Anda di halaman 1dari 12

¹.

Mencari harta karun

Bimo dan Cakra adalah anak remaja yang merupakan Abang beradik, yang sudah lama tinggal di
desa Namukur kabupaten Langkat. Mereka adalah anak remaja yang sangat pemberani dan cerdas.

Mereka belakangan ini sering sekali mendengar pembicaraan warga tentang sebuah harta karun
yang ada di salah satu hutan di Namukur. Bimo dan Cakra sangat penasaran dengan apa yang sering
di perbincangkan oleh warga, tentang sebuah harta karun yang ada di dalam hutan. Kedua dari mereka
berencana serta berinisiatif untuk mencari dan berpetualang ke dalam hutan untuk mencari sebuah
kebenaran yang sering di perbincangkan warga atau masyarakat di desa mereka, tentang harta karun
yang ada di dalam hutan itu.

“Kamu yakin apa yang di perbincangkan oleh warga, bahwa di dalam hutan itu terdapat sebuah harta
karun?” Tanya Bimo.

“Aku juga tidak mau terlalu yakin apa yang di katakaan warga, namun aku ingin sekali
memastikannya sendiri. apakah bener ada sebuah harta karun di dalam hutan itu ” Ucap cakra sambil
menjawab pertanyaan Bimo.

“Kalau begitu, ayo sama sama kita pastikan apakah bener yang selama ini di katakan warga,dan kapan
kita akan mencari harta karun itu?” Tanya Bimo kembali.

“Kita akan mencari nya besok saja,tidak mungkin malam ini kita akan mencarinya karena kalau
malam sangat terlalu berbahaya untuk kita” ucap Cakra kepada Bimo sembari menjawab pertanyaan
Bimo.

“Kamu bener,tetapi apa tidak kelamaan kalau kita mencari nya besok pagi,mungkin kalau malam ini
kita mulai mencarinya, kita berdua bisa lebih cepat tau tentang kebenaran sebuah harta karun itu”
Kata Bimo.

“Namun akan lebih baiknya, besok saja kita memulai perjalanan untuk mencari tau tentang kebeneran
harta karun itu” Ucap Cakra.

Bimo pun mengikuti perkataan yang di beritahu oleh cakra. Waktu telah tiba di mana mereka akan
bersiap siap untuk mulai mencari kebenaran sebuah harta karun didalam hutan itu.Bimo dan Cakra
sudah memulai perjalanan ke dalam hutan untuk mencari dimana keberadaan harta karun. Kedua dari
mereka mulai berjalan dan sambil berbincang bincang tentang apa yang akan di dapatkan nanti di
dalam hutan itu.

“Apaa Kamu sudah sangat yakin, kalau kita akan mendapatkan harta karun itu?” Tanya Cakra.

“Aku juga tidak mau terlalu berharap banyak, aku hanya ingin memastikan. apakah benar yang sering
di perbincangkan oleh warga di desa kita, tentang adanya sebuah harta karun di dalam hutan ini ... ”
Kata Bimo sembari menjawab Cakra.

“Kalo begitu ayo kita terus berjalan, dan pastikan apakah bener yang di beritahu warga. kalo di dalam
hutan ini ada harta karun” Sahut Cakra.
Waktu pun terus berlalu. Matahari sudah mulai terbenam, dan jam sudah menunjukan pukul
empat sore. Bimo dan Cakra sudah hampir setengah jalan untuk menelusuri hutan ini, tetapi mereka
belum menemukan tanda tanda keberadaan bahwa sebuah harta karun itu ada di dalam hutan. Kedua
anak ini semangkin tidak yakin, bahwa sebuah harta karun itu ada di dalam hutan ini.mereka pun
sangat kebingungan. mau melanjutkan perjalanan mencar harta Karunnya atau sampai di sini saja.

“Gimana ini Bimo...?, kita sudah setengah jalan dan waktu pun sudah menujukan pukul empat sore.
kita sudah menelusuri hutan ini tetapi kita belum menemukan tanda tanda apapun tentang keberadaan
harta karun itu” Tanya cakra dengan nada kesal.

“Kamu bener waktu sudah menunjukan jam empat sore, namuni kita tidak boleh gampang menyerah
begitu saja,cakra. kita baru setengah jalan menelusuri hutan ini kita belum menelusuri sampai di
tengah hutan sana” Kata Cakra menjawab Bimo.

“Baiklah,kalo begitu kita akan mencari sekaligus menelusuri, sampai ke tengah hutan saja. tetapi kalo
kita tidak sama sekali menemukan tanda tanda apapun tentang harta karun itu, lebih baiknya kita
pulang saja” Kata Cakra kembali .

Dimana hari pun sudah mulai sore, Bimo dan Cakra baru saja sampai di tengah hutan dan mereka
sangat merasa kelelahan. Karena sampai sekarang mereka belum juga menemukan tanda tanda apapun
dari keberadaan harta karun itu, akhirnya kedua anak ini memutuskan untuk beristirahat sejenak
sembari berbincang bincang.

“Gimana ini Bimm..! hari sudah mulai gelap namun kita juga belum mendapatkan sedikit pun tanda
tanda bahwa harta karun itu ada, di dalam hutan ini. Apa sebaiknya kita balik saja??” Tanya Cakra
dengan nada kesal karna sudah lelah.

“ Kamu bener Cak, sampai di tengah hutan ini pun kita belum menemukan tanda tanda. bahwa harta
karun itu ada di dalam hutan” Ucap Bimo.

“Iya,sebaiknya kita balik saja karena hari sudah mulai gelap. kalo kita terus berjalan kita bisa
kegelapan di dalam hutan ini, karena kita tidak menyediakan penerang jalan seperti senter. sampai sini
saja kita mencari harta karun itu” Ucap Cakra kembali.

“baiklah Cakra, memang sebaikanya kita cukup sampai disini saja untuk mencari harta karun itu dan
memang sebaiknya kita kembali saja dan beristirhat” Jawab bimo, mendengar ucapan dari Cakra.

Dan akhirnya Bimo dan Cakra mengakihiri perjalanan mereka dan kembali ke desa Namukur,
mereka memutuskan untuk kembali ke rumah, karena Bimo dan Cakra yakin yang di katakan warga
di desa mereka itu tidak benar.
Tidak berhenti disitu saja, ternyata Mereka memiliki ide untuk membahas atau memperbincangkan
dengan warga, bahwa selama ini yang di perbincangkan warga desa tentang harta karun di dalam
hutan itu tidak benar.

“Apa kita kasi tau warga saja? kalo di dalam hutan itu tidak ada harta karun. supaya banya warga
yang tidak penasaran lagi ” Ucap Bimo sembari bertanya.

“ Aku pun berpikir seperti itu, namun apakah warga disini akan percaya begitu saja, dengan apa yang
kita katakan?” Jawab Cakra sambil bertanya kembali .

“Akan lebih baiknya kita mecoba saja dahulu, untuk ngomong ke warga bahwasannya di dalam hutan
itu tidak ada sama sekali sebuah harta karun ” Kata Bimo, menjawab Cakra .

“Baiklah, kalo memang itu keputusan yang tepat. aku, ikutin keputusan yang kamu ucapkan” Kata
Cakra .

Mereka berdua pun bergegas, langsung menjumpai dan mengumpulkan warga untuk
memberitahukan sebuah informasi tidak benar tentang harta karun yang ada di dalam hutan. Namun
sebenarnya Bimo dan Cakra juga tidak yakin, bahwasannya warga akan percaya begitu saja kepada
mereka, namun mereka berfikir apa salahnya kita mencoba terlebih dahulu.

“Bapak-Bapak dan ibu-ibu, saya sekaligus adik saya ingin memberitahukan tau sebuah informasi
tentang harta karun yang sering menjadi perbincangan ibu -ibu dan bapak-bapak di desa ini” Kata
Bimo.

“ Kenapa Bimo, ada informasi apa tentang sebuah harta karun itu?” Tanya salah satu warga.

“Sebenarnya yang sering di perbincangkan oleh bapak dan ibu, tentang harta karun di dalam hutan itu
tidak lah benar” Ucap Bimo.

“ Bagaimana kamu bisa tau, kalo sebuah harta karun itu tidak benar?, apakah kalian cuma ingin
memberitahukan informasi yang tidak benar kepada kami?” Tanya warga kembali.

“Tidak begitu pak,buk. saya dan abang saya sudah mencari tau atau berpetualangan ke dalam hutan
itu satu hari yang lalu, saya dan abang saya tidak ada menemukan tanda tanda, bahwasanya sebuah
harta karun itu ada di dalam hutan itu” Kata Cakra.

“Bener yang di katakan adik saya pak,buk. kami berdua kemarin sudah mencari tahu atau menelusuri
ke hutan itu, karena banyak sekali warga yang bertanya tanya apakah bener ada harta karun di dalam
hutan itu, ternyata setelah kami menelusuri hutan itu tidak ada sama sekali kami mendapatkan sebuat
harta karun itu” Ucap Bimo.

“Apakah kamu sudah benar benar yakin kalau tidak ada harta karun di dalam hutan itu, apa kamu
belum menelusuri nya sampai di ke tengah huta??” Tanya warga.

“saya yakin pak,buk. bahwasanya harta karun itu tidak ada di dalam hutan itu, saya dan adik saya
udah menelusurinya sampai ke tengah hutan. kalau kami tidak ke tengah hutan sama saja kami sia sia
mencari harta karun itu” Jawab Bimo, sembari menyakinkan warga.
“Baiklah,terimakasih atas sebuah informasinya, karena ini informasi yang sangat kami tunggu tunggu
tentang harta karun itu”Kata warga kembali.

“Sama-sama pak,buk. kalau begitu sekarang kita sudah boleh bubar, terimakasi banyak pak buk atas
waktunya” Ucap Bimo dan Cakra.

Dari pengalaman itu, cakra dan bimo belajar bahwa setiap manusia harus terus bersabar dan tidak
mudah putus asa begitu saja. Dikarena setiap orang punya sifat kepercayaan yang berbeda beda.

mereka pun bergegas untuk mendatangin warga dan mengumpulkan warga untuk mengasi sebuah
informasi yang tidak benar tentang harta karun yang ada di dalam hutan itu.sebenernya mereka juga
tidak yakin bahwasanya warga akan percaya begitu saja kepada mereka tetapi mereka berfikir apa
salah nya kita mencoba terlebih dahulu.

². Menyelamatkan pohon kehidupan

Di desa terpencil di tengah hutan, hiduplah seorang anak bernama Rani. Suatu hari yang cerah, ketika
Rani sedang menjelajahi belakang rumahnya, dia menemukan sesuatu yang luar biasa yaitu sebuah
pintu ajaib yang tersembunyi di balik pohon tua yang rindang.

Rani memutuskan untuk membuka pintu tersebut, dan pada saat itu dunia di sekitarnya berubah. Dia
tidak lagi berada di desa kecilnya, melainkan di sebuah dunia fantasi yang pandangannya melihat
berbagai macam warna-warni dan makhluk ajaib.

"Wow, ini luar biasa aku tidak pernah membayangkan sesuatu seperti ini" Ucap Rani.

"Selamat datang Rani, Aku Fira penjaga dunia fantasi ini. Dengan sangat rendah hati dunia Kami
meminta bantuanmu" Tiba tiba datang lah burung kecil, berwarna biru mengucapkan hal ini.

"Apa yang bisa aku lakukan?" Kata Rani menjawab Fira.


"Pohon Kehidupan atau sumber kehidupan di dunia fantasi, sedang layu" Ucap Fira menjelaskan
kepada Rani.

"Dan sekarang yang harus kamu lakukan adalah menyelamatkan pohon tersebut, dengan mengambil
biji ajaib di Gua Terlarang" Ucap Fira kembali sembari memberitahukan tugas yang harus Rani
lakukan.

"Baiklah , aku akan melakukannya sebisaku" Ucap Rani menjawab Fira.

Dengan hati yang takut dan semangat, Rani memulai perjalanannya. Dia melewati hutan yang
misterius, melewati sungai ajaib, dan menghadapi berbagai rintangan sepanjang perjalanan ke Gua
Terlarang.

Di dalam gua gelap, Rani menemukan biji ajaib yang bersinar terang. Namun sebelum dia bisa
kembali, dia harus menghadapi makhluk jahat yang menjaga gua tersebut.

"Berani kau mengambil biji ini..!!, Aku tidak akan membiarkanmu pergi begitu saja!" Ucap monster
dengan suara kasar dan kuat.

Dengan keberanian dan kecerdikan, Rani berhasil mengatasi monster tersebut dan membawa pulang
biji ajaib.

Ketika Rani menanam biji tersebut di sekitar Pohon Kehidupan, sesuatu yang ajaib terjadi. Pohon itu
mulai memancarkan cahaya, dan akhirnya pohon kehidupan kembali seperti semula .

"Terima kasih Rani, Kau telah menyelamatkan dunia fantasi kami" Fira mengucapkan terimakasih
kepada Rani.

"Dengan senang hati, aku menerima permintaan terimakasih kamu. Baiklah sampai jumpa lagi
Fira,jangan lupakan akunya" Ucap Rani sambil melangkah kearah pintu keluar dunia fantasi.

Rani kembali melalui pintu ajaib dan menemukan dirinya kembali di desa kecilnya. Meskipun
perjalanan itu hanya terasa sebentar, pengalamannya di dunia fantasi yang telah membuatnya selalu
teringat dengan keajaiban dan keindahan dunia itu.
³. Kalung Ajaib

Matahari telah menampakkan sinarnya, suara burung-burung berkicauan. pagi telah tiba tetapi Alia
masih tertidur lelap dengan mimpinya, ia bermimpi bertemu dengan pangeran tampan yang selama ini
ia halukan.

"Aliaaaaaa, ya ampun uda jam berapa ini kamu gak sekolah!!!!" jeritan Mamanya membuat
telinganya panas.
Alia bergejolak kaget, dan langsung menuju ke kamar mandi dengan sempoyongan.Selesai bersiap
Alia bergegas ke meja makan dan mengambil sepotong roti dan pergi begitu saja karena waktu sudah
menunjukkan pukul tujuh kurang lima.

“Mah Alia pergi dulu ya uda gak sempat lagi untuk sarapan” Ucap Alia sambil mengigit roti yang dia
pegang, dan sambil memakai sepatu serta dasi yang belum terikat, dengan berjalan ke arah pintu.

“Ya ampun Aliaaaaa kamu ini selalu begitu, hati hati nak” ucap mamanya sambil menyiapkan bekal
makanan untuk ia bawa kerja nanti.
“Byee Mah” Kata Alia.

Di perjalanan menuju sekolah, Alia tak sengaja menemukan sebuah benda yang berkilau yaitu kalung
yang berbentuk sayap peri dengan love di tengahnya.
“lucu sekali, Aliaa belum pernah melihatnya" Ucap Alia
“kalung siapa ini bagus banget” tanya Alia,ia melihat sekeliling dan tak melihat siapa pun akhirnya
tanpa berfikir panjang, ia memakaikan kalung itu ke lehernya .“nah kalo gini kan jadi lebih manis”
guman Alia tertawa geli.

Ia bergegas menuju sekolah dengan riang dan penuh tawa. Tiba di kelasnya Alia duduk di sebelah
Ayana. Ayana adalah sahabat Alia dari kecil sampai sekarang, Mereka seperti magnet yang tak
terpisahkan. Tidak sedikit yang mengira mereka anak kembar, walaupun mereka rasa ia tidak mirip.

“Al kamu beli kalung dimana? kok bagus banget”tanya Ayana sambil memegang kalung sayap yang
dileher Alia .
“Emm..aku menemukan kalung ini di pasir dekat rumah ku Ay” Jelas Alia kepada Ayana Sahabatnya.
“kok bisa sih mana bagus banget gambar sayap gitu”ucap Ayana .

“ hahaha beruntung ay” Ujar Alia.

Guru pun tiba, dan menyuruh anak anak untuk berdoa dan melanjutkan pelajaran kemarin. mereka
berdiskusi dengan kelompok masing-masing sedangkan Alia sibuk membaca novel kesayangannya, ia
selalu membawa novel itu kemana pun. sangat terlihat seperti kutu buku bukan.

Tiba tiba Alia merasakan ada sesuatu di tubuhnya, kalung itu menyala dengan kilauan yang terang, ia
terheran mengapa ini bisa terjadi dan ia terus melihat kalung itu dengan penuh kebingungan.....

“Al ayok pergi ke kantin udah bel ini keburu rameee” Ucap Ayana sambil menarik tangan Alia
menuju kantin.
Alia mengikuti langkah Ayana, sambil memikirkan hal yang baru saja terjadi dan masih menjadi
pertanyaan mengapa kalungnya menyala.

“Alia kamu kenapa kok bengong Mulu dari tadi” Tanya Ayana, yang sedang memakan mie ayam
kesukaannya.
Alia yang tengah mengaduk-aduk mie ayam pun, langsung tersadar dari lamunannya. ia masih
memikirkan hal itu mengapa tiba tiba berkilau dan tiba tiba mati.

“hmm engga papa kok” Ucap Alia melanjutkan makanan yang belum sempat ia makan.

Sepulang sekolah, Alia merebahkan tubuhnya yang sudah hampir remuk karena beraktivitas seharian
di sekolah. dengan menghempaskan tubuhnya dikasur dan mendengarkan musik, tanpa sadar Alia
tertidur dengan lelap hingga malam hari.

Alia terbangun karena tenggorokannya terasa perih, dan bergegas menggambil minum. melihat
sekeliling rumahnya yang begitu sunyi, hanya suara detik jam saja yang ia dengar, kenangan bersama
ayahnya pun terputar di otaknya , tanpa sadar air matanya menetes.
Ibunya selalu pulang larut malam, demi mencari sesuap nasi. Alia di tinggal sang ayah sejak umur
tujuh tahun, Alia sangat merindukan ayahnya dan ingin sekali memeluknya. Bagi Alia ini seperti
mimpi buruk, Alia masih belum bisa menerima kenyataan pahit ini.

Tak lama ia mendengar suara pintu terbuka, ia pun segera menyeka air matanya dan melihat ibunya
nya pulang dengan raut wajah yang lelah. Ibu terkejut melihat Alia belum tidur.

"Alia kok belum tidur nak??, udah malam ini besok kamu kesiangan lagi loh..” Tanya mamanya,
sambil melepas sepatu dan mendekat ke Alia.
Alia melihat raut wajah mamanya, yang terlihat begitu lelah. Aliaa pun langsung memeluk dan
menangis di pundak ibunya.

“mahhh maafin Alia mah..., Alia gabisa bantu apa-apa buat mama, alia Cuma bisa nyusahin mama,
Alia harusnya ga lahir ke dunia mah!!. maafin Alia mah” ucap Alia sambil menangis tersedu sedu.

Ibu Alia terkejut melihat anaknya yang tiba-tiba menangis.

“Nak kamu jangan ngomong seperti itu lagi ya, mama senang kamu lahir ke dunia ini. kamu jangan
ngerasa bersalah, dan Jangan pernah merasa selalu nyusahin mama ya nak, mama bersyukur punya
kamu” ujar mamanya, melepas pelukan dan menghapus air mata Alia yang menggenang di pipi
dengan kedua tangannya.

Sekarang kamu tidur ya nanti kamu kesiangan lagi, anak mama yang cantik tidak boleh menangis
nanti cantiknya hilang. Alia masih tersedu sedu dan berjalan menuju kamarnya lalu menutup pintu
dan terduduk sambil melipat kedua kakinya dan menenggelamkan wajahnya. Alia berbicara dalam
hati

“Andai ada seorang peri yang datang menolongku”.

Butuh waktu lama untuk Alia menenangkan dirinya sendiri. Tanpa sadar kalung yang di pakai nya
memancarkan cahaya lagi, dan kali ini sangat indah. Saat ia melepas kalunganya dan melihatnya nya
seolah olah itu terperangkap di dalam sana.

“SSSHUUPPP……”

Alia terbangun, tapi kali ini bukan di kamarnya. Ia berada di sebuah kastil tua seperti di cerita
dongeng, Alia masih belum menyangka ia bisa berada di sini. Alia berjalan menyusuri tangga dan
menemukan sebuah pria tampan.

“Siapa dia” Ucap Alia kebingungan.

Dengan rasa penasaran, Alia pun mendekat dan menyentuh pelan punggung kekar pria itu. Pria itu
berbalik dan membuat Alia terperangah kaget, Dia begitu tampan sama seperti cowok halunya di
novel.

“Tidur kamu lama Juga ya” Ucap lelaki itu sambil berjalan ke arah Alia membuat Alia mundur
ketakutan
“kamu siapa? dimana aku sekarang,kenapa aku bisa ada disini?” Tanya Alia, dengan rasa
kebingungan

“Kamu sendiri yang ingin di bawa kemari” Ujar lelaki tersebut.

Membuat Alia kebingungan.

“ Dalam perjalanan pulang menuju kastil, seseorang tak sengaja menjatuhkan kalung itu , kalung itu
pemberian oleh kakekku, hingga saat ini aku belum bisa menemukannya, aku takut kalung Itu jatuh di
tangan manusia, dan benar saja kalung itu sudah ada dilehermu” Kata lelaki tersebut kepada Alia.

aku harus menemukan cinta sejati supaya aku bisa bebas tanpa harus terkurung disini. Alia terkejut
setengah mati, Seharusnya ia tak perlu mengambil kalung ini dan membiarkan nya begitu saja, dengan
segera Alia melepas kalung itu.tapi mengapa sulit sekali untuk melepasnya, bahkan kalung itu tiba-
tiba tidak ada pengaitnya, Mustahil.

“Mengapa ini bisa terjadi?” Ucap Alia dengan panik


“Itu karena kamu memakai kalung itu, apa mungkin kamu cinta sejati yang bisa melepaskan kutukan
ini?” Tanya lelaki itu
“lalu bagaimana caranya, supaya kamu bisa terlepas dari kutukan itu. dan mengapa kamu bisa ada
disini?” Tanya Alia

Ketukan langkah kaki terdengar dari kejauhan dan semakin mendekat mereka di kejutkan dengan
sosok peri jahat seperti wanita sihir .

“pluk pluk pluk” Suara tepukan tangan dari wanita penyihir itu.

“Wahh Han siapa wanita ini apa dia kekasihmu?”Jangan mendekat Elia atau aku akan membunuhmu.

Alia tak mengerti dengan apa. Yang mereka bicarakan dan siapa wanita itu?. Tiba tiba saja wanita itu
sudah muncul di hadapan Alia, dan menusuk perut wanita itu dengan satu kali tusukan sadis. Alia
kesakitan dan tak bisa berbicara.

Penyihir itu ingin mengambil kalung tersebut tapi, pangeran segera melawannya dan mereka beradu
kekuatan serta ingin merebut kalung itu dari Alia.

Sedangkan Alia sudah tak sadarkan diri Dan ia kembali ke dunia nya.

" Arghh... Sakitt sekali kepala ku!!" Gumam Alia, merintis kesakitan sambil memegang kepalanya.

" Apa yang baru saja terjadi, mengapa kepalaku sakit sekali...?" Tanya Alia pada diri sendiri.

Alia pun mencoba, mengingat ngingat lagi apa yang telah terjadi. “Oh iyaa tadi aku berada di kastil
tua bersama pangeran dan peri jahat yang menusuk ke arah perutku" Ucap Aliaa sambil memeriksa
perutnya.

"Huhh syukurlah,tidak terjadi apa apa pada ku. Beruntung aku sudah kembali ke rumahku lagi" Kata
Alia.

Dari Cerita ini Aku belajar bahwa, tidak semua hal yang bentuknya indah memiliki makna yang baik,
namun bisa saja hanya sebagai Formalitas yang akan mengakibatkan hal buruk. Seperti kalung yang
Alia temukan, terlihat begitu indah namun ternyata malah membawa sial pada dirinya.
⁴. Hamberstone

Di kota pasar Arcane Haven yang ramai, seorang penyihir muda penuh semangat bernama Alarin,
mendengar bisikan tentang peninggalan kuno Hamberstone. Hamberstone adalah batu kristal yang
dapat membuka kekuatan yang tak terbayangkan, Karena ingin berpetualang dia mendekati penjual
peta yang sudah lapuk.
"Kau mencari Hamberstone, Nak? Letaknya di jantung Hutan Berbisik, dijaga oleh Penjaga Rahasia
yang penuh teka-teki." Ucap penjual peta.

Alarin, didorong oleh rasa ingin tahu. Dia berangkat ke dalam hutan lebat, tempat dedaunan
menggumamkan rahasia dan bayangan menari dengan sihir.

Di tengah perjalanan, dia bertemu


dengan makhluk aneh, rubah yang bisa berbicara,bernama Finnit.

"Mencari Hamberstone, kan?” Tanya Finniit.

“Kok kamu bisa tau?” Tanya Alarin kembali.

“Sudah banyak orang, yang datang dengan tujuan yang sama dengan mu.” Ucap Finniit.

“Percayalah bukan hanya mantramu, tapi juga nalurimu." Sebuah nasihat, penyihir muda.

Bersama-sama, Alarin dan Finnit menavigasi jalan labirin sampai mereka menemukan Penjaga
Rahasia, seekor burung hantu tua yang bijaksana dengan mata tajam.

"Untuk mendapatkan Hamberstone, kamu harus menjawab sebuah teka-teki” Kata penjaga Rahasia.

“Baik kalau begitu” jawab Alarin.

“Apa yang mempunyai akar yang tidak dilihat siapa pun, lebih tinggi dari pohon, naik, naik, namun
tidak pernah tumbuh.”

Beginilah teka teki yang diberikan penjaga rahasia.

Alarin merenung, tetapi Finnit membisikkan jawabannya, “Sebuah gunung”. Penjaga itu mengangguk
setuju, mengizinkan mereka masuk ke ruang tersembunyi Hamberstone. Saat mereka sampai di gua.

sosok berjubah muncul. Selena, seorang penyihir dengan agenda gelap.

"Minggir, Alarin. Hamberstone itu milikku!" Ucapan Selena.

Duel ajaib pun terjadi, percikan api beterbangan, saat Alarin bertahan melawan mantra gelap Selena.

Disatu sisi Finnit, menepati janjinya, menjalin ilusi untuk mengacaukan musuh mereka. "Kamu tidak
akan menggunakan Hamberstone untuk kegelapan, Selena!" Kata Alarin Dengan tekad yang kuat.

Alarin melepaskan mantra yang menyelimuti Hamberstone, dengan cahaya pelindung.


Relik itu merespons, mengungkapkan kekuatan sebenarnya untuk memperkuat dan memurnikan sihir.

Selena menyadari kebodohannya, menghilang ke dalam bayang-bayang.

Alarin, yang kini terbiasa dengan sihir Hamberstone, merasakan gelombang kekuatan baru. Kembali
ke Arcane Haven, Alarin berbagi kisahnya dengan penduduk kota, yang memujinya sebagai
pahlawan.

Hamberstone, yang sekarang dilindungi, menjadi simbol persatuan dan perlindungan.

Saat matahari Terbenam, Alarin dan Finnit duduk di tepi air mancur kota, merenungkan petualangan
mereka.

"Lumayan untuk penyihir pemula, ya?" Kata Finniit

Alarin terkekeh, menyadari bahwa keajaiban sejati tidak hanya terletak pada mantra, tetapi juga pada
ikatan yang dijalin melalui petualangan fantastik.

Anda mungkin juga menyukai