Anda di halaman 1dari 9

BAB II

KAJIAN TEORI

2.1 Landasan Teori

2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan

Laporan keuangan sebagai data keuangan yang disusun untuk mengetahui

keuangan suatu perusahaan yang terdiri dari laporan laba rugi, neraca maupun

laporan perubahan modal. Harahap (2018:105) laporan keuangan menggambarkan

kondisi keuangan dan hasil usaha suatu perusahaan pada saat tertentu atau jangka

waktu tertentu. Menurut Munawir (2014:2) Laporan keuangan menurut dasarnya

merupakan hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat untuk

berkomunikasi antara data keuangan atau aktivitas suatu perusahaan dengan pihak

- pihak yang berkepentingan dengan data atau aktivitas perusahaan tersebut.

Perusahaan harus menyusun laporan keuangan karena menjadi acuan atau

sarana informasi bagi setiap orang dalam menganalisa maupun dalam melakukan

proses pengambilan keputusan serta untuk menyusun strategi yang akan dilakukan

pada periode akuntansi berikutnya untuk mengembangkan perusahaan tersebut.

Menurut Kasmir (2015:7) “laporan keuangan adalah laporan yang menunjukkan

kondisi keuangan perusahaan saat ini atau dalam suatu periode tertentu.

2.2 Pengertian Harga Saham

Saham sebagai tanda penyertaan modal seseorang atau pihak (badan usaha)

pada suatu perusahaan atau Perseroan Terbatas. Dengan menyertakan modal

tersebut, maka pihak tersebut memiliki klaim (hak) atas pendapatan perusahaan,
aset perusahaan, dan berhak hadir dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS).

Keuntungan memiliki Saham yaitu bisa mendapatkan dividen dan Capital Gain

yang adalah keuntungan ketika investor menjual saham dengan harga yang lebih

tinggi dari harga belinya. Saham merupakan aset yang likuid, jadi mudah untuk

diperjualbelikan.

Harga saham adalah harga suatu saham yang terjadi di pasar bursa pada saat

tertentu yang ditentukan oleh pelaku pasar dan ditentukan oleh permintaan dan

penawaran saham yang bersangkutan di pasar modal (Jogiyanto 2014:172). Harga

saham dapat berubah naik maupun turun dalam hitungan waktu yang begitu cepat.

Harga saham dapat berubah dalam hitungan menit bahkan juga dalam hitungan

detik. Harga saaham berubah – ubah tergantung kepada permintaan dan

penawaran antara pembeli saham dengan penjual saham.

2.3 Struktur Modal

Menurut Kasmir (2016:58) struktur modal merupakan rasio yang digunakan

untuk mengukur seberapa besar hutang perusahaan berpengaruh terhadap

penggelolaan aktiva. Menurut Riyanto (2001:296) Struktur Modal didefinisikan

sebagai perimbangan atau perbandingan antara utang jangka panjang dengan

modal sendiri. Terdapat macam-macam teori yang berhubungan dengan struktur

modal perusahaan. Menurut Santoso (2016;110) teori tersebut diantara lain

sebagai berikut: a) Trade-off Theory (Teori Pertukaran) Teori ini merupakan teori

dimana keputusan struktur modal berkaitan dengan pajak, risiko kebangkrutan,

dan penggunaan hutang (Santoso, 2016), b) Pecking Order Theory Menurut


Santoso (2016) teori ini merupakan teori yang disenangi oleh manajer karena

memiliki hirarki sumber dana yang dibutuhkan dalam menentukan struktur modal

perusahaan dan c) Signaling Theory Menurut Santoso (2016) signal merupakan

suatu pertanda atau isyarat yang dilakukan oleh manajemen kepada pihak investor

tentang bagaimana suatu prospek perusahaan kedepannya.

Adapun rumus yang digunakan dalam menilai Leverage yaitu DER (Debt to

Equity Ratio). DER (Debt to Equity Ratio) merupakan proporsi total hutang

terhadap rata – rata ekuitas pemegang saham (Kasmir 2014:156). Rasio ini

digunakan untuk memberikan gambaran mengenai struktur modal yang dimiliki

perusahaan, sehingga dapat dilihat tingkat risiko tak tertagihnya suatu utang.

Adapun rumus yang digunakan untuk mengukur DER (Debt to Equity Ratio)

adalah sebagai berikut (Kasmir, 2014:158):

Total Hutang

DER=

Ekuitas

2.4 Kebijakan Dividen

Menurut Musthafa (2017:97) kebijakan dividen adalah keputusan yang

dilakukan oleh perusahaan untuk menentukan apakah laba yang dihasilkan akan

dibagikan sebagai dividen atau ditahan dalam bentuk laba ditahan guna investasi

di masa yang akan datang. Menurut Agus Sartono (2010:119) kebijakan

dividen merupakan suatu keputusan untuk menentukan apakah laba perusahaan


akan dibagikan kepada investor sebagai dividen atau akan ditahan dalam bentuk

laba ditahan utnuk pembiayaan investasi di masa mendatang.

Dalam pembagian dividen, mekanisme yang digunakan umumnya ada 2,

yakni dividen interim dan dividen final. Dividen Interim: Mekanisme pembagian

dividen yang diberikan dalam jangka waktu sebelum pembukuan keuangan

perusahaan akan ditutup atau waktunya masih berjalan. Kebijakan dividen dapat

dihitung dengan membandingkan dividen dan laba bersih perusahaan. Pada

penelitian ini kebijakan dividen diukur dengan DPR (Dividend Payout Ratio).

Adapun rumus yang digunakan untuk mengukur DPR (Dividend Payout Ratio)

adalah sebagai berikut (Gitman dan Zutter 2012:577):

Total Dividen

DPR = × 100

Total Laba

2.5 Profitabilitas

Profitablitas merupakan rasio yang mengukur kemampuan perusahaan untuk

menghasilkan laba baik dalam hubungannya dengan penjualan, aset maupun laba

bagi modal sendiri, dengan demikian bagi investor jangka panjang akan sangat

berkepentingan dengan analisis profitabilitas ini misalnya bagi pemegang saham

akan melihat keuntungan yang benar – benar akan diterima dalam bentuk dividen

(Sartono, 2012:122). Rasio Profitabilitas (Profitability Ratio) adalah rasio atau


perbandingan untuk mengetahui keahlian perusahaan untuk memperoleh laba dari

pendapatan (earning) terkait penjualan, aset, dan ekuitas berdasarkan pengukuran

tertentu.

Rasio profitabilitas yang sering dipakai untuk meninjau kemampuan

perusahaan dalam menghasilkan laba yang dipakai dalam akuntansi keuangan

yaitu Rasio Pengembalian Aset (Return on Asset Ratio). ROA (Return On Asset)

merupakan rasio yang memperlihatkan hasil (return) atas jumlah aktiva yang

dimanfaatkan dalam perusahaan. ROA (Return On Asset) merupakan suatu dasar

tentang daya guna manajemen dalam melaksanakan investasinya, di samping itu

hasil pengembalian investasi menunjukkan produktivitas dari seluruh dana

perusahaan baik modal pinjaman maupun modal sendiri. Semakin rendah (kecil)

rasio ini semakin kurang baik, demikian pula sebaliknya. Artinya rasio ini

digunakan untuk memperkirakan efektivitas dari keseluruhan operasi perusahaan.

Menurut Kasmir (2008) ROA (Return On Asset) merupakan rasio yang

menunjukkan hasil (return) atas jumlah aktiva yang digunakan dalam perusahaan.

ROA (Return On Asset) dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa

adalah rasio yang menunjukkan seberapa banyak laba bersih yang bisa diperoleh

dari seluruh kekayaan yang dimiliki perusahaan, karena itu digunakan angka laba

setelah pajak dan rata-rata kekayaan perusahaan. Dengan demikian rasio ini

menghubungkan keuntungan yang diperoleh dari operasinya perusahaan dengan

jumlah investasi atau aktiva yang digunakan untuk menghasilkan keuntungan

operasi tersebut. ROA (Return On Asset) adalah rasio pendapatan setelah bunga
dan pajak (EAT) atau net pendapatan dibagi dengan nilai buku aset di awal tahun

fiskal (Bambang R, 2012:335). Adapun rumus yang digunakan untuk mengukur

ROA (Return On Asset) adalah sebagai berikut Kasmir (2014):

Laba Setelah Pajak


ROA = × 100%
Total Aset

Tabel 2.1
Penelitian Terdahulu

NO PENELITIAN SAMPEL VARIABEL DAN HASIL PENELITIAN


DAN TAHUN METODE ANALISIS
1 Febby Sampel CR, DER, ROE dan Hasil penelitian
Trinanda yaitu Harga Saham menunjukan bahwa
Partomuan perusahaan Regresi Linier Berganda variabel Current Ratio
(2021) sub sektor (CR) dan Return on
konstruksi Equity (ROE) tidak
yang berpengaruh secara
masuk parsial
dalam terhadap harga saham,
Indeks sedangkan Debt to
IDX Value Equity Ratio (DER)
30 berpengaruh secara
parsial
terhadap harga saham.
Current Ratio (CR),
Debt to Equity Ratio
(DER) dan Return on
Equity
(ROE) berpengaruh
secara simultan terhadap
harga saham
2 Imam Hambali sampel Struktur Modal, Hasil penelitian ini
(2019) sebanyak 9 Kebijakan Dividen dan menunjukkan bahwa
perusahaan Harga Saham variabel Struktur Modal
dengan 45 Regresi Linier Berganda terhadap Harga Saham
laporan tergolong rendah
keuangan berpengaruh dan
untuk bersifat negatif.
periode Sedangkan Kebijakan
2013-2017 Dividen terhadap Harga
Saham memiliki
pengaruh yang rendah
dan sedang
positif. Dan
menunjukkan bahwa
Struktur Modal
berpengaruh terhadap
Harga Saham dan
Kebijakan Dividen
mempengaruhi Harga
Saham.
3 Muhammad Populasi Struktur Modal, Hasil penelitian
Ircham, penelitian Profitabilitas Dan menyimpulkan bahwa
Siti Ragil ini adalah Harga Saham ROE, EPS, DAR, DER
Handayani, perusahaan Regresi Linier Berganda secara simultan
Muhammad makanan memiliki pengaruh
Saifi (2014) dan signifikan terhadap
minuman harga saham. Secara
yang parsial DER, DAR dan
terdaftar di EPS memiliki pengaruh
Bursa Efek positif terhadap harga
Indonesia saham, sedangkan ROE
tahun berpengaruh negativ
2009-2012 terhadap harga saham.
sebanyak Dan EPS
14 memiliki pengaruh
perusahaan dominan terhadap harga
saham
4 Sri Sampel DER, ROA, dan DPR dan Perolehan simpulan
Hermuningsih,yang Return Saham penelitian menunjukan
Alfiatul digunakan Regresi Linier Berganda Return On Assets
Maulida, Novaialah mampu mempengaruhi
Dwi teknik berarah positif dan
Andriyanto purposive signifikan sedangkan
(2022) sampling, Debt to Equity Ratio,
dengan dan Dividend Payout
hanya 9 Ratio tidak berpengaruh
(sembilan) Return saham
perusahaan
yang
memenuhi
kriteria
5. Rizky Kusuma Diperoleh ROA,ROE,DER,DPR,dan Hasil penelitian ini
Kumaidi dan 30 LDR dan Harga saham menunjukkan bahwa
Nadia perusahaan Regresi Linier Berganda pada kapitalisasi kecil,
Asandimitra yang ROA dan ROE
(2017) memenuhi berpengaruh positif
kriteria. terhadap harga saham,
sedangkan
DER, DPR, dan LDR
berpengaruh negatif
terhadap harga saham.
Kemudian pada
kapitalisasi besar, DPR
berpengaruh positif
terhadap saham
harga, sedangkan ROA,
ROE, DER, dan LDR
berpengaruh negatif
terhadap harga saham.

Sumber: Kerangka Berpikir (2023)

KERANGKA BERPIKIR

Kerangka penelitian ini sebagai berikut:

Struktur Modal (X1)


H1

Kebijakan Dividen (X2) Harga Saham (Y)


H2

H3
Profitabilitas (X3)

H4

Keterangan:

Pengaruh secara simultan

Pengaruh secara parsial

2.6 Hipotesis
Berdasarkan uraian kerangka pemikiran, maka penulis dapat menyimpulkan

beberapa hipotesis yang telah diuraikan sebelumnya, diantaranya:

H1 : Struktur Modal berpengaruh secara parsial terhadap Harga Saham

H2 : Kebijakan Dividen berpengaruh secara parsial terhadap Harga Saham

H3 : Profitabilitas berpengaruh secara parsial terhadap Harga Saham

H4 : Struktur Modal, Kebijakan Dividen dan Profitabilitas berpengaruh secara

simultan terhadap Harga Saham

Anda mungkin juga menyukai