Anda di halaman 1dari 9

Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer e-ISSN: 2548-964X

Vol. 2, No. 9, September 2018, hlm. 2476-2484 http://j-ptiik.ub.ac.id

Sistem Informasi Penentuan Lokasi Pembangunan Kawasan Industri di


Kabupaten Mojokerto Menggunakan Metode Multi-Creteria Evaluation
Berbasis WEB-GIS
Diky Dwi Junianto1, Fatwa Ramdani2, Djoko Pramono3

Program Studi Sistem Informasi, Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya


Email: 1juniantodiky@gmail.com, 2fatwaramdani@ub.ac.id, 3djoko.jalin@ub.ac.id

Abstrak
Pertumbuhan ekonomi merupakan hal yang harus dicapai oleh setiap pemerintahan untuk memajukan
kesejahteraaan masyarakat wilayahnya. Salah satu langkah untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi
adalah dengan membangun kawasan industri. Kawasan industri merupakan pemusatan kegiatan industri
pengolahan. Aktifitas industri akan banyak menyerap tenaga kerja dan menambah pajak bagi daerah.
Pemilihan lokasi pembangunan kawasan industri harus ditentukan dengan tepat karena akan
mempengaruhi kelancaran operasional industri, kenyamananan masyarakat, dan terjaganya lingkungan.
Untuk menentukan lokasi kawasan industri yang tepat sangat sulit, karena cakupan area yang luas dan
harus mempertimbangkan banyak aspek dalam pembangunannya. Pada penelitian ini dikembangkan
sistem informasi untuk menentukan lokasi pembangunan kawasan industri di Kabupaten Mojokerto.
Sistem ini memanfaatkan analisis spasial dari aplikasi QuantumGIS, data citra satelit Landsat-8
(perekaman tanggal 20 Mei 2017), metode multi criteria evaluation, metode AHP dan peraturan Menteri
Perindustrian Republik Indonesia nomor : 35/M-IND/PER/3/2010 tentang pedoman teknis kawasan
industri sebagai pedoman penentuan kawasan industri. Hasil dari penelitian ini adalah sistem informasi
penentuan lokasi industri berbasis Website Geography Information System(webGIS). Pengujian
performance testing dan ROC curve. Hasil dari performance testing menunjukan performa sistem sangat
baik, dibuktikan dengan hasil pengujian semua HTTP request dari semua fitur sukses. Sedangkan hasil
dari pengujian akurasi ROC curve menunjukan tingkat akurasi 78%, menunjukan akurasi cukup akurat.
Tujuan dari sistem ini adalah menginformasikan luasan lahan untuk kesesuaian kawasan industri
berdasarkan skala kesesuaian (sangat sesuai,cukup sesuai, kurang sesuai, tidak sesuai).
Kata Kunci : kawasan industri, kesesuaian lahan, metode multi criteria evaluation, WEBGIS, AHP, sistem
informasi.
Abstract
Economic growth is something that must be achieved by every government, to promote the welfare of
the community of its territory. One step to accelerate economic growth is to build an industrial estate.
Industrial area is the centraled of processing industry activities. Industrial activity will absorb labor
and increase taxes for the region. The choice of location of industrial estate development must be
determined precisely because it will affect the smoothness of industrial operation, public convenience,
and environment preservation. To determine the exact location of the industrial estate is very difficult,
because the coverage of a large area and must consider many aspects in its development. On this
research to developed information system to determine the location of industrial estate in Kabupaten
Mojokerto. The system utilizes spatial analysis of QuantumGIS applications, Landsat-8 satellite image
data (acquired on of May 20, 2017), multi criteria evaluation method, AHP method and regulation of
the Minister of Industry of the Republic of Indonesia number 35 / M-IND / PER / 3/2010 on guidelines
technical area of industry as guideline for determining industrial estate. The result of this research is
information system of location determination of location of industry based on webGIS (Website
Geography Information System). Performance testing and ROC curve testing. The results of
performance testing showing excellent system performance, evidenced by the test results of all HTTP
requests of all successful features. While the results of ROC curve accuracy testing showed a level of
accuracy of 78%, indicating accurate accuracy. The purpose of this system is to inform the land area
for the suitability of the industrial estate based on the scale of conformity (very appropriate,

Fakultas Ilmu Komputer


Universitas Brawijaya 2476
Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer 2477

appropriate, less inappropriate, inappropriate).


Keywords: industrial estate, land suitability multi criteria evaluation, WEBGIS, AHP, information system

adalah untuk membantu rekomendasi lokasi


1. PENDAHULUAN pembangunan kawasan industri pada
Kabupaten Mojokerto terletak di Jawa pemerintahan Kabupaten Mojokerto. Maka
Timur, yang sangat berpotensi menjadi pemasok peneliti membangun “Sistem Informasi
kebutuhan pada kota-kota besar di dekat Penentuan Pembangunan Lokasi Industri Di
wilayahnya, karena lokasi Kabupaten Mojokerto Kabupaten Mojokerto Dengan Menggunakan
yang sangat strategis dan mempunyai area yang Metode Multi Criteria Evaluasi Berbasis
luas (BAPPEDA Mojokerto, 2007). Data dari WEBGIS”
Badan Pusat Statistik (2013), menunjukan Hasil dari penelitian ini untuk mengetahui
bahwa jumlah kemiskinan di Kabupaten jumlah luas area dari kesesuaian lahan untuk
Mojokerto cukup tinggi yaitu sekitar 116.084 lokasi pembangunan Kawasan Industri di
jiwa. Sedangkan data pendapatan rata-rata Kabupaten Mojokerto. Selanjutnya
sebesar Rp 2.800.000. Dari data BPS dapat dikembangkan dengan bentuk website supaya
disimpulkan bahwa Pemerintahan Kabupaten mudah diakses.
Mojokerto belum menggali potensinya secara
2. DATA DAN METODOLOGI
optimal untuk pertumbuhan ekonomi
penduduknya. Menurut Komite Pemantauan
2.1. Study Area
Otonomi Daerah (2013) untuk menarik investor
ada beberapa faktor yang harus diperhatikan, Tempat penelitian di kabupaten Mojokerto
salah satunya adalah pembangunan kawasan yang terletak di Provinsi Jawa Timur dengan
industri. Pemerintah Kabupaten Mojokerto koordinat di 111°20’13” s/d 111°40’47” Bujur
mempunyai cita-cita untuk membangun Timur dan antara 7°18’35” sampai dengan 7°47”
kawasan industri terbesar di Asia, hal itu di Lintang Selatan yang mempunyai luas kurang
sampaikan oleh Bupati Mustofa Kamal Pasa lebih 969,36 KM2, dengan jumlah penduduk
(Portal Berita Surya, 2013). Namun untuk 1,054 juta jiwa. Kabupaten Mojokerto terdiri
membangun kawasan industri juga tidak mudah, atas 18 kecamatan dan 299 desa. Peta Kabupaten
ada banyak aspek seperti: masyarakat, Mojokerto ditunjukkan pada Gambar 1.
lingkungan, dan kelancaran aktifitas industri itu Penelitian ini dilakukan pada tanggal 21
sendiri yang harus diperhatikan (IUCN, 2009). Februari – 30 Agustus 2017.
Untuk itu diperlukan analisis penentuan lahan
yang sesuai untuk berdirinya sebuah kawasan
industri.
Penelitian sebelumnya menerapkan GIS
menggunakan metode multi criteria evaluation
yang dimanfaatkan untuk penentuan
pembangunan bendungan kecil di daerah Kal
Ajy, Iran. Kriteria yang dibutuhkan, yaitu:
kemiringan tanah, jarak dari desa, dan jarak dari
lahan pertanian. Hasil dari penelitian ini adalah
luasan lahan, yang dimana ada 27% wilayah Kal
Ajy cocok untuk pembangunan bendungan
(Safavian dan Amani, 2015). Gambar 1. Peta Kabupaten Mojokerto
Merujuk pada permasalahan yang muncul
untuk menentukan lokasi pembangunan 2.2. Pengumpulan Data
kawasan industri di kabupaten Mojokerto adalah
Data wawancara dan Kuesioner, didapatkan
belum tersedianya sistem maupun analisis
dari 3 ahli (expert) di Kabupaten Mojokerto, 1
spasial yang bisa membantu rekomendasi
expert dari dinas perindustrian dan perdagangan
pemerintah. maka kebutuhan akan analisis
dan 2 expert dari BAPPEDA Kabupaten
spasial dan sistem informasi sangat diperlukan.
Mojokerto. Data citra satelit Kabupaten
Manfaat untuk menggunakan sistem ini
Mojokerto didapatkan dari Landsat-8 melalui

Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya


Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer 2478

Gambar 2. Penentuan kriteria dan constraint.

https://earthexplorer.usgs.gov/. Data kriteria,


seperti : jalan, pemukiman, pusat perkotaan,
sungai, topografi didapatkan dari BAPPEDA
Kabupaten Mojokerto dan hasil analisis di
QuantumGIS di https://www.qgis.org/en/site/.

2.3. WEBGIS
Merupakan informasi spasial (keruangan
bumi) yang bisa diakses menggunakan jaringan
internet. WEBGIS juga bisa menjalankan fungsi
query dan analisis yang terkait dengan spasial.

2.4. Performance Testing


Performance testing dilakukan untuk
menentukan sejauh mana suatu sistem Gambar 3. Tahap Metode Multi Criteria
menyelesaikan fungsinya, dalam batasan yang Evaluation.

2.5. Menentukan Kriteria Tabel 1. Hasil pembobotan expert choice


Penentuan kriteria dan constraint (variabel Expert Expert Expert Rata-
penghalang) untuk pembangunan kawasan KRITERIA
1 2 3 rata
industri berdasarkan peraturan Kementrian JPK 0,041 0,062 0,053 0,052
Perindustrian Republik Indonesia nomor: 35/M- JTP 0,050 0,052 0,072 0,058
IND/PER/3/2010 tentang pedoman kawasan
TP 0,158 0,136 0,169 0,154
industri. Ditunjukkan pada Gambar 2.
JSA 0,357 0,329 0,319 0,335
2.6. Multi Criteria Evaluation (MCE) J 0,394 0,421 0,388 0,401
Jumlah Jumlah Total Rata-Rata 1
Metode yang menentukan pemilihan
kriteria untuk memecahkan suatu masalah yang
mewakili prefensi pengambilan keputusan 2.7. Menentukan Pembobotan
(Kalinowski , et al, 2016). Tahapan pada metode Pembobotan pada kriteria tersebut
MCE ditunjukkan pada Gambar 3. menggunakan expert choice dan menghitungnya
menggunakan metode AHP parwaise
comparation. berdasarkan 3 expert (ahli) tentang

Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya


Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer 2479

kawasan industri. Hasilnya ditunjukkan pada 3.4 Topografi


Tabel 1. data yang didapatkan kemudian di olah
Data Kemiringan dari BAPPEDA
dengan menggunakan software QuantumGIS.
Kabupaten Mojokerto. Analisis topografi pada
Gambar 7. Penjelasan pada Gambar 7, nomor 1
2.8. Pengujian Receiver Operating
data topografi Kabupaten Mojokerto, nomor 2
Characteristic curve (ROC Curve)
analisis raster calculator untuk menyeleksi
ROC Curve merupakan teknik untuk kemiringan di atas 15%, nomor 3 merupakan
memvisualisasikan, mengelola dan memilih hasil seleksi dari raster calculator
pengkasifikasian berdasarkan model yang
diinginkan (Fawcett, 2005). ROC juga berguna 3.5 Jalan
untuk menafsirkan tingkat sensitivitas dan
Data jalan pada data ini diseleksi hanya
spesifisitas.
merupakan data arteri primer. Analisis data jalan
ditunjukkan pada Gambar 8. Penjelasan Gambar
3. PENGOLAHAN DATA
8, nomor 1 merupakan data jalan arteri primer di
3.1 Jarak Terhadap Pusat Kota Kabupaten Mojokerto, nomor 2 merupakan hasil
proximity yang bertujuan memberi jarak antar
Langkah pertama untuk menentukan pusat titik yang mempunyai nilai 1 dan bernilai 0 jika
kota dengan menggunakan undang-undang No. di luar titik. Nomor 3 merupakan hasil analisis
26 Tahun 2007 tentang penataan ruang kota. fuzzy yang telah ditentukan kriteria jaraknya : 5
Berdasarkan UU tersebut maka peneliti Km.
mendapat pusat kota di Kabupaten Mojokerto :
Kantor pemerintahan Kabupaten Mojokerto, 3.6 Constraint Hutan
Pasar Mojosari, Ngoro, Gempolkerep, dan
Data ini didapatkan dari BAPPEDA Kabupaten
Sooko. Hasil analisis pusat kota pada Gambar 4.
Mojokerto, selanjutnya dianalisis mana yang
Penjelasan pada Gambar 4, nomor 1 merupakan
termasuk kawasan hutan. Analisis constraint
hasil dari titik lokasi yang merupakan pusat kota
hutan pada Gambar 9. Penjelasan pada Gambar
Kabupaten Mojokerto, nomor 2 merupakan hasil
9, nomor 1 data constraint hutan Kabupaten
dari proximity yang bertujuan memberi jarak
Mojokerto, nomor 2 analisis raster calculator
antar titik yang mempunyai nilai 1 jika bertemu
untuk mengubah nilai area huta menjadi 0
titik yang lain dan 0 jika diluar titik, nomor 3
(sebagai variabel penghalang, nomor 3
merupakan hasil analisis fuzzy yang telah
merupakan hasil seleksi dari raster calculator.
ditentukan kriteria jaraknya: 10 Km.
3.7 Constraint Pemukiman
3.2 Jarak Terhadap Sungai
Data Pemukiman dari hasil overlay peta
Pada Gambar 5, nomor 1 data sungai
dengan basemap menggunakan google map.
Kabupaten Mojokerto, nomor 2 merupakan hasil
Analisis constraint pemukiman pada Gambar
dari proximity yang bertujuan memberi jarak
10. Penjelasan pada Gambar 10 : pada nomor 1
antar titik yang mempunyai nilai 1 jika bertemu
data constraint pemukiman Kabupaten
titik yang lain dan 0 jika diluar titik, nomor 3
Mojokerto, nomor 2 analisis raster calculator
merupakan hasil analisis fuzzy yang telah
untuk mengubah nilai area pemukiman menjadi
ditentukan kriteria jaraknya: 5 Km.
0 (sebagai variabel penghalang), nomor 3
3.3 Jarak Terhadap pemukiman merupakan hasil seleksi dari raster calculator.

Data pemukiman dari hasil overlay dengan 3.8 Constraint Pertanian


peta dasar google map hybrid. Analisis terhadap
Lahan pertanian didapatkan dari citra satelit
pemukiman pada Gambar 6. Penjelasan pada
landsat-8 perekaman pada tanggal 20 mei 2017
Gambar 6, nomor 1 data pemukiman di
(https://earthexplorer.usgs.gov/). Langkah
Kabupaten Mojokerto, nomor 2 merupakan hasil
selanjutnya mengelolanya dengan metode Semi-
dari proximity yang bertujuan memberi jarak
Automatic Classification (SCP). Analisis
antar titik yang mempunyai nilai 1 jika bertemu
constraint pada Gambar 11, nomor 1 data
titik yang lain dan 0 jika diluar titik, nomor 3
constraint pertanian Kabupaten Mojokerto,
merupakan hasil analisis fuzzy yang telah
nomor 2 analisis raster calculator untuk
ditentukan kriteria jaraknya: 2 Km.
mengubah nilai area pertanian menjadi 0

Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya


Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer 2480

(sebagai variabel penghalang), nomor 3 dilakukan proses agregasi (penggabungan) pada


merupakan hasil seleksi dari raster calculator. tools MCElite. Proses agregasi dan hasil analisis
data ditunjukkan pada Gambar 12. Nilai untuk
3.9 Agregasi Constraint menentukan agregasi didapatkan dari kuisoner
Pada tahap ini semua data kriteria diberi expert yang ditunjukkan pada Tabel 1.
nilai pembobotan dari para expert dan constraint

Gambar 4. Analisis data pusat kota

Gambar 5. Analisis data sungai

Gambar 6. Analisis data pemukiman

Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya


Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer 2481

Gambar 7. Analisis data Topografi

Gambar 8. Analisis data jalan

Gambar 9. Analisis data constraint hutan

Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya


Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer 2482

Gambar 10. Analisis data constraint pemukiman

Gambar 11. Analisis data constraint pertanian

Gambar 12. Proses agregasi data kriteria dan constraint

Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya


Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer 2483

Tabel 2. Hasil performance teting


4. IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN
Nama Fitur Status HTTP Throughput
Request Time
4.1 Halaman Beranda
Fitur utama pada sistem ini adalah Beranda Sukses 617,983 /
menampilkan hasil analisis MCE, hasil analisis menit.
MCE merupakan file gambar berbentuk raster
Grafik Sukses 616,935 /
yang memberikan informasi tentang kesesuaian menit.
lahan dengan 4 skala (sangat sesuai, cukup
sesuai, kurang sesuai, tidak sesuai). Pada Perb. Hasil Sukses 616,016 /
halaman beranda juga terdapat measurement Analisis Desa menit.
area untuk mengukur jumlah luasan area.
Halaman beranda ditunjukkan pada Gambar 13. Data Skala Desa Sukses 616,935 /
menit.

5. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil seluruh penelitian,
sebagai berikut :
1. Diperoleh jumlah luasan lahan yang untuk
kesesuaian pembangunan kawasan industri
di Kabupaten Mojokerto. Untuk skala tidak
sesuai : 1462,51 Ha, skala kurang sesuai :
Gambar 13. Halaman Beranda 5739,96 Ha, skala cukup sesuai : 10010,11
Ha, dan untuk skala sangat sesuai : 4131,02
4.2 Pengujian Sistem dan Akurasi Model Ha.
Pada pengujjian ROC Curve peneliti 2. Tingkat akurasi hasil analisis kesesuain
melakukan pengambilan titik koordinat lahan akurat,sebesar 78% karena dibuktikan
menggunakan GPS. Titik lokasi yang didapatkan dengan menggunakan pengujian ROC
sebanyak 32 titik di seluruh wilayah Kabupaten Curve menunjukan hasi yang akurat.
Mojokerto. Hasil dari analisis ROC ditunjukkan 3. Untuk performa sistem, dari pengujian
pada Gambar 14, menyatakan akurat karena performance diperoleh hasil yang baik.
garis cut point (true positive rate) di atas dari Dibuktikan HTTP request sukses semua
garis chance classification (false positive rate).
DAFTAR PUSTAKA
1 1,00
1
0,78 Badan Pusat Statistik (BPS)
True Positive Rate

0,8 Mojokerto.,2013.Jumlah dan Persentase


0,75
0,52 Chance
0,6 clasification
Penduduk Miskin,P1,P2, Dan Garis
0,5 Kemiskinan Menurut Kabupaten/Kota
0,4 0,30
Cut point Tahun 2013.[Online] Tersedia
0,2 0,25
di:http://mojokertokab.bps.go.id/linktabelst
0 0 atis/view/id/54.[Diakses 28 Juli 2017].
0 False
0,5 Positive Rate
1 1,5 Badan Perencanaan Pembangunan Daerah
Gambar 14. Hasil pengujian ROC Curve (BAPEDDA). 2007. Profile Kabupaten
Mojokerto. Mojokerto : Pemerintah
4.3 Pengujian performa Kabupaten Mojokerto.
Pengujian performa pada penelitian ini International Union for Conservation of Nature
dilakukan menggunakan aplikasi JMETER (IUCN).2013.Enviromental Impact
dengan simulasi, jumlah user sebanyak 20 Assessment Of Industrial Development
orang, setiap 1 detik (20/20) akan mengirim 10 Around Lumbini, The Birthplace Of The
request ke server, total jumlah sample = 200 Lord Buddha, World Heritage Property.
(20x10). Hasil dari pengujian performa pada Nepal: IUCN.
Tabel 2.

Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya


Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer 2484

Kalinowski, Krencyk, et al.2016.Multi-Criteria


Evaluation Methods In The Production
Scheduling. Poland : IOP.
Komite Pemantauan Pelaksanaan Otonomi
Daerah (KPPOD).,2013.Membangun
Indonesia dari Daerah. Jakarta : KPPOD
Brief.
Republik Indonesia.2007.Undang-Undang
Republik Indonesia Nomor 26 Tahun 2007
Tentang Penataan Ruang. Jakarta :
Sekretariat Negara.
Republik Indonesia.2010.Peraturan Menteri
Perindustrian Republik Indonesia Nomor :
35/M-IND/PER/3/2010 Tentang Pedoman
Teknis Kawasan Industri. Jakarta :
Sekretariat Negara.
Safavian dan Amani.2015. Analysis of land
suitability for small earth dams
Using Multi Criteria Evaluation (MCE) in
the Geographic Information
System (GIS).Switzerland : International
Letters Of Natural Sciences.
Surya Portal Berita.,2013.PEMKAB Mojokerto
Bertekad Jetis Jadi Kawasan Industri
Terbesar Di Kawasan Asia.[Online]
Tersedia Melalui: <
http://surabaya.tribunnews.com/2013/05/0
9/pemkab-mojokerto-bertekad-jetis-jadi-
kawasan-industri-terbesar-asia>.[Diakses
21 Juni 2017].

Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya

Anda mungkin juga menyukai