Bab 2
Bab 2
id
BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1 Dasar Perencanaan
2.1.1 Pembebanan
Pada perencanaan struktur bangunan harus memenuhi persyarataan yang
telah ditetapkan agar bangunan aman dan layak untuk ditempati. Dalam merancang
struktur bangunan perlu mempertimbangkan beban – beban yang bekerja pada
struktur tersebut. Struktur bisa dikatakan aman apabila mampu menahan beban –
beban yang bekerja pada struktur tersebut.
5
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
6
rancang dan dilaksanakan untuk menahan beban angin seperti yang ditetapkan pada
Pasal 26 sampai Pasal 31.(SNI 1727-2020). seperti pada Gambar 2.1 berikut :
beban mati dan beban hidup. Secara umum, alur penyaluran beban dapat dinyatakan
sebagai berikut: Beban akan diterima oleh pelat lantai, beban ini lalu didistribusikan
kepada balok induk dan balok anak. Beban yang diterima balok akan diberikan ke
kolom lalu kolom akan meneruskan beban tersebut pada pondasi untuk disalurkan
ke tanah dasar.
Maka dari itu, kekuatan desain didapat dari kekuatan nominal dikalikan dengan
faktor reduksi kekuatan () (SNI 2847 – 2019). Tabel faktor reduksi kekuatan
disajikan dalam Tabel 2.2 berikut
Di dekat ujung
komponen praktik
Momen, gaya aksial, atau (pretension) dimana
0,65 - 0,90
a) kkombinasi momen dan gaya standard belum
sesuai 21.2.2
aksial sepenuhnya bekerja,
f harus sesuai
dengan 21.2.3
Persyaratan
tambahan untuk
b) Geser 0,75
struktur tahan gempa
terdapat pada 21.2.4
c) Torsi 0,75 -
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
9
0,45 - 0,75
j) Angkur dalam elemen beton -
sesuai pasal 17
1. Untuk tulangan nonprategang yang sejajar pada satu lapisan horizontal, spasi
bersih tulangan harus tidak kurang dari nilai terbesar dari 25mm, db, dan
(4/3)dagg.
2. Untuk tulangan nonprategang yang sejajar yang dipasang pada dua atau lebih
lapisan horizontal, ulangan pada lapisan atas harus diletakkan tepat di atas
tulangan lapisan bawah dengan sapis bersih paling sedikit 25 mm.
3. Untuk tulangan longitudinal pada kolom, pedestal, strut dan elemen batas pada
dinding, spasi bersih antar tulangan harus tidak kurang dari nilai terbesar 40 mm,
1,5 db dan (4/3) dagg.
Tabel 2.3 Ketebalan Selimut Beton untuk Komponen Struktur Beton Nonprategang
yang dicor di Tempat
2.1.3.5 Sengkang
Persyaratan nilai kait standar untuk sengkang didasarkan pada SNI 2847 –
2019 pasal 25.3.2 yang disajikan dalam Tabel 2.4.
Tabel 2. 4 Diameter Sisi dalam Bengkokan Minimum dan Geometri Kait Standar
untuk Sengkang, Ikat Silang, dan Sengkang Pengekang
b) Beban Hidup
c) Beban Angi
2. Asumsi peletakan : Tumpuan sendi
3. Analisa struktur pada perencanaan atap menggunakan software SAP 2000
4. Perhitungan Sagrod
Perencanaan Atap bangunan ini adalah atap gable frame baja
Reaksi pada sagrod akibat beban mati, Rx1
Reaksi pada sagrod akibat beban hidup, Rx2
Kombinasi pembebanan 1
Kombinasi pembebanan 2
Gaya perencanaan (Tu) diambil nilai terbesar antara kombinasi 1 dan
kombinasi 2
Kombinasi Pembebanan di peroleh dari perhitungan menggunakan software
SAP 2000.
5. Perhitungan Rafter
Batang Tekan,
𝐼𝑘
𝜆=
𝑖𝑥
𝐸
𝜆𝑔 = 𝜋 √0,7 ×𝜎
𝑙𝑒𝑙𝑒ℎ
𝜆
𝜆𝑠 = 𝜆
𝑔
𝜆𝑠 ≥ 1,2 → 𝜔 = 1,25 × 𝜆𝑠 2
Kontrol tegangan :
Pmax .ω
σ= ≤ σijin
Fp
Batang Tarik
ρmax
Fn = σijin
2
.σijin = × (σleleh ) = 1600kg/cm2
3
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
13
ρmax
σterjadi = 0,85.Fprofil
6. Sambungan
Tebal plat sambung (δ), = 0,625 × d
Tegangan geser yang diijinkan, = 0,6 × 𝜎𝑖𝑗𝑖𝑛
Tegangan tumpuan yang diijinkan = 1,5 × 𝜎𝑖𝑗𝑖𝑛
Kekuatan baut,
1
Pgeser =2 × × 𝜋 × 𝑑 2 × 𝜏𝑔𝑒𝑠𝑒𝑟
4
Pdesak =𝛿 × 𝑑 × 𝜏𝑡𝑢𝑚𝑝𝑢𝑎𝑛
𝑃
Jumlah mur-baut = n = 𝑃 𝑚𝑎𝑥
𝑔𝑒𝑠𝑒𝑟
Pelat beton bertulang adalah struktur tipis yang dibuat dari beton bertulang
dengan bidang yang arahnya horizontal, dan beban yang bekerja tegak lurus pada
bidang struktur tersebut. (Asroni, 2014)
Menghitung Momen
Mlx = 0,001 . qu . Lx2 . x
Mly = 0,001 . qu . Lx2 . x
Mtx = - 0,001 . qu . Lx2 . x
Mtx = 0,001 . qu . Lx2 . x
Penulangan lentur dihitung dengan analisa tulangan tunggal seperti berikut :
Faktor bentuk distribusi tegangan beton, 𝛽 1 = 0,85
Rasio tulangan pada kondisi balance,
𝑓𝑐 ′ 600
𝜌𝑏 = 𝛽1 × 0,85 × × (600+ 𝑓
𝑓𝑦 𝑦)
1−1/2×0,75×𝜌𝑏×𝑓𝑦
Rmax = 0,75 × 𝜌𝑏 × 𝑓𝑦 × 0,85×𝑓𝑐′
1 2.m.Rn
= m (1 − √1 − )
fy
max = 0,75b
min < < max → tulangan tunggal
1
< min → dipakai min = 4 × fy
As = ×b×d
1 2.m.Rn
= m (1 − √1 − )
fy
max = 0,75b
min < < max → tulangan tunggal
1
< min → dipakai min = 4 × fy
As = ×b×d
Tulangan Geser
≥ Vu
Dengan :
Vn = Vc + Vs
Dengan :
Vc = kuat geser nominal yang disediakan oleh beton
Vs = kuat geser nominal yang disediakan oleh tulangan geser (sengkang)
√fc′
Vc = ×b×d×10−3
6
Dengan :
b = lebar balok (mm)
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
17
Vs = Vu − × Vc
2.5.2 Perencanaan Kolom
Kolom adalah batang tekan vertikal dari rangka struktur yang memikul
beban dari balok. Kolom merupakan suatu elemen struktur tekan yang memegang
peranan penting dari suatu bangunan, sehingga keruntuhan pada suatu kolom
merupakan lokasi kritis yang dapat menyebabkan runtuhnya (collapse) lantai yang
bersangkutan dan juga runtuh total (total collapse) seluruh struktur (Sudarmoko,
1996). Kolom adalah komponen struktur bangunan yang tugas utamanya
menyangga beban aksial tekan vertikal dengan bagian tinggi yang tidak ditopang
paling tidak tiga kali dimensi lateral terkecil. Kolom merupakan komponen struktur
bangunan yang tugas utamanya menyangga beban aksial tekan vertikal (Pn) dan
momen nominal (Mn) pada sebuah bangunan.
1. Pembebanan mengacu pada SNI 1727 – 2020
2. Asumsi perletakan : Tumpuan jepit
3. Analisa struktur dalam perencanaan menggunakan SAP 2000
4. Perencanaan tampang mengacu pada SNI 2847 – 2019
laboratorium, dan departemen yang kompeten atau ahli desain rekayasa geoteknik
harus secara independen mengukur tiga Dua dari parameter tanah.
Tabel 2. 7 Klasifikasi Situs
Kelas Situs
SA (batuan keras) >1500 N/A N/A
SB (batuan) 750 sampai N/A N/A
1500
SC (tanah keras, sangat 350 sampai 750 >50 ≥100
padat dan batuan unak)
SD (tanah sedang) 175 sampai 350 15 sampai 50 50 sampai 100
SE (tanah lunak) <175 <15 <50
Atau setiap profil tanah yang mengandung lebih
dari 3m tanah dengan karakteristik sebagai berikut :
1. Indeks plastisitas, PI > 20 ,
2. Kadar air, w ≥ 40%
3. Kuat geser niralir Su < 25 kPa
SF (tanah khusus, yang Setiap profil lapisan tanah yang memiliki salah satu
membutuhkan investigasi atau lebih dari karakteristik berikut:
geoteknik spesifik dan − Rawan dan berpotensi gagal atau runtuh akibat
analisis respons spesifik- beban gempa seperti mudah likuifaksi, lempung
situs yang mengikuti 0) sangat sensitive, tanah tersementasi lemah
− Lempung sangat organic dan/atau gambut
(ketebahan H > 3m)
(Sumber : SNI 1726 – 2019)
4. Menentukan SMS dan SM1
Untuk menentukan respons spektral percepatan permukaan seismik MCER,
diperlukan faktor amplifikasi seismik dengan periode 0,2 detik dan 1 detik. Faktor
amplifikasi mencakup faktor amplifikasi getaran yang bergantung pada percepatan
(Fa) untuk getaran periode pendek dan faktor amplifikasi yang bergantung pada
percepatan (Fv) yang mewakili getaran periode 1 detik. Parameter respons
spektrum akselerasi periode pendek (SMS) dan periode 1 detik (SM1) yang
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
23
SMS = Fa . Ss
SM1 = Fv . S1
SS (a) = Situs yang memerlukan investigasi geoteknik spesifik dan analisis respons
situs spesifik
5. Menentukan Percepatan Spektral Desain
Parameter percepatan spectral desain untuk periode pendek (SDS) dan pada
periode 1 detik (SD1) harus ditentukan melalui perumusan berikut :
SDS = 2/3 SMS
SD1 = 2/3 SM1
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
24
dengan percepatan spektral desain selama periode 1,0 s (SD1), ditunjukkan Tabel
2.12 berikut.
Ta = 𝑪𝒕 𝒉𝒙𝒏
Keterangan :
Tipe Struktur Ct x
Sistem rangka pemikul momendimana rangka memikul 100%
gaya seismik yang diisyaratkan dan tidak dilingkupi atau
dihubungkan dengan komponen yang lebih kaku dan akan 0,0724 0,8
mencegah rangka dari defleksi jika dikenai gaya seismik 0,0466 0,9
• Rangka baja pemikul momen
• Rangka beton pemikul momen
Rangka baja dengan bresing eksentris 0,0731 0,75
Rangka baja dengan bresing terkekang terhadap tekuk 0,0731 0,75
Semua sistem struktur lainnya 0,0488 0,75
(Sumber : SNI 1726-2019)
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
26
2. Untuk periode lebih besar dari atau sama dengan T0 dan lebih kecil dari
atau sama dengan Ts, spektrum respons percepatan desain, Sa, sama
dengan SDS ;
3. Untuk periode lebih besar dari Ts tetapi lebih kecil dari atau sama dengan
TL, respons spektral percepatan desain, Sa, diambil berdasarkan
persamaan:
𝑆𝐷1
Sa = 𝑇
4. Untuk periode lebih besar dari TL, respons spektral percepatan desain, Sa,
diambil berdasarkan persamaan :
𝑆𝐷1 𝑇𝐿
Sa = 𝑇2
Keterangan:
SDS = parameter respons spektral percepatan desain pada periode
pendek;
SD1 = parameter respons spektral percepatan desain pada periode 1 detik;
T = periode getar fundamental struktur.
𝑆
T0 = 0,2 𝑆𝐷1
𝐷𝑆
𝑆𝐷1
Ts =𝑆
𝐷𝑆
Keterangan:
SDS= parameter percepatan respons spektral desain dalam rentang periode
pendek seperti ditentukan dalam 0 atau 0
R = koefisien modifikasi respons
Ie = faktor keutamaan gempa yang ditentukan sesuai dengan 0.
Nilai Cs yang dihitung sesuai dengan persamaan (1) tidak perlu melebihi
berikut ini:
Untuk 𝑇 ≤ 𝑇𝐿
𝑆𝐷1
CS = 𝑅
𝑇( )
𝐼𝑒
Untuk 𝑇 > 𝑇𝐿
𝑆𝐷1 𝑇𝐿
CS = 𝑅
𝑇 2( )
𝐼𝑒
0,5𝑆1
CS = 𝑅
( )
𝐼𝑒
Keterangan:
di mana Ie dan Rsebagaimana didefinisikan dalam 0, dan
SD1 = parameter percepatan respons spektral desain pada periode
sebesar 1,0 detik, seperti yangditentukan dalam 0
T = periode fundamental struktur (detik) yang ditentukan 0
S1 = parameter percepatan respons spektral maksimum yang
dipetakan yang ditentukan sesuai 0
𝑤𝑥 ℎ𝑥𝑘
Cvx = ∑𝑛 𝑘
𝑖=1 𝑤𝑖 ℎ𝑥
Keterangan:
Penggunaan perabot yang minim juga menghasilkan ruang yang lebih rapi dan
tertata, memberikan kesan ruang lebih lapang, bersih dan juga lebih profesional
membuat penggunanya lebih rileks, nyaman, dan efisien (Wicaksono & Tisnawati,
2014).
Dengan menerapkan konsep-konsep yang di tawarkan oleh konsep modern
minimalis akan menghasilkan lebih banyak ruang untuk berinteraksi lebih lua dan
meningkatkan komunikasi yang berdampak positif pada produktivitas karyawan
dan masih banyak lagi keunggulan desain modern minimalis (Lukito & Handoko,
2018).
Beberapa orang mengira bangunan minimalis itu bangunan yang kecil tetapi
pada dasarnya minimalis tidak terpaku pada besar kecilnya bangunan akan tetapi
gaya arsitektur yang bersifat minimalis dan mengutamakan fungsional serta bentuk
– bentuk geometris dengan menggunakan dekorasi yang tidak berlebihan.
Arsitektur modern minimalis juga memiliki prinsip penghematan dalam
penggunaan segi ruang yang berdasarkan studi kebutuhan ruang yang didasari
penataan dan pembentukan ruang. Konsep modern minimalis memaksimalkan
penggunaan sumber cahaya alami dengan bukaan yang cukup luas. Konsep ini juga
menerapkan penghematan penggunaan massa terhadap ruang yang memiliki luas
berlebih dengan meminimalisir massa bangunan & desain yang padat.
2.8.2 Ciri-Ciri Bangunan Minimalis
Minimalis merupakan gerakan di bidang seni atau desain. Ciri desain
minimalis adalah menampilkan elemen yang seperlunya saja.
Ciri desain minimalis adalah:
1) Sambungan bidang yang sempurna, pertemuan dinding dan atap memerlukan
penanganan yang rapi. Mungkin ini yang menjadi pertimbangan biaya desain
minimalis mahal.
2) Penampilan struktur yang elegan, konstruktsi struktural tersusun sederhana dan
lugas tanpa kamuflase elemen arsitektur.
3) Penggunaan cahaya, sebagai elemen yang mampu memberikan efek dramatis.
Permainan cahaya buatan atau alami menghasilkan efek kedalaman ruang.
4) Atap datar, atau nyaris datar untuk bangunan di iklim tropis.
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
31
5) Ruang terbuka dan jendela yang lebar, ruang terbuka bermanfaat untuk
mengimbangi masa bangunan, sedangkan jendela memberikan pandangan ke
luar lebih leluasa.
6) Open space, menghilangkan material dinding - contoh dapur dan ruang makan
dalam satu ruang.
Yang ideal untuk sebuah bangunan minimalis adalah ruang-ruang bangunan
minimalis atau bangunan rumah minimalis yang fungsional, hubungan antar-ruang
terkoordinasi dengan baik, udara bisa mengalir lancar ke dalam arsitektur rumah
minimalis, begitu pula sinar matahari pagi. Jadi, keberadaan bukaan dan ventilasi
udara penting pada arsitektur rumah minimalis. Selain itu kalau hujan rumah tidak
tampias atau bocor dan pada musim kemarau rumah tidak panas.
2.9 Green Building
2.9.1 Pengertian Green Building
Green building merupakan suatu konsep pembangunan yang mengarah
pada struktur dan pemakaian proses yang memperhatikan lingkungan dan hemat
sumber daya sepanjang siklus hidup bangunan tersebut, mulai dari pemilihan
tempat sampai desain konstruksi, operasi, perawatan, renovasi, dan peruntuhan.
Konsep ini memperluas dan melengkapi desain bangunan dalam hal ekonomi,
utilitas, durabilitas, dan kenyamanan (US EPA, 2009).
Green building merupakan salah satu bagian dari sustainable development
(pembangunan berkelanjutan) yaitu sebuah proses yang menyadarkan manusia
untuk meningkatkan kualitas hidupnya dalam melindungi dan meningkatkan sistem
daya dukung bumi (the Earth’s life support systems) Dalam kerangka pembangunan
berkelanjutan, green building bermanfaat bagi kesehatan manusia, komunitas,
lingkungan, dan biaya siklus hidupnya (life-cycle cost) (Wu & Low, 2010)
Green building adalah bangunan yang memaksimalkan penghematan
energy, melindungi lingkungan, mengurangi polusi, menjaga kesehatan ,
memanfaatkan ruang secara efektif serta selaras dengan alam pada daur hidupnya (
Hong & Minfang, 2011)
Menciptakan area hijau pada site sebagai ruang publik yang bermanfaat
untuk mengguna bangunan dan lingkungan sekitar (Portnov et al., 2018).
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
32
Urban Green Building adalah sebuah jaringan atau system yang dibuat
untuk mengurangi atau menanggulangi masalah - masalah di perkotaan dan
perubahaan iklim dengan melibatkan alam (Ching & Shapiro, 2020).
harus didukung dengan menggunakan sistem ventilasi yang efektif dan bahan-
bahan pengontrol kelembaban yang memungkinkan bangunan untuk bernapas.
f. Limbah dan Manajemen Lingkungan: Green building juga meliputi aspek
manajemen lingkungan dan pengolahan limbah secara lokal. Beberapa kriteria
desainnya antara lain penggunaan material kayu. (prosiding konferensi
nasional pascasarjana teknik sipil (knpts) x 2019)