Anda di halaman 1dari 6

Pusat Penelitian BIDANG POLITIK DALAM NEGERI

Badan Keahlian DPR RI


Gd. Nusantara I Lt. 2
Jl. Jend. Gatot Subroto
Jakarta Pusat - 10270
c 5715409 d 5715245
m infosingkat@gmail.com KAJIAN SINGKAT TERHADAP ISU AKTUAL DAN STRATEGIS Vol. XIII, No.3/I/Puslit/Februari/2021

DATA KEPENDUDUKAN DALAM PELAKSANAAN


VAKSINASI COVID-19
Dewi Sendhikasari Dharmaningtias
25 Abstrak
Tahapan pelaksanaan kebijakan vaksinasi Covid-19 telah dimulai dan sedang berjalan
saat ini. Namun demikian, masih terdapat permasalahan dalam tahap pendataan,
yaitu masih banyaknya data yang tidak mutakhir dan sumber data yang berbeda-beda
antarkementerian/lembaga sehingga menghambat proses pelaksanaan vaksinasi. Tulisan
ini ingin mengemukakan pentingnya data kependudukan dalam pelaksanaan vaksinasi
Covid-19. Data kependudukan sangat penting dalam penyusunan kebijakan di berbagai
bidang, salah satunya bidang kesehatan, yaitu kebijakan vaksinasi Covid-19 yang
dilakukan saat ini. Pemerintah telah berupaya mengembangkan Sistem Informasi Satu
Data Vaksinasi Covid-19 yang diharapkan lebih mudah dijangkau masyarakat. Selain
itu, sistem ini diharapkan dapat mendukung pengembangan Sistem Satu Data Indonesia
yang dapat menjadi jembatan yang mengintegrasikan data dari berbagai instansi, baik
pusat maupun daerah. DPR RI dalam melaksanakan fungsi legislasi dan pengawasan
dapat terus mendorong pemerintah dalam penyusunan RUU e-government dan RUU
Perlindungan Data Pribadi.

Pendahuluan Covid-19.
Tahapan pelaksanaan Permasalahan pendataan
vaksinasi Covid-19 telah dimulai vaksinasi disampaikan oleh Menteri
dan penyuntikan pertama dilakukan Kesehatan Budi Gunadi Sadikin,
pada 13 Januari 2021. Tahapan yang tidak percaya pada data
tersebut meliputi perencanaan yang dimiliki oleh Kementerian
kebutuhan, sasaran, pendanaan, Kesehatan (Kemenkes) dalam rangka
distribusi, serta manajemen vaksin distribusi dan penyiapan strategi
dan logistik lainnya, pelaksanaan vaksinasi karena banyaknya data
pelayanan, kerja sama, pencatatan yang salah (kabar24.bisnis.com, 22
dan pelaporan, strategi komunikasi, Januari 2021). Selain itu, Direktur
pemantauan dan penanggulangan Utama Bio Farma, Honesti Basyir,
kejadian ikutan pascavaksinasi mengungkapkan bahwa pendataan
Covid-19, serta monitoring dan kesehatan penduduk yang tidak satu
PUSLIT BKD sistem masih menjadi kendala dalam
evaluasi. Namun demikian, masih
terdapat permasalahan dalam menentukan pemetaan distribusi
pelaksanaan vaksinasi terkait vaksin Covid-19. Data masih tersebar
pendataan sasaran vaksinasi di berbagai kementerian/lembaga
seperti Kemenkes, Kementerian Dalam kesehatan, asisten tenaga kesehatan,
Negeri, BPJS, dan lain-lain (kumparan. dan tenaga penunjang yang bekerja
com, 19 November 2020). Banyaknya pada fasilitas pelayanan kesehatan.
data yang salah dan belum terintegrasi Berdasarkan pendataan yang dilakukan
menunjukkan masih lemahnya sampai saat ini, jumlah SDMK yang
sistem pendataan kependudukan di menjadi sasaran vaksinasi Covid-19
Indonesia. Tulisan singkat ini ingin ialah 1.468.764 orang. Sebanyak
mengemukakan pentingnya data 845.407 tenaga kesehatan tercatat telah
kependudukan dalam pelaksanaan melakukan vaksinasi Covid-19 dosis
vaksinasi Covid-19. pertama dan 221.453 tenaga kesehatan
telah melakukan vaksinasi Covid-19
Tahapan Vaksinasi Covid-19 dosis kedua (kemkes.go.id, 9 Februari
Pelaksanaan vaksinasi Covid-19 2021). Dalam upaya penanggulangan
yang dilaksanakan pemerintah dibagi pandemi Covid-19, data kependudukan
dalam 2 periode, yaitu: Tahap 1 dan
2 untuk periode Januari-April 2021,
sangat penting digunakan sebagai dasar
perencanaan vaksinasi, yaitu pendataan
26
serta Tahap 3 dan 4 untuk periode sasaran, jumlah fasilitas pelayanan
April 2021-Maret 2022. Periode tahapan kesehatan/pos pelayanan vaksinasi,
vaksinasi Covid-19 dapat dilihat pada tenaga pelaksana, daerah sulit, dan
gambar 1. lain-lain. Hal ini sesuai Keputusan
Berdasarkan jumlah data Direktur Jenderal Pencegahan dan
yang dirilis Kemenkes, rencana Pengendalian Penyakit Nomor
sasaran vaksinasi di Indonesia yaitu HK.02.02/4/1/2021 tentang Petunjuk
181.554.465 orang penduduk yang Teknis Pelaksanaan Vaksinasi dalam
berumur di atas 18 tahun. Hal ini Rangka Penanggulangan Pandemi
untuk mencapai tujuan timbulnya Covid-19.
kekebalan kelompok (herd immunity).
Pelaksanaan vaksinasi Covid-19 Permasalahan Data
dilakukan secara bertahap karena Kependudukan
ketersediaan jumlah vaksin. Untuk Keberadaaan sebuah data
Tahap 1 vaksinasi dilakukan terhadap merupakan aspek yang sangat penting
sumber daya manusia kesehatan untuk mengkaji sebuah permasalahan,
(SDMK) yang meliputi tenaga salah satunya yaitu kependudukan.

Gambar 1. Periode Tahapan Vaksinasi Covid-19


Data kependudukan mempermudah dan data kondisi real-time di
penyusunan kebijakan terkait lapangan menyebabkan kesulitan
pendidikan, kesehatan, ekonomi, dan untuk membuat kebijakan yang tepat
sosial (kompas.com, 14 Oktober 2020). mengenai permasalahan penduduk
Berdasarkan Undang-Undang Nomor (news.detik.com, 23 Januari 2020).
24 Tahun 2013 tentang Perubahan Selain itu, penggunaan data
atas Undang-Undang Nomor 23 kependudukan di segala bidang
Tahun 2006 tentang Administrasi menyebabkan munculnya sumber
Kependudukan, yang dimaksud data baru yang berbeda-beda dari
data kependudukan adalah data berbagai instansi, baik pusat maupun
perseorangan dan/atau data agregat daerah dan menjadikan data tidak
yang terstruktur sebagai hasil dari sinkron dan tidak akurat. Misalnya,
kegiatan pendaftaran penduduk dan data BPJS, data pemilih pada pemilu,
pencatatan sipil. Data kependudukan data kepegawaian, dan lain-lain
27 juga dimanfaatkan untuk pelayanan
publik, perencanaan pembangunan,
sehingga setiap instansi mempunyai
data terkait kewenangannya masing-
alokasi anggaran, pembangunan masing. Oleh karena itu, perlu
demokrasi, penegakan hukum, dan adanya kolaborasi dan integrasi data
pencegahan kriminal. antarinstansi pemerintah. Instansi
Permasalahan data pemerintah juga harus bekerja
kependudukan di Indonesia yang sama dalam penyediaan data dan
sering muncul yaitu adanya penduduk mengesampingkan ego sektoral serta
yang belum memiliki Kartu Tanda menyajikan data yang transparan,
Penduduk (KTP) elektronik, bahkan mutakhir, akuntabel, dan aman.
belum terdaftar dan belum memiliki Terkait permasalahan data
NIK, NIK ganda, NIK yang sama, dalam pelaksanaan vaksinasi
inkonsistensi data, dan masalah Covid-19, masih banyaknya data
kependudukan lainnya yang tentu saja yang salah dan tidak sesuai dengan
dapat menghambat masyarakat dalam fakta di lapangan dapat menghambat
urusan administrasi kependudukan. proses penyiapan vaksinasi Covid-19.
Jika mengacu kepada sumber data Oleh karena itu, Kemenkes akan
yang digunakan dalam masalah menggunakan data dari KPU sebagai
kependudukan, pemerintah memiliki basis data untuk vaksinasi Covid-19.
2 (dua) penyedia data kependudukan, Hal ini dikarenakan KPU baru saja
yaitu Direktorat Jenderal Pendudukan menggelar Pilkada 2020 sehingga
dan Catatan Sipil (Dukcapil) yang data masih aktual dengan kondisi
menghitung penduduk berdasarkan masyarakat (kompas.com, 22 Januari
Nomor Induk Kependudukan (NIK) 2021). Adapun bagi daerah yang tidak
pada KTP, dan Badan Pusat Statistik menyelenggarakan Pilkada serentak
(BPS) yang menghitung penduduk 2020, data dapat diperoleh dari hasil
dengan melakukan sensus penduduk pencocokan data pada pelaksanaan
setiap 10 tahun sekali. Perbedaan Pemilu 2019 (kabar24.bisnis.com, 26
metode ini menghasilkan data yang Januari 2021). Dengan pemanfaatan
berbeda sehingga menyebabkan data kependudukan yang benar dan
terjadinya masalah data penduduk. akurat, diharapkan pelaksanaan
Ketidakfleksibelan data yang tidak vaksinasi Covid-19 dapat berjalan
mampu memisahkan data registrasi lancar, tepat sasaran, dan sesuai target
yang diinginkan.
Upaya Perbaikan Data Vaksinasi Satu Data Vaksinasi Covid-19
Pendataan sasaran penerima dilaksanakan secara khusus di
vaksin dilakukan secara top-down bidang kesehatan dalam rangka
melalui Sistem Informasi Satu Data penanggulangan pandemi Covid-19,
Vaksinasi Covid-19 yang bersumber dan berupaya mengintegrasikan
dari kementerian/lembaga terkait data dari berbagai sumber melalui
atau sumber lainnya, meliputi nama, penggunaan beberapa aplikasi
NIK, dan alamat tempat tinggal terkait yang telah dikembangkan
sasaran, yang kemudian dilakukan pemerintah. Walaupun demikian,
penyaringan data sehingga diperoleh permasalahan mungkin saja terjadi
sasaran kelompok penerima vaksin terkait gangguan sistem dan aplikasi
Covid-19 sesuai kriteria yang telah karena keterbatasan jaringan internet
ditetapkan. Pelaksanaan Sistem maupun human error sehingga
Informasi Satu Data vaksinasi pemerintah harus menyiapkan
Covid-19 tersebut berdasarkan pada alternatif lain, misalnya dengan
pendataan manual.
28
Surat Keputusan Bersama Menteri
Kesehatan dan Menteri Komunikasi Sedangkan sistem SDI lebih
dan Informatika Nomor HK.03.01/ bersifat umum, mencakup data
MENKES/53/2021 dan Nomor 5 di segala bidang di mana data
Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan pemerintah dan data instansi lain
Sistem Informasi Satu Data yang terkait dapat bemuara di
Vaksinasi Covid-19. Sistem informasi Portal SDI, yaitu data.go.id yang
terintegrasi ini digunakan untuk dikelola Kementerian Perencanaan
persiapan, pelaksanaan, vaksinasi, Pembangunan Nasional/ Bappenas.
proses pelaporan, monitoring, dan SDI merupakan kebijakan tata
evaluasi dalam penyelenggaraan kelola data pemerintah yang
vaksinasi Covid-19. bertujuan untuk menciptakan data
Sistem tersebut akan terintegrasi berkualitas, mudah diakses, dan
dengan aplikasi PeduliLindungi dapat dibagipakaikan antarinstansi
yang digunakan untuk registrasi pusat serta daerah. Oleh karena itu,
penerima vaksin, aplikasi PCare Sistem Informasi Satu Data Vaksinasi
dari BPJS untuk pencatatan hasil Covid-19 dapat mendukung
vaksinasi, aplikasi Bio Tracking perkembangan SDI karena dapat
BioFarma, aplikasi SMILE Kemenkes menyajikan data di bidang kesehatan
untuk monitoring distribusi dan hal ini dapat dijadikan
vaksinasi, dan aplikasi lain yang momentum dalam sinkronisasi
sesuai kebutuhan. Sistem ini juga data kependudukan sehingga
akan melakukan sejumlah hal, permasalahan data kependudukan
mulai dari pengelolaan informasi dapat diminimalisasi dan diatasi.
produk vaksin, penyaringan prioritas Sejalan dengan perkembangan
penerima vaksin, hingga pelaporan teknologi yang semakin meningkat,
hasil vaksinasi (kumparan.com, maka diharapkan proses digitalisasi
13 Januari 2021). Sistem Informasi data kependudukan juga terus
Satu Data Vaksinasi Covid-19 juga dikembangkan untuk mewujudkan
diharapkan dapat sejalan dengan tata kelola pemerintahan elektronik
Peraturan Presiden Nomor 39 Tahun (e-government). Selain itu perlu
2019 tentang Satu Data Indonesia adanya pengawasan dalam
(SDI). Adapun Sistem Informasi pengelolaan data kependudukan agar
tidak disalahgunakan terlebih lagi Referensi
menyangkut data pribadi. Dalam hal “Bio Farma: Distribusi Vaksin
ini, DPR RI perlu menjalankan fungsi Corona Akan Terkendala Data
pengawasan dengan sebaik-baiknya Kependudukan”, 19 November
agar pemerintah segera membangun 2020, https://kumparan.com/
SDI yang benar-benar akurat dan kumparannews/bio-farma-
akuntabel. distribusi-vaksin-corona-akan-
terkendala-data-kependudukan-
Penutup 1ucUadBYWcP/full, diakses 1
Pelaksanaan vaksinasi Februari 2021.
Covid-19 saat ini sedang Dicko, Siectio, “Mewujudkan
berjalan sesuai tahapan yang “Satu Data” Melalui Sensus
diagendakan pemerintah. Namun Penduduk 2020”, 23 Januari
pelaksanaan kebijakan tersebut 2020, https://news.detik.com/
29 tidak terlepas dari permasalahan kolom/d-4870034/mewujudkan-
yang mengiringinya, terutama satu-data-melalui-sensus-
masalah data kependudukan. Data penduduk-2020, diakses 3
kependudukan sangat penting dalam Februari 2021.
penyusunan kebijakan di berbagai “Mendagri Apresiasi Penggunaan
bidang, salah satunya bidang Data KPU untuk Program
kesehatan, yaitu dalam pendataan Vaksinasi”, 26 Januari 2021,
sasaran vaksinasi Covid-19. https://kabar24.bisnis.com/
Banyaknya data yang salah dan tidak read/20210126/15/1347738/
mutakhir perlu menjadi perhatian mendagri-apresiasi-
besar pemerintah karena dapat penggunaan-data-kpu-untuk-
menghambat proses pelaksanaan program-vaksinasi?utm_
vaksinasi Covid-19. Untuk mengatasi source=Desktop&utm_
hal tersebut pemerintah telah medium=Artikel&utm_
berupaya mengembangkan Sistem campaign=BacaJuga_2, diakses 1
Informasi Satu Data Vaksinasi Februari 2021.
Covid-19 yang diharapkan lebih “Menkes dan Menkominfo Tetapkan
mudah dijangkau masyarakat dan Sistem Informasi Satu Data
dapat mengintegrasikan data dari Vaksinasi Corona, 13 Januari
berbagai instansi, baik pusat maupun 2021, https://kumparan.com/
daerah. Selain itu pemerintah juga kumparannews/menkes-dan-
diharapkan terus meningkatkan menkominfo-tetapkan-sistem-
pengembangan SDI sebagai upaya informasi-satu-data-vaksinasi-
tata kelola data pemerintah. DPR corona-1uy3rvrDjiT/full diakses
RI melalui fungsi legislasi dan 9 Februari 2021.
pengawasan dapat terus mendorong Nabila, Mutiara, “Vaksinasi Covid-19:
pemerintah dalam penyusunan RUU Menkes Budi Kapok, Tak Percaya
e-government dan RUU Perlindungan Data Kemenkes”, 22 Januari 2021,
Data Pribadi untuk menguatkan https://kabar24.bisnis.com/
landasan hukum pelaksanaan read/20210122/15/1346409/
kebijakan pemerintah terkait. vaksinasi-covid-19-menkes-
budi-kapok-tak-percaya-
data-kemenkes?utm_
source=Desktop&utm_
medium=Artikel&utm_
campaign=BacaJuga_1, diakses 1
Februari 2021.
Pratama, Cahya Dicky,
"Metode Pengumpulan
Data Kependudukan", 14
Oktober 2020, https://
www.kompas.com/skola/
read/2020/10/14/142738369/
metode-pengumpulan-data-
kependudukan?page=all#page2,
diakses 2 Februari 2021.
Rudini, “Sensus Penduduk dalam
Bayang Wabah Corona”, 20
Maret 2020, https://news.detik.
com/kolom/d-4946697/sensus-
30
penduduk-dalam-bayang-wabah-
corona, diakses 2 Februari 2021.

Dewi Sendhikasari Dharmaningtias


dewi.sendhikasari@dpr.go.id

Dewi Sendhikasari Dharmaningtias, S.IP., MPA., menyelesaikan pendidikan S1 Jurusan


Ilmu Pemerintahan STPMD "APMD" Yogyakarta pada tahun 2007 dan pendidikan S2
Magister Administrasi Publik Universitas Gadjah Mada Yogyakarta pada tahun 2009.
Saatini menjabat sebagai Peneliti Muda bidang Politik Dalam Negeri pada Pusat
PenelitianBadan Keahlian DPR-RI. Beberapa karya tulis ilmiah yang telah dipublikasikan
melalui jurnal dan buku antara lain: "Partisipasi Masyarakat dalam Pemilu dan
Kesiapannya Menghadapi Pemilu Serentak" (2015), "Evaluasi Terhadap Pemekaran
Daerah dan Potensi Penggabungan Daerah" (2016), dan "Pembagian Kewenangan
Pemerintahan dalam Pengelolaan Energi Nasional" (2016).

Info Singkat
© 2009, Pusat Penelitian Badan Keahlian DPR RI Hak cipta dilindungi oleh undang-undang. Dilarang
http://puslit.dpr.go.id mengutip atau memperbanyak sebagian atau seluruh
ISSN 2088-2351 isi tulisan ini tanpa izin penerbit.

Anda mungkin juga menyukai