Anda di halaman 1dari 11

UU tersebut, antara lain juga mengharuskan pemisashan antara kegiatan usaha migas di sisi hilir dan hulu.

Maka Pertamina pun mengubah pola kegiatan usaha gas dari yang selama ini terintergrasi dalam kegiatan Direktorat Hulu melalui Divisi Utilisasi Gas, menjadi enititas bisnis terpisah dengan membentuk anak perusahaan yang diberi nama PT. Pertamina Gas. Dengan demikian, khususnya dibidang gas, Pertamina dapat lebih fokus dan memaksimalkan operasinya melalui PT. Pertamina Gas. PT. Pertamina Gas secara resmi didirikan pada tanggal 23 Februari 2007. Anak perusahaan Pertamina yang berada di bawah naungan Direktorat Hulu Pertamina ini bergerak dalam usaha niaga, transportasi, distribusi, pemrosesan dan bisnis lainnya yang terkait dengan gas alam dan produk turunannya. Tahun tahun penting dalam perjalanan sejarah perusahaan adalah sebagai berikut : 1957 Pendirian PT Perusahaan Minyak Nasional 1960 PT Permina berubah nama menjadi PN Permina 1968 PN Permina bergabung dengan PN Pertamin menjadi nama PN Pertamina 1989 Pembentukan Divisi Utilisasi Gas Hulu di Pertamina 2001 Pemerintah menerbitkan Undang undang No. 22 Tahun 2001 tentang Minyak dan Gas Bumi 2003 Pertamina berubah bentuk menjadi PT Pertamina (Persero) 2007 Pendirian PT Pertamina Gas

Pada 23 Februari 2007, Pertamina mendirikan anak perusahaan PT. Pertagas yang kemudian diubah menjadi PT Pertamina Gas pada 2008. PT. Pertamina Gas bergerak di bidang transportasi, niaga, dan pemrosesan gas. Dalam kegiatan transmisi gas, Pertamina gas telah memiliki jaringan pipa yang terletak di Sumatera Bagian Utara (SBU), Sumatera Bagian Tengah (SBT), Sumatera Bagian Selatan (SBS), Jawa Bagian Barat (JBB), Jawa Bagian Timur (JBT), dan Kalimantan Timur. Salah satu contoh sistem jaringan pipa yang terdapat di PT. Pertamina Gas Area JBB Tegalgede Cikarang terlihat pada Gambar 2.1 Jaringan pipa PT. Pertamina Gas Area JBB tegalgede Cikarang.

Pada Januari 2009 PT Pertamina Gas mendapatkan izin Transportasi dan pada Februari 2009 PT Pertamina gas mendapat hak khusus dari BPH Migas untuk pengangkutan gas bumu melalui pipa di 43 ruas transmisi. Keluarnya Izin Transportasi dan Hak Khusus itu melengkapi terbitnya Izin Niaga pada September 2008. Dengan izin usaha dan hakj khusus tersebut, PT Pertamina Gas telah memiliki landasan regulasi untuk menjadi pemain utama dalam bisnis gas di Indonesia. Pada awalnya, pipa penyalur gas berdiameter 24 inci sepanjang 220 km milik Pertamina dimaksudkan untuk menyalurkan Gas Bumi dari Lapangan Gas lepas Pantai Arjuna, memasok kebutuhan proses reduksi bijih besi dan pembangkit listrik pabrik PT. Krakatau Steel. Berdasarkan UU MIGAS No. 22 Tahun 2001, TMT 1 Maret 2007 Transmisi Gas berubah menjadi Area Jawa Bagian Barat yang merupakan salah satu unit Operasi PT. Pertamina Gas.

Ruang Lingkup Kegiatan Perusahaan Wilayah kerja PT. Pertamina Gas Stasiun Kompresor Gas Distrik Tegalgede berada diantara 2 distrik, yaitu distrik Cilamaya dan distrik Bitung seperti terlihat pada Gambar 2.2 Wilayah kerja Stasiun Kompresor Gas distrik Tegalgede.

Gambar 2.2 Wilayah kerja Stasiun Kompresor Gas distrik Tegalgede

Transportasi Gas Berbekal penetapan tarif dan hak khusus dari BPH Migas, PT. Pertamina Gas melakukan kegiatan transportasi gas melalui 43 ruas pipa transmisi sepanjang 32.647,70 km yang tersebar di Sumatera Utara, Sumatera Selatan, Jawa Barat, Jawa Timur, dan Kalimantan Timur. Untuk itu PT Pertamina Gas sebagai operator akan membuat pengaturan akses (access arrangenment) bagi penggunaan bersama jaringan pipanya. Pengaturan akses yang harus disetujui BPH MIGAS meliputi panduan manajemen serta aturan teknis dan hukum yang harus dipenuhi oleh shipper agar bisa manfaatkan jaringan pipa tersebut. Perusahaan juga melakukan kegiatan transportasi minyak berdasar Izin Usaha Transportasi Minyak dari Direktorat Jendral Minyak dan Gas Bumi (Ditjen Migas).

Niaga Gas Sebagai anak perusahaan PT. Pertamina (Persero), PT. Pertamina Gas terus berupaya mengembangkan tingkat penyediaan gas untuk konsumen. Salah satu pendorong perkembangan usaha penyediaan gas PT. Pertamina Gas adalah dengan diterbitkannya Izin Usaha Niaga pada Oktober 2008 untuk PT. Pertamina Gas olwh Ditjen Migas dan Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), izin tersebut memungkinkan perusahaan untuk bergerak maju. Berbekal dengan Izin tersebut PT. Pettamina gas terus bergerak maju dengan berupaya menjaga tingkat penyediaan gas yang aman untuk konsumen maupun untuk memperluas pasar. Berbagai Perjanjian Jual Beli Gas (PJBG) terus dilakukan dengan sejumlah kontraktor, yaitu Production Sharing Contract (PSC), Joint Operating Body(JOB), dan Technical Assistance Contract (TAC). Pemrosesas gas Selain bisnis transportasi gas dan niaga gas, pengembangan usaha PT Pertamina Gas di bidang pemrosesan gas terus diupayakan dengan pabrik pengolahan gas melalui kerja sama dengan berbagai pihak. Salah satu upaya tersebut adalah rencana pembangunan proyek pembangkit Natural Gas Liquid (NGL) di Sumatera Selatan. Dalam proyek tersebut PT Pertamina Gas bekerja sama dengan EP dengan membentuk perusahaan patungan yang bernama EP Pertamina Gas. Sistem Manajemen Dalam menjalankan aktivitasnya, PT. Pertamina Gas berinteraksi secara kelembagaan dengan pihak pihak lain yang terkait (stakeholder) dengan perusahaan yang sering kali benturan kepentingan antara pemegang saham dengan pihak pihak lain tadi. Di sinilah manajemen mengupayakan perlunya keseimbangan perlakuan yang dimaksudkan agar perusahaan mampu mempertahankan eksistensinya dan bermanfaaat bagi seluruh entitas masyarakat. Dalam konteks itulah, tata kelola perusahaan (corporate governance) dijalankan, karena ia mengatur aspek aspek yang terkait dengan keseimbangan internal dan eksternal. Corporate Governance merupakan proses dan struktur yang digunakan untuk mengarahkan dan mengelola bisnis dan urusan kegiatan perusahaan. Tujuannya tentu saja untuk meningkatkan kemakmuran bisnis dan akuntabilitas perusahaan, agar dapat mewujudkan

value bagi pemegang saham dalam jangka panjang dengan tetap mempertahankan kepentingan stakeholder lainnya. Good Corporate Governance (GCG) pada tataran PT. Pertamina Gas didefinisikan sebagai pola pikir, pola tindak, dan pola kerja di seluruh jajaran fungsi perusahaan, guna menciptakan sistem kerja yangefektif dan efisien, dalam pengelolaan sumber daya dan usaha serta meningkatkan tanggung jawab manajemen pada pemegang dan stakeholder lainnya. Adapun tujuan penerapan GCG di PT. Pertamina Gas adalah dimaksudkan untuk : 1. Memaksimalkan value perusahaan dengan carta meningkatkan penerapan prinsip prinsip transparansi, kemandirian, akuntabilitas, pertanggungjawaban, dan kewajaraqn dalam pelaksanaan kegiatan operasional perusahaan. 2. Terlaksanya pengelolaan perusahaan secara profesional dan mandiri. 3. Terciptanya pengembalian keputusan oleh seluruh organ perusahaan yang didasarkan pada nilai moral yang tinggi dan kepatuhan terehadap peraturan perundang undangan yang berlaku. 4. Terlaksananya tanggung jawwab sosial perusahaan (corporate social responsibility) terhadap stakeholder. 5. Meninhkatkan iklim inventasi nasional yang kondusif, khususnya di bidang energi dan petrokimia. Prinsip prinsip GCG yang dijalankan PT. Pertamina Gas adalah : 1. Transparasi Keterbukaan dalam melaksanakan proses pengambilan keputusan dan keterbukaan dalam mengemukakan informasi material dan relevan mengenai perusahaan. 2. Kemandirian Perusahaan dikelola secara profesional tanpa benturan kepentingan dan pengaruh tekanan dari pihak maupun yang tidak sesuai dengan peraturan perundang undangan yang berlaku dan prinsip prinsip korporasi yang sehat. 3. Akuntabilitas Kejelasan fungsi, pelaksanaan dan pertanggungjawaban organ sehingga pengelolaan perusahaan terlaksana secara efektik dan efisien. 4. Pertanggung jawaban

Kesesuaian dalam pengelolaan perusashaan terhadap peraturan perundang undangan yang berlaku dan prinsip prinsip korporasi yang sehat. 5. Kewajaran Keadilan dan kesetaraan dalam memenuhi hak hak stakeholder yang timbul berdasarkan perjanjian dan atau peraturan perundang undangan yang berlaku. Guna memenuhi ketentuan dalam Anggaran Dasar Perusahaan maupun Undang undang No. 40 Tahun 2007 Direksi menyampaikan laporan tahunan kepada rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) yang di dalamnya terdapat laporan keuangan yang disusun berdasarkan standar akuntansi keuangan, Untuk itu Pemegang Saam melalui Dewan Komisaris menunjuk auditor eksternal independen untuk melakukan audit terhadap perusahaan.

Kesehatan,Keselamatan Kerja dan Lindungan Lingkungan PT.Pertamina Gas senantiasa menjaga komitmen dan kebijakan perusahaan dalam seluruh aspek Kesehatan, Keselamatan Kerja dan lindungan Lingkungan (K3LL). PT. Pertamina Gas menjalankan usahanya dengan selalu mengutamakan perioritas terhadap upaya upaya pencegahan dan penanggulangan terjadinya insiden yang merugikan guna meminimalisir resiko operasi serta peningkatan keandalan, efisiensi, dan produktifitas perusahaan dalam menjalankan kegiatan operasinya. Komitmen tersebut adalah : 1. Memberikan keteladanan dalam menjalankan aspek K3LL dan menjadikannya sebagai budaya perusahaan. 2. Mematuhi peraturan perundang undangan dan standarisasi K3LL yang berlaku serta menjalankan prinsip pembangunan berwawasan lingkungan dan berkelanjutan. 3. Mencegah dan menanggulangi terjadinya insiden melalui pembinaan dan penerapan teknologi tepat guna sejak tahap perencanaan hingga pasca operasi. 4. Menerapkan Sistem Manajemen K3LL dan pengelolaan aspek K3LL di seluruh kegiatan operasi secara konsisten dan konsekuen. 5. Menciptakan dan memelihara harmonisasi hubungan dengan stakeholder di sekitar kegiatan usaha untuk membangun kemitraan yang saling menguntungkan.

Dalam mencapai tujuan PT. Pertamina Gas menuju World Class Operation,Quality Management & K3LL senantiasa mengupayakan : 1. Meningkatkan produksi, efektivitas dan efisiensi gas di wilayah kerja yang dikuasai, tercapainya kesehatan, keselamatan kerja dan lindungan lingkunag serta world class serta berkualitas sehingga menghasilkan kepuasaan pelanggan dan citra perusahaan yang baik secara terus menerus. 2. Ukuran hasil dan proses pengoperasian aset dalam hal K3LL setara dengan standar internasional yaitu pencapaian angka nihil kecelakaan kerja (zero accident), kebakaran, peledakan, pencemaran, penyakit akibat kerjadian kegagalan operasi lainnya. Struktur Organisasi
KEPALA DISTRIK TEGALGEDE TAUFIK WIDAYAT PENGAWAS HSE VACANT

PENGAWAS UTAMA ST. KOMPRESSOR VACANT

PENGAWAS PEMELIHARAAN TRI BETA. M

PENGAWAS LABORATORIUM MIGAS JATU WANDA I.

PENGAWAS OPS P/L & METER PRAYOGO WIBISONO

PENGAWAS OPS ST. KOMPRESOR ANDRI NURCAHYO

OPERASI METER FARI AKHDIAR RACHMAD

OPERASI / SHIFT

VACANT (4)

OPERASI PIPELINE M. BUSRONI

Gambar 2.3 Struktur Organisasi distrik SKG Tegalgede

Kepala Distrik Stasiun Kompresor Gas (SKG) bertanggung jawab atas semua hal yang menyangkut kegiatan di SKGdari operasi, pemeliharaan, Health Safety Environment (HSE), dan laboratorium. Seperti yang dilihat pada gambar 2.3 struktur organisasi distrik SKG Tegalgede di atas, Kepala Distrik dibantu oleh Pengawas Laboratorium MIGAS. Pengawas utama Operasi bertanggung jawab atas berlangsungnya kegiatan operasi di SKG dan membawahi Pengawas Operasi Pipe Line dan Meter dan Pengawas Operasi Stasiun Kompresor yang masing masing memiliki tugas dan tanggung jawab masing masing.

Fasilitas Perusahaan PT. Pertamina Gas dalam menjalankan kegiatan operasinya tidak lepas dari komponen komponen penunjang operasi. Guna keberhasilan, kelancaran dan keamanan dalam melaksanakan kegiatan operasi, PT. Pertamina Gas memiliki komponen utama dalam melaksanakan operasinya. Disamping itu guna keamanan maka peralatan penunjang keselamatan sangat vital perannya dalam mengantisipasi segala kecelakaan yang mngkin terjadi.

Komponen Utama Komponen komponen ini perannya sangat vital dalam berlangsungnya kegiatan operasi di SKG karena komponen ini merupakan komponen komponen utama dalam pendistribusian gas alam ke konsumen. Komponen utama operasi SKG terdiri dari Generator Set, Gas Turbine, Boost Copressor, dan Air Compressor dengan spesifikasi yang dibutuhkan seperti gambar dibawah ini :

1. Generator Set

Gambar 2.4 Generator Set SKG Tegalgede Cikarang

Salah satu contoh generator set yang dimiliki oleh SKG Tegalgede adalah merk Caterpillar dengan kapasitas 650 KVH seperti terlihat pada gambar 2.4 generator set SKG Tegalgede Cikarang. SKG Tegalgede memiliki 3 buah generator set. Namun saat operasi berlangsung, hanya satu saja yang beroperasi dan sisanya disiapkan dalam keadaan stand by.

2. Turbine Compressor

Gambar 2.5 Turbine dan Boost Compressor

Sebagai instrument yang paling penting dalam menjalankan kegatan operasi di SKG Tegalgede Cikarang, maka SKG Tegalgede Cikarang memiliki 5 unit boost compressor 75 MMscf. Seperti yang terlihat pada gambar 2.5 turbin gas dan boost compressor adalah salah satu contoh boost compressor dan turbin gas yang terdapat di SKG Tegalgede Cikarang.

3.

Air Compressor

Adapun salah satu contoh kompresor piston dengan merk Ingersoll Rand serta kapasitasnya 125 PSIG sepertiyang terlihat pada gambar 2.6 kompredor piston. Tipe yang digunakannya adalah tipe reciprocating displacement compressor dengan jenis kompresor torak. Fungsi kompresor ini adalah sebagai penggerak untuk buka dan tutupnya valve pada yard valve.

Peralatan Penunjang Keselamatan Dalam menjaga komitmen dan kebijakan dalam seluruh aspek Kesehatan, Keselamatan Kerja dan Lindungan Lingkungan (K3LL) maka PT. Pertamina Gas dalam menjalankan seluruh kegiatan usahanya selalu memberikan prioritas terhadap upaya pencegahan dan penanggulangan terjadinya insiden yang merugikan guna meminimalkan

resiko operasi serta peningkatan keandalan, efisiensi dan produktivitas perusahaan. Oleh karena itu peralatan penunjang keselamatan diharuskan tersedia dan berfungsi dengan baik. Peralatan penunjang keamanan yang tersedia di PT. Pertamina Gas adalah sebagai berikut : 1. Fire Diesel Pump 2. Fire Electic Pump 3. Gas Detector Unit 4. Flame Detector 5. Water pond 6. Back up Water Pond 7. CCTV 8. Fire Truck

Anda mungkin juga menyukai