Anda di halaman 1dari 16

PROGRAM MAGISTER MANAJEMEN

UNIVERSITAS PASUNDAN
Mata Kuliah : Manajemen Keuangan
Kelas : 28 B
Konsentrasi : Manajemen Rumah Sakit
Dosen : Prof. Dr. H. Atang Hermawan, SE.,MSIE.,Ak .,CSRS.,CSRA.,CPF.,CMA
Nama : Nopta Sari
Nim : 238020020

Tugas 1
Berikut ini adalah Laporan Neraca dan Rugi Laba yang diperoleh dari salah satu perusahaan yang bergerak
dalam perdagangan Barang kebutuhan pokok untuk tahun yang berakhir 2015 dan 2016

a. Laporan Neraca
Uraian 2015 2016 Uraian 2015 2016
Cash 50.000 65.000Liabilities and SH Eq.
Marketable Securities 25.000 85.000Current Liabilities
Account Receivable 75.000 55.000Account Payable 80.000 95.000
Inventory 115.000 80.000Wages Payable 100.00 55.000
Suplies 20.000 15.000Interest Payable 30.000 30.000
Total Current Assets 285.000 300.000 Rent Revenue in Adv. 0 60.000
Fixed Assets 200.000 245.000 Total Current Liab. 210.000 240.000
Acc. Depreciation (50.000) (65.000)Mortgage Payable 60.000 90.000
Net Fixed Assets 150.000 180.000 Total Liabilities 270.000 330.000
Stock Holders Equity 165.000 150.000
Total Assets 435.000 480.000 Tot Liab & SH. Eq. 435.000 480.000

b. Laporan Rugi Laba


Uraian 2015 2016
( Rp ) ( Rp ) Catatan :
Sales 104.000 125.000 1. Besarnya Beban pajak tahunan adalah 10%
Sales Discount (8.000) (10.000) 2. Beban penyusutan Rp. 20.000 per tahun
Net sales 96.500 115.000 3. Penjualan Kredit tahunan sebesar 70% dari total
Cost of Good Sold 60.000 75.000 Pejulan
Gross Profit on Sales 36.500 40.000 4. Jumlah Inventory per 1 Januari 2014
Operatig Expenses 11.500 10.000 Rp. 100.000
Income Before Taxes 25.000 30.000

Saudara diminta :
a. Tentukanlah Ratio Keuangan Perusahaan dengan pendekatan Cross Sectional berdasarkan ratio :
Current ratio (RI=2,6), Quick ratio (RI=1.4), Inventory turn Over (RI=4), Fexed Asset Turn Over
(RI=0.75), Debt to Equity Ratio (RI=0.6), Debt To Assets Ratio (RI=1,0), ROA (RI=0.075), ROE
(RI=0.125), Net Profit margin Ratio (RI=0.35), Gross Margin ratio (RI=0.65).
Jawaban:
a.
No. Uraian 2017 2018
1. Current ratio (RI=2,5) 285.000 / 210.000 x 300.000/240.000 x 100%=
= current asset / current 100% = 1,357% 1,25%
liabiltys x 100% RP (1,35) < RI (2,5) Artinya
- Time series : 2017
dibandingkan 2018
mengalami penurununan
- RP (1,25) < RI (2,5)
2 Quick ratio (RI=1.2) 285.000 - 115.000 / 300.000 – 80.0000 /240.000 x
= currents asset – inventory 210.000 x 100% = 100%= 0,91%
/ current liability X 100% 0,80% Artinya: - Time series:2018
RP (0,80) < RI (1,2) dibandingkan 2017
mengalami kenaikan
-RP (0,91) < RI (1,2)

3 Average Age of AR (RI=40 ARTO = 96.500 / ARTO = 115.000 / (115.000 +


hari) ARTO = credit sale / (100.000 + 115.000/ 2) = 80.000 /2) = 1,179
average inventory 0,89 AAI= 360/ 1,179 = 305,34
Average age inventory = 360 AAI = 360/ 0,89 = Artinya
/ ARTO 404,49 - Time series : 2017
- Cross section : RP dibandingkan 2018
(404,49) > RI (40)  mengalami penurunan
berarti lebih lama (perputaran / pembayaran lebih
dalam membayar cepat)
hutang - Cross section : RP (305,34)
> RI (40)  berarti lebih
lama dalam membayar
Hutang
4 Fexed Asset Turn Over 104.000 / 200.0000= 125.000/ 245.000 = 0,51
(RI=0.75) 0,52 Artinya
= sale / fixed asset RP (0,52) < RI (0,75) - Time series : 2017
dibandingkan 2018
mengalami penurunan
RP (0,51) < RI (0,75)
5 Debt to Equity Ratio (RI=0.55) = 270.000/ 165.000 = 330.000/150.000
= liability / stock holder equity = 1,63 = 2,2
Artinya
RP (1,63) > RI (0,55) - Time series : 2018
dibandingkan 2017
mengalami kenaikan  lebih
jelek (sebaikanya utang =
modal)
- RP (2,2) > RI (0,55)
6 Debt To Assets Ratio (RI=0,5) = 270.000/ 435.000 = 330.000/ 480.000
= liability / total asset = 0,62 = 0,68
Artinya
RP (0,68) > RI (0,5)
- Time series : 2017
dibandingkan 2018
mengalami kenaikan  lebih
jelek (karena jumlah utang
lebih banyak)
RP (0,68) > RI (0,5)
7 ROI (RI=0.075) (25.000-2.500/ (30.000 – 3.000) / 480.000 =
= net income / total asset 435.000 = 0,051 0,056
Artinya
RP (0,051) < RI (0,075)
- Time series : 2017
dibandingkan 2018
mengalami kenaikan 
lebih baik
- RP (0,056) < RI (0,075)
8 ROE (RI=0.125) 22.500 / 165.000 = 0,136 27.000/ 150.000 = 0,18
RP (0,136) > RI (0,125) - Time series : 2017
dibandingkan 2018
mengalami kenaikan 
lebih baik
- RP (0,18) > RI (0,125)
30.000/ 115.000 = 0,260
- Time series : 2018
dibandingkan 2017
lebih jelek
- RP (0,260) < RI (0,35)
9 Equality Profit margin Ratio 25.000/ 96.500 = 0,269 30.000/ 115.000 = 0,260
(RI=0.35) - Time series :2018
= operating profit / net sales RP (0,269) < RI (0,35) dibandingkan 2017 mengalami
penurunan  lebih jelek
- RP (0,260) < RI (0,35)
-
10 Gross Margin ratio (RI=0.65) 36,500 / 96,500 = 0,37 40.000/ 115.000 = 0,34
= gross profit/ net sales - Time series : 2017
RP (0,37) < RI (0,65) dibandingkan 2018
mengalami penurunan 
lebih jelek
RP (0,34) < RI (0,65)

b. Bagaimana interpretasi saudara ( RI adalah Ratio Industri / Ratio Perusahaan Sejenis )


1. Secara Time series kinerja perusahaan menunjukan kerja yang kurang Cukup bagus,
secara time series bahwa dikatakan cukup bagus karena terjadi kenaikan dalam
current ratio, ARTO, ROE & ROI aspek yang kurang baik dalam Fexed Asset Turn
Over, Debt To Assets Ratio, Debt to Equity Ratio, Gross Margin ratio & Operating Profit
margin Ratio karena terjadi penurunan.
Jawab:

Interpretasi Rasio Keuangan Perusahaan

1. Current Ratio:

 Time Series: Kinerja perusahaan meningkat karena rasio current ratio naik. Hal ini
menunjukkan bahwa perusahaan memiliki kemampuan yang lebih baik untuk memenuhi
kewajiban jangka pendeknya.
 Perbandingan dengan Industri: Rasio current ratio perusahaan (0,34) lebih rendah
dibandingkan dengan rasio industri (0,65). Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan memiliki
likuiditas yang lebih rendah dibandingkan dengan rata-rata perusahaan di industrinya.

2. ARTO (Average Receivables Turnover):

 Time Series: Kinerja perusahaan meningkat karena rasio ARTO naik. Hal ini menunjukkan
bahwa perusahaan lebih efisien dalam menagih piutangnya.
 Perbandingan dengan Industri: Rasio ARTO perusahaan (0,34) lebih rendah dibandingkan
dengan rasio industri (0,65). Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan membutuhkan waktu
lebih lama untuk menagih piutangnya dibandingkan dengan rata-rata perusahaan di
industrinya.

3. ROE (Return on Equity):

 Time Series: Kinerja perusahaan meningkat karena rasio ROE naik. Hal ini menunjukkan
bahwa perusahaan lebih efisien dalam menghasilkan keuntungan bagi pemegang sahamnya.
 Perbandingan dengan Industri: Rasio ROE perusahaan (0,34) lebih rendah dibandingkan
dengan rasio industri (0,65). Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan menghasilkan
keuntungan yang lebih rendah bagi pemegang sahamnya dibandingkan dengan rata-rata
perusahaan di industrinya.

4. ROI (Return on Investment):


 Time Series: Kinerja perusahaan meningkat karena rasio ROI naik. Hal ini menunjukkan
bahwa perusahaan lebih efisien dalam menghasilkan keuntungan dari investasinya.
 Perbandingan dengan Industri: Rasio ROI perusahaan (0,34) lebih rendah dibandingkan
dengan rasio industri (0,65). Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan menghasilkan
keuntungan yang lebih rendah dari investasinya dibandingkan dengan rata-rata perusahaan di
industrinya.

5. Fixed Asset Turnover:

 Time Series: Kinerja perusahaan menurun karena rasio fixed asset turnover turun. Hal ini
menunjukkan bahwa perusahaan kurang efisien dalam menggunakan aset tetapnya untuk
menghasilkan pendapatan.

6. Debt to Assets Ratio:

 Time Series: Kinerja perusahaan menurun karena rasio debt to assets ratio naik. Hal ini
menunjukkan bahwa perusahaan memiliki tingkat utang yang lebih tinggi dibandingkan
dengan asetnya.

7. Debt to Equity Ratio:

 Time Series: Kinerja perusahaan menurun karena rasio debt to equity ratio naik. Hal ini
menunjukkan bahwa perusahaan memiliki tingkat utang yang lebih tinggi dibandingkan
dengan modalnya.

8. Gross Margin Ratio:

 Time Series: Kinerja perusahaan menurun karena rasio gross margin ratio turun. Hal ini
menunjukkan bahwa perusahaan mendapatkan keuntungan yang lebih kecil dari setiap
penjualan.

9. Operating Profit Margin Ratio:

 Time Series: Kinerja perusahaan menurun karena rasio operating profit margin ratio turun.
Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan mendapatkan keuntungan yang lebih kecil dari
operasinya.

Kesimpulan:

Secara time series, kinerja perusahaan menunjukkan beberapa aspek yang meningkat dan beberapa
aspek yang menurun. Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan perlu melakukan perbaikan dalam
beberapa aspek untuk meningkatkan kinerjanya secara keseluruhan.

2. Secara cross section kinerja perusahaan menunjakan kerja yang kurang bagus
Interpretasi Rasio Keuangan Perusahaan Secara Cross Section
1. Current Ratio:

 Perbandingan dengan Industri: Rasio current ratio perusahaan (0,34) lebih rendah
dibandingkan dengan rasio industri (0,65). Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan memiliki
likuiditas yang lebih rendah dibandingkan dengan rata-rata perusahaan di industrinya.

2. ARTO (Average Receivables Turnover):

 Perbandingan dengan Industri: Rasio ARTO perusahaan (0,34) lebih rendah dibandingkan
dengan rasio industri (0,65). Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan membutuhkan waktu
lebih lama untuk menagih piutangnya dibandingkan dengan rata-rata perusahaan di
industrinya.

3. ROE (Return on Equity):

 Perbandingan dengan Industri: Rasio ROE perusahaan (0,34) lebih rendah dibandingkan
dengan rasio industri (0,65). Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan menghasilkan
keuntungan yang lebih rendah bagi pemegang sahamnya dibandingkan dengan rata-rata
perusahaan di industrinya.

4. ROI (Return on Investment):

 Perbandingan dengan Industri: Rasio ROI perusahaan (0,34) lebih rendah dibandingkan
dengan rasio industri (0,65). Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan menghasilkan
keuntungan yang lebih rendah dari investasinya dibandingkan dengan rata-rata perusahaan di
industrinya.

5. Fixed Asset Turnover:

 Perbandingan dengan Industri: Tidak ada informasi mengenai rasio fixed asset turnover
industri.

6. Debt to Assets Ratio:

 Perbandingan dengan Industri: Rasio debt to assets ratio perusahaan (0,34) lebih tinggi
dibandingkan dengan rasio industri (0,65). Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan memiliki
tingkat utang yang lebih tinggi dibandingkan dengan asetnya dibandingkan dengan rata-rata
perusahaan di industrinya.

7. Debt to Equity Ratio:

 Perbandingan dengan Industri: Rasio debt to equity ratio perusahaan (0,34) lebih tinggi
dibandingkan dengan rasio industri (0,65). Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan memiliki
tingkat utang yang lebih tinggi dibandingkan dengan modalnya dibandingkan dengan rata-
rata perusahaan di industrinya.
8. Gross Margin Ratio:

 Perbandingan dengan Industri: Tidak ada informasi mengenai rasio gross margin ratio
industri.

9. Operating Profit Margin Ratio:

 Perbandingan dengan Industri: Tidak ada informasi mengenai rasio operating profit margin
ratio industri.

Kesimpulan:

Secara cross section, kinerja perusahaan menunjukkan beberapa aspek yang lebih
rendah dibandingkan dengan rata-rata perusahaan di industrinya. Hal ini menunjukkan bahwa
perusahaan perlu melakukan beberapa langkah untuk meningkatkan daya saingnya.

TUGAS-2

Pimpinan Rumah Sakit ADIRA BANDUNG sedang menyusun rencana kebutuhan Alat-alat Medis
untuk tahun 2016. Berdasarkan Analis Keuangan diperoleh data untuk masing-masing peralatan
yang dibutuhkan tersebut, yang meliputi Harga Perolehan dan Profitability Index adalah sebagai
berikut :

No PERALATAN NILAI PROFITABILITY


MEDIS INVESTASI INDEX
1 Laryngoscopes 25.000.000 0,2
2 Incubator 30.000.000 0,1
3 Rongsen 30.000.000 1,9
4 Troly bad 20.000.000 0,6
5 Echo cardigrafi 46.000.000 1,8
6 E M G ( elektro myografi ) 30.000.000 0,7
7 Tempat tidur pasien 15.000.000 1,9
8 Tensi darah 12.000.000 1,7
9 Timbangan berat badan 16.000.000 1,6
10 Stetoskop training ABN 45.000.000 0,4
11 Termometer digital ABN 15.000.000 0,1
12 Ultrasono grafi ( USG ) 30.000.000 1,5
13 Endoscopy 50.000.000 0,6
14 Full automatic analyter abboth 45.000.000 1,3
15 Kursi roda corona one med 15.000.000 1,4

Dari data tersebut saudara diminta untuk memberikan rekomendasi alat-alat medis manakah

yang harus direalisasikan, jika :

a. Besarnya dana yang tersedia sebesar Rp. 140.000.000

Jawab:

Menurut Saya untuk mengambil sebuah kebijakan dalam merekomendasikan alat-alat


medis dengan nilai alat dan Profitability Index tersebut berdasarkan:
1. Profitability Index (PI): Alat dengan PI tinggi (di atas 1) direkomendasikan karena memiliki
potensi keuntungan yang lebih besar.
2. Kebutuhan Rumah Sakit: Alat yang vital untuk diagnosa, perawatan, dan mobilitas pasien
diprioritaskan.
3. Dana yang Tersedia: Alat dengan nilai investasi yang sesuai dengan anggaran diprioritaskan.

Berikut adalah tabel rekomendasi alat medis yang harus direalisasikan dengan dana
sebesar Rp 140.000.000:

No Peralatan Medis
Nilai Investasi Profitability Rekomendasi Alasan
Index Rekomendasi
1 Rongsen Rp 30.000.000 1,9 Direkomendasikan Memiliki PI tertinggi
(1,9) dan merupakan
alat vital untuk
diagnosa.
2 Echo cardigrafi Rp 46.000.000 1,8 Direkomendasikan Memiliki PI tinggi
(1,8) dan penting
untuk diagnosa
jantung.
3 Tempat tidur Rp 15.000.000 1,9 Direkomendasikan Memiliki PI tinggi
pasien (1,9) dan penting
untuk pasien rawat
inap
4 Tensi darah Rp 12.000.000 1,7 Direkomendasikan Memiliki PI tinggi
(1,7) dan penting
untuk pemeriksaan
dasar pasien.
5 Timbangan Berat Rp 16.000.000 1,6 Direkomendasikan Memiliki PI tinggi
Badan (1,6) dan penting
untuk memantau
kesehatan pasien.
6 Ultrasonografi Rp 30.000.000 1,5 Direkomendasikan Memiliki PI tinggi
(USG) (1,5) dan penting
untuk diagnosa dan
pemantauan
kehamilan
7 Kursi roda corona Rp 15.000.000 1,4 Direkomendasikan Memiliki PI tinggi
one med (1,4) dan penting
untuk mobilitas
pasien.
Kesimpulan:

Berdasarkan analisis di atas, 7 alat medis direkomendasikan untuk direalisasikan dengan dana

Rp 140.000.000. Alat-alat tersebut memiliki PI tinggi, penting untuk kebutuhan rumah sakit, dan

sesuai dengan anggaran

b. Semua alat-alat medis tersebut akan direalisasikan semuanya, tentukan besarnya dana
pinjaman jika perusahaan memiliki dana awal sebesar 40% dari besarnya kebutuhan,
dan bunga 10% per tahun.
Jawab:

No PERALATAN NILAI PROFITABILITY


MEDIS INVESTASI INDEX
1 Laryngoscopes 25.000.000 0,2
2 Incubator 30.000.000 0,1
3 Rongsen 30.000.000 1,9
4 Troly bad 20.000.000 0,6
5 Echo cardigrafi 46.000.000 1,8
6 E M G ( elektro myografi ) 30.000.000 0,7
7 Tempat tidur pasien 15.000.000 1,9
8 Tensi darah 12.000.000 1,7
9 Timbangan berat badan 16.000.000 1,6
10 Stetoskop training ABN 45.000.000 0,4
11 Termometer digital ABN 15.000.000 0,1
12 Ultrasono grafi ( USG ) 30.000.000 1,5
13 Endoscopy 50.000.000 0,6
14 Full automatic analyter abboth 45.000.000 1,3
15 Kursi roda corona one med 15.000.000 1,4
Total Nilai Investasi Rp. 504.000.000

Penjelasan:

 Direkomendasikan untuk merealisasikan semua alat medis karena memiliki Profitability


Index (PI) yang positif, menunjukkan potensi keuntungan yang dapat diperoleh dari investasi
tersebut.
 PI yang tinggi menunjukkan alat medis tersebut memiliki potensi keuntungan yang lebih
besar.

Dana Pinjaman

1. Total Dana yang Dibutuhkan

Total dana yang dibutuhkan untuk merealisasikan semua alat medis adalah Rp 504.000.000.

2. Dana Awal

Rumah sakit memiliki dana awal sebesar 40% dari total dana yang dibutuhkan, yaitu:

40% x Rp 504.000.000

= Rp 201.600.000

3. Dana Pinjaman

Dana pinjaman yang dibutuhkan adalah:

Rp 504.000.000 - Rp 201.600.000

= Rp 302.400.000

4. Bunga Pinjaman

Bunga pinjaman per tahun adalah 10%.

5. Total Pembayaran Pinjaman

Total pembayaran pinjaman setelah satu tahun adalah:


Rp 302.400.000 + (10% x Rp 302.400.000)

= Rp 332.640.000

Kesimpulan:

 Rumah sakit membutuhkan dana pinjaman sebesar Rp 302.400.000 untuk merealisasikan


semua alat medis.
 Total pembayaran pinjaman setelah satu tahun adalah Rp 332.640.000.

TUGAS-3

Pengelola Yayasan BULAN SEHAT merencanakan akan melakukan pengadaan aset berupa alat alat medis
untuk kepentingan pelayanan terhadap pasien. Pengadaan alat alat medis tersebut direncanakan sumber
pendanaanya melalui kerjasama dengan Bank ABC Bandung dengan tingkat bunga yang disepakati sebesar
8% pertahun. Pajak 20 %. Berikut ini ringkasan data mengenai investasi tersebut :

URAIAN Investasi Alat Alat Medis


A B
Nilai Investasi Rp. 126.000.000 Rp. 118.000.000
Laba Setelah Penyusutan Laba Sebelum Penyusutan
Pajak Pajak
Tahun ke – 1 Rp. 21.850.000 Rp. 13.750.000 Rp. 30.800.000 Rp. 15.850.000
Tahun ke – 2 24.900.000 13.750.000 30.800.000 12.850.000
Tahun ke – 3 18.850.000 13.750.000 30.800.000 10.850.000
Tahun ke – 4 18.000.000 13.750.000 30.800.000 10.850.000
Discount Factor 10 % 12 %
(DF)

Dari data tersebut saudara diminta untuk menganalisis kedua nilai investasi tersebut yang layak diterima, bila
menggunakan metode penilaian Investasi ( Gunakan 3 Metode yang saudara kuasai ) .
Jawab:Analisis kedua nilai investasi tersebut yang layak diterima dengan menggunakan
metode:

1. Net Present Value (NPV)

NPV adalah selisih antara nilai sekarang dari arus kas masuk dan arus kas keluar selama
masa investasi. NPV positif menunjukkan investasi menguntungkan, sedangkan NPV negatif
menunjukkan investasi tidak menguntungkan.

Tahun Arus Kas Masuk (Laba Setelah Diskon Faktor (DF) Nilai Kini (NPV)
Pajak)
A Rp 21.850.000 0,9091 Rp 19.913.395
B Rp 24.900.000 0,8929 Rp 22.201.610
A Rp 24.900.000 0,8264 Rp 20.554.360
B Rp 18.850.000 0,7513 Rp 14.142.355
A Rp 18.000.000 0,6830 Rp 12.294.000
B Rp 18.000.000 0,6209 Rp 11.176.200
Jadi, NPV Investasi A adalah:

NPVA =−126.000.000+7.500.000+9.552.370+4.050.696+3.124.089

= −101.772

Jadi, NPV Investasi B adalah:

NPVB = −118.000.000+13.842.592+15.394.784+15.837.836+14.653.657

= −57.271.131

Dengan nilai Net Present Value (NPV) yang lebih besar menunjukkan investasi yang lebih
menguntungkan. Dalam kasus ini, Investasi B lebih menguntungkan daripada Investasi A.
2. Internal Rate of Return (IRR)

IRR adalah tingkat diskonto yang membuat NPV sama dengan 0. IRR yang lebih tinggi
menunjukkan investasi lebih menguntungkan.

Langkah-langkah Menghitung IRR:

1. Hitung NPV pada beberapa tingkat diskonto yang berbeda.


2. Gunakan interpolasi untuk menemukan tingkat diskonto yang menghasilkan NPV = 0.

Perhitungan IRR:

Investasi Tingkat Diskonto NPV


A 10% Rp 34.444.325
A 12% Rp 17.272.165
B 10% Rp 27.622.165
B 12% Rp 10.444.325

Interpolasi:

 Investasi A:

IRR = 10% + (12% - 10%) x (Rp 17.272.165 / (Rp 34.444.325 - Rp 17.272.165))

= 10% + 2% x (Rp 17.272.165 / Rp 17.172.160)

= 10% + 0,02 x 1

= 10,2%

 Investasi B:

IRR = 10% + (12% - 10%) x (Rp 10.444.325 / (Rp 27.622.165 - Rp 10.444.325))

= 10% + 2% x (Rp 10.444.325 / Rp 17.177.840)

= 10% + 0,02 x 0,604

= 10,12%

Hasil IRR:

 Investasi A: IRR = 10,2%


 Investasi B: IRR = 10,12%

Kesimpulan:

Berdasarkan IRR, Investasi A lebih layak diterima daripada Investasi B.

3. Payback Period (PP)

PP adalah waktu yang dibutuhkan untuk menutupi biaya investasi awal dari arus kas masuk.
PP yang lebih pendek menunjukkan investasi lebih menguntungkan.
Perhitungan PP:

 Investasi A: PP = 3,5 tahun


 Investasi B: PP = 3,8 tahun

Berdasarkan PP, Investasi A lebih menguntungkan daripada Investasi B.

TUGAS-4

Saudara sebagai staf ahli keuangan diminta untuk menyusun rekomendasi dalam pengadaan aset
perusahaan. Investasi yang direncanakan meliputi pengadaan Alat Rogsen dan EMG.

Pengadaan EMG membutuhkan Dana Rp. 146.500.000, diperkirakan aset tersebut dapat
digunakan selama 8 tahun. Berikut ini data yang berhubungan dengan investasi tersebut. Pendapatan
pertahun diperkirakan Rp. 160.000.000, biaya operasi Rp. 46.500.000. Nilai sisa dari aset tersebut
jika sudah tidak digunakan lagi adalah Rp. 22.500.000. Sumber pendanaan direncanakan melalui
kredit perbankan dengan tingkat bunga 10% pertahun. Tarif pajak untuk investasi ini 12 %.

Pengadaan Alat Rongsen membutuhkan Dana sebesar Rp. 148.000.000, diperkirakan aset tersebut
dapat digunakan selama 5 tahun, dengan cash in flow tahun ke-1, ke-2 dan ke-3 adalah Rp.
34.000.000, dan cash flow tahun ke-4 dan ke-5 adalah Rp. 32.000.000

Saudara Diminta :

Alternatif Pengadaan aset manakah yang dapat sudara rekomendasikan ( Gunakan 3 metode yang
saudara kuasai ). Asumsikan Discount Faktor (DF) yang layak untuk kedua proyek ini 12 %.

Jawaban:

1. Net Present Value (NPV)

Rekomendasi Pengadaan Aset Berdasarkan NPV

Perhitungan NPV:

Alat EMG:

Arus Kas Tahunan:

Tahun Arus Kas


1 Rp 113.500.000
2 Rp 113.500.000
3 Rp 113.500.000
4 Rp 113.500.000
5 Rp 113.500.000
6 Rp 113.500.000
7 Rp 113.500.000
8 Rp 113.500.000
9 Rp 22.500.000
NPV:

NPV = Σ (Arus Kas / (1 + Discount Factor)xTahun)

NPV = (113.500.000 / 1.12x1) + (113.500.000 / 1.12x2) + ... + (113.500.000 / 1.12x8) +


(22.500.000 / 1.12x9)

NPV = Rp 447.058.724

Alat Rongsen:

Arus Kas Tahunan:

Tahun Arus Kas


1 Rp 34.000.000
2 Rp 34.000.000
3 Rp 34.000.000
4 Rp 32.000.000
5 Rp 32.000.000

NPV:

NPV = Σ (Arus Kas / (1 + Discount Factor)xTahun)

NPV = (34.000.000 / 1.12x1) + (34.000.000 / 1.12x2) + ... + (32.000.000 / 1.12x4) + (32.000.000 /


1.12x5)

NPV = Rp 122.912.345

Kesimpulan:

Berdasarkan NPV, Alat EMG lebih direkomendasikan daripada Alat Rongsen. NPV Alat EMG
jauh lebih tinggi daripada NPV Alat Rongsen, menunjukkan bahwa Alat EMG menghasilkan
keuntungan yang lebih besar dalam jangka panjang.

2. Internal Rate of Return (IRR)

Alat EMG:

Arus Kas Tahunan:

Tahun Arus Kas


1 Rp 113.500.000
2 Rp 113.500.000
3 Rp 113.500.000
4 Rp 113.500.000
5 Rp 113.500.000
6 Rp 113.500.000
7 Rp 113.500.000
8 Rp 113.500.000
9 Rp 22.500.000

IRR = 15%
Alat Rongsen:

Arus Kas Tahunan:

Tahun Arus Kas


1 Rp 34.000.000
2 Rp 34.000.000
3 Rp 34.000.000
4 Rp 32.000.000
5 Rp 32.000.000

IRR = 12%

Kesimpulan:

Berdasarkan IRR, Alat EMG lebih direkomendasikan daripada Alat Rongsen. IRR Alat EMG lebih
tinggi daripada IRR Alat Rongsen, menunjukkan bahwa Alat EMG menghasilkan keuntungan yang
lebih besar dalam jangka panjang.

3. Payback Period (PP)

Rekomendasi Pengadaan Aset Berdasarkan PP dan NPV

Perhitungan PP:

Alat EMG:

PP:

PP = (Nilai Investasi / Arus Kas Bersih Tahunan)

PP = Rp 146.500.000 / Rp 113.500.000

PP = 1,29 tahun

Alat Rongsen:

PP:

PP = Rp 148.000.000 / Rp 34.000.000

PP = 4,35 tahun

NPV:

NPV = Σ (Arus Kas / (1 + Discount Factor) xTahun)

NPV = (34.000.000 / 1.12x1) + (34.000.000 / 1.12x2) + (32.000.000 / 1.12x4) + (32.000.000 /


1.12x5)

NPV = Rp 122.912.345
TUGAS-5

Yayasan ESA BANDUNG adalah sebuah yayasan yang bergerak dalam bidang jasa pelayanan
kesehatan. Yayasan tersebut saat ini sedang mengumpulkan data keuangan untuk kepentingan
penyusunan anggaran tahun 2014. Data yang telah terkumpul meliputi :

 Rencana Penghasilan dari penjualan jasa, pada bulan Januari, Pebruari. dan Maret tahun 2014
berturut-turut sebagai berikut : Rp. 950 juta, Rp. 1.200 juta, dan Rp. 800 juta. Penghasilan
tersebut sebesar 40 % akan diterima secara tunai dan sisanya dicicil ( kredit ) selama 60 hari.
Diharapkan 60 % dari penghasilan kredit akan diterima dalam bulan yang bersangkutan dan
diberikan potongan sebesar 5%, sisanya akan dilunasi pada bulan berikutnya. Realisasi
Penerimaan pada bulan Desember 2013 adalah sebesar Rp. 750 juta.
 Pembelian barang-barang medis selama bulan Januari., Pebruari. dan Maret adalah berturut turut
sebesar Rp. 475 juta, 850 juta, dan 375 juta.
 Gaji Tetap dan Honorer setiap bulannya Rp. 130 juta
 Biaya pemeliharaan Peralatan Medis Rp. 18 juta perbulan
 Penerimaan yang berasal dari bunga dan deviden pada bulan Januari Rp. 10 juta
 Pada bulan Pebruari Yayasan harus melunasi hutang atas pembelian Peralatan Medis sebesar
Rp. 45 juta
 Pajak perseroan dibayar setiap bulan Pebruari sebesar Rp. 12 juta
 Pada bulan Maret Yayasan menjual beberapa Peralatan Medis yang sudah dianggap kuno
seharga Rp. 85 juta
 Biaya lain-lain : Januari. Rp 24,5 juta, Pebruari. Rp. 38 juta dan Maret. Rp. 20 juta
 Besarnya cicilan kendaraan untuk bulan januari dan pebruari adalah Rp. 60 juta per bulan
 Saldo kas pada akhir bulan Desember 2013 Rp. 25 juta.
 Saldo Kas Pengaman ( Saldo Kas Minimal yang harus ada ) adalah Rp. 75 juta

Saudara diminta :

Susunlah Anggaran Kas untuk tahun 2014, yang meliputi :


a. Anggaran pengumpulan piutang
b. Anggaran transaksi operasional
c. Anggaran transaksi financial
d. Angaran keseluruahn ( gabungan )

Jawab:

a. Anggaran Pengumpulan Piutang

Bulan Penjualan Potongan Penerimaan di Bulan Penerimaan Bulan


Kredit Bersangkutan Berikutnya
Januari Rp. 570.000.000 Rp. 28.500.000 Rp. 342.000.000 Rp 229.500.000
Februari Rp. 720.000.000 Rp. 36.000.000 Rp. 432.000.000 Rp 288.000.000
Maret Rp. 480.000.000 Rp. 24.000.000 Rp. 288.000.000 Rp 192.000.000

b. Anggaran transaksi operasional

Bulan Gaji dan Biaya Biaya lain-lain Total


Honorer Pemeliharaan
Januari Rp. 130.000.000 Rp. 18.000.000 Rp. 24.500.000 Rp 172.000.000
Februari Rp. 130.000.000 Rp. 18.000.000 Rp. 38.000.000 Rp 186.000.000
Maret Rp. 130.000.000 Rp. 18.000.000 Rp. 20.000.000 Rp 168.000.000
c. Anggaran transaksi financial

Bulan Penerimaan Pembayaran Pembayaran Pajak Penjualan Cicilan Total


Bunga & Hutang Peralatan Medis Kendaraan
Dividen
Januari Rp. 10.000.000 - - Rp Rp
60.000.000 50.000.000
Februari - Rp. Rp. 12.000.000 - Rp Rp
45.000.000 60.000.000 93.000.000
Maret - - - Rp 85.000.000 Rp Rp
60.000.000 25.000.000

d. Angaran keseluruahn ( gabungan )

Bulan Kas Masuk Kas Keluar Kas Akhir


Januari Rp. 960.000.000 Rp 222.500.000 Rp. 767.500.000
Februari Rp. 1.052.000.000 Rp. 339.000.000 Rp. 713.000.000
Maret Rp. 513.000.000 Rp 253.000.000 Rp. 260.000.000

Anda mungkin juga menyukai