Anda di halaman 1dari 13

Ciri-ciri Artikel Ilmiah

Berikut ini ciri-ciri artikel ilmiah:

1. Struktur sajiannya sangat ketat, biasanya terdiri dari bagian awal


(pendahuluan), bagian inti (pokok pembahasan), dan bagian penutup. 
2. Komponen dan substansi. Komponen karya ilmiah bervariasi sesuai
dengan jenisnya, namun semua tulisan mengandung pendahuluan,
bagian inti, penutup, dan daftar pustaka. karya yang dimuat dalam jurnal
mempersyaratkan adanya abstrak.
3. Sikap penulisnya adalah objektif, yang disampaikan dengan
menggunakan gaya bahasa impersonal, dengan banyak menggunakan
bentuk pasif, tanpa menggunakan kata ganti orang pertama atau kedua.
4. Penggunaan Bahasa yang digunakan dalam karya ilmiah adalah bahasa
baku yang tercermin dari pilihan kata/istilah, dan kalimat-kalimat yang
efektif dengan struktur yang baku.

Tujuan dan Fungsi Artikel Ilmiah


Sementara untuk fungsi dari artikel ilmiah terbagi menjadi tiga, yakni sebagai
rujukan, sebagai sumber untuk meningkatkan wawasan, serta menyebarluaskan
ilmu pengetahuan.

Hasil-hasil dari karya ilmiah ini nantinya dapat diterbitkan dalam majalah ilmiah
atau jurnal memliki kelebihan-kelebihan dibandingkan dengan yang ditulis dalam
bentuk laporan teknis resmi. Perlu dipahami juga bahwa penulisan karya ilmiah
ini berbeda dengan cara-cara penulisan skripsi, tesis atau disertai.

Tujuan penulisan karya ilmiah menjadi salah satu wahana untuk melatih ide
tersurat atau hasil penelitian dalam bentuk karya ilmiah yang sistematis dan
metodologis. Selain itu makalah ilmiah telah ditulis diharapkan menjadi wahana
transformasi pengetahuan antara sekolah dan masyarakat.

Artikel ilmiah memiliki beberapa fungsi yaitu :

 Menyampaikan ide
 Memenuhi tugas dalam studi
 Untuk mendiskusikan gagasan dalam suatu rapat atau pertemuan
 Sebagai bagian dalam lomba
 Untuk menyebarkan ilmu / hasil penelitian.

Sistematika Artikel Ilmiah


Namun secara umum sistematika penulisan artikel ilmiah hampir mempunyai
kesamaan satu sama lain. Variasi antara satu dengan lain selalu ditemukan
misalnya dalam susunan bab.
Tapi petunjuk dan cara penulisan acuan dll bisa berbeda. Untuk itu setiap
penulis artikel harus menyesuaikan diri agar artikel yang dikirimnya bisa diterima.
Secara umum sistematika penulisan karya ilmiah merupakan urutan
sebagaimana disampaikan di bawah ini.

1. Judul
2. Abstrak atau ringkasan
3. Pendahuluan
4. Metode
5. Hasil penelitian
6. Diskusi
7. Kesimpulan dan saran
8. Ucapan terima kasih (jika ada)
9. Daftar pustaka

Tips Membuat Judul Artikel Ilmiah

Judul pada sistematika penulisan karya ilmiah hendaklah memenuhi beberapa


persyaratan sebagai berikut

1. Menarik perhatian pembaca. 


2. Informatif, artinya sekali membaca bisa ditangkap maknanya, syukur-
syukur pembaca bisa menerawang seluruh kandungan tulisan.
3. Terdiri dari kata-kata kunci.
4. Tidak lebih dari 12 patah kata atau 90 ketukan (lnggris 10 kata. Jerman 8
kata). Bila tidak terhindarkan bisa dipakai anak judul.
5. Hindari kata-kata klise (penelitian pendahuluan, studi perbandingan.
pengaruh pemberian. pengamatan awal dll).
6. Hindari kata kerja diawal judul.
7. Hindari singkatan atau akronim (kecuali yang sudah lazim digunakan).
8. Setiap awal kata dalam huruf besar kecuali kata sambung. (Ada yang
memakai huruf besar pada setiap huruf pada judul).
9. ARTIKEL ILMIAH
10. Sudah dijelaskan di atas bahwa karya tulis ilmiah itu terdiri atas beberapa jenis, baik
yang masuk dalam rumpun pendidikan maupun dalam rumpun penelitian. Jenis-jenis
karya tulis ilmiah yang dikenal luas dalam dunia keilmuan dan dalam dunia tulis-
menulis, antara lain: artikel ilmiah, makalah ilmiah, paper, prasaran, referat, kertas
kerja, naskah penelitian, laporan hasil penelitian, skripsi, tesis, disertasi, eksemplar
bahan kuliah, diktat kuliah, buku teks, buku  ilmiah, dan  buku ilmu pengetahuan
(bdk. The Liang Gie, 1992: 27; Brotowijoyo, 1985: 10).
11. Dalam tulisan ini, jenis karya tulis ilmiah yang menjadi fokus pembahasan penulis
adalah artikel ilmiah dengan menguraikan ciri-ciri atau syarat-syarat artikel ilmiah.
Menguraikan ciri-ciri artikel ilmiah ini merupakan sesuatu yang urgen dan menarik
perhatian penulis dengan sejumlah pertimbangan.
12. Adapun sejumlah pertimbangan itu sebagai berikut. (1) Artikel ilmiah adalah jenis
karya tulis ilmiah yang paling banyak ditulis orang pada akhir-akhir ini sehingga
paling populer di kalangan ilmuwan atau kaum terpelajar di Indonesia; (2) Berkala
ilmiah di berbagai perguruan tinggi di Indonesia, baik jurnal ilmiah maupun majalah
ilmiah, sebagian besar berisi atau memuat  artikel-artikel ilmiah; (3) Di kalangan
perguruan tinggi, menulis artikel ilmiah pada berkala ilmiah, baik yang memiliki
ISSN maupun yang terakreditasi, adalah suatu keharusan akademik, di samping
sebagai upaya pengembangan bidang keilmuannya, juga sebagai syarat mengurus
jabatan akademik; (4) Berkala ilmiah yang diterbitkan di berbagai perguruan tinggi di
Indonesia baru bisa diproses akreditasinya oleh Dirjen Pendidikan Tinggi  apabila
karya tulis yang dimuat dalam berkala ilmiah itu adalah artikel-artikel ilmiah (lihat
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 68 Tahun 2009 tentang Pedoman
Akreditasi Berkala Ilmiah). Dengan demikian, artikel ilmiah menjadi sarana yang
tepat dan efektif dalam pembinaan dan pengembangan bidang keilmuan seseorang
terutama di perguruan tinggi.
13.             Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI, 2001: 66), artikel diartikan
sebagai karya tulis lengkap dalam majalah atau surat kabar,
sedangkan ilmiah diartikan sebagai sesuatu yang bersifat ilmu atau secara ilmu
pengetahuan (KBBI, 2001: 423). Dengan demikian, artikel ilmiah adalah salah satu
jenis karya tulis yang bersifat ilmu atau berisi ilmu pengetahuan yang disusun secara
lengkap dan dimuat dalam majalah. Majalah atau jurnal adalah media pemuatan
(publikasi) artikel ilmiah, yang berbeda dengan artikel opini yang dimuat dalam surat
kabar harian atau mingguan.
14.            
15. CIRI-CIRI ARTIKEL ILMIAH
16. Apa yang membedakan artikel ilmiah dengan jenis-jenis karya tulis lain yang tidak
ilmiah? Berikut ini dikemukakan ciri-ciri atau syarat-syarat artikel ilmiah. Ciri-ciri
atau syarat-syarat ini disarikan dari pendapat sejumlah ahli, berbagai buku referensi,
kemudian dibandingkan dengan contoh-contoh artikel ilmiah yang dimuat dalam
beberapa berkala ilmiah dari beberapa  perguruan tinggi dan lembaga penelitian yang
sudah terakreditasi, baik terakreditasi oleh Dirjen Pendidikan Tinggi maupun oleh
Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI).
17. Adapun sejumlah berkala ilmiah yang penulis gunakan sebagai bahan banding
adalah    (1) Jurnal Kebijakan dan Administrasi Publik (Program Magister
Administrasi Publik, UGM, Yogyakarta); (2) Jurnal Teknologi dan Manajemen
Informatika (Fakultas Teknologi Informasi Universitas Merdeka,
Malang);  (3) Majalah Ilmiah Kertha Wicaksana (Fakultas Hukum, Universitas
Warmadewa, Denpasar);  (4) Jurnal Ekonomi dan Bisnis (Fakultas Ekonomi,
Universitas Kristen Satya Wacana, Salatiga);  (5) Jurnal Penelitian Teknik
Sipil (Fakultas Teknik Universitas Negeri Sebelas Maret, Surakarta);  (6) Wicaksana,
Jurnal Lingkungan dan Pembangunan (Pusat Penelitian Universitas Warmadewa,
Denpasar);  dan (7) Jurnal Litbangda NTT (Badan Penelitian dan Pengembangan
Provinsi NTT).
18.             Berdasarkan pendapat para ahli, berbagai buku referensi, dan contoh-contoh
artikel ilmiah dari berbagai berkala ilmiah di atas, berikut ini penulis kemukakan ciri-
ciri atau syarat-syarat artikel ilmiah yang membedakan artikel ilmiah dengan artikel-
artikel lain yang tidak  ilmiah. Ada tiga ciri atau syarat utama pembeda artikel ilmiah
dengan artikel yang tidak ilmiah. Ketiga ciri atau syarat itu berdasarkan (1)
Penggunaan metode penulisan; (2) Penggunaan fakta dan data; dan (3) Penggunaan
bahasa (bdk. Brotowijoyo, 1985; The Liang Gie, 1992; Sehandi, 1993). Berikut
diuraikan satu per satu.
19.
20. PENGGUNAAN METODE PENULISAN
21.                Ciri pertama artikel ilmiah terletak pada penggunaan metode penulisan atau
sistematika penulisan. Metode penulisan adalah cara atau teknik kerja yang teratur
dan sistematis yang digunakan penulis dalam mengemukakan isi pikiran atau
gagasannya yang terlihat jelas dalam keseluruhan uraian artikel, dari awal sampai
akhir  (Sehandi, 1993).
22.             Dari segi penggunaan metode penulisan, ada dua jenis metode penulisan yang
dikenal dalam dunia tulis-menulis, yakni metode penulisan yang baku dan metode
penulisan yang tidak baku. Pembagian dua jenis metode ini sekadar untuk
memudahkan pembedaan. Metode penulisan yang baku atau yang resmi adalah
metode penyajian artikel dengan mengikuti aturan-aturan baku yang telah ditetapkan
sebagai standar atau patokan. Metode penulisan baku atau standar, aturannya  antara
lain seperti berikut ini.
23.             Pertama, artikel harus memiliki sistematika atau organisasi penulisan yang
runtun dan sistematis. Sistematika artikel yang runtun adalah:  ada bagian
pendahuluan, bagian inti, dan bagian penutupan. Ketiga bagian ini mempunyai
keterkaitan atau koherensi yang jelas dan terjalin dengan baik. Bagian
pendahuluan berisi hal-hal yang memberikan gambaran awal tentang suatu
pokok/tema yang dibahas dalam artikel itu, misalnya latar belakang artikel itu
disusun, tujuan penulisan artikel, pokok-pokok pikiran atau gagasan yang akan
dibahas. Bagian inti berisi uraian mendalam dan panjang-lebar tentang pokok-pokok
pikiran atau gagasan yang merupakan inti artikel tersebut. Bagian inilah yang
merupakan isi utama atau inti artikel. Sedangkan bagian penutupan berisi hal-hal
yang merupakan kesimpulan, penekanan, rekomendasi, dan usul saran tindak lanjut
dari penulis artikel.  
24.             Kedua, artikel  harus menampilkan data atau informasi yang diperlukan untuk
memperkuat pendapat atau argumentasi penulis. Data dan informasi itu harus
dikemukakan secara jelas dan eksplisit. Kalau data dan informasi itu diperoleh lewat
bahan pustaka, misalnya buku-buku, majalah, surat kabar, dan bahan pustaka yang
lain, perlu dinyatakan apa nama atau judul bahan pustaka itu, siapa penulisnya, nama
penerbitnya, tahun terbit, dan  pada halaman berapa kutipan data dan informasi  itu
diambil. Data dan informasi tersebut harus dinyatakan dalam kutipan, catatan kaki
(atau catatan akhir, kalau ada), dan bibliografi atau daftar pustaka. Penulisan kutipan
dan data publikasi kutipan, catatan kaki atau catatan akhir, dan bibliografi harus
mengikuti teknik penulisan yang benar.
25.             Artikel-artikel ilmiah yang dimuat dalam majalah bulanan Prisma dan Basis,
misalnya, sistematika dan organisasi artikel ilmiah terlihat jelas pada subjudul-
subjudul artikel yang dipakai penulis, yang menunjukkan bagian pendahuluan, bagian
inti, dan bagian penutupan. Juga dijumpai kutipan-kutipan, catatan kaki (atau catatan
akhir), dan daftar pustaka. 
26. Untuk mengarahkan agar penulisan artikel mengikuti metode penulisan  yang benar
dan baku, biasanya setiap berkala ilmiah pada bagian akhir (halaman akhir) berkala
dicantumkan  Pedoman Penulisan Artikel agar menjadi perhatian para calon penulis.
Dalam pelaksanaannya, setiap berkala ilmiah secara ketat dan
konsisten memberlakukan  pedoman penulisan tersebut sebagai standar dalam
mengambil keputusan, apakah sebuah artikel yang diterima  layak dimuat atau
ditolak.
27.             Metode penulisan artikel ilmiah yang ditampilkan pada setiap berkala ilmiah
ada dua sistem dan sistem itu berdasarkan jenis metode pengumpulan data yang
dilakukan pada waktu penelitian atau pengumpulan bahan penulisan sebelumnya.
Artikel ilmiah yang disusun berdasarkan hasil penelitian lapangan (penelitian
empiris), biasanya metode penulisan atau organisasi penulisan artikel terdiri
atas:  judul artikel, nama penulis, abstrak, kata kunci, subjudul pendahuluan, subjudul
metode, subjudul hasil dan pembahasan, subjudul kesimpulan, dan daftar pustaka.
28. Artikel ilmiah yang disusun berdasarkan hasil penelitian kepustakaan (penelitian
normatif), biasanya metode penulisan atau organisasi penulisan artikel terdiri atas:
judul artikel, nama penulis, abstrak, kata kunci, subjudul pendahuluan, subjudul-
subjudul lain (sesuai dengan kebutuhan penulis), subjudul kesimpulan, dan daftar
pustaka.
29.
30. PENGGUNAAN FAKTA DAN DATA
31. Ciri kedua artikel ilmiah terletak pada penggunaan fakta dan data. Yang dimaksudkan
dengan fakta dalam konteks ini adalah segala sesuatu yang benar-benar ada dan
terjadi, sedangkan data adalah bukti nyata tentang adanya fakta (Brotowijoyo, 1985;
Sehandi, 1993). Fakta dan data diperlukan dalam penulisan artikel ilmiah guna
menunjang atau memperkuat kebenaran pernyataan, pendirian, sikap, dan argumentasi
yang dikemukakan penulis.
32. Paul W. Jones yang dikutip  Brotowijoyo  (1985: 3) membagi fakta dan data menjadi
dua jenis, yakni fakta dan data yang bersifat umum (resmi) dan fakta dan data yang
bersifat pribadi (fiktif). Fakta dan data yang bersifat umum adalah hal-hal, peristiwa,
dan fenomena yang dapat diuji dan dibuktikan kebenarannya, dan kebenaran itu dapat
diterima akal sehat, karena kebenaran itu bersifat objektif. Fakta dan data jenis ini
diperoleh melalui penelitian, baik penelitian normatif maupun penelitian empiris,
pemikiran yang matang dan serius sebelumnya,  disertai dengan pengujian yang
saksama sesudahnya  (Brotowijoyo, 1985: 5).
33. Sebaliknya, fakta dan data yang bersifat pribadi atau fiktif adalah hal-hal, peristiwa,
dan fenomena yang seolah-olah ada dan terjadi. Fakta dan data jenis ini hanya ada
dalam diri, pikiran, dan perasaan seseorang saja sehingga bersifat subjektif.  Karena
bersifat subjektif, maka fakta dan data jenis ini sukar atau sulit untuk diuji atau
dibuktikan kebenarannya.
34. Dalam artikel ilmiah, fakta dan data yang digunakan adalah fakta dan data yang
bersifat umum (resmi). Fakta dan data itu dapat dibuktikan kebenarannya, diterima
akal sehat, dan bersifat objektif. Oleh karena itu, dalam artikel ilmiah dijumpai ada
banyak kutipan-kutipan data dan pendapat atau pernyataan para pakar yang ahli dalam
bidangnya. Dalam artikel ilmiah juga ditemui deretan angka-angka, kolom-kolom,
tabel, grafik, kurva, gambar, peta, dan sebagainya. Semua hal itu digunakan untuk
membuktikan atau memperkuat pernyataan, pendapat, pendirian, sikap, dan
argumentasi penulis.
35. Pengutipan data, pendapat atau pernyataan itu disertai pula dengan sumber
pengambilannya, apakah melalui wawancara lisan/tertulis, diambil dari buku,
majalah, surat kabar, atau bahan pustaka yang lain. Kalau diperoleh lewat wawancara,
kapan dan di mana wawancara itu dilakukan. Kalau berasal dari buku, majalah, dan
surat kabar, siapa penulisnya, apa judul buku, majalah, dan surat kabar itu, tahun
berapa diterbitkan, apa nama penerbitnya, dan halaman berapa kutipan itu diambil.
36. Menurut  Ida Bagus Mantra sebagaimana dikutip The Liang Gie (1992: 91), konvensi
di dalam dunia ilmiah mengharuskan orang untuk menyebutkan dengan jelas sumber
data dan pendapat yang digunakan dalam tulisan itu. Dengan jujur dan tegas harus
dikemukakan dan dibedakan mana pendapat atau penemuan penulis sendiri dan mana
pendapat atau penemuan orang lain.
37.
38. PENGGUNAAN RAGAM BAHASA
39. Ciri ketiga  artikel ilmiah terletak pada penggunaan bahasa. Kalau diperhatikan, ada
dua jenis ragam bahasa dalam penulisan, yakni ragam bahasa resmi (baku) dan ragam
bahasa tidak resmi (tidak baku). Pembagian secara hitam putih ini sekadar untuk
memudahkan pemahaman dalam membedakan.
40. Bahasa beragam resmi dicirikan oleh pematuhan aturan-aturan atau kaidah-
kaidah  tata bahasa yang telah dibakukan atau distandarkan. Menurut Ida Bagus
Mantra (dalam         The Liang Gie, 1992: 91), ciri-ciri artikel ilmiah ditandai dengan
penggunaan bahasa yang  jelas, tegas, singkat, sederhana, dan teliti. Unsur-unsur
bahasa, seperti ejaan, kata, istilah, frasa, kalimat, ungkapan, dan lain-lain  yang
digunakan adalah unsur-unsur bahasa yang baku atau standar. Unsur-unsur bahasa
yang digunakan itu bermakna lugas, logis, denotatif, dan efektif.
41. Bahasa lugas maksudnya, bahasa yang digunakan itu bermakna seperti apa adanya,
tidak berlebih-lebihan. Bahasa yang lugas mengandung arti yang logis,
yakni  mengikuti aturan cara berpikir yang dapat diterima akal sehat. Bahasa lugas
juga bersifat denotatif, yakni bahasa yang tidak menimbulkan penafsiran ganda atau
penafsiran yang lain. Sedangkan bahasa yang efektif adalah bahasa yang tepat sasaran,
sesuai dengan apa yang dimaksudkan penulis. Bahasa yang digunakan itu dikatakan
efektif apabila pemahaman para pembaca sama persis seperti yang dimaksudkan
penulisnya (bdk. Keraf, 1997: 34; Sehandi, 2010: 62).
42. Dalam artikel ilmiah, ragam bahasa yang digunakan adalah ragam bahasa resmi atau
baku. Karena menggunakan bahasa beragam resmi yang bercirikan lugas, logis,
denotatif, dan efektif, menyebabkan bahasa artikel ilmiah terasa padat, berat, kaku,
dan monoton.          Seorang pembaca yang tidak terlatih dan tidak terbiasa, akan
mudah merasa bosan, jenuh, dan letih pada waktu membaca artikel ilmiah. Memang
seperti itulah ciri bahasa artikel ilmiah.
43. Artikel-artikel ilmiah yang dimuat dalam majalah bulanan Prisma dan Basis,
misalnya, serta  berbagai berkala ilmiah yang terbit di berbagai perguruan tinggi dan
lembaga-lembaga penelitian dan pengkajian, terasa sekali penggunaan bahasa yang
padat, berat, kaku, dan monoton itu. Pembaca yang sudah terbiasa atau terlatih
membaca artikel ilmiah, seperti akademisi, ilmuwan, cendekiawan, kaum terpelajar
tidak mengalami kesulitan dalam membaca artikel ilmiah bahkan dapat menikmatinya
sebagai sumber vitamin dan protein ilmu pengetahuan. Memang perlu ada disposisi
batin yang kuat dalam menghadapi karya-karya tulis ilmiah. 
44. Seorang ilmuwan kaliber (guru besar) di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi,
kelahiran Nusa Tenggara Timur, yakni Herman Johannes, menaruh perhatian besar
dalam usaha pembinaan dan pengembangan bahasa keilmuan di Indonesia. Dalam
karyanya yang berjudul Gaya Bahasa Keilmuan (1979) sebagaimana dikutip The
Liang Gie (1992: 92),   mengemukakan ciri-ciri gaya bahasa keilmuan atau ragam
bahasa ilmiah.
45. Adapun ciri-ciri ragam bahasa ilmiah menurut Herman Johannes adalah: (1) Titik
pandang harus taat asas dalam hal ragam dan modus maupun mengenai kata diri dan
kata ganti diri; (2) Karangan ilmiah berbeda dari susastra dalam hal penggunaan
istilah-istilah khusus yang ditafsirkan khusus sehingga perkataan yang sama dalam
bahasa keilmuan dan dalam bahasa umum dapat berbeda artinya; (3) Tingkat bahasa
yang dipakai dalam karangan ilmiah ialah tingkat bahasa resmi dan bukan tingkat
bahasa harian; (4) Dalam karangan ilmiah dihindari bahasa usang, kolot, dan basi; (5)
Dalam karangan ilmiah dihindari ungkapan-ungkapan ekstrim, berlebihan, dan haru;
(6) Dalam karangan ilmiah dihindari kata-kata yang mubazir; (7) Bahasa keilmuan
tenang dan moderat; (8) Bahasa keilmuan lebih berkomunikasi dengan pikiran
daripada perasaan; (9) Kalimat dan alinea dalam karangan ilmiah panjangnya sedang;
(10) Pemakaian kiasan dalam karangan ilmiah terbatas.
46. The Liang Gie dalam buku Pengantar Dunia Karang-Mengarang (1992: 21-22)
mengemukakan enam asas penggunaan bahasa yang harus diperhatikan dalam
penulisan karangan ilmiah atau karya tulis ilmiah, yakni asas
kejelasan (clearness), keringkasan (conciseness), ketepatan (correctness), kepaduan (
unity), pertautan (coherence), dan pengharkatan (emphasis). Karangan ilmiah atau
karya tulis ilmiah yang dimaksudkan The Liang Gie di sini termasuk di dalamnya
adalah artikel ilmiah.
47. Asas kejelasan, maksudnya bahasa yang digunakan dalam artikel itu jelas, tidak
samar-samar, gampang dimengerti para pembaca. Isi gagasan atau ide yang
terkandung dalam kata, kelompok kata, kalimat, ungkapan, dan unsur bahasa yang
lain dalam artikel tersebut mudah dipahami, jalan pikiran runtun,  objektif, dan tidak
disalahtafsirkan.
48. Asas keringkasan, maksudnya bahasa artikel disajikan secara ringkas, padat, efektif,
dan proporsional. Makna unsur bahasa yang digunakan langsung pada maksudnya,
tidak berlebih-lebihan, tidak diulang-ulang, dan tidak berputar-putar dalam
mengemukakan gagasan sehingga efektif dan efisien.
49. Asas ketepatan, maksudnya gagasan atau ide yang dikemukakan dalam  artikel itu
dimengerti para pembaca tepat seperti yang dimaksudkan oleh penulisnya. Ketepatan
tercermin dari penggunaan unsur-unsur bahasa tulis, seperti penggunaan ejaan,
pemakaian kata, istilah, kalimat, ungkapan,  dan unsur  konvensi penulisan ragam
bahasa tulis yang lain.
50. Asas kepaduan, maksudnya segala sesuatu yang diungkapkan dalam artikel tersebut
berkisar (berkaitan) pada gagasan pokok atau pikiran utama artikel. Tidak boleh ada
uraian yang menyimpang atau pikiran yang terlepas dari gagasan pokok atau pikiran
utama artikel. Kalau ada penjelasan tambahan, baik dalam bentuk kalimat atau
paragraf, kalimat atau paragraf itu tetap terjaga kepaduan atau hubungan terkait
dengan gagasan pokok atau pikiran utama artikel. Jangan sampai penjelasan tambahan
itu menyimpang dari gagasan pokok atau pikiran utama artikel.
51. Asas pertautan, maksudnya secara keseluruhan artikel itu bertautan atau berhubungan
terkait antara unsur-unsur yang membentuknya. Terjaga hubungan terkait makna
kalimat yang satu dengan kalimat yang lain dalam paragraf, demikian pun hubungan
antara paragraf yang satu dengan paragraf yang lain. Dengan demikian, akan terasa
keruntunan jalan pikiran yang tercermin dalam keseluruahn  artikel,  dari bagian awal
sampai bagian akhir.
52. Asas pengharkatan, maksudnya lewat penggunaan bahasa yang cermat, ada butir-butir
gagasan yang penting dan urgen bagi para pembaca, perlu diberi penekanan atau
penonjolan sehingga memberi kesan kuat kepada pembaca. Gagasan yang diberi
penekanan karena memiliki derajat urgensi atau kepentingan yang lebih dibandingkan
dengan gagasan-gagasan  yang lain. Gagasan yang penting dalam artikel ilmiah
biasanya tercermin dalam penggunaan kata atau istilah, kalimat utama, atau paragraf
utama artikel. 
53.
54. KESIMPULAN
55. Karya tulis ilmiah adalah karya tulis yang bersifat ilmu atau berisi ilmu pengetahuan
yang disusun secara lengkap, objektif, dan sistematis berdasarkan hasil berpikir ilmiah
dan penelitian ilmiah. Artikel ilmiah adalah salah satu jenis karya tulis ilmiah yang
disusun secara lengkap dan dimuat  dalam berkala ilmiah, baik majalah ilmiah
maupun jurnal ilmiah. Berkala ilmiah adalah media pemuatan (publikasi) artikel
ilmiah, yang berbeda dengan artikel opini yang dimuat dalam surat kabar harian atau
mingguan.
56. Berdasarkan pendapat sejumlah ahli, berbagai sumber acuan, dan berbagai contoh
artikel ilmiah dari berbagai berkala ilmiah, ada tiga ciri atau syarat pembeda artikel
ilmiah dengan artikel yang tidak ilmiah. Ketiga ciri atau syarat itu berdasarkan
penggunaan metode penulisan, penggunaan fakta dan data, dan penggunaan bahasa.
57.                Ciri pertama karya tulis ilmiah terletak pada penggunaan metode penulisan
atau sistematika penulisan. Metode penulisan adalah cara atau teknik kerja yang
teratur dan sistematis yang digunakan penulis dalam mengemukakan isi pikiran atau
gagasannya yang terlihat jelas dalam keseluruhan karya tulis, dari awal sampai akhir.
Artikel ilmiah menggunakan metode penulisan yang resmi, baku atau standar.
58. Ciri kedua karya tulis ilmiah terletak pada penggunaan fakta dan data. Yang
dimaksudkan dengan fakta dalam konteks ini adalah sesuatu yang benar-benar ada
dan terjadi, sedangkan data adalah bukti nyata tentang adanya fakta. Fakta dan data
diperlukan dalam penulisan karya tulis ilmiah guna menunjang atau memperkuat
kebenaran pernyataan, sikap, dan argumentasi yang dikemukakan penulis. Artikel
ilmiah menggunakan fakta dan data yang resmi, objektif, dan dapat
dipertanggungjawabkan.
59. Ciri ketiga karya tulis ilmiah terletak pada penggunaan bahasa. Kalau diperhatikan,
ada dua jenis ragam bahasa dalam penulisan, yakni ragam bahasa resmi (baku) dan
ragam bahasa tidak resmi (tidak baku). Bahasa beragam resmi dicirikan oleh
pematuhan aturan-aturan  atau kaidah-kaidah tata bahasa yang telah
dibakukan/distandarkan. Unsur-unsur bahasa yang digunakan itu bermakna lugas,
logis, denotatif, dan efektif. Artikel ilmiah menggunakan bahasa beragam resmi atau
standar.
60.
61. DAFTAR PUSTAKA
62. Brotowijoyo, Mukayat D. 1985. Penulisan Karangan Ilmiah. Jakarta: Akademika
Pressindo.
63. Gie, The Liang. 1992. Pengantar Dunia Karang-Mengarang. Yogyakarta: Liberty.
64. Keputusan Dirjen Pendidikan Tinggi Nomor 11/Dikti/Kep/2006 tentang Panduan
Akreditasi           Berkala Ilmiah.
65. Keraf, A. Sony dan Mikhael Dua. 2005. Ilmu Pengetahuan, Sebuah Tinjauan
Filosofis.     Cetakan ke-6. Yogyakarta: Kanisius.
66. Keraf, Gorys. 1997. Komposisi. Cetakan ke-11. Ende, Flores: Nusa Indah.
67. Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional. 2001. Kamus Besar Bahasa
Indonesia      (KBBI). Edisi III, Cetakan ke-1. Jakarta: Balai Pustaka.
68. Sehandi, Yohanes. 1993. “Karangan Ilmiah, Non-Ilmiah, dan Ilmiah Populer” (artikel
opini           berseri) dalam Surat Kabar Mingguan Dian (18 Juni, 16 Juli, 30 Juli
1993).
69. ----------------- . 2010. Bahasa Indonesia sebagai Mata Kuliah Pengembangan
Kepribadian. Kupang: Gita Kasih.
70. Soekanto, Soerjono dan Sri Mamuji. 2003. Penelitian Hukum Normatif. Cetakan ke-
6. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
71. Sudjana, Nana. 1991. Tuntunan Penyusunan Karya Ilmiah. Cetakan ke-2. Bandung:
Sinar  Baru. *

1. artikel eksploratif, jenis yang mengungkapkan fakta berdasarkan kajian penulisannya.


2. artikel eksplanatif, artikel yang berisi keterangan tentang sesuatu untuk dapat dipahami
pembaca.
3. artikel deskriptif, artikel yang menggambarkan tentang suatu pokok permasalahan yang
tengah terjadi di masyarakat. Contoh : kejadian kerusuhan antar mahasiswa.
4. artikel prediktif, berisi perhitungan atau peramalan tentang sesuatu yang akan terjadi
berdasarkan perhitungan penulis. Contoh : akibat dari peralihan suku bunga BI ke luar negeri.
5. artikel preskriptif, artikel jenis ini memberikan tuntunan kepada pembaca agar tidak
mengalami kesalahan atau kekeliruan. Contoh : cara mengurus paspor
Berdasarkan sumber datanya, artikel ilmiah dibedakan menjadi dua, yaitu artikel penelitian
dan artikel non penelitian. Kedua jenis artikel ini akan dijelaskan sebagai berikut:

1. Artikel penelitian
Artikel penelitian adalah artikel yang ditulis berdasarkan hasil penelitian
sendiri secara sistematis dengan mengikuti pedoman penulisan artikel ilmiah
yang telah disepakati atau ditetapkan. Artikel ini dibuat untuk dipublikasikan
di dalam jurnal maupun buku – buku yang berisi kumpulan artikel.  
1.Judul

2. Nama Penulis, Nama pembimbing dan e mail penulis

3.Sponsor / Instansi tempat bernaung

4. Abstrak

5. Kata kunci

6. Pendahuluan

7. Metode

8. Hasil

9. Pembahasan

10. Kesimpulan dan saran

11. Daftar pustaka


2. Artikel non penelitian

Artikel ini dibuat bukan didasari oleh penelitian langsung, akan tetapi bisa bersumber
dari buku ataupun jurnal – jurnal penelitian lainnya.

Meskipun begitu, artikel non penelitian juga ditulis secara sistematis dan terstruktur.
Bedanya adalah hanya ada pada sistem numerisasisnya saja. Pada artikel penelitian,
sistem penomeran harus ada, sedangkan artikel non penelitian tidak menggunakan
sistem penomoran, baik angka maupun abjad.
Artikel ini hanya berisi paragraf – paragraf yang terdiri antara 10 hingga 20
halaman.
Namun, artikel ini juga memiliki bagian – bagian essential di dalam penulisan artikel
ilmiah, seperti judul artikel,  nama penulis, pendahuluan, bagian isi, bagian penutup,
daftar pustaka.
Ketentuan menulis artikel ini sama dengan menulis makalah atau laporan penelitian,
sehingga bagian abstrak dan kata kunci tidak ada di dalam artikel ini.  

Jenis Artikel Ilmiah


Jenis artikel ilmiah ditinjau dari isinya dapat dibedakan beberapa jenis, yaitu
sebagai berikut.

Artikel penelitian (Research Articles)


Artikel penelitian adalah jenis artikel ilmiah yang memuat informasi tentang ilmu
pengetahuan baru dan telah dipublikasikan pada jurnal, baik nasional maupun
internasional. Artikel ilmiah jenis ini menjelaskan tentang hasil riset yang bersifat
baru dan original serta menjelaskan metodologi penelitian yang digunakan.

Artikel Review
Artikel review berisi rangkuman dari beberapa penelitian yang sudah dilakukan.
Tulisan tersebut disusun secara komprehensif dengan pemahaman mendalam
terkait bidang ilmu tertentu. Pada artikel review biasanya diberi batas awal dan
akhir tahun studi literatur yang diterbitkan.
Artikel berita (News Articles)
Sasaran utama artikel ilmiah jenis ini adalah orang awam. Artikel berita memuat
penjelasan dan analisa hasil penelitian yang dilakukan untuk memberi informasi
atau wawasan yang akurat kepada masyarakat. Informasi tersebut berdasarkan
observasi, eksperimen, atau survei yang telah dilakukan.

Artikel Abstrak dan Proceeding


Artikel ilmiah jenis ini berisi penjelasan hasil penelitian yang dipresentasikan pada
kegiatan konferensi ilmiah. Konferensi ilmiah adalah suatu kegiatan yang
ditujukan kepada para ilmuwan atau peneliti untuk berdiskusi dan
mempresentasikan hasil penelitian yang sudah mereka kerjakan.

Sekilas Konsep Artikel Ilmiah Populer


Ditulis pada Oktober 25, 2014 oleh NURIL ANWAR SITE

PENGERTIAN

 Artikel –tulisan berisi pendapat subjektif penulis tentang  suatu masalah atau peristiwa.
 Jenis Artikel –deskriptif (describe), eksplanatif (explain), 
preskriptif (prescribe), prediktif (predict).
 Artikel ilmiah populer –artikel berisi hasil kajian, pandangan, 
dan argumentasi ilmiah yang disajikan dalam bahasa populer 
sehingga mudah dipahami masyarakat luas.
Kamus Besar Bahasa Indonesia:

 Artikel –karya tulis seperti misalnya laporan berita atau 
esai dalam majalah, surat kabar, dsb.
 Ilmiah –bersifat ilmu; secara ilmu pengetahuan; memenuhi 
syarat (kaidah) ilmu pengetahuan.
 Populer–dikenal dan disukai orang banyak (umum); 
sesuai dengan kebutuhan masyarakat pada umumnya; 
mudah dipahami orang banyak; disukai orang banyak.
 Ilmiah Populer –bersifat ilmu, tetapi menggunakan bahasa 
umum sehingga mudah dipahami oleh masyarakat awam 
(tentang artikel, gaya penulisan karya ilmiah).
 Karya Ilmiah –tulisan yang memuat dan mengkaji suatu 
masalah dengan menggunakan kaidah-kaidah keilmuan, seperti objektif, logis, empiris (ber
dasarkan  fakta), sistematis, lugas, jelas, dan konsisten.
 Ilmiah murni –skripsi, tesis, desertasi– ditampilkan dalam 
bahasa baku dan sangat terikat dengan kaidah bahasa Indonesia 
resmi. Topik: bidang keilmuan spesifik.
 Ilmiah populer –ditampilkan dengan bahasa yang lebih luwes 
sehingga dapat dipahami masyarakat awam.           Topik: permasalahan aktual masyarakat.
KARAKTERISTIK

1. Opini tentang suatu masalah atau peristiwa disertai fakta  empiris dan teori pendukung.
2. Sarana komunikasi antara ilmuwan dan masyarakat (orang awam).
3. Gaya bahasa populer atau bahasa media (bahasa jurnalistik)  –
sederhana, mudah dipahami orang awam, singkat, dan                          
efektif (hemat kata).
4. Ringkasan hasil penelitian –fakta terpenting & penting                 
(model piramida terbalik).
5. Menerjemahkan bahasa iptek yang njelimet ke dalam bahasa yang dimengerti secara umu
m.
6. Mudah dicerna karena berkaitan erat dengan kejadian                                              sehari-
hari.
7. Memperkenalkan ilmu atau temuan baru serta mengaitkan 
dengan kebutuhan masyarakat.
ADVERTISEMENT

REPORT THIS AD

STRUKTUR TULISAN

1. Head– judul.
2. By Line– nama penulis.
3. Intro– pendahuluan (lead).
4. Bridging– penghubung intro dengan isi tulisan, berupa identifikasi 
masalah atau pertanyaan.
5. Body – isi tulisan atau uraian yang biasanya terdiri atas sub-subjudul,
6. Closing– penutup; biasanya berupa kesimpulan, ajakan berbuat 
sesuatu, atau pertanyaan tanpa jawaban
TAHAPAN MENULIS

1. Ide, Tema/Topik
2. Pengembangan Tema (Referensi, Observasi, Riset)
3. Outlining
4. First Draft
5. Editing
MEMILIH TOPIK

1. Isu Aktual.
2. Aktivitas Sehari-hari.
3. Perkenalkan Ilmu atau Temuan Baru
SISTEMATIKA

1. Kronologis–satuan waktu –jam, hari, bulan, atau tahun.
2. Proses –tahapan berurutan seperti tutorial.
3. Deduksi –umum ke khusus, teori ke empiri, rumus ke penerapan,                    
dalil ke fakta.
4. Induksi –kebalikan dari deduksi.
5. Reportase –menceritakan peristiwa seperti laporan observasi  atau eksperimen ilmuah.

Anda mungkin juga menyukai