Anda diminta membuat makalah kajian sesuai topik yang ditentukan, dengan
sumber: https://deepublishstore.com/blog/cara-menulis-kutipan/
Contoh 1:
Doug Newsom dan James A. Wollert (1985) mengatakan, “Berita adalah apa
saja yang ingin dan perlu diketahui orang atau lebih luas lagi oleh
masyarakat”.
Contoh 2:
“Dalam membuat sebuah karya ilmiah jenis penelitian, eksplorasi pustaka
merupakan sesuatu yang harus dilakukan untuk mendapatkan kebenaran
data yang ingin diteliti,” (Agung Hermanto, 2009).
Contoh 1:
Menurut Nunan (1992), sebuah penelitian dalam studi kasus sering
mengalami kesukaran dalam hal validitas eksternal, hasil penelitian ini tidak
dapat digeneralisasikan kepada …
Contoh 2:
Kecerdasan buatan merupakan suatu sistem yang di dalamnya terdapat
entitas ilmiah yang berfungsi untuk memproses data eksternal secara cepat
dan akurat (Michelle Doe, 2016).
Contoh:
Hendry (dalam Budianto, 2005) menjelaskan bahwa manajemen merupakan
suatu proses untuk melakukan perencanaan dan pengontrolan sumber daya
agar tujuan dapat dicapai secara efektif dan efisien.
Dari contoh diatas, Hendry memegang peranan sebagai pengarang kutipan asli
yang berpendapat. Sementara Budianto merupakan pengutipnya.
LAMPIRAN 2
sumber: https://mindthegraph.com/blog/id/apa-formatting-2/
Ketika menggunakan format APA, semua yang Anda gunakan di seluruh karya
Anda harus dikutip dengan dua cara yang berbeda. Salah satunya adalah kutipan
dalam teks, yang mengharuskan Anda untuk memberikan nama penulis serta tahun
publikasi kapan pun Anda menyebutkan sumber dalam tubuh makalah Anda, dan
dapat berupa tanda kurung atau narasi, misalnya:
Jumlah penulis juga mempengaruhi bagaimana kutipan dalam teks harus diformat;
lihat contoh berikut.
Satu penulis
Cukup gunakan nama penulis dan tahun penerbitan buku tersebut.
(Rowling, 1998).
Rowling (1998) menjelaskan bahwa...
Dua penulis
Cantumkan nama belakang kedua penulis serta tanggal publikasi.
(Ross dan Hudson, 2004).
Ross dan Hudson (2004) membuat hipotesis...
Tiga penulis atau lebih
Jika ada tiga penulis atau lebih, nama belakang penulis pertama, dkk., harus
dicantumkan, begitu juga dengan tanggal penerbitan.
(Ross et al., 2005).
Ross dkk. (2005) menemukan...
Organisasi
Jika Anda perlu mengutip penulis yang merupakan organisasi atau entitas, sertakan
seluruh nama organisasi serta singkatannya saat pertama kali Anda mengutip
sumber di dalam teks.
(American Psychological Association [APA], 2000)
American Psychological Association (APA, 2000) melaporkan...
Kutipan berikut ini hanya perlu mencantumkan akronim dan tanggal publikasi.
(APA, 2020).
APA (2020) melaporkan...
Gambar
Artis atau Pengarang Nama belakang, Inisial pertama, Inisial tengah. (Tahun
pembuatan gambar). Deskripsi atau judul gambar [Format gambar]. Di Penulis atau
Editor, Judul Buku (halaman). Lokasi: Penerbit, Tahun Terbit.
MAKALAH
Manajemen Berbasis Sekolah (MBS)
Tugas ini disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Manajemen Pendidikan
Dosen Pengampu: Dr. Suyatno, M.PdI
Disusun Oleh:
Khanifah Inabah
A. Latar Belakang
Lahirnya UU No.22/1999 tentang otonomi daerah berimplikasi kepada otonomi
pendidikan dan otonomi sekolah, maka jadilah Indonesia menganut konsep
manajemen pendidikan berbasis sekolah (school based management) atau biasa
disingkat MBS. Sebelum adanya otonomi daerah ini pengelolaan pendidikan yang
dianut Indonesia sangat bersifat sentralistik, dimana pusat sangat dominan dalam
pengambilan kebijakan dan daerah bersifat pasif; hanya sebagai penerima dan
pelaksana pemerintah pusat.
MBS memberiksn keluasan bagi sekolah untuk menentukan arah dan kebijakan
yang relevan dengan situasi dan kondisi lingkungannya. MBS juga memberikan
peluang yang sangat besar bagi masyarakat untuk berpartisipasi dalam pelaksanaan
pendidikan di sekolah.
Penting bagi guru, calon guru, maupun pemerhati pendidikan untuk benar-benar
memahami konsep MBS ini agar nantinya bisa menjalankan manajeman pendidikan
di sekolah sesuai dengan apa yang tertuang dalam konsep MBS. Untuk itu dalam
makalah ini akan dikupas mengenai pengertian MBS, alasan mengapa perlu
adannya MBS,ciri-ciri MBS, tujuan MBS, manfaat MBS, faktor-faktor yang perlu
diperhatikan dalam MBS, dan model-model MBS.
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang masalah yang telah diuraikan tersebut, dan agar
permasalahan lebih mudah untuk dibahas, maka dalam makalah ini penulis
merumuskan beberapa pokok, seperti:
1. Apa pengertian Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) ?
2. Mengapa perlu adanya Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) ?
3. Apa saja ciri-ciri Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) ?
4. Apa saja tujuan Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) ?
5. Apa manfaat Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) ?
6. Faktor-faktor apa yang perlu diperhatikan dalam Manajemen Berbasis
Sekolah (MBS) ?
7. Berikan contoh model-model Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) ?
C. Tujuan Penulisan
Berdasar perumusan masalah diatas, pengetahuan tentang Manajemen Berbasis
Sekolah (MBS) penting untuk diketahui bagi pendidikan. Secara umum tulisan ini
bertujuan untuk:
1. Mengetahui pengertian Manajemen Berbasis Sekolah (MBS).
2. Mengetahui perlunya ada Manajemen Berbasis Sekolah (MBS).
3. Mengetahui ciri-ciri Manajemen Berbasis Sekolah (MBS).
4. Mengetahui tujuan Manajemen Berbasis Sekolah (MBS).
5. Mengetahui manfaat Manajemen Berbasis Sekolah (MBS).
6. Mengetahui faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam Manajemen
Berbasis Sekolah (MBS).
7. Mengetahui contoh model-model Manajemen Berbasis Sekolah (MBS).
BAB II
PEMBAHSAN
Secara leksikal, Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) berasal dari tiga kata,
yaitu manajemen, berbasis dan sekolah. Manajemen adalah proses menggunakan
sumber daya secara efektif untuk mencapai sasaran. Berbasis memiliki kata dasar
basis yang berarti dasar atau asas. Sekolah adalah lembaga untuk belajar dan
mengajar serta tempat menerima dan memberikan pelajaran. Berdasarkan makna
leksikal tersebut maka MBS dapat diartikan sebagai penggunaan sumber daya yang
berasaskan pada sekolah itu sendiri dalam proses pengajaran atau pembelajaran.
Definisi yang mencakup makna yang lebih luas dikemukakan oleh Wohlstetter
dan Mohrman (1996). Secara luas MBS berarti pendekatan politis untuk mendesain
ulang organisasi sekolah dengan memberikan kewenangan dan kekuasaan kepada
partisipan sekolah pada tingkat lokal guna memajukan sekolahnya. Partisipan lokal
sekolah tak lain adalah kepala sekolah, guru, konselor, pengembang kurikulum,
administrator, orang tua siswa, masyarakat sekitar, dan siswa.
Secara lebih sempit MBS hanya mengarah pada perubahan tanggung jawab
pada bidang tertentu seperti dikemukakan Kubick (1988). MBS meletakan tanggung
jawab dalam pengambilan keputusan dari pemerintah daerah kepada sekolah yang
menyangkut bidang anggaran, personel, dan kurikulum. Oleh karena itu, MBS
memberikan hak kontrol proses pendidikan kepada kepala sekolah, guru, siswa, dan
orang tua (Nurkolis, 2008).
MBS merupakan salah satu wujud dari reformasi pendidikan, yang menawarkan
kepada sekolah untuk menyediakan pendidikan yang lebih baik dan memadai bagi
para peserta didik. Otonomi dalam manajemen merupakan potensi bagi sekolah
untuk meningkatkan kinerja para staf, menawarkan partisipasi langsung kelompok-
kelompok yang terkait, dan meningkatkan pemahaman masyarakat terhadap
pendidikan.
Kewenangan yang bertumpu pada sekolah merupakan inti dari MBS yang
dipandang memiliki tingkat efektifitas tinggi serta memberikan beberapa keuntungan
berikut :
BAB III
SIMPULAN
· Istilah manajemen berbasis sekolah merupakan terjemahan dari “school based
management”. Istilah ini pertama kali muncul di Amerika Serikat ketika masyarakat
mulai mempertanyakan relevansi pendidikan dengan tuntutan dan perkembangan
masyarakat setempat. MBS merupakan paradigma baru pendidikan, yang
memberikan otonomi luas pada tingkat sekolah (pelibatan masyarakat) dalam
kerangka kebijakan pendidikan nasional.
· Model MBS di Indonesia tidak berasal dari inisiatif warga masyarakat, tetapi dari
pemerintah. Hal ini bisa dimengerti karena setelah 32 tahun Indonesia berada dalam
cengkeraman pemerintah otoriter yang membuat warganya takut untuk
mengeluarkan pendapat dan inisiatif. Oleh karena itu, pendekatan yang
digunakanpun berbeda dengan negara-negara lain yang peran serta masyarakatnya
sudah tinggi. Di Indonesia, penerapan MBS diawali dengan dikelurkannya UU No.25
tahun 2000 tentang Rencana Strategis Pembangunan Nasional tahun 2000-2004.
· Dalam pelaksanaannya di Indonesia, perlu ditekankan bahwa kita tidak harus
meniru secara persis model-model MBS dari negara lain. Sebaliknya Indonesia akan
belajar banyak dari pengalaman-pengalaman pelaksanaan MBS di negara lain,
kemudian memodifikasi, merumuskan dan menyusun model dengan
mempertimbangkan berbagai kondisi setempat seperti sejarah, geografi, struktur
masyarakat, dan pengalaman-pengalaman pribadi di bidang pengelolaan pendidikan
yang telah dan sedang berlangsung selama ini
DAFTAR PUSTAKA
Nurkolis. (2006). Manajemen Berbasis Sekolah, Teori, Model, dan Aplikasi. Jakarta: Grasindo.