Kuis - 15221064 - Ade Suci Rahmadona
Kuis - 15221064 - Ade Suci Rahmadona
TUGAS 3 :
KUIS “KRITERIA DESAIN ARSITEKTUR TANGGAP BENCANA TSUNAMI”
Disusun oleh:
A. Lokasi
Aspek terpenting dalam membangun bangunan tahan tsunami adalah pemilihan
lokasinya. Pelajari apa saja yang boleh dan tidak boleh dilakukan saat memilih lokasi
pembangunan.
1. Perencanaan lahan
Ketika mendesain lahan untuk perumahan, area yang lebih rawan terhadap
tsunami sebaiknya didesain untuk menjadi lahan dengan ukuran besar. Lahan yang
besar berarti kepadatan penduduk yang rendah. Jumlah rumah yang lebih sedikit juga
berarti jumlah puing yang lebih sedikit, puing-puing tersebut berasal dari bangunan yang
hancur terkena tsunami.
B. Pondasi
1. Pondasi
Pondasi bangunan harus: pertama, cukup
dalam untuk menahan gerusan air dan efek erosi;
kedua, cukup kuat untuk menahan banjir, gelombang
dan puing-puing akibat tsunami; terakhir, mampu
menyalurkan kekuatan angin dan seismik ke tanah.
Pondasi tiang pancang dianjurkan karena mampu
mencegah struktur bangunan tetap tegak lurus.
C. Rencana dan Bentuk Bangunan
Kekokohan keseluruhan struktur tergantung pada denah dan bentuk bangunan.
Penting untuk dipahami bahwa tsunami sering kali diawali dengan gempa bumi yang
kekuatannya bisa melemah jika tidak, struktur tersebut akan tahan terhadap tsunami.
1. Simetris
Bangunan dengan denah yang simetri lebih
aman dan stabil dibandingan dengan denah assimetri.
Disarankan untuk membagi bangunan menjadi
beberapa bagian dengan bentuk simetri.
4. Mendesain Teras
Rumah dengan beranda samping lebih mudah
rusak dibandingkan dengan rumah dengan beranda
yang berada ditengah atau simetris dikedua sisi.
5. Bangunan Panjang
Bangunan berbentuk panjang lebih mudah
rusak atau roboh dibandingkan dengan bangunan
yang lebih pendek. Hindari membangun rumah dengan
panjang lebih dari tiga kali lebarnya, disarankan untuk
membagi bangunan menjadi dua unit terpisah
D. Desain Atap
1. Jumlah Lereng
Disarankan untuk membangun rumah dengan
atap berbentuk limas daripada perisai karena bentuk
limas lebih kuat dan stabil.
1. Panjang Dinding
Dinding yang lebih panjang dari 7m bisa roboh
dengan mudah apabila tidak dikuatkan dengan
membangun dinding dalam
2. Dinding Partisi
Dinding partisi yang dibangun ketika dinding luar sudah selesai dibangun lebih
rentan roboh., sedangkan Dinding partisi harus dibangun bersama dengan seluruh
dinding bangunan.
3. Ketebalan Dinding
Disarankan untuk membangun dinding yang
memiliki ketebalan cukup (15-23cm) daripada dinding
yang tipis dan tinggi.
4. Parapet Batu
Dinding tembok pembatas dengan material
bata lebih mudah roboh dibandingkan dengan dinding
tembok yang rendah dan diperkuat dengan susuran
dari bahan logam.
6. Dinding Bambu
Ketika membangun di dataran rendah (yang
sebenarnya tidak aman) tidak bisa dihindari dan
anggaran merupakan kendala, salah satu solusinya
adalah membangun struktur utama menggunakan
kolom beton bertulang, dinding bata disisi samping dan
dinding sementara dari material dinding bambu di
bagian tengah.
Sehingga ketika ada gelombang tsunami, air dapat langsung merusak dinding
sementara tetapi struktur lainnya tetap aman, utuh dan tidak rusak. Namun, desain
rumah ini tidak dimaksudkan sebagai tempat berlindung dari tsunami, tetapi mudah dan
murah untuk merekonstruksi pasca tsunami, dikarenakan struktur utama diharapkan
masih tetap kokoh pasca bencana. Desain rumah ini terjangkau biayanya dan tidak
mengurangi kenyamanan penghuni.
8. Dinding Pelana
Dinding atap pelana sebaiknya memiliki
ketinggian sekitar 1m di atas permukaan atap. Jika
desain dinding lebih tinggi dari 1m, lebih aman untuk
menggunakan bahan yang ringan seperti papan seng
atau papan kayu.
Rumah dengan bukaan dinding yang asimetris cenderung lebih mudah rusak
karena kekuatan dinding tidak merata. Dinding tersebut akan runtuh di satu sisi apabila
terjadi tsunami atau gempa. Bila memungkinkan, tempatkan pintu di tengah dinding
dengan bukaan yang ditempatkan secara simetris pada kedua sisi, karena kekuatan
dinding lebih terdistribusi merata.
3. Atap Datar
Untuk struktur atap datar, jangan
menopangkan kekuatan semen beton bertulang pada
2 dinding saja, karena ketika salah satu dinding rubuh,
seluruh atap akan runtuh juga. Selalu menompangkan
semen beton bertulang pada keempat sisi dinding.
5. Mengamankan Sambungan
Pertanyaan 2 : Selain arsitek, siapa saja ahli yang terlibat dalam merancang bangunan
tahan tsunami?
Berikut adalah beberapa pemangku kepentingan yang terlibat dalam merancang bangunan
tahan tsunami :
1. Engineer
terkhusus jurusan teknik sipil yang ahli konstruksi dan struktur dalam hal ini
bertugas untuk mengumpulkan data penyelidikan tanah dan peta topografi dari instansi
terkait. Data tersebut digunakan untuk mendesain gambar struktur, menghitung analisis
struktur, merencanakan anggaran biaya dan rencana kerja.
2. Para Ahli
Ahli Geoteknik berperan mempelajari sifat dan kondisi tanah untuk memastikan
ketahanan pondasi bangunan.
Ahli Hidrologi berperan mempelajari sifat dan kondisi air/sedimen di lahan
bangunan
Urban Planner berperan dalam memetakan lokasi bangunan yang aman dari
tsunami
Ahli ekologi berperan untuk membantu mengantisipasi dan menganalisa
lingkungan sebelum terjadinya tsunami.
4. Pemilik Bangunan/Lahan
Menurut Pasal 1369 KUHPerdata, pemilik sebuah gedung bertanggung jawab
atas kerugian yang disebabkan oleh robohnya gedung yang dimilikinya baik secara
keseluruhan maupun sebagian jika ini terjadi karena kelalaian dalam pemeliharaannya,
atau karena suatu cacat dalam pembangunan maupun penataannya.