Anda di halaman 1dari 28

MENYAPA REDUP

Malam sayapmu kini redup


Bintang kini enggan untuk tersenyum
entah malu pada awan angin bertiup mengikuti dinginnya malam
empat anak tanggapun tak bersuara
bisu atau kaku
tak ada kaki yang menjejaki
kemana kalian?
bahkan waktu kini ingin pamit
apa kamu mati atau hidup
di alam bawah sadar
suara orokanmu tak lagi bersua entah kamu lagi menjejaki mimpi

Kendari 20 desember
Resta…

JIWA-JIWA KOSONG

Tak ada yang lebih berarti


semua terlihat tak berbeda
putih akan hitam
hitam takan putih
angan-anganku tak kesampaian
tak ada yang mendengarkan
jiwaku hening
jiwaku redup
jiwaku tak berarti
jiwaku mati
oh ibu...aku tak guna maaf
gunda menghasut
hidup tak asik
inginku berakhir di tepi titik
tak ada yng benar-benar berati.

Kendari 09 juli 2019

“Resta……

LINGKARAN SETAN

Kejam dan anarki itu kami


baik dan intelek itu bukan kami
buruk dan kafir itu kami
bijak dan tepat itu bukan kami
bagaimana kamu menilaiku?
perilaku
sifat
perbuatan

Kami tidak tahu diri


paham yang selalu kamu besarkan
jangan hanya mengkrtik bung
tapi omong kosong yang kamu perankan

Kami yang jalani kami lebih tahu


lebih tepatnya kami bukan setan tak lebih dari belatung kota

Kendari 11 juli 2019


Resta…..

ANTARA PECANDU DAN PENIKMAT

Aroma yang menganggu


aroma yang mengugah
entah dari mana datangnya
yah aku harus kesana
tapi dimana?
di kedai tempat biasa yang sering kita kunjungi
ini masalah rasa
tak bisa untuk ku tunda
aku candu padanya
pesan satu cangkir candu pada si barista
entah aku pecandu atau penikmat aku tak paham?
rasa ini sudah biasa aku nikmati tapi aku terus di tagih unruk merasakanya
aku biasa di panggil si penikmat
tapi apakah layak aku di panggil layaknya penikmat
aku tak paham

Apalah dayaku yang tak pernah paham akan rasa

Bahkan waktu berlalu


hari kian berganti
cangkir demi cangkir aku benar-benar ragu

Siapakah sebenar-benarnya aku

Kendari 19 juli 2018


Resta……
MENCINTAI TAWA MENERTAWAI RINDU

Apa yang kau cari?


apa yang kamu inginkan?
apa yang membawamu kepadaku?

Cinta!

Ah omong kosong

Mengapa kamu iming-iming ingin bersamaku


jika penasaranmu yang membawamu
kamu tak layak kesini
berlayar jauh ketempat yang benar-benar ingin kamu kelabuhi
waktu memang pernah membuat kita bersama
penyesalan menyusulnya
menggugat rindu jadi kebencian
jika kamu bicara rindu
omong kosong apa lagi ini?

Terlalu apatis sampai relung bodoh tak bertuan kau sebut rindu
nyatanya hanya segumpal perasaan tak terbatas
gila!
entah aku harus menertawai rindu ini!

Kendari 19 april 2019


Resta….
DESAHAN JALANAN

Apa gunanya kami dilahirkan?


untuk apa kami ada di dunia ini?
kami lahir dari pertanyaan
terbuang dan terkucilkan
entah apa dosa kami
entah harus bersyukur atau memaki
tapi apa yang harus kami syukuri
dan siapa yang ingin kami maki
ayah ibu sapaan yang ingin ku ucapkan di setiap mataku terbuka
jalanan memang keras
tapi itulah harapan kami
sumber uang
sumber makanan
sumber kehidupan
dimana saya harus belajar
kami ingin mengenal pendidkan
itu hanya mimpi dalam lamunanku!
apakah salah kami bermimpi
tuan seandainya salah berilah kami alasan tentang itu

Kendari 11 juli 2019


Resta….
LISONG SEBATANG HINA

Apa yang perlu kukatakan


kata-kata tak akan membunuhku
korek api yang menyalahkanku
hisapan yang menghidupkanku
yah teman setiamu

Entah disaku mana kau letakan aku?


kiri
kanan
atas
bawah

Paham yang selalu jadi kebanggaan umat


padahal mereka tak paham apa-apa
bakarlah aku
habisi aku
aku hina
asap yang membawa kabar
abu yang menjadi saksi
seandainya dunia jujur
tak apa
mungkin manusia enggan paham
sukar dalam kebodohan
terlalu apatis pada kebiasaan

Hinalah aku sehina-hinanya!

Kendari 20 desember 2019


resta
FILTER PUJIAN

Kau lupa
kau bangga
kau merasa segala-galanya
sajak-sajakku meluluhkanmu
sajak-sajakku membuatmu lupa
sajak-sajakku seakan membawa terbang
bisikanku membuat jiwamu membara-bara
bisikanku membuatmu lupa diri
bisikanku kau anggap madu
seakan hari itu kau tak lebih hina dari binatang
kau anggap dirimu sebagai bintang dan idola
duniamu berbunga-bunga
duniamu menjadi-jadi
hingga kau lupa dunia tapi
tak ingat juga akhirat

Yah sajakku membawamu ke asmara


sadar
ingat

Ketahuilah
ada nalar yang benar-benar membuatmu lupa

Kau lupa mengfilternya


kau lupa menelahnya
kamu terlalu percaya

Asmara yang kini mengkoyak-koyakmu

Kendari 9 maret 2019

resta….
PENGHUJUN TAHUN DAN MUSIM

Januari lalu engan hilang diingatan

Hening kampung dan hangatnya cengkrama keluaga

Namun waktu melahapnya sebagai kenang

Perjalanan menuntunku

Aku tak boleh lupa siapa aku

Aku harus kembali

Aku biasa memanggil tempat itu

Kota pengganjal perut

Musim panas yang lalu di September

Bukan Cuma dedauan yang berguguran tetapi

nyawa

Nyawa yang berjuang untuk keadilan

Katanya merdeka

tapi apakah merdeka itu??

Bukan Cuma dahaga tapi air mata

Kejadian itu membekas dibenakku

Tepatnya dipenghujung tahun desember

menyapa

Bukan cuma hujan yang dinanti

Ada hal yang belum terselesaika

Air mata seorang ibu


Bunyi petir menembus dada

Apa bedanya ketka timah panas menembus

dada

Petir dari mana?

Tembakan itu dari mana?

Hanya suara ledakan yang terdengar

Namun mereggang nayawa

Pilu!!

Entah masih tanda tanya besar

Mereka bersembunyi dibalik

seragam dan profesi

Enggan berkata-kata

Mereka bisu!

Mereka buta!

Mereka tuli!

Di mana mereka!

Siapa mereka!

Apakah mereka masih ber Ibu atau kehilangan

Iba!

Ketakutan dan kemunafikan tempat

Persembunyian mereka!!
Kendari 21 Desember 2019

SAMA-SAMA MANUSIA

Merasa hebat ketika berada di atas

Merasa hebat ketika sedang bijak

Merasa hebat ketika jadi bintang

Merasa hebat ketika sedang menggurui

Merasa hebat ketika sedang banyak harta

Merasa hebat ketika punya segala-galanya

Tak banyak yang merasa hebat ketika hidupnya sederhana

Tak ada yang merasa hebat ketika hidupnya serba pas-pasan

Tak ada yang merasa hebat ketika perut kosong

Tak ada yang merasa hebat

Ketika apa yang diinginkan belum terlunasi

Apa yang membedakan??

Rasa syukur!!

Mereka benar-benar lupa dari mana merekabesar

Mereka benar-benar lupa dari mana mereka berasal


Tak ada yang menghasut mereka untuk lupa

Nafsu?

Ego?keangkuhan?

Kesombongan?

Untuk apa semua itu

Ketika mereka!

Mereka ,ulai menyadari

Mulai bersyukur

Apa yang benar-benar membuat mereka lupa?

Mereka lupa!!

Mereka adalah sama-sama manusia

Kendari 17 april 2019

“resta….
KETIKA REVOLUSI MENGGUGAT TANPA MAKNA

Revolusi!

Revolusi!

Revolusi!

Gemaannya menggema ditengah para aktivis

teriakan itu tak terdengar asing

ribuan teriakan yang sama Nampak dari toa tua itu

entah berapa ribu tangan yang pernah menggenggamnya

apakah teriakan itu akan digubris

masyarakat pun acuh tak acuh

mahasiswa hanya menyuarakan

ketika ditanya visi misi

mereka bungkam

seakan tak ada angin

21 tahun silam para aktivis pun pernah mersakan itu

teriakan mereka masih ada dibenak para petua

para politisi

tapi apakah itu didengarkan??

kami jalan hanya dari doktrin-doktrin

dari kegelisahan

dari keluhan-keluhan
mantam aktivis bunyi ditengah kegentingan

tapi kami dipaksa dibungkam

tapi kami dilarang kritik

tapi kami dilarang menampakkan diri

hokum di negeri kita memang seperti ini

apakah saya masih hidup di 21 tahun silam?

Kata mantan aktivis itu

Sahabat saya pun sampaai sekarang tiada kabar

Hilang ditelan bumi

Padahal dia hanya menulis

Entahlah revolusi terus mengalir

Miris bergema hanya sebagai sahut-sahutan

Kendari 22 Maret 2019


23:59 TANGGAL 31 DESEMBER

tak pandang siapa

tak pandang mengapa

atau mesti bagaimana?

waktu terus berjalan

tak perlu makan

tak perlu minum

tak perlu pekerjaan

tak perlu kendaraantak perlu cinta

tak perlu kesedihan

tapi setiap saat waktu terus bersama kita

dikala senang dan sedih

dikala ibu menyuapi

dikala ayah menasehati

dikala para pekerja kantoran berdesak-desakan dalm bus

dikala nenek tua menyebrang jalan

waktu akan tetap ada

tatkala umat tak memanfaatkan waktu itu!

kehilangan bunga

pikiran batu

lengah akan rerumputan

menganggap batang lebih baik dari pada ranting dan daun


masa oh masa

tak ku kenang kau

bagai badai tapi seprti cermin

malam itu

tepat diwaktu 23:59 tanggal 31desember aku berucap

ibu apakah aku diatur waktu atau waktu yang kuatur?

selamat tahun baru!!!

Kendari 31 Desember 2019

KATANYA SUBUR

tanah yang menjadi bagian dari diriku


tanah yang menjadi bagian dari hidupku

tanah yang menjadi bagian dari alam

tanah yang menjadi bagian dari hewan

tanah yang menjadi bagian dari penguasa

tanah yang menjadi bagian dari pemimpin

tanah yang menjadi bagian dari apapun

katanya subur

hanya kedengarannya

mengapa?

Jika tanah subur tak banyak yang kelaparan

Jika tanah subur tak banyak yang menderita

Jika tanah subur tak banyak yang membunuh

Jika tanah subur tak banyak yang miskin

Jika tanah subur tak banyak yang minta-minta

Miris!!

tanah yang katanya subur banyak memakan korban

bahkan pak tani mati karena tanah suburnya

bahkan pak tani tertimbun karena tanah suburnya

apakah tanah subur memang menginginkan manusia?


siapakah dalang dari semua itu?

petani sendiri mana mungkin

petani tak mungkin mengubur dirinya hidup-hidup

tanpa ada yang menguburnya!!

tanah yang subur akan mati jika terus ditanami

dengan gedung pencakar langit

tanah yang subur tak akan dinikmati keturunan para petani

dimanakah sisa-sisa tanah subur itu

di atas tanah

atau di bawah tanah

Kenadri 5 Januari 2020


KIKISAN RASA

Aku hampir tak kenal siapa diriku?

aku hanya tahu kamu

aku hanya kenal kamu

pikiranku hanya kamu

ucap pemuda disamping jalan

dengan muka binary dan terang

aku tersenyum

mendengar celotehan-celotehan

pikirku!

mungkin rasa kini membungkusinya

mungkin rasa kini menggelindingnya

mungkin rasa kini meracuninya

sampai tengah jalan pun

berubah menjadi taman bunga

ucapannya bagaikan senjata

tingkahnya bagaikan peluru

jawaban yang kini dinantinya

semoga saja…ucapku

disamping trotoar

disisi ruang yang hening


suara ringisan terdengar

aku tak pantas untuknya

aku tak dibutuhkan olehnya

aku tak berarti untuknya

Temanku seorang pemuda

setangkai bunga merah merona

layu ditangan kirinya

mukanya kucil dan kusam

pikirku!

rasa kini mengirisnya

mengikis hati yang ranum

mengiris jiwa yang menginginkan

terungkap dari bola matanya

yang berkaca-kaca

rasa-rasanya rasa menggurui jiwa untuk tak berpikir sehat lagi!!

Kendari 11 Januari 2020

KOREK DI SAKU KIRI

Tak seberapa hargamu!


tampilanmu juga sederhana

lalu!

Tanpa adamu?

rokok tak bisa lagi aku nikmati

buku-buku kiri tidak lagi menarik untuk kubaca

kau bagiku sebagai pelacur

melayani beberapa manusia

kau tidak hina

tapi dihinakan

taka pa

manusia memang seperti itu

saku kiri tempat persembunyianmu

otak kiri pula yang suka membawamu

sejak kapan kau menemani si kretek?

sejak matahari terbit

sejak bulan meredup

sejak obor padam

sejak awan mendung

sejak pata hati

atau sejak sawah tk lagi ditanami padi


entah mengapa?

kau tak lagi digenggamanku

sejak kau keluar dari saku kiri ku

kau enyah

siapa yang membawamu?

om-om ber otak kirikah yang membawamu…?

Kendari 16 Januari 2020

SELEPAS NYAWAKU TELAH KEMBALI

Mati adalah momok wajah menakutkan

mati adalah belati yang paling merenggut manusia


mati adalah keris tajam yang menumpuli

sekujur wujud manusia

malaikat maut?

merangkak

melangkah

berlari

bukan perintah presiden tapi perintah dari maha perintah

ketika namamu sudah masanya

ketika nyawamu sudah dimintai

ketakutan

kegelepan

kehampaan

jawaban dari semua pertanyaan

akan segera kau temukan

kini kecemasan menghampiriku!!

ketika aku telah tiada siapa yang akan

bertanggung jawab pada anak cucuku??

Kendari 19 Januari 2020


RANUM MEMORIA

Desa kecil namun kehangatannya tembus

menerpa matahari

menampar bola lampu

membisukan tangisan-tangisan anak kusam

sebab mereka anak kampung

lalu!

apakah mereka tidak lahir dari janin seorang ibu?

apakah mereka tidak disusui ibunya?

apakah waktu bermain bersama ayahnya hanya lamananya?

sebab ayahnya harus menggarab sawah

paling tidak kampung itu asri

paling tidak makanan kampung sangatlah cukup

ibu yang selalu memasak sayur bayam

ayah yang selalu membuat layangan

untuk skedar mengusir burung-burung

yang menggerogoti padinya

dan itu pula ingatan untuk ayahku

kampung adalah kehangatanku

kampung adalah darahku

kampung adalah hijauku


kampung adalah hidupku

tak perlu beton bajanamun pagar jati punmenjanjikan

untuk sekedar melindungi keluargaa kecil kami

Kendari 19 Januari 2020

SEBAB RASA KOPI TAK LAGI PAHIT

Senja berlalu dilahap langit

aku tak lagi berteduh di bawahnya

gelap mulai menghampiri

kakiku melangkah

berhenti di kedai
lampu menertawaiku

sendiri

sebatang kara

hampa

keramaian tak lagi kunikmati

sebab keasingan membungkusinya

kopi

teh

susu

jus

yah kopi

rasa itu pantas untuk negaraku

kenangan menamparku

wajahku bercaya

menutupi benaluku

senyum itu meracuni rasa kopi

rasa itu menaklukkan gula

diabetes menimpaku

rasa kopi kini tak lagi pahit bukan soal Negara

tapi soal senyum sigadis panda


Kendari 19 Januari 2020

KABAR DI LANGIT SURAU

Lepaskan genggammu

Jemari itu mengikuti langkah kakinya

Larut akan ombak

Berlalu dengan janji

Akan kukenang

Pohon rindang kini berguguran

Kabarmu kunanti

Kemana kamu?

Rindu

Kecewa

Takut

Sedih

hari-hariku mati

pertanyaan besar muncul diujung surau

dilangit-langit rindu kecemasan


beberapa lembaran foto

Tak pernah kulepas

Dompet hadiah dari ibu

Tempatmu kuletakkan

Istimewa..

Pantaskah?

Jarak yang merepotkan

Doa akan merapatkan

Sebab air mata membeku

Dingin tanpa bara

Kendari 29 Januari 2020

Anda mungkin juga menyukai