Disusun Oleh :
UNIVERSITAS PAMULANG
2023
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan yang Maha Esa karena telah memberikan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang
bertema "Penerapan Akuntansi Keuangan pada Perusahaan’’.
Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang
Penerapan akuntansi keuangan pada perusahaan bagi para pembaca dan juga
bagi penulis.
231010503886
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................ 2
DAFTAR ISI...........................................................................................................3
BAB I....................................................................................................................... 4
PENDAHULUAN...................................................................................................4
1. Latar Belakang.............................................................................................. 4
2. Rumusan Masalah, Tujua..............................................................................6
BAB II......................................................................................................................7
PEMBAHASAN..................................................................................................... 7
A. Rasio Rentabilitas..........................................................................................7
B. Rasio Likuiditas.............................................................................................9
C. Rasio Solvabilitas........................................................................................ 10
D. Rasio Aktivitas............................................................................................ 11
BAB III.................................................................................................................. 12
PENUTUP............................................................................................................. 12
A. Kesimpulan..................................................................................................12
BAB IV.................................................................................................................. 14
LAMPIRAN.......................................................................................................... 14
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................... 15
3
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
4
Profil Perusahaan PT Pertamina (Persero) Tbk.
Pertamina adalah perusahaan minyak dan gas bumi yang dimiliki Pemerintah
Indonesia (National Oil Company), yang berdiri sejak tanggal 10 Desember 1957
dengan nama PT Permina pada tahun 1961 perusahaan ini berganti nama menjadi PN
Permina dan setelah merger dengan PN Pertamin di tahun 1968 namanya berubah
menjadi PN Pertamina. Dengan bergulirnya Undang Undang No. 8 Tahun 1971
sebutan perusahaan menjadi Pertamina. Sebutan ini tetap dipakai setelah Pertamina
berubah status hukumnya menjadi PT Pertamina (Persero) pada tanggal 17 September
2003 berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 22 tahun 2001 pada
tanggal 23 November 2001 tentang Minyak dan Gas Bumi.
5
1. Menyelenggarakan usaha di bidang minyak dan gas bumi beserta hasil olahan
dan turunannya.
2. Menyelenggarakan kegiatan usaha di bidang panas bumi yang ada pada saat
pendiriannya, termasuk Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) yang telah
mencapai tahap akhir negosiasi dan berhasil menjadi milik Perseroan.
3. Melaksanakan pengusahaan dan pemasaran Liquified Natural Gas (LNG) dan
produk lain yang dihasilkan dari kilang LNG.
4. Menyelenggarakan kegiatan usaha lain yang terkait atau menunjang kegiatan
usaha sebagaimana dimaksud dalam nomor 1, 2, dan 3.
Sesuai dengan ketentuan dalam Undang-Undang MIGAS baru, Pertamina tidak
lagi menjadi satu-satunya perusahaan yang memonopoli industri MIGAS dimana
kegiatan usaha minyak dan gas bumi diserahkan kepada mekanisme pasar.
3.1 Tujuan
6
BAB II
PEMBAHASAN
7
Dinamika Migas Indonesia
Seiring dengan waktu, menghadapi dinamika perubahan di industri minyak dan
gas nasional maupun global, pemerintah menerapkan Undang-Undang No. 22/2001.
Pasca penerapan tersebut, Pertamina memiliki kedudukan yang sama dengan
perusahaan minyak lainnya. Penyelenggaraan kegiatan bisnis PSO tersebut akan
diserahkan kepada mekanisme persaingan usaha yang wajar, sehat dan transparan
dengan penetapan harga sesuai yang berlaku di pasar.
Pada 17 September 2003 Pertamina berubah bentuk menjadi PT Pertamina
(Persero) berdasarkan PP No. 31/2003. Undang-undang tersebut antara lain juga
mengharuskan pemisahan antara kegiatan usaha migas di sisi hilir dan hulu.
Masa Transformasi
Pada 10 Desember 2005, sebagai bagian dari upaya menghadapi persaingan bisnis,
PT Pertamina mengubah logo dari lambang kuda laut menjadi anak panah dengan
tiga warna dasar yaitu hijau-biru-merah. Logo tersebut menunjukkan unsur
kedinamisan serta mengisyaratkan wawasan lingkungan yang diterapkan dalam
aktivitas usaha Perseroan. Selanjutnya, pada 20 Juli 2006, PT Pertamina
mencanangkan program transformasi perusahaan dengan 2 tema besar yakni
fundamental dan bisnis.
Untuk lebih memantapkan program transformasi itu, pada 10 Desember 2007 PT
Pertamina mengubah visi perusahaan yaitu, “Menjadi Perusahaan Minyak Nasional
Kelas Dunia”. Menyikapi perkembangan global yang berlaku, Pertamina
mengupayakan perluasan bidang usaha dari minyak dan gas menuju ke arah
pengembangan energi baru dan terbarukan, berlandaskan hal tersebut di tahun 2011
Pertamina menetapkan visi baru perusahaannya yaitu, “Menjadi Perusahaan Energi
Nasional Kelas Dunia”.
Perubahan yang Mencolok
Pada awalnya Pertamina mengerjakan perminyakan atau pengolahan minyak
tidak dari titik nol (bahan mentah atau hulu), melainkan pihak asing yang
mengerjakannya. Hal tersebut disebabkan karena keterbatasan kemampuan sumber
daya manusia dan teknologi yang dimiliki oleh Pertamina. Tetapi saat ini dari hulu
hingga hilirnya, pertamina sudah menangani keseluruhnya sendiri.
8
Hal tersebut berawal dari berbagai perusahaan perminyakan yang salah satunya
adalah BP Migas mengalami krisis sehingga dijual, lalu dibeli oleh Pertamina. Selain
itu perubahan yang mencolok pada Pertamina yaitu :
1. 10 Desember 2005 : perubahan logo dari kuda laut mejadi anak panah dengan
tiga warna dasar.
2. 20 Juli 2006 : mengubah visinya yaitu “Menjadi Perusahaan Minyak Nasional
Kelas Dunia”.
3. Desember 2011 : perubahan visi kembali “Menjadi Perusahaan Energi Nasional
Kelas Dunia”.
Inovasi yang Membuat Profit Tinggi
Inovasi yang dilakukan oleh perusahaan Pertamina adalah pengambilan alih
teknologi secara perlahan. Selain itu perusahaan Pertamina sudah mampu
mengoperasikan alat tersebut yang awalnya hanya menyewa dari pihak asing. Dengan
demikian, perusahaan tidak perlu melibatkan pihak asing dalam proses
pengoperasian.
9
3. Kepatuhan Hukum: Penerapan prinsip akuntansi mendukung PT Pertamina
untuk mematuhi peraturan dan hukum keuangan yang berlaku, menjaga
integritas perusahaan dalam lingkungan bisnis yang diatur.
4. Pengambilan Keputusan: Laporan keuangan yang akurat memudahkan
pengambilan keputusan oleh manajemen PT Pertamina dan pemangku
kepentingan lainnya, membantu perusahaan beradaptasi dengan perubahan
pasar dan mengoptimalkan strategi keuangan.
Namun, dampaknya juga dapat melibatkan beberapa tantangan, seperti
kompleksitas standar akuntansi yang terus berkembang dan perlu pemahaman
yang mendalam agar pelaporan tetap sesuai.
10
berikut contoh implementasi kerangka konsep informasi akutansi pasa PT Pertamina :
11
2.3 Faktor Faktor yang mempengaruhi keberhasilan atau
tantangan PT pertamina dalam menerapkan standar akuntansi.
Penerapan standar akuntansi di PT Pertamina, atau perusahaan manapun,
dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor. Berikut adalah beberapa faktor yang
mungkin mempengaruhi keberhasilan atau tantangan dalam menerapkan standar
akuntansi pada PT Pertamina:
1. Kompleksitas Operasional.
Kegiatan operasional PT Pertamina yang kompleks, terutama dalam industri
minyak dan gas, dapat memberikan tantangan tambahan dalam penerapan
standar akuntansi yang sesuai dengan karakteristik bisnis tersebut.
2. Perubahan Regulasi Industri.
Industri minyak dan gas sering kali menghadapi perubahan regulasi yang
signifikan. Perubahan ini dapat memerlukan penyesuaian dalam menerapkan
standar akuntansi, sehingga perusahaan harus dapat beradaptasi dengan cepat.
3. Keterlibatan Transaksi Internasional.
Jika PT Pertamina terlibat dalam transaksi internasional, standar akuntansi
yang relevan dengan transaksi lintas batas dapat menambah kompleksitas. Hal
ini dapat memerlukan pemahaman mendalam tentang standar internasional.
4. Infrastruktur dan Teknologi.
Tantangan dapat muncul jika PT Pertamina tidak memiliki infrastruktur
teknologi yang memadai atau sistem informasi yang terintegrasi. Investasi
dalam teknologi diperlukan untuk mendukung penerapan standar akuntansi.
5. Ketersediaan Sumber Daya Manusia.
Ketersediaan sumber daya manusia yang terlatih dan memahami standar
akuntansi merupakan faktor kunci. Tantangan mungkin muncul jika ada
kekurangan dalam keahlian atau jumlah staf yang diperlukan.
12
6. Ketidakpastian Pasar.
PT Pertamina, seperti perusahaan lainnya, dapat dihadapkan pada
ketidakpastian pasar, fluktuasi harga minyak, atau perubahan kondisi ekonomi
global. Hal ini dapat mempengaruhi cara perusahaan menerapkan standar
akuntansi.
7. Pemahaman dan Komunikasi Stakeholder:
Pemahaman dan dukungan dari pemangku kepentingan, termasuk investor,
analis, dan regulator, sangat penting. Komunikasi yang efektif dapat
membantu mengatasi ketidakpastian dan memastikan pemahaman tentang
laporan keuangan.
8. Kepatuhan Terhadap Standar Internasional
Jika PT Pertamina memiliki keterlibatan global, khususnya dalam hal
kepemilikan aset atau mitra bisnis internasional, kepatuhan terhadap standar
akuntansi internasional mungkin menjadi tantangan.
9. Siklus Bisnis Industri Energi
Siklus bisnis yang terkait dengan industri energi dapat memberikan tantangan
khusus, terutama ketika harga minyak berfluktuasi. Perusahaan harus mampu
merespons dan mencatat perubahan kondisi pasar.
Keberhasilan dalam mengatasi tantangan-tantangan ini seringkali
memerlukan strategi yang terarah, investasi yang tepat, dan komitmen dari
semua tingkat organisasi untuk memastikan pemahaman yang baik dan
penerapan standar akuntansi yang efektif.
13
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
14
Perekayasaan akuntansi adalah proses pemikiran logis dan objektif untuk
membangun suatu struktur dan mekanisma pelaporan dalam suatu negara
untuk menunjang tercapainya tujuan negara. Perekayasaan akuntansi
berkepentingan dengan pertimbangan untuk memilih dan mengaplikasikan
ideologi, teori, konsep dasar, dan teknologi yang tersedia secara teoretis dan
praktis untuk mencapai tujuan ekonomik dan sosial negara dengan
mempertimbangkan faktor sosial, ekonomik, politik, dan budaya negara.
Cara meminimalisir perekayasaan laporan keuangan suatu perusahaan
oleh pihakmanjemen yang tidak bertanggung jawab ialah integritas.
Integritas merupakan hal yang terpenting didalam mnjemen perusahaan
termasuk integritas para akuntan yang menyusun laporan keuangan untuk
mengikuti standard prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku. Apabila
integritas dapat dipelihara maka persoalan kehandalan laporan keuangan
seolah memperoleh jalan keluar Sehingga laporan keuangan yang disajikan
manajeman dapat menjadi salah satu mesin pertanggung jawaban yang
efektif tidak menjadikan para pembacanya tersebut dalam pengambil
keputusan.
15
BAB IV
LAMPIRAN
16
DAFTAR PUSTAKA
1] F.R. David, Strategic Management: Concepts and Cases, 11th ed., Prentice
Hall, 2007.
https://inezkania.files.wordpress.com/2014/05/pertamina-pengantar-
manajemen.docx
http://www.pertamina.com
www.pertamina.com/social-responsibility/csr-program/
17