Anda di halaman 1dari 25

CONTOH KASUS

MANAJEMEN
PERUBAHAN PADA
PT. PERTAMINA

Nama : Bagas Rizal Ariya

“Manajemen Perubahan NPM : 220202180004

yang sudah pernah Mata Ujian : Manajemen Perubahan


dilakukan oleh Dosen : Evinta Amalia N. SE.,MM
perusahaan”
COMPANY PROFILE
PT PERTAMINA
 Pertamina adalah perusahaan energi terintegrasi Indonesia yang terus berinovasi
dan berupaya maksimal untuk menghidupkan energi selama lebih dari enam
dekade. Pertamina secara konsisten memperluas keunggulan dalam setiap
eksplorasi, produksi, dan aktivitas bisnis lainnya untuk menyediakan energi ke
seluruh dunia.
 Pertamina adalah Perusahaan BUMN yang bergerak di bidang energi dan
penyumbang deviden terbesar di Indonesia. Memiliki bisnis dari hulu sampai hilir
yang terintegrasi, mulai dari Eksplorasi dan Produksi, Pengolahan, Distribusi dan
Pemasaran, yang berdasarkan tata nilai AKHLAK sebagai core values.
 Pertamina adalah Badan Usaha Milik Negara yang telah berubah bentuk menjadi
PT. Persero yang bergerak di bidang energi, petrokimia dan usaha lain yang
menunjang bisnis Pertamina, baik di dalam maupun di luar negeri yang berorientasi
pada mekanisme pasar.
LATAR BELAKANG
PT PERTAMINA
 Sebagai bagian dari membentuk citra transparansi informasi, sejak tahun 2002
Pertamina menyelenggarakan PERTAMINA PRESS AWARD yang memberikan
penghargaan kepada wartawan migas profesional berdedikasi. PERTAMINA
PRESS AWARD diubah namanya menjadi ANUGERAH JURNALISTIK
PERTAMINA sejak 2009.
ANUGERAH JURNALISTIK PERTAMINA sejogjanya dapat dijadikan symbol atau ikon
Pertamina terhadap penghargaan kepada para journalist se Indonesia dalam pemberitaan
Pertamina di seluruh unit operasi dan anak perusahaan dari ujung timur hingga ujung barat.
TUJUAN
PT PERTAMINA
Tujuan
 Meningkatkan citra perusahaan yang telah mengedepankan informasi publik
sebagai salah satu transparansi kepada masyarakat luas.
 Memotivasi insan pers untuk membuat karya-karya jurnalistik yang memiliki
nilai-nilai jurnalistik, komprehensif, faktual, padat dan mendalam sehingga
dapat menyampaikan informasi secara proporsional.
 Memberikan apresiasi terhadap insan pers yang telah berkontribusi terhadap
pemberitaan Pertamina dalam menggali data dan fakta serta menggagas produk-
produk jurnalistik yang independent dan berwawasan ke depan.
VISI DAN MISI
PT PERTAMINA
Gambaran Umum Perusahaan
PERTAMINA
 PERTAMINA adalah perusahaan minyak dan gas bumi yang dimiliki Pemerintah
Indonesia (National Oil Company), yang berdiri sejak tanggal 10 Desember 1957
dengan nama PT PERTAMINA. Pada tahun 1961 perusahaan ini berganti nama
menjadi PN PERMINA dan telah merger dengan PN PERTAMIN, tahun 1968
namanya berubah menjadi PN PERTAMINA. Dengan bergulirnya Undang-Undang
No.8 Tahun 1971 sebutan perusahaan menjadi PERTAMINA.
 Perubahan pada PERTAMINA mulai terjadi dengan berubahnya status
PERTAMINA dari Perusahaan negara (PN) menjadi Perseroan Terbatas (PT)
berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 22 tahun 2001 pada
tanggal 23 November 2001 tentang Minyak dan gas Bumi.
 PT PERTAMINA (PERSERO) didirikan berdasarkan akta Notaris Lenny Janis
Ishak, SH No. 20 tanggal 17 September 2003, dan disahkan oleh Menteri Hukum
& HAM melalui Surat Keputusan No. C-24025 HT.01.01 pada tanggal 09 Oktober
2003. Pendirian Perusahaan ini dilakukan menurut ketentuan-ketentuan yang
tercantum dalam Undang-Undang No. 1 tahun 1995 tentang Perseroan Terbatas,
Peraturan Pemerintah No. 12 tahun 1998 tentang Perusahaan Perseroan (Persero),
dan Peraturan Pemerintah No. 45 tahun 2001 tentang Perubahan atas Peraturan
Pemerintah No. 12 tahun 1998 dan peralihannya berdasarkan PP No.31 Tahun
2003:“ TENTANG PENGALIHAN BENTUK PERUSAHAAN
PERTAMBANGAN MINYAK DAN GAS BUMI NEGARA (PERTAMINA)
MENJADI PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO)”.
 Sesuai akta pendiriannya, Maksud dari Perusahaan Perseroan adalah untuk
menyelenggarakan usaha di bidang minyak dan gas bumi, baik di dalam maupun di
luar negeri serta kegiatan usaha lain yang terkait atau menunjang kegiatan usaha di
bidang minyak dan gas bumi tersebut.
Analisis Kasus Terkait Manajemen
Perubahan PT. PERTAMINA
Fenomena Perubahan PT. PERTAMINA Menuju Bentuk Perseroan Terbatas
(PT) Ditinjau dari tahapan Perubahan John P. Kotter (Wibowo, 2006:148 dan Riri
Satria, 2004)
Maka dapat dianalisis perubahan yang terjadi pada Pertamina dari bentuk
badan hukum Perusahaan Negara (PN) menjadi Persero (PT) melewati beberapa tahap
perubahan sesuai dengan teori tahapan perubahan John P. Kotter (Wibowo, 2006:148
dan Riri Satria, 2004) yang terdiri atas:
 Establishing a sense of urgency (Membangun Situasi Perlunya Perubahan)
PERTAMINA adalah perusahaan yang dimiliki negara dan bangsa Indonesia. Oleh karenanya
banyak stakeholder yang berharap sekali perusahaan PERTAMINA dalam menjalankan
operasionalnya diselenggarakan secara bersih, bebas dari unsur KKN, mampu bersaing serta
mampu melayani dan memberikan kontribusi nyata kepada masyarakat . Harapan besar ini
memicu kesadaran pada diri perusahaan PERTAMINA untuk melakukan suatu perubahan.
Perubahan yang terjadi pada perusahaan PERTAMINA juga didorong dari situasi
eksternal yaitu dengan adanya Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 22
tahun 2001 pada tanggal 23 November 2001 tentang Minyak dan gas Bumi dan PP
No. 35 Tahun 2004 yang mengisyaratkan adanya pemisahan usaha migas hulu dan
hilir pada organisasi PERTAMINA.
 Creating the guiding coalision (Membangun Koalisi Atau Kelompok Kerja Untuk
Perubahan)
Dalam menghadapi perubahan pada PERTAMINA, PERTAMINA tentunya tidak
dapat berkerja sendiri tapi memerlukan usaha kerjasama dari berbagai pihak, baik
dari stakeholders, shareholders, dan serikat pekerja PERTAMINA. Dari tingkat
stakeholder, Presiden Megawati telah menyetujui dan mendorong perubahan
perusahaan PERTAMINA menuju Perseroan Terbatas. Dari dalam diri
PERTAMINA sendiri, nantinya PERTAMINA akan membentuk stratergic holding
company. Holding ini akan menyatukan kegiatan bisnis di sektor Hulu 9oleh PT
PERTAMINA EP), Hilir dan Gas. Tiga unsur utama tersebut dan ditambah anak-
anak perusahaan yang menumbuhkan usaha PERTAMINA,
merupakan repositioning yang membentuk korporasi PERTAMINA yang solid.
 Developing a vision and strategy (Membangun Visi Dan Strategi Untuk
Perubahan)
Untuk memanage perubahan, PT PERTAMINA telah membuat visi menjadi
perusahaan yang berkelas dunia, dan untuk mewujudnya telah ditetapkan beberapa
langkah stratergis yang akan diambilnya yang semuanya terangkup dalam agenda
transformasi PERTAMINA, terdiri atas:
 Perubahan paradigma manajemen dan sumberdaya manusia.
 Transformasi kegiatan usaha di sektor hulu sebagai penghasil pendapatan utama
perusahaan.
 Transformasi kegiatan usaha di sektor hilir sebagai ujung tombak perusahaan
dalam interaksi dengan konsumen.
 Transformasi restrukturisasi korporat: keuangan, SDM, hukum, IT dan
administrasi umum, termasuk penanganan asset.
 Communicating the change vision (Mengomunikasikan Visi Perubahan Ke Semua
Pihak Di Dalam Perusahaan Atau Organisasi)
Salah satu bentuk perubahan dari segi struktur PT PERTAMINA, dibentuklah suatu
anak cabang PERTAMINA, yaitu PERTAMINA EP. Tujuan dibentuk anak cabang ini
ialah untuk menyelenggarakan usaha di bidang migas dan panas bumi, baik di dalam
maupun di luar negeri serta kegiatan usaha lain yang terkait dan meunjang aktivitas
usaha di bidang migas dan panas bumi untuk memperoleh keuntungan berdasarkan
prinsip-prnsip pengelolaan perusahaan secara efektif dan efisien.
 Empowering employees for broad-based action (Melakukan Perubahan Melalui
Pemberdayaan)
PT PERTAMINA telah melakukan koordinasi yang terintegrasi antara Direktorat hulu,
Direktorat Pengolahan, Direktorat Pemasaran dan Niaga, serta Direktorat Keuangan.
 Generating short-term wins (Menciptakan Kemenangan Atau Hasil Baik Jangka
Pendek)
Sejak PERTAMINA berubah status badan hukumnya menjadi Perseroan, telah
menciptakan kesuksesan dalam jangka waktu dekat. Hal ini dapat memperkokoh dan
mendukung perubahan yang terjadi menuju ke status pemerimaan dan keseimbangan.
Hasil-hasil atau perbaikan berkesinambungan yang telah dicapai PERTAMINA dari
bulan Juli hingga bulan Desember tahun 2006 diantaranya:
 Sejak Gelombang pertama dari 27 Breakthrough Projects (proyek-proyek terobosan)
dalam 100 hari menghasilkan pendapatan tambahan kurang lebih USD 15 juta
 Identifikasi potensi penurunan biaya sebesar Rp 2 trilyun dalam supply chain melalui
peningkatan efisiensi distribusi BBM
-5 SPBU telah mencapai standard “Pertamina Way”, sesuai dengan sertifikasi BVI
(Biro Veritas Indonesia), dengan target dapat mengimplementasikan
“Pertamina Way” di 100 SPBU di DKI dan sekitarnya pada bulan Maret 2007.
 Roll out jaminan kualitas dan kuantitas di SPBU. Program tersebut telah
diimplementasikan di 5 SPBU percontohan dan nilai yang dihasilkan jika program
tersebut selesai akan mencapai Rp. 800 milyar
 Kerjasama dengan berbagai perusahaan minyak dan gas dunia; diantaranya telah
membawa berbagai hasil, misalnya pembangunan lube oil plant di Dumai dengan SK
Corp, joint-bidding di sektor hulu dengan Statoil, kerjasama di bidang aviasi dengan
Shell.
 Consolidating gains and producing more change (Melakukan Konsolidasi Dan
Melanjutkan Perubahan Yang Diperlukan)
Memasuki akhir tahun 2007, tingkat produksi minyak PERTAMINA sedikit
mengalami peningkatan (7,2%). Di sektor hulu, produksi minyak tahun ini rata-
rata 149.000 barel per hari; sedangkan produksi gas mencapai 1,2 miliar kaki
kubik standar per hari (BSCFD). Sementara itu produksi geothermal sebanyak
9,8 juta ton uap. Untuk mengejar ketertinggalan di sektor hulu, Direktorat Hulu
telah mengikat berbagai kerjasama yang dimaksudkan untuk meningkatkan
produksi, sekaligus melakukan transfer teknologi dari perusahaan-perusahaan
minyak kelas dunia. Sampai akhir tahun 2007, sejumlah Kesepakatan Kerja
Sama (MoU) yang telah ditandatangani dengan berbagai perusahaan minyak
terkemuka berhasil direalisasikan kerja samanya, termasuk di antaranya adalah
dengan StatoilHydro, Shell, Petronas, dan Petrovietnam.
 Anchoring new approach in the culture (Menanamkan Pendekatan-Pendekatan
Baru Tersebut Dalam Budaya Kerja)
Program transformasi di Direktorat Pemasaran dan Niaga saat ini mencapai hasil
yang paling menggembirakan. Masyarakat sudah menyaksikan banyak perubahan
yang terlihat di SPBU-SPBU Pertamina.Apabila kita lihat saat ini terjadi
perubahan pada SPBU- SPBU PERTAMINA. Dahulu kita melihat SPBU
PERTAMINA dengan rata-rata pendapat bahwa SPBU tersebut kurang bersih dan
kurang terawat. Tetapi saat ini hampir seluruh SPBU PERTAMINA telah
mengalami renovasi menjadi lebih rapih, tertata dan bersih. Selain itu
PERTAMINA juga telah mengkampanyekan program “Pasti Pas” melalui media
massa yang bisa kita lihat di iklan televisi. Saat ini tak kurang dari 217 SPBU telah
memperoleh sertifikat Pasti Pas, sedangkan 496 SPBU lainnya sedang dalam
proses menjalani program sertifikasi. Keseluruhan program transformasi ini
ditujukan untuk meningkatkan kepuasaan pelanggan sehingga menjadi daya tarik
dari PERTAMINA dalam menghadpi persaingan global.
Model Perubahan PERTAMINA menurut teori “kurt Lewin (Wibowo, 2006:140 dan
Hasan Mustafa, 2001)”
Pendekatan klasik yang dikemukakan oleh Kurt Lewin mencakup tiga langkah yang
kemudian dikatikan pada kasus PERTAMINA, sebagai berikut :
 Unfreezing, merupakan suatu proses penyadaran tentang perlunya atau adanya
kebutuhan untuk berubah.
Dengan bentuk badan hukum PERTAMINA menjadi Perusahaan Negara (PN)
menyebabkan PERTAMINA memiliki peran dwifungsi yaitu sebagai regulator dan
sekaligus menjadi player. Hal ini menyebabkan PERTAMINA bertindak sesukanya
dan tidak terkontrol sehingga utang PERTAMINA sempat membengkak mencapai
US$ 9-10 Milyar. Selanjutnya pada pertengahan tahun 1980-an, Pemerintah
cenderung membatasi ruang gerak PERTAMINA sehingga menyebabkan
perusahaan tersebut tidak bisa berbuat apa-apa dan berkembang tanpa ada rencana
dari Pemerintah. Selain itu PERTAMINA juga hanya boleh mengembangkan BBM
untuk memenuhi kebutuhan BBM dalam negeri dan tidak bisa mengembangkan
usaha yang benar-bear bernilai tinggi.
 Changing, merupakan langkah tindakan, baik memperkuat driving forces maupun
memperlemah resistances.
Adanya perubahan ini disambut antusias oleh pihak PERTAMINA. PERTAMINA
menepis semua halangan yang muncul terhadapnya tentang adanya issue negatif atau
adanya agenda tersembunyi di balik perubahan ini. Perubahan status PERTAMINA
ditanggapi dengan adanya perubahan pula pada struktur organisasinya, pembentukan
visi baru yaitu menjadi perusahaan minyak yang berkelas dunis,go international.
Perubahan juga terjadi pada pencapaian tingkat kepuasan pelanggan dalam bentuk
perbaikan bidang jasa pelayanan dan renovasi SPBU-SPBU PERTAMINA .
 Refreezing, merupakan langkah membawa kembali kepada keseimbangan yang baru.
Semua aktivitas rencana perubahan tersebut membawa PERTAMINA pada peningkatan
efektivitas dan efisiensi perusahaan. Pengolahan Kinerja PERTAMINA mengalami
peningkatan tiap tahunnya, misalnya terjadi peningkatan produksi minyak sebanyak 7,2
% pada tahun 2007 dibandingkan tahun sebelumnya. Peningkatan
penerimaan award pada berbagai bidang kerja PERTAMINA pun juga telah berhasil
diperolehnya. Selain itu, perubahan yang terjadi pada PERTAMINA sudah dapat
diterima baik oleh internal PERTAMINA maupun eskternal (pelanggan)
Lima Tahap Perubahan (Keseimbangan Awal-Keseimbangan Baru) PERTAMINA
Ditinjau dari teori Ayuningtyas : 2008 mengatakan bahwa paling sedikit ada lima
tahap perubahan dari kesimbangan awal sampai menuju keseimbangan baru, yaitu:
 Tahap Keterkejutan

Sebelum PERTAMINA berubah menjadi berbentuk PT, statusnya sebagai PN


menyebabkan PERTAMINA memiliki peran dwifungsi sebagai regulator dan
player yang menyebabkan perusahaan berbuat sesuka hati dan berada pada daerah
comfort zone. Ketika adanya dorongan dari internal maupun eksternal,
menimbulkan keterkejutan daari berbagai pihak yang tidak menyetujuinya seperti
timbulnya rumor-rumor atau dugaan bahwa adanya agenda tersembunyi agar
PERTAMINA bisa dikuasai oleh pihak asing.
 Tahap Kehampaan

Pada tahap ini timbul kebingungan dari pihak internal PERTAMINA mengenai
masa depan asset-asset PERTAMINA di bidang non migas.
 Tahap Pemberontakan
Pada tahap awal perubahan bentuk badan hukum PERTAMINA menuju Persero, terdapat
penolakan dari berbagai karyawan PERTAMINA. Hal ini disebabkan perubahan status
PERTAMINA berdampak pula pada pertanyaan seputar asset PERTAMINA yang tidak berada
pada lingkup migas, misalnya Rumah Sakit Pertamina. Beberapa kalangan manilai asset non
migas sebaiknya dikembalikan kepada pemerintah, namun ada pula yang menolaknya. Serikat
Pekerja Pertamina termasuk kalangan yang menolaknya dengan alasan agar asset tersebut
diperlukan untuk menunjang kinerja karyawan.
Perubahan status badan hukum PERTAMINA juga diikuti dengan adanya perubahan
pergantian manajer puncak, dimana manajer puncak terpilih pada tahap awal kurang
mendapat dukungan disebabkan adanya rumor bahwa sebagian asset PERTAMINA akan
dijual padahal Direktur baru tersebut menegaskan bahwa tidak akan menjual asset-asset inti.
Munculnya anggapan bahwa dibalik perubahan status PERTAMINA terdapat agenda
tersembunyi untuk melemahkan PERTAMINA. Anggapan ini muncul karena tercantum dalam
surat dari Bank Dunia yang meminta agar PERTAMINA sedikit dilemahkan untuk memberi
kesempatan bagi pihak luar bersaing di bisnis migas dan berinvestasi di industri migas
nasional yang bersifat cenderung tertutup. Sedangkan pihak PERTAMINA sendiri membantah
anggapan tersebut.
Kebingungan ini pada akhirnya memnuculkan protes dari berbagai pihak. Misalnya
timbul protes dari kalangan serikat pekerja PERTAMINA yang menolak
pengembalian asset non migas kepada Pemerintah dan menuntut diberikan
pesangon yang layak sesuai dengan Undang-Undang Ketenagakerjaan.
 Tahap Penyesuaian
Respon pihak PERTAMINA terhadap adanya pemberontakan ini ialah diadakannya
sosialisasi dari pemangku jabatan PT PERTAMINA kepada para karyawan. Pada
acara sosialisasi isi, pemangku jabatan PT PERTAMINA menghimbau agar seluruh
pekerja dan pekarya tidak perlu resah sebab perubahan PERTAMINA telah
direncanakan secara matang untuk membawa perusahaan mewujudkan visinya,
yaitu perusahaan berkelas dunia.
 Tahap Penerimaan
Sosialisasi yang telah dilaksanakan membawa pengaruh yang positif bagi keberlanjutan
operasional PT. PERTAMINA. Baik pihak eksternal maupun internal perusahaan telah
menerima perubahan status perusahaan. Sebagai bukti penerimaan tersebut,
PERTAMINA telah berkomitmen dan menetapkan lagkah stratergis yang akan
ditempuhnya. Dan hingga sekarang sudah terbentuk kesimbangan baru yang ditandai
dengan diperolehnya berbagai penghargaan atas kinerja PT PERTAMINA pada bulan
Desember 2007, diantaranya: PT PERTAMINA menjadi salah satu penerima
penghargaan Millenium Development Goal (MDG); memperoleh penghargaan dalam
program Corporate Social Responsibility atas keberhasilannya mengurangi angka
kematian bayi; dua produk pelumas PERTAMINA yaitu Fastron dan Mesran mendapat
penghargaan Indonesian Cutomers Satisfaction Award; di bidang kehumasan, Buletin
Media Pertamina menerima penghargaan sebagai salah satu media korporat terbaik;
dalam bidang manajemen mutu, PERTAMINA memperoleh penghargaan Indonesian
Quality Award dengan kategori tertinggi Good Performance, yang berarti meningkat dari
kategori Early Improvement yang diterima tahun lalu.
Dari keseluruhan tinjauan kritis perubahan PERTAMINA dapat ditarik suatu benang
merah, yaitu perubahan yang dialami PERTAMINA dari bentuk badan hukum
Perusahaan Negara menajdi Perseroan Terbatas telah mempertegas langkah perusahaan
ke depan. Dampak langsung dari perubahan tersebut ialah menjadikan PT PERTAMINA
sebagai menjadi entitas bisnis yang murni yang membuatnya mampu bersaing secara
global dengan kompetitor lainnya dengan segala langkah stratergis yang direncanakan
dan yang telah dicapai.
Manajemen Perubahan
 Untuk membuat logo baru, Pertamina mengeluarkan US$ 225.000 untuk
30 aplikasi. Mulai desain logo kantor pusat, surat, map, kartu nama,
stasiun pengisian bahan bakar, hingga truk pengangkut bensin. Pertamina
mengaku tidak mengeluarkan biaya khusus untuk sosialisasi logo baru,
baik ke kalangan internal maupun eksternal. ”Sosialisasi eksternal
bersamaan dengan iklan produk,” kata Abadi Purnomo. Perubahan logo ini
diharapkan dapat memacu kinerja, sehingga pendapatan Pertamina bisa
naik 30% pada 2006. Logo dibuat oleh Landor, perusahaan di San
Francisco, Amerika. Landor sudah berpengalaman 60 tahun lebih.
Perusahaan ini juga mengubah beberapa logo perusahaan dalam negeri,
seperti BNI dan Indosat.
 Sementara peresmian logo dilakukan pada 10 desember 2005,
menandai HUT Pertamina yang ke-48. Perubahan strategi yang
dilakukan secara signifikan oleh Direksi PT. Pertamina(persero)
dengan mengubah logo perusahaan dibarengi dengan menyuarakan
semangat baru PT. Pertamina untuk mengubah budaya perusahaan
(corporate culture) sehingga adaptif terhadap tantangan dunia
bisnisnya. Budaya perusahaan yang coba dicanangkan PT. Pertamina
adalah agar perusahaan memiliki semangat baru (New Spirit
Pertamina) melalui Tata Nilai FIVE-M yang diharapkan akan
berdampak pada kinerja perusahaan. Hal ini tentunya tidak akan
tercapai jika tidak dimulai dari publik internal perusahaan, yang
nantinya akan tercermin ke publik eksternal. Untuk mencapai kinerja
karyawan yang baik, maka harus dimulai dengan menciptakan
motivasi kerja yang mendukung peningkatan kinerja. Pemahaman
terhadap Tata nilai FIVE-M sebagai budaya organisasi mempunyai
pengaruh penting dan signifikan terhadap peningkatan motivasi kerja
karyawan serta mempunyai kontribusi penting terhadap peningkatan
motivasi kerja karyawan.
 Logo baru Pertamina memiliki makna yang perlu diketahui oleh para pekerja
Pertamina dan public pada umumnya, antara lain:
Elemen logo membentuk huruf “P” yang secara keseluruhan merupakan
representasi bentuk panah yang melesat, dimaksudkan sebagai Petamina yang
bergerak maju dan progresif.
Warna-warna yang berani menunjukan langkah besar yang diambil Pertamina dan
aspirasi perusahaan akan masa depan yang lebih positif dan dinamis, dimana:
 Biru mencerminkan : andal, dapat dipercaya, dan bertanggung jawab.
 Hijau mencerminkan : sumber daya energi yang berwawasan lingkungan.
 Merah mencerminkan : Keuletan dan ketegasan serta keberanian dalam
menghadapi berbagai macam kesulitan.
KESIMPULAN
 Manajemen Perubahan adalah upaya yang dilakukan untuk mengelola akibat-akibat
yang ditimbulkan karena terjadinya perubahan dalam organisasi. Perubahan dapat
terjadi karena sebab-sebab yang berasal dari dalam maupun dari luar organisasi
tersebut. Perubahaan organisasi adalah perubahan yang terjadi pada pelaku
organisasi, struktur organisasi dan teknologi dalam suatu organisasi dalam rangka
mengarah keefektifan. Contohnya perubahan pada PT. Pertamina. Perubahan yang
terjadi pada PT Pertamina merupakan perubahan yang bersifat direncanakan karena
perubahan tersebut telah dipersiapkan sejak 1967 saat terjadi krisis Pertamina.
Peresmian perubahan logo tersebut bertepatan dengan adanya pergantian pimpinan.
Dalam manajemen perubahannya, PT Pertamina menghadapi dua sisi yang bertolak
belakang yang menimbulkan dampak positif dan negatif baik itu dampak internal
maupun eksternal.
KESIMPULAN
 Walaupun perubahan logo tidak merupakan inti dari perubahan yang terdapat
dalam PT Pertamina, namun logo sebagai makna yang mewakili identitas
perusahaan mencakup karakter dan citra perusahaan, yang merefleksikan budaya,
yang dapat direpresentasikan secara komukatif kepada publik. Melalui adanya
perubahan logo tersebut, diharapkan mewujudkan sasaran tujuan baru yang dibawa
dalam misinya.

Anda mungkin juga menyukai