Anda di halaman 1dari 4

Nama: Feriyanto Adolof | NIM: 231013106 | Pancasila

“Indonesia Menggugat!”
Soekarno

Karangan Indonesia menggugat adalah sebuah pledoi pembelaan Soekarno dalam


pengadilan kolonial di Landraad – Bandung pada tahun 1930. Soekarno, Gatot Mangkupraja,
Maskun, dan Supradinata disidangkan dalam pengadilan kolonial karena dituduh hendak
menggulingkan kekuasaan Hindia Belanda. Soekarno Menyusun dan menulis pledoinya ini
ketika berada di dalam penjara Bantjeuj di Bandung. Pledoi pembelaan karya soekarno ini
berisikan mengenai keadaan politik internasional di masa itu dan kerusakan yang terjadi di
Indonesia ketika berada di dalam penjajahan.

Review Buku “Indonesia Menggugat!”

Karangan ini di tulis soekarno dalam 4 tema besar Pertama, Imperialisme dan
Kapitalisme. Kedua, Imperialisme di Indonesia. Ketiga, Pergerakan di Indonesia. Keempat,
Partai Nasional Indonesia.

1. Imperialisme Tua dan Modern


Indonesia pada masa itu sedang mengalami peruahan jenis imperialisme. Imperialisme
yang dulunya berlangsung di Indonesia di zaman itu ialah imperialism tua. Imperialisme tua
didasarkan dengan motif 3G (Gold, Glory, Gospel). Namun di masa itu Indonesia tengah
dirundungi dengan jenis imperialisme yang baru yaitu Imperialisme Modern. Imperialisme
modern terjadi pada era pasca revolusi industri. Motif utama yang mendasari jenis imperial
yang baru ini ialah lebih pada motif ekonomi.
Perkembangan ekonomi yang cepat dalam abad ke-19, menimbulkan persaingan yang
hebat di lapangan pertanian dan industri. Akibat dari persaingan tersebut, penjualan di tiap-tiap
perusahaan luar negeri menurun sehingga perusahaan tersebut harus mencari pasar baru untuk
menjual produk-produknya. Oleh karena penjualan di negeri sendiri terbatas maka timbulah
keharusan untuk mencari pasar di luar negeri.
Akibatnya perusahaan tersebut mengalir keluar ke negeri-negeri yang belum maju
ekonominya dan pada akhirnya perusahaan tersebut masuk ke Indonesia. Indonesia menjadi
seperti “surga” untuk membangun investasi di masa itu. Alasannya utamanya ialah, upah kerja
untuk buruh begitu rendah. Perusahaan-perusahaan asing tersebut masuk dan berkembang
dengan pesat di Indonesia, mereka mengeruk lahan Indonesia dengan begitu luar biasa, mereka
membayar upah kepada buruh dengan nilai yang begitu rendah. Akhirnya perusahaan asing
tersebut menjadi betah di Indonesia dan pada akhirnya perusahaan tersebut mulai bergerak ke
arah kapitalisme.

Kapitalisme terjadi di Indonesia ketika perusahaan asing tersebut mulai menguasai pasar
penjualan barang Indonesia. Hal itu menyebabkan sangat sulit sekali para pengusaha Indonesia
untuk bersaing dalam usaha. Kapitalisme ini mengakibatkan kehidupan di zaman itu hanya ada
bagi orang-orang yang memiliki kemampuan/kekuasaan.
2. Imperialisme di Indonesia

Indonesia menjadi tempat yang nyaman bagi para kapitalis dan kepada pemerintah colonial
karena memiliki sumber daya yang dibutuhkan oleh mereka. Dengan berkembang pesatnya
imperialism di Indonesia kemudian muncul bencana di indonesia. Alam dan kekayaan alam
Indonesia dikeruk “sampai alam menangis”. Soekarno membeberkan fakta bahwa dari tahun
ke tahun jumlah tanah yang dikuasai imperalis bertambah secara signifikan. Pada mulanya di
tahun 1870 hanya 35.000 bahu, kemudian di tahun 1928 menjadi 2.707.000 bahu. 1 Selain dari
pada itu, soekarno juga membeberkan fakta bahwa tiap tahunnya kekayaan alam yang diangkut
ke Indonesia sedikitnya berjumlah f 1.500.000.0002

Nasib rakyat Indonesia akibat di saat itu seakan tidak bisa bisa diterawang masa
depannya. Rata-rata penghasilan masyarakat miskin di Indonesia hanya sebesar f 0.09 (9 sen
Gulden) perhari. Dan untuk mendapatkan upah tersebut diperlukan kerja keras dan usaha yang
berat. Upah tersebut hanya dapat dibelanjakan makan untuk sehari untuk 1 orang saja. Begitu
beratnya penderitaan bangsa Indonesia di masa itu. Akan tetapi narasi yang berbeda mengenai
kejadian memilukan itu dibangun secara berbeda oleh Kolonial. Di luar negeri, narasi yang
dibangun bahwa keadaan bangsa Indonesia baik-baik saja.
Imperialisme modern membuat nasib rakyat Indonesia hanya sebagai kaum buruh saja.
Imperialisme mengobrak-abrikan rezeki dan pergaulan hidup bangsa, karena di saat itu
penggolongan kelas/kasta individu sangat mencolok. Soekarno mengulik banyak data dan
fakta dalam bagian ini mengenai kerugian-kerugian dan penderitaan yang terjadi di Indonesia.
Soekarno memberikan perhatian yang dalam mengenai penderitaan bangsa Indonesia dalam
pledoinya ini.

3. Pergerakan di Indonesia
Soekarno mengatakan bahwa pergerakan untuk merdeka pasti lahir ketika golongan-
golongan manusia merasakan celaka dan teraniaya oleh suatu kezaliman. Walaupun diberikan
hak atau tidak diberikan hak, diberikan penguat atau tidak diberikan penguat, setiap bangsa
pada akhirnya akan bangun untuk memberontak terhadap perlukan kurang ajar yang dilakukan
oleh Kolonialisme.
Pada dasarnya setiap bangsa akan bangkit ketika titik akhir kesabaran terhadap
ketidakadilan yang menimpanya telah habis, hal ini tidak dapat dibendung. Soekarno
mengatakan bahwa mereka bukanlah menggerakan perlawanan, akan tetapi Soekarno dkk,
bagaikan sungai soekarno mencarikan bagian yang rata dan datar untuk aliran-aliran tersebut
agar makin lama aliran tersebut makin besar dan terjadi banjir yang menuju kepada Lautan
keselamatan. Hal ini berarti bahwa soekarno hanya sebagai alat pembakar semangat bangsa
Indonesia untuk menuju kemerdekaan.

1
Bahu adalah satu ukuran tanah. Satuan bahu banyak digunakan untuk areal pertanian (sawah atau
ladang) dan telah dipakai sejak zaman Hindia Belanda. Luas 1 bahu adalah 7096,5 meter persegi.
2
Symbol “f” merupakan symbol dari mata uang Gulden yang dipakai dalam zaman pemerintahan kolonialisme
di saat itu.
4. Partai Nasional Indonesia
Partai Nasional Indonesia (PNI) merupakan partai yang ingin mengejar dan
mengusahakan keinginan luhur rakyat Indonesia yaitu merdeka dan bebas dari penjajahan. PNI
berkeyakinan bahwa syarat penting untuk memperbaiki semua susunan pergaulan hidup
Indonesia, ialah kemerdekaan Nasional. Oleh karena itu maka semua bangsa Indonesia harus
berfokus pada tujuan kemerdekaan tersebut.

Untuk melakukan hal tersebut maka harus adanya suatu perlawanan. Soekarno
mengatakan “Rakyat yang dijajah hanya bisa mematahkan perlawanan kaum imperialism yaitu
dengan mengambil kekuasaan pemerintahan, yakni dengan mengambil kekuasaan politik”.
Sehingga gagasan dari soekarno ini mengharuskan adnaya kemerdekaan dari bangsa terhadap
penjajah supaya bisa melawan imperialism di Indonesia. Imperialisme memang datang dari
bangsa yang lebih pandai dari kita, imperialisme datang dari negeri yang kebuayaannya lebih
modern dari kita, akan tetapi, kita tidak mau mengakui bahwa imperialism itu mendidik kita
ke arah ke”matang”an ~Karl Kautsky. Hal ini menjelaskan bahwa rakyat Indonesia tidak boleh
mengakui bahwa bangsa ini menjadi maju karena imperialisme.
Soekarno juga menuliskan dalam pledoinya bahwa kemerdekaan bangsa Indonesia akan
diraih dengan berbagai macam cara. Soekarno menyerukan bahwa pada dasarnya bangsa
Indonesia harus mencapai kekuasaan politik. Apabila hal itu tidak dapat tercapai maka PNI
akan memberontak. Memang hanya ada satu cara untuk mencapai kekuasaan politik, hal itu
adalah perang. Tidak ada acara lain untuk mencapai hal tersebut selain adanya perlawanan.
Soekarno juga mengatakan kepada dewan hakim, bahwasannya semangat untuk
mencapai kemerdekaan Indonesia tidak dapat dibendung dengan apapun. PNI sebagai partai
oposisi memang akan melakukan perlawanan. Indonesia telah begitu menderita dengan
penjajahan dan akibat-akibat yang ditimbulkan dari penjajahan tersebut. Maka Sudah saatnya
Indonesia menggugat! Sudah terlalu lama Indonesia dibelenggu dengan jerat penjajahan,
apalagi di masa itu muncul Imperialisme Modern di Indonesia. hal itu membawa rakyat
Indonesia pada titik kesabarannya. Sehingga Apa yang dirasakan oleh soekarno mengenai
kondisi negara yang diobrak-abrikan oleh imperialisme adalah apa yang dialami oleh seluruh
rakyat Indonesia.

Pledoi ini tidaklah pantas untuk dikatakan “Soekarno menggugat” tetapi memang sudah
sepatutnya dikatakan “Indonesia Menggugat” karena apa yang ditulis oleh soekarno ini
merupakan apa yang dirasakan Indonesia di masa itu.
Hal-hal baru yang didapatkan

Dari resensi ini saya mendapatkan suatu pemahaman yang baru yang lebih mendalam
mengenai penderitaan bangsa Indonesia ditengah era masuknya Imperialisme modern yang
membuat perusahan-perusahaan asing masuk di masa itu, bahwa penderitaan rakyat Indonesia
sangat sulit. Hal lain juga bahwa ternyata kehadiran perusahaan asing di Indonesia secara
perlahan membuat mereka menjadi kapitalis di Indonesia. Hal tersebut mempersulit kehidupan
bangsa Indonesia karena rakyat Indonesia sulit mempunyai usaha yang dapat menyaingi
perusahan kapital di Indonesia. hal itu pada ujungnya membuat nasib rakyat Indonesia hanya
sebagai kaum buruh saja.

Penerapan Pribadi

Penerapan pribadi yang saya lakukan setelah membaca buku tersebut adalah bahwasanya
kita tidak mencontohi sifat-sifat manusia kapitalis dalam era imperialisme di Indonesia di masa
itu. Sifat yang mereka miliki ialah ketamakan. Apa yang dilakukan oleh orang-orang tersebut
ialah mencari keuntungan setinggi-tingginya tanpa memikirkan orang lain. Apa yang dikejar
oleh mereka ialah keserakahan. Sebagai orang percaya dosa keserakahan/ketamakan
merupakan salah satu dari 7 Dosa Mematikan “Seven Deadly Sins”. Ketamakan merupakan
sebuah akar dari dosa, sehingga apabila seorang manusia telah memiliki sifat ketamakan di
dalam dirinya maka ia dapat melahirkan dosa-dosa lain. Sehingga penerapan pribadi yang akan
saya lakukan adalah untuk hidup dengan menjauhi dosa keserakahan.

Anda mungkin juga menyukai