Anda di halaman 1dari 3

INDRI NURTIYANI HAKIM

22914032
TUGAS TINJAUAN PUSTAKA TENTANG PENELITIAN TERDAHULU

1. Judul : Evaluasi Geometrik Jalan Berdasarkan Pedoman Desain Geometrik Jalan No.
13 / P / Bm / 2021 Dan Kondisi Perkerasan Dengan Metode Pci (Pavement
Condition Index) Pada Ruas Jalan Kertek-Kepil Km 65+500 – 67+500 Wonosobo
Penulis : Alfin (2023)
Hasil : Berdasarkan dari pengamatan yang dilakukan pada ruas jalan Kertek – Kepil
Wonosobo sepanjang 2000 m terdapat 6 tikungan, dengan jarak pandang henti
(JPH) sebesar 59,302 m, jarak pandang mendahului (JPM) 295,86 m yang belum
memenuhi Pedoman Desain Geometrik Jalan 2021 yaitu jarak pandang henti
(JPH) sebesar 69 m dan jarak pandang mendahului (JPM) sebesar 345 m untuk
kecepatan 50 km/jam. Pelebaran perkerasan jalan pada tikungan diperoleh 1,39
meter (0,69 m sisi kanan dan 0,69 m sisi kiri). Seluruh tikungan berjenis S-C-S.
Berdasarkan analisis kerusakan jalan menggunakan metode Pavement Condition
Index (PCI) sepanjang 2000 m nilai density sebesar 53,65 (sedang/fair), dimana
tingkat keparahan kerusakan ruas jalan Kertek-Kepil adalah excellent 5% (2 unit
segmen), very good 18% (7 unit segmen), good 38% (15 unit segmen), fair 8%
(3 unit segmen), poor 30% (12 unit segmen) dan failed 3% (1 unit segmen).
Terdapat 11 jenis kerusakan, tetapi yang dominan adalah patching dengan luas
total 427,77 m2 atau 26,57%. Aligator cracking dengan luas total 306,71 m2 atau
19,05. Rutting dengan luas total 238,13 m2 atau 14,79% dan Block cracking
dengan luas total 204,56 atau 12,71%. Untuk memperbaiki kerusakan dan bentuk
geometrik jalan Kertek-Kepil Wonosobo KM 65+500 – 67+500 ini harus
dilakukan pelebaran jalan terutama di tikungan dan melengkapi bagian pelengkap
jalan. Berdasarkan hasil analisis PCI nilai kondisi struktur perkerasan sebesar
53,65% sedang (fair), dan sebanyak 30% dalam kondisi poor dan 3% dalam
kondisi failed maka diperlukan rekonstruksi pada segmen yang yang failed dan
pada segmen poor dilakukan overlay.

2. Judul : Evaluasi Tingkat Kerusakan Perkerasan Lentur dengan Metode PAVEMENT


CONDITION INDEX (PCI) untuk menentukan prioritas penangan
Penulis : Chasanah, dkk (2015)
Hasil : Evaluasi tingkat kerusakan perkerasan lentur di ruas jalan Solo-Yogyakarta km
43,8-44,8 dilakukan dengan menggunakan metode Pavement Condition Index
(PCI). Metode Bina Marga digunakan sebagai alternatif penanganan. Hasil
penelitian menunjukkan ada 5 (lima) jenis kerusakan yang dominan terjadi yaitu
kerusakan kulit buaya, bergelombang/keriting, ambles, lubang, dan tambalan
dengan metode PCI. Berdasarkan tingkat kerusakan dan penyebab kerusakan
tersebut, maka dilakukan alternatif penanganan untuk kerusakan high dengan
cara lapis ulang , medium dilakukan dengan penambalan parsial, dan low belum
perlu perbaikan. Untuk peningkatan lapis ulang pada ruas Jalan Solo-Yogyakarta
km 43,8-44,8 ini dirancang mampu melayani beban lalulintas selama 10 tahun
yang akan datang (2015-2025), metode Bina Marga 1987 diperoleh ketebalan 2,5
cm dengan bahan Laston 744 MS.

3. Judul : Evaluasi Kondisi Perkerasan Dan Prediksi Sisa Umur Perkerasan Lentur Dengan
Metode Pavement Condition Index, Bina Marga Dan Metode Mekanistik-
Empirik Dengan Program Kenpave
Penulis : Widodo (2018)
Hasil : Hasil penelitian menunjukkan nilai kondisi perkerasan tergolong pada kondisi
baik (good) dengan nilai PCI sebesar 60,6. Jenis kerusakan yang banyak dijumpai
adalah patching dengan luas area sekitar 44% dari total kerusakan yang ada.
Untuk metode Bina Marga 2011 diperoleh nilai IRI adalah sebesar 2,841 dan nilai
SDI sebesar 29,5, dimana nilai kondisi perkerasan jalan masih tergolong baik.
Respon tegangan-regangan maksimum pada kedalaman 9,998 cm dengan nilai
repitisi yang mampu di akomodasi pada kerusakan rutting sebesar 52.590.326
ESAL, fatigue cracking sebesar 109.907.262 ESAL dan deformation sebesar
20.891.833 ESAL. Sisa prediksi umur layanan akibat deformation pada beban
standar pada tahun ke-1 sebesar 75,86% dan akan tersisa sebesar 16,08% pada
pertengahan tahun ke-4. Akibat rutting pada tahun ke-1 sebesar 91,95% dan akan
tersisa umur layanan sebesar 7,82% pada pertengahan tahun ke-8 sebelum terjadi
failure pada tahun ke-8. Analisis prediksi sisa umur layanan perkerasan Bina
Marga untuk pekerjaan lapis tambahan (overlay) pada tahun 2017 sebesar 6 cm
dengan kondisi saat ini sudah mengalami pengurangan umur aspal sebesar 21,69
% atau sisa umur sebesar 78,31 %

4. Judul : Evaluasi Kondisi Perkerasan Dengan Metode Pavements Condition Index (Pci)
Dan Nilai Sisa Dengan Metode Mekanistik-Empirik Pada Jalan Gito-Gati
Penulis : Sodiq (2021)
Hasil : Hasil dari penelitian dengan metode PCI menunjukkan bahwa pada ruas Jalan
Gito-Gati terdapat kerusakan dominan berupa retak kulit buaya dengan rerata
nilai density 25,85% dan tambalan dengan rerata nilai density 8,33%. Nilai tebal
perkerasan tambahan (overlay) diperoleh sebesar 4 cm untuk ACWC, 6 cm untuk
AC-BC dengan metode Bina Marga 2017. Nilai tegangan dan regangan
berdasarkan lapis perkerasan eksisting untuk kerusakan fatigue cracking sebesar
0,0006128 dengan nilai repitisi beban 2.083.479 ESAL, regangan penyebab
kerusakan rutting sebesar 0,0002276 dengan nilai repitisi beban 26.216.376
ESAL dan regangan kerusakan permanent deformation sebesar 0,0001378
dengan nilai repitisi beban 246.995.277 ESAL. Nilai tegangan dan regangan
berdasarkan lapis tambahan diperoleh untuk kerusakan fatigue cracking sebesar
0,00007786 dengan nilai repitisi beban 6.792.383.291 ESAL, regangan penyebab
kerusakan rutting sebesar 0,0001297 dengan nilai repitisi beban 323.810.523
ESAL dan regangan kerusakan permanent deformation sebesar 0,0001117 dengan
nilai repitisi beban 631.444.184 ESAL.Nilai umur sisa perkerasan dengan
Program KENPAVE diperoleh untuk lapis perkerasan eksisting jenis kerusakan
fatigue cracking dapat mengakomodasi beban sampai tahun ke-6, sedangkan
untuk jenis kerusakan rutting dan permanent deformation dapat mengakomodasi
beban sampai tahun ke-20. Pada perkerasan tambahan untuk jenis kerusakan
fatigue cracking, kerusakan rutting dan permanent deformation dapat
mengakomodasi beban sampai tahun ke-20. Nilai umur sisa pada tahun 2020
dengan menggunakan metode Bina Marga 2017 diperoleh hasil sebesar 89,02%
untuk lapis eksisting dan 92,80% untuk lapis tambahan.

5. Judul : Analisis Kerusakan Jalan Dengan Metode Pci Kajian Ekonomis Dan Strategi
Penanganannya
Penulis : Giyatno (2016)
Hasil : Nilai PCI pada ruas jalan Ponorogo – Pacitan KM 231+000 sampai dengan KM
246+000, KM 0+000 di Surabaya yaitu 45 dengan kondisi sedang berdasarkan
rating. Jenis pemeliharaan yang dapat dilakukan untuk memperbaiki tingkat
layanan jalan sesuai bina marga pada ruas jalan tersebut adalah laburan aspal
setempat, mengisi retakan, penambalan lubang, dan perataan, sedangkan untuk
jenis pekerjaan meliputi latasir/sandsheet, galian perkerasan aspal, lapis resap
pengikat, lapis perekat, aggregat kelas A, dan campuran aspal panas. Jumlah
anggaran biaya yang diperlukan untuk menangani kerusakan tersebut adalah Rp.
1.068.117.000,00 , nilai kerugian yang ditimbulkan pada ruas jalan tersebut
berdasarkan nilai biaya operasional kendaraan adalah Rp. 18.852.565,17 perhari,
serta hasil analisa regresi linier antara nilai PCI dan anggaran biaya pada ruas
jalan tersebut didapat koefisien determinasi sebesar 0,64 dan koefisien korelasi
sebesar -0,80, berarti kedua variabel tersebut memiliki hubungan sedang dan
bentuk hubungannya adalah Linier Negatif.

Anda mungkin juga menyukai