DESTRUKTIVE TEST

PENDAHULUAN
STANDAR PENGELASAN EROPA ( EWS )
MEMINTA TEST COUPON YANG DIBUAT
UNTUK PENGUJIAN QUALIFIKASI PROSEDUR
PENGELASAN YANG DIPERLAKUKAN
TERHADAP NDT DAN DT
TEST-TEST TERSEBUT DISEBUT
DESTRUCTIVE TEST SEBAB SAMBUNGAN
PENGELASAN DI RUSAK KETIKA MACAM-MACAM
VARIASI TEST PIECE DIAMBIL DARI LASAN
TERSEBUT
DESTRUCTIVE TEST DAPAT DIBAGI
KE DALAM 2 KELOMPOK :
TEST-TEST TERSEBUT DIGUNAKAN

UNTUK MENGUKUR SIFAT-SIFAT

MEKANIK ( QUANTITATIVE TESTS )
TEST-TEST TERSEBUT UNTUK

MEMERIKSA KUALITAS SAMBUNGAN

( QUALITATIVE TESTS )
TEST MEKANIKAL QUANTITATIVE
KARENA SUATU JUMLAH DIUKUR DARI
SUATU SIFAT MEKANIK SEPERTI
KEKUATAN TARIK, KEKERASAN DAN
IMPACT THOUGHNESS
TEST QUALITATIVE DIGUNAKAN UNTUK
MEMVERIFIKASI BAHWA SAMBUNGAN
BEBAS DARI CACAT, DAN CONTOH
DARI PENGUJIAN TERSEBUT ADALAH
BEND TESTS,MACROSCOPIC
EXAMINATION DAN FRACTURE TEST
( FILLET FRACTURE & NICK-BREAK )
JENIS PENGUJIAN,TEST PIECES
& TUJUAN PENGUJIAN
MACAM-MACAM JENIS PENGUJIAN
MEKANIK YANG DI PAKAI OLEH
MATERIAL MANUFACTURER/SUPPLIERS
MEMVERIFIKASI BAHWA PLAT,
PIPA,HASIL TEMPA DLL MEMPUNYAI
SIFAT-SIFAT MINIMUM YANG
DIPERSYARATKAN UNTUK GRADE
TERTENTU
DESIGN ENGINEERS MEMAKAI DAFTAR NILAI
SIFAT MINIMUM YANG DISPESIFIKASIKAN
UNTUK GRADE TERTENTU DARI MATERIAL
SEBAGAI DASAR UNTUK DESIGN DAN HARGA
PALING EFEKTIV DESIGN DIDASARKAN PADA
SUATU ASUMSI BAHWA SAMBUNGAN
PENGELASAN MEMPUNYAI SIFAT-SIFAT YANG
TIDAK LEBIH BURUK DARI SIFAT-SIFAT
MEKANIK LOGAM DASAR
PENGUJIAN KUANTITATIV
( MECHANICAL ) YANG DILAKUKAN
UNTUK QUALIFIKASI PROSEDUR
PENGELASAN DITUJUKAN UNTUK
MENDEMONTRASIKAN BAHWA
SIFAT-SIFAT SAMBUNGAN
MEMUASKAN DARI PERMINTAAN
DESIGN
DALAM PENEKANAN SUB BAHASAN BERIKUTADALAH
PENGUJIAN
MERUSAK ( DESTRUCTIVE TEST ) DAN METODA-METODA
PENGUJIAN YANG DIGUNAKAN UNTUK SAMBUNGAN-
SAMBUNGAN PENGELASAN.
TRANVERSE TENSILE TESTS

IMPACT TOUGHNESS TESTS

HARDNESS TESTING

CRACK TIP OPENING DISPLACEMENT ( CTOD ) TESTING

 TRANSFERSE TENSILE TESTS

TUJUAN PENGUJIAN ( TEST OBJECTIVE )

PENGUJIAN KUALIFIKASI PROSEDUR PENGELASAN
SELALU MEMPERSYARATKAN PENGUJIAN TARIK
TRANSVERSAL UNTUK MEMPERLIHATKAN BAHWA
KEKUATAN TARIK DARI SAMBUNGAN MEMUASKAN
KRITERIA DARI DESIGN
SPESIMEN PENGUJIAN ( TEST SPECIMEN )
JENIS SPESIMEN UNTUK PENGUJIAN TARIK TRANSVERSAL DARI
JENIS YANG DISPESIFIKASIKAN OLEH EWS ( EUROPEAN
WELDING STANDARDS ) DIPERLIHATKAN DI BAWAH INI
STANDAR-STANDAR, SEPERTI EN 895,
YANG MENSPESIFIKASIKAN DIMENSI
UNTUK SPESIMEN UJI TARIK
TRANSVERSAL YANG
MEMPERSYARATKAN SEMUA
KELEBIHAN LOGAM LASAN HARUS
DIHILANGKAN DAN PERMUKAAN HARUS
BEBAS DARI GORESAN
SPESIMEN PENGUJIAN MUNGKIN
DIMACHINING TERHADAP KETEBALAN
YANG PENUH DARI SAMBUNGAN TAPI
UNTUK SAMBUNGAN YANG SANGAT
TEBAL,POTONGAN TERSEBUT PERLU
DIAMBIL BEBERAPA SPESIMEN
TRANSVERSAL SEHINGGA MAMPU DI
UJI DENGAN KETEBALAN PENUH
 METODA PENGUJIAN ( TEST METHOD )
SPESIMEN PENGUJIAN SECARA AKURAT DIUKUR
SEBELUM PENGUJIAN.SPESIMEN-SPESIMEN
KEMUDIAN DICEKAM DALAM JAWS DARI MESIN UJI
TARIK DAN DIKENAI SUATU GAYA PENARIKAN
BERTAMBAH SECARA TERUS-MENERUS.KEKUATAN TARIK DIHITUNG
DENGAN CARA BEBAN MAKSIMUM DIBAGI LUAS PERMUKAAN DARI
SPESIMEN UJI TARIK SAMPAI SPESIMEN TERSEBUT PATAH
( FRACTURE ).PENGUJIAN DITUJUKAN UNTUK MENGUKUR KEKUATAN
TARIK DARI SAMBUNGAN DENGAN DEMIKIAN AKAN
MEMPERLIHATKAN
DASAR UNTUK DESIGN,SIFAT-SIFAT LOGAM DASAR, KRITERIA YANG
VALID MASIH TERSISA
 KRITERIA KEBERTERIMAAN ( ACCEPTANCE
CRITERIA )
JIKA POTONGAN UJI PATAH DALAM LOGAM LASAN,
DAPAT DITERIMA KEKUATAN TARIK YANG DIHITUNG
TIDAK KURANG DARI KEKUATAN TARIK MINIMUM
YANG DIPERSYARATKAN, YANG MANA BIASANYA
MINIMUM YANG DIPERSYARATKAN UNTUK GRADE
LOGAM DASAR.JIKA SPESIMEN PATAH DILUAR LOGAM LASAN ATAU
DAERAH FUSI, KEKUATAN SAMBUNGAN LASAN MUNGKIN DITERIMA
TERSEDIA KEKUATAN TERSEBUT KURANG DARI 95 % DARI
KEKUATAN
TARIK YANG DISPESIFIKASIKAN UNTUK BASE METAL
 UJI TARIK LOGAM LASAN
TUJUAN PENGUJIAN
SAAT MUNGKIN DIPERLUKAN KETIKA PENGUJIAN ITU MEMERLUKAN
MENGUKUR KEKUATAN LOGAM LASAN SEBAGAI BAGIAN DARI
KUALIFIKASI PROSEDUR PENGELASAN TERUTAMA UNTUK DESIGN
TEMPERATUR TINGGI.TEST DILAKSANAKAN SUPAYA MENGUKUR
TIDAK
HANYA KEKUATAN TARIK TAPI JUGA KEKUATAN LULUH ( OR PROOF
STRENGTH ) DAN KEULETAN . PENGUJIAN KEKUATAN LOGAM LASAN
SEPENUHNYA ( ALL-WELD TENSILE TESTS ) JUGA SECARA TERATUR
DILAKSANAKAN OLEH PEMBUAT WELDING CONSUMABLES UNTUK
MEMERIKSA ELEKTRODA-ELEKTRODA DAN KAWAT PENGISI
MEMUASKAN SIFAT-SIFAT TARIK YANG DIPERSYARATKAN OLEH
STANDARD YANG MANA CONSUMABLES-CONSUMABLES TERSEBUT
DISERTIFIKASI.
 SPESIMEN UJI ( TEST SPECIMENS )
SEPERTI NAMANYA, SPESIMEN
PENGUJIAN DI MACHINE DARI LOGAM
LASAN SEJAJAR DENGAN SUMBU
LONGITUDINAL DAN BATAS UKUR
PANJANG SPESIMEN ( GAUGE LENGTH )
HARUS 100 % DARI LOGAM LASAN.
 METODA PENGUJIAN ( TEST
METHOD )
SPESIMEN YANG DIKENAI GAYA BERTAMBAH SECARA TERUS
MENERUS DALAM CARA YANG SAMA BAHWA SPESIMEN UJI TARIK
TRANRVERSAL YANG DI TERAPKAN.TEGANGAN LULUH DAN PROFF
STRESS DIUKUR DENGAN CARA SUATU EXTENSIOMETER YANG
DISENTUHJKAN SEJAJAR ARAH PANJANG DARI SPESIMEN DAN MAMPU
SECARA AKURAT MENGUKUR PERTAMBAHAN DARI GAUGE LENGTH
SEBAGAI PERTAMBAHAN PANJANG. JENIS DARI KURVA BEBAN DAN
KARAKTERISTIK-KARAKTERISTIK PRINSIP/DASAR DIPERLIHATKAN DI
BAWAH :
TENSILE DUCTILITY ( KEULETAN ) DAPAT
DIUKUR DENGAN DUA CARA, YAITU :
1. % PERPANJANGAN ( % ELONGATION )
DARI PANJANG UKUR ( GAUGE LENGTH )
2. % PENGURANGAN DARI LUAS
PENAMPANG PADA TITIK PATAHAN
 PENGUJIAN KETANGGUHAN BENTUR ( IMPACT
TOUGHNESS TESTS )

TUJUAN PENGUJIAN
POTONGAN PENGUJIAN TAKIKAN-V CHARPY SECARA INETERNATIONAL
TELAH MENJADI METODA DALAM KEBERTERIMAAN UNTUK
MEMERIKSA KETAHANAN MATERIAL TERHADAPA PATAH GETAS
DENGAN CARA MENGUKUR ENERGI AWAL, DAN PERAMBATAN, SUATU
RETAKAN DARI TAKIKAN YANG TAJAM DALAM UKURAN SPESIMEN
YANG STANDAR DIKENAI BEBAN TIBA-TIAB ( IMPACT LOAD ).
DESIGN ENGENEERS MEMERLUKAN UNTUK MEYAKINKAN BAHWA
KETANGGUHAN DARI BAJA TERSEBUT DIGUNAKAN UNTUK SUATU
BARANG TERTENTU AKAN CUKUP TINGGI UNTUK MENGHINDARI PATAH
GETAS DALAM PEMAKAIAN DAN BEGITU SPESIMEN UJI IMPACT DI UJI
PADA TEMPERATUR YANG BERHUBUNGAN DENGAN TEMPERATUR
DESIGN UNTUK KOMPONEN FABRIKASI.
BAJA C-Mn DAN BAJA PADUAN RENDAH MENGALAMI SUATU
PERUBAHAN YANG TAJAM DALAM KETAHANANNYA TERHADAP PATAH
GETAS SEIRING DENGAN RENDAHNYA TEMPERATUR BAJA-BAJA
TERSEBUT SEHINGGA BAJA-BAJA TERSEBUT MEMPUNYAI
KETANGGUHAN YANG SANGAT BAGUS PADA TEMPERATUR KAMAR
MUNGKIN MENUNJUKKAN SANGAT GETAS PADA SUATU SUB-ZERO .
TEMPERATUR TRANSISI DIDEFINISIKAN SEBAGAI TEMPERATUR
DIMANA TENGAH-TENGAH ANTARA UPPER SHELF ( MAXIMUM
TOUGHNESS ) DAN LOWER SHELF ( COMPLETELY BRITTLE ).
DALAM
SCHEMATIC DI ATAS TEMPERATURE TRANSISINYA ADALAH -20 C.
 TEST SPECIMENS ( SPESIMEN PENGUJIAN )
UKURAN-UKURAN SPESIMEN PENGUJIAN TELAH
DISTANDARKAN SECARA INTERNASIONAL DAN
DIPERLIHATKAN DIBAWAH UNTUK UKURAN
SPESIMEN PENUH ( FULL SIZED SPECIMENS ).DISANA
JUGA UKURAN-UKURAN STANDARD UNTUK
SPECIMEN DENGAN UKURAN YANG LEBIH
KECIL,CONTOHNYA 10mm x 7,5 mm & 10 mm x 5mm.SPESIMEN DI
MACHINING DARI PLAT UJI PENGELASAN DENGAN LOKASI POSISI
TAKIKAN DALAM LOKASI YANG BERBEDA SESUAI PERSYARATAN
PENGUJIAN TAPI SECARA KHUSUSNYA DI PUSAT DARI LOGAM LASAN
DAN MENYILANG (ACROSS) TERHADAP HAZ SEPERTI DIPERLIHATKAN
DI BAWAH INI.
 METODA PENGUJIAN ( TEST METHOD )
SPESIMEN PENGUJIAN DIDINGINKAN TERHADAP
TEMPERATUR PENGUJIAN YANG DIPERSYARATKAN
DENGAN CARA DIBENAMKAN DALAM BAK YANG
TERISOLASI YANG TERDIRI DARI CAIRAN YANG
DITAHAN PADA TEMPERATUR TERSEBUT.SETELAH MEMBIARKAN
TEMPERATUR SPESIMEN STABIL UNTUK BEBERAPA MENIT KEMUDIAN
SPESIMEN TERSEBUT SECEPATNYA DI PINDAHKAN TERHADAP ANVIL
DARI MESIN PENGUJIAN DAN SEBUAH PENDULUM/BEBAN SECEPATNYA
DILEPASKAN SEHINGGA SPESIMEN MENGALAMI SUATU BEBAN TIBA-
TIBA DI BAWAH TAKIKAN. CIRI-CIRI UTAMA DARI SUATU MESIN
PENGUJIAN BENTURAN DIPERLIHATKAN DI BAWAH :
ENERGI YANG DISERAP OLEH HAMMER/PENDULUM KETIKA
PENDULUM
TERSEBUT MEMUKUL MASING-MASING SPESIMEN DIPERLIHATKAN
OLEH POSISI PENUNJUK POINTER HAMMER PADA SKALA
MESIN.NILAI ENERGI DAPAT DIBERIKAN DALAM NILAI
JOULE.SPESIMEN
PENGUJIAN IMPACT DI AMBIL DALAM RANGKAP TIGA ( 3 SPESIMEN
DALAM SETIAP POSISI TAKIKAN ) KARENA DISANA AKAN SELALU
MENUNJUKKAN KECENDERUNGAN BEBERAPA VARIASI DALAM
ENERGI
YANG TERCATAT UNTUK SECARA NOMINAL PENGUJIAN TERTENTU
YANG SAMA UNTUK LASAN.
 KRITERIA KEBERTERIMAAN ( ACCEPTANCE CRITERIA )
MASING-MASING HASIL PENGUJIAN DICATAT DAN SUATU NILAI
RATA-RATA DIHITUNG UNTUK MASING-MASING SET DARI TIGA
PENGUJIAN. NILAI-NLAI INI DIBANDINGKAN DENGAN NILAI YANG
SUDAH DISPESIFIKASIKAN OLEH STANDARD YANG DIPAKAI
ATAU PELANGGAN MENETAPKAN APAKAH PERSYARATAN-
PERSYARATAN TELAH DIPENUHI. SETELAH PENGUJIAN
IMPACT,PEMERIKSAAN DARI SPESIMEN PENGUJIAN MENYEDIAKAN
IMFORMASI TAMBAHAN TENTANG KARAKTERISTIK-KARAKTERISTIK
KETANGGUHAN DAN MUNGKIN DITAMBAHKAN DALAM LAPORAN
PENGUJIAN.
 % CRYSTALINITY ADALAH % DARI PERMUKAAN PATAHAN YANG
MEMPUNYAI PENAMPAKAN ( APPEARANCE ) KRISTALIN DENGAN
INDIKASI PATAH GETAS ; 100 % MENUNJUKKAN PATAH GETAS SECARA
KUMPLT.
PEMUAIAN SECARA LATERAL ( LATERAL EXPANSION ) BERTAMBAHNYA
LEBAR DI BELAKANG DARI TAKIKAN SPESIMEN DITUNJUKKAN DI
BAWAH ; LEBIH BESAR NILAI MAKA MAKIN TANGGUH SPESIMEN
TERSEBUT.
SEBUAH SPESIMEN YANG MENUNJUKKAN KEGETASAN YANG EXTREME
AKAN MENUNJUKKAN SUATU PATAHAN YANG BERSIH DAN POTONGAN
YANG TERBAGI DUA DARI SPESIMEN MEMPUNYAI SUATU PERMUKAAN
PATAHAN YANG PLAT DENGAN SEDIKIT ATAU TANPA LATERAL
EXPANSION.SPESIMEN YANG MENUNJUKKAN KETANGGUHAN YANG
SANGAT BAGUS AKAN MEMPERLIHATKAN HANYA SEDIKIT DERAJAT
DARI PERTAMBAHAN RETAK ,TANPA PATAHAN DENGAN DAN
MEMPUNYAI NILAI LATERAL EXPANSION YANG TINGGI.
 HARDNESS TESTING
TUJUAN PENGUJIAN ( TEST OBJECTIVE )
KEKERASAN LOGAM ADALAH KETAHANAN TERHADAP
DEFORMASI PLASTIK DAN INI DITENTUKAN DENGAN CARA
MENGUKUR KETAHANAN TERHADAP INDENTASI DENGAN CARA
SUATU JENIS TERTENTU DARI INDENTER. SUATU LASAN BAJA
DENGAN KEKERASAN DI ATAS SUATU HARGA MAKSIMUM
TERTENTU MUNGKIN CENDERUNG TERHADAP TERJADINYA
CRACKING , BAIK SELAMA DALAM FABRIKASI ATAU DALAM
PEMAKAIAN, DAN PENGUJIAN WPS UNTUK BAJA TERTENTU
DAN PEMAKAIAN TERTENTU MEMPERSYARATKAN PENGUJIAN
LAS KEKERASANNYA DIPERIKSA UNTUK MEYAKINKAN BAHWA
TIDAK ADA DAERAH DARI LASAN YANG MELEBIHI DARI
MAKSIMUM KEKERASAN YANG DIPERSYARATKAN.
SPESIMEN YANG DIPERSIAPKAN UNTUK
PEMERIKSAAN MAKROSKOPIK DAPAT
JUGA DIAMBIL UKURAN
KEKERASANNYA PADA BERBAGAI
POSISI DARI LASAN MENGACU PADA
HASIL PEMERIKSAAN KEKERASAN.
 METODA PENGUJIAN ( TEST METHODS )
ADA 3 ( TIGA ) METODA YANG DIGUNAKAN UNTUK PENGUJIAN
KEKERASAN :
1. PENGUJIAN KEKERASAN VICKERS-MEMAKAI SEBUAH
INDENTOR SEGIEMPAT DASAR INTAN PYRAMID
2. PENGUJIAN KEKERASAN ROCKWELL MEMAKAI SEBUAH
INDENTOR KONIS INTAN ATAU BOLA BAJA
3. PENGUJIAN KEKERASAN BRINELL MEMAKAI SEBUAH
INDENTOR BOLA BAJA
UKURAN SUATU INDENTOR DI UKUR UNTUK MEMBERIKAN NILAI
KEKERASAN SEMAKIN KECIL INDENTASI SEMAKIN KERAS LOGAM
TERSEBUT.
METODA VICKERS DARI PENGUJIAN
DAPAT DIGAMBARKAN SECARA
SKEMATIS DI BAWAH INI :

KEDUANYA BAIK METODA VICKERS MAUPUN BRINELL

SESUAI UNTUK MELAKSANAKAN PENGUJIAN KEKERASAN
PADA
SPESIMEN YANG SUDAH DISIAPKAN UNTUK PEMERIKSAAN
MAKROSKOPIK DARI LASAN.
JENIS PENGUJIAN KEKERASAN YANG
MEMPERSYARATKAN INDENTOR UNTUK MENGUKUR
KEKERASAN DALAM BASE METAL ( PADA KEDUA SISI
DARI LASAN ), DALAM LOGAM LASAN DAN MELEWATI
DAERAH HAZ ( PADA KEDUA SISI DARI LASAN ).
METODA BRINELL MEMBERIKAN SUATU INDENTASI
YANG TERLALU BESAR UNTUK MENGUKUR SECARA
AKURAT DARI KEKERASAN DALAM DAERAH SPESIFIK
DARI HAZ DAN TERUTAMA DIPAKAI UNTUK
MENGUKUR KEKERASAN DARI BASE METAL
SUATU JENIS PENGUJIAN KEKERASAN ( MEMAKAI INDENTOR
KEKERASAN VICKERS ) DIPERLIHATKAN DI BAWAH INI :

NILAI KEKERASAN DIPERLIHATKAN PADA LAPORAN

PENGUJIAN YANG DIIKUTI OLEH SURAT YANG
MENUNJUKKAN METODA PENGUJIAN, CONTOH :
210 HV10 = KEKERASAN 240, METODA VICKERS, 10 Kg
BEBAN INDENTOR
22 HRC = KEKERASAN 22, METODA ROCKWELL,
INDENTOR INTAN KONIS ( SCALA C )
238 HBW = KEKERASAN 238, METODA BRINELL, INDENTOR
BOLA BAJA
 PENGUJIAN BUKAAN BIBIR RETAKAN ( CRACK TIP
OPENING DISPLACEMENT (CTOD ) TESTING

TUJUAN PENGUJIAN ( TEST OBJECTIVE )

PENGUJIAN CHARVY TAKIKAN V
MEMUNGKINKAN ENGINEER MEMBUAT
SUATU KEPUTUSAN TENTANG RESIKO DARI
TERJADINYA PATAH GETAS DALAM BAJA TAPI
SUATU TEST CTOD MENGUKUR SUATU SIFAT
MATERIAL FRACTURE TOUGHNESS
DATA FRACTURE TOUGHNESS
MEMUNGKINKAN ENGINEERS
MENYELENGGARAKAN ANALISIS MEKANIKA
PATAHAN SEPERTI :
MENGHITUNG UKURAN RETAKAN YANG

AKAN MEMULAI TERJADINYA PATAH GETAS DI

BAWAH KONDISI SUATU TEGANGAN
TERTENTU PADA SUATU TEMPERATUR
TERTENTU
TEGANGAN YANG DAPAT MENYEBABKAN SUATU UKURAN

RETAKAN TERTENTU YANG MEMBERIKAN SUATU PATAH

GETAS PADA SUATU TEMPERATUR TERTENTU.
DATA INI PENTING UNTUK MEMBUAT SUATU KEPUTUSAN YANG
TEPAT KETIKA SUATU RETAKAN DITEMUKAN SELAMA
PEMERIKSAAN DARI PERALATAN DALAM PEMAKAIAN
 SPESIMEN PENGUJIAN ( TEST SPECIMENS )
SEBUAH SPECIMEN CTOD DISIAPKAN SEBAGAI SUATU
BATANGAN BENTUK SEGIEMPAT ( OR SQUARE ) DIPOTONG
SECARA TRANSVERSAL TERHADAP SUMBU DARI LASAN SEJAJAR (
BUTT WELD ). SUATU TAKIKAN V DI MACHINE PADA TENGAH DARI
BATANGAN , YANG AKAN BERSAMAAN DENGAN POSISI PENGUJIAN
LOGAM LASAN DARI HAZ
SUATU POTONGAN YANG DANGKAL KEMUDIAN DILETAKKAN DI BAWAH
TAKIKAN DAN SPESIMEN KEMUDIAN DILETAKKAN KE DALAM SUATU
MESIN YANG MENYEBABKAN SUATU BEBAN BENDING SAMPAI SUATU
RETAKAN LELAH MULAI DARI POTONGAN GERGAJI.
SPESIMEN RELATIF BESAR JENISNYA MEMPUNYAI LUAS PERMUKAAN B
X 2B DAN PANJANG MENDEKATI 10 B ( B = KETEBALAN PENUH DARI
LASAN ). SPESIMEN PENGUJIAN SECARA RINCI DIPERLIHATKAN DALAM
SKEMATIK DI BAWAH INI.
 METODA PENGUJIAN ( TEST METHOD )
SPESIMEN CTOD BIASANYA DIUJI PADA TEMPERATUR DI
BAWAH TEMPERATUR KAMAR DAN TEMPERATUR DARI
SPESIMEN DIKENDALIKNA DENGAN CARA MENCELUPKAN
SPESIMEN DALAM BAK CAIRAN YANG TELAH DDINGINKAN
TERHADAP TEMPERATUR YANG DIPERSYARATKAN.
SUATU BEBAN DITERAPKAN TERHADAP SPESIMEN
MEMBENGKOK MENYEBABKAN BENDING DAN
MENYEBABKAN SUATU KONSENTRASI TEGANGAN PADA
BIBIR RETAKAN DAN SUATU UKURAN JEPITAN,
DITEMPELKAN PADA SPESIMEN MEMOTONG MULUT DARI
TAKIKAN YANG DI MACHINE , MEMBERIKAN SUATU
BACAAN TERHADAP BERTAMBAHNYA LEBAR DARI MULUT
DARI RETAKAN SEBAGAI BERTAMBAHNYA BEBAN SECARA
GRADUAL.
UNTUK MASING-MASING KONDISI PENGUJIAN ( POSISI DARI
TAKIKAN DAN TEMPERATUR PENGUJIAN ) BIASANYA DALAM
PRAKTEK DILAKSANAKAN TIGA KALI PENGUJIAN.
SECARA SKEMATIS DI BAWAH INI MENGGAMBARKAN TAMPILAN
UTAMA DARI CTOD TEST :

FRACTURE TOUGHNESS DIGAMBARKAN SEBAGAI

SUATU JARAK DARI BIBIR RETAKAN MEMBUKA TANPA
TERJADINYA AWAL DARI SUATU RETAKAN YANG
GETAS.UKURAN CLIP MEMUNGKINKAN SUATU DIAGRAM DIBUAT
MEMPERLIHATKAN BERTAMBAHNYA LEBAR DARI MULUT
RETAKAN
BERLAWANAN DENGAN BEBAN YANG DITERAPKAN DARI SUATU
NILAI
CTOD YANG DIHITUNG.
 KRITERIA KEBERTERIMAAN ( ACCPETANCE
CRITERIA )
SUATU STANDAR PEMAKAIAN ATAU PELANGGAN
MUNGKIN MENSPESIFIKASIKAN SUATU NILAI
CTOD
MINIMUM YANG MENUNJUKKAN ROBEKAN ULET.
SECARA ALTERNATIF, PENGUJIAN MUNGKIN UNTUK
INFORMASI SEHINGGA SUATU NILAI DAPAT
DIGUNAKAN UNTUK SUATU PENILAIAN KRITIS
TEKNIS
( ENGINEERING CRITICAL ASSESMENT ).
SUATU LASAN BAJA YANG SANGAT TANGGUH
AKAN MEMBIARKAN MULUT DARI RETAKAN
MEMBUKA SECARA LEBAR DENGAN
ROBEKAN ULET PADA BIBIR RETAKAN
DIMANA LASAN YANG SANGAT GETAS AKAN
CENDERUNG PATAH KETIKA GAYA
DITERAPKAN BEABAN CUKUP RENDAH DAN
TANPA PERTAMBAHAN PADA BIBIR RETAKAN.
NILAI CTOD DIGAMBARKAN DALAM
MM-
NILAI JENIS MUNGKIN << 0,1 MM =
TINGKAH LAKU GETAS ; > 1 MM =
TINGKAH LAKU YANG SANGAT
TANGGUH
 UJI BENGKOK ( BEND TEST )
TUJUAN PENGUJIAN ( TEST OBJECTIVE )
PENGUJIAN BENDING SERING SECARA RUTIN
DILAKUKAN DIAMBIL DARI POTONGAN PENGUJIAN
KUALIFIKASI PROSEDUR PENGELASAN . SPESIMEN
DIKENAI BENDING ADALAH SUATU METODA YANG
SEDERHANA UNTUK MEMERIKSA BAHWA DISANA
TIDAK ADA DAERAH DALAM SUATU BUTT WELD
YANG MEMPUNYAI KEULETAN RENDAH.
KEULETAN SECARA AKTUAL
TIDAK DIUKUR TAPI KEULETAN
DIDEMONSTRASIKAN MEMUASKAN
JIKA SPESIMEN PENGUJIAN DAPAT
MENAHAN TANPA PATAHAN KETIKA DI
BENDING ATAU RETAKAN DI ATAS
PANJANG TERTENTU
 SPESIMEN PENGUJIAN ( TEST SPECIMENS )
ADA 4 JENIS SPECIMEN BENDING,NAMANYA :
FACE BEND
SPECIMEN DIAMBIL DENGAN SUMBU
TRANSVERSAL TERHADAP BUTT WELD SAMPAI 12
MM KETEBALAN DAN MEMBENGKOK SEHINGGA
MUKA ( FACE ) DARI LASAN DI LUAR DARI
PEMBENGKOKAN ( FACE IN TENSION )
ROOT BEND
SPESIMEN PENGUJIAN DIAMBIL TRANSVERSAL DENGAN
SUMBU BUTT WELD SAMPAI 12 MM KETEBALAN DAN
MEMBENGKOK SEHINGGA KAKI ( ROOT ) DILUAR DARI
BENGKOKAN ( ROOT IN TENSION )
SIDE BEND
SPESIMEN PENGUJIAN DIAMBIL TRANSVERSAL MENGIRIS
( MENDEKATI 10 MM ) DARI KETEBALAN PENUH BUTT
WELDS > MENDEKATI 12 MM DAN BENGKOKAN SEHINGGA
PENGUJIAN KETEBALAN PENUH SAMBUNGAN ( SIDE IN
TENSION )
LONGITUDINAL BEND
SPESIMEN DIAMBIL DENGAN SUMBU SEJAJAR TERHADAP
SUMBU LONGITUDINAL DARI BUTT WELD; KETEBALAN
SPESIMEN MENDEKATI 12 MM DAN FACE ATAU ROOT DARI
LASAN MUNGKIN DIUJI DALAM TARIKAN ( TENSION )
 METODA PENGUJIAN ( TEST METHOD )
PENGUJIAN BENDING UNTUK KUALIFIKASI
PROSEDUR PENGELASAN ( DAN KUALIFIKASI JURU
LAS ) BIASANYA MEMAKAI PENGUJIAN BENDING
YANG DIARAHKAN ( GUIDED BEND TESTS ).
DIARAHKAN ARTINYA BAHWA REGANGAN
DIBEBANKAN TERHADAP SPESIMEN SECARA
SERAGAN DIKENDALIKAN KETIKA SEKITAR
SEDANG PEMBENGKOKAN DARI SUATU
PEMBENTUK DENGAN SUATU RADIUS TERTENTU
RADIUS DARI PEMBENTUK
DIGUNAKAN UNTUK SUATU
PENGUJIAN TERTENTU DITENTUKAN
DENGAN JENIS MATERIAL YANG
SEDANG DIUJI DAN KEULETAN YANG
DAPAT DIHARAPKAN DARI MATERIAL
DALAM KONDISI TIDAK DI LAS
RADIUS DARI PEMBENTUK BIASANYA
DIGAMBARKAN OLEH PERKALIAN DARI
KETEBALAN SPESIMEN DAN UNTUK
BAJA C-MN BIASANYA 4T ( T ADALAH
TEBAL SPESIMEN ) TAPI UNTUK
MATERIAL YANG MEMPUNYAI
KEULETAN UJI TARIK YANG LEBIH RENDAH
RADIUS PEMBENTUK MUNGKIN LEBIH
BESAR DARI 10 T
STANDAR YANG MEMPERSYARATKAN
METODA PENGUJIAN AKAN
MEMPERSYARATKAN SUDUT MINIMUM
PEMBENGKOKAN BAHWA SPESIMEN
HARUS MENGALAMI DAN BIASANYA
JENIS INI ADALAH 120 DERAJAT
 KRITERIA KEBERTERIMAAN ( ACCEPTANCE
CRITERIA )
POTONGAN PENGUJIAN BENGKOK HARUS
MENAMPILKAN KEULETAN YANG MEMUASKAN
DENGAN TIDAK MENUNJUKKAN RETAKAN ATAU
TANDA-TANDA DARI RETAKAN YANG
SIGNIFICANT DARI KEKOSONGAN PADA BAGIAN
LUAR YANG BENGKOK.
TANDA-TANDA (INDICATIONS ) YANG KECIL LEBIH
KECIL DARI 3 MM PANJANGNYA MUNGKIN
DIIJINKAN OLEH BEBERAPA STANDAR.
 FRACTURE TEST
1. PATAHAN LASAN FILLET ( FILLET WELD
FRACTURES )
TUJUAN PENGUJIAN ( TEST OBJECTIVE )
KUALITAS/ KEBAIKAN DARI SUATU LAS FILLET
DAPAT DIPERIKSA/DINILAI DENGAN PENGUJIAN
POTONGAN PATAHAN DAN MEMERIKSA
PERMUKAAN PATAHAN.METODA INI UNTUK
MENAKSIR KUALITAS DARI LAS FILLET YANG
DISPESIFIKASIKAN OLEH STANDAR YANG DIPAKAI
SEBAGAI SUATU ALTERNATIF TERHADAP
PEMERIKSAAN MAKROSKOPIK
FILLET WELD FRACTURES ADALAH
SUATU METODA YANG DAPAT
DIGUNAKAN UNTUK PENGUJIAN
KUALIFIKASI JURU LAS SESUAI
DENGAN STANDAR EROPA TAPI TIDAK
DIGUNAKAN UNTUK KUALIFIKASI
PROSEDUR PENGELASAN TERHADAP
STANDAR EROPA.
 SPESIMEN PENGUJIAN (TEST SPESIMEN)
SUATU PENGUJIAN LAS DIPOTONG DALAM
POTONGAN YANG PENDEK ( JENISNYA >= 50 MM )
DAN SUATU TAKIKAN LONGITUDINAL DI
MACHINE DALAM SUATU SPESIMEN YANG
DIPERLIHATKAN DI BAWAH.PROFIL TAKIKAN
MUNGKIN SEGIEMPAT, BENTUK V ATAU BENTUK U
 METODA PENGUJIAN ( TEST METHOD )
SPESIMEN DIBUAT DALAM SUATU PATAHAN
MELEWATI LEHER SPESIMEN DENGAN BENTURAN
DYNAMIK ( HAMMERING ) ATAU DENGAN CARA
PENEKANAN, SEPERTI DIPERLIHATKAN DI BAWAH
INI. STANDAR PENGELASAN ATAU ATAU STANDAR
PEMAKAIAN AKAN MENSPESIFIKASIKAN
BANYAKNYA DARI TEST (SECARA KHAS 4 ).
 KRITERIA KEBERTERIMAAN (ACCEPTANCE
CRITERIA )
STANDAR UNTUK KUALIFIKASI JURU LAS, ATAU
PEMAKAIAN STANDAR, AKAN MENSPESIFIASIKAN
KRITERIA KEBERTERIMAAN UNTUK KETIDAK
SEMPURNAAN SEPERTI KURANGNYA PENETRASI
DALAM
ROOT DARI SAMBUNGAN DAN SOLID INCLUSION DAN
POROSITAS YANG DAPAT DILIHAT PADA PERMUKAAN
PATAHAN.LAPORAN PENGUJIAN JUGA HARUS
MENGGAMBARKAN PENAMPAKAN DARI PATAHAN DAN
LOKASI DARI KETIDAK SEMPURNAAN
2. PATAHAN LAS BUTT/BUTT WELD FRACTURES ( NICK-
BREAK TESTS )
TUJUAN PENGUJIAN ( TEST OBJECTIVE )
TUJUAN DARI PENGUJIAN PATAHAN-PATAHAN INI SAMA
SEPERTI UNTUK PENGUJIAN PATAHAN FILLET. PENGUJIAN-
PENGUJIAN TERSEBUT DISPESIFIKASIKAN UNTUK PENGUJIAN
KUALIFIKASI JURU LAS TERHADAP STANDAR EROPA
SEBAGAI ALTERNATIV DARI RADIOGRAPHY, ATAU TAMBAHAN
UNTUK RADIOGRAPHY UNTUK PROSES PENGELASAN
TERTENTU, TAPI INI TIDAK DIGUNAKAN UNTUK PENGUJIAN
KUALIFIKASI PROSEDUR PENGELASAN TERHADAP STANDAR
EROPA
 SPESIMEN PENGUJIAN ( TEST SPESIMEN )
SPESIMEN PENGUJIAN DIAMBIL DARI SUATU LAS
SISI ( BUTT WELD ) DAN DI TAKIK SEHINGGA
JEJAK PATAHAN AKAN BERADA DI TENGAH DAERAH
LASAN. POTONGAN JENIS PENGUJIAN
DIPERLIHATKAN DI BAWAH
METODA PENGUJIAN ( TEST METHOD )

POTONGAN PENGUJIAN DIBUAT PATAH DENGAN

CARA DI PALU ( HAMMERING ) ATAU
PEMBENGKOKAN TIGA SUMBU
 KRITERIA KEBERTERIMAAN ( ACCEPTANCE
CRITERIA )
STANDAR UNTUK KUALIFIKASI JURU LAS, ATAU
STANDAR PEMAKAIAN, AKAN MENSPESIFIKASIKAN
BAHWA KRITERIA KEBERTERIMAAN UNTUK
KETIDAK SEMPURNAAN SEPERTI KURANGNYA
FUSI, SOLID INCLUSIONS DAN POROSITAS YANG
DAPAT DILIHAT PADA PERMUKAAN PATAHAN.
LAPORAN PENGUJIAN HARUS JUGA MEMBERIKAN
GAMBARAN TENTANG PENAMPAKAN DARI
PATAHAN DAN LOKASI KETIDAK SEMPURNAAN
 PEMERIKSAAN MAKROSKOPIK

PEMOTONGAN SECARA MELINTANG DARI LAS SISI

( BUTT WELD ) DAN LAS FILLET ( FILLET WELD )
DIPERSYARATKAN OLEH STANDAR EROPA UNTUK
PENGUJIAN KUALIFIKASI PROSEDUR PENGELASAN
DAN MUNGKIN DIMINTA OLEH BEBERAPA
PENGUJIAN KUALIFIKASI JURU LAS UNTUK
MENAKSIR KUALITAS DARI LASAN.
 STANDAR EROPA UNTUK PENGUIAN
MERUSAK

BERIKUT ADALAH STANDAR-STANDAR YANG

DIGUNAKAN OLEH STANDAR PENGELASAN EROPA
UNTUK PENGUJIAN MERUSAK DARI PENGUJIAN
KUALIFIKASI PROSEDUR PENGELASAN DAN
MUNGKIN JUGA DIPERSYARATKAN UNTUK
BEBERAPA PENGUJIAN LAS KUALIFIKASI JURU LAS
 EN 875 DESTRUCTIVE TEST ON WELDS IN METALLIC
MATERIALS-IMPACT TESTS-TEST SPECIMEN LOCATION,
NOTCH ORIENTATION AND EXAMINATION
EN 895 DESTRUCTIVE TESTS ON WELDS IN METALLIC
MATERIALS-TRANSVERSE TENSILE TEST
EN 910 DESTRUCTIVE TESTS ON WELDS IN METALLIC
MATERIALS-BEND TESTS
EN 1321 DESTRUCTIVE TEST ON WELDS IN METALLIC
MATERIALS- MACROSCOPIC AND MICROSCOPIC
EXAMINATUION OF WELDS
BS EN 10002 METALLIC MATERIALS TENSILE TESTING
PART 1 : METHOD OF TEST AT AMBIENT TEMPERATURE
BS EN 10002 TENSILE TESTING OF METALLIC MATERIAL.
PART 5 : METHOD OF TEST AT ELEVATED TEMPERATURES
TERIMA KASIH