Penulisan Abstrak
Abstrak adalah bagian yang harus lebih diberi perhatian husus. Dari sebuah abstrak,
reviewer ataupun pembaca akan mampu mendapatkan gambaran nyata dari penelitian yang
telah dihasilkan. Untuk menghasilkan abstrak, perlu diperhatikan petunjuk penulisan abstrak
dari jurnal yang dituju, karena untuk masing masing jurnal terkadang memberikan petunjuk
yang berbeda beda. Terkadang sebuah jurnal menetapkan panjang abstrak adalah 150-200
kata, terkadang dibatasi maksimum 300 kata. Aturan aturan yang seperti ini perlu
diperhatikan sebelum menulis abstrak. Walau demikian, secara umum, sebagian besar jurnal
memberikan kriteria bahwa abstrak harus memperlihatkan isi keseluruhan dari paper yang
dibuat. Untuk itu abstrak sebaiknya memenuhi hal yang berikut ini.
1. Latarbelakang
2. Tujuan penelitian
3. Metodology
4. Hasil
5. Kesimpulan
Didalam abstrak tidak dianjurkan untuk menulis kutipan dari penelitian lain, juga tidak
dianjurkan untuk menulis hasil penelitian lain. Abstrak ditulis hanya seputar penelitian yang
telah dilakukan, yaitu bagaimana masalahnya, apa tujuannya, bagaimana caranya, apa
hasilnya dan apa kesimpulannya. Abstrak juga tidak dianjurkan ditulis lebih dari satu
paragrap.
Penulisan Kutipan
kutipan adalah semua kalimat dan atau paragraf yang bukan berasal dari ide/tulisan Anda.
Biasanya seorang penulis atau pengarang mengambil tulisan orang lain untuk menjadi bagian
dalam tulisannya. Berdasarkan cara mengutipnya, kutipan dibedakan menjadi 2 jenis
(Universitas Kristen Petra, 2008) yaitu:
1. Kutipan tidak langsung yaitu penulis mengambil ide orang lain, kemudian
merangkainya dengan kalimat sendiri. Hal ini berarti penulis tidak menulis sama
persis dengan kalimat asli yang dikutip. Penulis merangkai dan merangkum kalimat
berdasarkan artikel atau sumber lain.
2. Kutipan langsung yaitu menulis ulang ide orang lain sesuai dengan aslinya. Hal ini
berarti penulis langsung menggunakan teknik copy lalu paste tanpa mengubah kalimat
aslinya.
Di setiap karya tulis ilmiah pasti ada bagian yang diambil dari ide, argumen, analisa, dan
atau hasil penelitian orang lain. Bagian inilah yang dinamakan kutipan. Peran penting dari
kutipan adalah dipakai untuk mendukung argumen dan analisa Anda. Kutipan bisa diambil
dari berbagai sumber, baik teks maupun audio visual, baik dari media print sampai online,
juga bisa dokumen yang published maupun unpublished. Semua jenis dokumen dapat
digunakan menjadi bagian dalam tulisan ilmiah Anda, untuk mendukung karya tulis Anda.
Yang perlu diingat setiap kali Anda mengambil ide, argumen, tulisan, hasil penelitian, dan
sebagainya dari orang lain adalah Anda harus mencantumkan asal-usul kutipan Anda dalam
sumber kutipan dan secara mendetail dalam daftar pustaka.
Daftar pustaka merupakan komponen yang wajib dicantumkan oleh penulis karena hal
ini mencerminkan acuan yang digunakan oleh penulis baik dalam melakukan penelitian
maupun dalam menyusun laporan.
Penulisan Daftra Pustaka
Penulisan daftar pustaka baik itu berupa buku teks, majalah, jurnal makalah, maupun
surat kabar pada umumnya harus mencantumkan beberapa dasar berikut.
1. Nama penulis
2. Tahun terbit
3. Judul pustaka
4. Tempat terbit
5. Nama penerbit
Pada umumnya urutan daftar pustaka mengacu pada urutan nama belakang secara
alpabetikal. Secara lebih terperinci, tata cara penulisan daftar pustaka biasanya mengikuti
aturan baku yang berlaku secara internasional. Penulisan daftar pustaka dari buku teks
berbeda dengan peulisan daftar pustaka yang diambil dari jurnal ilmiah misalnya. Setiap
penulis harus mengacu pada penulisan baku tersebut. Banyak aturan baku penulisan
daftar pustaka yang berlaku. Tidak menjadi masalah aturan mana yang digunakan selama
penggunaannya konsisten. Berikut adalah contoh Daftar Pustaka yang disusun sesuai
standar internasional yang paling banyak digunakan, yaitu standar dari Association of
American Psychology (APA).
a) Buku
Penulis satu orang (hanya menulis satu buku)
Bawa, Wayan. 1988. Dasar – Dasar Biologi Sel. Jakarta: Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan
b) Majalah/Jurnal Ilmiah
Belawati, T. (1998). Increasing student persistence in Indonesian
postsecondary distance education. Distance Education, 19 (1), hal 23-34
c) Majalah/Jurnal ilmiah elektronik/online
Seehusen, V. (2000). A consortia approach to distance education delivery
and management. Community College Journal of Research &
Practice, 24(1), 27-36. Dapat diakses pada
URL: http://www.ccla.fl.uc/WebZ/ (memerlukan ID and password)
1. BAB I Pendahuluan
Pendahuluan berisikan gambaran umum dari observasi awal dan fenomena yang dibahas
sesuai dengan topik yang diangkat dalam karya ilmiah tersebut. biasanya berisi:
Latar Belakang,
Bagian ini memaparkan apa yang menjadi latar belakang penulisan karya ilmiah. Sebuah
fenomena yang terjadi di kehidupan nyata harus dipaparkan di sini sehingga menjadi alasan
kuat pentingnya dilakukan penelitian.
Identifikasi Masalah
Setelah latar belakang masalah ditulis, dalam sebuah pendahuluan ada yang namanya
identifikasi masalah. Bagian ini biasanya berupa kalimat pertanyaan yang harus dijawab oleh
penelitian.
Rumusan Masalah
Rumusan Masalah merupakan sub bab yang menjadi jawaban dari Identifikasi Masalah.
Dalam praktiknya, bagian ini berisikan dua kalimat pernyataan yang merupakan jawaban dari
Identifikasi masalah. Kalimat tanya dalam Identifikasi masalah diubah menjadi pernyataan.
Manfaat dari penulisan karya ilmiah ini terhadap pembaca dikemudian hari.
Pendahualuan bisa merujuk dari berbagai sumber pustaka, pandangan pribadi
penulis/peneliti sebelumnya yang telah membahas topik terkait serupa.
Kerangka teoritis
Untuk diteliti, sebuah fenomena harus disandingkan dengan teori. Teori ini bukanlah
sembarang teori namun sebuah teori yang relevan dengan fenomena yang ada.
Kajian pustaka
Bagian ini biasanya terdiri dari beberapa karya ilmiah yang memiliki kaitan atau
persamaan dengan karya ilmiah ditulis oleh penulis. Persamaan bisa terletak pada teorinya,
pada isunya, atau pun hal lainnya. Dalam masing-masing pembahasan karya ilmiah dalam
tinjauan pustaka, biasanya dibahas apa teori yang digunakan, apa fenomenanya, dan apa
hasilnya. Setelah itu, di bagian akhir tinjauan pustaka, penulis harus menuliskan persamaan
dan juga perbedaan antara karya tulisnya dan karya-karya yang telah dibaca atau
disematkannya.
Hipotesis Penelitian
Hipotesis merupakan dugaan atau kesimpulan sementara dari fenomena yang terjadi.
Sebuah hipotesis setelah dilakukannya penelitian bisa tetap dan bisa juga berubah. Hipotesis
tidak bersifat absolut namun fleksibel.
4. BAB IV Pembahasan
Bagian pembahasan menjadi inti dari sebuah karya ilmiah. Karena pada bagian ini penulis
memaparkan hasil dan proses penelitiannya dengan rinci. Selain itu, penulis juga harus
menyajikan hasil penelitian secara detail dalam bentuk grafik, tabel, ataupun gambar. Bagian
ini juga berisi uraian dari hasil analisis yang berkaitan dengan temuan-temuan dari observasi
yang telah dilakukan serta dikemukakan di sini. Lalu temukan pemecahan masalah yang
berhasil dilakukan, beserta perbedaan dan persamaan dari hasil pengamatan terhadap
informasi yang ditemukan dalam berbagai pustaka (penelitian terdahulu) perlu mendapatkan
catatan disini.
5. BAB V Penutup
Sesuai dengan namanya, bagian ini merupakan penutup dari karya ilmiah yang penulis
buat. Bagian ini terdiri dari kesimpulan dan saran. Penulis harus menyimpulkan hasil temuan
analisis kasus dengan jelas. Kemudian penulis juga diminta menuliskan saran-saran yang
ditujukan kepada pihak-pihak tertentu.
1. Kejujuran
Kejujuran dalam penulisan laporan penelitian atau karya tulis ilmiah berkaitan dengan
banyak hal. Kejujuran harus dijunjung tinggi, baik bagi kepentingan diri penulis laporan
penelitian itu sendiri maupun bagi masyarakat luas yang akan membacanya. Dalam
sebuah laporan penelitian, semua informasi atau data yang disajikan haruslah sesuai
dengan keadaan yang sebenarnya. Adalah sangat tidak etis dan berbahaya jika data
dimanipulasi sehingga tidak sesuai dengan keadaan yang sebenarnya. Jangan sekali-kali
mengubah data karena ingin menampilkan bahwa penelitian yang Anda lakukan berhasil.
2. Objektivitas
Objektivitas sangat berkaitan dengan kejujuran. Jika Anda bersikap objektif, maka
dalam laporan penelitian atau karya tulis ilmiah yang Anda buat, penafsiran atau
interpretasi data yang dilakukan disandarkan pada objektivitas. Bukan subjektivitas.
Objektivitas yang tinggi akan mencerminkan hasil penelitian yang sesuai dengan keadaan
sebenarnya, sedangkan objektivitas yang rendah akan dengan sendirinya menurunkan
harkat dari penelitian yang Anda lakukan.
3. Pengutipan
Bila Kita mengutip pendapat orang lain, baik dalam mengambil kutipan langsung atau
hanya mengambil intisari pendapat, maka sumber kutipan harus dicantumkan sebagai
bentuk penghargaan kepada pemilik ide tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
https://kepegawaian.uma.ac.id/perhatikan-sistematika-penulisan-karya-ilmiah/
https://kumparan.com/berita-hari-ini/sistematika-penulisan-karya-ilmiah-yang-harus-
diperhatikan1v8rrSBoPmP/1
https://mpf.fkip.unri.ac.id/wp-content/uploads/2019/12/Buku-Ajar-2018_part2-110-231.pdf
https://library.petra.ac.id/files/APA%20dan%20MLA%20edisi%20baru.pdf
Suhadi. “Etika dalam Penulisan Laporan Penelitian atau karya tulis ilmiah”
suhadinet.wordpress.com. Diakses pada Kamis, 27 April 2023.
https://suhadinet.wordpress.com/2010/05/01/etika-dalam-penulisan-laporan
penelitian-karya-tulis-ilmiah/.