Rumah lift dapat dibagi meniadi 3 bagian.
a Lift pit, tempat pemberhentian akhir yang paling irarvah,
berupa buffer sangkar dan buffer beban pengiml.'ang.
Trtut.sltortusi d.(rlLurl.B(utgunan 97

Gambar 9.'1. Lifl dengan mesin di atas. .

b. Ru an gluncur H o i s tw ay, temp at meluncu,rny a s angkarlkereta


lift,
tempat pintu-pintu masuk ke kereia lift, tempat me-
luncurnya beban pengimbang (counter weight), dan tempat
meletakkan rel-rel peluncur dari kereta lift dan beban
pengimbang.
c. Ruang mesin, tempat meletakkan.mesin/motor traksi lift,
dan tempat panel kontrol (mengatur jalannya kereta).
98 tltilitos Bttngnton

lln
tgl

Gambar 9.2. Lift dengan mesin di bawah.


Lift Pit
Karena letaknya paling bawah, .lift pit harus dibuat dari
dinding yang tidak rembes air. Ukuran luas dan keclalaman
tergantung dari ukuran kereta dan kedalamarutya dipengaruhi
oleh kecepdtan lift dan tingginya bangunan.
Trcutsporta.ri rktkun Buryunrn 99

Rttottg Ltutcttr
Suatu rLlang luncur terbuat dari clinding beton atau bata
dengan rangka-rangka tertentu, kecuali Llntllk iift pemadarn
kebakaran. Ukuran ruang luncur tergantung dari ukuran kereta
lift, clan dapat diberi bukaal-bukaan untuk pintu lift. Pintu lift
ini sangat rrelnpengaruhi halga 1i11, mengingat jtrmlah pintu lift
tergantung dari kebutuhan.
Setiap pintu lift diberi tombol-tombol untuk tempat pem-
berhenrian kereta lift clan di dalam kereta lift terdiipat tombol-
tombol yang berhubungan dengan pintu lift luar. Setiap ruang'
anlinterior kereta lift, secara standar telah ditentukan macam,
lrentuk, dan warnanya. Pemakai yang memilih bentuk, macam,
dan warna yang berbeda dengan standar atau memberikan tatn-
bahan clan perubatlial-perubaitan, akan diperhitungkan dalam
biaya pernbclian kereta lift.

litttutg Mesitt
Sesuai dengan nantanya, rllangan ini berisi mesin pengangkat
koreta yang dilengkapi dengan alat-alat panel yang mengatur
perjalanan kereta; Ruangan ini dilengkapi pengatur udara, yaitu
exhauster atau alat pendingin, yang berguna menjadikan ruangan
tersebut tidak panas.sehingga panel-panel mqsin tersebut tidak
terganggu.

Cqra Meletctkkqtt LiJi dutant Perartcangon Bangtutan


Lift sebagai ternpat penghubung antara ruang bawah dan
ruang atas merupakan suatu tenpat yang harus mudatr dicapai
dari ruangan-ruangan di sekitarnya. Oleh karena itu, penernpatan
lift ini harus tepat sehingga dapat melayani mangan di bawah
dengan dl atasnya, mudah terlihat, mudah dicapai, dan tidak
mengganggu segi arsitektur.
, Acla beberapa cara untuk meletakkan beberapa lift dalam
satu bangunan. Lift dapat dipasang berdampingan atau ber-
100 Urilitas Burtgttttart

hadapan, tetapi kalau dipasang berdampingan lebih dari 3 lift,


sebaiknya dipasang berhadapan. Kalau dipasang berhadapan
akan timbul suatu masalah mengenai jarak antara lift-lift yang
berhadapan. Hal ini akan diatur sesuai dengan fungsi dan
kegunaan dari bangunan tersebut (Gambar 9.3)'

n"'ntuk cktn Macurn Ltft


Bentuk clan' macam lift tergantung dari fungsi dan kegu-
naan gedung. Bermacam-macam lift menurut bentuknya (Gam-
bu 9.41.

:lt*-"rw.mr*..';

r
2 .5-3 Itl

trT:T
pilFef#rq

Gambar 9.3. Susunan lift.


Trutt.rportasi rlaltutt Brnguttcut 101

Gamtrar 9.4. Lift pemadam kebakaran atau barang.

a. Lifr Penumpang (yang rerturup)

Suatu lift penumpang dengan ukuran, berat, dan kecepatan


tertentu* sesuai dengan fungsi dan kegunaannya. Interior dise-
suaikan dengan kebutuhan standar atau sesuai dengan keingin-
an pemilik bangunan (dapat diubah-ubah interiornya).
Kecepatan rendah untuk low zone biasanya melayani ba-
ngunan bertingkat tidak lebih dari 10 lantai. Kecepatan sedang
atau tinggi untuk high zone biasanya melayani bangunan ber-
tingkat lebih dari 10 lantai.
b. Li{i Penumpang (yang transparan)

Suatu lift penumpang yang interiomya satu bidang atau


lebih berupa kaca tembus supaya dapat menikmati peman-
dangan luar. Bentuk lilt ini bermacam-macam, ada yang segi
102 tJtilitas Bdn?rtt.r0n

lima, segi enpat, bulat dan sebagainya, sesuai dengan perkem-


bangan teknoiogi dan pertimbar.rgan keindahan. Demikian juga
interior dapat diatur ataLr dir-rbah sesuai dengan keinginan.

c. Lili untuk Rurnah Sakit

Karena fungsinya mengangkut orang sakit, ukuran lift


biasanya memanjang dan pintu dapat dibuat 2 aruW2 pintu.
lnterior disesuaikan dengan lungsinya.

d. Lili r-rntuk Kebakaran/Barang

Ruangannya tertutup dan interiornya seder"hana" Khusus


untuk kebakaran, semua peralatan/perlengkapan, rangha, r1;rn
interiornya harus tahan tcrhadap kebakaratt, ritin intal i j-'ln
Bukan hanya rangka dari sangkarnya tetapi dinding-diridr,:; luar
yang menutupi lubang lift harus juga terbr"rat dari dindli-r"' ",'3119
tahan api. Pintu lift terakhiri harus rnenghacl4p :,"1t]rr ; iap;l
langsung dijangkau dari luar (Gambar 9.5).

Keccpattur datt Berat LiJi

Dalarn pcl'aturan bangunan khususnya untuk lift. ketepat-


an berangkat dan berhentinya lift han-rs tanpa sentakan yang
nrengganggll penurnpang, sehingga kecepatan dan berat akan
menentukan kenikmatan dalam menggunakan lift.
a. Untuk 4 s:d. 10 lantai, kecepatan 60-150 m/menit.
b. UntLrk l0 s.d. l5 lantai, kecepatan 180-210 m/nrenit.
c. Urrtr"lk 15 s.d. 20 lantai, kecepatan 210-240 nr./menit.
d. Untuk 20 s.d. 50 lantai, kecepatan 210-360 m/menit.
e. Untuk rumah sakit, kecepatan 150 - 210 nr/rnenit. .

Ukurarn berat tergantung dagi besar dan jumlah penunlpang


yang clap;.rt dilarnpung:
4 orang beral 320 kg,
Transportasi dalam Bangunan . 103

Gambar 9.5. Beberapa tipe ruang luneur drngan keretanya.

8
orang berar 630 kg,
- 13 orang berat 1000 kg dan seterusnya.
'Jumtah
Lift

Dalam perencanaan lift, seorang insinyur mekanikal/lift harus


dapat menghitung jumlah lift dalam bangunan tersebut dan dapat
membuat desain kriteria untuk lift tersebut. Untuk menghitung
jumlah lift, bangunan harus dapat dibedakan: fungsi d; ke-
gunaannya, jumlah luas per lantai, jumlah tinggi bangunan, jumlah
penghuni, besar kecilnya lift dan kecepatan lift.
Beberapa istilah yang dipakai dalam perhitungan jumlah kereta
(lift):
5 menit x 60 detik/m x jumlah penumpang/car
HC_ =
I = Interval
300.P
I
= Waktu menunggu (Interval/waiting time)
104 [hilitas Bangunan

HC = Kapasitas pengangkutan yang dipengaruhi oleh ukuran dan


frekuensi (Handting Capacity)
PHC = Persentase dari jumlah orang yang menggunakan lift
terhadap jumlah penghuni bangunan (Percentage Han-
dling Capaciry)
i - Kapasitas yang diizinkan. rata-rata 807o' dari jumlah
penumpang yang tertera dalam lift//kereta
D = Rata-rata satu orang memerlukan gerak kerja dalam mr
(Population Density in Square Feet Person)
BP = Jumlah penghuni dalam satu bangunan (Building Popu-
lation)

pHC = HC'
x. 1006o
BP,
PHC = Persentase pmpiris terhadap penghuni bangunan yang
harus terangkat dalam 5 menit pertama pada jam sibuk

Bangunan PHC BP

Kantor (office) 5-137o 6-10 m2lorang


Apartemen/flat 5-:7Vo 1,5 orang/bed
Hotel lVl1Vo 1,3 oranglbed i
Contoh untuk menghitung kebutuhan lift:
Suatu bangunan bertingkat yang berfungsi sebagai tempat
bangunan umum.

. Jumlahlantai : 14 lantai
Luas lantai : 1.200 m?/lantai
Tinggi lantai ke lantai : rata-rata 4 m
Standar perhitungan kereta/lift yang digunakan.
- PHC untuk bangunan umum = 5-137o maks.
D untuk bangunan umum 6-10 m2 untuk setiap orang pada
luas bangunan atau 6-8 m2 untuk setiap orang pada luas
bangunan setelah dikurangi luas corelinti (fasilitas bangunan).
Kecepatan kereta untuk bangDnan 14 lantai = 180 - 210
m./menit.
Transportasi dalam Bangunan 105

- Kapasitas penumpang Gype 2l) 2l orang.


Jumlah penumpang = SAVo x 2l orang - 17 orang.
Rumus yang digunakan:

1. Beban puncak kereta/lift

PHC (a-c)n
L-
b

L= Beban puncak kereta


a= Luas per lantai bangunan
C= 5xNxPx0,3=l,5Np
N= Jumlah kereta dalam bangunan
P= Kapasitas orang per kereta (individual cytr capacity)
80Vo x jumlah penumpang dalarn kereta
n= Jumlah lantai bangunan
b- Luas lantai bersih per orang

Maka:

PHC (a - 1.5 NP)n


b
57o (1.200 - 1,5N.17) 14
6
5Vo 1.200 x 14 - 5Vo x t,5N x t7 x t4
6
= 140 - 2,975 N
Daya angkut satu kereta dalam 5 menit
5x60detikxp
RT
300 P
RT
106 (ltilttas Bangunan

h - day+ angkut kereta (handling capacity) clalam waktu 5


menit
RT = waktu yang diperlukan oleh kereta dari dasar sampai ke
puncak dan kembali ke dasar (round trip time)

Nl (Round Trip Time)


Pintu (kereta) membuka di lantai dasar
lift = 2 detik
Penumpang masuk 1,5 detik x kapasitas kereta
= 1,5 detik x 17 orang = 25,5 detik
Pintu lift (kereta) menutup kembali = 2 detik
Pintu lift (kereta) membuka di setiap lantai
= (n-1) x 2 detik = (14-1) x 2 detik = 26 detik
Penumpang meninggalkan kereta di setiap lantai
= 1,5 detik x 17 orang = 25,5 detik
Pintu lift (kereta) menutup kembali di setiap lantai
= (n-l) x 2 detik = (14-1) x 2 detik = 26 detik
Perjalanan kereta pergi Pulang

2(n-l)t 2(14-l) 4m
= 29,7 detlk
s 3,5
Pintu kereta membuka di lantai dasar = 2 detik

Sehingga RT = 140,2 detik

Daya angkut N kereta dalam 5 menit.

300 P.N
hN=
RT
3oo'17'N
= 36,37 N
L40,2

Persamaan:

l= h
Transportasi dalam Bangunan 107

PHC (a--c) n 300 P


n RT
Sehingga:

140-2,97N = 36,37N
-= N = 3.55-4
Jadi, jumlah kereta./lift untuk melayani
suatu bangunan
umum
14 lantai dengan luas lantai 1200 m]llantai
kapasitas penumpang = 17 orang, kecepatan
4
= buah, dengan
(s) = 210 m./meni1 =
3,5 m/detik. Jumlah keretMift tersebut belum
termasuk kereta/rift
untuk servis/lift kebakaran.
Contoh lain:

Suatu bangunan bertingk:rl yang berf.ungsi


sebagai tempat ke_
giatan umum/perkantoran.
.Iurnlah lantai
Luas lantai
= 4Olantai
Tinggi lantai ke lantai
= 1.500 m2llantai

FHC ditentukan
= 4m
Ditentukan jumlah penumpang
= 5Vo
lift = 24 orang, maka
P
= SOVo x 24 orang
= + 20 orang
= Population density ditentukan 6 orang/m2
dari ruangan
bersih (serelah dikurangi inti)
nl = Jumlah lantai zone I = 2}lantai
D, = Jumlah lantai zone 2 26lantai
=
st = Kecepatan kereta zone I = 240 m/menit
s2 = Kecephtan kereta zone 2 = 360 m/menit
t = Tinggi lantai ke lantai = 4 m
a = Luas lantai = 1.500 m:
1. Perhitungan Kereta./Lift Znne 2
RT = Waktu yang dibutuhkan kereta zone 2 bolak_balik
pada
lantai I s.d. dengan keceparan :
atau 6 m/derik.20 L 3d-^rntrn.nit
108 IJtilitas Bangunan

2 (n,-l)t '+ (2r + 4 sr)(nr-f) + sr(jP + 4)

s2 s2

2t (n,-l) + (2t +4 srXnr-l) + sr(3P + 4)


S,

2 x 4(20-l) + (2 x 4"+ 4 x6X20-1) + 6(3 x 2O + 4)


6
B x 19 + (8 + 24)19 + 6(60+4)
6
= 190 detik

L = beban puncak kereta/lift


nrx (2.a- 3P.Nr)
L2
2b
h2 = daya angkut kereta/lift dalam 5 menit untuk zone 2

300 P.N,
=---
RT,

Persamaan:

L2=h2
nr.PHC(2a - 3P.Nr) 300 P.N,

2.b RT,
2anrRTrP-HC

Maka N, =
600b.P + 3PnTRTTPHC

2x1.500x20x190x5/100
N^=
? - 600 x6xzo+3x2ox2ox 190x5/loo
Transportasi datam Bangundn 109

=_ 570.000 570.000 _016


N __=.
72.0N + 11.400 83.400 -
- 7 buah kereta
l, Interval = waktu menunggu
_ RT, = --;-
1g0
27 detik
N1 = < 30 detik
'2'
I min. = 30 detik
I rnaks. = 45 detik
2" Perhitungan kereta lift zone 1, beban puncak kereta.,ift
zone I untuk

PHC l2a - 3p(N, + Nr))


Lr=
2.L
N2
=7buah

nr.PHC.2a;3p(N, + 7)
Lt=
2.b

keretarift dalam zone I


,"h_?uT #:|<.:, sebanyak N, buah
,h= 300 P.Nr

RT,
Sedangkan:

sl

(2 x 4 + 4 x 4)(20_ l) + 4(3 x 20 + 4)
RT, =
= 178 derik
H0 "IJtilitas
Bangurnn

Persamaan:

L'= hr

. nr.PHC.2a - 3P (N, + 7) 300PNr

2b RT,

Nl=
2n,.RT, PHC.(a - 6P)

3P(200b+n,.RT'PHC)

Nr=
2 x 20x 178 x 5Vo (1500 - 6 x 20)
3 x 20(200 x 6 + 20 x 178 x 57o)
491.280
Ni = = 5"94 - 6 buah kereta
---
82.680
Ir = Interval/waktu menunggu
RT^ 178
N,tN,6 =- =29.6detik

Jadi lift dapat melayani kebutuhan penghuni dalam bangunan


dengan spesifikasi sebagai berikut:
Jumlahliftzone I
- 6buah
Kapasitas = 20 orang
Tip" = 24 orang
Kecepatan rata-rata = 4 meter/detik atau 240 rn/menit
(P.24.CO) - 1600 Kg

Jumlahliftzone 2 = Tbuah
Kapasitas = 20 orang
Tipe = 24 orang
Kecepatan rata-rata = 6 meter/detik atau 360 m/menit
(P.24.CO).1600 Kg
Transpo rt as i dalam B an gunan 111

Cara Kerja Ufi


Naik dan turunnya lift diatur oletl perimbangan antara car
(kereta penumpang) dengan beban pengimbang, yaitu motor traksi
lift yang ada di ruang mesin bekerja sesuai dengan sentuhan
tombol-tombol di pintu lift melalui panel kontrol.
Jika panel kontrol ini bekerja secara manual, maka car
bekerja/berjalan naik dan turun, sedangkan jika tidak ada pe-
numpang yang akan turun, maka pintu akan terbuka pada lantai
di bawah saja. Akan tetapi, kalau panel kontrol diatur secara
otomatis/diprogram dengan komputer, maka kereta selalu bergerak
naik/turun untuk mencari penumpang.
Pada waktu terjadi kebakaran, semua aliran listrik mati, lift
secara otomatis bergerak turun dan tidak dapat digunakan. Pada
waktu itu, lift kebakaran tetap dapat bekerja (untuk petugas saja)
dengan menggunakan aliran listrik darurat/diese1.
t

Konveyor

Konveyor adalah suatu alat angkut untuk orang atau barang


dalam arah mendatarlhorizontal. Dipasang dalam keadaan datar
atau miring pada derajat tertentu <100 (Gambar 9.6).
Alat ini t.rupa suatu plat tempat injakan yang terpotong-
potong yang dihubungkan satu sama lain dengan rantai dan dinding
sebagai alat pegangan. Jarak jangkauan alat ini tergantung dari
kebutuhan dengan lebar untuk dua orang.
Oleh karena itu, dapat digunakan untuk mengangkut orang
dalam jarak tertentu (sifatnya untuk menghemat tenaga). Alat
ini dapat dipasang pada tempat-tempat umum, seperti stasiun kereta
api, bus, lapangan udara, dan pabrik.

Eskalator

Eskalator adalah suatu alat angkut yang serupa dengan alat


angkut konveyor hanya lebih dititikberatkan untuk pengangkutan
orang dari lantai bawah ke arah miring menuju lantai di atasnya.
Dengan demikian pemasangan dengan miring >100 dan dengan
ll2 Utilitas Bcut.gutttttt

l$
r ;;r:.

:: rr i

I ru

Gambar9.6. Konveyor.

kemiringan tertentu sesuai dengan standar perbandingan antara


datar dan ketinggian 30 s.d. 35s. Selain itu, ada alat angkut
yang merupakan perpaduan antara eskalator dan konveyor, yang
bentuk jalurnya melingkar atau berbelok-belok.
Panjang eskalator disesuaikan dengan kebutuhan; lebar untuk
satu orang lebih kurang 60 cm dan untuk dua orang lebih kurang
100-120 cm. Penyusunan dan pemasangannya dibuat sdjajar, ber-
urutan atau bersilangan.
Tt'iltsportasi dalarn Bartgunn 113

Karena terdiri atas segmen-segmen dari tiap anal.:. tanlga


Urai)) yang dihubungkan satu dengan lainnya. eskalator dapat
bergerak maju atau mundur. Seperti juga elevator, eskalator dapat
diatur secara otomatis, yaitu pada waktu tertentu berhenti dan
akan ber.jalan jika ada sinyal yang menunjukkan ada penumpang
yang menggunakan eskalator tersebut. Eskalator juga mengguna-
kan mesin yang terletak di bawah lantai. Oleh karena itu, bagian
struktur harus diingatkan sehingga tidak terjadi kesalahan peran-
cangan (Gambar 9.7).

Gambar 9.7. Eskalator dengan cara pemasangan.


10
Landasan HelikoPter

Bangunan-bangunan yang tinggi, lebih dari 10 lantai atau


40.*,"dianjurkanuntukmembuatSuatulandasanhelikopter.
liandasan ini berfungsi sebagai tempat helikopter mendarat
supaya

dapat dengan mudah dan cepat memberikan pertolongan apabila


teiadi kecelakaan, seperti kebakaran atau terjebak di ruang atas'
olehkarenaitu,landasanhelikopterdiatasbangunantersebrtt
harus mempunyai persyaratan-persyaratan sebagai berikut'
a.Sudahdiperhitungkanstnrkturnyauntukdapatmenirha,nbeban
dengan berat 2.284 kg dari helikopter yang mendarat'
b. Meitpunyai ukuran/radius tertentu dari macam-macam heli-
dari Dinas Kebakaran
.koptei yang sering digunakan, khususnya
atauDinasKearnanan/KepolisianatasizinDit.ienPerhubungan
Udara.
leh
c. Landasan harus berdiri paling atas tidak boleh terganggu
pagar kabel-kebel penangkal petir' antena dan sebagainya'
cl. Landasan dihubungkan dengan tangga yang terbuka menuju
atap bangunan (Gambar 10'1)'

Untuk bangunan-bangunan yang tingginya lebih dari 40-50


lantai'yangkekuatananginnyalebihbesardaripadaketinggian30
lantai, lundurun helikopter justru tidak dipersiapkan (dibangun).

n4
kutdusan Helikopter 115

\
"-z--.-':-:-

\
I
I
I

I
I
\ I

,\ 2

\--.. ..-..--

Garntrrar 1$"L. Denah landasan helikopter.


11
Limbqh Scmpoh

Limbah sampah merupakan buangan dari bangunan-ba-


ngunan, khususnya bangunan yang digunakan untuk kegiatan-
kegiatarr tertentu, seperti pabrik, hotel, restoran, dan super-
market. Dengan hasil buangan yang berupa limbah sampah
baik yang kering maupun yang basah, maka perlu diberikan
tempat khusus yang merupakan gudang sampah yang dapat
menampung sementara, yang nantinya perlu dibuang ke luar
dari bangunan tersebut.
Untuk bangunan-bangunan yang bertingkat perlu diper-
siapkan:

a. boks-boks untuk tempat pembuangan yang terletak di-


tempat-tempat bagian servis di setiap lantai, dan
b. boks penampungan di bagian paling bawah berupa ruang-
anlgudang dengan dilengkapi kereta-kereta bak sampah.

Masing-masing boks setiap lantai dihubungkan pipa peng-


hubung dari beton/PVC/asbes dengan diameter 10" - I4".
Dinding paling atas diberikan lubang untuk udara dan dileng-
kapi dengan kran air untuk pembersihan atau pemadaman
sementara kalau terjadi kebakaran di.lubang sampah tersebut
(Gambar I l.l).
Gudang sampah harus dilengkapi dengan fasilitas-fasi-
litas:

116
Limbah Sampuh 117

a. kran air untuk pembersihan,


b. sprinkler untLtk mencegah kebakaran,
c. iampu sebagai penerangan, dan
d. alat pendingin untuk bak sampah basah supaya tidak ter-
jadi pembusukan.

Gudang sampah ini harus berukuran besar baik luas dan


tingginya sesuai dengan fungsi bangunan, serta harus dapat
dijangkau oleh kendaraan sampah.

sampah

Gambar ll.l. Shaft pembuangan sampah.


L2
filqt Pembersih Luqr Bongunqn

Untuk bangunan bertingkat tinggi, perlu disiapkan suatu


alat untuk membersihkan kulit bangunan dari debu-debu yang
melekat pada bangunan tersebut. Alat itu disebut gontlola.
Gondola dipasang di dinding setiap bangunan bertingkat, se-
bagai tempat mengangkut orang yang akan membersih.han
dinding bangunan tersebut. Untuk bangunan-bangunan yang
tingg.inya kurang dari 4 - 5 lantai, digunakan alat lain selain
gondola yang fungsinya sama dengan gondola.

Cara l(erja Gondola

Ada beberapa cara untuk melakukan pemeliharaan suatu


bangunan bertingkat. Cara biasa, dengan menggunakan rel atan
alat untuk tali pemegang dan tempat berpijak. Cara lain
menggunakan Gondola adalah sebagai berikut.

a. Gondola dapat bergerak naik dan turun karena digerakkan


oleh alat penggerak yang diatur oleh penumpangnya dari
dalam kereta. Untuk menggerakkan ke kiri dan ke kanan
dilakukan Secara manual. Ketika kereta sarnpai di hawah,
kemudian digeser, dan tempat angkur di atas tali dilepas
dan dipindahkan ke angkur lainnya.
b. Gondola secara otomatis dapat digerakkan dari dalan-r ke-
reta untuk bergerak ke kiri dan ke kanan, ke atas dan ke
bawah. Untuk menggerakkan ke samping diperlukal: slatu
alat di atas yang bergerak dengan menggunakan r*1. Alat
ini memerlukan sumber tenaga. ,'
118
Alat pembersihLuar Bangwun ll9
Kereta tempat orang bekerja berukuran untuk safu orang, dua
orang atau tiga orang dan terbuat dari bahan aluminium yang ringan.
Kereta tersebut kalau tidak digunakan dapat disimpun oI tempht
yang-aman-supaya tidak kena panas dan hujan (lihat beberapa
contoh gondola pada Garnbar l2.l).

Penggunaan Gondola

Tipe gondola yang digunakan unruk membersihxan bangunan


bagian luar disesuaikan dengan tinggi bangunan dan berat dari
gondola (termasuk tenaga pembersih dan segala perlengkapannya).
Tinggi bangunan:
a. kurang dari 100 m, kapasitasnya 200 kg
b. antara 1.00-150 m, kapasitasnya 300 kg
c. . lebih dari 150. m, kapasitasnya 400-600 kg
Selain bangunan dengan bentuk-bentuk yang normal. gondirla
juga dapat.:digunakan. dalam bangunan yang berbentuk beraneka
ragam.

I r
\

r
L
I IT rI
Gambar 12.1. Bermacam-rnacam sistcm arat pembersih bangunan tinggi
(gondola).
120 Urililas Bangwwn

!t.{' r{ rh .r, r.rr rr


.UF4 6d .:
Gs,.- EiFt..- '.. ;
qE,.{ nbiq,.{ ,_
B,i,,i,.d .r
-.:1

Gambar 12.2. Gondola dengan rel.


13
Kesimpulsn

Dari semua uraian di atas dapat disimpulkan bahwa di


dalam perancangan bangunan bertingkat tinggi, semua per-
alatan.-peralatan utilitas tersebut dikendalikan pada tempat-tem-
pat tertentu. Sepert"i semua perlengkapan plambing, dikendali-
kan atau ditampung pada: CORE (pusaVinti bangunan), basenrent
(di lantai bawah bangunan), dan puncak (di lantai paling atas)
atau bagian-bagian lantai di tengah. Ini tergantung dari tinggi-
nya bangunan. Begitu pula dengan perlengkapan penghawaan/
pengudaraan, penerangan/listrik transportasi, semuanya juga
diletakkan pada daerah-daerah tersebut.

t2l
PENfITfIP

Materi-materi yang disajikan dalam buku ajaran ini me-


mang masih sangat sedikit dan belum terlalu dalam menjelas-
kan masalah utilitas bangunan pada umumnya. Akan tetapi da-
pat sedikit membantu, khususnya bagi mahasiswa Arsitektur,
dalam merancang bangunan bertingkat dengan sebaik-baikny,a.
Buku ini juga hams dipisahkan dengan perhitungan-per-
hitungan khususnya yang dipelajari mahasiswa Teknik Elekrro.
Mesin Mekanikal, dan ilmu-ilmu lain, seperti Fisika Bangunan
yang menguraikan masalah pencahayaan dan tata suara dalarn
barfgunan.
Setelah menyelesaikan pengetahuan Utilitas ini, seyogia-
nya mahasiswa harus melaksanakan praktek atau pengamatan
di lapangan pada bangunan-bangunan bertingkat yang sedang
dalarn pembangunan konstruksi.
Kami yakin mahasisu,,i akan melangkah lebih maju apa-
bila telah menyelesaikan teori pengetahuan utilitas dan penga-
matan di lapangan. Dengan demikian mereka dapat qgmper_
siapkan penyelesaian tahap berikutnya, khususnya TugaiRthir
sebagai pendidikan akhir pada bidang Teknik Arsitektur.

r22
Df,FTfiR POSTfiKf,

Arismunandar, Wiranto, Heizo Saito, penyegaran (Jdara,


Ban_
dung: pradnya paramita, 1991.
Ching, Francis D.K, A Visual Dictionary of Architecture (t
D iv i s ion oJ' I nt e rnati o n aI, N ew york
: Thomson pubri;hin;
Inc., 1995.
Utilitas dalam Bangunan.
Frick, Heinz, IImu Konstruksi Bangunan I & Z, yogyakarta:
Kanisius, 1987.
Guinness, Mc., Stein, Reynolds, Mechanical & Electrical Equip_
ment for Buildings, New york: John Wiley & Sons, Inc.,
1986.
Mitsubishi, Passenger Elevator.
t.,Noerbambang, Soufyan M., Takeo Morimur a, perarrc:angan dan
P enreliharaan Sistem plumbiltg.
Poerbo, Hartono, utilitas Bangunan, Jakarta: Jambatan, 1992.
Schindler, The Escalator, Elevator Company.
Toshiba, Escalator.
Yayasan Kesejahteraan veteran R.I., petunjuk praktis pence-
gahan Kebakaran, Jakarta, 1992.

r23
LfiMPIRf,1{

Lampiran ini merupakan kelengkapan keterangan'kete-


rangan atau gambar-gambar untuk memberikan penjelasan
yang lebih lengkap dalam buku pelajaran utilitas ini sehingga
dapat memberikan dan menerapkan utilitas pada suatu peran-
cangan bangunan bertingkat tinggi.

124
kunpiran )25

I=:_-:Jr--
t i p.j-i'c

:=-:=:E::1:-=--
i i Fiir

Sistenr snnitasi lir bersih pacla bangunan tinggi.


126 Qtilirus Bartgtutttrt

Sistem sanitasi air kotor pada bangunan tinggi'


Intnpirmt 127
128 Llillitas Bangwnn

Itl
r{----
!IL
Lt--ry
3re{-;
?.Ei,/
c:€
I
I

E
Itunpiran 129

Lampiran 3

,f)4
\ r,, I

lbasj l)ia-
I

GR.: ground rescwoir

6F

EI

E2

Bs

B4

Cara meletakkan STP dan bak air pada ruang barvah tanah
(basement) bangunalr bertingkat.
130 Llrtlittt.s IJtut,qttttLut

@#E
fl@@ "'
'

.9a
E-lomr
i":'
.Ee \l
oE ; Y@r[
UH
$r\
@g 'i
5

gK@
F
F
z
Fl
&
Frl
EA
v
@
t@l
5a
.";

E"
;'@
.2

r.i ?
Q

;;E:
\tun
.2 rlt d\--'',,''|<a
-E

_: q
_-9 ctr
o
:

o
l@E
\/ a =LOL
F.
z

Hg
&
g
3
I--f
L

9.1
=E ,t
<; v
p z
v) ll A
o
N-!(

?tg
=*< t"i
a
r!
Q 4,42
zFrl <?o. a
2
F-F z a
3411
t>a>
e7.-l o
F
zp lZla
a;zz
<Qv
e63J
czz< r! Et rd Fl
FFF
kEei
&4dn
Y
F
a
a
aqa
aaa
UEAV
knryti:q1: I -3 j

@ Fg!@@
@
q
f,@
1F
\\5
)'w=
il @=
@ ID €tr-1,&-fu

J-z )ir'
.ff_
@ \]f(
4

ll l:la @l* ill i


'
-]ljL --1 @;@i
li.i-
lr-j-;

nl @'@im:
132 Lltilirls llungunut

*sp

f*Ol
1-\
.9
E

ffiiil
{le1 E

\Ji
E

ffid
-:"=i O,
;gs I

@g; ffiEE mi€ &si ffi:i


kurytiran 133

Peletakan hidran dan sprirrkrer paaa bangunan


lroter/apartenren.
134 Utilitrts Bcurgunan

t EEN
aS ;58
6a _

!
!r
tl I;\
ltu;
I
tEa
!r

I
IC JJ
qB'
E=L

*i
EtPi
ty

b
=,
'i

'€
i:
Intnltirtn ll-5

e\\
E\

I
Ca
s\\
!\-

rt)

*
136 Utilitus lkmgturtut

gSHs t u
Ar
al
f2
dox
dL
A'-^ + 0
?g--X i
EdEI6E
i6or.rr
Lttrrytirtut 137

f,
O
o {
g

tr !
q
I
138 l|tilitas Bangwwn

\o
I

bt)

b-
EN
En
oDd

coE
i: o[

LJ

E-.l
o
a

o
c
o

6
o
oo
'tr
O

o
.o

ul
=l
FI
ttl
>l
vrl
\l
sl
krntltiran 139

t)/'\
\

\
I

l,

q
u)
3
2
o
140 IJtilitas Bctttgtttttttr

Sistem AC pada bangunan bertingkat tinggi


(bangrnan kantor)
Lcunnirtn 141

q
O

rfm
142 Lltilitas Bcutgutrcur

E
Gl g\

----:-
---__r >
------ J
A
)o
-1 {
I fo
&
(, :I
.l
I

I
7
\

ft),8-m 7
\s
t{J-:rrrmr, l:

lllll F==+ I
IE I
i

7;
\*
(E

f:t c= ta

j: $ Hr
Fg .F ;e
H: F ! g'e,r i,
Fo^^--/,

; E8* EEEe g

H3H E;
oGi
fr E i. ,8,
ktnpiran 143

to-
'63 g B g
3- I

3 il
I
I
q FA 8
I J

! I g
q 3
q

U t * t s
t*
c c )l ra ;l
3 T
o
g
5
I ; R g i
c ,I
qo
I I
a g a a H a
c
3 I I g q
a
F 9
q c R I

E F F F
o F
: F

'9
5


L44 Utilitas Bangunan
t

ui
vt
q
s €
F
l
E d
t: €
I
d
krnrytiran 145

^l
gl
:t 5

9l
E
!
33 E
Et 9o
E:
€ o
9;
672
gHd
i: 38i
:i: F5 F'E
dl: - 9- l
z giF -.i:-H
aa6HEi H GH 4
7 6.H6€
H ea. f;;alrr
146 Utilhus Bangutan

g
6)
0)

a

1".
a

b
I-.trtnltiran 147
cc

=:L

JO
r--r

?i
:>

Fi
c 9Q

! 5 o: .4:
- 4FFAQ4
a . .. . . .

i <a;
v eG, o(J6
148 IJrilitcts.Banguttut

e
Oc
co
*e
Hg

lXlrltXi
TI
is
:H
Zz
e 89
3
HoY
Lantpiron I49
150 IJrilitas Bnngurtutr

z
-z
)o
z
FA
o.
A
s
&
r!
F
t<
l&
-l
z
sl
F
tJ]
J
tr.l

f,
.A
J

()

;
L
J
z)
tt)

rll
z

C)
o
{,
b0
E

('
et

Vi
h
L

U
"ilt
152 Uilitas'Bengtuttut

r- EdtEo
E;Ei !
2
,t' b

E13q' I iEi F:
Lanrpirnn 153

H$
lil=
thF
N$
ilf,e
lil *
lhF

fHB
llt
ill
E
?
liil
l+- E

ur":l f
s-

LHc
60
U)
ilt :
lfl 5

4) 5
L}
thij
r-l
154 lJilitas Butgr.utrut

.a
q)

/,
lr

N (t
$t $t (\t
J .5 I

rcls
ffis
fm@'lu
-Q @i
L.(ntlrtran 1)-)

N.t .
F133
.r e g

R€
'.6
BgE
BS*

{H
8H
"$ $E
.E'E nS
S! Er
$$$$$
€ gsFs$
a

(:t
N
.l..'
156 IJtilitct.s Butguitut

o
o
F]

o
Eo
F.l
btt Latry)irrtn 151

E
I
o
o
c
o
O
'= oO

- v=

t3
.r -l
158 Utilitos Bangunan

o
d

gHsw
c€
o
E
d
J

-Wu A
o9
u=
?e
-=
(tr

gTM-'/-A
=Lgt
,E
Hq
<;
.cY
<=
r6

=HffiE==
FE@T::
E:- .iE.
w B
o
r(
I
o,l

;o
I
I
Litnlpirtn 159

E\
t
te
,b?
I5; E{
!T

t!
3
Q"
8
6a
i
$t
h&
ol EB
!l

s
I
8
6 ig
J5
INDEX

A F

AC, air cottditioner, 48 Faraday, 90


AHIJ (air lnncltiig uttit),51,64 FCU (att t'oil tutir).54
air limbah. 18. 19, 2l feet,64
air limbah khusus, 18, 2l fibre'gless, l'7 .64,68
amplifier;93, 94 firtishing,3l
announcing system,93 fire dunper,,31,39
automailc,32 FllC (Fire Hose Cabiner),39.44
J$lure, J
B floor duct.86
backgror.tnd music, 93. focun,38
bath rub,5 Franklin,90
bidet, 5 funriture. 76.80
BP (builcling population), 104 G

C galon,32,44
galvarti:e,5
car call,93
gearless,96
CCiIY ( C I osed .C i rc uit Te ! evision), 88
Generator, 82, 83, 84
ceiling,64
glass wool.64
ceiling tyte; 49
Condola, I l8
eltiller,'18
gravitasi" 14,36
coil.54
Grease trtqt, 2l
cottlrol tluctirtg,3l
growtrl reservoir, l5
cooling tou,er. 5l .59
covter w-efght,97 H

D halon, 37
halogen, 75
deep v'ell,8 HC (lttutdlirtg cttpacitl,), 104
diffuser,49 h (dqya angkut kereta), 106
tln' chetnicul. 38 Itrtr ventilut irtg.iP. :S
ductiitg, 31,64 Helikopter. I l4
E hidran, 32, 34, 44, 45
hoishvcrv,9'l
Elevator, 3l , 95 lnn speuker. t)3
entergencl', 44.82' hvclrot'c,96
energi; l5
Fskalator,3l,95, l l l I
evaporator, 48 indoor, 49
e.rhmtst, H , 39, 40, 4l infiltratio,63
exhauit fan,2l, M isolator, l5

160
Itilcks 151

I (intenal), 104 R

K rtulittl putent, 57
radiasi. 66
kabel lioa.rrnl, 88 radiorrkti f. 90
kloset, 5. 26. 27 t'e('(' !, ti ot t dc sk. 9J
kompresor. J8 rc.frigenurt, 18.49
kondensor. :18
RT (routd tiip rime). 106
konvevor.95. I I l. I l2
kopling. 34 S

L semi r/ee2 rrz11, 8


I serni-radioaktil. 90
latenl,63 b septic tank, 19,20
Il$ulor\', ) sensible heat gain, 6'2
lift, 32, 95 s evrt ge t tl e a t nte nt, 2l
lift pit.96 shrfr,24.12
light loss.79 shover,5, ll
M smoke. 32
speaker.74,93,94
ttrIut d$Inbutton, I2 qteaker sonncl pressure, 93
me;^cury. 75 qreaker selector su'itch, 93
microphone, 93.94 splir,49. 50, 55
mit an1tlifier,93 . sltt'inkler,34-3'7 , M, 45
monitor televisi, 88 surttlt pil.25
motor traksi, 97 stinlt punrp,25
mulri-split, 49 sumur galian, 8
N sumur pompa, 8
sumur pompa dalam. 8
N (nunber of car)- 105
n (jumlah lantai), 105 T
' titnelalls r,lcleo recortler,
o SS
translbrmator, 72
operator. 94 transmission gain, 611
oill(t.86
U
P
urirtoir, -5

PABX 1 Prirtttt, Aut()tiluli( Brttnt lt


f lr'/rrrrr.gt',1. 8-5
v
lt(t s( !t
s q( t a I twr t r. 95 I
vent,40
l,t't'itn(t(r.5J ientilutitn,63
1tL't itttt'tt't !7,1'1t. -7 volnne cotttrol, 93 ..
PHC 1 Pe n <, t t tt t gc H u r tdl i t r g Ctr1r,lc irr'7, I {)-l
P (indivitlutil cctr cctlxtcitt), 105 w
plessure lbn.44 w,al! type, Q9
lurhlit,ultlress.93 wastaf'el, 5, I I
PVC.5. r8. l9 '+r'ater coolirtg, 1.0
j,:l;.,::
,:,
l
rlr:'l:r';'

il,,

Anda mungkin juga menyukai