Anda di halaman 1dari 1

7 Penyebab Terjadinya Kecelakaan Tunggal

Kebanyakan kecelakaan mobil menimbulkan dampak yang sangat destruktif, tak terkecuali pada jenis
kecelakaan tunggal. Hal tersebut bisa terjadi karena mobil yang melaju cukup kencang serta bobotnya
yang dapat menimbulkan kerusakan cukup parah.
Mayoritas kecelakaan yang melibatkan kendaraan lain, seperti tabrakan, terjadi karena human error,
yakni kesalahan pengemudi dalam mengambil keputusan, misalnya ketika menyalip, sehingga terjadi
tabrakan.
Bila ada dua kendaraan mengalami kecelakaan, masing-masing korban saling menanggung. ...
Jadi artinya pada kecelakaan tunggal, tak ada pihak lain --yang terlibat kecelakaan-- yang
menanggungnya
Untuk jenis kecelakaan tunggal yang tidak melibatkan kendaraan lain, ada banyak faktor penyebabnya.
Berikut ini adalah enam penyebab terjadinya kecelakaan tunggal.

7 Penyebab kecelakaan tunggal yang sering terjadi sebagai berikut;

1. Kehilangan konsentrasi. Mengemudi membutuhkan konsentrasi yang tinggi.


Fokus dan waspada menjadi dua kata kunci untuk memperkuat konsentrasi. Lengah
sedikit saja taruhannya amat besar. Banyak unsur yang bisa menghilangkan
konsentrasi, misalnya, menelepon dan mengantuk.
2. Sakit. Berkendara saat sakit mengundang risiko terjadinya kecelakaan. Seseorang
yang sedang sakit cenderung tidak bisa berkonsentrasi. Padahal, kita semua tahu
bahwa mengemudi butuh konsentrasi penuh. Kecelakaan bisa terjadi dalam hitungan
tak lebih dari tiga detik, bahkan bisa terjadi dalam dua detik.
3. Ngantuk. Beristirahatlah ketika kantuk mendera. Mengemudi saat mengantuk juga
bisa memupus konsentrasi. Obat mujarab untuk mengantuk hanya tidur.
4. Lelah. Fisik yang lelah bisa mengganggu konsentrasi seseorang ketika mengemudi.
Karena itu, salah satu syarat penting dalam mengemudi adalah kondisi tubuh dalam
keadaan bugar. Beristirahatlah setiap dua jam sekali ketika berkendara jarak jauh.
5. Mabuk. Kemampuan pengemudi mengantisipasi kondisi bakal runtuh jika dalam
keadaan mabuk. Pandangan dan daya respons otak bakal terusik. Karena itu, sangat
tidak disarankan mengemudi dalam keadaan mabuk.
6. Berponsel. Aktifitas berponsel, entah menelepon, menerima telepon, mengirim
pesan tertulis, atau membaca pesan tertulis amat mengganggu konsentrasi. Perilaku
yang satu ini sebisa mungkin dihindari. Ada istilah, engine on, mobile off. Kira-kira
maknanya saat berkendara hentikan semua aktifitas berponsel.
7. Jalan rusak. Jalan yang rusak, bergelombang, berlubang, apalagi ditambah
penerangan jalan yang minim, amat mungkin memicu terjadinya kecelakaan tunggal.
Peran pemerintah atau penanggung jawab jalan amat mutlak disini. Di pundak
merekalah nasib pengguna jalan bersandar. Infrastruktur jalan yang rusak wajib segera
dibetulkan demi kewajiban negara dalam melindungi warganya di jalan raya

Anda mungkin juga menyukai