DISUSUN OLEH:
UNIVERSITAS JEMBER
2024
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
berkat dan rahmat-Nya, kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik. Makalah
ini disusun dalam rangka memenuhi salah satu tugas mata kuliah Manajemen Proyek
yang kami ampu di semester ini.
Makalah ini disusun dengan tujuan untuk mendalami konsep, prinsip, serta
praktik terkait dengan anggaran biaya proyek. Dalam makalah ini, kami akan
membahas terkait bagaimana memanajemen biaya, mengestimasi biaya, kriteria
pembuatan anggaran biaya proyek dan studi kasus yang ada di perusahaan.
Kami berharap makalah ini dapat memberikan pemahaman yang lebih baik
tentang pentingnya mempelajari bagaimana anggaran biaya proyek itu dibuat dan
diestimasi dalam mencapai keunggulan kompetitif, serta memberikan panduan praktis
bagi pembaca yang ingin meningkatkan kualitas dari anggaran biaya proyek yang
dibuat.
Terakhir, kami ingin menyampaikan apresiasi kepada semua pihak yang telah
mendukung dan membantu kami dalam menyusun makalah ini. Semoga makalah ini
dapat memberikan kontribusi positif dalam pemahaman dan penerapan perencanaan
anggaran biaya proyek khususnya di bidang manajemen operasi.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ................................................................................................. 1
DAFTAR ISI ................................................................................................................ 2
BAB I
PENDAHULUAN ........................................................................................................ 1
1.1 Latar Belakang ................................................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah........................................................................................... 2
1.3 Tujuan Penulisan ............................................................................................ 2
BAB II
PEMBAHASAN .......................................................................................................... 3
2.1 Cost Management............................................................................................ 3
2.1.1 Direct Versus In Direct Costs................................................................ 3
2.1.2 Recurring Versus Non Recurring Costs .............................................. 5
2.1.3 Fixed Versus Variable Costs ................................................................. 6
2.1.4 Normal Versus Expedited Costs ........................................................... 7
2.2 Cost Estimation ............................................................................................... 8
2.2.1 Cost Estimation Method ....................................................................... 8
2.2.2 Problems With Cost Estimation ......................................................... 10
2.3 Creating a Project Budget ............................................................................ 12
2.3.1 Top Down Budgeting ........................................................................... 13
2.3.2 Bottom Up Budgeting .......................................................................... 14
2.3.3 Activity Based Costing ......................................................................... 16
2.4 Case study ...................................................................................................... 17
BAB III
PENUTUP .................................................................................................................. 22
3.1 Kesimpulan .................................................................................................... 22
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................ 23
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Salah satu tahap penting dalam rangka pelaksanaan suatu proyek adalah
perhitungan atau perkiraan biaya yang diperlukan untuk pembangunannya. Besar biaya
ini menjadi bahan pertimbangan bagi pemilik bangunan, guna memilih cara atau
alternative pembangunan yang paling efisien. Selain unsur-unsur harga bahan, upah
tenaga, peralatan dan metoda pelaksanaan yang akan menetapkan besar biaya
pembangunan, maka jangka waktu pelaksanaan juga akan sangat berpengaruh. Bahkan
pada proyek-proyek besar ditentukan pula oleh kerjasama antara para pelaku
(teamwork) yang terlibat dalam pembangunan, seperti pemilik bangunan (owner),
perencana, pengawas, dan pelaksana atau kontraktor. Pengelolaan pelaksanaan
sedemikian pada akhir-akhir ini berkembang merupakan obyek bahasa tersendiri dalam
disiplin manajemen proyek
Direct Costs (Biaya langsung) adalah biaya yang secara jelas ditugaskan pada
aspek proyek yang menghasilkan biaya. Tenaga kerja dan material mungkin
merupakan contoh terbaik. Semua biaya tenaga kerja yang terkait dengan pekerja yang
membangun rumah dianggap sebagai biaya langsung. Namun, beberapa biaya tenaga
kerja mungkin tidak dianggap sebagai biaya langsung proyek. Misalnya, biaya personel
pendukung seperti akuntan biaya proyek atau sumber daya manajemen proyek lainnya
tidak dapat dialokasikan secara langsung, terutama bila tugasnya terdiri dari melayani
atau mengawasi beberapa proyek secara bersamaan. Dalam lingkungan nonproyek
seperti manufaktur, biasanya pekerja ditugaskan pada mesin tertentu yang beroperasi
pada aspek tertentu dari proses fabrikasi atau produksi. Dalam hal ini, biaya tenaga
kerja dibebankan langsung terhadap perintah kerja untuk bagian atau aktivitas tertentu.
Rumus untuk menentukan total biaya tenaga kerja langsung untuk suatu proyek yaitu:
Total biaya tenaga kerja langsung = (Tarif tenaga kerja langsung)(Jumlah jam
tenaga kerja)
Biaya bahan langsung juga relatif mudah untuk dihitung, jika ada pemahaman
yang jelas tentang bahan apa saja yang diperlukan untuk menyelesaikan proyek.
Misalnya, biaya langsung untuk membangun jembatan atau mengadakan jamuan
konferensi untuk 300 tamu dapat diperkirakan dengan cukup akurat. Biaya-biaya ini
dapat diterapkan langsung pada proyek dengan cara yang sistematis; misalnya, semua
pesanan pembelian (PO) proyek dapat dicatat pada saat penerimaan tagihan bahan baku
atau penjualan dan diterapkan pada proyek sebagai biaya langsung.
In Direct Costs (Biaya tidak langsung), umumnya dikaitkan dengan dua fitur:
overhead, dan penjualan dan administrasi umum (terkadang hanya disebut sebagai
Biaya G&A, untuk “Overhead Umum dan Administratif”). Biaya overhead mungkin
merupakan bentuk biaya tidak langsung yang paling umum dan merupakan salah satu
biaya yang lebih rumit untuk diperkirakan. Biaya overhead mencakup semua sumber
bahan tidak langsung, utilitas, pajak, asuransi, properti dan perbaikan, penyusutan
peralatan, serta tunjangan kesehatan dan pensiun bagi angkatan kerja. Biaya umum
yang termasuk dalam kategori penjualan dan administrasi umum meliputi periklanan,
pengiriman, gaji, dukungan penjualan dan kesekretariatan, komisi penjualan, dan biaya
serupa. Menelusuri dan menghubungkan biaya-biaya ini dengan proyek tidak semudah
menerapkan biaya langsung, dan prosedur yang digunakan berbeda-beda di setiap
organisasi.
Biaya biasa mengacu pada biaya-biaya yang terjadi dalam proses rutin
pekerjaan untuk menyelesaikan proyek sesuai jadwal awal yang direncanakan dan
disetujui oleh semua pemangku kepentingan proyek pada awal proyek. Tentu saja,
jadwal yang direncanakan ini mungkin sangat agresif, melibatkan biaya lembur yang
besar untuk memenuhi jadwal yang dipercepat; namun demikian, biaya-biaya ini
didasarkan pada rencana proyek dasar.Biaya yang dipercepat adalah biaya-biaya tak
terencana yang timbul ketika diambil langkah-langkah untuk mempercepat
penyelesaian proyek. Misalnya, proyek terlambat dari jadwal dan keputusan dibuat
untuk “menghentikan” aktivitas proyek tertentu dengan harapan mendapatkan kembali
waktu yang hilang. Diantara jatuh Biaya tersebut dapat berupa penggunaan lembur
yang lebih besar, mempekerjakan pekerja sementara tambahan, membuat kontrak
dengan sumber daya atau organisasi eksternal untuk mendapatkan dukungan, dan
menimbulkan biaya transportasi atau logistik yang lebih tinggi dalam mempercepat
pengiriman material.
1. Estimasi kasar
Estimasi ini disebut juga estimasi kira-kira yang biaya digunakan oleh
perusahaan ketika informasi atau waktu yang terbatas untuk menyusun estimasi
biaya yang dibutuhkan. Sebagai contoh ketika seorang client mengajukan RFQ
(Request for Quotation) atau permintaan penawaran kepada perusahaan,
manajemen harus memiliki tindakan cepat untuk membuat rancangan biaya
produksi yang sesuai atau tidak lebih dari besaran anggaran yang sudah tertera
dalam RFQ client tersebut. Manajemen dan tim akan membuat rancangan biaya
produksi dengan estimasi kasar untuk secepatnya mengirimkan kepada client,
lalu menunggu keputusan dari client tersebut.
2. Estimasi perbandingan
3. Estimasi kelayakan
Estimasi kelayakan didasarkan pada angka atau data yang diperoleh setelah
selesai desain awal proyek. Setelah pengembangan ruang lingkup awal, kita
dapat meminta penawaran dari pemasok dan subkontraktor dengan lebih
percaya diri. Estimasi ini sering digunakan untuk proyek konstruksi, di mana
terdapat tabel biaya bahan baku yang dapat memberikan perkiraan biaya yang
cukup akurat berdasarkan jumlah yang dibutuhkan. Karena estimasi ini
dilakukan lebih dalam siklus hidup proyek, tingkat akurasinya biasanya sekitar
10%.
4. Estimasi definitif
Dalam perencanaan dan estimasi biaya proyek ini berbagai masalah akan terjadi
dan mempengaruhi kemampuan manajemen untuk melakukan perkiraan biaya proyek
yang masuk akan dan akurat. Terkadang proyek-proyek yang secara tradisional
dianggap sangat terstruktur dapat rentan mengalami pembengkakan biaya. Diantara
alasan pembengkakan biaya ini adalah
Estimasi biaya awal yang rendah terkadang disebabkan oleh manajemen proyek
yang berpikiran manajemen puncak tidak akan mendanai proyek yang terlalu
mahal. Budaya perusahaan yang menghargai perkiraan biaya yang terlalu
rendah juga akan menyebabkan pembengkakan biaya yang besar di kemudian
hari. Manajemen proyek berpikiran agar setiap proyek yang diajukan dapat
secara mudah disetujui oleh manajemen puncak, manajemen proyek akan
meminimalkan biaya estimasi awal agar proyeknya didanai, lalu terus menerus
mengajukan biaya tambahan seiring berjalannya proyek sehingga
menyebabkan pembengkakan yang sangat besar dibandingkan dengan estimasi
biaya awal.
Masalah yang umum terjadi saat estimasi biaya awal ini terkait dengan asumsi
dalam setiap kegiatan proyek akan terjadi masalah teknis yang minimal dan
kurang melihat faktor lain yang menyebabkan masalah teknis ini. Dengan
kurang mempertimbangkannya masalah teknis jangka panjang dan
meminimalkan biaya untuk penanganan masalah teknis ini akan menyebabnya
lebih besarnya biaya penanganan akibat masalah teknis ini dibandingkan
dengan estimasi alokasi biaya awal yang diminimalkan.
5. Faktor eksternal
Inflasi dan faktor ekonomi lainnya bisa membuat biaya proyek melebihi
perkiraan semula, terkadang dengan dampak yang signifikan. Misalnya saja,
ketika terjadi krisis keuangan atau kekurangan bahan baku yang tidak terduga
di seluruh dunia, perkiraan biaya yang dibuat tanpa memperhitungkan
kekhawatiran tersebut akan segera menjadi perdebatan. Maka dari itu penting
bagi manajemen proyek menganalisis kemungkinan-kemungkinan faktor
eksternal yang akan terjadi untuk meminimalisir dampak buruk terhadap
proyek yang direncanakan.
2.3 Creating a Project Budget
Proses pengembangan anggaran proyek merupakan perpaduan yang menarik
antara estimasi, analisis, intuisi, dan pekerjaan berulang. Tujuan utama anggaran
adalah kebutuhan untuk mendukung dan bukannya bertentangan dengan tujuan proyek
dan organisasi. Anggaran rencana yang mengidentifikasi sumber daya yang
dialokasikan, tujuan proyek, dan jadwal yang memungkinkan organisasi mencapai
tujuan tersebut. Penganggaran yang efektif selalu berupaya mengintegrasikan tujuan
tingkat perusahaan dengan tujuan spesifik departemen tujuan, persyaratan jangka
pendek dengan rencana jangka panjang, dan misi strategis yang lebih luas dengan isu-
isu ringkas dan berdasarkan kebutuhan. Anggaran yang berguna dikembangkan
melalui komunikasi intensif dengan semua pihak terkait dan dikumpulkan dari
berbagai sumber data. Mungkin yang paling penting, anggaran proyek dan jadwal
proyek harus dibuat secara bersamaan, karena anggaran secara efektif menentukan
apakah pencapaian proyek dapat dicapai.
Sejarah Singkat PT. Griya Sentosa Property PT. Griya Sentosa Property
adalah perusahaan yang bergerak di bidang biro jasa bangunan termasuk real estate &
property, berkedudukan di kompleks pertokoan Jayeng Kusuma Centre blok A no.1
Tulungagung.
Visi :
Menjadi pemimpin dalam bidang Developer dan Kontraktor, PT. Griya Sentosa
Property bekerja untuk mendapat pengakuan sebagai “Mitra kerja yang terpercaya”
untuk mewujudkan kenyamanan rumah impian Anda menjadi nyata dan menambah
nilai investasi Anda.
Misi :
Dengan tujuan untuk membangun rumah impian dan menambah nilai investasi
Anda, PT. Griya Sentosa Property membangun dengan komitmen dan inovatif
sehingga Anda akan puas dengan hasil kerja kami. Kepercayaan yang telah Anda
berikan menjadi prioritas kami untuk menjalin hubungan yang kekeluargaan untuk
mencapai keselarasan tujuan konsumen dan perusahaan.
Favorable Unfarovable
Rumus yang digunakan untuk menghitung varian harga bahan baku dan varian
kuantitas bahan baku, yaitu:
Di mana,
Di mana,
Selisih yang tidak menguntungkan ini terjadi karena adanya harga bahan baku
aktual lebih besar dari yang dianggarkan. Adanya selisih tersebut menunjukkan bahwa
perusahaan, khususnya staff logistik harus secara cermat melakukan analisis harga
pasar atau mengamati perkembangan harga yang dianggap paling layak dalam
menentukan harga standar pembelian bahan baku. Hal ini disebabkan juga oleh
kuantitas pemakaian aktual (sesungguhnya) lebih besar dari pada kuantitas pemakaian
yang dianggarkan. hal ini terjadi karena adanya pemborosan pemakaian bahan baku
yang sebenarnya tidak perlu terjadi. Untuk mengatasi hal itu, maka sebaiknya pihak
manajemen proyek harus berusaha untuk mengamati pelaksanaan proyek secara terus
menerus dan lebih cermat agar pemborosan yang terjadi dapat ditekan. Analisis Varian
Biaya Tenaga Kerja Langsung. Rumus yang digunakan untuk menghitung varian tarif
tenaga kerja dan varian efisiensi tenaga kerja, yaitu:
Di mana,
STTK = Selisih Tarif Tenaga Kerja
TA = Tarif Aktual
TS = Tarif Standar
Di mana,
Hal ini disebabkan oleh dana realisasi lebih besar dari pada dana yang
dianggarkan. Karena adanya pemborosan pemakaian bahan baku yang sebenarnya
tidak perlu terjadi. Untuk mengatasi hal itu, maka sebaiknya pihak manajemen proyek
harus berusaha untuk mengamati pelaksanaan proyek secara terus menerus dan lebih
cermat agar pemborosan yang terjadi dapat ditekan.
Untuk membangun suatu proyek salah satu hal yang harus dilakukan adalah
dengan adanya perencanaan yang mengarahkan tujuan dan sasaran perusahaan yang
ingin dicapai. Dalam proyek ini, rencana anggaran biaya (RAB) proyek sebagai alat
pengendalian dilakukan dengan membandingkan antara apa yang tertuang dalam
anggaran dengan apa yang telah dicapai atau realisasi. Selanjutnya ditemukan
penyebab terjadinya penyimpangan sehingga dapat dilakukan tindakan perbaikan.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pengelolaan biaya proyek membutuhkan pemahaman tentang berbagai jenis
biaya, metode estimasi biaya, dan proses pengembangan anggaran. Dalam estimasi
biaya, metode seperti estimasi kasar, perbandingan, kelayakan, dan definitif digunakan,
tetapi masalah seperti estimasi awal yang rendah dan perubahan spesifikasi dapat
memengaruhi akurasi. Proses pengembangan anggaran melibatkan pendekatan top-
down dan bottom-up, serta penggunaan metode berbasis aktivitas. Dengan pemahaman
ini, manajer proyek dapat membuat keputusan yang lebih baik dalam mengelola
anggaran proyek.
Adrian Hartanto Darma Sanputra, 2015. Analisis Rencana Anggaran Biaya (RAB)
Proyek Sebagai Alat Perencanaan Dan Pengendalian Biaya pada PT. Griya
Sentosa Property. Fakuktas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Brawijaya