TEKNOLOGI BANGUNAN TROPIS

AKUSTIK
BANGUNAN
DISUSUN OLEH
Mohammad Zaky Zidan 1222200011 DOSEN PENGAMNPUH
Rifki Muhamad Ridwan 1222200012 Ir. Estuti Rochimah, S.T., M.Sc.
PENGOLAHAN LIMBAH PLASTIK SEBAGAI
MATERIAL ALTERNATIF AKUSTIK RUANG
Angela Evita Kurniasari1,Nadya Swastikirana2,Ociani Sry Pabinti3,Patricia P. Noviandri4
METODOLOGI
METODE PENELITIAN MENGGUNAKAN METODE EKSPERIMEN (EXPERIMENTAL RESEARCH). METODE
EKSPERIMENTAL YANG DILAKUKAN DENGAN MEMBUAT SAMPEL MATERIAL PENGOLAHAN LIMBAH
YANG KEMUDIAN DIUJI MENGGUNAKAN ALAT SOUND PRESSURE LEVEL (SPL). PENELITIAN INI
DILAKUKAN MELALUI DUA TAHAP, TAHAP PERTAMA BERUPA PEMBUATAN SAMPEL DAN TAHAP
KEDUA YAITU PENGUJIAN SAMPEL TERHADAP PEREDAM SUARA RUANGAN.

JENIS MATERIAL AKUSTIK

ALAT DAN BAHAN

Plastik Perekat dan Gunting Wadah cetakan Setrika Almunium foil

 CARA PEMBUATAN
Sampel 1 dan 2 (potongan 0,5 x 0,5 dan 1,0 x 1,0) :

1. Lembaran plastik bekas yang digunakan untuk membuat satu sampel sebanyak 20 lembar. Lembaran plastik
dicacah menjadi potongan kecil berukuran kurang lebih 0,5x0,5 cm dan 1.0x1.0 cm.
2. Hasil potongan kecil plastik kemudian dicampurkan merata dengan perekat agar antar potongan plastik dapat
melekat dengan baik.
3. Campuran plastik dengan perekat dicetak pada sebuah wadah cetakan berukuran 20x20 cm dengan ketebalan
1 cm. Agar sampel mudah dilepas dari cetakan, sebelum menuang campuran sebaiknya wadah cetakan dilapisi
dengan plastik.
4. Proses pengeringan dilakukan dengan menggunakan sinar matahari, sampel dijemur hingga kering kemudian
dilepaskan dari cetakan.
 CARA PEMBUATAN
Sampel 3 (lelehan plastik) :

1. Lembaran plastik bekas dipotong dengan ukuran sampel 25 x 25 cm sebanyak 50 lembar.

2. Lembaran plastik dilelehkan menggunakan setrika. Aluminium foil berfungsi untuk mempermudah proses
peleburan dan mencegah plastik menempel pada setrika. Proses peleburan dilakukan secara bertahap agar
plastik dapat meleleh dan saling merekat dengan baik.
3. Setelah proses peleburan hingga pengeringan selesai, ukuran Sampel dapat disesuaikan pada alat uji dengan
menggunakan alat potong. Penelitian ini membutuhkan ukuran sampel sebesar 20 x 20 cm yang sesuai
dengan alat uji.
 METODE PENGUJIAN
Pengambilan data pada masing-masing sampel dilakukan satu kali selama satu menit pada setiap frekuensi. Proses
pengujian dilakukan dengan menguji masing-masing sampel pada frekuensi bunyi 250 Hz, 500 Hz, 1000 Hz, 2000 Hz, dan
5000 Hz. Data yang diambil berupa desibel dari masingmasing sampel dengan tujuan untuk mendapatkan tingkat
reduksi suara (Noise Reduction) pada frekuensi bunyi tersebut. Sampel akan dipasang pada partisi akrilik yang membagi
ruang 2 (ruang tanpa suara) dengan ruang 1 (ruang dengan sumber suara), sehingga dapat diketahui tingkat pengurangan
suara masing-masing sampel terhadap besar frekuensi yang diberikan.
Alat yang digunakan untuk proses pengujian adalah sebagai berikut :
1. 2 buah sound level meter (SLM)
2. Dua ruang pelingkup akrilik
3. Speaker
4. Laptop
5. Sampel olahan plastik
METODE PENGUJIAN
 HASIL PENGUJIAN

PENGUKURAN PENGURANGAN SUARA

DALAM KEADAAN NETRAL HASIL PENELITIAN INTENSITAS BUNYI
 HASIL PENGUJIAN

PERBANDINGAN NOISE REDUCTION

KARAKTER MATERIAL AKUSTIK DARI LIMBAH PLASTIK
 KESIMPULAN

Material plastik bukan berfungsi sebagai peredam suara, melainkan dapat menjadi alternatif material
yang mampu mengurangi suara yang berlebihan masuk ke dalam ruangan melalui refleksi bunyi.
Secara keseluruhan, ketiga jenis pelapis dinding plastik dapat bekerja paling baik pada frekuensi 5000
Hz. Meski begitu, masing-masing sampel pelapis tetap memiliki keunggulan pada frekuensi suara
tertentu. Pelapis dinding dengan potongan plastik 1 x 1 cm baik digunakan untuk mengurangi
kelebihan suara pada frekuensi 250 Hz. Pelapis dinding dengan potongan plastik 0,5 x0,5 cm baik
digunakan untuk mengurangi kelebihan suara pada frekuensi 2000 Hz. Pelapis dinding plastik yang
dilelehkan mampu mengurangi kelebihan suara pada frekuensi 500 Hz dan 1000 Hz. Oleh karena itu,
penggunaan variasi pelapis dinding plastik bergantung dari besar frekuensi suara yang hendak
dikurang
 DESAIN AKUSTIK RUANG SHOLAT
MASJID AGUNG DARUSSALAM PALU
Muhammad Nadjib Massikki* Staf Pengajar Fakultas Teknik, Jurusan
Arsitektur – Universitas Tadulako
LOKASI PENELITIAN
TEMPAT PENELITIAN BERADA DI MASJID AGUNG DARUSSALAM PALU, PADA
LANTAI 2 DENGAN ALAMAT JALAN WAGE RUDOLPH SUPRATMAN 13.
SPESIFIKASI BANGUNAN MENCAKUP LUAS BANGUNAN 4096 M2, LUAS RUANG
SHOLAT 2290 M2, DAN KAPASITAS ±3141 ORANG.

METODE PENELITIAN
PENELITIAN DILAKUKAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN KUANTITATIF DENGAN
PENGUMPULAN, ANALISIS, DAN PENYAJIAN DATA BERUPA ANGKA-ANGKA.
DATA KONDISI FISIK INTERIOR MASJID MELIBATKAN UKURAN/DIMENSI RUANG,
BAHAN DAN MATERIAL YANG DIGUNAKAN, BENTUK DAN GEOMETRI BIDANG
PEMBENTUK RUANGAN.
DATA DIANALISIS MENGGUNAKAN PERANGKAT LUNAK ECOTECT V5.20 UNTUK
MENGHASILKAN GAMBAR 3 DIMENSI DAN MELAKUKAN SIMULASI.
LANGKAH-LANGKAH
PENELITIAN
TAHAP I: PENGUKURAN KUALITAS AKUSTIK (RT60) DENGAN SIMULASI
KOMPUTER ECOTECT V5.20. HASILNYA DIBANDINGKAN DENGAN ANALISA
MANUAL UNTUK MENILAI KEVALIDAN DATA SIMULASI.
TAHAP II: SIMULASI PERJALANAN SUARA DI RUANGAN UNTUK MENENTUKAN
POSISI DAN LUASAN BIDANG SERAP DAN PANTUL.
TAHAP III: PENGGANTIAN BAHAN/MATERIAL PADA BIDANG SERAP DAN PANTUL
SESUAI DENGAN TARGET WAKTU DENGUNG YANG DIINGINKAN.
TAHAP IV: PENGUJIAN NILAI WAKTU DENGUNG, DISTRIBUSI SUARA, DAN
FLEKSIBILITAS DESAIN TERHADAP JUMLAH PEMAKAI MENGGUNAKAN SIMULASI
ECOTECT V5.20.

KONSTRUKSI MODEL DIMULAI DENGAN MEMBANGUN DENAH RUANG

SIMULASI ECOTECT MENGGUNAKAN AUTOCAD DAN MENGIMPOR KE ECOTECT.

SEBAGAI PENDEKATAN SETTING SIMULASI MENCAKUP PENGGUNAAN SUMBER SUARA, SEPERTI

SPEAKER DENGAN KEKUATAN SUARA 60 DB, DAN KALKULASI DENGAN METODE
DESAIN STATISTIK BERDASARKAN RUMUS SABINE.
VARIASI JUMLAH PEMAKAI (0%, 50%, 100%) DIGUNAKAN UNTUK ANALISIS
HASIL DAN PEMBAHASAN
HASIL STUDI SIMULASI AKAN DIBANDINGKAN DENGAN HASIL ANALISA MATEMATIS
UNTUK MENGETAHUI SEJAUH MANA KEVALIDAN DATA HASIL SIMULASI.

STUDI SIMULASI
DATA-DATA MENGENAI BAHAN/MATERIAL BANGUNAN DITERAPKAN PADA
SETIAP BIDANG PERMUKAAN PEMBENTUK RUANGAN SESUAI DENGAN DATA
EKSISTING LAPANGAN.

HASIL SIMULASI MENUNJUKKAN RT60 RATA-RATA

PADA FREKUENSI 125-1000HZ BERKISAR ANTARA
3.22 – 5.74 DETIK DENGAN ANGKA TERTINGGI
BERADA PADA FREKUENSI 1000HZ. ANGKA
TERSEBUT MENUNJUKKAN NILAI WAKTU DENGUNG
YANG TERLALU PANJANG UNTUK RUANG DENGAN
PENEKANAN FUNGSI SPEECH SEPERTI MASJID YANG
MENSYARATKAN RT60 SEBESAR 2.25 - 2.75 DETIK.
PERBANDINGAN HASIL STUDI SIMULASI DAN METODE
ANALISA MATEMATIS PADA KONDISI KOSONG JAMAAH

HASIL PERBANDINGAN DI ATAS MENUNJUKKAN NILAI SELISIH YANG SANGAT KECIL, (ANGKA SELISIH
TERTINGGI TIDAK MELEBIHI 10%). ANGKA TERSEBUT DAPAT DIJADIKAN ACUAN BAHWA ANALISA
WAKTU DENGUNG MENGGUNAKAN METODE SIMULASI DAPAT DIANDALKAN DENGAN HASIL YANG
CUKUP VALID.
PERBANDINGAN HASIL STUDI SIMULASI DAN METODE
ANALISA MATEMATIS PADA KONDISI KOSONG JAMAAH

HASIL PERBANDINGAN DI ATAS MENUNJUKKAN NILAI SELISIH YANG SANGAT KECIL, (ANGKA SELISIH
TERTINGGI TIDAK MELEBIHI 5%). ANGKA TERSEBUT DAPAT DIJADIKAN ACUAN BAHWA ANALISA
WAKTU DENGUNG MENGGUNAKAN METODE SIMULASI DAPAT DIANDALKAN DENGAN HASIL YANG
CUKUP VALID.
HASIL ANALISIS WAKTU DENGUNG DENGAN METODE
SIMULASI ECOTECT DENGAN RUMUS SABINE.

HASIL SIMULASI MENUNJUKKAN PENURUNAN NILAI

WAKTU DENGUNG PADA KONDISI RUANGAN PENUH
JAMAAH DAN SETENGAH PENUH. NILAI WAKTU
DENGUNG PADA KONDISI RUANGAN PENUH JAMAAH
BERKISAR ANTARA 2.57 – 3.69 DETIK (FREKUENSI
125HZ-2000 HZ). SEDANGKAN PADA KONDISI
SETENGAH PENUH NILAI WAKTU DENGUNG BERKISAR
ANTARA 3.04 – 4.50 DETIK. KEDUA KONDISI TERSEBUT
DI ATAS MESKIPUN MENGALAMI PENURUNAN NILAI
WAKTU DENGUNG DARI SEBELUMNYA PADA KONDISI
RUANGAN KOSONG JAMAAH, AKAN TETAPI NILAI
TERSEBUT RATA-RATA MASIH BELUM MEMENUHI
STANDAR NILAI WAKTU DENGUNG YANG DIIZINKAN
DALAM RUANG SHOLAT MASJID YAITU 2.20-2.75
DETIK.
KESIMPULAN
BERDASARKAN ANALISIS KINERJA AKUSTIK RUANG SHOLAT MASJID AGUNG DARUSSALAM PALU, DAPAT DISIMPULKAN SEBAGAI
BERIKUT:
1. VALIDITAS HASIL SIMULASI:
PERBANDINGAN ANTARA METODE ANALISIS MATEMATIS DAN HASIL SIMULASI RT60 UNTUK MODEL EKSISTING MENUNJUKKAN
HASIL YANG SIGNIFIKAN DAN VALID, DENGAN PENYIMPANGAN DI BAWAH 5%.
2. KONDISI EKSISTING RUANG SHOLAT:
SIMULASI MENUNJUKKAN BAHWA NILAI RT60 PADA RUANG SHOLAT MASJID AGUNG DARUSSALAM PALU TERLALU PANJANG,
BERKISAR ANTARA 3.22–5.74 DETIK PADA FREKUENSI 125-2KHZ.
TERDAPAT PENURUNAN NILAI WAKTU DENGUNG PADA KONDISI RUANGAN PENUH JAMAAH DAN SETENGAH PENUH, NAMUN
RATA-RATA NILAI TERSEBUT MASIH BELUM MEMENUHI STANDAR NILAI WAKTU DENGUNG YANG DIIZINKAN (2.20–2.75 DETIK).
NILAI WAKTU DENGUNG PADA KONDISI RUANGAN PENUH JAMAAH BERKISAR ANTARA 2.57–3.69 DETIK, SEMENTARA PADA
KONDISI SETENGAH PENUH BERKISAR ANTARA 3.04–4.50 DETIK.
3. PENGGANTIAN MATERIAL:
HASIL SIMULASI SETELAH PENGGANTIAN MATERIAL MENUNJUKKAN PERBAIKAN YANG SIGNIFIKAN, TERUTAMA PADA KONDISI
JUMLAH PEMAKAI 0-50%, DENGAN WAKTU DENGUNG RENDAH TERUTAMA PADA FREKUENSI 250 HZ.
DISARANKAN ADANYA DESAIN YANG FLEKSIBEL TERHADAP JUMLAH PEMAKAI/JAMAAH UNTUK OPTIMALITAS KINERJA
AKUSTIK.
4. KEBERHASILAN PERHITUNGAN WAKTU DENGUNG:
PERHITUNGAN WAKTU DENGUNG YANG MEMPERTIMBANGKAN EFEK GEOMETRI RUANG MEMBERIKAN PELUANG UNTUK
PERHITUNGAN RT YANG OPTIMUM.
MEMBERIKAN KEUNTUNGAN DALAM PERANCANGAN KONSTRUKSI RUANG AKUSTIK YANG EFEKTIF, TERMASUK PEMILIHAN
BAHAN DAN FLEKSIBILITAS PENYESUAIAN ESTETIKA DESAIN INTERIOR.
Analisa Kebisingan dan Studi Akustik
dalam Tatanan Bangunan
Deassy Siska¹
 METODE PENELITIAN

Penelitian ini dilakukan pada bulan Maret 2011 di beberapa tempat di kota Yogyakarta. Adapun yang menjadi fokus dalam
penelitian ini adalah tingkat kebisingan atau polusi suara yang dilakukan di jembatan merah Gejayan, SMU Negeri 3 Yogyakarta,
Perempatan lampu merah Jakal - Ringroad, pemukiman penduduk di wilayah selokan mataram dan tempat pemakaman umum
(TPU) jakal Km.5. Penelitian tingkat kebisingan ini masing-masing dilakukan pada 4 waktu yang berbeda yaitu pagi hari sekitar pukul
06:00 WIB – 10:00 WIB, siang hari sekitar pukul 12:30 WIB – 14:30 WIB, sore hari sekitar pukul 16:00 WIB – 17.30 WIB, dan malam
hari sekitar pukul 19:00 WIB – 21:30 WIB.
Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah Digital sound level meter SL- 814 dan GPS. Sound Level Meter adalah alat untuk
mengukur intensitas kebisingan. Cara pengunaannya adalah sebagai berikut :
1. Disaat mengukur, Sound LevelMeter diletakkan setinggi telinga.
2. Mikrophon diarahkan ke rambatan gelombang suara dengan membentuk sudut 700.
3. Pengukuran dilakukan dimana aktivitas orang didalamnya menghabiskan waktu kerjanya.

Bagian-bagian dari SOUND LEVEL METER:

1. Power/ baterai berfungsi sebagai sumber tegangan.
2. Response Slow/Fast berfungsi mengatur kecepatan angka yang di tunjukkan.
3. Function Callibration berfungsi untuk pengenolan angka.
4. Weighting A/C berfungsi sebagai satuan hasil yang di tunjukkan.
5. Range: Low 35 dB - 100 dB berfungsi sebagai batas ukur alat pada tingkat kebisingan yang rendah.
6. High 65 dB - 130 dB berfungsi sebagai batas ukur alat pada tingkat kebisingan yang tinggi.
HASIL PENELITIAN
 HASIL PENELITIAN

MENATA LAYOUT BANGUNAN UNTUK MENYIKAPI

PENGHALANG BUATAN (BARRIER)
KEBISINGAN
TERIMAKASIH...