Anda di halaman 1dari 5

Monyet yang Tamak

Karya: Ghina Aulia Rahma

Di hutan terdapat sebuah gajah yang bernama Riko. Dia memiliki teman kelinci yaitu Cimbrut.
Suatu hari mereka sedang mencari makanan lalu bertemu dengan monyet yang sedang duduk di
atas pohon sambil memakan sebuah pisang, monyet itu bernama Taro. Cimbrut bertanya kepada
Taro.

“Hey, Taro dimana kamu memetik pisang itu?” tanya Cimbrut.


“Di sana Mbrut.” jawab Taro.
”Oh baiklah terima kasih Taro.” sahut Cimbrut.
”Sama-sama.” Lanjut Taro.

Cimbrut dan Riko pun pergi mencari pohon pisang, namun sesampainya mereka di tempat yang
diarahkan oleh Taro tadi, tidak ada satu pun pohon pisang. Dengan rasa kecewa akhirnya
Cimbrut dan Riko pergi dari tempat itu. Mereka mencari buah-buahan lain.

Setelah berjalan menelusuri hutan, mereka pun menemukan buah-buahan yang masih segar.
Namun buah-buahan itu seperti di rawat oleh manusia. Akhirnya Cimbrut pun pergi untuk
mengambil buah itu melewati bawah tanah dengan cara melubangi tanah menggunakan kaki
depan dan kaki belakangnya.

Cimbrut berhasil mengambil buah-buahan itu. Setelah mendapatkan buah-buahan tersebut,


mereka pun pergi kembali dan melewati jalan yang sama, bertemulah mereka dengan Taro.

“Hey...Cimbrut di mana kamu mengambil buah-buah itu?” tanya Taro.

“Di kebun sana sepertinya itu milik manusia, iya kan Riko?” jawab Cimbrut.
“Iya, jika kamu mau ke sana berhati-hatilah.” ucap Riko.

“Halah, aku tidak takut, aku bisa mengambilnya sendiri.” jelas Taro.

Riko dan Cimbrut menggelengkan kepala.

“Sombongnya kamu Taro, hati-hati kalau ketangkap baru tau rasa kamu.” ucap Riko.

Taro sama sekali tidak menggubris omongan Riko. Ia pun langsung pergi ke kebun itu.
Sesampainya Taro di sana, ia pun segera mengambil buah-buah an itu.

“Wahhhh.. Buah-buah ini sangat enak, aku harus mengambil yang banyak.” gumam Taro.

Setelah itu Taro pun kembali ke sarangnya sembari membawa buah-buah yang ia ambil tadi dan
menyimpannya ditempat yang telah ia sediakan.

Keesok harinya, ada manusia yang datang ke kebun buahnya. Manusia itu sadar bahwa dia
kehilangan banyak buah yang ia tanam.

Taro yang sudah kehabisan buah-buahan pun berniat untuk kembali ke kebun untuk mengambil
lagi buah-buahan. Diperjalanan, ia bertemu dengan Riko dan Cimbrut, namun Taro tidak
menyapanya sama sekali.

Sesampainya Taro di kebun buah, ia melihat ke sekeliling mmemastikan tidak ada manusia sama
sekali di kebun tersebut. Setelah memastikan keadaan aman, Taro pun mulai mencuri buah-
buahan itu.

Tak disadari Taro, ternyata ada manusia yang melihatnya sedang mencuri, akhirnya manusia itu
pun berteriak.

“Heyy.. Monyettt!” Teriak manusia itu.


Taro yang mendengar teriakan itu pun langsung berlari keluar kebun. Namun naas, Taro terkena
jerat yang telah disiapkan oleh manusia itu.

Akhirnya Taro pun tertangkap, dan dimasukkan ke sebuah kandang. Sementara itu Riko dan
Cimbrut sedang di dasar kolam, mereka melihat ikan-ikan yang berenang di dalam air.

Mereka berpikir bagaimana caranya ikan bernapas dalam air.

“Mbrut.” panggil Riko kepada Cimbrut.

“Iyaaa Rik, ada apa.?” saut Cimbrut.

“Kok ikan bisa bernapas di dalam air ya, sedangkan kita tidak bisa.?” tanya Riko.

“Oh.. Iyaa karena ikan bernapas dengan insang, bukan dengan paru-paru.” jawab Cimbrut.

“Ohh, jadi begitu makasih Mbrut aku jadi tau kenapa ikan bisa bernapas di air.” saut Riko.

“Iya Rik, sama-sama.” balas Cimbrut.

“Eh Mbrut kamu liat Taro gak? dari tadi dia gak kelihatan.” tanya Riko.

“Iyaa juga Rik, apa jangan-jangan dia ketangkap sama manusia?” jawab Cimbrut.

“Bisa jadi, apa kita datengin aja kebunnya sambil ngecek siapa tau Taro masih di situ.” ucap
Riko.

“Ayokkk...” balas Cimbrut.

Sesampainya Cimbrut dan Riko di kebun buah, Riko melihat ada bulu coklat sama seperti bulu
Taro.
“Mbrut, Ini kan bulunya Taro?” ucap Riko
“Iya, itu bulunya Taro, berarti dia ditangkap manusia?” tanya Cimbrut.

“Ayoo kita lihat.”

“Tunggu Riko biar aku saja yang melihatnya, kamu tunggu di sini.” ucap Cimbrut.

“Kalau begitu hati-hati Mbrut.” jawab Riko.

“Hemm okayy.”

Cimbrut pun menggali tanah untuk masuk ke dalam rumah kayu yang kabetulan ditutupi pagar.

Sampailah Cimbrut di dalam rumah kayu, dia melihat Taro sedang diikat oleh manusia, seperti
hendak memanggang Taro.

Cimbrut pun berusaha memikirkan cara agar bisa melepaskan Taro dari jeratan manusia itu.

Sayangnya manusia itu melihat adanya Cimbrut. Manusia itu pun lekas mengambil alat berburu
yaitu pistol. Manusia tersebut menembakkan pistol itu ke arah Cimbrut. Peluru yang diarahkan
terkena badan Cimbrut dan dia pun pingsan karena obat tidur yang ada pada peluru itu.

Setelah itu manusia itu mengikat Taro dan Cimbrut dengan tali dan memasukan mereka ke
mobil, ternyata manusia itu sudah menyiapkan kandang kecil yang di sekelilingnya sudah ada
dedaunan kering. Dimasukanlah Cimbrut dan Taro ke dalam kandang itu. Tak disangka ternyata
manusia itu sangat kejam, dia berniat untuk membakar Cimbrut dan Taro.

Dalam keadaan Cimbrut yang belum sadarkan diri. Taro yang melihat Cimbrut masih pingsan
dia mencoba menyadarkannya. Segala cara ia lakukan, akhirnya dapat membangun Cimbrut.

“Cimbrut... Akhirnya kamu sadar juga.” ucap Taro.


“Eeehh... Di mana aku?” tanya Cimbrut.

“Kita dikurung oleh manusia itu.” jawab Taro.

“Hah,? Di mana Riko?” tanya Cimbrut.

“Aku tidak melihatnya.” jawab Taro.

“Hahaha... Heyy Kelinci dan Monyet, sebentar lagi kalian akan hangus di dalam api hahaha.”
ucap Manusia.

“Aku akan membakar kalian hidup-hidup.”

Manusia itu mengguyurkan bensin di sekeliling kandang lalu menyalakan korek dan
melemparnya ke bagian yang telah di sirami bensin. Api besar pun menyala, perlahan-lahan api
itu mulai dekat dengan kandang yang berisi Cimbrut dan Taro. Pasrah sudah, namun tiba-tiba
datang Riko dan hewan-hewan hutan lainya untuk menolong Cimbrut dan Taro.

Riko menggunakan belalainya untuk menyedot air dan menyemprotkan air untuk memadamkan
api, perlahan-lahan api mulai mengecil dan akhirnya Cimbrut dan Riko pun selamat dari api
tersebut.

Riko sadar bahwasanya kita harus mendengar nasihat orang lain agar tidak tersesat dalam
kebodohan. Jangan mencuri apapun yang bukan milik kita. Saling membantu dan bekerja sama.
“Terima kasih semua.” ucap Taro.

Anda mungkin juga menyukai