Anda di halaman 1dari 5

LEMBAR JAWABAN TUGAS MAHASISWA

PERTEMUAN 2

Mata Kuliah : Biologi sel dan molekuler

Nama Mahasiswa : 1. Cesa Maha Dewi (F1D223001)

2. La Ode Ashadu Islam (F1D223005)

3. Wa Ode Anisa Debiyanti (F1D223015)

4. Noning Feronica (F1D223023)

5. Erlia Mariangga Bubun (F1D223041)

6. Herlina Parhana (F1D223047)

7. Rezki Adhiim (F1D223067)

Nama Dosen : Dr. Rita Ningsih, S.Si, M.Si

1. Dinding sel adalah struktur yang memberikan kekuatan dan perlindungan bagi sel tumbuhan,
bakteri, jamur, dan beberapa protista. Struktur dinding sel dapat bervariasi tergantung pada jenis
organisme, tetapi pada umumnya terdiri dari tiga lapisan utama: lapisan primer, lapisan sekunder,
dan plasmodesmata.

- Lapisan Primer: Ini adalah lapisan terluar dari dinding sel yang terdiri dari selulosa,
hemicelulosa, dan pektin. Selulosa adalah polimer gula yang memberikan kekuatan struktural
utama pada dinding sel. Hemicelulosa dan pektin memberikan fleksibilitas dan membantu dalam
interaksi sel-sel tetangga.
- Lapisan Sekunder: Beberapa sel, terutama sel tumbuhan dewasa, dapat memiliki lapisan
sekunder yang terbentuk di bawah lapisan primer. Lapisan sekunder dapat mengandung lignin,
protein, atau polisakarida lainnya, memberikan kekuatan tambahan pada dinding sel.
- Plasmodesmata: Ini adalah saluran kecil yang menghubungkan sitoplasma sel-sel tetangga
melalui dinding sel. Plasmodesmata memungkinkan pertukaran zat-zat seperti nutrisi, air, dan
sinyal kimia antara sel-sel, mendukung koordinasi dan komunikasi seluler.

Dinding sel penting dalam mempertahankan bentuk sel, memberikan dukungan struktural,
mengatur pertukaran zat, dan berperan dalam interaksi seluler.

2. Fungsi dinding sel mencakup beberapa aspek penting dalam kehidupan sel:
a. Dukungan Struktural: Dinding sel memberikan dukungan mekanis dan struktural bagi sel,
membantu sel mempertahankan bentuknya dan mencegah keruntuhan.
b. Perlindungan: Dinding sel berfungsi sebagai lapisan luar yang melindungi sel dari tekanan
osmosis, yaitu pergerakan air masuk atau keluar sel. Ini mencegah sel tumbuh atau menyusut
secara berlebihan.
c. Integritas Selular: Dinding sel membantu mempertahankan integritas sel dengan melawan
tekanan turgor internal yang dihasilkan oleh cairan sel dalam sel tumbuhan.
d. Komunikasi Selular: Melalui komponen-komponen dinding sel, seperti selulosa atau
peptidoglikan, sel dapat berinteraksi dengan sel lain atau dengan lingkungan sekitarnya.
e. Filtrasi Selektif: Dinding sel dapat berperan dalam mengatur pertukaran zat antara sel dan
lingkungan eksternal, memungkinkan beberapa molekul masuk atau keluar sel dengan cara
tertentu.
Fungsi-fungsi ini memastikan kelangsungan hidup dan keseimbangan selular, serta mendukung
adaptasi sel terhadap kondisi lingkungan yang berubah.

3. Perbedaan dinding sel pada bakteri, archae, dan sel tumbuhan terletak pada komponen utama dan
struktur khusus masing-masing:
a. Bakteri:
- Komponen Utama: Peptidoglikan adalah komponen utama dinding sel bakteri. Ini adalah
polimer gula dan peptida yang membentuk jaringan yang memberikan kekuatan dan
dukungan.
- Struktur Khusus: Bakteri dapat dibedakan menjadi dua tipe berdasarkan pewarnaan Gram:
bakteri Gram positif memiliki lapisan peptidoglikan yang lebih tebal, sementara bakteri
Gram negatif memiliki lapisan peptidoglikan yang lebih tipis dan lapisan luar membran
lipid.
b. Archae:
- Komponen Utama: Archae memiliki variasi dalam komposisi dinding selnya. Beberapa
archae tidak memiliki peptidoglikan dan mengandung senyawa seperti protein atau
polisakarida.
- Struktur Khusus: Archae seringkali memiliki dinding sel yang lebih kuat dan tahan
terhadap lingkungan ekstrem, seperti panas atau keasaman tinggi.
c. Sel Tumbuhan:
- Komponen Utama: Selulosa adalah komponen utama dinding sel tumbuhan. Ini merupakan
polimer gula yang membentuk struktur yang kuat dan fleksibel.
- Struktur Khusus: Dinding sel tumbuhan dapat memiliki tambahan komponen seperti
pektin dan lignin. Selain itu, dinding sel tumbuhan seringkali memiliki ruang antarsel yang
membentuk ruang ekstraselular yang disebut ruang antarselular.
Perbedaan ini mencerminkan adaptasi organisme tersebut terhadap lingkungannya dan peran
dinding sel dalam memberikan dukungan struktural dan melindungi sel.

4. Perbedaan utama antara struktur dinding sel bakteri gram negatif dan gram positif terletak pada
ketebalan lapisan peptidoglikan dan keberadaan lapisan luar membran lipid:
a. Gram Positif:
- Ketebalan Peptidoglikan: Memiliki lapisan peptidoglikan yang tebal di sekitar sel.
- Lapisan Tambahan: Tidak memiliki lapisan luar membran lipid tambahan di atas
peptidoglikan.

b. Gram Negatif:
- Ketebalan Peptidoglikan: Memiliki lapisan peptidoglikan yang relatif tipis.
- Lapisan Tambahan: Memiliki lapisan luar membran lipid yang terletak di luar
peptidoglikan. Lapisan ini mengandung lipopolisakarida (LPS) dan porin-protein.
Perbedaan ini dapat diamati melalui metode pewarnaan Gram, di mana bakteri diwarnai dengan
kristal violet dan iodin, dicuci dengan etanol, dan diwarnai dengan safranin. Bakteri yang
mempertahankan warna ungu setelah prosedur ini disebut bakteri Gram positif, sedangkan yang
kehilangan warna ungu dan menjadi merah disebut bakteri Gram negatif.

Perbedaan struktural ini juga memiliki implikasi dalam respons bakteri terhadap antibiotik dan
interaksi dengan lingkungan sekitarnya.

5. Struktur membran sel terdiri dari lipid ganda yang disebut fosfolipid yang membentuk lapisan
ganda yang disebut bilayer. Di dalamnya terdapat protein integral yang menyelip di dalam lapisan
lipid, serta protein periferal yang terdapat di permukaan luar atau dalam membran. Selain itu,
terdapat juga kolesterol yang membantu menjaga kestabilan membran serta molekul karbohidrat
yang terhubung dengan protein atau lipid, berperan dalam pengenalan sel dan interaksi sel-sel.
Membran sel memiliki fungsi penting sebagai penghalang selektif yang mengatur pertukaran zat
antara lingkungan eksternal dan sitoplasma sel.

6. Fungsi membran sel melibatkan beberapa aspek penting. Pertama, sebagai penghalang selektif,
membran sel mengatur pertukaran zat antara lingkungan eksternal dan sitoplasma sel, menjaga
integritas sel. Selain itu, melalui molekul karbohidrat yang terhubung dengan protein atau lipid,
membran sel berperan dalam pengenalan sel dan interaksi sel-sel.

Selain menjaga integritas, membran sel juga terlibat dalam proses transpor zat, memungkinkan
molekul yang diperlukan masuk atau keluar dari sel. Fungsi lain melibatkan transduksi sinyal, di
mana membran sel berperan dalam menyampaikan sinyal antar sel dan mengatur respons sel
terhadap perubahan lingkungan.

Terakhir, membran sel berkontribusi pada adhesi seluler, memungkinkan sel untuk saling
berinteraksi dan membentuk struktur yang koheren dalam organisme. Dengan demikian, fungsi
membran sel mencakup pemeliharaan kestabilan internal sel, interaksi seluler, transportasi
molekuler, dan regulasi respons terhadap sinyal lingkungan.

7. Sistem endomembran merupakan jaringan membran yang saling terhubung dalam sel eukariotik.
Sistem ini terdiri dari membran plasma, retikulum endoplasma, aparatus Golgi, lisosom, vesikel
transport, dan membran inti. Fungsi utama sistem endomembran adalah sintesis, modifikasi, dan
transport protein serta lipida, serta degradasi dan daur ulang komponen sel yang sudah tidak
diperlukan melalui proses seperti autofagi dan endositosis. Sistem endomembran memainkan
peran penting dalam mempertahankan fungsi seluler yang berbeda melalui kompartemen-
kompartemen terpisah, memungkinkan berlangsungnya proses seluler secara efisien dan teratur.

8. Sistem endomembran melibatkan beberapa organel utama:


a. Retikulum Endoplasma (RE): Sistem saluran membran yang dapat berfungsi sebagai tempat
sintesis protein dan lipida.
b. Aparatus Golgi: Memproses dan mengemas molekul dari retikulum endoplasma, serta
mengarahkannya ke destinasi yang tepat dalam sel.
c. Vesikel: Kantung membran kecil yang berperan dalam transportasi bermacam-macam zat di
dalam sel, baik ke dalam maupun keluar dari sel.
d. Lisosom: Organel yang berisi enzim-enzim pencernaan untuk memecah partikel makanan
atau komponen sel yang usang.
Semua organel ini bekerja bersama untuk menjalankan fungsi-fungsi vital, seperti sintesis,
modifikasi, dan transportasi zat-zat dalam sel.

9. Reticulum endoplasma kasar (REK) memiliki ribosom yang menempel pada permukaannya,
sedangkan retikulum endoplasma halus (REH) tidak memiliki ribosom yang menempel. REK
terlibat dalam sintesis protein, sementara REH terlibat dalam metabolisme lipid dan detoksifikasi.

10. Proses melekatnya ribosom di permukaan reticulum endoplasma kasar (REK) melibatkan
ribosom yang disintesis di sitoplasma oleh ribosom bebas. Saat ribosom baru terbentuk, protein
khusus yang disebut "signal recognition particle" (SRP) mengenali sinyal peptida pada rantai
polipeptida yang sedang disintesis. SRP kemudian membawa ribosom dan rantai polipeptida
menuju REK, di mana SRP berinteraksi dengan reseptor SRP pada membran REK. Setelah itu,
ribosom dan rantai polipeptida dilepaskan, dan proses sintesis protein dilanjutkan di dalam REK.

11. Proses sintesis protein integral membran terjadi di retikulum endoplasma kasar (REK) dalam
beberapa langkah:
a. Pengenalan Sinyal: Protein integral membran memiliki sekuens sinyal khusus yang
mengarahkan ribosom ke membran REK selama sintesis. Sekuens ini sering kali terletak di
ujung N-terminus protein.
b. Pelepasan dan Memasukkan: Ribosom yang melekat pada REK mulai menerjemahkan
mRNA dan menghasilkan rantai polipeptida. Ketika sekuens sinyal muncul dariribosom,
protein yang sedang disintesis dilepaskan ke dalam lumen REK.
c. Translokasi: Rantai polipeptida yang tumbuh ditranslokasikan melalui kanal translokasi yang
terdapat pada membran REK. Protein yang ditranslokasikan memiliki sekuens sinyal yang
tersembunyi di dalam kanal translokasi, sehingga membantu protein melewati membran.
d. Penempelan pada Membran: Saat rantai polipeptida menembus membran, sebagian dari asam
amino dapat berinteraksi dengan lipida membran, sementara sebagian lainnya membentuk
struktur heliks atau lembaran beta yang melewati membran.
e. Pengaturan Topologi: Proses penyelarasan protein integral membran di membran REK
memastikan bahwa domain yang sesuai berada di dalam sitosol atau di dalam lumen ER,
sesuai dengan fungsi protein tersebut.
f. Pemrosesan Lanjutan: Setelah sintesis selesai, protein integral membran dapat mengalami
modifikasi pasca-translasi di dalam REK, seperti glikosilasi atau pemotongan, sebelum
akhirnya disalurkan ke destinasi akhirnya di dalam sel.
12. Proses biosintesis membran lipid terutama terjadi di retikulum endoplasma halus (REH) dan
melibatkan beberapa langkah sebagai berikut:
a. Sintesis Asam Lemak: Asam lemak dibuat dalam sitoplasma oleh serangkaian enzim dalam
lintasan asam lemak. Asam lemak kemudian diimpor ke dalam REH untuk digunakan dalam
pembentukan lipid.
b. Pembentukan Fosfolipid: Fosfolipid, komponen utama membran sel, dibuat dengan
menggabungkan satu molekul asam lemak dengan gliserol dan satu atau lebih molekul fosfat.
Proses ini terjadi di dalam REH, di mana enzim spesifik mengkatalisis reaksi ini.
c. Sintesis Steroid dan Lipid Lainnya: Selain fosfolipid, REH juga terlibat dalam sintesis lipid
lainnya seperti steroid, termasuk kolesterol. Enzim-enzim dalam REH mengkatalisis langkah-
langkah dalam jalur biosintesis steroid.
d. Modifikasi dan Pemrosesan: Setelah lipid primer dibentuk, mereka dapat mengalami berbagai
modifikasi seperti glikosilasi atau penggantian gugus fungsional. Modifikasi ini bisa terjadi di
REH atau di organel lain dalam sel.
e. Transport: Setelah biosintesis selesai, lipid yang dihasilkan akan dipindahkan ke bagian-
bagian sel yang membutuhkannya melalui proses transport intraseluler, seperti transport
vesikular.Proses biosintesis membran lipid penting untuk menjaga keseimbangan komposisi
lipid membran sel, yang memainkan peran kunci dalam fungsi membran, termasuk
permeabilitas selektif dan transduksi sinyal.

Anda mungkin juga menyukai