i
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI...............................................................................................................................i
DAFTAR GAMBAR.................................................................................................................ii
DAFTAR TABEL......................................................................................................................ii
BAB 1. PENDAHULUAN........................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.............................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.......................................................................................................2
1.3 Tujuan Riset.................................................................................................................2
1.4 Manfaat Riset...............................................................................................................2
1.4.1 Manfaat Teoritis...................................................................................................2
1.4.2 Manfaat Praktis....................................................................................................2
1.5 Keutamaan Riset..........................................................................................................2
1.6 Temuan yang Ditargetkan............................................................................................2
1.7 Kontribusi terhadap Ilmu Humaniora..........................................................................3
1.8 Luaran yang Diharapkan.............................................................................................3
ii
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR TABEL
iii
BAB 1. PENDAHULUAN
Suku Madura (Bahasa Madura: Orèng Mâdhurâ) merupakan salah satu etnis dengan
populasi besar di Indonesia. Badan Pusat Statistik menunjukkan sebanyak 3.131.564 jiwa
berasal dari Pulau Madura dan pulau-pulau sekitarnya (BPS, 2020). Sebagian besar penduduk
Madura menunjukkan tingkat etos kerja yang tinggi dan semangat petualangan yang kuat.
Oleh karena itu, mereka cenderung memilih untuk bermigrasi atau merantau dari tempat
kelahiran mereka demi mencari penghidupan.
Awal mula hadirnya Islam sebagai agama mayoritas di Pulau Madura diawali pada
abad XV M. Islam di Pulau Madura hadir tidak berbeda jauh dengan hadirnya Islam di
Indonesia, yakni melalui perdagangan dan pernikahan. Islamisasi di Madura bisa dikatakan
cukup merata karena mayoritas dari penduduk di Madura beragama Islam. Ini dapat
dibuktikan dengan terjangkaunya Islam hingga ke pedalaman Madura. Ditambah lagi dengan
data banyaknya jumlah pesantren di Madura yang memperkuat identitas Islam di Madura ini.
Masyarakat suku Madura dikenal memiliki watak dan karakter sosial yang memegang
teguh adat istiadat dan tradisi setempat. Jumlah pesantren di Pulau Madura sebanyak 1.367
unit pondok pesantren dengan 178.087 santri (Kementerian Agama, 2023). Berdasarkan data
tersebut, religiositas masyarakat disana masih sangat kental. Namun, meskipun masyarakat
Madura dikenal sangat religius, masih terdapat paradoks dengan stigma negatif dari
masyarakat luar. Keberagaman tradisi baik mereka bertolak belakang dengan citra buruk
masyarakat Madura di mata masyarakat luar. Stigma masyarakat Madura sebagai masyarakat
yang kasar, temperamental, suka berkelahi, bahkan suka memungut besi tua sudah melekat
dalam benak masyarakat luar. Padahal, kekerasan dan amarah yang ditampilkan masyarakat
Madura hanyalah sebagian kecil dari keseluruhan identitas mereka.
Madura dalam komunitas lintas budaya seringkali mengalami dinamika sosial yang
perilakunya mengarah pada identitas stereotipikal dan bahkan di-stigmatik seperti; watak
keras, tidak mau mengalah, bicara kasar, sering kali tidak mau mengikuti aturan. Pemahaman
orang luar Madura terhadap etnis Madura yang tidak lengkap dan utuh membuat orang luar
Madura memiliki prasangka (stereotip) bahwa kelompok atau etnis Madura yang kurang baik
di hadapan kelompok atau etnis yang lain (Hadi, et al., 2023). Kondisi perekonomian
masyarakat Madura terbilang tidak terlalu berkembang dibanding daerah-daerah lain di Jawa
Timur terutama Surabaya, sehingga mata pencaharian orang Madura tetap bertumpu pada
sektor pertanian yang masih tradisional (Herlianto, 2019). Kondisi ini membuat mereka
1
berpikir untuk menambah penghasilan sehari-hari dan salah satu caranya yaitu dengan
mengumpulkan besi-besi bekas yang sudah tidak dipakai atau biasa dikenal dengan “besi
tua”. Bahan-bahan tidak terpakai itu dijual sebagai bahan daur ulang yang hasilnya digunakan
untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari mereka. Adanya kejadian-kejadian kurang etis,
seperti kasus pencurian besi layak pakai yang dilakukan oleh segelintir oknum tidak
bertanggung jawab dari suku Madura merupakan salah satu faktor stigma masyarakat Madura
di hadapan etnis lain.
Dikarenakan adanya kerancuan yang terjadi antara identitas masyarakat Madura yang
berhadapan dengan tantangan stigma mereka di hadapan etnis lain, maka riset ini bertujuan
untuk menggali lebih dalam mengenai faktor-faktor yang memengaruhi antitesis identitas
masyarakat Madura. Tidak hanya itu, dalam riset ini juga disertai dampak yang muncul dari
dua antitesis yang terjadi saat ini, baik dampak dalam perekonomian, kesejahteraan, bahkan
budaya mereka sendiri.
2
1.6 Temuan yang Ditargetkan
Dalam pelaksanaannya, peneliti berharap mendapatkan temuan mengenai identitas
budaya positif suku Madura yang dapat menepis persepsi buruk etnis Madura di hadapan
etnis lain. Peneliti juga berharap temuan ini dapat menjadi sebuah bahan pembaharuan bagi
riset-riset mengenai identitas suku Madura, khususnya yang berkaitan dengan citra buruk
mereka di hadapan etnis luar Suku Madura.