Anda di halaman 1dari 13

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Aparatur Sipil Negara atau disebut ASN diatur dalam Undang – Undang
Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2023 tentang Aparatur Sipil Negara. Untuk
mewujudkan tujuan nasional dan pelaksanaan cita – cita bangsa dibutuhkannya
pegawai ASN. ASN diserahi tugas untuk melaksanakan tugas pelayanan publik,
tugas pemerintahan dan tugas pembangunan tertentu, maka perlu adanya ASN
yang memiliki integritas, profesional, netral dan bebas dari intervensi politik, bersih
dari praktik korupsi, kolusi dan nepotisme, serta mampu menjalankan peran
sebagai unsur perekat persatuan dan kesatuan bangsa berdasarkan Pancasila
dan Undang – Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
Fakta menunjukkan bahwa banyak ASN mendatangi BKPSDM karena
merasa kesulitan untuk memahami teknis pengisian Sasaran Kinerja Pegawai
(SKP) pada aplikasi SIPIJAR. Selain dikarenakan kurang meratanya informasi
pengisian SKP pada aplikasi SIPIJAR, hal ini juga dipengaruhi oleh rendahnya
motivasi ASN untuk mempelajari hal baru terkait teknologi yang kemudian
berdampak pada budaya menyerahkan pengisian SKP tersebut kepada operator
perangkat daerah yang bersangkutan.
Sasaran Kinerja Pegawai disusun berdasarkan perjanjian kinerja yang
terbentuk dari hasil dialog kinerja dan telah disepakati bersama oleh ASN yang
bersangkutan dengan atasan langsungnya. Oleh karena itu, sudah seharusnya
pengisian SKP pada aplikasi SIPIJAR menjadi tanggung jawab pribadi ASN.
Pengisian SKP pada aplikasi SIPIJAR ini sebagai alat untuk memonitoring kinerja
ASN pada perangkat daerah dan menjadi salah satu syarat yang harus dipenuhi
dalam kenaikan pangkat Pegawai Negeri Sipil serta berpengaruh terhadap Indeks
Profesionalitas ASN (IP ASN). Selain itu, bagi jabatan struktural dan jabatan
fungsional umum atau pelaksana, pengisian SKP pada aplikasi SIPIJAR yang
telah divalidasi oleh atasan langsung secara otomatis terhubung dengan
pengisian kinerja atau aktivitas harian yang berdampak pada 60% perhitungan
tambahan penghasilan pegawai atau disingkat TPP.
Berdasarkan alasan tersebut, dibutuhkan sebuah pedoman teknis berupa
e-book dan video tutorial sebagai upaya untuk meningkatkan pemahaman ASN
mengenai pengisian SKP pada aplikasi SIPIJAR. Diharapkan dengan e-book dan
video tutorila tersebut kedepannya ASN di Lingkungan Pemerintah Kabupaten
Bondowoso dapat melakukan pengisian SKP pada aplikasi SIPIJAR secara lebih
mandiri dan bertanggung jawab.
BKPSDM memegang peranan penting dalam pelayanan publik di
pemerintah daerah, khususnya sebagai poros utama jalannya pelayanan
kepegawaian. Untuk menjalankan tugas dan fungsinya, BKPSDM tentunya
memerlukan Sumber Daya Manusia yang memadai, berikut adalah data pegawai
negeri sipil Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia
Kabupaten Bondowoso Provinsi Jawa Timur.
Tabel 1. 1
Jumlah Pegawai di BKPSDM Kabupaten Bondowoso Provinsi Jawa Timur
Menurut Pangkat dan Golongan

Kategori Pegawai Jumlah Satuan


a Golongan
- Golongan IV 4 Orang
- Golongan III 34 Orang
- Golongan II 27 Orang
- Golongan I 0 Orang
b Jenis Jabatan
- Eselon II 1 Orang
- Eselon III 5 Orang
- Eselon IV 1 Orang
- Fungsional 9 Orang
- Fungsional Umum 47 Orang

Sumber : BKPSDM Kabupaten Bondowoso Provinsi Jawa Timur, Desember


2023

Untuk menunjang kinerja para pegawai, diperlukan anggaran

dan sarana prasarana yang memadai. Pada Rencana Kerja Tahun

Anggaran 2023 BKPSDM Kabupaten Bondowoso Provinsi Jawa Timur


menganggarkan 3 (tiga) Program, 10 (sepuluh) Kegiatan dan 24 (dua

puluh empat) Sub Kegiatan dengan nilai keseluruhan pagu sebesar

Rp.11.157.302.063,- (sebelas milyar seratus lima puluh tujuh juta tiga

ratus dua ribu enam puluh tiga rupiah). Sedangkan untuk sarana

prasarana yang dimiliki BKPSDM Kabupaten Bondowoso Provinsi Jawa

Timur dalam keadaan baik seluruhnya sesuai dengan yang tertuang

pada SAKIP BKPSDM Kabupaten Bondowoso tahun 2023.

Tabel 1. 2
Jumlah Sarana Prasarana di Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber
Daya Manusia Kabupaten Bondowoso Provinsi Jawa Timur

No URAIAN JUMLAH KETERANGAN

(1) (2) (3) (4)


1 Gedung Perkantoran 1 memadai

2 AC Unit 17 unit memadai


3 Alat Komputer Lain 2 unit memadai
4 Alat Pemadam Kebakaran 2 buah memadai
5 Alat rumah tangga lain-lain 9 set memadai
(gordyn+small aksesoris dan
instalasi)
6 Alat rumah tangga lain-lain (meja 1 set memadai
dan kursi tamu)
7 Alat studio lain-lain (tripod stand 4 buah memadai
mic)
8 Camera + attachment 1 buah memadai
9 Dispenser 4 Buah memadai
10 Faximile 1 Unit memadai
11 Handy talky/ walky talky 3 Unit memadai
12 Handy cam 1 Unit memadai
13 Jam elektronik 3 Buah memadai
14 Komputer lain-lain 31 Unit memadai
15 Kursi biasa 80 Buah memadai
16 Kursi kerja pejabat 10 Buah memadai
17 Kursi putar 24 Buah memadai
18 Kursi rapat 36 Buah memadai
19 Lemari arsip untuk arsip dinamis 9 Buah memadai
20 Lemari es 3 Unit memadai
21 Lemari kayu 18 Buah memadai
22 Lensa kamera 2 Buah memadai
23 Loudspeaker 2 Buah memadai
24 Mainframe 1 Buah memadai
25 Meja kayu/ rotan 4 Buah memadai
26 Mesin penghisap debu 2 Buah memadai
(1) (2) (3) (4)
27 Microphone/ wireless mic. 2 Unit memadai
28 Monitor 7 Buah memadai
29 PC unit 20 Unit memadai
30 Personal Computer 6 Unit memadai
31 Printer 20 Unit memadai
32 Proyektor + attachment 3 Unit memadai
33 Rak kayu 11 Buah memadai
34 Scanner 11 Buah memadai
35 Sofa 3 Buah memadai
36 Sound system 4 Buah memadai
37 Televisi 2 Unit memadai
38 Tikar 1 Buah memadai
39 Tustel 3 Buah memadai
40 Unit power supply 3 Unit memadai
41 Uniterruptible power supply 10 Unit memadai
(UPS)
42 Wireless 1 Buah memadai
43 Kendaraan roda 4 2 Unit memadai
44 Kendaraan roda 2 9 Unit memadai
Sumber : Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia
Kabupaten Bondowoso Provinsi Jawa Timur, Desember 2023

Berdasarkan hal tersebut, perlu adanya peningkatan pelayanan

publik oleh BKPSDM dengan penyusunan SOP Cuti ASN sehingga


dapat terlaksananya pelayanan yang maksimal serta tidak memakan

waktu yang lama. Oleh karena itu, penulis mengangkat judul

“PENYUSUNAN SOP CUTI ASN UNTUK MENINGKATKAN

PELAYANAN PUBLIK DI BKPSDM KABUPATEN BONDOWOSO

PROVINSI JAWA TIMUR”.

B. Tujuan

Adapun tujuan dalam pelaksanaan rancangan

aktualisasi ini yaitu sebagai berikut :

1. Memahami, menjiwai serta mengaktualisasi nilai-nilai dasar

(core values) ASN BerAKHLAK dalam pelayanan

kepegawaian di Kabupaten Bondowoso Provinsi Jawa

Timur.

2. Mengidentifikasi dan memberikan solusi terhadap isu utama

banyaknya ASN yang belum memahami persyaratan hingga

alur pengajuan cuti dikarenakan belum ada Peraturan yang

mengatur SOP pengajuan cuti secara rinci di Kabupaten

Bondowoso Provinsi Jawa Timur.

3. Meningkatkan pelayanan kepegawaian yang prima di

BKPSDM Kabupaten Bondowoso Provinsi Jawa Timur

dengen penyusunan SOP Cuti ASN sehingga dapat

terlaksananya pelayanan yang maksimal, tertib dan sesuai

aturan.
C. Ruang Lingkup

Ruang lingkup proses pelaksanaan rancangan aktualisasi

dilaksanakan penulis di Pemerintah Kabupaten Bondowoso Provinsi

Jawa Timur dengan bertempat pada Badan Kepegawaian dan

Pengembangan Sumber Daya Manusia Kabupaten Bondowoso

Provinsi Jawa Timur, dengan berkonsentrasi pada kegiatan

Penyusunan SOP Cuti ASN untuk Meningkatkan Pelayanan Publik di

Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia

Kabupaten Bondowoso Provinsi Jawa Timur.

BAB III
RANCANGAN AKTUALISASI

A. Deskripsi Isu

Berdasarkan pengamatan langsung pada saat magang di Badan

Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Kabupaten

Bondowoso Provinsi Jawa Timur diperoleh isu-isu atau masalah sebagai

berikut:

1. Isu ke 1 : Kurangnya pemahaman ASN mengenai pengisian Sasaran


Kinerja Pegawai pada aplikasi SIPIJAR (Sistem Informasi Penilaian
Kinerja Aparatur).

Perubahan format Sasaran Kinerja Pegawai yang kerap terjadi,

bahkan setiap tahun sehingga ASN mengalami kesulitan dalam

beradaptasi. Penilaian SKP dari format excel berubah menjadi SKP

online berbasis aplikasi lokal SIPIJAR sebagai dasar pembayaran TPP

ASN. Tidak hanya itu namun mulai tahun 2023 ASN di lingkup
pemerintahan Kabupaten Bondowoso juga dituntut untuk malakukan

pengisian di aplikai e-kinerja BKN.

Kondisi yang terjadi saat ini, banyak ASN mengeluhkan

ketumpangtindihan aplikasi tersebut karena cukup membebani dalam

laporan harian, bulanan, serta tahunan, ditambah dengan beban kerja

yang sudah ada. Kurang meratanya informasi mengenai teknis

pengisian fitur-fitur baru pada aplikasi SIPIJAR juga menjadi masalah

utama, dimana salah satu penyebabnya adalah belum ada pembaruan

pedoman teknis pengisian SKP pada aplikasi SIPIJAR. Oleh karena itu

penyusunan e-book dan video tutorial pengisian SKP pada aplikasi

SIPIJAR sangat penting dan perlu segera dilakukan.

2. Isu ke 2: Kurangnya pemahaman ASN mengenai istilah-istilah dalam


penyusunan Sasaran Kinerja Pegawai berdasarkan Peraturan Menteri
Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 6 Tahun
2022.

Perubahan yang terjadi dari Peraturan Menteri Pendayagunaan

Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 8 Tahun 2021 ke

Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi

Birokrasi Nomor 6 Tahun 2022 tentang penyusunan Sasaran Kinerja

Pegawai cukup banyak, sehingga banyak sekali ASN menghubungi

BKPSDM karena tidak memahami arti dari istilah-istilah baru dalam

penyusunan SKP ini. Hal ini ini dikarenakan rendahnya budaya literasi

ASN Kabupaten Bondowoso terkait Peraturan Menteri Pendayagunaan


Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 6 Tahun 2022

3. Isu ke 3 : Belum efektifnya sistem pelaporan SPPD manual untuk


pemberkasan Laporan Pertanggungjawaban dan menyebabkan
penumpukan arsip

Sistem pelaporan untuk SPPD masih belum efektif karena harus

mengedit melalui word, serta pemberkasan transaksi yang rawan hilang

dan rusak jika disimpan dalam waktu yang lama. Kondisi yang terjadi

saat ini yaitu belum maksimalnya sistem pelaporan SPPD manual pada

BKPSDM Kabupaten Bondowoso Provinsi Jawa Timur sehingga sering

terjadinya keterlambatan dalam pencairan dana. Selain itu, belum

maksimalnya pengarsipan juga menyebabkan arsip surat sulit

ditemukan, arsip hilang, surat yang menumpuk serta ruang kantor yang

penuh dengan arsip. Hal ini terkait dengan Smart ASN, yakni

pemanfaatan teknologi untuk menunjang efektivitas dalam

pemberkasan Laporan Pertanggungjawaban. Dalam kasus ini, perlu

adanya sistem penyimpanan yang tepat serta prosedur penyimpanan

arsip yang efektif.

A. Penetapan Core Isu


Identifikasi isu yang sudah ditemukan kemudian dilakukan

suatu penapisan isu untuk membantu dalam menentukan

prioritas masalah, setelah itu prioritas masalah harus segera

mendapatkan intervensi atau solusi. Alat atau metode tapisan isu


yang penulis gunakan yaitu metode penapisan USG (Urgency,

Seriousness, Growth) untuk menetapkan core isu yang

berkualitas sebagai dasar dalam menentukan gagasan dan

penyusunan laporan rancangan aktualisi. Adapun masing-masing

pengertiannya sebagai berikut:

1. Urgency

Berkaitan dengan waktu yang diperlukan untuk

menyelesaikan masalah tersebut. Semakin mendesak

suatu masalah untuk diselesaikan maka semakin tinggi

tingkat urgensi masalah tersebut.

2. Seriousness

Berkaitan dengan dampak dari adanya masalah tersebut

terhadap organisasi. Semakin tinggi dampak masalah

tersebut terhadap organisasi maka akan menimbulkan

masalah-masalah lain atau semakin tinggi tingkat serius

masalah tersebut.

3. Growth

Berkaitan dengan pertumbuhan masalah. Suatu masalah

yang cepat berkembang tentunya makin prioritas untuk

diatasi permasalahan tersebut karena akan memburuk jika

dibiarkan.

Adapun deskripsi kriteria USG dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 3. 1
Keterangan Nilai Pada Kriteria Urgency
Nilai Indikator
5 Sangat mendesak untuk dibahas agar segera diselesaikan
4 Mendesak untuk dibahas agar bisa diselesaikan
3 Cukup mendesak untuk dibahas agar diselesaikan
2 Kurang mendesak untuk dibahas dan diselesaikan
1 Tidak mendesak untuk dibahas dan diselesaikan

Tabel 3. 2
Keterangan Nilai Pada Kriteria Seriousness

Nilai Indikator
5 Sangat besar dampaknya apabila tidak diselesaikan
4 Besar dampaknya apabila tidak diselesaikan
3 Cukup besar dampaknya apabila tidak diselesaikan
2 Kecil dampaknya apabila tidak diselesaikan
1 Tidak berdampak apabila tidak diselesaikan

Tabel 3. 3
Keterangan Nilai Pada Kriteria Growth

Nilai Indikator
5 Sangat besar kemungkinan memburuk bila tidak segera ditangani
4 Besar kemungkinan memburuk bila tidak segera ditangani
3 Ada kemungkinan memburuk bila tidak segera ditangani
2 Kecil kemungkinan memburuk bila tidak segera ditangani
1 Tidak ada kemungkinan memburuk bila tidak segera ditangani

Penggunaan metode USG (Urgency, Seriousness, Growth)

dalam penentuan prioritas suatu masalah dilakukan apabila pihak dari

perencana telah siap mengatasi masalah yang ada, serta hal yang

paling dipentingkan adalah aspek yang dari masalah itu sendiri. Penulis

menganalisa ketiga isu tersebut dengan menjadikan sebagai tabel


berikut:

Tabel 3. 4
Penetapan Core Isu dengan Analisis USG

NO Isu Kriteria Jumlah Peringkat


U S G Nilai Kualitas
1 Kurangnya pemahaman ASN 5 5 5 15 I
mengenai pengisian Sasaran
Kinerja Pegawai pada aplikasi
SIPIJAR (Sistem Informasi
Penilaian Kinerja Aparatur)
dikarenakan kurang meratanya
informasi mengenai teknis
pengisian fitur-fitur baru pada
aplikasi SIPIJAR
2 Kurangnya pemahaman ASN 4 5 5 14 II
mengenai istilah-istilah dalam
penyusunan Sasaran Kinerja
Pegawai berdasarkan Peraturan
Menteri Pendayagunaan
Aparatur Negara dan Reformasi
Birokrasi Nomor 6 Tahun 2022
dikarenakan rendahnya budaya
literasi ASN Kabupaten
Bondowoso
3 Belum efektifnya sistem 4 4 4 12 III
pelaporan SPPD manual untuk
pemberkasan Laporan
Pertanggungjawaban dan
menyebabkan penumpukan arsip

Sumber : Olahan penulis, Maret 2024

Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa yang menjadi

prioritas masalah dan harus segera mendapatkan intervensi atau

solusi yaitu pada isu “Kurangnya pemahaman ASN mengenai

pengisian Sasaran Kinerja Pegawai pada aplikasi SIPIJAR


(Sistem Informasi Penilaian Kinerja Aparatur) dikarenakan

kurang meratanya informasi mengenai teknis pengisian fitur-

fitur baru pada aplikasi SIPIJAR”

Anda mungkin juga menyukai