Anda di halaman 1dari 5

Pengantar Penulis

 Everything that exists deserves to perish (Mephistopeles)


 Imperialisme Belanda lebih tua daripada imperialisme Inggris dan Amerika. Belanda
hanya mengusahakan perdagangan dan pertanian karena tidak memiliki bahan untuk
memenuhi industrinya.
 Bankir, industrialis, saudagar tinggal di Belanda. Sedangkan buruh dan tani di Indonesia.
 Tuan-tuan tanah Indonesia yang sedikit berarti telah lama menjadi gembala, kuli, atau
kuli tinta!
 Soal pendidikan sengaja dilengahkan oleh Belanda, (sehingga) kaum intelektual menjadi
terbatas.
 Di dalam nisbah sekarang ini nyatalah bahwa tiap pemerintahan bangsa Indonesia
haruslah tunduk kepada kemauan modal asing yang besar. Dan pemerintahan seperti itu
tak akan diakui sebagai berasal dari rakyat dan oleh rakyat!
 Indonesia dapat menaikkan ekonominya jika kekuasaan politik ada di tangan rakyat. Dan
Indonesia akan mendapat kekuasaan politik tidak dengan jalan apa pun, kecuali dengan
aksi politik yang revolusioner lagi teratur, dan yang tidak mau tunduk.
 Kesimpulan untuk mencapai Indonesia merdeka adalah:”Siapa yang percaya bahwa
kemerdekaan bangsa dapat diperoleh dengan perantaraan aksi-aksi parlementer
samalah dengan seseorang di Gurun Sahara yang memburu fatamorgana”. Tetapi siapa
yang mempergunakan sekalian pengetahuannya untuk aksi massa yang teratur, niscaya
memperoleh kemenangan itu seumpama “ayam pulang ke kandangnya”.
 Salah satu penyebab Amerika tidak juga memberikan kemerdekaan kepada Filipina yang
dianggap “telah matang” adalah karena “kemerdekaan Filipina berarti suatu
pemberontakan dan penyembelihan di Asia melawan kekuasaan kulit putih”
 Bila Indonesia mampu mempertahankan kemerdekaanya maka itu akibat kodrat
revolusioner, yakni disebabkan aksi massa : dari massa dan untuk massa
 Disebabkan imperialis, kaum intelektual kita jauh dari aksi massa.
 Selama kaum terpelajar kita melihat bahwa perjuangan kemerdekaan sebagai masalah
akademi saja, selama itulah perbuatan-perbuatan yang diharapkan itu kosong belaka.
1. REVOLUSI
 Revolusi itu bukan sebuah ide yang luar biasa, dan istimewa, serta bukan lahir atas
perintah seorang manusia yang luar biasa.
 Revolusi adalah akibat tertentu dan tak terhindarkan yang timbul dari pertentangan
kelas yang kian hari kian tajam.
 Semakin besar kekayaan pada satu pihak semakin beratlah kesengsaraan dan
perbudakan di lain pihak.
 Tujuan revolusi ialah menentukan kelas mana yang akan memegang kekuasaan negeri,
politik dan ekonomi.
 Werner undvergehen adalah perjuangan kelas terus-menerus hingga tercapai pergaulan
hidup yang tidak mengenal kelas (menurut paham Karl Marx).
 Dalam perjuangan untuk keadilan dan politik, manusia tidak membutuhkan atau
mencari-cari Tuhan lagi, atau ayat-ayat kitab agama, tetapi langsung menuju sebab
musabab nyata yang merusakkan atau memperbaiki kehidupannya.
 Dengan jalan revolusi dan perang kemerdekaan nasional, maka sekalian negeri besar
dan modern tanpa kecuali, melepaskan diri dari kungkungan kelas dan penjajahan.
 Revolusi bukan saja menghukum, sekalian perbuatan ganas, menentang kecurangan dan
kelaliman, tetapi juga mencapai segenap perbaikan dari kecelaan.
 Di dalam masa revolusilah tercapai puncak kekuatan moral, terlahir kecerdasan pikiran
dan teraih segenap kemampuan untuk mendirikan masyarakat baru.
 Satu kelas dari suatu bangsa yang tidak mampu mengenyahkan peraturan-peraturan
kolot serta perbudakan melalui revolusi, niscaya musnah atau terkutuk menjadi budak
abadi.
 Revolusi adalah mencipta!

2. IKHTISAR TENTANG RIWAYAT INDONESIA


A. Pengaruh Luar Negeri

 Riwayat Indonesia tidak mudah dibaca atau ditulis. Dipenuhi dongeng-dongeng tentang
kesaktian dan semacamnya.
 Indonesia tidak pernah menciptakan peradabannya sendiri. Baik agama, pengetahuan,
dsb berasal dari luar negeri.
 Indonesia adalah wayangnya senantiasa, dan luar negeri dalangnya……

B. Bangsa Indonesia yang Asli

 Tatkala bangsa Indonesia asli didesak oleh bangsa Tionghoa dan Hindu mereka pergi ke
Nusantara Indonesia dan telah mempunyai suatu peradaban.
 Mereka tidak berada di bawah kendali mongol seperti bangsa Barat dan bangsa Timur
lainnya.

C. Pengaruh Hindu

 Agaknya hawa tropika di lingkungan khatulistiwalah yang terutama menyebabkan teknik


kita tak maju. (terlalu nyaman akibat SDA yg mendukung)
 Penduduk Pulau Jawa yang suka damai belum mempunyai pertentangan kelas (sehingga
mereka menerima apa saja ajaran dari berbagai macam agama yang datang).
 Indonesia menurut alam,tetapi Hindu-Arab dalam pikirannya.

D. Kegundahan (Pesimisme) Empu Sedah

 (Empu sedah resah karena merasa pengaruh asing di Jawa makin lama makin besar)
 (Pendatang asing sangat mudah diterima dan memiliki banyak pengikut)
 (kerajaan zaman dulu berperang akibat kepentingan para saudagar dan pendatang
asing)

E. Tarunajaya

 Tarunajaya yang berusaha membersihkan kembali darah Kerajaan Mataram gagal


mengalahkan Raja Mataram yang keluar dari garis kebenaran itu (Amangkurat I) akibat
bantuan VOC yamg melaksanakan politik devide et impera keoada kawannya. Sehingga
Tarunajaya berhadapan dengan 3 lawan sekaligus: Belanda, Raja, dan kawan lamanya
(Amangkurat II).

F. Diponegoro
 Tindakan Diponegoro dalam paham ekonomi adalah kontrarevolusioner. Tak pernah kita
baca bahwa dia menentang capital-imperialistis dengan menghidupkan capital nasional.
Ia tidak punya program politik dan ekonomi. Ia merasa terdesak oleh kekuasaan baru
(Belanda) yang menggunakan Mataram sebagai alat sehingga melawan keduanya.
 Kyai Mojo menggelorakan “Perang Sabilullah” bukan perang kebangsaan.
 Bangsa Indonesia masih menjadi budak belian yang penurut. Riwayat bangsa Indonesia
baru dimulai jika terlepas dari tindasan kaum imperialis.

5. KEADAAN RAKYAT INDONESIA


A. Kemelaratan

 “Agaknya setengah dari keluarga rakyat di Pulau Jawa termasuk orang yang mempunyai
tanah, dan selebihnya hidup dari perusahaan dan perdagangan bumiputra ataupun
bukan. Di sana tentulah berates ribu manusia yang tak punya apa-apa, yang kadang-
kadang bekerja pada salah seorang peladang dan dengan tidak pada tempatnya
menamakan dirinya petani”. (Verslag van de Suiker Enquete Commissie hlm.99)
 Industri besar dan kongsi perdagangan menimpakan pajak mereka kepada rakyat yang
melarat.

B. Kegelapan

 Masih saja “pemerintah tani dan tukang warung” Belanda takut kepada universitas dan
sekolah tinggi seperti kepala hantu.
 “Bangsa Indonesia harus tetap bodoh supaya ketenteraman dan keamanan umum
terpelihara”.

C. Kelaliman

 Meski sudah 300 tahun Indonesia berkenalan dengan Peradaban Barat, masih saja
rakyat kita hidup di dalam keadaan yang tak mengenal atau mempunyai hak.
 “Pegawai-pegawai desa mengambil suatu kepunyaan rakyat yang baik untuknya dan
diberikannya yang buruk kepada rakyat yang bodoh”. (Prof. van Vollenhoven)
 Keadilan di Indonesia hanya bagi segolongan kecil, yaitu si penjajah kulit putih. Bagi
bangsa Indonesia yang berhak atas negeri itu, tak ada keadilan dan pengadilan.

Anda mungkin juga menyukai