3. (Soal No.5)You are the CEO of a company that has to choose between making a $100
million investment in Russia or the Czech Republic. Both investments promise the
same long-run return, so your choice is driven by risk considerations. Assess the
various risks of doing business in each of these nations. Which investment would you
favor and why?
Jawaban : Seorang investor harus mempertimbangkan risiko investasi yang
didasarkan melalui risiko politik, ekonomi, dan hukum di kedua negara. Republik
Ceko menjadi satu - satunya negara di Uni Eropa yang terhindar dari resesi tahun
2009. Ekonomi Republik Ceko pun terdiversifikasi sehingga hal ini dapat
memperkuat daya tarik investasi asing langsung. Selain itu, Republik Ceko memiliki
tingkat korupsi yang lebih rendah daripada Rusia. Hal ini dapat dilihat dilihat dari
Indeks Persepsi Korupsi (CPI). Republik Ceko memiliki indeks 54 (Peringkat 49 dari
180 negara) sedangkan Rusia memiliki CPI 29 (peringkat 136 dari 180 negara).
Angka CPI yang semakin besar menunjukkan negara tersebut semakin bersih dari
korupsi. Korupsi menjadi salah satu permasalahan serius yang dapat menghambat
pertumbuhan ekonomi dan bisnis di suatu negara. Selain itu, melihat dari politik
negaranya, Republik Ceko merupakan negara yang demokratis dan apabila
dibandingkan Rusia yang saat ini penguasa dapat mengendalikan hampir seluruh
unsurnya. Hal ini membuat investor tidak bisa lebih bebas berinvestasi. Oleh karena
itu, sebagai investor saya akan memilih Republik Ceko.
2. (Soal no.3) What are the implications for international business of differences in the
dominant religion or ethical system of a country?
Jawaban : Perbedaan agama dominan maupun ethical system suatu negara dapat
memengaruhi hubungan, sikap bisnis, dan kegiatan ekonomi negara tersebut.
Perbedaan agama dominan membutuhkan toleransi dan kepekaan antar budaya.
Keyakinan agama dapat memengaruhi sikap dalam berbisnis secara signifikan. Hal ini
dicontohkan apabila di suatu negara yang dominan beragama protestan dimana ada
work ethic yang menekankan pentingnya kerja keras dan berhemat sedangkan di
negara mayoritas Islam akan setuju adanya bahwa individu berhak mendapatkan
keuntungan tetapi harus dalam cara yang benar dan adil. Suatu agama dapat
menganggap kerja keras adalah hal yang penting dan sebagian lainnya menganggap
kedamaian spiritual yang dicari. Sehingga perbedaan agama dominan memengaruhi
daya saing dan daya tarik suatu negara dalam bisnis internasional.
3. (Soal No.5) Reread the Country Focus on Islamic Capitalism in Turkey. Then answer
the following questions:
a. Can you see anything in the values of Islam that is hostile to business?
Jawaban : Berdasarkan bacaan Islamic Capitalism in Turkey, terlihat bahwa di
Turki kebanyakan bisnis beroperasi dengan menjalankan nilai- nilai Islam
yang terkadang berbenturan dengan kapitalisme di negara eropa lainnya. Hal
ini bagi sebagian orang dinilai menjadi penghalang untuk berbisnis. Namun
menurut saya, keberhasilan dari perusahaan yang ingin berbisnis dengan
perusahaan Turki atau memulai bisnis di Turki sendiri dapat berhasil apabila
saling menghormati cara lokal atau suatu budaya dalam melakukan sesuatu.
b. What does the experience of the region around Kayseri teach us about the
relationship between Islam and business?
Jawaban : Daerah di sekitar Kayseri berkembang pesat dan dipengaruhi oleh
Islam. Hal ini menunjukkan bahwa Islam dapat sejalan dengan bisnis. Islam
dipandang sebagai pro-bisnis karena salah satu Nabi merupakan seorang
pedagang yang menjalankan bisnis secara jujur. Bisnis dapat disesuaikan
dengan ajaran Islam dengan adanya batasan tertentu (pembatasan barang
haram), hubungan antara penjual dan pembeli, adanya peluang yang sama
dalam bisnis dan hal yang membuat aktivitas bisnis dapat berjalan dengan adil
dan merugikan salah satu pihak.
c. What are the implications of Islamic values towards business for the
participation of a country like Turkey in the global economy?
Jawaban : Nilai - nilai Islam secara keseluruhan berpengaruh pada
kemampuan bersaing Turki dalam berbisnis global dan pengaruhnya akan
beragam. Pada titik tertentu, maka bisnis Turki dapat dibilang menjadi
terhambat. Hal ini mungkin disebabkan karena pandangan Islam tentang
partisipasi perempuan di tempat kerja sehingga ada benturan pada
pemanfaatan sumber daya manusianya. Apabila nilai - nilai Islam diterapkan
Turki dalam berbisnis, bisnis ini dapat berjalan lancar apabila dilakukan
sesama negara yang juga menerapkan nilai Islam dalam bisnisnya.
Negara-negara tersebut akan menemukan keseimbangan yang nyaman antara
keyakinan mereka dan apa yang terjadi di kegiatan ekonominya.