Anda di halaman 1dari 93

KELAS

PENALARAN
KLINIS
Januari 2024

Pediatri
(Hari 1)
Resusitasi &
Pemeriksaan
Neonatus
APGAR
Menilai adaptasi neonatus
Tanda 0 1 2
Appearance (Warna Kulit) Seluruh Tubuh biru/pucat Tubuh kemerahan, Seluruh Tubuh kemerahan
ekstremitas biru

Pulse (Laju Jantung) Tidak ada < 100 >=100

Grimace (Refleks) Tidak Bereaksi (floppy) Gerkan Sedikit Refleks Melawan

Activity (Tonus Otot) Lumpuh Ekstremitas fleksi sedikit Gerakan aktif

Respiratory (Usaha Bernafas) Tidak ada Lambat iregular Menangis Kuat

Dinilai menit ke-1 dan menit ke 5


0-3 : Asfiksia berat
4-6 : Asfiksia sedang
7-10: neonatus beradaptasi dengan baik
Resusitasi Neonatus
Resusitasi Neonatus
KONSELING ANTENATAL

Faktor Risiko Resusitasi Saat Lahir


Faktor Ibu Faktor Janin Faktor intrapartum
• Ketuban pecah dini ≥ 18 jam • Kehamilan multipel (ganda, triplet) • Pola denyut jantun gjanin yang meragukan
• Perdarahan pada trimester 2 dan 3 • Prematur (terutama usia gestasi <35 pada CTG
• Hipertensi dalam kehamilan minggu) • Presentasi abnormal
• Hipertensi kronik • Postmatur (usia gestasi > 41 minggu) • Prolaps tali pusat
• Penyalahgunaan obat Besar masa kehamilan (large for gestational • Persalinan kala 2 memanjang
• Konsumsi obat (seperti litium, magnesium, age) • Persalinan yang sangat cepat
penghambat adrenergik, narkotika) • Pertumbuhan janin terhambat • Perdarahan antepartum
• Diabetes Mellitus • Penyakit hemolitik aloimun (terutama jika • Ketuban bercampur mekonium
• Penyakit kronik (anemia, PJB) terdapat anemia / hidrops fetalis)

IDAI. Buku resusitasi neonatus. Jakarta: IDAI; 2014


Resusitasi Neonatus
PERSIAPAN TIM PERSIAPAN ALAT

Aspek Peralatan

Airway • OPA/gudle, balloon syringe, suction catheter, meconium


aspirator, laryngoscope, ETT, sungkup, sungkup laring,
plester, gunting
Breathing • T-piece reuscitator, bag valve mask (balon mengembang
sendiri)
Circulation • Stetoskop, pulse oxymetry neonatus, umbilical resuscitator

Drugs • 1:10.000 (0,1 mg/mL) epinephrine


• Dosis = 0.1-0.3mL/kg, secepat-cepatnya
• NaCl 0,9%

Exposure • 24-26°C, infant warmer, kain hangat untuk mengeringkan


bayi, topi, sarung tangan, kaos kaki, selimut
• plastik bening untuk membungkus bayi dengan berat < 1500
Keterangan gambar: gram
1. Pemimpin (airway -breathing) • Menjauhi bayi dari jendela / AC
2. Asisten sirkulasi
3. Asisten obat dan peralatan
IDAI
Resusitasi Neonatus
•Cek gula darah cut off 47-50 Tata Laksana Hipoglikemia Neonatus
Sugar mg/dL, cek berkala

•Kangaroo mother transport /


Temperature incubator (36.5 – 37.5)

Airway •Pantau

Blood •CRT <2 detik, akral, loading NS


bila perlu, pasang infus
pressure umbilikal, pastikan sirkulasi baik

•AGD, septic workup, DPL, Hb,


Lab work ABO, Rh, sesuai indikasi

Emotional •Empati dan informed consent

PPM IDAI 2009


Tanda Maturitas Bayi
Nilai Minggu
Ballard Score
5 26

10 28 • Cukup bulan
15 30 • antara 37 – 42
20 32
minggu lengkap ( 259
– 294 hari)
25 34
• Kurang bulan
30 36 • < 37 minggu
35 38 (sebelum 259 hari)
40 40 • Lebih bulan
45 42
• > 42 minggu
(sesudah 294 hari)
50 44
Koreksi Usia Bayi Prematur
Fenton Chart Lubchenco
Congenital Hip Dysplasia
= Developmental dysplasia of the hip (DDH)

Epidemiologi : perempuan (80%), herediter, presentasi


bokong, firstborn

Etiologi : tidak diketahui

Patofisiologi : acetabulum datar / dangkal →


increased laxity of the joint

Gejala:

•Asimptomatik
•Asimetri lipatan kulit paha, panjang kaki
•Galeazzi sign
Skrining

•Barlow → positif : terdislokasi (kepala femur keluar Galeazzi sign


dari acetabulum)
•Ortolani → positif : hip click (kepala femur masuk
acetabulum)
•Klisic Test→ positif

Kliegman, et al. Nelson textbook of pediatrics. 20th ed. Philadelphia: Elsevier; 2016
Congenital Hip Dysplasia
= Developmental dysplasia of the hip (DDH)

Tata Laksana → untuk mempertahankan stabilitas, mencegah komplikasi seperti osteoarthritis

Pavlik
Lahir – 6 bulan • Pavlik harness harness

• Closed / open reduction + spina


6-18 bulan cast

• Open reduction dengan


18-36 bulan osteotomy pelvis / femoral

• Koreksi bedah, osteotomy,


3-8 tahun asetabuloplasti

>8 tahun • Bedah paliatif

Kliegman, et al. Nelson textbook of pediatrics. 20th ed. Philadelphia: Elsevier; 2016
Benjolan Kepala
Indikator Caput Suksedanum Subgaleal hematoma Hematoma Sefal
Etiologi Penekanan pada jalan lahir (edema Vacuum-delivery associated Pecahnya kapiler subperiosteum
jaringan lunak scalp) karena tekanan pada saat lahir
Onset Tampak segera setelah bayi lahir, Setelah lahir dan bertambah Terlihat dalam beberapa jam atau 1-2
mungkin bertambah dalam beberapa jam ukurannya hari kemudian
Lokasi Terdapat pada bagian kepala yang lebih Di bawah aponeurosis galeal, melewati Berbatas tegas, tidak melewati sutura
dulu lahir, batas tidak tegas, melewati sutura, dapat menyebar ke leher
sutura
Palpasi Lunak Fluctuating Firm
Remisi Beberapa hari Beberapa minggu - bulan Beberapa minggu - 3 bulan
Dapat mengancam nyawa

Kliegman, et al. Nelson textbook of pediatrics. 20th ed. Philadelphia: Elsevier; 2016
Congenital Malformation
Kepala

Kliegman, et al. Nelson textbook of pediatrics. 20th ed. Philadelphia: Elsevier; 2016
Congenital Malformation

Kliegman, et al. Nelson textbook of pediatrics. 20th ed. Philadelphia: Elsevier; 2016
Cogenital Malformation
Hidrosefalus
Definisi : pelebaran ventrikel otak disertai peningkatan tekanan tekanan intrakranial.

Etiologi:
• Obstruksi aliran cairan serebrospinal (CSS) di sistem ventrikel otak
• Absorbsi CSS di vili arakhnoid yang menurun
• Produksi CSS di pleksus koroid yang abnormal

Gejala dan Tanda:


• Pertumbuhan lingkar kepala yang abnormal (> + 2 SD atau dalam pemantauan terdapat peningkatan lingkar kepala
yang tidak sesuai grafik pertumbuhan lingkar kepala).
• UUB masih terbuka pada anak usia > 18 bulan atau UUB membonjol
• Frontal bossing
• Sunset appearance
• Lesi UMN

Penunjang:
• Papilledema : pada peningkatan TIK
• Pemeriksaan transiluminasi positif
• CT-Scan atau MRI kepala
untuk mencari etiologi

Tata laksana utama


• VP-Shunt, drainase eksterna ventrikel, atau endoscopic third ventriculostomy.
• Sementara : drainase eksterna ventrikel, ventricular tapping atau pungsi lumbal serial.

Medikamentosa :
• asetazolamide (dosis 30-50 mg/kgBB/hari)
• furosemid (dosis 1 mg/kgBB/hari)
4 PILAR
PEDIATRI
4 Pilar Pediatri

Monitoring
Asuhan Nutrisi
Pertumbuhan &
Pediatri
Perkembangan

Imunisasi Kegawatdaruratan
Monitoring Pertumbuhan

Wahidiyat I, Sastroasmoro S. Pemeriksaan klinis pada bayi dan anak. 3rd ed. Jakarta: Sagung Seto;
Monitoring Pertumbuhan
Kurva BB/U WHO 2006 Kurva TB/U WHO 2006 Interpretasi Kurva WHO 2006

Kurva BB/TB WHO 2006 Kurva BMI/U WHO 2006

WHO. Child growth standards. Available from: https://www.who.int/tools/child-growth-standards/standards


Monitoring Pertumbuhan
Interpretasi Kurva CDC 2000
Siska, 6 tahun, BB/U (% median) Kriteria Waterlow
BB 16 kg, TB 120 cm >120 BB lebih
• BB/U = 16 kg/19 kg = 84,2% 80-120 BB normal
• BB normal 60-80 BB kurang
• TB/U = 120 cm/114 cm = 105% <60 BB sangat kurang
• TB normal
• BB/TB = 16 kg/22 kg = 72,7%
• Gizi kurang TB/U (% median) Kriteria Waterlow TB/U Interpretasi
• HA = 6.5 tahun 90-110 TB normal >P97 Tinggi
70-90 TB kurang P3-P97 Normal
<70 TB sangat kurang <P3 Pendek

BB/TB (% median) Kriteria Waterlow


>120 Obesitas → alur obesitas
110-120 Overweight → alur obesitas
90-110 Gizi normal
70-90 Gizi kurang
<70 Gizi buruk

IMT Kriteria Waterlow


>P 95 Obesitas
P 85-P 95 Overweight
Wahidiyat I, Sastroasmoro S. Pemeriksaan klinis pada bayi dan anak. 3rd ed. Jakarta: Sagung Seto;
Monitoring Pertumbuhan
Interpretasi Status Gizi dengan LILA

• LILA menjadi dasar penentuan status gizi anak 1-5 tahun saat
kurva WHO / CDC tidak dapat digunakan, seperti pada kondisi:
• Asites
• Cacat bawaan ekstremitas
• Hidrosefalus
• Organomegali
• Tumor

Terdapat 2 Interpretasi kasar sesuai <11.5 cm = gizi buruk


cara: WHO
11.5-13.5 cm = gizi kurang
>13.5 cm = gizi baik

Perbandingan dengan <70% = gizi buruk


standar baku Frisancho
(gambar kanan) 70-85% gizi kurang
85-100% = gizi baik

Wahidiyat I, Sastroasmoro S. Pemeriksaan klinis pada bayi dan anak. 3rd ed. Jakarta: Sagung Seto;
Monitoring Pertumbuhan
Monitoring Lingkar Kepala

protuberansia
oksipitalis
glabella

INTERPRETASI:
<sentil ke-5 atau < -2 SD : mikrosefali
>sentil ke-95 atau > +2 SD : makrosefali

Setiap 2 bulan Setiap kunjungan


Setiap bulan pada
pada usia 1-2 dokter pada usia
usia <1 tahun
tahun >2 tahun

Nellhaus WHO
IDAI. Pedoman pelayanan medis. Jakarta: 2009
Perawakan Pendek

Potensi genetik tinggi seorang anak:


Laki-laki = 1⁄2 x (TB ayah + TB ibu + 13) ± 8,5 cm

Perempuan = 1⁄2 x (TB ayah + TB ibu - 13) ± 8,5 cm

IDAI. Perawakan pendek pada anak dan remaja di Indonesia. Jakarta; 2017
Hipotiroid Kongenital
QUEBEC Score → >4 = suspek
Waktu skrining
terbaik : 48-72 jam Tanda dan Gejala Skor
setelah lahir
Masalah makan 1
Konstipasi 1
Letargi 1
Hipotonus 1
Coarse facies 3
Makroglosia 1
Fontanel posterior terbuka 1.5
Kulit kering 1.5
Kulit mottling 1
Hernia umbilikalis 1
Total 13

Tatalaksana:
• Levotiroksin oral 10-15 mcg/kgbb/hari
• Target: TSH <5 mU/L setelah 2 minggu terapi

IDAI. Diagnosis dan tatalaksana hipotiroid kongenital. Jakarta; 2017


Perawakan Tinggi

Davies JH, Cheetham T. Investigation and management of tall stature. Arch Dis Child. 2014 Aug;99(8):772–7
Growth Hormone Berlebih
Karakteristik Akromegali Gigantisme
Definisi • Sekresi GH berlebih setelah penutupan lempeng epifisis (sekitar • Sekresi GH berlebih sebelum penutupan lempeng epifisis (anak-
usia 20-40 tahun) anak sebelum pubertas)
Tinggi badan • Tidak terganggu (sesuai usia) • Meningkat untuk usianya
• Pertumbuhan kartilago → tidak simetris (tangan dan kaki >>) • Pertumbuhan badan simetris
Onset pubertas Tidak terganggu Terganggu, biasanya terhambat, hipogonad
Fitur wajah • Bibir tebal • Dahi menonjol
• Macroglosia
• Macrognatia
Penyebab Sering akibat adenoma hipofisis: Adenoma hipofisis, sindrom McCune-Albright, neurofibromatosis, dll
• Paresis nervus kranialis
• Gangguan sekresi hormon hipofisis lain
• Hemianopia bitemporal
• Sakit kepala
Gambar

Kliegman, et al. Nelson textbook of pediatrics. 20th ed. Philadelphia: Elsevier; 2016
Soal No. 1
Pasien perempuan, usia 9 tahun dibawa ibunya datang dengan keluhan tubuhnya pendek. Tinggi badan saat ini 1 cm di
bawah persentil 3 kurva pertumbuhan dan masih sesuai dengan potensi tinggi genetiknya. Kecepatan tumbuh 5
cm/tahun. Saat ini pasien duduk di kelas 4 SD dan prestasi di sekolah baik. Ibu pasien juga pendek. Setelah diperiksa,
usia tulang pasien serupa dengan usia kronologisnya. Apakah diagnosis yang paling mungkin pada kasus ini?

A. Sindrom Turner
B. Constitutional delay of growth and puberty
C. Hipotiroid kongenital
D. Perawakan pendek familial
E. Defisiensi hormon pertumbuhan
Soal No. 1
Pasien perempuan, usia 9 tahun dibawa ibunya datang dengan keluhan tubuhnya pendek. Tinggi badan saat ini 1 cm di
bawah persentil 3 kurva pertumbuhan dan masih sesuai dengan potensi tinggi genetiknya. Kecepatan tumbuh 5
cm/tahun. Saat ini pasien duduk di kelas 4 SD dan prestasi di sekolah baik. Ibu pasien juga pendek. Setelah diperiksa,
usia tulang pasien serupa dengan usia kronologisnya. Apakah diagnosis yang paling mungkin pada kasus ini?

A. Sindrom Turner
B. Constitutional delay of growth and puberty
C. Hipotiroid kongenital
D. Perawakan pendek familial
E. Defisiensi hormon pertumbuhan
Monitoring Perkembangan
Pemantauan perkembangan dilakukan setiap 3-6 bulan sekali
0-3 bulan: 3-6 bulan: 6-9 bulan: Motorik kasar &
•Belajar mengangkat kepala •Mengangkat kepala 90° dan mengangkat dada dengan •Dapat duduk tanpa dibantu halus
•Belajar memiringkan tubuh ke satu sisi bertopang tangan •Dapat merangkak
•Mengikuti obyek dengan matanya •Belajar tengkurap bolak balik •Memindahkan benda dari satu tangan ke tangan lain
•Melihat muka orang dengan tersenyum (senyum sosial) •Mulai berguling atau merayap •Memegang benda kecil dengan telunjuk dan ibu jari
•Bereaksi terhadap suara/bunyi •Berusaha meraih dan menggenggam benda-benda •Mengeluarkan “kata” tanpa arti (babbling) Sosial
•Mengenal ibunya dengan penglihatan, penciuman, •Memasukkan tangan dan menaruh benda-benda di mulut •Takut pada orang asing
pendengaran dan kontak •Tertawa atau menjerit bila diajak bermain •Berpartisipasi dalam permainan tepuk tangan dan
•Mengoceh spontan sembunyi-sembunyian
•Berusaha mencari benda-benda yang hilang
•Menoleh ketika dipanggil namanya Emosi
9-12 bulan 12-18 bulan 18-24 bulan
•Berdiri sendiri tanpa dibantu •Berjalan dan mengeksplorasi rumah •Naik turun tangga
•Berjalan dituntun •Menyusun 2-3 kotak •Menyusun 6 kotak Perilaku
•Menirukan suara, belajar menyatakan 1-2 kata •Mengucapkan 5-10 kata •Menunjuk mata dan hidungnya
•Mengerti perintah/larangan sederhana •Memperlihatkan wajah cemburu, suka bersaing •Menyusun kalimat dengan 2 kata
•Selalu ingin mengeksplorasi dan memasukkan benda •Belajar makan sendiri
ke mulut •Belajar mengontrol buang air kecil/besar
•Berpartisipasi dalam permainan •Minat terhadap apa yang dikerjakan orang-orang lebih Bahasa
besar
•Bermain dengan anak-anak lain

2-3 tahun 3-4 tahun 4-5 tahun


•Meloncat, memanjat •Berjalan sendiri dan mengunjungi tetangga •Melompat, menari
•Membuat jembatan dengan 2 kotak •Belajar memakai/membuka pakaian •Menggambar orang dengan kepala, lengan, badan
•Mampu menyusun kalimat sederhana •Menggambar orang dengan kepala dan badan •Menggambar segiempat dan segitiga
•Menggambar lingkaran •Mengenal 2-3 warna •Dapat menghitung jari-jarinya, menyebut hari dalam
•Bicara dengan baik, menyebut nama, jenis kelamin, dan seminggu
usianya •Protes bila dilarang apa yang diinginkannya
•Bertanya bagaimana anak dilahirkan •Mengenal 4 warna
•Mengenal sisi atas, bawah, depan, belakang •Memperkirakan bentuk dan besar benda, membedakan
•Dapat melaksanakan tugas-tugas sederhana besar dan kecil
•Menaruh minar pada aktivitas orang dewasa
Wahidiyat I, Sastroasmoro S. Pemeriksaan klinis pada bayi dan anak. 3rd ed. Jakarta: Sagung Seto;
Monitoring Perkembangan
Metode KPSP
Jawaban Ya : 9-10 Jawaban Ya : 7-8 Jawaban Ya: ≤6

Perkembangan Sesuai (S) Perkembangan Meragukan (M) Perkembangan Penyimpangan (P)


• Pola asuh sudah baik • Stimulasi perlu dilakukan lebih sering • Rujuk ke RS/dokter spesialis
• Teruskan pola asuh dan • Ajarkan cara stimulasi anak dengan menuliskan jenis
stimulasi sesuai usia dan • Mencari underlying disease dan jumlah penyimpangan
kesiapan anak • Ulang KPSP dalam 2 minggu dengan form KPSP perkembangan.
• Stimulasi sebagai kegiatan yang sama, sesuai usia anak
sehari-hari, tidak perlu momen • Jika hasil tidak berubah, pikirkan bahwa anak
khusus mengalami penyimpangan (P)→rujuk
• Keterlibatan ortu dalam setiap
stimulasi
• Ikutkan anak dalam setiap
kegiatan Posyandu

Wahidiyat I, Sastroasmoro S. Pemeriksaan klinis pada bayi dan anak. 3rd ed. Jakarta: Sagung Seto;
Soal No. 2
Bayi usia 7 bulan, dibawa orang tuanya ke poliklinik dengan keluhan keterlambatan perkembangan. Saat ini pasien
belum bisa mengangkat kepala maupun tengkurap. Anak tersebut mendapat ASI dan bubur susu. Buang air besar tiap 5
hari, agak keras, sedangkan buang air kecil normal. Tidak ada riwayat kejang sebelumnya. Bayi lahir normal dengan
berat lahir 3 kg dan panjang lahir 49 cm. Pada pemeriksaan fisik terdapat wajah yang sembab, kulit kering, makroglosia,
dan hernia umbilikalis. Berat badan saat ini 5 kg dan tinggi badan 60 cm. Apakah diagnosis yang paling mungkin pada
kasus ini?

A. Palsi serebral
B. Down Syndrome
C. Morbus Hirschprung
D. Hipotiroid kongenital
E. Retardasi mental
Soal No. 2
Bayi usia 7 bulan, dibawa orang tuanya ke poliklinik dengan keluhan keterlambatan perkembangan. Saat ini pasien
belum bisa mengangkat kepala maupun tengkurap. Anak tersebut mendapat ASI dan bubur susu. Buang air besar tiap 5
hari, agak keras, sedangkan buang air kecil normal. Tidak ada riwayat kejang sebelumnya. Bayi lahir normal dengan
berat lahir 3 kg dan panjang lahir 49 cm. Pada pemeriksaan fisik terdapat wajah yang sembab, kulit kering, makroglosia,
dan hernia umbilikalis. Berat badan saat ini 5 kg dan tinggi badan 60 cm. Apakah diagnosis yang paling mungkin pada
kasus ini?

A. Palsi serebral
B. Down Syndrome
C. Morbus Hirschprung
D. Hipotiroid kongenital
E. Retardasi mental
Pubertas
Tanner Stage

Perempuan Laki-laki

Onset 8-13 tahun 9-14 tahun

Pubertas Prekoks <8 tahun <9 tahun

Pubertas >13 tahun >14 tahun


Terlambat

Urutan 1. Telarche 1. Pertumbuha


2. Growth spurt n testis ≥ 4
3. Pubic Hair ml
4. Menstruasi 2. Mimpi basah
3. Growth spurt
4. Pubic hair

Durasi pubertas 2.4 ± 1.1 3.2 ± 1.8


(tahun)

Maksimal 9 (Tanner II-III) 10.3 (Tanner III-IV)


kecepatan tumbuh
(cm/tahun)

Wahidiyat I, Sastroasmoro S. Pemeriksaan klinis pada bayi dan anak. 3rd ed. Jakarta: Sagung Seto;
Pubertas Prekoks
Definisi: Munculnya tanda-tanda pubertas pada laki-laki
usia <9 tahun dan perempuan <8 tahun Gambaran Hormonal Pubertas Prekoks
Klasifikasi LH FSH Seks Steroid
Klasifikasi:
Pubertas >> >> >>
Prekoks Sentral
•Pubertas Prekoks Sentral (GnRH dependent)
•Reaktivasi prematur dari hypothalamus-pituitary-gonad axis → peningkatan Pubertas << << >>
GnRH → peningkatan hormon seks Prekoks Perifer
•Penyebab utama : idiopatik (perempuan 80%)
•Penyebab lain: CNS tumor, trauma, radiasi (laki-laki lebih dominan) Varian Pubertas N N N
•Pubertas Prekoks Perifer (GnRH independent)
•Adanya produksi hormon seks berlebih secara endogen atau eksogen→
biasanya patologis. Penyebab; congenital adrenal hyperplasia, tumor gonad,
tumor adrenal

Pemeriksaan penunjang:

•Lab : GnRH, FSH, LH, estradiol/testosterone, beta-HCG, 17-OHP, kortisol


•Imaging : Bone age, MRI kepala (lesi organik)

Tata laksana : sesuai etiologi


•Pubertas prekoks sentral idiopatik : GnRH agonist/analog
•Pubertas prekoks perifer : ketoconazole, medroxy-progesteron, finasteride,
spironolactone, anastrozol

Kliegman, et al. Nelson textbook of pediatrics. 20th ed. Philadelphia: Elsevier; 2016
Pubertas Terlambat
Pubertas Terlambat

Definisi:
• Tidak adanya tanda- tanda pubertas pada:
• laki-laki pada usia 14 tahun
• perempuan pada usia 13 tahun

Klasifikasi

Hypergonadotropic Hypogonadotropic
hypogonadism hypogonadism

Kliegman, et al. Nelson textbook of pediatrics. 20th ed. Philadelphia: Elsevier; 2016
Vaksinasi
Vaksin termasuk imunitas buatan aktif

7 Benar:
1. Benar anak
Dapat digunakan
2. Benar jadwal
3. Benar jenis vaksin, dosis, dan pelarutnya
• Warna : polio harus kuning-oranye (pH 6,8-
7,2)
• Periksa Vaccine Vial Monitor
• Uji kocok → gumpalan = vaksin pernah
membeku
• Pelarut : Vaksin BCG pelarutnya NaCl 0,9%;
campak adalah water for injection
4. Benar rute, panjang jarum, dan teknik Subkutan A ⅝-inch, 23- to 25-gauge needle
• Sesuai tabel pada jaringan lemak otot paha
5. Benar lokasi
anterolateral
6. Benar dokumentasi
7. Benar perlakuan limbah dan sisa vaksin

Wahidiyat I, Sastroasmoro S. Pemeriksaan klinis pada bayi dan anak. 3rd ed. Jakarta: Sagung Seto;
Vaksinasi
Vaksinasi
Permenkes No.12 tahun 2017 tentang Penyelenggaraan Imunisasi
Vaksinasi
Dosis dan teknik penyuntikan Keterangan lain Jenis vaksin Kontraindikasi absolut KIPI

Hepatitis B • Monovalen → saat lahir : 0,5 • Bayi lahir dari ibu pengidap • Rekombinan • Jarang terjadi, timbul demam ringan
mL IM, anterolateral paha Hepatitis B kronik, perlu 1-2 hari
kanan (30min-1h setelah injeksi diberikan juga HBIg 0,5 mL IM,
Vitamin K 1 mg di anterolateral pada lokasi berbeda dalam 12
paha kiri) jam setelah lahir
• Pentavalen→ DPT-HepB-Hib
0,5 mL IM
Polio • OPV : 2 tetes (@0,05 mL) per • OPV diberikan sesaat sebelum • OPV: Live- • Anafilaksis pada dosis • OPV: VAPP (jarang)
oral bayi baru lahir pulang dari attenuated sebelumnya • IPV: reaksi lokal
• IPV: 0,5 mL IM/SC rumah sakit • IPV: killed

BCG • 0,05 mL untuk <1 tahun; 0,1 mL • Harus disimpan dalam suhu 2- • Live-attenuated • Immunocompromised • Reaksi lokal minor (eritema,
untuk >1 tahun, intracutaneous 8 °C. (keganasan, steroid indurasi, nyeri) diikuti ulserasi 3
( proksimal insersio M. deltoid • Dilarutkan dengan NaCl 0,9% jangka panjang, HIV), minggu setelahnya dan jaringan
kanan) dan hanya dapat digunakan gizi buruk, uji parut 2-3 bulan setelahnya
dalam waktu 3 jam. tuberkulin >5 mm • Limfadenitis supuratif aksila / leher
• Pada anak usia >3 bulan perlu • Limfadenitis BCG diseminasi pada
dilakukan uji tuberkulin dulu pasien immunocompromised
DPT • Kombinasi vaksin pentavalen • Dipthteria & • Anafilaksis pada dosis • Reaksi lokal
(DPT-HepB-Hib) 0,5 mL IM tetanus : toxoid sebelumnya
• Pertusis : • Ensefalopati pada
inactivated vaksin pertusis
sebelumnya
Hib • Kombinasi vaksin pentavalen • Konjugasi • Reaksi lokal
(DPT-HepB-Hib) 0,5 mL IM

Buku PCV
Vaksinasi FKUI • 0,5 mL IM • Konjugasi • Reaksi lokal
Vaksinasi
Dosis dan teknik Keterangan lain Jenis vaksin Kontraindikasi absolut KIPI
penyuntikan
Rotavirus • 1 mL per oral • Monovalen : 2x • Live attenuated • Immunocompromise (keganasan, steroid • Demam, tinja
• Pentavalen: 3x jangka panjang, HIV) berdarah,
• Riwayat alergi terhadap komponen vaksin muntah, diare,
gastroenteritis
Influenza • Usia 6 bulan -3 tahun : • Diulang setiap tahun • Inactivated • Reaksi alergi pada dosis sebelumnya • jarang
0,25 mL IM
• Usia >3 tahun: 0,5 mL IM
MR/MMR • 0,5 mL SC deltoid - MR : Dilarutkan dengan • Live attenuated • Immunocompromised (keganasan, steroid • Demam
water for injection. 1 jangka panjang, HIV)
vial = 10 dosis → hanya • Riwayat alergi terhadap komponen vaksin
dapat digunakan dalam • Wanita hamil
6 jam • Penerima transfusi imunoglobulin / whole
blood
JE • 2 bulan – 3 tahun : 0,5 mL • Diberikan pada daerah • jarang
IM endemis atau yang akan
bepergian ke daerah
• >3 tahun : 1 mL IM endemis
Varisela • 0,5 mL Subcutaneous • Live attenuated • Demam akut

Hepatitis A • 0,5 mL IM • Inactivated • Reaksi alergi pada dosis sebelumnya • Jarang

Tifoid • 0,5 mL IM • Proteksi untuk 3 tahun • Konjugat • Riwayat alergi terhadap komponen vaksin • Demam, nyeri
kepala, pusing
HPV • 0,5 mL IM • Konjugat • Kehamilan • Reaksi lokal
Dengue • 0,5 mL ;3 dosis primer IM • Diberikan pada pasien • Inactivated • Reaksi lokal
interval 6 bulan dengan riwayat dengue
/ IgG anti Dengue +
Buku Vaksinasi FKUI
Soal No. 3
Bayi berusia 2 bulan dibawa ke puskesmas untuk imunisasi. Ibunya mengatakan bahwa bayi telah
mendapatkan vaksinasi hepatitis B dan polio saat di rumah sakit setelah lahir. Vaksinasi BCG juga sudah
didapatkan. Menurut jadwal pemberian imunisasi Permenkes, apa saja imunisasi yang perlu diberikan?

A. MR 1
B. Polio 2
C. BCG 2
D. DPT-Hep B-Hib 1
E. DPT-Hep B-Hib 1 dan Polio 2
Soal No. 3
Bayi berusia 2 bulan dibawa ke puskesmas untuk imunisasi. Ibunya mengatakan bahwa bayi telah
mendapatkan vaksinasi hepatitis B dan polio saat di rumah sakit setelah lahir. Vaksinasi BCG juga sudah
didapatkan. Menurut jadwal pemberian imunisasi Permenkes, apa saja imunisasi yang perlu diberikan?

A. MR 1
B. Polio 2
C. BCG 2
D. DPT-Hep B-Hib 1
E. DPT-Hep B-Hib 1 dan Polio 2
Alur Deteksi & Tatalaksana Gizi

Red Flags:
1. Penyakit jantung bawaan / gagal
jantung
2. Keterlambatan perkembangan
3. Dismorfik
4. Organomegali / limfadenopati
5. BB tidak naik meski asupan cukup
6. Infeksi saluran nafas / saluran
kemih / mukokutan berulang
7. Diare / muntah / dehidrasi
berulang

Sjarif et al. Pencegahan Malnutrisi pada Bayi dan Batita di Layanan Primer. 2017
At Risk of Failure to Thrive

WHO. Child growth standards. Available from: https://www.who.int/tools/child-growth-standards/standards


Asuhan Nutrisi Pediatrik
Usia tinggi Energi (kkal/kg/hari)
Menentukan jumlah (tahun)
kebutuhan kalori 0-1 0-6 bulan : 120
6-12 bulan : 110
BB ideal x RDA (usia tinggi) 1-3 100
4-6 90
- BB ideal = dengan kurva WHZ, acuan pada
TB kronologi 7-9 80
- Usia tinggi (Height Age) = dengan kurva HAZ, 10-12 Lelaki: 60-70
acuan pada TB kronologis
- RDA = usia tinggi dicocokkan ke dalam tabel Perempuan: 50-60
RDA
12-18 Lelaki: 50-60
Perempuan: 40-50

Menentukan jumlah volume


ASI per hari

- Kalori ASI = 0,67 kkal/mL


- Kebutuhan volume ASI = kebutuhan kalori /
kalori ASI
- Jumlah volume ASI dibagi 8x waktu
pemberian ASI
Alur Deteksi & Tatalaksana Gizi

Red Flags:
1. Penyakit jantung bawaan / gagal
jantung
2. Keterlambatan perkembangan
3. Dismorfik
4. Organomegali / limfadenopati
5. BB tidak naik meski asupan cukup
6. Infeksi saluran nafas / saluran
kemih / mukokutan berulang
7. Diare / muntah / dehidrasi
berulang

Sjarif et al. Pencegahan Malnutrisi pada Bayi dan Batita di Layanan Primer. 2017
Gizi Buruk

IDAI. Bagan tatalaksana anak gizi buruk. IDAI:Jakarta; 2011


Gizi Buruk

IDAI. Bagan tatalaksana anak gizi buruk. IDAI:Jakarta; 2011


Gizi Buruk
I : Sudah shock II: Kondisi III + IV III: Muntah / IV: Letargi V: Tanpa gejala
Diare / Dehidrasi lain
Secepatnya Glukosa atau larutan pasir 10% (1 cth) 50 mL PO or NGT
• O2 1-2 LPM D10% bolus 5 mL/kgBB - D10% bolus 5 mL/kgBB
• RLG 5% 1:1 20 mL/kgBB
• D10% bolus 5 mL/kgBB
• ReSoMal 5 mL/kgBB via NGT
Jam 1 RLG 5% 15 mL/kgBB
Monitoring TTV tiap 10 menit
Jam 2 • Jika membaik:
Lanjut RLG + ReSoMal F75 sesuai BB ;dosis 2 jam
ReSoMal 5mL/kgBB/30 F75 sesuai BB ;dosis 2 jam
ReSoMal 5mL/kgBB/30 dibagi 4, tiap 30 menit
menit dibagi 4, tiap 30 menit
• Jika tidak membaik: menit
(NGT)
(NGT)
RLG 5% 4 mL/kgBB
+ PRC 10 mL/kgBB/3 jam
Atau rujuk

Jam 12 • Membaik :Resomal 5-10 • Resomal 5-10 • Resomal 5-10 F-75 per 2 jam + ASI F-75 per 2 jam→ 3 jam →
mL/kgBB/ 2 jam mL/kgBB/2 jam mL/kgBB/2 jam 4 jam + ASI
• F-75 per 2 jam +ASI • F-75 per 2 jam +ASI • F-75 per 2 jam + ASI
• Monitor TTV tiap 1 jam

IDAI. Bagan tatalaksana anak gizi buruk. IDAI:Jakarta; 2011


Gizi Buruk
Jumlah Kalori pada tiap Cara Hitung Kenaikan BB

Inisial
Fase
Energi = 80-100 kkal/kg/hari
1-2 hari Protein = 1-1,5 g/kg/hari
Cairan = 130 mL/kg/hari atau 100 mL/kg/hari
(edema +)
Transisi Energi = 100-150 kkal/kg/hari
3-7 hari Protein =2-3 g/kg/hari
Cairan =150 mL/kg/hari
Rehabilitasi Energi = 150-220 kkal/kg/hari Kenaikan BB :
2-6 minggu Protein = 3-4 g/kg/hari 10-15 g/kgBB/hari
Cairan = 150-200 mL/kg/hari

IDAI. Bagan tatalaksana anak gizi buruk. IDAI:Jakarta; 2011


Gizi Buruk
Follow-up sebaiknya dilakukan :
Kriteria Pulang ●Minggu ke-1 dan 2
●Bulan ke-1, 3 dan 6

Edema sudah berkurang atau hilang, anak


sadar dan aktif

BB/TB > -3 SD

Komplikasi sudah teratasi

Ibu telah mendapat konseling gizi

Ada kenaikan BB sekitar 50 g/kgBB/minggu


selama 2 minggu berturut-turut atau >15% dari
BB awal

Selera makan sudah baik, makanan yang


diberikan dapat dihabiskan

IDAI. Bagan tatalaksana anak gizi buruk. IDAI:Jakarta; 2011


Soal No. 4
Seorang anak perempuan berusia 18 bulan datang ke Posyandu untuk penimbangan rutin. Didapatkan berat badan 6 kg (<-3 SD), tinggi badan 74
cm (antara -2 sampai -3 SD), berat badan untuk tinggi badan <-3 SD menurut kurva WHO 2006. Pasien tampak kurus, tidak ada edema. Ibu pasien
mengatakan bahwa anak sulit makan dalam 2 bulan belakangan ini dan berulang kali diare. Di bawah ini yang merupakan status gizi pasien dan
tindakan pertama yang paling tepat untuk kasus di atas adalah…

A. Gizi buruk tipe kwashiorkor, mencegah dan mengatasi hipoglikemia


B. Gizi buruk tipe kwashiorkor, mencegah dan mengatasi dehidrasi
C. Gizi buruk tipe kwashiorkor, memberikan zat gizi mikro terutama Fe
D. Gizi buruk tipe marasmik, mencegah dan mengatasi hipoglikemia
E. Gizi buruk tipe marasmik, memberikan zat gizi mikro terutama Fe
Soal No. 4
Seorang anak perempuan berusia 18 bulan datang ke Posyandu untuk penimbangan rutin. Didapatkan berat badan 6 kg (<-3 SD), tinggi badan 74
cm (antara -2 sampai -3 SD), berat badan untuk tinggi badan <-3 SD menurut kurva WHO 2006. Pasien tampak kurus, tidak ada edema. Ibu pasien
mengatakan bahwa anak sulit makan dalam 2 bulan belakangan ini dan berulang kali diare. Di bawah ini yang merupakan status gizi pasien dan
tindakan pertama yang paling tepat untuk kasus di atas adalah…

A. Gizi buruk tipe kwashiorkor, mencegah dan mengatasi hipoglikemia


B. Gizi buruk tipe kwashiorkor, mencegah dan mengatasi dehidrasi
C. Gizi buruk tipe kwashiorkor, memberikan zat gizi mikro terutama Fe
D. Gizi buruk tipe marasmik, mencegah dan mengatasi hipoglikemia
E. Gizi buruk tipe marasmik, memberikan zat gizi mikro terutama Fe
Penyakit Gawat Darurat

Resusitasi
Syok
Anak

Diare
Kejang
Akut
SKDI 3B
Penyakit Gawat Darurat
Pediatric Assessment Triangle

Referensi: https://www.eventmedicinegroup.org/patientassessment
SKDI 3B
Penyakit Gawat Darurat
Tanda Glasgow coma scale (GCS) Pediatric GCS Nilai
Glasgow Comma
Buka mata Spontan Spontan 4
Terhadap perintah Terhadap suara 3 Scale Pediatrik
Terhadap nyeri Terhadap nyeri 2
Tidak ada Tidak ada 1
Verbal Terorientasi baik Sesuai usia, terorientasi, 5 GCS 15: kesadaran
ikuti objek, senyum sosial normal (kompos
mentis)
Bingung, kalimat-kalimat Menangis/rewel, dapat dibujuk 4
tidak terorientasi
Menangis persisten, GCS 12-14:
Kata-kata tidak tepat kadang dapat dibujuk 3 penurunan kesadaran
ringan (somnolen)
Menangis tidak dapat
Suara tidak dimengerti dibujuk, gelisah, agitasi 2
GCS 9-11: penurunan
Tidak ada kesadaran sedang
Tidak ada 1 (somnolen-sopor)
Motorik Mengikuti perintah Mengikuti 6
perintah/gerak
Melokalisir nyeri 5
GCS <8: penurunan
spontan
kesadaran berat
Melokalisir nyeri
(sopor-koma)
Menghindar dari nyeri Menghindar dari nyeri 4
Fleksi abnormal Fleksi abnormal 3
Ekstensi abnormal Ekstensi abnormal 2
Tidak ada Tidak ada 1
Wahidiyat I, Sastroasmoro S. Pemeriksaan klinis pada bayi dan anak. 3rd ed. Jakarta:
SKDI 3B
Penyakit Gawat Darurat
Tanda Vital Normal pada Anak

Laju Nafas normal / menit Laju Nadi normal / menit Manifestasi Klinis Syok
Umur Rentang Umur Rentang
Neonatus- 1 tahun 30-60 Baru lahir 100-180
1 tahun – 2 tahun 25-50 1 minggu – 3 bulan 100-220 Takikardia, Nadi teraba lemah, tak kuat
3 tahun - 4 tahun 20-30 3 bulan – 2 tahun 80-150 angkat
5 tahun – 9 tahun 15-30 2 tahun – 10 tahun 70-110
>10 tahun 15-30 >10 tahun 55-90 Hipoperfusi
CRT > 2 detik, akral dingin, diuresis <<,
LoC <<
Tekanan darah normal Suhu normal
Tekanan darah menurun
Usia Sistolik (2SD) mmHg Diastolik (2SD) mmHg 36,5-37,5
Neonatus 80 (16) 45 (15)
6-12 bulan 90 (30) 60 (10)
1-5 tahun 92 (25) 65 (20)
5-10 tahun 100 (15) 60 (10)
10-15 tahun 115 (17) 60 (10)

Wahidiyat I, Sastroasmoro S. Pemeriksaan klinis pada bayi dan anak. 3rd ed. Jakarta:
SKDI 3B
MANAJEMEN SYOK

Dengue Shock Syndrome


SKDI 4
KLASIFIKASI SYOK
SKDI 3B
RJP PEDIATRIK
Tahapan
Cek Kesadaran→ AVPU

SAFE Approach
Approach with Free from
Shout for help Evaluate ABC
care danger

Airway
Head tilt Chin lift

Breathing (look feel listen)


Rescue Breathing (5x)

Circulation (check pulse)


bila tidak ada, mulai RJP
RJP PEDIATRIK
Teknik Kompresi 5 Komponen High Quality CPR
(1) Kedalaman kompresi adekuat = 1/3 diameter AP

Two-Finger (2) Push hard, Push fast (15:2), 5 siklus dalam 1 menit
technique

(3) Interupsi minimal → hanya 10 detik untuk memberi nafas tiap


siklus

(4) Full Recoil

(5) Menghindari ventilasi berlebih → kantung udara hanya ditekan


hingga dada mengembang, tidak ditekan sepenuhnya
Two-Thumb
technique
SKDI 4
CHOKING BLS
Sadar & batuk Tidak
efektif sadar
< 1 tahun > 1 tahun

Start CPR
Back blow Heimlich

Chest thrust
SKDI 4
DIARE AKUT
SERING
Klasifikasi Klasifikasi berdasarkan KELUAR
berdasarkan Durasi Patofisiologi: DI
UKMPPD
Diare Akut
BAB konsistensi lembek atau cair,
frekuensi ≥3x dalam 24 jam, berlangsung
<14 hari
Diare sekretorik
• Etiologi Diare
akut utama :
Rotavirus
Diare Persisten
Durasi 2-4 minggu, etiologi infeksi saluran
cerna
Diare osmotik
• Etiologi Disentri
utama : Shigella

Diare Kronik
Diare exudative/inflammatorik
Durasi >4 minggu, etiologi dapat selain
(berdarah/mucus) → disentri
infeksi saluran cerna

Kliegman, et al. Nelson textbook of pediatrics. 20th ed. Philadelphia:


SKDI 4
DIARE AKUT
SKDI 4
DIARE AKUT
Disentri Basiler (Shigellosis / lying down Disentri Amuba (amoebiasis / walking diarrhea)
diarrhea)
Etiologi Shigella Sp. Entamoeba histolytica

Cara penularan Fekal-oral Fekal-oral: kista matur tertelan dari makanan/minuman


terkontaminasi

Ciri dari feses ● Frekuensi >10x/hari ● Frekuensi 6-8x/hari


● Darah merah segar ● Darah berwarna gelap/kehitaman
● Disertai / tanpa lendir ● Disertai / tanpa lendir
● Tidak berbau ● Bau busuk

Keadaan umum pasien ● Onset mendadak dan progresi cepat ● Progresi perlahan
● Sakit berat ● Tidak tampak sakit / sakit ringan
● Demam tinggi ● Demam tidak terlalu tinggi
● Ada tenesmus berat ● Tenesmus ringan
● Sering ditemukan dehidrasi ● Tidak dehidrasi

Pemeriksaan feses rutin ● Tidak ditemukan ● Kista matur : bulat, berinti 4 → pada feses padat
● Leukosit banyak (>50 neutrofil per lapang pandang) ● Trofozoit bergranuler, dengan vakuola berisi eritrosit →
feses saat diare
● Leukosit sedikit
● Kristal Charcot-Leyden

Kultur Positif (batang gram negatif, non motil, anaerobik fakultatif, tidak Negatif
membentuk spora) → agar MacConkey atau SS agar

Kliegman, et al. Nelson textbook of pediatrics. 20th ed. Philadelphia:


SKDI 4
DIARE AKUT
Shigellosis Amoebiasis
SKDI 4
DIARE AKUT

Terapi A Terapi B Terapi C


Kliegman, et al. Nelson textbook of pediatrics. 20th ed. Philadelphia:
DIARE AKUT SKDI 4
Oralit (Cairan)

Tanpa Dehidrasi Dehidrasi ringan-sedang Dehidrasi Berat


Tata laksana Diare Akut : Cairan rehidrasi oralit dengan menggunakan NEW - Cairan rehidrasi oral (CRO) hipoosmolar 75 • Diberikan cairan rehidrasi parenteral dengan
ORALIT diberikan 5-10 mL/kg BB setiap diare cair mL/kgBB dalam 3 jam untuk mengganti RL atau RA 100 mL/kgBB dengan cara
LINTAS DIARE atau berdasarkan usia, yaitu umur < 1 tahun kehilangan cairan yang telah terjadi + 5-10 pemberian:
sebanyak 50-100 mL, umur 1-5 tahun sebanyak mL/ kgBB setiap muntah-diare cair. • <12 bulan: 30 mL/kgBB dalam 1 jam
100-200 mL, dan umur di atas 5 tahun semaunya. - Cairan intravena RL atau KaEN3B atau NaCl pertama, dilanjutkan 70 mL/ kgBB dalam 5
sesuai berat badan: jam berikutnya
• >12 bulan:30 mL/kgBB dalam 1⁄2j am
- Berat badan 3-10 kg : 200 mL/kgBB/hari pertama, dilanjutkan 70 mL/kgBB dalam 2,5
- Berat badan 10-15 kg : 175 mL/kgBB/hari jam berikutnya
- Berat badan > 15 kg : 135 mL/kgBB/hari • Bila bisa PO, mulai 5 mL/kg

Seng
• Seng elemental selama 10-14 hari, dengan dosis:
• Umur di bawah 6 bulan: 10 mg per hari
• Umur di atas 6 bulan: 20 mg per hari

Nutrisi
• ASI dilanjutkan, makan sedikit tapi sering 6x per hari, rendah serat, termasuk pisang
SERING
KELUAR Antibiotik
DI • Shigella : Ciprofloxacin 15 mg/kg/hari PO dibagi 2 dosis, 7-10 hari; Azithromycin 12 mg/kg/hari 1, 6 mg/kg/hari 2-4 PO, 4 hari
UKMPPD • Vibrio Cholerae : Doxycycline 2-4 mg/kg PO single dose
• Entamoeba Hystolytica, Giardia Lamblia : Metronidazol 50 mg/kgBB/hari dibagi 3 dosis , 7-10 hari

Edukasi : menjaga kebersihan terutama saat makan dan memasak; tanda bahaya
IDAI. Pedoman pelayanan medis. Jakarta: 2009
QUIZ TIME #5
Seorang anak usia 5 tahun datang ke UGD dengan keluhan diare sejak 4 hari
yang lalu. Diare sebanyak 12x/hari, disertai lendir dan darah berwarna merah
gelap. Pasien juga mengeluhkan nyeri perut bagian bawah dan rasa panas di
daerah anusnya. Pemeriksaan fisik: TD: 104/70 mmHg; RR:24x/menit; S:
39,5C, nyeri tekan abdomen regio bawah bilateral. Pemeriksaan analisis tinja
rutin menemukan PMN 80/LPB, tidak ada kista.

Terapi yang sesuai untuk diberikan pada pasien tersebut adalah?


A. Amoxicillin
B. Metronidazole
C. Ciprofloxacin
D. Azithromycin
E. Kotrimokosazol
QUIZ TIME #5
Seorang anak usia 5 tahun datang ke UGD dengan keluhan diare sejak 4 hari
yang lalu. Diare sebanyak 12x/hari, disertai lendir dan darah berwarna merah
gelap. Pasien juga mengeluhkan nyeri perut bagian bawah dan rasa panas di
daerah anusnya. Pemeriksaan fisik: TD: 104/70 mmHg; RR:24x/menit; S:
39,5C, nyeri tekan abdomen regio bawah bilateral. Pemeriksaan analisis tinja
rutin menemukan PMN 80/LPB, tidak ada kista.

Terapi yang sesuai untuk diberikan pada pasien tersebut adalah?


A. Amoxicillin
B. Metronidazole
C. Ciprofloxacin
D. Azithromycin
E. Kotrimokosazol
QUIZ TIME #6
Anak usia 5 tahun datang ke Puskesmas dengan keluhan diare sejak 3 hari yang lalu.
Diare terjadi dengan frekuensi 4-6x sehari, konsistensi cair, warna kekuningan, tidak
ada lendir, tidak ada darah. Terdapat demam, mual, dan muntah. Pasien terlihat
iritabel dan rewel, mata sedikit cekung, turgor kulit kembali dalam kurang dari 2 detik.
Anak selalu ingin minum. Berat badan sekarang adalah 14 kg.

Apakah tatalaksana yang paling tepat?


A. Pemberian oralit 5-10 mL/kg BB setiap diare cair
B. Pemberian oralit 75 cc/kgBB setiap BAB, zinc 20 mg selama 10 hari, pantau
dehidrasi
C. Pemberian oralit 75 cc/kgBB selama 3 jam, 5-10 cc/kgBB setiap diare cair, zinc 20 mg
selama 10 hari, pantau dehidrasi
D. Pemberian oralit 10 cc/kgBB, zinc 10 mg, pantau dehidrasi
E. Pemberian cairan rehidrasi parenteral 30cc/kgBB selama 30 menit
QUIZ TIME #6
Anak usia 5 tahun datang ke Puskesmas dengan keluhan diare sejak 3 hari yang lalu.
Diare terjadi dengan frekuensi 4-6x sehari, konsistensi cair, warna kekuningan, tidak
ada lendir, tidak ada darah. Terdapat demam, mual, dan muntah. Pasien terlihat
iritabel dan rewel, mata sedikit cekung, turgor kulit kembali dalam kurang dari 2 detik.
Anak selalu ingin minum. Berat badan sekarang adalah 14 kg.

Apakah tatalaksana yang paling tepat?


A. Pemberian oralit 5-10 mL/kg BB setiap diare cair
B. Pemberian oralit 75 cc/kgBB setiap BAB, zinc 20 mg selama 10 hari, pantau
dehidrasi
C. Pemberian oralit 75 cc/kgBB selama 3 jam, 5-10 cc/kgBB setiap diare cair, zinc 20
mg selama 10 hari, pantau dehidrasi
D. Pemberian oralit 10 cc/kgBB, zinc 10 mg, pantau dehidrasi
E. Pemberian cairan rehidrasi parenteral 30cc/kgBB selama 30 menit
Kejang Anak
Etiologi: paroxysmal depolarization shift (aktivitas listrik terlalu tinggi dan lama) --> eksitasi neuron → kejang

Wahidiyat I, Sastroasmoro S. Pemeriksaan klinis pada bayi dan anak. 3rd ed. Jakarta: Sagung Seto;
Kejang Anak
• Bangkitan kejang pada anak berumur 6 bulan sampai 5 tahun yang didahului kenaikan suhu tubuh (suhu di atas 38C, dengan metode pengukuran
suhu apa pun) yang tidak disebabkan oleh proses metabolik, infeksi SSP, gangguan elektrolit dan tidak pada neonatus.
• Pasca kejang → anak langsung sadar

Kejang Demam Sederhana (simple febrile seizure) Kejang Demam Kompleks (complex febrile seizure)
Kejang singkat : Berlangsung <15 menit, berhenti sendiri Kejang lama: Berlangsung >15 menit atau berulang dan di antara kejang anak
tidak sadar
Kejang umum (tonik dan atau klonik) Kejang fokal atau parsial satu sisi, atau kejang secondary generalized
Tidak berulang dalam 24 jam Berulang dalam 24 jam (berulang dengan kembalinya kesadaran di antara kejang)

Tata Laksana
Antikonvulsan:
Faktor risiko kejang demam berulang:
• Diazepam suppositoria 5 mg untuk anak dengan berat badan
kurang dari 12 kg dan 10 mg untuk berat badan lebih dari 12 kg Riwayat kejang demam atau epilepsi dalam keluarga
• Bila sudah terpasang jalur IV: Dosis diazepam intravena adalah
0,2-0,5 mg/kg perlahan-lahan dengan kecepatan 2 mg/menit Usia <12 bulan
atau dalam waktu 3-5 menit, dengan dosis maksimal 10 mg.
• Jika masih berlanjut, masuk ke algoritma status epileptikus Suhu tubuh <39°C saat kejang
Interval waktu yang singkat antara awitan demam dengan terjadinya
kejang
Antipiretik: Apabila kejang demam pertama merupakan kejang demam kompleks

• Paracetamol 10-15 mg/kg/kali, 4-6 kali sehari Ada seluruh faktor = 80% kemungkinan
Wahidiyat I, Sastroasmoro S. Pemeriksaan klinis pada bayi dan anak. 3rd ed. Jakarta: Sagung Seto;
Kejang Anak
Definisi SE: kejang akut yang berlangsung terus-menerus selama >30 menit atau berulang > 30
menit tanpa disertai pulihnya kesadaran diantara kejang.

Patofisiologi SE: kegagalan pembatasan penyebaran kejang baik karena aktivitas neurotransmiter
eksitasi yang berlebihan dan atau aktivitas neurotransmiter inhibisi yang tidak efektif.

Klasifikasi Kejang Akut

Fokal Umum
Absans
Fokal sederhana
Mioklonik
Atonik
Fokal kompleks
Tonik

Fokal menjadi umum Klonik


(secondary generalized) Tonik-klonik

Wahidiyat I, Sastroasmoro S. Pemeriksaan klinis pada bayi dan anak. 3rd ed. Jakarta: Sagung Seto;
Kejang Anak

Airway • Bebaskan jalan napas, posisi, suction

Breathing • Berikan Oksigen

Circulation • Monitor nadi, tekanan darah, EKG

Dextrose • Cek GD, koreksi jika terdapat hipoglikemia

Established • Akses vena

Wahidiyat I, Sastroasmoro S. Pemeriksaan klinis pada bayi dan anak. 3rd ed. Jakarta: Sagung Seto;
Kejang Anak

IDAI. Rekomendasi penatalaksanaan status epileptikus. Jakarta:IDAI; 2016


Kejang Anak

IDAI. Rekomendasi penatalaksanaan status epileptikus. Jakarta:IDAI; 2016


Kejang Anak
Investigasi Etiologi

Jika kejang akut berhenti dengan


Jika kejang akut berhenti dengan
diazepam, terapi rumatan dengan
fenitoin, terapi rumatan dengan Anamnesis •Tipe, lama, frekuensi, pre-post kejang
•Truma, demam, diare, muntah, sesak, gejala neurologi
fenitoin, dimulai 12 jam setelah
fenobarbital/fenitoin.
dosis inisial
(terpenting) •Riw. Kehamilan, persalinan, perkembangan
Loading dose diikuti dosis rumatan
Dosis 5-10 mg/kgBB/hari dibagi 2
12 jam setelah inisial
PO
Pemeriksaan •Kesadaran, tanda vital, jejas trauma
•Pemeriksaan neurologi
Jika kejang akut berhenti dengan Fisik •Sianosis, dehidrasi, kelainan neurokutan
Jika kejang akut berhenti dengan midazolam lini keempat , terapi
fenobarbital, terapi rumatan dengan rumatan fenitoin dan fenobarbital
fenobarbital, dimulai 12 jam setelah
tetap diberikan. •Atas indikasi sesuai analisis setelah anamnesis dan
dosis inisial
Pemeriksaan pemeriksaan penunjang
Dosis 3-5 mg/kgBB/hari dibagi 2
dosis IV Penunjang •Hematologi rutin, AGD/elektrolit, pungsi lumbal,
CT/MRI, EEG, metabolik dll

IDAI. Rekomendasi penatalaksanaan status epileptikus. Jakarta:IDAI; 2016


Pemeriksaan Fisik
Tanda Rangsang Meningeal
Kaku Kuduk Brudzinski I Brudzinski II

Kernig Lasegue
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan Nervus Kranialis
Facial Nerve (N.VII) Glossopharyngeal Nerve (N.IX)
Vagus Nerve (N.X)

Deviasi uvula ke sisi sehat

Sensoris khusus: pengecapan lidah 1/3


posterior terganggu

Refleks muntah (bersama N. X)

Disfagia, gangguan menelan, salivasi Deviasi ke


(bersama N. X) sisi sehat

Accessory Nerve (N.XI) Hypoglossus Nerve (N.XII)

Mengangkat bahu Motorik lidah

Paresis:
Memutar kepala – N. • Di dalam mulut: deviasi ke sisi sehat
sternokleidomastoideus • Terjulur: “terdorong” ke sisi sakit
• Tidak dapat memutar kepala ke Paresis sentral vs. perifer
sisi sehat • Atrofi & fasikulasi lidah pada paresis perifer
Baehr M, et al. Duus topical diagnosis in neurology. 5th ed. Thieme: Germany; 2012
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan Fungsi Motorik
Inspeksi

Gerak pasif

Tonus postural:
• Traction test → sumbu tubuh harus 1 garis
• Suspensi vertikal → tes tonus bahu
• Suspensi horizontal→ tes tonus batang tubuh (+ parachute
reaction) tangan harus nopang

Kekuatan Motorik

Anak besar: Bayi & anak kecil:


5 – melawan tahanan normal
Observasi gerak, simetri
4 – melawan tahanan ringan

3 – melawan gravitasi
Respons terhadap rangsang nyeri ringan (gelitik)
2 – gerak lateral (menggeser) tanpa gravitasi

1 – ada kontraksi otot


Respons bila anggota tubuh diletakkan pada posisi yang tidak nyaman
0 – tidak ada kontraksi

Baehr M, et al. Duus topical diagnosis in neurology. 5th ed. Thieme: Germany; 2012
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan Refleks

Refleks Fisiologis Refleks patologis


Refleks patella
Refleks Babinski
Refleks Achilles
Refleks primitif yang menetap:
Refleks biseps • Grasp reflex atau fisting
• Asymmetric tonic neck reflex
Refleks brakioradialis • Refleks Moro
• Rooting reflex
Refleks triseps • Sucking reflex
• Cross-extensor reflex (stepping reflex)

Meningkat pada lesi UMN Klonus


Menurun pada lesi LMN

Wahidiyat I, Sastroasmoro S. Pemeriksaan klinis pada bayi dan anak. 3rd ed. Jakarta: Sagung Seto;
Pemeriksaan Neurologis
Refleks Primitif

Refleks Moro Refleks Tonic Neck Refleks Withdrawal

Rooting and Sucking Reflex Refleks Palmar Grasp Head lag


Kejang Anak
QUIZ TIME #7
Anak perempuan, 2 tahun, dibawa orang tuanya ke IGD karena sebelumnya mengalami kejang di
rumah 2 jam lalu. Kejang saat itu berlangsung selama 5 menit, namun pasien setelah itu kembali
sadar namun orang tua tetap membawa anak ke IGD. Kejang ini disertai demam yang muncul
sejak 1 hari lalu. Pasien sebelumnya pernah mengalami kejang serupa 6 bulan lalu. Saat itu, pasien
juga sedang demam. BB pasien 11 kg, tanda vital pasien saat ini demam dengan suhu 39oC.

Apakah diagnosis pasien?


A. Kejang demam sederhana
B. Kejang demam kompleks
C. Epilepsi
D. Ensefalopati metabolik
E. Status epileptikus
QUIZ TIME #7
Anak perempuan, 2 tahun, dibawa orang tuanya ke IGD karena sebelumnya mengalami kejang di
rumah 2 jam lalu. Kejang saat itu berlangsung selama 5 menit, namun pasien setelah itu kembali
sadar namun orang tua tetap membawa anak ke IGD. Kejang ini disertai demam yang muncul
sejak 1 hari lalu. Pasien sebelumnya pernah mengalami kejang serupa 6 bulan lalu. Saat itu, pasien
juga sedang demam. BB pasien 11 kg, tanda vital pasien saat ini demam dengan suhu 39oC.

Apakah diagnosis pasien?


A. Kejang demam sederhana
B. Kejang demam kompleks
C. Epilepsi
D. Ensefalopati metabolik
E. Status epileptikus
QUIZ TIME #8
Pasien anak perempuan berusia 12 bulan dibawa orangtuanya ke IGD RS karena
kejang di rumah. Kejang berlangsung selama 4 menit sekitar 1 jam sebelum masuk
RS. Setelah kejang anak tampak lemas dan mengantuk. Pada pemeriksaan fisik
ditemukan kesadaran somnolen, Nadi: 88x/menit, Respirasi: 40x/menit, Suhu: 40.5
C. Pemeriksaan menunjukkan ekstremitas spastis, kaku kuduk (+), Brudzinski I (+),
klonus (+).

Pemeriksaan apa yang paling tepat dilakukan untuk pasien dengan kasus
diatas?
a.EEG
b.CT scan kepala
c.Pungsi lumbal
d.Darah perifer lengkap
e.USG kepala
QUIZ TIME #8
Pasien anak perempuan berusia 12 bulan dibawa orangtuanya ke IGD RS karena
kejang di rumah. Kejang berlangsung selama 4 menit sekitar 1 jam sebelum
masuk RS. Setelah kejang anak tampak lemas dan mengantuk. Pada
pemeriksaan fisik ditemukan kesadaran somnolen, Nadi: 88x/menit, Respirasi:
40x/menit, Suhu: 40.5 C. Pemeriksaan menunjukkan ekstremitas spastis, kaku
kuduk (+), Brudzinski I (+), klonus (+).

Pemeriksaan apa yang paling tepat dilakukan untuk pasien dengan kasus
diatas?
a.EEG
b.CT scan kepala
c.Pungsi lumbal
d.Darah perifer lengkap
e.USG kepala

Anda mungkin juga menyukai