Anda di halaman 1dari 2

Baca dan tentukan struktur teks persuasif berikut !

Kasus penetapan UU Cipta Kerja yang marak pada tahun lalu


bisa menjadi pembelajaran bagi kita semua untuk lebih aware dan
berhati-hati dalam menggunakan hak suara kita pada saat pemilu
dan perda agar tidak menyesal nantinya ketika suara kita tidak lagi
didengarkan.
Berdasarkan survei yang dilakukan Centre for Strategic and
International Study (CSIS) pada 15--22 maret 2019-sebulan
sebelum pemilu dilaksanakan-hanya 44,8 persen responden yang
mengaku sudah memiliki caleg pilihan mereka, sementara 18,7
persen mengaku akan memilih partai politik, dan sisanya 36,5
persen mengaku belum memiliki pilihan, baik untuk caleg maupun
parpol.
Menurut seorang peneliti CSIS, yaitu Anya Fernandez
mengungkapkan bahwa hal ini bisa terjadi karena perhatian publik
terlalu tersedot oleh pemilihan pilpres sehingga banyak masyarakat
yang hanya berfokus untuk memilih calon presiden dan wakil
presidennya dibandingkan pemilihan caleg. Hal ini terbukti dengan
dari survei yang sama menunjukkan hasil bahwa hanya 14,1 persen
responden yang belum memutuskan pada pemilihan pilpres. Di
mana survei CSIS tersebut dilakukan terhadap 2000 responden
dengan metode acak dan tingkat kepercayaan 95 persen serta
margin of error lebih kurang 2,21 persen.
Tentunya bukanlah hal yang mudah bagi kita untuk mengenal
semua calon. Namun, sebagai warga negara yang baik, tentunya
kita perlu mempertimbangkan dengan baik sebelum memilih sosok
pemimpin.
Kita sendiri juga perlu menyadari betapa penting dan
berharganya hak suara kita tersebut demi perkembangan dan
kemajuan negara kita.
TENTUKAN JENIS TEKS PERSUASIF BERIKUT!
TEKS 1
Sebagian besar masyarakat Indonesia masih risih dengan golongan putih (golput). Ada
pandangan bahwa golput adalah bentuk apatisme atau pembangkangan.
Pandangan tersebut kurang benar. Warga memilih golput karena beberapa
alasan. Bisa jadi akses dan fasilitas saat pemilihan umum tidak merata,
sehingga sebagian warga tidak dapat memakai hak pilihnya. Namun, golput
juga bisa didasari oleh pilihan sadar.
Golput muncul dari kekosongan sosok yang dirasa mampu untuk memimpin.
Setelah melacak jejak, mempelajari visi dan misi calon wakil rakyat atau
pemerintah, rupanya tidak ada yang sesuai dengan suaranya. Besarnya
jumlah golput juga menandakan ada sesuatu yang salah dengan sistem yang
ada dalam suatu negara. Maka, golput tidak serta merta menjadi apatis atau
apolitis. Mereka memilih untuk tidak memilih.
Sebagai warga negara yang baik, kita seharusnya menghargai perbedaan
tersebut. Jangan saling mencaci atau merasa paling benar.
Mari ambil peran masing-masing dalam menjalani kehidupan berbangsa dan
bernegara.
TEKS 2
Salah satu budaya yang kerap kali dilakukan dalam masyarakat kita adalah mengonsumsi
mie instan yang dicampur dengan nasi putih. Terlihat nikmat, tapi kebiasaan ini memiliki
dampak buruk untuk kesehatan tubuh si pemakan. Kombinasi antara mie instan dan nasi
putih dapat membuat tubuh Anda mengalami obesitas.
Obesitas yang terjadi diakibatkan oleh zat karbohidrat sederhana yang terkandung dari
dua jenis makanan tersebut membuat kenyang yang hanya bersifat sementara. Sehingga
waktu sementara ini akan membuat Anda makin sering merasa lapar dan makan lebih
banyak setelahnya. Pun hal ini juga dapat menyebabkan Anda mengalami beberapa
penyakit di kemudian hari. Di antaranya ginjal, peningkatan kolesterol hingga penyakit
jantung.
Oleh sebab itu ada baiknya untuk tidak membiasakan mengonsumsi mie instan
bersamaan dengan nasi putih agar Anda memiliki tubuh yang lebih sehat agar penyakit
tidak mudah menghampiri.

TEKS 3
“Aku ingin kulit cerah merona yang bersinar. Sudah coba berabgai lotion pemutih,
tapi kusam. Pernah juga coba lotion mahal tetap saja putih pucat gak bersinar.”
“Akhirnya aku punya kulit cerah merona yang bersinar. Caranya, Citra Sakura.
Dengan kekuatan ekstra sakura Jepang dan vitamin B3 mampu bekerja sampai ke
dalam.”
“Jadikan kulit segar, cerah, merona. Buktikan dalam tujuh hari.”
“Gak ada lagi putih pucat. Sekarang kulit segar, cerah, merona!”

TEKS 4

Saat ini persaingan di dunia kerja semakin ketat. Sistem ketenagakerjaan menuntut sumber daya
manusia yang ada dengan lulusan dan prestasi terbaik. Sebagai pelajar, kita harus
mempersiapkan diri sejak dini. Ayo kita berlomba-lomba meningkatkan prestasi.
Prestasi akademik tentu baik. Namun prestasi tidak dibatasi hanya dari nilai dalam rapor saja. Kita
bisa berprestasi di bidang olahraga, kesenian, sastra, dan teknologi. Tidak perlu kecil hati karena
setiap pelajar memiliki kelemahan dan kelebihan masing-masing. Kita hanya perlu menggali dan
mengembangkan kelebihan kita.
Maka dari itu, ayo kembangkan prestasimu. Ikuti lomba-lomba di bidang yang kamu minati.
Bergabung dalam pelatihan dan kegiatan yang dapat menunjang prestasimu.
Mari meraih masa depan dengan persaingan yang sehat.

Anda mungkin juga menyukai